• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMODELAN MATEMATIKA KESALAHAN GEOMETRI PADA GUIDEWAY DI MESIN PERKAKAS NC MILING VERTIKAL TIGA-SUMBU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMODELAN MATEMATIKA KESALAHAN GEOMETRI PADA GUIDEWAY DI MESIN PERKAKAS NC MILING VERTIKAL TIGA-SUMBU"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PEMODELAN MATEMATIKA KESALAHAN GEOMETRI

PADA GUIDEWAY DI MESIN PERKAKAS NC MILING VERTIKAL

TIGA-SUMBU

Widiyanti Kwintarini1,2), Agung Wibowo1), Yatna Yuwana Martawirya1), Bagus M. Arthaya3)

1)

Departement of Mechanical Engineering, Faculty of Mechanical and Aerospace Engineering, Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha No.10,Bandung 40132

2)

Departement of Mechanical Engineering, Faculty of Engineering, University of Pasundan, Jl. Setiabudhi No.153. Bandung 40143.

3)

Departement of Mechatronics Engineering, Faculty of Industrial Engineering, University of Parahyangan, Jl. Ciumbuleut No. 94 Bandung 40141

e-mail: [email protected] ; [email protected] ; [email protected] ; [email protected] ;

[email protected] ; [email protected] Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan kesalahan geometri dari lintasan luncur (guideway) dari mesin perkakas NC miling vertikal tiga-sumbu dengan pemodelan matematika. Kesalahan geometri yang terjadi pada lintasan luncur akan mempengaruhi geometri di lintasan pahat di atas meja mesin perkakas NC. Kesalahan geometri ini akan mempengaruhi ketelitian dari mesin perkakas NC dan akhirnya akan mempengaruhi ketelitian dari benda kerja. Besar kesalahan geometri pada lintasan luncur ini dapat dimodelkan dengan pemodelan matematika. Selanjutnya dari pemodelan matematika akan dianalisis hasil kesalahan geometri sepanjang lintasan luncur. Kesalahan geometri ini dibagi menjadi kesalahan kinematik dan kesalahan gerak. Kesalahan kinematik merupakan suatu rantai kesalahan geometri dari bed mesin perkakas NC sampai di mata pahat potong. Kesalahan gerak merupakan kesalahan geometri dari gerakan sumbu pada satu titik ke titik berikutnya, dan hal ini disebut dengan kesalahan posisi. Kesalahan posisi di lintasan luncur dapat disebabkan oleh gerak translasi dan rotasi terjadi di setiap sumbu, sehingga total kesalahan geometri berjumlah dua puluh satu komponen kesalahan. Lintasan luncur bergerak sepanjang sumbu kemungkinan terjadi defleksi. Analisis defleksi lintasan luncur diasumsikan gerakan komponen lintasan luncur di ruang kerja mesin perkakas NC memiliki enam gerak atau enam ‘datums’ sehingga dapat dianalogikan memiliki enam derajat kebebasan dalam ruang. Pemodelan kesalahan geometri pada lintasan luncur mesin perkakas NC dibangun menggunakan persamaan homogeneous transformation matrix (HTM). Hasil kesalahan geometri dari setiap sumbu akan menghasilkan kesalahan volumetrik di ruang kerja mesin perkakas NC. Hasil kesalahan geometri di setiap sumbu akan diperhitungkan dalam penyusunan kompensasi kesalahan dalam bahasa G-code.

Keywords: pemodelan kesalahan mathematik, homogeneous transformation matrix, lintasan

luncur, kesalahan geometri

PENDAHULUAN

Saat sekarang, pembuatan produk atau komponen dengan geometri yang komplek dengan ketelitian yang tinggi serta laju produksi dan produktivitas yang tinggi menjadi suatu tuntutan di industri proses manufaktur. Pada proses manufaktur untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka dibutuhkan mesin perkakas NC yang memiliki ketelitian dan ketepatan yang tinggi. Ketidaktelitian di benda kerja dapat disebabkan oleh kesalahan posisi antara mata potong pahat terhadap benda kerja atau dipengaruhi oleh kerusakan pahat selama proses pemotongan. Ketidaktelitian posisi antara mata potong pahat dengan benda kerja di mesin perkakas NC tergantung pada beberapa faktor seperti kesalahan geometri, deformasi di struktur mesin, kerusakan di sistem kontrol, kerusakan di

(2)

mekanisme penggerak, gaya pemotongan yang besar dan faktor lingkungan. Toleransi harus ditentukan di gambar kerja sesuai dengan batas yang diperbolehkan sehingga variasi bentuk dimensi dapat dibuat.

