• Tidak ada hasil yang ditemukan

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

         

Hak cipta dan penggunaan kembali:

Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.

Copyright and reuse:

This license lets you remix, tweak, and build upon work

non-commercially, as long as you credit the origin creator

and license it on your new creations under the identical

terms.

(2)

BAB III

PELAKSANAAN KERJA MAGANG

Kedudukan dan Koordinasi 3.1.

3.1.1. Kedudukan

Di MAIKA Collective Studio, walaupun awalnya penulis mendaftar sebagai intern graphic designer, namun kemudian ditempatkan sebagai intern motion graphic designer. Hal itu dikarenakan kemauan penulis untuk belajar lebih mengenai motion. Pada eksekusi dalam mengerjakan sebuah projek penulis selalu bekerja satu sama lain dengan rekan kerja. Tujuannya agar terbangun sebuah kerjasama tim yang memberikan efektifitas secara penuh agar sesuai dengan timeline yang sudah disetujui baik oleh studio maupun klien.

Posisi intern di MAIKA collective studio berada dibawah art, creative directior dan graphic designer yang secara langsung memberikan brief.

Koordinator setiap projek bisa berbeda-beda menyesuaikan ketersediaan waktu tiap personil. Biasanya setiap progress, sebagai intern penulis melakukan asistensi secara terbuka sehingga bisa menerima masukan dari setiap rekan kerja.

3.1.2. Koordinasi

Pada eksekusinya, penulis berada dibawah koordinasi baik Art Director maupun Creative Director. Creative Director biasanya akan selalu memantau kinerja setiap personil dalam tim untuk menghasilkan karya dengan kualitas yang baik, selain itu juga membuka diskusi kepada seluruh tim baik mengenai proyek baru maupun yang sedang berjalan. Berikut, alur dan stuktur kerja di MAIKA Collective Studio sebagai berikut :

1. Meeting

Alur koordinasi diawali dengan meeting antara acoount executive dan bagian Creative, bagian creative disini bisa melingkupi baik art airector, creative director, desainer grafis dan motion artist. Bila klien merupakan klien baru, biasanya MAIKA Collective Studio, akan melakukan pitching dengan

(3)

mempersentasikan beberapa artworks untuk menjalin hubungan yang potensial kedepannya. Setelah presentasi dari pihak MAIKA Collective Studio, calon klien akan memberikan brief singkat mengenai projek yang akan dijalani. Account executive akan mengajukan beberapa pertanyaan terkait proyek desain yang akan dirancang. Meeting selesai, bila kesepakatan harga, waktu dan kapasitas dari proyek tersebut.

2. Briefing

Hasil meeting kemudian dilanjutkan ke seluruh tim. Dengan menjelaskan proyek yang akan dikerjakan, diikuti oleh perancangan pembagian tugas kemudian brainstorming.

3. Open Disscusion

Brainstroming yang kemudian dilakukan kemudian akan difokuskan kepada satu orang yang akan memimpin direksi visual. Orang tersebut kemudian akan merapihkan hasil brainstorming mengembangkan lewat moodboard dibantu oleh beberapa tim untuk mendukungnya. Hasil akhirnya kemudian akan dipresentasikan ke seluruh tim, untuk membuat diskusi terbuka mencapai suatu yang baru dan fresh, serta masih memiliki ciri khas MAIKA Collecive Studio.

4. Eksekusi

Art director kemudian akan membagikan tugas sesuai ketersediaan tim pada waktu tersebut. Hal ini dikarenakan biasanya dalam sekali pengerjaan, MAIKA Collective Studio biasanya memegang sekitar 1 – 3 projek sekaligus.

Selama proses pengerjaan, art director juga ikut berperan dan memantau dalam segi desain untuk menjaga kualitas. Account executive mengingatkan tentang tengat waktu yang sudah direncanakan oleh kedua belah pihak. Yang kemudian, hasil akhir dari artwork yang dibuat akan disusun dalam bentuk presentasi. Biasanya juga bekerjasama dengan outsources seperti produser musik, dan pengunaan jasa render secara online.

(4)

5. Revisi

Selama proses pengerjaan, komunikasi dengan pihak klien masih berlangsung untuk meminimalisir revisi yang melebihi keputusan bersama. Secara langsung akan direspon. Proses revisi biasanya disesuaikan dengan perjanjian, namun untuk menjaga performa biasanya sekitar 2-3 kali.

6. Finalisasi

Desain yang kemudian sudah disetujui oleh klien akan difinalisasi. Desain yang sudah dipresentasikan, kemudian dipisahkan sesuai kebutuhan yang diinginkan. Untuk tahap finishing, seperti slicing untuk stage LED bagi keperluan event, dan mengatur ukuran yang tepat. Kemudian dilanjutkan ke mitra kerja lainnya, seperti pihak FOH dan percetakan bila diperlukan.

