ABSTRAK
Kurniawati, Theresia Dwi. 2016. Pengembangan Modul Praktikum IPA sebagai
Suplemen Kurikulum 2013 Mendorong Berpikir Kritis pada Siswa Kelas IV.
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini berawal dari kebutuhan guru dan siswa akan modul praktikum IPA yang mengacu pada kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. Peneliti membuat kuesioner dan melakukan observasi dan wawancara untuk menganalisis kebutuhan tersebut. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa modul praktikum IPA sebagai suplemen kurikulum 2013 untuk mendorong berpikir kritis siswa kelas IV Sekolah Dasar. Modul praktikum IPA tersebut diuji cobakan secara terbatas sebanyak dua kali di kelas IV, pertama di SD Negeri 1 Bareng Lor Klaten dengan jumlah responden 4 siswa dan di SD Kanisius Ganjuran dengan jumlah responden 19 siswa. Jenis penelitian ini adalah research dan development (R&D) yang menggunakan prosedur pengembangan Borg & Gall dalam Sanjaya tetapi hanya sampai pada langkah ke 7.
Hasil penelitian berdasarkan validasi produk oleh Guru kelas IV SD Kanisius Ganjuran, 4 siswa kelas IV SDN 1 Bareng Lor Klaten, 19 siswa kelas IV SD Kanisus Ganjuran dari keseluruhan hasil validasi tsersebut, diperoleh rata-rata skor 3,3 dengan kategori layak. Dengan demikian, produk yang dikembangkan dapat dikatakan layak untuk digunakan sebagai bahan ajar untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar pada mata pelajaran IPA.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama uji coba modul praktikum IPA di SDN 1 Bareng Lor Klaten dan SD Kanisius Ganjuran, terlihat bahwa siswa terdorong untuk berpikir kritis saat melakukan kegiatan praktikum. Uji terbatas 5 siswa di SDN 1 Bareng Lor Klaten terdapat 7 indikator yang terlihat dan pada uji coba 19 siswa di SD Kanisius Ganjuran seluruh indikator terlihat pada saat pengujian modul praktikum IPA. Di SD Kanisius Ganjuran terdapat 1 siswa yang bertanya ketika melakukan praktikum dengan menggunakan modul praktikum IPA. Dengan demikian modul praktikum IPA sudah layak digunakan dalam pembelajaraan kelas IV sekolah dasar sebagai suplemen kurikulum 2013.
ABSTRACT
Kurniawati, Theresia Dwi. 2016. The Development of Science Experiment Work Module Based on 2013 Curriculum to Encourage the Critical Thinking of the Forth Grade Student of Elementary School. Elementary School Teacher Education Study Program, Faculty of Teaching and Education, Sanata Dharma University.
This study originated from the need of teachers and students for science’s practicum module that refers to the 2013 curriculum for fourth grade elementary school students. Researchers used questionnaires, observations and interviews to analyze those needs. The main objective of this study is to produce a product in a form of science practicum module to be a supplement for the curriculum 2013 to encourage critical thinking of fourth grade students of Elementary School. The science practicum module was tested twice on a limited basis to the fourth grade students, first in SD Negeri 1 Bareng Lor Klaten with 4 respondents and in SD grade of elementary school students in science.
Based on observations made during the testing of the science experiment module at SDN 1 Bareng Lor Klaten and SD Kanisius Ganjuran, it can be seen that students are encouraged to think critically while doing lab activities. The limited trial on 5 students in SDN 1 Bareng Lor Klaten showed 7 indicators of critical thinking that were seen and in limited trial on 19 students in SD Kanisius Ganjuran all indicators of critical thinking were seen when the science module trial were conducted. Kanisius Ganjuran there is are students who asking question when doing lab activities using the science practical work module. The conclusion of this research is that the science practical work module is suitable to use in 4 grade of elementary school as supplement for 2013 curriculum.
PENGEMBANGAN MODUL PRAKTIKUM IPA SEBAGAI
SUPLEMEN KURIKULUM 2013 UNTUK MENDORONG
SISWA KELAS IV BERPIKIR KRITIS
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Theresia Dwi Kurniawati
111134061
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
PENGEMBANGAN MODUL PRAKTIKUM IPA SEBAGAI
SUPLEMEN KURIKULUM 2013 UNTUK MENDORONG
SISWA KELAS IV BERPIKIR KRITIS
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Theresia Dwi Kurniawati
111134061
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
SKRIPSI
PENGEMBANGAN MODUL PRAKTIKUM IPA SEBAGAI
SUPLEMEN KURIKULUM 2013 UNTUK MENDORONG
SISWA KELAS IV BERPIKIR KRITIS
Theresia Dwi Kurniawati NIM: 111134061
Telah disetujui oleh:
Pembimbing I
Rohandi Ph.D. 13 Januari 2016
Pembimbing II
SKRIPSI
PENGEMBANGAN MODUL PRAKTIKUM IPA
UNTUK MENDORONG BERPIKIR KRITIS
PADA SISWA KELAS IV SD KANISUS GANJURAN
Dipersiapkan dan ditulis oleh: Theresia Dwi Kurniawati
NIM: 111134061
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 27 Januari 2016
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap: Tanda Tangan
Ketua : Christiyanti Aprinastuti. S.Si., M.Pd ... Sekretaris : Apri Damai Sagita Krissandi,S.S., M.Pd ... Anggota : Rohandi, Ph.D. ... Anggota : Wahyu Wido Sari, S.Si, M.Biotech ... Anggota : Kintan Limiansih S.Pd, M.Pd ...