Faktor lain yang dapat menentukan ketelitian dimensi benda kerja disebabkan oleh faktor kesalahan termal. Kesalahan termal disebabkan oleh temperatur yang dihasilkan selama proses pemotongan, besarnya gaya pemotongan sehingga distribusi panas terbesar pada pahat [1]. Perubahan temperatur yang terjadi di komponen mesin perkakas NC akan menambah ketidaktelitian di mesin perkakas NC [2]. Selain faktor kesalahan termal, penyebab ketelitian dimensi benda kerja yaitu kesalahan fixture yang mana saat pemasangan dan pelepasan fixture atau besarnya kekuatan penjepitan antara fixture dan benda kerja [3].

Ketelitian benda kerja hasil dari proses pemotongan logam sangat dipengaruhi oleh [4]:

• Penyimpangan gerak relatif antara mata potong pahat (spindle) dan benda kerja atau meja kerja.

• Kondisi keausan dan deformasi elastik dari mata potong pahat.

• Deformasi elastik dari benda kerja dan element pemegang (fixture) benda kerja.

Ketelitian dimensi pada benda kerja dengan penyebab kesalahan geometri di lintasan luncur di mesin perkakas NC yang disebabkan keausan dapat dikurangi dengan dilakukan kompensasi kesalahan di mesin perkakas NC.

KESALAHAN PADA MESIN PERKAKAS

Sebelum membahas kesalahan yang terjadi di mesin perkakas, sebaiknya memahami arti dari ketelitian dan kesalahan. Ketelitian adalah kesesuaian dimensi yang dihasilkan dengan dimensi dan geometri yang distandarkan[5]. Kesalahan adalah sebagai penyimpangan dari nilai teoritis untuk menghasilkan benda kerja dengan toleransi yang telah ditentukan[6]. Kesalahan geometri di mesin perkakas disebabkan oleh kesalahan gerak (motion error) dan kesalahan kinematik (kinematic error). Kesalahan gerak (motion

error) disebabkan kesalahan posisi (position error) dan kesalahan gerak makan (feed rate error). Ke dua kesalahan tersebut dapat disebabkan ketidaksempurnaan gerakan elemen

mesin, seperti carriage, guideway dan meja-kerja. Kesalahan posisi yang terjadi antara mata potong pahat dengan benda kerja yang disebabkan oleh deformasi struktur mesin disebut sebagai Quasi static error.

Parameter sumber deformasi struktur mesin perkakas NC dapat disebabkan kesalahan dinamik (dynamic error), static deformation, kesalahan termal (thermal error).

Dynamic error (kesalahan dinamis) dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti

kesalahan gerak spindle, getaran di struktur mesin dan kesalahan kontrol. Klasifikasi kesalahan tersebut maka yang memiliki kesalahan terbesar sekitar 70% dari total kesalahan di mesin perkakas yaitu kesalahan quasi static, maka fokus utama peneliti pada

quasi static error.

Pada makalah ini, fokus pada kesalahan geometri yang terjadi di mesin miling vertikal tiga-sumbu. Pada mesin miling vertikal, kesalahan geometri dapat terjadi di lintasan luncur (guideway), meja-kerja, kolom, spindle.

Pada ruang kerja, meja-kerja di mesin perkakas NC bergerak ke arah sumbu-x, y dan z, dan setiap sumbu memiliki gerak linier dan gerak rotasi. Setiap sumbu memiliki kontribusi kesalahan di ruang kerja mesin.

Beberapa faktor penyebab kesalahan geometri yang terjadi di ruang kerja mesin menyebabkan ketelitian mesin perkakas NC menurun, sebagai berikut:

(3)

b. Kecermatan dan ketelitian menurun dari sistem pengukuran. c. Deformasi elastis di komponen penggerak.

d. Gaya inersia pengereman atau percepatan. e. Gesekan dan terjadi gerakan slip.

f. Kesalahan sistem kontrol. g. Besar gaya pemotongan.

h. Vibrasi selama proses pemotongan.

Selain faktor-faktor tersebut, ketelitian mesin perkakas NC dapat dipengaruhi oleh faktor kesalahan geometri yang disebabkan karena ketidaksempurnaan geometri dari komponen mekanik, misalignment dan keausan komponen mesin. Faktor tersebut disebabkan distribusi termal yang tidak seragam di struktur mesin dan kesalahan dari beban statik atau dinamik. Kesalahan geometri dapat pula berasal dari proses manufaktur, saat perakitan atau catat di komponen mesin perkakas dan kesalahan kontrol elektronik. Tampak pada Gambar 1, faktor penyebab kesalahan volumetrik di mesin perkakas NC.

