STUDI KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN MANGROVE WILAYAH PESISIR BELAWAN DI LINGKUNGAN XV KECAMATAN MEDAN
BELAWAN PROVINSI SUMATERA UTARA
Oleh: MAHDALENA NIM 408241005 Program Studi Biologi
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sain
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS METEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2
Judul Skripsi : Studi Keanekaragaman Tumbuhan Mangrove Wilayah Pesisir Belawan di Lingkungan XV Kecamatan Medan Belawan Provinsi Sumatera Utara
Nama : Mahdalena
NIM : 408241005
Program Studi : Biologi Jurusan : Biologi
Menyetujui:
Dosen Pembimbing Skripsi,
Dra. Cicik Suriani, M.Si NIP: 19660610 199103 2 002
Mengetahui:
FMIPA UNIMED Jurusan Biologi
Dekan, Ketua,
Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D Drs. Tri Harsono, M.Si NIP.19590805 198601 1 001 NIP. 19651231 199003 1 018
Tanggal Lulus : 28 Januari 2013
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang beijudul " Studi
Keanekaragaman Tumbuhan Mangrove Wilayah Pesisir Belawan di Lingkungan
XV Kecamatan Medan Belawan Provinsi Surnatera Utara", yang merupakan
sebahagian syarat untuk memperoleh gelar Sajana Sain di FMIP A UNIMED.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada berbagai
pihak yang tel.ah membantu dalam penyelesaian skripsi ini mulai dari pengajuan
proposal penelitian, pelaksanaan sampai penyusunan skripsi, antara lain Ibu Dra.
Cicik Suriani,M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi dan juga sebagai Dosen
Pembimbing Akademik serta Bapak Drs.H. Tri Harsono, M.Si, Bapak: Drs. H.
Ashar Hasairin,M.Si dan Ibu Dra. Rosita Tarigan,M.Pd, selaku Dosen Penguji
yang telah banyak memberikan saran perbaikan dalam penyelesaian skripsi ini.
Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Drs. H. Tri
Harsono,M.Si selaku Ketua Jurusan Biologi, Bapak Drs. Lazuardi,M.Si selaku
Sekretaris Jurusan Biologi.
Teristimewa kepada kedua orangtua tercinta, Ibunda Nurayanis dan
Ayahanda Nasrun, terimakasih buat kasih sayang, cinta dan do'a yang telah
diberikan selama ini. Terimakasih juga buat saudara-saudaraku Bang Rezafahlevi,
Bang Fahrisel, Bang M. Safii dan Adikku Mansopri dan Siti Aminah serta seluruh
keluarga besarku. Tidak lupa juga penulis mengucapkan terimakasih kepada
sahabat-sahabat'Mala, Ineng, Maya, Omi, Ri anto, Roi, Roma, Zen dan Hamid
serta penghuni kelas Biologi Nondik 2008, terimakasih atas kebersamaannya
vi
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan Skripsi ini masih jauh
dari kesempurnaan. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis
mengharapkan kritik dan saran membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembac(4 khususnya bagi Mahasiswa
jurusan Biologi di Lingkungan FMIPA UNIMED.
"Wassalamu'alaikum Wr.Wb".
Medan, Februari 2013
Penulis,
408241005
-Studi Keanekaragaman Tumbuhan Mangrove Wilayah Pesisir Belawan Di Lingkungan XV Kecamatan Medan Belawan
Provinsi Sumatera Utara
MAHDALENA (408241005)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman, pola distribusi, dominansi dan sifat fisik media tumbuh tumbuhan mangrove yang terdapat Di Lingkungan XV Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan Provinsi Sumatera Utara.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober – Desember 2012. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan tekhnik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tumbuhan mangrove yang terdapat di kawasan Pesisir Belawan Di Lingkungan XV Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan Provinsi Sumatera Utara, dan sampel penelitian adalah seluruh jenis mangrove yang terdapat dalam plot area pengamatan yang telah dibuat. Area penelitian terbagi kedalam lima belas (15) plot, tiap plot berukuran 20 x 20 m ( pohon ), 10 x 10 m ( tiang ), 5 x 5 ( perdu ) dan 1 x 1 m ( semak ).
Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh sebelas (11) famili yaitu Avicenniaceae,
Sonneratiaceae, Palmea, Pteridaceae, Comberateceae, Rhizophoraceae, Acanthaceae, Meliaceae, Convolvulaceae, Euphorbiaceae dan Verbenaceae. Tumbuhan yang dominan
adalah famili Avicenniaceae, genus Avicennia yaitu Avicennia marina, dengan jumlah 60 individu untuk pohon, 30 individu untuk tiang dan 80 untuk perdu, total 173 individu dari semua plot. Kemudian tumbuhan terendah adalah famili convolvulaceae yaitu Ipomea
pes-caprae, dengan jumlah 4 individu dari semua plot. Indeks keanekaragaman Avicennia marina
The Studies Of Mangrove Diversity Coastal Belawan Area In Lingkungan XV Kecamatan Medan Belawan North Sumatra
MAHDALENA (408241005)
ABSTRAK
This research aims to determine the diversity, distribution patterns, dominance and the physical characters of growing media in Lingkungan XV Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan Nort Sumatera.
This research was conducted on October – December 2012. The kind of this research was descriptive and the technique of taken sampel was done by purposive sampling. The population of this research was the whole mangrove plant which is in Belawan Coastel Area in Lingkungan XV Kecamatan Medan Belawan Sumatera Utara, and the sampel of this reseach was the whole kind of mangrove which at the plot had made. The area of research which was divided to Fifteen (15) plots, the measurement of each plot was 20 x 20 m ( trees ), 10 x 10 m ( polen ), 5 x5 ( sapling ) dan 1 x 1 m.
Base on the results research obtained Elevent (11) family which were Avicenniaceae,
Sonneratiaceae, Palmea, Pteridaceae, Comberateceae, Rhizophoraceae, Acanthaceae, Meliaceae, Convolvulaceae, Euphorbiaceae dan Verbenaceae. The dominant plant was
family Avicenniaceae, it was Avicennia marina, with 60 individuals for tree, 30 for polen and 83 for sapling, total 173 individuals from the all plots. Then the lowest plant was family
Convolvulaceae, it was Ipomea pes-caprae, with 4 individuals from the all plot.base on the
diversity index data, Avicennia marina had the greatest 0,3579 and the lowest Ipomea
pes-caprae 0,1140. It indicated that mangrove diversity in the research location was low. The
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Ekosistem mangrove adalah tipe ekosistem yang terdapat di daerah pantai
dan secara teratur di genangi air laut atau dipengaruhi oleh pasang surut air laut,
pantai dengan kondisi tanah berlumpur, berpasir, atau lumpur berpasir
(Indriyanto. 2006). Ekosistem hutan mangrove disebut juga ekosistem hutan
payau (estuarin), yaitu daerah perairan dengan kadar garam/ salinitas antara 0,5 %
dan 30% (Indriyanto. 2006). Ekosistem hutan mangrove di Indonesia
dikemukakan Bengan dalam Indriyanto (2006), memiliki keanekaragaman spesies
tumbuhan yang tinggi dengan jumlah spesies tercatat sebanyak lebih kurang 202
spesies yang terdiri atas 89 spesies pohon, 5 spesies palem, 19 spesies liana, 44
spesies epifit dan 1 spesies sikas.
Menurut Nontji dan Nybakken dalam Anwar dan Gunawan (2007), hutan
mangrove adalah tipe hutan yang khas terdapat di sepanjang pantai atau muara
sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Mangrove tumbuh pada
pantai-pantai yang terlindung atau pantai-pantai yang datar, biasanya di sepanjang
sisi pulau yang terlindung dari angin atau di belakang terumbu karang di lepas
pantai yang terlindung.
Pada tahun 1982, hutan mangrove di Indonesia tercatat seluas 4,25 juta ha,
sedangkan pada tahun 1993 menjadi 3,73 juta ha sehingga dalam kurun waktu 11
tahun tersebut hutan mangrove berkurang seluas 0,52 juta ha (Departemen
Kehutanan. 1997). Hal ini umumnya terjadi karena:
1. Konversi hutan mangrove menjadi penggunaan lain, misalnya tambak,
pemukiman atau fasilitas umum lainnya
2. Over eksploitasi.
Luas ekosistem hutan mangrove yang ada di Indonesia sekitar 4.251.011
Ha yang tersebar di beberapa pulau, seperti Sumatera, Jawa dan Bali, Nusa
Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua/Irian yang dimana
persebaran ekosistem hutan mangrove terbesar terdapat di Papua/Irian (± 65%)
dan Sumatera (± 15%). Tetapi, lebih dari setengah luas ekosistem hutan mangrove
yang ada di Indonesia ternyata dalam kondisi rusak parah, diantaranya 1,6 juta Ha
dalam kawasan hutan dan 3,7 juta Ha di luar kawasan hutan (Ginting. 2006).