Yogyakarta, 27 Januari 2016
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
Dekan,
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
Tuhan yang selalu memberiku berkat yang berlimpah Almamater Universitas Sanata Dharma
Kedua orang tuaku tercinta, Yohanes Anthoin Taolin dan Christiana Dwi Sri Handayani yang telah memberikan doa, kasih, dukungan dan semangat.
Terima kasih atas semua yang telah diberikan kepadaku.
Kakak ku tersayang Stefanus Kunses Kurniawan Taolin yang stelah memberikan doa, dukungan dan semangat.
Sahabat-sahabat yang selalu memberiku omelan dan semangat (Putri Penata Galak, Cicik Henny, Putri Tyas Brindil, Intan Maya Irung, Mamih Rita Arum Kusuma,
MOTTO
“ORA ET LABORA” -MOTHER THERESA-
“Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah
kepada-Nya, dan Ia akan bertindak” -Mazmur 37:5-
“Percayalah apa yang kamu perjuangkan saat ini, suatu hari nanti akan kamu petik hasilnya”
-NN-
“
,
”
-PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 27 Januari 2016
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Theresia Dwi Kurniawati
Nomor Mahasiswa : 111134061
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:
PENGEMBANGAN MODUL PRAKTIKUM IPA SEBAGAI SUPLEMEN
KURIKULUM 2013 UNTUK MENDORONG SISWA KELAS IV
BERPIKIR KRITIS
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mnegalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 13 Januari 2016
Yang menyatakan
ABSTRAK
Kurniawati, Theresia Dwi. 2016. Pengembangan Modul Praktikum IPA sebagai Suplemen Kurikulum 2013 Mendorong Berpikir Kritis pada Siswa Kelas IV. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini berawal dari kebutuhan guru dan siswa akan modul praktikum IPA yang mengacu pada kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. Peneliti membuat kuesioner dan melakukan observasi dan wawancara untuk menganalisis kebutuhan tersebut. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa modul praktikum IPA sebagai suplemen kurikulum 2013 untuk mendorong berpikir kritis siswa kelas IV Sekolah Dasar. Modul praktikum IPA tersebut diuji cobakan secara terbatas sebanyak dua kali di kelas IV, pertama di SD Negeri 1 Bareng Lor Klaten dengan jumlah responden 4 siswa dan di SD Kanisius Ganjuran dengan jumlah responden 19 siswa. Jenis penelitian ini adalah research dan development (R&D) yang menggunakan prosedur pengembangan Borg & Gall dalam Sanjaya tetapi hanya sampai pada langkah ke 7.
Hasil penelitian berdasarkan validasi produk oleh Guru kelas IV SD Kanisius Ganjuran, 4 siswa kelas IV SDN 1 Bareng Lor Klaten, 19 siswa kelas IV SD Kanisus Ganjuran dari keseluruhan hasil validasi tsersebut, diperoleh rata-rata skor 3,3 dengan kategori layak. Dengan demikian, produk yang dikembangkan dapat dikatakan layak untuk digunakan sebagai bahan ajar untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar pada mata pelajaran IPA.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama uji coba modul praktikum IPA di SDN 1 Bareng Lor Klaten dan SD Kanisius Ganjuran, terlihat bahwa siswa terdorong untuk berpikir kritis saat melakukan kegiatan praktikum. Uji terbatas 5 siswa di SDN 1 Bareng Lor Klaten terdapat 7 indikator yang terlihat dan pada uji coba 19 siswa di SD Kanisius Ganjuran seluruh indikator terlihat pada saat pengujian modul praktikum IPA. Di SD Kanisius Ganjuran terdapat 1 siswa yang bertanya ketika melakukan praktikum dengan menggunakan modul praktikum IPA. Dengan demikian modul praktikum IPA sudah layak digunakan dalam pembelajaraan kelas IV sekolah dasar sebagai suplemen kurikulum 2013.
ABSTRACT
Kurniawati, Theresia Dwi. 2016. The Development of Science Experiment Work Module Based on 2013 Curriculum to Encourage the Critical Thinking of the Forth Grade Student of Elementary School. Elementary School Teacher Education Study Program, Faculty of Teaching and Education, Sanata Dharma University.
This study originated from the need of teachers and students for science’s practicum module that refers to the 2013 curriculum for fourth grade elementary school students. Researchers used questionnaires, observations and interviews to analyze those needs. The main objective of this study is to produce a product in a form of science practicum module to be a supplement for the curriculum 2013 to encourage critical thinking of fourth grade students of Elementary School. The science practicum module was tested twice on a limited basis to the fourth grade students, first in SD Negeri 1 Bareng Lor Klaten with 4 respondents and in SD grade of elementary school students in science.
Based on observations made during the testing of the science experiment module at SDN 1 Bareng Lor Klaten and SD Kanisius Ganjuran, it can be seen that students are encouraged to think critically while doing lab activities. The limited trial on 5 students in SDN 1 Bareng Lor Klaten showed 7 indicators of critical thinking that were seen and in limited trial on 19 students in SD Kanisius Ganjuran all indicators of critical thinking were seen when the science module trial were conducted. Kanisius Ganjuran there is are students who asking question when doing lab activities using the science practical work module. The conclusion of this research is that the science practical work module is suitable to use in 4 grade of elementary school as supplement for 2013 curriculum.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai waktu yang ditentukan. Begitu juga tidak lupa peneliti menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang dengan tulus ikhlas membantu selama proses penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih ini peneliti sampaikan kepada:
1. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A selaku Kaprodi PGSD. 2. Christiyanti Aprinastuti. S.Si., M.Pd selaku wakil Kaprodi PGSD. 3. Rohandi, Ph.D. selaku dekan FKIP dan dosen pembimbing I yang telah
membimbing dan mendorong peneliti dari awal sampai akhir penelitian. 4. Wahyu Wido Sari, M.Biotech. selaku dosen pembimbing II yang telah
membantu membimbing dan mendorong penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.