Gambar 1. Faktor-faktor penyebab kesalahan volumetrik di ruang kerja mesin perkakas NC

KESALAHAN GEOMETRIK GUIDEWAY DI MESIN PERKAKAS NC

Komponen mesin NC yang dapat dikontrol gerakannya (strat, asselarasi,

deselerasi, stop) dinamakan sebagai sumbu mesin (machine axis). Di mesin perkakas NC,

dua sumbu atau lebih dapat bekerja bersamaan (simultan). Gerakan sumbu-sumbu untuk mencapai titik akhir/tujuan (end/target point) dinamakan sumbu titik-ke-titik (point to

point axes). Ketidaktelitian gerakan sumbu-sumbu dapat menyebabkan pahat potong tidak

akan mencapai tujuan koordinat benda kerja (target point), maka dibutuhkan ketelitian pemosisian pahat ke titik koordinat benda kerja. Sumbu mesin NC memegang peranan penting karena menentukan gerakan pahat relatif terhadap benda kerja.

Ketidaktelitian pemosisian pahat dengan koordinat benda kerja terutama dapat disebabkan oleh kesalahan gerak di lintasan luncur (guideway). Kesalahan gerak dapat disebabkan oleh kesalahan geometri di meja mesin perkakas NC, kesalahan kelurusan lintasan luncur, pitch di ballcsrew, ke dua lintasan luncur dengan posisi paralel, kesalahan ketegaklurusan antara ke dua bidang tegak lurus dan kesalahan angular.

Penyebab kesalahan geometri di lintasan luncur karena terjadi keausan sepanjang lintasan luncur sehingga kesalahan gerak posisi translasi dan rotasi di meja mesin perkakas NC. Kesalahan gerak translasi terjadi pada arah sumbu x,y,z dan gerak rotasi pada sumbu x,y dan z. Kesalahan rotasi di arah sumbu-x disebut roll, di sumbu-y disebut pitch dan sumbu-z disebut yaw.

(4)

Tampak pada Gambar 2, komponen kesalahan di lintasan luncur (guideway) pada arah gerak sumbu-x.

Gambar 2. Komponen kesalahan di lintasan luncur pada mesin perkakas NC

Masing-masing lintasan luncur dan ballcsrew memiliki kesalahan geometri. Lintasan luncur bergerak sepanjang sumbu kemungkinan terjadi defleksi. Analisis defleksi lintasan luncur diasumsikan gerakan komponen pada lintasan luncur di ruang kerja mesin perkakas NC memiliki enam gerak atau enam ‘datums’ sehingga dapat dianalogikan memiliki enam derajat kebebasan dalam ruang[7]. Jumlah kesalahan geometri dari lintasan luncur berjumlah dua puluh satu kesalahan. Kesalahan geometri di mesin perkakas NC tiga-sumbu sebagai berikut:

Komponen kesalahan Kesalahan posisi linier Kesalahan angular

(roll), (pitch), (yaw)

Sumbu-x δx (x), δy (x) , δz (x) εx (x) , εy (x), εz (x)

Sumbu-y δx (y), δy (y) , δz (y) εx (y) , εy (y), εz (y)

Sumbu-z δx (z), δy (z) , δz (z) εx (z) , εy (z), εz (z)

Squarness error ϕxy , ϕyz , ϕzx

δx(x) : kesalahan posisi, dengan arah defleksi searah gerak makan (sumbu acuan).

δy(x) : kesalahan kelurusan, dengan arah defleksi tegak lurus dengan arah gerak

makan.

δz(x) : kesalahan kelurusan, dengan arah defleksi tegak lurus dengan arah gerak

makan.

εx(x) : kesalahan rotasi sekitar sumbu-x (rolling; rotasi sekitar sumbu gerak makan)

εy(x) : kesalahan rotasi sekitar sumbu-y (pitching; rotasi sekitar satu sumbu di bidang meja

dan tegak lurus dengan arah gerak makan).

εz(x) : kesalahan rotasi sekitar sumbu-z (yawing; rotasi normal terhadap bidang meja

kerja).

Bentuk kesalahan geometri disebabkan kesalahan rotasi dan kesalahan translasi dapat digambarkan seperti tampak pada gambar 3. Kesalahan sudut/rotasi dapat terjadi di setiap sumbu dan orientasi kesalahan terjadi terhadap sumbu lainnya [8].