7. Eksekusi di lapangan (tidak wajib, menyesuaikan kebutuhn)

Setelah finishing, bila sebuah acara akan berlangsung, seluruh tim akan turun kelapangan sehari sebelum untuk memastikan semuanya berjalan dengan lancer dan melengkapi kekurangan yang ada, serta melengkapi kekurangan.

Saat acara berlansung seluruh tim juga aktif berperan bersama FOH dan pihak event dari klien baik dalam visual, lighting, dan sound.

8. Proyek selesai

Kemudian semua data output hasil akhir diberikan kepada klien sesuai perjanjian, ditutup dengan klien melakukan sisa pembayaran yang belum lunas.

Gambar 3.1. Bagan Alur Koordinasi

(5)

(Sumber: www.maikacollective.com)

Tugas yang Dilakukan 3.2.

Berikut rincian projek yang dilakukan penulis dalam hitungan perminggu selama masa magang berlangsung di MAIKA Collective Studio:

Tabel 3. 1. Detail Pekerjaan Yang Dilakukan Selama Magang

No. Ke Minggu Proyek Projek yang dikerjakan

1.

Ke – 1 (18 Juli – 21 Juli 2017)

1. Introduction Exploration

2. Soundrenaline Stage Visual - Composition

2.

Ke – 2 (24 Juli – 28 Juli 2017)

1. Soundrenaline Stage Visual – Parallax Assets

Stage Visual – Parallax Motion 2. Gogirl Motion for presentation

3.

Ke – 3 (31 Juli – 04 Agustus 2017)

1. Soundrenaline Stage Visual – Parallax Assets

2. NSPM Typography Layout Treatment

4.

Ke – 4 (07 Agustus – 11 Agustus 2017)

1. WTF Filling

2. LUMIX Visual Effect Addition

5.

Ke – 5 (14 Agustus – 18 Agustus 2017)

1. Soundrenaline

Typography Exploration Assets

Typography Exploration Composite

Stage Visual – footage Effect Treatment

2. NSPM Typography Layout – Revisi (01) 6. Ke – 6 (21

Agustus – 25 1. Soundrenaline Stage Visual – Visual Motion Composite

(6)

Agustus 2017)

7.

Ke – 7 (28 Agustus – 1 September 2017)

1. Soundrenaline

Stage Visual – Visual Motion Composite

Typography Exploration Composite

8.

Ke – 8 (04 September – 08

September 2017)

1. Soundrenaline

Stage Visual – Visual Motion Composite

Typography Exploration Composite

Finisihing in sizing

9.

Ke – 9 (11 September – 15

September 2017)

1. SWC Photobooth arranging composition

Typography treatment Addition

10.

Ke – 10 (18 September – 22

September 2017)

1. Tiket.com Storyboard Illustration

Styleframe in the making

2. GAC Videoboard Exploration for music Video

Uraian Pelaksanaan Kerja Magang 3.3.

Seperti yang tercantum pada table 3.1, penulis mengerjakan berbagai macam proyek yang berfokus pada motion graphic dan beberapa proyek desain. Setiap proyek memiliki kesulitan dan kendala yang berbeda satu sama lain sehingga membutuhkan penyelesaian yang menyesuaikan tiap masalah.

Dalam proses kerja magang, penulis mendapatkan banyak pelajaran dan pengalaman baru melalui proyek dan sistem pengerjaan yang dijalani. Penulis mengerjakan Typography motion, motion exploration, visual effect, editor, bahkan

(7)

belajar peran industri secara langsung pada acara live. Yang fokusnya pada penyampaian visual stage, sound, hingga mencoba filling data mengiikuti alur dalam acara dari gladiresik hingga selesai.

Penulis dituntut untuk berani mengeksplorasi, mempergunakan waktu secara efektif dan mampu menyampaikan maksud dari klien yang sudah di-brief oleh Art Director. Hasil output juga harus sesuai dengan kualitas yang dijaga oleh studio, oleh karena itu tidak boleh meninggalkan aspek ‘fresh’ dalam menyelesaikan suatu proyek.