5. HY. Budi Santoso S.Sos. Selaku Kepala Sekolah Dasar Kanisius Ganjuran, yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian.
6. Angelina Ratih Wulansari, S.Pd selaku guru kelas IV SD Kanisius Ganjuran yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian.
7. Eny Winarti, S.Pd., M.Hum. selaku validator instrumen analisis kebutuhan dalam penelitian ini.
8. Laurensia Aptik Evanjeli, S.Psi., M.A. selaku validator instrumen analisis kebutuhan dalam penelitian ini.
9. Dr. Y. Karmin., M.Pd selaku validator modul praktikum IPA dalam penelitian ini.
11.Siswa kelas IV SD Negeri 1 Bareng Lor Klaten dan siswa kelas IV SD Kanisius Ganjuran tahun pelajaran 2014/2015 yang telah berpartisipasi dalam proses penelitian ini.
12.Segenap staf dan karyawan PGSD yang telah memberi bantuan dan dukungan.
13.Kedua orang tua, Bapak Yohanes Anthoin Taolin dan Ibu Christiana Dwi Sri Handayani, S.Pd yang selalu mendukungku dalam segala hal, doa, motivasi, semangat, dan perhatian yang sangat besar selama proses penelitian ini.
14.Kakakku Stefanus Kunses Kurniawan Taolin, yang selalu mendukung dan mendoakan.
15.Sahabat-sahabatku (Putri Penata, Rosalia Henny dan Rita Arum) yang selalu mendukung, menyemangatiku, berjuang bersamaku dan mengingatkanku.
16.Teman-teman kelas VII B 2011, teman-teman PGSD angkatan 2011, teman-teman OMK (Steffani Tia Anjar pratiwi, Stefanus Tito,Vicktorinus Raditya, dan mbak alvina) yang selalu mendukung, menyemangati dan berproses bersama.
17.Edwardus Alvianto Sumartadi yang selalu sabar menemani ku, memberi semangat dan mendukung ku.
18.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Yogyakarta, 27 Januari 2016
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR BAGAN ... xv
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Batasan Masalah ... 5
1.4 Tujuan Penelitian ... 5
1.5 Manfaat Penelitian ... 5
1.6 Spesifikasi Produk ... 6
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka ... 8
2.1.1. Metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development/R&D) ... 8
2.1.2 Media Pembelajaran ... 10
2.1.3 Modul ... 11
2.1.4 Kurikulum 2013 ... 13
2.1.5 Berpikir Kritis ... 14
2.1.6 IPA ... 15
2.2 Penelitian yang Relevan ... 17
2.2.1 Penelitian yang Berhubungan dengan Modul ... 17
2.2.2 Penelitian yang Berhubungan dengan Berpikir Kritis ... 18
2.3 Desain Diagram ... 21
2.4 Kerangka Berpikir ... 22
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 23
3.2 Setting Penelitian ... 24
3.2.1 Subjek Penelitian ... 24
3.2.2 Objek Penelitian ... 24
3.2.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24
3.3 Prosedur Pengembangan ... 25
3.4 Uji Coba Produk ... 28
3.5 Instrumen Penelitian ... 29
3.7.1 Teknik Analisis Data Kualitatif ... 35
3.7.2 Teknik Analisis Data Kuantitatif ... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kajian Standar Kompetensi dan Materi Pembelajaran ... 39
4.2 Data Analisis Kebutuhan ... 40
4.3 Deskripsi Produk Awal ... 48
4.4 Data Validasi dan Revisi Produk ... 51
4.4.1 Data Validasi Ahli Bahasa Indonesia dan IPA ... 54
4.4.2 Data Validasi oleh Guru Kelas IV ... 61
4.4.3 Data Uji Coba Terbatas dalam Kelompok Kecil ... 63
4.4.4 Data Uji Coba dalam Kelas ... 66
4.5 Pembahasan ... 68
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 75
5.2 Keterbatasan Penelitian ... 76
5.3 Saran ... 76
DAFTAR REFERENSI ... 77
DAFTAR BAGAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi Analisis Kebutuhan ... 30
Tabel 3.2 Kisi-kisi Wawancara Analisis Kebutuhan Kepala Sekolah ... 30
Tabel 3.3 Kisi-kisi Wawancara Analisis Kebutuhan Guru Kelas ... 31
Tabel 3.4 Kisi-kisi Wawancara Analisis Kebutuhan Siswa Kelas IV ... 31
Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan Terhadap Siswa ... 32
Tabel 3.6 Kisi-kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan Untuk Guru ... 32
Tabel 3.7 Kriteria Penilaian Ideal (Sukardjo, 2006:5) ... 36
Tabel 3.8 Kriteria Skor Skala Empat ... 38
Tabel 4.1 Kompetensi Inti ... 39
Tabel 4.2 Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa ... 42
Tabel 4.3 Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru ... 43
Tabel 4.4 Kriteria Penilaian Ideal ... 53
Tabel 4.5 Kriteria Skor Skala Empat ... 54
Tabel 4.6 Hasil Validasi dari Dua Ahli ... 54
Tabel 4.7 Komentar dan Saran dari Ahli Bahasa Indonesia ... 56
Tabel 4.8 Komentar dan Saran dari Ahli IPA ... 59
Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Kualitas Modul oleh Guru Kelas IV ... 61
Tabel 4.10 Hasil Observasi Berpikir Kritis Siswa dalam Kelompok Kecil .... 64
Tabel 4.11 Hasil Uji Validitas Kualitas Modul dalam Kelompok Kecil ... 65
Tabel 4.12 Tabel Komentar dan Saran Siswa Uji Terbatas Kelompok Kecil .. 65
Tabel 4.13 Hasil Uji Validitas Kualitas Modul dalam Kelas ... 66
Tabel 4.14 Hasil Observasi Siswa pada Uji Terbatas di Kelas ... 67