(5)

Gambar 3. Bentuk kesalahan sudut di sumbu x, y dan z

Kesalahan sudut pada sumbu-x : φxy, φxz

Kesalahan sudut pada sumbu-y : φyx, φyz

Kesalahan sudut pada sumbu-z : φzy, φzx

1. Kesalahan volumetrik

Kesalahan volumetrik adalah kesalahan posisi di dalam arah tiga dimensi dan merupakan hasil penjumlahan vektor kesalahan posisi, kelurusan, ketegaklurusan, paralel dan kesalahan rotasi di setiap sumbu. Vektor kesalahan tersebut dapat dianalisis dengan menggunakan pemodelan secara matematis, sehingga kesalahan geometri di setiap sumbu dapat diketahui sumber kesalahannya. Menggambarkan hubungan kesalahan geometri diantar dua titik koordinat sehingga dapat dianalisis bentuk kesalahan geometri. Pada mesin perkakas NC, saat pembuatan produk dibutuhkan gerakan sumbu yang simultan maka pemodelan kesalahan volumetrik secara matematis menggunakan metode

Homogeneous Transformation Matrix (HTM).

PEMODELAN MATEMATIKA

Tujuan pemodelan matematis kesalahan geometri di mesin perkakas NC adalah: • Memprediksi kesalahan geometri meja mesin perkakas NC.

• Sintesis dan analisis kesalahan geometri.

• Mengembangkan sistem algoritma kompensasi.

Analisis kesalahan geometri di kedua lintasan luncur kiri dan kanan. Pemodelan secara matematis dilakukan hanya untuk satu lintasan luncur. Tampak pada gambar 4, komponen kesalahan di lintasan luncur.

Gambar 4. Komponen kesalahan di lintasan luncur dan analisis kesalahan geometri.

φzx Actual position of x axis x φxz φxy φyz φyx Actual position of z axis y φzy Actual position of y axis δLz(x) δLx(x) εLxy εLxx εLxz

Guideway geometric error

Axis motion error

Feed motion translation motion

(6)

Pergerakkan rotasi dan translasi dimiliki oleh mesin CNC tiga-sumbu dan lima-sumbu lima-sumbu. Pada pemodelan secara matetmatis, mesin perkakas NC dapat diasumsikan sebagai Rigid Body dan static errors. Setiap sumbu di mesin perkakas NC, kesalahan geometri relatif terhadap sumbu lain atau dari landasan mesin (bed) sampai mata potong pahat dapat dimodelkan dengan menggunakan metode Homogeneous Transformation

Matrix (HTM). Pemodelan di mesin perkakas NC tiga-sumbu dapat dimodelkan untuk

bentuk ruang tiga dimensi yaitu matriks 4x4. Secara umum model Homogeneous

Transformation Matrix (HTM) dapat dituliskan sebagai berikut:

[ ] [ ] [ ] [ ] (1)

dengan Rx,y,z adalah mewakili orientasi (arah cosinus) dari sistem koordinat x,y,z dan p

adalah mewakili vektor posisi dari sistem koordinat x,y,z.

Pergerakkan translasi ideal dari koordinat meja kerja (x,y,z) ke arah sumbu-x dengan besar penyimpangan sebesar a, dituliskan dengan Homogeneous Transformation Matrix (HTM) sebagai berikut: [ ] [ ] (2)

dengan x mewakili titik koordinat sistem dari posisi meja kerja terhadap titik koordinat acuan sedangkan a,b,c adalah mewakili penyimpangan posisi meja kerja dari sistem koordinat terhadap sistem koordinat acuan, masing-masing dalam arah sumbu x,y,z.

Total pergerakkan kesalahan ke arah sumbu-x adalah kombinasi kesalahan rotasi dan translasi. Homogeneous Transformation Matrix (HTM) untuk gerak rotasi dan translasi dengan diasumsikan kesalahan sudut angular kecil, maka dapat dituliskan untuk matriks tranlasi dengan besar penyimpangan sebesar δx=x+a; δy=y+b; δz=z+c.

[ ] [ ] (3)

Matriks rotasi dengan εx (roll), εy (pitch) dan εz (yaw) adalah kesalahan rotasi disekitar

sumbu x,y,z, sedangkan δx, δy dan δz adalah kesalahan translasi sepanjang sumbu x, y dan

z. Matrik berikut adalah matrik untuk gerak rotasi di sumbu-x,y,z. [ ] [ ] (4)

Resultan dari kesalahan vektor posisi dari meja kerja mesin perkakas dengan mengalikan Trot dan Ttrans , maka hasil perkalian,

E = Trot . Ttrans (5) [ ] [ ]

(7)

Posisi aktual dari meja mesin perkakas adalah posisi ideal di sistem koordinat dikalikan dengan besar kesalahan rotasi dan translasi, dapat dihitung dengan matrik berikut:

[ ] [ ] [ ]

dengan [RT1]actual adalah mewakili gerak meja aktual.