Penulis mengerjakan beberapa proyek untuk mendukung art director, bekerja sama dengan seluruh tim. Biasanya bila ada acara yang berlangsung, penulis akan siap siaga untuk melaksanakaan kekurangan yang ada. Dalam kesehariaanya, penulis selalu berusaha untuk terus menjadi supporting, sehingga selalu mengisi waktu dengan bekerja. Karena timeline pengerjaan yang sangat sibuk, sehingga menuntut keefektifan dalam bekerja. Berikut beberapa pekerjaan yang dilakukan penulis selama proses magang:

3.3.1. Proses Pelaksanaan

3.3.1.1. Soundrenaline (Typography Motion)

Gambar 3. 1 Stage utama Soundrenaline 2016 (Sumber: soundrenaline.com)

(8)

Soundrenaline merupakan acara musik tahunan terbesar yang diadakan Sampoerna setiap tahunnya, berdiri sejak 2005. Yang dimeriahkan oleh musisi, band dan artis lokal yang bergerak dibidang kreatif. Bertajuk konser musik yang akan diadakan di GWK Bali pada tahun 2017. Terbagi dalam 4 stage, Stage A Mild yang merupakan stage utama, Stage mild, Stage menthol dan Stage Slim.

Stage dinamai sesuai dengan tipe rokok yang dirilis oleh sampoerna.

Gambar 3. 2 Stage utama Soundrenaline 2017 (Sumber: soundrenaline.com)

Soundrenaline juga menggait pekerja kreatif untuk melakukan mural pada venue sehingga memberikan kesan baru dan unik. Pada malam puncaknya, stage utama tahun ini akan menghadirkan special performance yang mengkolaborasi Stage visual, Music Performance, dan Dance untuk memberikan pengalaman yang berbeda yang hanya bisa dirasakan di konser musik Soundrenaline. MAIKA Collective Studio, dipercayakan oleh Event organizer yang memegang acara ini untuk bertanggung jawab atas stage utama untuk membuat Visual Stage.

1. Brief

Disaat penulis mendapatkan proyek ini, penulis diberikan aset berupa kumpulan foto hasil dokumentasi acara beberapa tahun lalu. Tujuannya untuk membuat visual motion yang untuk membangun emosi penonton lewat gambaran perjalanan soundrenaline tiap tahunnya. Setelah itu

(9)

diberikan juga detaiil ukuran LED Stage untuk menyesuaikan dengan hasil akhir yang akan dibuat. Terdiri dari 3 LED utama dan 4 LED pendukung.

Gambar 3. 3 Stage A Preview (Sumber: Dokumentasi MAIKA)

Sehingga membuat komposisi secara keseluruhan kemudian dislice.

Pengunaan warna juga sudah didireksi agar tidak jauh dari warna promosi dan warna merah dari brand color Sampoerna.

Gambar 3. 4 Ukuran Slicing & Ukuran Stage A Mild (Sumber: Dokumentasi pribadi)

Visual Stage yang dibuat untuk melengkapi Special performance yang akan diadakan pada malam puncak. Special Performance terdiri dari 3 lagu yaitu, Trabas, Ekspresi, Brighter Under The Sun. Lagu awal lebih mengarah kepada sesuatu yang lebih menarik perhatian para penonton sehingga memberikan semangat yang lebih membara. Karena ingin menyampaikan sesuatu yang ditunggu – tunggu akan datang kembali.

(10)

Gambar 3. 5 Media promosi sebagai acuan warna yang akan dikembangkan (Sumber: soundrenaline.com)

Kemudian dilanjtukan dengan lagu kedua, yaitu lagu ekspresi. Lagu ini melanjutkan lagu pertama yang dimana setelah semangat kembali dibangun, para penonton diberi kesempatan untuk berekspresi guna mendukung tema

“UNITED WE LOUD” Soundrenaline tahun ini.

Ditutup dengan lagu Brighter Under The Sun sebagai lagu puncak yang mengambarkan semangat untuk terus berjuang lebih memberikan nilai positif pada setiap individu penonton, sehingga meninggalkan momen yang tak terlupakan. Penulis diminta membuat stage visual untuk bagian lagu kedua. Sehingga appoarch yang dituju lebih ke ekspresi emosi para penonton.

2. Sorted

Penulis memilih beberapa foto – foto yang potensial untuk mengambarkan emosi penonton sesuai brief yang diberikan oleh art director. Kumpulan foto diambil dari soundrenaline 2005 hingga 2016. Setelah itu, foto tersebut diedit sehingga dapat mengiikuti direksi yang sudah ditetapkan. Metode yang digunakan untuk membuat visual stage motion terbagi menjadi tiga macam; yaitu parallax, double layer, dan kaleida. Metode tersebut dipilih

(11)

karena hasil observasi lapangan untuk merespon tema visual yang banyak disukai target pasar saat itu.

Gambar 3. 6 Contoh komposisi kaleida

(Sumber: youtube.com)

Gambar 3. 7 Contoh komposisi parallax (Sumber: youtube.com)

Gambar 3. 8 contoh komposisi Double Layer (Sumber: youtube.com)

3. Styleframe in Making

Setelah memilah foto, kemudian penulis melanjutkan tahap pembuatan styleframe. Penulis membagikan 3 styleframes untuk masing- masing metode yang sudah dipilih. Dan 1 footage diambil dari hasil pengembangan metode yang hasilnya paling menarik.