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 4.1 Gambar Sampul Modul Praktikum IPA ... 50 Gambar 4.2 Gambar Isi Modul Praktikum IPA ... 51 Gambar 4.3 Gambar Modul Bagian Tema 1 Sebelum Direvisi
(halaman 5) ... 57 Gambar 4.4 Gambar Modul Bagian Tema 1 Sesudah Direvisi
(halaman 5) ... 57 Gambar 4.5 Gambar Materi Subtema 2 Sebelum Direvisi
(halaman 10) ... 58 Gambar 4.6 Gambar Materi Subtema 2 Sesudah Direvisi
(halaman 10) ... 58 Gambar 4.7 Gambar Pertanyaan Pembahasan pada Percobaan 3 Subtema 2
Sebelum Direvisi (halaman 15) ... 59 Gambar 4.8 Gambar Pertanyaan Pembahasan pada Percobaan 3 Subtema 2
Sesudah Direvisi (halaman 15) ... 59 Gambar 4.9 Gambar Pertanyaan Pembahasan pada Percobaan 4 Subtema 2
Sebelum Direvisi (halaman 18) ... 60 Gambar 4.10 Gambar Pertanyaan Pembahasan pada Percobaan 4 Subtema 2
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ... 82
Lampiran 2 Validasi Instrumen Analisis Kebutuhan oleh Dosen 1 ... 83
Lampiran 3 Validasi Instrumen Analisis Kebutuhan oleh Dosen 2 ... 89
Lampiran 4 Lembar Pertanyaan Wawancara Analisis Kebutuhan Siswa ... 95
Lampiran 5 Lembar Wawancara Analisis Kebutuhan Kepala Sekolah ... 96
Lampiran 6 Lembar Wawancara Analaisis Kebutuhan Guru ... 97
Lampiran 7 Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru ... 99
Lampiran 8 Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa ... 103
Lampiran 9 Validasi Modul oleh Ahli Bahasa Indonesia ... 106
Lampiran 10 Validasi Modul oleh Ahli IPA ... 113
Lampiran 11 Validasi Modul oleh Guru Kelas IV ... 119
Lampiran 12 Persepsi Siswa Terhadap Modul (kelompok 5 siswa) ... 125
Lampiran 13 Persepsi Siswa Terhadap Modul (kelompok 21 siswa) ... 128
Lampiran 14 Penilaian RPP oleh Dosen ... 131
Lampiran 15 Validasi RPP oleh Guru Kelas IV ... 133
Lampiran 16 RPP Uji Coba Terbatas ... 135
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan (1) latar belakang, (2) rumusan masalah, (3)
batasan masalah, (4) tujuan penelitian, (5) manfaat penelitian, (6) spesifikasi
produk yang dikembangkan, serta (7) definisi operasional.
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan aktivitas yang berlangsung sepanjang hidup manusia
dan sangat penting untuk dilakukan oleh masyarakat untuk mengimbangi
kemajuan dan perkembangan teknologi saat ini. Manusia akan selalu mengalami
proses belajar dan tidak akan pernah berhenti belajar karena manusia dalam
hidupnya akan dihadapkan pada permasalahan yang membutuhkan pemecahan
dan harus menghadapinya. Salah satunya manusia belajar IPA karena IPA dapat
diterapkan dan selalu ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Pengertian IPA adalah
pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya
(Darmojo dalam Samatowa, 2011:4). Alasan perlunya IPA diajarkan di sekolah
salah satunya adalah IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang memberikan
kesempatan berpikir kritis dan jika IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan
yang dilakukan sendiri oleh anak, maka IPA tidaklah merupakan mata pelajaran
yang bersifat hapalan (Samatowa, 2011:4).
Pemerintah memberlakukan kurikulum baru untuk memajukan pendidikan
di Indonesia yaitu Kurikulum 2013. Menurut Hamalik (2007: 65), kurikulum
adalah program pendidikan yang disediakan oleh lembaga pendidikan (sekolah)
terpisah, melainkan siswa belajar semua mata pelajaran dalam satu tema besar.
Dalam satu tema besar akan dibagi menjadi beberapa subtema dan di dalam
subtema akan dibagi lagi menjadi beberapa pembelajaran.
Peneliti melakukan observasi di kelas IV SD Kanisius Ganjuran Yogyakarta
pada tanggal 14 Oktober 2014, dari hasil observasi tersebut dapat terlihat bahwa
SD Kanisius Ganjuran sudah menerapkan Kurikulum 2013 dalam pembelajaran.
Guru memberikan materi pelajaran IPA sudah menggunakan media yang berupa
bagian-bagian tumbuhan seperti daun, bunga, akar. Guru membuat pembelajaran
dalam kelompok-kelompok dan dipresentasikan di depan kelas.
Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan Kepala Sekolah pada
tanggal 20 Oktober 2014 mengenai Kurikulum 2013, beliau mengungkapkan
bahwa butuh penyesuaian untuk menerapkan dalam pembelajaran karena guru
menganggap Kurikulum 2013 ini sebagai sesuatu yang baru. Kepala Sekolah juga
merasakan bahwa guru-guru mengalami kesulitan mengenai Kurikulum 2013
yaitu ketika melakukan pembelajaran guru masih kurang menguasai pendekatan
saintifik, guru juga masih harus mempersiapkan anak-anak yang belum terbiasa
aktif dalam pembelajaran. Beliau juga mengungkapkan bahwa sekolah sangat
membutuhkan modul praktikum IPA karena pendekatan saintifik sangat dekat
dengan praktikum, sedangkan buku referensi yang digunakan guru-guru hanya
terbatas. Kepala sekolah juga mengungkapkan bahwa kriteria modul yang baik
adalah modul yang sesuai dengan tema dan keadaan lingkungan yang dapat
memfasilitasi siswa, serta tidak membebankan orang tua siswa.
Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas IV SD
Oktober 2014. Guru kelas IV mengungkapkan bahwa pendekatan dengan saintifik
dalam Kurikulum 2013 sangat bagus karena pendekatan ini memancing anak
untuk kreatif mengeksplorasi apa yang sudah siswa pelajari. Beliau mengalami
kesulitan ketika harus mengkondisikan siswa karena siswa sudah terbiasa belajar
dengan mata pelajaran yang dipisah-pisah. Guru melakukan praktikum yang ada
di buku siswa saja, oleh karena itu beliau membutuhkan modul praktikum IPA.
Modul praktikum IPA tersebut dapat membantu serta mempermudah guru
melakukan praktikum. Menurut guru, kriteria modul praktikum IPA yang baik dan
menarik untuk siswa adalah dengan memberikan materi yang jelas dan mudah
dipahami serta diberi gambar pada setiap langkah kerja
Peneliti juga melakukan wawancara pada hari Jumat dan Selasa, tanggal 17
dan 21 Oktober 2014 di SD Kanisius Ganjuran dengan beberapa siswa terlihat
bahwa siswa belum begitu paham pada materi yang diajarkan oleh guru karena
keterbatasan sumber belajar. Sumber-sumber yang digunakan guru hanyalah buku
siswa, LKS dan buku sains yang dipunyai oleh guru mereka. Siswa-siswa juga
menyebutkan bahwa mereka membutuhkan modul praktikum IPA untuk
membantu mereka memahami materi yang masih sulit untuk mereka pahami.
Salah satu siswa mengatakan bahwa materi IPA yang belum begitu ia kuasai
adalah materi mengenai bunyi karena materi yang ada di buku belum lengkap.
Setelah melakukan wawancara, peneliti menyebarkan kuesioner yang diisi
oleh siswa kelas IV dan dapat disimpulkan bahwa siswa sangat menyukai belajar
IPA dengan melakukan praktikum. Sumber belajar yang digunakan adalah LKS
kuesioner pada guru kelas IV yang dapat disimpulkan bahwa guru kelas IV
bersedia menggunakan modul praktikum IPA yang dibuat oleh peneliti untuk
memenuhi kebutuhan siswa. Beliau mengatakan bahwa urutan kriteria prioritas
untuk membuat modul IPA yang menarik dan berkualitas adalah bentuk modul,
ketebalan modul, bahan kertas, warna modul, isi modul, biaya modul, ukuran
kertas, keawetan modul. Modul praktikum IPA juga perlu diberi rangkuman
materi pembelajaran, langkah langkah praktikum agar lebih memudahkan siswa
dalam memahami materi.
Oleh karena itu peneliti akan mencoba melakukan pengembangan modul
Praktikum IPA di kelas IV SD Kanisius Ganjuran Yogyakarta. Dengan adanya
modul Praktikum IPA ini akan membantu guru melakukan praktikum IPA yang
tidak hanya ada di buku siswa yang telah diberikan oleh Dinas. Selain itu, modul
Praktikum IPA akan dapat mendorong siswa untuk berpikir kritis.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana mengembangkan modul praktikum IPA pada materi Tema 1
Indahnya Kebersamaan sebagai suplemen Kurikulum 2013 pada kelas IV
SD Kanisius Ganjuran pada semester gasal tahun pelajaran 2014/2015?
1.2.2 Bagaimana kualitas modul praktikum IPA pada materi Tema 1 Indahnya
Kebersamaan sebagai suplemen Kurikulum 2013 pada kelas IV SD Kanisius
Ganjuran pada semester gasal tahun pelajaran 2014/2015?
1.2.3 Bagaimana pengaruh penggunaan modul praktikum IPA pada materi Tema 1
Indahnya Kebersamaan sebagai suplemen Kurikulum 2013 pada kelas IV
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini dilakukan agar penelitian dapat
dilakukan secara terarah dan tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Oleh
karena itu dalam penelitian ini peneliti membatasi hal-hal sebagai berikut:
1.3.1 Materi yang disajikan dalam Modul Praktikum IPA adalah materi pada
Tema 1 yaitu Indahnya Kebersamaan.
1.3.2 Sekolah Dasar yang dijadikan subjek peneliti adalah SD Kanisius
Ganjuran.
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Mengetahui cara mengembangkan modul praktikum IPA materi Tema 1
Indahnya Kebersamaan sebagai suplemen 2013 pada kelas IV SD Kanisius
Ganjuran pada semester gasal tahun pelajaran 2014/2015.
1.4.2 Mengetahui kualitas modul praktikum IPA pada materi bunyi sebagai
suplemen Kurikulum 2013 pada kelas IV SD Kanisius Ganjuran pada
semester gasal tahun pelajaran 2014/2015.
1.4.3 Mengetahui pengaruh penggunaan modul praktikum IPA pada materi bunyi
sebagai suplemen Kurikulum 2013 pada kelas IV SD Kanisius Ganjuran
pada semester gasal tahun pelajaran 2014/2015.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Bagi peneliti:
Dengan adanya penelitian ini peneliti memiliki pengalaman dalam membuat
1.5.2 Bagi guru:
Dengan adanya modul praktikum IPA dapat membantu guru dalam
menyampaikan materi melalui kegiatan praktikum.