Ginting (2006) menyatakan bahwa, kerusakan ekosistem hutan mangrove
Sumatera Utara yang paling tinggi berada di Wilayah Pantai Timur Sumatera
Utara, yaitu Kota Tanjung Balai (Kabupaten Asahan) yang mencapai 12.900 Ha
(89,6%) dari 14.400 Ha. Kemudian Kecamatan Medan Belawan (Kota Medan)
sebesar 150 Ha (71,8%) dari 250 Ha, Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten
Serdang Bedagai 12.400 Ha (62%) dari 20.000 Ha, dan Kabupaten Langkat
25.300 Ha (60%) dari 35.300 Ha. Tetapi kerusakan hutan mangrove di Kabupaten
Labuhan Batu hanya 500 Ha (29,4%) dari 1.700 Ha. Sedangkan di wilayah Pantai
Barat Sumatera Utara, kerusakan ekosistem hutan mangrove masih sangat kecil.
Seperti di Kabupaten Tapanuli Tengah hanya 250 Ha (13,9%) dari 1.800 Ha,
Kabupaten Mandailing Natal dan Kabupaten Tapanuli Tengah sebesar 200 Ha
(6,9%) dari 2.900 Ha, dan Kabupaten Nias dan Kabupaten Nias Selatan hanya 650
Ha (9,1%) dari 7.200 Ha. Ekosistem hutan mangrove yang mengalami kerusakan
di Kecamatan Medan Belawan seluas 150 Ha (71,8%) dari 250 Ha.
Data dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Sumatera Utara, ternyata
hampir 90 persen kawasan hutan mangrove di pantai timur Sumatera Utara
mengalami kerusakan. Kepala BLH Sumatera Utara, Hidayati mengatakan, salah
satu faktor terbesar kerusakan hutan mangrove adalah perubahan lahan
perkebunan dan tambak perikanan masyarakat (Medan Bisnis. 2011). Sebagai
salah satu contohnya adalah daerah Belawan, yang dahulunya di penuhi oleh
hutan mangrove. Tetapi, akibat pertumbuhan penduduk ekosistem mangrove
beralih fungsi menjadi pemukiman. Ditambah lagi daerah Belawan termasuk
wilayah jalur lalu lintas laut internasional Selat Malaka dan memiliki Pelabuhan
Belawan sebagai pelabuhan internasional sehingga semakin banyak penduduk
bermigrasi dan bertempat tinggal di daerah tersebut.
Berdasarkan paparan diatas peneliti tertarik untuk mengetahui
keanekaragaman jenis mangrove pada pesisir pantai Belawan melalui penelitian.
ekosistem mangrove yang mengalami kerusakan parah di Sumatera Utara,
sehingga menjadi alasan peneliti memilih tempat tersebut. Alasan lainnya yang
mendorong peneliti melakukan penelitian ini adalah kurangnya informasi
mengenai jenis mangrove yang ada pada pantai Belawan dan merupakan lokasi
yang mudah dijangkau. Untuk ekosistem hutan mangrove yang mengalami
kerusakan yang disebabkan oleh aktivitas ekonomi penduduk perlu dilakukan
upaya pelestarian ekosistem hutan mangrove oleh pemerintah dan masyarakat
dengan konservasi, reboisasi, dan rehabilitasi hutan mangrove.
Dimana pada umumnya kita mengetahui tumbuhan di pinggiran laut
dengan mangrove dan sedikit pengetahuan mengenai jenis tanamannya. Dengan
adanya penelitian ini, baik masyarakat maupun dinas terkait bisa lebih mudah
mengetahui jenis mangrove yang bisa hidup daerah pantai tersebut, peneliti juga
berharap informasi ini dapat membantu peneliti selanjutnya.