Pertama, penulis mengerjakan metode double layer, dengan membagi foto yang sudah dipilih menjadi per-layer tiap object. Hal itu guna memberikan

(12)

dimensi ruang pada bidang 2D. Aturan layout kemudian disesuaikan dengan ukuran LED Stage.

Gambar 3. 9 preview dari A stage

(Sumber: Aset dari Sampoerna)

4. Composite

Namun, dalam perjalanannya penulis mendapatkan direksi dari art director untuk merombak keseluruhan visual yang dibuat karena permintaan dari client. Brief yang baru mengharuskan penulis untuk mengulang kembali pemilihan aset yang akan dikomposisi. Aset yang sebelumnya berupa foto kemudian diganti menjadi video. Penulis kemudian membuat sekitar 7 komposisi. Komposisi yang dibuat harus menyesuaikan brand dari festival musik soundrenaline yang cenderung bebas dan tidak simetris. Aset video diambil dari iklan video yang sudah disediakan oleh pihak sampoerna.

Berikut proses dan hasil komposisi yang dibuat oleh penulis untuk bagian lagu kedua yaitu ekspresi.

(13)

Tabel 3. 2. Detail sebelum dan hasil sesudah stage visual soundrenaline No. Asset Asli Hasil modifikasi

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

(14)

Setelah menyelesaikan bagian – bagian video footage, penulis diminta untuk mengabungkan footage yang telah dibuat dengan keseluruhan lagu. Pada pengerjaan penulis dipantau oleh client bersama dengan seluruh personil studio. Hal itu dikarenakan hasil pengerjaan sebelumnya kurang diminati oleh client dengan alasan kurang sesuai dengan brand promise yang dibawakan oleh sampoerna dan dikarenakan hasilnya kan segera diigunakan pada stage dalam waktu dekat.

Melewati tahap komposisi pada video, penulis melanjutkan ke tahap pembuatan tipografi untuk mendukung membangun emosi dari penonton.

Tipografi yang dibuat diambil dari brand message yang menjadi poin untuk mengambarkan brand sampoerna lewat music festival soundrenaline.

Berikut detail dari brand messages yang akan di olah:

1. The Day has begun 2. Together We stand 3. Stronger As one 4. We Dream We Act 5. Aim Higher

6. Together We Become 7. United We Loud 8. Paint Your Future 9. Be You

Penulis bertanggung jawab dalam menata tulisan hingga pergerakan yang akan dibuat, penulis menyesuaikan dengan lirik lagu dalam meletakan brand messages dengan pengaplikasian gerak yang akan digunakan. Berikut detail hasil yang telah dikerjakan oleh penulis. Setelah itu akan digabungkan dengan footage pada ketiga lagu yang akan ditampilkan.

(15)

Gambar 3. 10 Style Frame Brand Message No. 1 & 2 (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3. 11 Style Frame Brand Message No. 3 & 4 (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3. 12 Style Frame Brand Message No. 5 & 6 (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3. 13 Style Frame Brand Message No. 7 & 8 (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

(16)

Gambar 3. 14 Style Frame Brand Message No. 9

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Footages yang telah dibuat kemudian digabungkan dengan video yang sudah dikomposisi sebelumnya. Berikut salah satu contoh hasil yang telah digabungkan.

Gambar 3. 15 Contoh Tipografi dan footage yang sudah digabungkan (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Pada saat pengaplikasian visual dipanggung, penulis diminta oleh art director untuk membuat stage visual pembuka untuk menarik minat penonton

(17)

mengunakan pendekatan pada tipografi, namun tidak terlalu ramai. Berikut hasil yang telah dibuat oleh penulis dalam bentuk screenshoot.

Gambar 3. 16 Visual Stage pembuka (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

3.3.1.2. NSPM (Layout Typography Treatment)

1. Brief

Penulis diminta untuk memodifikasi tipografi dari sebuah video promosi sebuah advokasi di Jakarta, yaitu NURJADIN SUMONO MULJADI PARTNERS.

Penulis diminta untuk mengeksplorasi kemungkinan layout dan motion yang dapat digunakan dalam video. Pendekatan yang diberikan art director merujuk pada opening title sequence pada film series yang ada pada NETFLIX.

Gambar 3. 17 Refrensi Title Sequence : Lawrence of Arabia

(18)

(vimeo.com)

Gambar 3. 18 Refrensi Title Sequence The Crown (vimeo.com)

Dalam proyek ini penulis dipercayakan secara keseluruhan memegang proyek ini sendiri dengan arahan dari art director dan masukan dari seluruh tim.