KESIMPULAN

Makalah ini mengusulkan pendekatan umum pemodelan kesalahan geometri secara matematis di ruang kerja mesin perkakas NC tiga-sumbu. Hasil analisis dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Pemodelan kesalahan geometri secara matematis diusulkan adalah pendekatan umum, memungkinkan identifikasi sumber kesalahan di setiap sumbu dapat diketahui. Kelebihan pendekatan matematis dapat memberikan informasi langkah yang sesuai untuk meningkatkan ketelitian.

2. Kesalahan termal, besar gaya pemotongan, kesalahan fixture, tidak diperhitungkan dalam pemodelan matematis.

3. Pemodelan kesalahan geometri secara matematis dengan homogeneous transformation

matrix (HTM), memperhitungkan kesalahan rotasi dan translasi.

DAFTAR PUSTAKA

1. A.C.Okafor, Yalcin M.Ertekin,(2000), Derivation of machine tool error models and

error compensation procedure for three axes vertical machining center using rigid body kinematics, International Journal of Machine Tools & Manufacture 40,

1199-1213.

2. H.Schwenke, W.Knapp, (2008), Geometric error measurement and compensation of

machines – An update, CIRP Annals-Manufacturing Technology 57, 660-675.

3. H.Shen, J.Fu, Y.He, X.Yao, (2012), On-line asynchronous compensation methods for

statiq/quasi-statiq error implemented on CNC machine tools, Proceeding International

Journal of Machine Tools & Manufacture 60, 14-26.

4. Manfred Weck, (1984), Metrological Analysis and Performance Test, Machine Tools Handbook, volume 4, John Wiley and Sons.

5. J.Jedrzejewski, W.Modrzycki, Intelligent supervision of thermal deformation in high precision machine tools, Proc. 32nd Int.MATADOR Conf, Manchester, UK, 1997, pp.457-462.

6. Kakino,Ihara, Shinohara, Ed. By Johannes Heidenhain, (1993), Accuracy Inspection of

NC Machine Tools by Double Ball Bar Method, International Journal of Machine Tools

& Manufacture,47, 273-285.

7. Mahbubur Rahman, Jouko Heikkala, Kauko Lappalaine, Modeling, measurement and

error compensation of multi-axis machine tools. Part I: theory, International Journal

of Machine Tools & Manufacture 40 (2000), 1535- 1546.

8. R.Ramesh, M.A. Mannan, A.N.Po, Error compensation in machine tools- a review

Part I: geometric, cutting-force induced and fixture dependent errors, International

Gambar

Gambar 1. Faktor-faktor penyebab kesalahan volumetrik di ruang kerja mesin perkakas NC
Gambar 2. Komponen kesalahan di lintasan luncur pada mesin perkakas NC
Gambar 3. Bentuk kesalahan sudut di sumbu x, y dan z

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi kondisi internal dan lingkungan eksternal dari usaha kue di KWT Ayu Tangkas, serta menentukan strategi dalam pengembangan

Dukungan rekan kerja berpengaruh tidak langsung secara signifikan terhadap penerapan etika melalui self-efficacy , yang artinya rekan kerja yang semakin sering

Gambaran perilaku penderita kusta terhadap 14 responden penderita kusta di wilayah kerja Puskesmas Umbulsari Kabupaten Jember yaitu pengetahuan responden tentang

Untuk mengubah data, petugas pilih data terlebih dahulu yang mau diubah, kemudian klik tombol edit.. Selanjutnya lakukan perubahan data lalu klik tombol

Selain itu yang menyebabkan hasilnya lebih rendah karena pada saat kegiatan dari 6 varietas yang ditanam terdapat 3 varietas yang paling rentan terhadap serangan Alternaria yaitu

Hasil distribusi frekuensi ditemukan bahwa sebagian besar perawat di RSUD Banyumas berjenis kelamin perempuan, pendidikan diploma, dengan rata-rata umur perawat berada

Berdasarkan dengan data yang sudah ada, nilai koefisien regresi untuk variabel kecukupan modal adalah sebesar 0,011456 bersifat positif dengan nilai signifikansi

Menggunakan hasil kajian teori pada langkah sebelumnya, akan dirancang suatu sistem simulasi kode linear dan kode Hamming dalam mentransmisikan data digital (teks dan