1.2. Identifikasi Masalah
Beberapa permasalahan yang terkait dengan keanekaragaman tumbuhan di
ekosistem mangrove pada wilayah pesisir Belawan di Lingkungan XV Kecamatan
Medan Belawan yaitu : (a). Kondisi fisik ekosistem hutan mangrove; (b). Fungsi
dan manfaat ekosistem hutan mangrove; (c). Keanekaragaman jenis tumbuhan
mangrove.
1.3. Batasan Masalah
Permasalahan yang terdapat pada penelitian ini dibatasi hanya pada
keanekaragaman tumbuhan mangrove berhabitus pohon, tiang, perdu dan semak
yang terdapat pada wilayah pesisir Belawan Di Lorong Ujung Tanjung II
Lingkungan XV Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan, Provinsi Sumatera
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan penelitian di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah :
1. Bagaimanakah keanekaragaman mangrove pada wilayah Pesisir Belawan
di Lingkungan XV Kecamatan Medan Belawan, Provinsi Sumatera Utara?
2. Bagaimanakah dominansi dari tumbuhan mangrove pada wilayah Pesisir
Belawan di Lingkungan XV Kecamatan Medan Belawan, Provinsi
Sumatera Utara ?
3. Bagaimana pola distribusi mangrove pada wilayah pesisir Belawan di
Lingkungan XV Kecamatan Medan Belawan, Provinsi Sumatera Utara ?
4. Bagaimana keadaan fisika dan kimia wilayah ekosistem mangrove pada
Pesisir Belawan di Lingkungan XV Kecamatan Medan Belawan, Provinsi
Sumatera Utara ?
1.5.Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui keanekaragaman mangrove pada wilayah Pesisir
Belawan di Lingkungan XV Kecamatan Medan Belawan, Provinsi
Sumatera Utara.
2. Untuk mengetahui tumbuhan mangrove yang mendominasi pada wilayah
Pesisir Belawan di Lingkungan XV Kecamatan Medan Belawan, Provinsi
Sumatera Utara.
3. Untuk mengetahui pola distribusi mangrove pada wilayah Pesisir Belawan
di Lingkungan XV Kecamatan Medan Belawan, Provinsi Sumatera Utara.
4. Untuk mengetahui keadaan fisika dan kimia mangrove pada wilayah
Pesisir Belawan di Lingkungan XV Kecamatan Medan Belawan, Provinsi
1.6. Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini diharapakan dapat memberikan manfaat sebagai :
1. Informasi tentang keanekaragaman mangrove dan kelimpahan mangrove
yang tumbuh pada wilayah pesisir Belawan Di Lingkungan XV,
Kecamatan Medan Belawan, Provinsi Sumatera Utara
2. Bahan masukan, pangkalan data dan data pendukung bagi peneliti lain
maupun bagi mahasiswa yang mengadakan penelitian lanjutan tentang
mangrove dapat dijadikan sebagai salah satu referensi tambahan.
3. Memberikan informasi kepada Dinas terkait mengenai data
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN
Dari penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Jenis tumbuhan mangrove yang ditemukan pada daerah lorong ujung
tanjung II sebanyak 15 jenis yang tergabung dalam 11 famili, mulai dari
habitus pohon sampai semak, nilai indeks keanekaragaman mangrove
pada lokasi ini masih dalam tingkat rendah dimana rata-rata nilai dari
H’<1.
2. Pada lokasi pengamatan jenis tumbuhan mangrove yang memiliki INP
tertinggi adalah pada jenis Avicennia marina yaitu rata-rata 80.03%, yang
termasuk didalamnya habitus pohon, tiang dan perdu. Dan jenis yang
terendah adalah jenis dari habitus semak yaitu Ipomea pas-caprae yaitu
24.11 %
3. Pola distribusi tumbuhan mangrove menyebar pada umumnya secara
berkelompok. Dimana terdapat pola distribussi tertinggi pada jenis
Avicennia marina.
4. Keadaan fisika media tumbuh jenis mangrove ini memiliki pH tanah
rata-rata 5,71, suhu tanah rata-rata-rata-rata 27,6, kelembapan tanah 97.64, suhu udara
27.27, kelembapan udara 66.067 dan intensitas cahaya 619 Lux.