1.5.3 Bagi siswa:
Dengan adanya modul praktikum IPA dalam kegiatan pembelajaran siswa
akan terbantu dalam memahami materi pelajaran.
1.5.4 Bagi sekolah:
Dengan adanya modul praktikum IPA dapat menambah sumber belajar
khususnya dalam pelaksanaan praktikum.
1.6 Spesifikasi Produk
Spesifikasi produk yang akan dihasilkan dalam penelitian ini yaitu bahan
ajar pada pembelajaran IPA berupa sebuah modul praktikum IPA. Produk yang
dikembangkan berupa modul praktikum IPA yang sesuai dengan kurikulum 2013.
Modul ini berisikan beberapa praktikum yang berkaitan dengan tema 1 “Indahnya Kebersamaan”. Modul ini berisikan materi, langkah kerja praktikum, alat dan
bahan praktikum, dan soal. Modul praktikum IPA ini akan dikembangkan menjadi
pengembangan dan pemanfaatan bahan ajar pada mata pelajaran IPA materi
Bunyi kelas IV SD Kanisius Ganjuran tahun ajaran 2014/2015.
1.7 Definisi Operasional
1.7.1 Belajar adalah suatu proses yang terjadi pada semua orang selama masa
hidupnya.
1.7.2 IPA adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala alam termasuk makhluk
1.7.3 Modul adalah sumber belajar tambahan yang digunakan oleh guru.
1.7.4 Modul praktikum IPA adalah panduan yang digunakan guru dan siswa untuk
melakukan praktikum.
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini membahas mengenai kajian pustaka yaitu (1) kajian teori yang
akan menjelaskan mengenai metode penelitian dan pengembangan (R&D), media
pembelajaran, modul, kurikulum 2013, berpikir kritis, IPA, (2) penelitian yang
relevan, (3) desain diagram dan (4) kerangka berpikir
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Metode Penelitian dan Pengembangan (Research and
Development/R&D)
Dalam dunia pendidikan terdapat berbagai macam metode penelitian
pendidikan yang digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan
melakukan penelitian. Salah satu metode penelitian yang digunakan adalah
metode penelitian dan pengembangan. Sukmadinata (2008:164) menyatakan
metode penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah
untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang
telah ada, yang dapat dipertanggung jawabkan. Menurut Sugiyono (2010:407),
metode penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa Inggrisnya Research and
Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan
produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Penelitian dan
pengembangan (R&D) adalah proses pengembangan dan validasi produk
Borg & Gall dalam Sanjaya (2013:133-134) memerinci langkah-langkah
penelitian dan pengembangan seperti:
1. Riset dan pengumpulan informasi termasuk studi literatur dan observasi
kelas.
2. Perencanaan yang meliputi merumuskan tujuan, menetapkan sekuen pelajaran
serta pengujian dalam skala terbatas.
3. Pengembangan produk awal (preliminary form of product) termasuk
mempersiapkan bahan-bahan pelajaran, buku pegangan, dan perangkat
penilaian.
4. Uji lapangan produk awal yang melibatkan satu sampai tiga sekolah dengan
mengikutsertakan 6 hingga 12 subjek dan menggunakan teknik wawancara,
observasi, dan angket dan hasilnya dianalisis untuk menemukan
kelemahan-kelemahannya. Pada tahap uji lapangan menekankan pada proses disamping
hasil belajar.
5. Berdasarkan hasil analisis, produk awal tersebut direvisi sehingga menjadi
produk yang lebih baik.
6. Uji lapangan terhadap produk yang diperbaiki dalam skala yang lebih luas.
Pada tahap ini selain data kualitatif untuk menilai proses, juga dikumpulkan
data kuantitatif hasil pre dan postes.
8. Uji lapangan skala yang lebih luas lagi dengan menggunakan teknik
wawancara, observasi dan angket, selanjutnya data tersebut dianalisis.
9. Revisi akhir produk berdasarkan hasil analisis data pada uji lapangan terakhir.
10. Desiminasi dan melaporkan produk akhir hasil penelitian dan pengembangan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian dan pengembangan merupakan
metode penelitian untuk menghasilkan produk. Penelitian dan pengembangan
dilakukan dengan melakukan tahap perencanaan, pengumpulan informasi,
membuat produk, memvalidasi produk, memperbaiki produk, mengujikan produk
dengan uji terbatas, merevisi produk agar lebih baik, mengujikan kembali dengan
uji yang lebih luas, merevisi akhir produk, lalu melaporkan produk akhir
pengembangan.
2.1.2 Media Pembelajaran
Munadi (2010:7-8) menyatakan media pembelajaran dapat dipahami sebagai
segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber
secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana
penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif. Media
adalah sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di
lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar (Arsyad, 2007:5).
Gerlach & Ely dalam Arsyad (2007:3) mengatakan bahwa media apabila
dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang
membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,
lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar (Gagne:1970 dalam
Sadiman, dkk, 2009:6). Gagne dan Brigs dalam Arsyad (2007:4) secara implisit
mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan
untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku,
tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai),
foto, gambar, grafik, televisi dan komputer.
Jadi dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah sumber belajar
yang dapat membantu siswa dan guru dalam memahami materi. Untuk
mendukung proses pembelajaran, guru membutuhkan media belajar yang dapat
digunakan sebagai sumber belajar pelengkap untuk menunjang pembelajaran.