2. Eksplorasi tipografi dan layout

Sebelumnya proyek sudah dikerjakan, namun karena kemauan klien. Bagian tipografi semuanya harus diubah. Penulis memulainya dengan memilih beberapa font untuk mengambarkan sebuah law firm yang terpercaya, oleh karena itu penulis memilih beberapa font serif; seperti Libre Baskerville dan Times New Romans.

Gambar 3. 19 Libre Baskerville Font Family (dafont.com)

(19)

Gambar 3. 20 Libre Baskerville Font Family (dafont.com)

Hal itu dikarenakan serif dapat memberikan kesan dewasa dan serius yang secara tersirat mengambarkan bidang hukum yang tegas. Kemudian pilihan jatuh pada Libre Baskerville, karena melihat font tersebut memiliki karakteristik yang kuat.

Gambar 3. 21 Grid 8 : 6 (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Setelah itu, penulis mengatur kembali tata letak sesuai grid 8 : 6 untuk mendapat grid yang proporsional pada setiap scene dalam video yang berukuran 1920 x 1080 px . Berikut perbedaan sebelum dan sesudah di relayout:

Mulanya penulis melakukan eksplorasi terhadap layout sebagai tahap awal.

(20)

Gambar 3. 22 Styleframe pertama (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3. 23 Scene 1 – NSPM Video Promotion (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3. 24 Scene 2 – NSPM Video Promotion (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Pada scene kedua, penulis mengiikuti saran dari art director untuk bereksplorasi dengan bidang 3D yang digabungkan dengan tracking pada After Effect. Penulis kemudian mencoba memberi poros pada tipografi keseluruhan pada pergerak gedung. Selain itu penulis juga bereksplorasi dengan huruf, mengunakan metode 3D dan fade in yang

(21)

termodifikasi untuk memberikan treatment lebih pada tulisan. Berikut detail perframe tentang perubahan detail yang diberukan pada setiap huruf.

Gambar 3. 25 Detail fade in Jakarta mengunakan efek opacity (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3. 26 Scene 3 – NSPM Video Promotion (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Demikian juga diaplikasikan pada scene kedua, yang lebih bermain pada bidang 3D karena memiliki space yang lebih luas.

Gambar 3. 27 Detail Fade in dan 3D pada scene 02 (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3. 28 Scene 4 – NSPM Video Promotion (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

(22)

Pada scene 4, penulis menggunakan masking pada objek tulisan dengan poros pergerakan oranng didepannya untuk membuat tulisan seakan merespon footage pada yang akan membuat styleframe lebih hidup. Penulis juga mengunakan tracking untuk membuat pergerakan lebih dinamis.

Gambar 3. 29 Detail pengunaan masking dan tracking (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3. 30 Scene 5 – NSPM Video Promotion (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Pada scene 5, penulis masih mengunakan metode 3D, dan fade in. Pengunaan metode yang minimalis guna membentuk karakteristik untuk mendukung NSPM sebagai law firm yang konsisten dan dapat dipercaya.

Gambar 3. 31 Detail Scene 5 (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

(23)

Gambar 3. 32 Scene 6 – NSPM Video Promotion (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Mengiikuti metode yang sama, diaplikasikan kebeberapa footage berikutnya, sebagai berikut;

Gambar 3. 33 Scene 7 – NSPM Video Promotion (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3. 34 Scene 8 – NSPM Video Promotion (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3. 35 Scene 9 – NSPM Video Promotion (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

(24)

Gambar 3. 36 Scene 10 – NSPM Video Promotion (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3. 37 Scene 11 – NSPM Video Promotion (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3. 38 Scene 12 – NSPM Video Promotion (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Untuk mendapatkan hasil yang lebih detail pada setiap huruf, penulis diharuskan membuat layer untuk tiap huruf. Sehingga dianimasi secara individu baik rotasi dalam 3D dan opacitynya. Berikut contoh proses pengerjaan penulis dalam mengaplikasikan metode yang sudah ditentukan.

(25)

Gambar 3. 39 progress pengerjaan yang dilakukan penulis (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3. 40 Scene 12 Globe – NSPM Video Promotion (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Pada scene 12, penulis diminta untuk merubah penyusunan yang ada pada styleframe sebelumnya. Penulis berinisiatif merubah tata letak tulisan nama negara diluar peta untuk meningkatkan keterbacaannya.

Gambar 3. 41 progress pengerjaan yang dilakukan penulis dalam membuat detail globe (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

(26)

Pengunaan shadow juga diaplikasikan untuk memberikan penekanan dimensi pada nama negara. Diawali dengan munculnya peta dengan metode blur. Permainan tipografi dimulai dengan mengunakan point yang muncul di letak negara ytersebut berada, dilanjutkan dengan garis yang muncul mengunakan trim path, ditutup dengan munculnya nama negara secara fade in.