5.2. SARAN
Adapun yang menjadi saran dalam penelitian ini adalah:
1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan lokasi yang berbeda agar dapat
diketahui keanekaragaman mangrove pada lokasi lainnya.
2. Perlu adanya penelitian lanjutan mengenai hewan – hewan yang ada pada
ekosistem mangrove.
3. Pada dinas terkait alangkah baiknya menjaga kelestarian dari hutan
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Siligawan Gadang pada tanggal 20 Maret 1989. Ayah
bernama Nasrun dan Ibu bernama Nuryanis, dan penulis merupakan anak keempat
dari enam bersaudara. Pada tahun 1996, penulis masuk SD Negeri 57 Siligawan
dan lulus pada Tahun 2002. Pada tahun 2002, penulis melanjutkan Sekolah di
SLTP Negeri 1 Gunung Tuleh dan lulus tahun 2005. Pada tahun 2005, penulis
melanjutkan Sekolah di SMA Negeri 1 Gunung Tuleh dan lulus tahun 2008. Pada
Tahun 2008, penulis diterima di Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan melalui jalur PMP ( Penelusuran
Minat dan Prestasi ) bertepatan bulan Juni 2008.
Sebagai hasil tugas akhir, penulis menyelesaikan skripsi dengan judul “
Studi Keanekaragaman Tumbuhan Mangrove Wilayah Pesisir Belawan di
Lingkungan XV Kecamatan Medan Belawan Provinsi Sumatera Utara”. Penelitian
ini dilaksanakan pada bulan Oktober-Desember 2012 di Lingkungan XV Lorong
Ujung Tanjung II, Medan Belawan yang dibimbing oleh Ibu Dra. Cicik
Suriani,M.Si.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Studi
Keanekaragaman Tumbuhan Mangrove Wilayah Pesisir Belawan di Lingkungan
XV Kecamatan Medan Belawan Provinsi Sumatera Utara”, yang merupakan
sebahagian syarat untuk memperoleh gelar Sajana Sain di FMIPA UNIMED.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada berbagai
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini mulai dari pengajuan
proposal penelitian, pelaksanaan sampai penyusunan skripsi, antara lain Ibu Dra.
Cicik Suriani,M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi dan juga sebagai Dosen
Pembimbing Akademik serta Bapak Drs.H. Tri Harsono, M.Si, Bapak Drs. H.
Ashar Hasairin,M.Si dan Ibu Dra. Rosita Tarigan,M.Pd, selaku Dosen Penguji
yang telah banyak memberikan saran perbaikan dalam penyelesaian skripsi ini.
Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Drs. H. Tri
Harsono,M.Si selaku Ketua Jurusan Biologi, Bapak Drs. Lazuardi,M.Si selaku
Sekretaris Jurusan Biologi.
Teristimewa kepada kedua orangtua tercinta, Ibunda Nurayanis dan
Ayahanda Nasrun, terimakasih buat kasih sayang, cinta dan do’a yang telah
diberikan selama ini. Terimakasih juga buat saudara-saudaraku Bang Rezafahlevi,
Bang Fahrisel, Bang M. Safii dan Adikku Mansopri dan Siti Aminah serta seluruh
keluarga besarku. Tidak lupa juga penulis mengucapkan terimakasih kepada
sahabat-sahabat Mala, Ineng, Maya, Omi, Rianto, Roi, Roma, Zen dan Hamid
serta penghuni kelas Biologi Nondik 2008, terimakasih atas kebersamaannya
selama ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan Skripsi ini masih jauh
dari kesempurnaan. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis
mengharapkan kritik dan saran membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi Mahasiswa
jurusan Biologi di Lingkungan FMIPA UNIMED.
“Wassalamu’alaikum Wr.Wb”.