2.1.3 Modul
Modul adalah sebuah bingkisan bahan pelajaran tertulis yang dapat
dipelajari oleh anak dengan auto aktivitasnya, dimana layanan dan bimbingan
guru/pamong diatur sedikit mungkin (Soemirat, 1980:3). Modul pada dasarnya
adalah sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan bahasa yang
mudah dipahami oleh peserta didik sesuai tingkat pengetahuan dan usia mereka,
agar mereka dapat belajar sendiri (mandiri) dengan bantuan atau bimbingan yang
minimal dari pendidik (Prastowo, 2013:106). Menurut Nasution (1984:206-208)
modul adalah media pembelajaran yang di dalamnya terdiri dari kegiatan belajar
yang dibuat untuk membantu siswa mencapai tujuan sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki siswa.
kemudian difahami, dimengerti dan dapat menyelesaikan tugas-tugas yang ada,
dengan sedikit mungkin layanan dan bimbingan dari guru. Tujuan penyusunan
atau pembuatan modul menurut Prastowo (2013:108-109), antara lain:
a. Agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan
pendidik (yang minimal).
b. Agar peran pendidik tidak terlalu dominan dan otoriter dalam kegiatan
pembelajaran.
c. Melatih kejujuran peserta didik.
d. Mengkamodasi berbagai tingkat dan kecepatan belajar peserta didik. Bagi
peserta didik yang kecepatan belajarnya tinggi, maka mereka dapat belajar
lebih cepat serta menyelesaikan modul dengan lebih cepat pula. Dan,
sebaliknya bagi yang lambat, maka mereka dipersilahkan untuk
mengulanginya kembali.
e. Agar peserta didik mampu mengukur sendiri tingkat penguasaan materi yang
telah dipelajari.
Jadi dapat disimpulkan bahwa modul adalah sumber belajar tambahan yang
dapat digunakan oleh guru dan siswa. Fungsi modul bagi siswa untuk melatih
siswa menjadi pribadi yang mandiri dalam melakukan kegiatan pembelajaran,
tidak selalu mengikuti apa yang dikatakan guru dan siswa menjadi mengerti
sejauh mana dirinya sudah memahami materi yang sedang dipelajari. Peran guru
hanya sebagai fasilitator yang menjadi pendamping siswa dan bukan menjadi
2.1.4 Kurikulum 2013
Selama ini pendidikan di Indonesia sudah menggunakan berbagai kurikulum
yang sering berganti-ganti setiap beberapa tahun. Saat ini kurikulum yang
digunakan adalah kurikulum 2013. Menurut Dakir (2010:3) kurikulum ialah suatu
program pendidikan yang berisikan berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar
yang diprogramkan, direncanakan dan dirancangkan secara sistematik atas dasar
norma-norma yang berlaku yang dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran
bagi tenaga kependidikan dan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan.
Secara terminologis istilah kurikulum (dalam pendidikan) adalah sejumlah mata
pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan peserta didik untuk memperoleh
ijazah (Arifin, 2011:3).
Mulyasa (2014:68) menyatakan bahwa kurikulum 2013 yang berbasis
kompetensi dapat dimaknai sebagai suatu konsep kurikulum yang menekankan
pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan
standar perfomansi tertentu. Sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik,
berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. Kurikulum 2013
memungkinkan para guru menilai hasil belajar peserta didik dalam proses
pencapaian sasaran belajar, yang mencerminkan penguasaan dan pemahaman
terhadap apa yang dipelajari (Mulyasa, 2014:65).
Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
kurikulum 2013 adalah kurikulum yang mengarahkan siswa untuk
mengembangkan kemampuan, sikap dan minat untuk melakukan sesuatu selama
menilai siswa dari proses awal pembelajaran hingga akhir pembelajaran bukan
dari hasil akhir.
2.1.5 Berpikir Kritis
Glaser dalam Fisher (2009:3) mendefinisikan berpikir kritis sebagai suatu
sikap mau berpikir secara mendalam tentang masalah-masalah dan hal-hal yang
berada dalam jangkauan pengalaman seseorang; pengetahuan tentang
metode-metode pemeriksaan dan penalaran yang logis; dan semacam suatu keterampilan
untuk menerapkan metode-metode tersebut. Berpikir rasional dan kritis adaah
perwujudan perilaku terutama yang bertalian dengan pemecahan masalah (Syah,
1997:120).
Berpikir kritis adalah pemikiran yang masuk akal dan reflektif yang
berfokus untuk memutuskan apa yang mesti dipercaya atau dilakukan (Ennis
dalam Fisher, 2009:4). Paul dalam Fisher (2009:4) menyatakan berpikir kritis
adalah metode berpikir – mengenai hal, substansi atau masalah apa saja – di mana
si pemikir meningkatkan kualitas pemikirannya dengan menangani secara
terampil struktur-struktur yang melekat dalam pemikiran dan menerapkan
standar-standar intelektual padanya.
Indikator berpikir kritis yang di jelaskan menurut Ennis (1998) dalam
Kuswana (2012:198-199), yaitu:
1. Menjelaskan:
Mengidentifikasi fokus masalah, pertanyaan dan kesimpulan Menganalisis argumen
Mengidentifikasi istilah keputusan dan menangani sesuai alasan
2. Menduga
Mengidentifikasi asumsi tak tertulis
Menyimpulkan dan menilai keputusan
3. Membuat pengandaian dan mengintegrasikan kemampuan
Mempertimbangankan alasan tanpa membiarkan ketidaksepakatan atau
keraguan yang mengganggu pemikiran (berpikir yang disangka benar).
4. Menggunakan kemampuan berpikir kritis Dilakukan secara tertib sesuai situasi seperti:
 Tindak lanjut langkah-langkah pemecahan masalah  Memantau pemikiran
 Menandai pemikiran kritis yang rasional
Peka terhadap perasaan, tingkat pengetahuan dan derajat kehebatan orang
lain
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa berpikir
kritis adalah kegiatan yang melatih sikap aktif dan rasa ingin tahu. Maka diusia
SD, diharapkan siswa sudah dapat meningkatkan sikap berpikir kritis sehingga
saat dewasa nanti akan terbiasa berpikir terhadap terhadap lingkungan sekitarnya.