Gambar 3. 42 Detail eksekusi pada scene globe (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3. 43 Scene 13 – NSPM Video Promotion (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3. 44 Scene 14 – NSPM Video Promotion (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

(27)

Pada scene 14, pendekatannya merupakan footage title, oleh karena itu penulis diharuskan bereksperimen hanya dengan tulisan yang ada, namun tetap memberikan kesan dinamis dan tidak template. Penulis bermain dengan kerning tulisan untuk memberikan kesan zoom in dan zoom out yang berbeda dari biasanya. Untuk mencapai hal itu, penulis kembali harus memisahkan huruf tiap kalimat untuk merubah posisi dan rotasi 3D tiap huruf. Metode ini diaplikasikan hingga footage terakhir, dan pengaplikasiannya disesuaikan dengan kebutuhan tulisan tiap footage.

Gambar 3. 45 detail perubahan kerning dan fade in (1) (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3. 46 detail perubahan kerning dan fade in (2)

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3. 47 Scene 6 – NSPM Video Promotion

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

(28)

Gambar 3. 48 Scene 6 – NSPM Video Promotion (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3. 49detail progress yang untuk mendapatkan kesan zoom out (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

3. Screening untuk klien

Hasil yang sudah diselesaikan kemudian diteruskan ke klien untuk di-review, karena proyek ini merupakan proyek kolaborati dengan studio DEKRAF sebagai PIC. Maka komunikasi dilakukan oleh pihak kedua. Setelah direview penulis diminta untuk memperbaiki beberapa kesalahan minor seperti penulisan yang salah serta perubahan beberapa kata. Beberapa footage juga harus dimanipulasi seperti menutup beberapa logo lain yang muncul dalam video promosi NSPM ini. Yang pada akhirnya menghasil video promosi yang diwakili oleh styleframe berikut;

(29)

4. Revisi

Penulis melakukan revisi sesuai hasil screening sebelumnya, namun ada tambahan dimana klien meminta untuk mengganti semua metode 3D menjadi 2D karena alasan tidak suka. Sangat disayangkan, namun penulis mengiikuti klien untuk mengganti eksplorasi dimensi pada beberapa tipografi.

Gambar 3. 50 Finalisasi Video Promotion NSPM (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

3.3.1.3. Tiket.com (Storyboard & Styleframe)

Tiket.com merupakan salah satu jasa pembelian tiket online berbasis e-commerce yang berasal dari Indonesia. Melayani dari tiket pesawat, kereta, hotel hingga konser musik. Kali ini Tiket.com ingin membuat promosi video mengenai tix poin yang dimana pengguna dapat mengumpulkan poin sebanyak-banyak dan bisa ditukar dengan berbagai macam promo. Merupakan inovasi terbaru dari tiket.com 1. Brief

(30)

Penulis diminta untuk membuat storyboard dari narasi yang tealah dibuat oleh graphic designer yang merangkap sebagai art director pada proyek ini. Penulis bertanggung jawab untuk membuat 6 styleframe. Dengan pendekatan visual yang profesional tapi masih terlihat muda menyesuaikan target pasar dari tiket.com.

Aturan lainnya adalah pengunaan warna yang merupakan turunan warna dari logo tiket.com yaitu kuning terang dan biru.

Gambar 3. 51 Referensi illustrasi storyboard untuk video tix poin tiket.com

(Behance.com)

Storyboard 01: Tiki, sebagai karakter utama sedang memesan tiket dari aplikasi tiket di smartphone dihotel;

Gambar 3. 52 Sketsa dan Finalisasi storyboard 1 (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Storyboard 02: Tiki sedang memesan tiket untuk teman-temannya untuk mengumpulkan tix point;

(31)

Gambar 3. 53 Sketsa dan Finalisasi storyboard 2 (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Storyboard 03: Muncul reminder dari hp tiki, bahwa ada meeting dadakan dijakarta. Tiki pun langsung memesan tiket dengan praktis mengunakan tiket.com;

Gambar 3. 54 Sketsa dan Finalisasi storyboard 3 (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Storyboard 04: Suasana airport, dimana tiki sedang terburu-buru membawa kopernya. Pada ekskusinya penulis hanya melakukan sketsa. Yang kemudian dilanjutkan oleh rekan penulis untuk kebutuhan efisiensi waktu;

Gambar 3. 55 Sketsa dan Finalisasi storyboard 4 (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

(32)

Storyboard 05: Pesawat terbang siap berangkat menuju Jakarta

Gambar 3. 56 Sketsa dan Finalisasi storyboard 5 (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Storyboard 06: Pesawat terbang sampai dan mendarat di Jakarta.