Medan, Februari 2013
Penulis,
Mahdalena
408241005
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2011a). 25.000 Hektar Hutan Mangrovve Di Langkat Rusak. Berita
sore. 27 Oktober 2011
http://beritasore.com/2011/10/27/25-000-hektare-hutan-mangrove-di-langkat-rusak/. (Diakses Bulan April 2012)
Anonim. (2012b). Fungsionalitas Hutan Mangrove Sebagai Penyimpan Karbon. http://www.balairungpress.com/2012/04/fungsionalitas-hutan-mangrove sebagai-penyimpan-karbon/. (Diakses Bulan Maret 2012)
Anonim. (2012c). Mangrove.
http://www.lablink.or.id/Eko/Wetland/lhbs-mangrove.htm). (Diakses Bulan April 2012)
Anonim. (2012d). Ekosistem Mangrove.
http://hendrasurianta.wordpress.com/2010/03/31/ekosistem-mangrove/. (Diakses Bulan Desember 2012)
Anonim. ( 2013a). Materi Asam, Basa dan Garam.
http://id.wikibooks.org/wiki/Subjek:Kimia/Materi:Asam,_Basa,_Garam. (Diakses Bulan Januari 2013)
Anwar dan Gunawan. (2007). Peranan Ekologis dan Sosial Ekonomis Hutan
Mangrove Dalam Mendukung Pembangunan Wilayah Pesisir. Ekspose
Hasil-hasil Penelitian. Konservasi dan Rehabilitasi Sumberdaya Hutan. Halaman 1-12
Departemen Kehutanan. (1997). Strategi Nasional Pengelolaan Mangrove di
Indonesia. Jilid 1: Mangrove di Indonesia: Status Sekarang. Jakarta:
Departemen Kehutanan
Hilmi Faiq, M. (2012). Belawan Terancam Tenggelam. Kompas. 05 mei 2012. http://sains.kompas.com/read/2012/01/06/02421622/Tanamlah.Mangrove.R ob.Pun.Terbendung. diakses bulan Mei 2012
Indriyanto. (2006). Ekologi hutan. Bumi aksara. Jakarta
Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup, Departemen Kehutanan , Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Departemen Dalam Negeri dan Yayasan Mangrove, 1993. Usulan Strategi Nasional Pengelolaan Hutan Mangrove
di Indonesia.
Kementerian Kehutanan Badan Pengelolaan HutanMangrove Wilayah II. (2012). Rancangan Teknis Kegiatan Pembuatan Areal Model Arboretum Mangrove dan Sempadan Pantai. Medan
Kittamura, Anwar, Chaniago dan Baba. 1997. Buku Panduan Mangrove Di
Indonesia. JICA dan ISMA. Denpasar, Bali
Kusmana, C. ( 2010 ). Respon Mangrove Terhadap Pencemaran. Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan IPB. Bogor
Kusmana,C, Onrizal dan Sudarmadji. (2003). Jenis-Jenis Pohon Mangrove di
Teluk Bintuni Papua. Fakultas Kehutanan, IPB dan PT Bintuni Utama
Murni Wood Industries
Kusmana, C. (1996). Nilai Ekologis Ekosistem Hutan Mangrove. Media
Konservasi
Nontji, A. (1987. Laut Nusantara. Penerbit Djambatan. Jakarta
Noor, Khazali dan Suryadiputra. (1999). Panduan Pengenalan Mangrove Di
Indonesia. Green Coast. Bogor
Onrizal. (2008). Panduan Pengenalan dan Analisis Vegetasi Hutan Mangrove. Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara
Pariyono. ( 2006). Kajian Potensi Kawasan Mangrove dalam Kaitannya dengan
Pengelolaan Wilayah Pantai Di Desa Panggung, Bulakbaru , Tanggultlare ,Kabupaten Jepara. Universitas Diponegoro. Semarang
Raymond P. G., dkk.( 2010). Pengelolaan Hutan Mangrove Berbasis Masyarakat
di Kecamatan Gending, Probolinggo. Agritek. Probolinggo
Surati, Samsuri ,Lastini dan Edwin. (2010). Teknik Inventarisasi Sediaan Ramin
Di Hutan Rawa Gambut. ITTO Cites Project Bekerjasama dengan Pusat
Penelitian dan Pengembangan Hutan Dan Konservasi Alam Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Kementerian Kehutanan. Bogor
Soerianegara, I. (1993). Kebijakan dan Strategi Nasional dalam Pemanfaatan dan
Pelestarian Ekosistem Mangrove di Indonesia . LIPI-Yayasan LPP
Mangrove
Sofhian, D. (2012). 90% Hutan Mangrove di Sumut Rusak Parah. Medan Bisnis. Rabu 12 September 2012.