Gambar 3. 57 Sketsa dan Finalisasi storyboard 6 (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Setelah itu, storyboard yang dibuat penulis kemudian digabungkan kedalam presentasi untuk kemudian dipresentasikan kepada klien.

2. Revisi

Karena penulis mengerjakan proyek dibawah arahan dan art director penulis harus siap siaga akan hasil review dari klien. Revisi sangat minim oelh karena itu penulis tidak mendapatkan tanggung jawab untuk merivisi. Karena hasil komentar dari klien yang disampaikan ke penulis adalah pengurangan beberapa styleframe yang tidak dibutuhkan.

3. Pembuatan Styleframe

Kemudian dari storyboard yang sudah diterima klien, penulis melanjutkan membuat aset untuk kemudian dikompisi di after effect. Bekerja dengan

(33)

styleframe yang berbeda mengunakan pendekatan visual bergaya vector yang memiliki efek grainy. Penulis diminta mengerjakan dua styleframes.

Gambar 3. 58 Base untuk styleframes 9 dan 11 yang ingin diberikan detail (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Berikut hasil komposisi yang telah dikerjakan penulis yang kemudian ditambahkan grain dan superb untuk mendukung kesain mengumpulkan poin untuk mengenalkan tix poin.

Gambar 3. 59 Styleframes 9 yang ingin diberikan detail (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 3. 60 Styleframes 11 yang ingin diberikan detail (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

(34)

Setelah selesai kembali dikumpulkan kepada art director untuk keperluan pitching kedua yang setelahnya akan dilanjutkan menjadi footage motion graphic bila klien sudah setuju dengan output yang telah dibuat.

4. Membuat komposisi dari Styleframe yang telah dibuat

Penulis diminta untuk membuat komposisi pergerakan dari styleframe yang telah dibuat selain itu juga membuat transisi setiap perubahan footage yang telah dibuat.

Berikut beberapa styleframe yang harus dibuat oleh penulis yang ditandai lingkaran bewarna merah.

Gambar 3. 61 styleframe ticket.com (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Scene pertama penulis, mengunakan teknik 3D layer untuk memberikan kesan depth walaupun mengunakan aset 2D. Penulis juga diberi masukan untuk bermain dengan alur masuk setiap objek untuk membuatnya lebih dinamis. Penulis biasanya memulai mengomposisi objek dengan memberikan pergerakan setiap objek dari foreground diikuti dengan background. Setelah itu baru melanjutkan mengunakan 3D layer dan penambahan efek grain untuk mendukung style yang ingin diraih. Berikut beberapa cuplikan pergerakan yang dibuat oleh penulis.

(35)

Gambar 3. 62 Footage untuk styleframe pesan di hotel

Gambar 3. 63 Footage untuk styleframe pada jalanan di kota bali (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Kemudian melanjutkan scene berikutnya, yang mengambarkan cerita pendukung styleframe dimana Tiki sang karakter setelah memesan tiket dengan cepat langsung terbang menuju kota Jakarta yang dilambangkan dengan tugu monas.

Gambar 3. 64 Footage untuk styleframe pada bandara (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

(36)

Gambar 3. 65 Footage untuk styleframe setiba di kota Jakarta (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Setelah itu, penulis menyampaikan hasil output kepada art director untuk digabungkan dengan footage lainnya.

3.3.2. Kendala yang Ditemukan

Kendala yang distemukan oleh penulis selama proses kerja magang berlangsung di MAIKA Collective Studio, yang pertama adalah, jam kerja yang diluar office hour. Jam kerja dimulai dari jam 10.30 pagi hingga 8.30 malam direalisasikan pada sebulan awal masa kerja magang. Setelahnya biasanya penulis baru saja selesai dair kantor sekitar jam 9 atau 10. Pernah beberapa kali harus lembur hingga subuh, dikarenakan satu lain hal bila sedang dapat projek mengenai acara yang tengat waktunya sangat dekat. Sehingga menjadi satu keharusan untuk lembur dan terkadang hari libur dan weekend tetap masuk. Hal tersebut menurut penulis, mengurangi performa penulis yang sebenarnya. Penulis merasa beberapa aspek pengerjaan jadi berkurang terutama konsentrasi pada hal yang detail, yang akibatnya harus mengerjakan ulang beberapa hasil render yang mengurangi efektifitas waktu pengerjaan.

Berikutnya, penulis kadang merasa kurang bisa mengiikuti alur kerja yang biasa studio jalani. Hal tersebut berangkat dari waktu pengerjaan penulis, yang dibilang masih agak lama untuk mengerjakan sebuah komposisi dari video motion karena basicnya yang merupakan desain grafis. Laptop penulis juga memiliki kerterbasaan untuk render beberapa scene yang cenderung kurang cepat dibanding dengan computer studio yang sudah di upgrade sedemikian rupa untuk mendukung visual yang beyond.

(37)

Kendala yang paling membekas adalah saat harus bertemu langsung dengan klien saat pengerjaan berlangsung. Hal ini terjadi saat mengerjakan projek soundrenaline. Dimana studio bekerja selama sekitar 3 – 4 hari lembur hingga subuh, ditemani oleh klien. Klien berkuasa penuh mendireksi pengerjaan baik penulis dan fulltime. Penulis mendapatkan pengalaman langsung dengan klien yang memberikan direksi sepenuhnya mengiikuti brand message dari sampoerna.

Sehingga idealis yang ingin dikembangkan benar – benar ditahan. Revisi yang dilakukan sudah tidak terhitung, karena fokusnya hanya agar projek dapat selesai.

3.3.3. Solusi Atas Kendala yang Ditemukan

Solusi dari kendala yang ditemukan penulis yang pertama adalah penulis mulai mampu menyesuaikan seiring waktu berjalan. Karena penulis percaya kerja keras akan membuahkan hasil. Penulis juga belajar untuk memilih prioritas dalam mengatur manajemen waktu. Oleh karena itu penulis mengurangi beberapa tanggung jawab dibeberapa kegiatan selain magang dan mengurus laporan.

Memilih untuk mempergunakan waktu bebas untuk beristirahat baik secara batiniah dan lahiriah dengan berjalan-jalan dan menyenangkan diri sendiri.

Sebagai reward bekerja selama seminggu penuh hingga malam.

Kedua, penulis mencoba untuk tidur lebih tepat waktu dikarenakan masalah utama dalam kurang efektifnya proses pengerjaan dikarenakan kurang fokus. Penulis juga berusaha untuk menjaga fokus, dengan menambah asupan kopi harian dan menjaga kesahatan, sebisanya. Mencoba percaya dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Mengenai laptop penulis, penulis mencai cara dengan mempergunakan harddisk ekstrenal lebih baik lagi. Dengan melakukan backup secara berkala, agar laptop penulis tidak berat. Studio juga mendukung penulis dengan menyediakan banyak pendukung, seperti environment yang baik dan beberapa tambahan hardware.

Mengenai bertatap muka langsung dengan klien yang kurang baik dalam waktu 3 - 4 hari, penulis merasa bersyukur mendapatkan pengalaman tersebut.

Walaupun idealis penulis tidak berkembang, tapi penulis dapat banyak belajar.

Hal tersebut memang tak terluput dalam dunia kerja. Dibantu dengan suasana dan

(38)

profesionalis yang dipegang MAIKA Collective Studio penulis belajar untuk dapat menghadapi klien dengan kepala dingin dengan hasil yang tetap memuaskan klien. Hasilnya pun tidak hanya kepuasan klien, penulis juga menerima apresiasi-apresiasi dari studio yang luar biasa untuk ukuran seorang

mahasiswi yang sedang magang.

Referensi

Dokumen terkait

Dari Gambar 1 tampak baik simulasi pada data suhu udara maupun data kecepatan angin memiliki rataan yang lebih mendekati data setelah menggunakan algoritma Filter

pengujian hipotesis daya tahan jantung paru (X 1 ) dan daya tahan otot tungkai (X 2 ) terhadap kemampuan tendangan sabit (Y) pada Atlet Putra Pencak Silat UKM Unsyiah

karakteristik manusia dan dalam bidang pendidikan merupakan hasil belajar. Kemampuan afektif merupakan bagian dari hasil belajar dan memiliki peran penting. Keberhasilan

Kertas ini mengkaji corak kemeruapan harga saham sektor ekonomi di Bursa Malaysia, di samping mengenal pasti sektor yang meruap secara berkelangsungan bagi tempoh masa sebelum,

Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa spesies burung rangkong (Bucerotidae) yang terdapat di pegunungan Gugop Kemukiman Pulo Breuh Selatan Kecamatan Pulo Aceh

1) Dalam Pelaksanaannya Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Riau sudah menjalankan kewenangannya, sebagaimana kewenanganya yang diatur dalam pasal 8 Undang-Undang

Bu nedenle kredi aynı tarihte (14/12/2014) kapatıldığında ilgili ayda tahakkuk eden peşin komisyon tutarı olan 1.268,81 TL ve geri kalan sekiz aya ilişkin itfa edilmemiş

dengan menawarkan sejumlah kemudahan. Ditambah dengan pembeli digital Indonesia diperkirakan mencapai 31,6 juta pembeli pada tahun 2018, angka ini meningkat dari