2.1.6 IPA
Samatowa (2011:3) menyatakan bahwa sains adalah ilmu pengetahuan yang
mempunyai objek dan menggunakan metode ilmiah. Wonorahardjo (2010:12)
mengemukakan bahwa tidak hanya merupakan kumpulan pengetahuan tentang
benda atau makhluk hidup, tetapi memerlukan kerja, cara berpikir, dan cara
memecahkan masalah. Ilmu merupakan pengetahuan yang bersumber dari
pengalaman yang masuk melalui panca indera, melalui mata, telinga, hidung, dan
kulit dimana pengalaman itu dapat tersampaikan dengan melalui media-media
yang ada (Hamalik, 2007:13). Sedangkan menurut Trianto (2013:136-137) IPA
adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas
pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti
observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu,
terbuka, jujur, dsb.
Ilmu pengetahuan alam atau sains merupakan alat pendidikan yang berguna
untuk mencapai tujuan pendidikan, maka pendidikan IPA di sekolah mempunyai
tujuan-tujuan tertentu, yaitu:
a. Memberikan pengetahuan kepada siswa tentang dunia tempat hidup dan
bagaimana bersikap;
b. Menanamkan sikap hidup ilmiah;
c. Memberikan keterampilan untuk melakukan pengamatan;
d. Mendidik siswa untuk mengenal, mengetahui cara kerja serta menghargai
para ilmuwan penemunya;
e. Menggunakan dan menerapkan metode ilmiah dalam memecahkan
masalah. (Laksmi (1986) dalam Trianto, 2013:142).
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengetian IPA adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang gejala alam termasuk makhluk hidup. IPA melatih untuk
2.2 Penelitian yang Relevan
2.2.1 Penelitian yang Berhubungan dengan Modul
Elisabeth Dwi Astuti (2014) meneliti tentang “Pengembangan modul
bimbingan belajar Matematika berbasis kecerdasan kinestetik badani pada siswa berprestasi rendah”. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan hasil validasi
kualitas produk modul bimbingan belajar Matematika berbasis kecerdasan
kinestetik dan untuk mengetahui produk modul bimbingan belajar dapat
meningkatkan prestasi rendah siswa. Penelitian ini dilakukan di kelas IV SD
Kanisius Gayam I, Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukan bahwa modul
bimbingan belajar yang dikembangkan kualitasnya sudah baik dan layak
digunakan serta dapat meningkatkan prestasi belajar.
Christina Risma Marthawati (2014) meneliti tentang “Pengembangan modul
pembelajaran tematik berbasis Multiple Intelligence”. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui langkah pengembangan prototipe modul pembelajaran tematik dan
mengetahui kelayakan pengembangan prototipe modul pembelajaran tematik.
Penelitian ini dilakukan di kelas IV SD. Hasil penelitian menunjukan bahwa
pengembangan prototipe modul pembelajaran tematik berbasis Multiple
Intelligence menggunakan langkah sebagai berikut (1) Potensi dan masalah
diperoleh karena terbatasnya fasilitas pembelajaran yang disebabkan oleh
pergantian kurikulum (2) Pengumpulan informasi dilakukan dengan menyebarkan
kuesioner ke delapan sekolah dan menganalisis hasil kuesioner tersebut (3) Desain
yang dikembangkan, mendesain gambar (4) Validasi dilakukan oleh tiga ahli, ahli
modul pembelajaran, ahli tematik dan ahli bahasa (5) Revisi desain dilakukan
sesuai kritis dan saran yang diberikan oleh validator setelah modul validasi;
sedangkan kualitas prototipe modul pembelajaran tematik kelas IV SD berbasis
Multiple Intelligence adalah sangat baik.
Huda Restu Pramuditha (2014) meneliti tentang “Pengembangan modul
bimbingan belajar Matematika berbasis kecerdasan naturalis pada siswa
berprestasi rendah”. Penelitian ini dilakukan di kelas III A SDN Percobaan 3
Pakem. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan hasil validasi kualitas produk
modul bimbingan belajar dan untuk mengetahui produk modul bimbingan belajar
dapat meningkatkan prestasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengembangan
modul bimbingan belajar matematika berbasis kecerdasan naturalis dikembangkan
dengan kualitas yang baik dan layak digunakan dalam pembelajaran tematik kelas
III serta dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Berdasarkan penelitian di atas dapat dilihat bahwa pengembangan modul
yang dilakukan untuk tematik dan mata pelajaran Matematika sedangkan
pengembangan modul praktikum IPA belum dikembangkan. Maka dari itu,
peneliti ingin mengembangkan modul praktikum IPA di kelas IV SD Kanisius
Ganjuran khususnya materi mengenai bunyi.
2.2.2 Penelitian yang Berhubungan dengan Berpikir Kritis
Maria Puji Rahayu (2011) meneliti tentang “Pengaruh penerapan metode
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiri
terhadap prestasi belajar dan kemampuan berpikir kritis pada kategori afektif
umum. Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan metode inkuiri pada mata
pelajaran IPA tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar
siswa serta berpengaruh positif dan signifikan kemampuan berpikir kritis pada
kategori afektif umum.
Lisa Dwi Aryani (2011) meneliti tentang “Pengaruh metode inkuiri terhadap
prestasi belajar dan kemampuan berpikir kritis kategori kognitif pada mata pelajaran IPA”. Penelitian dilakukan di kelas V SDK Wirobrajan, Yogyakarta.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penerapan metode inkuiri pada mata
pelajaran IPA terhadap prestasi belajar siswa dan kemampuan berpikir kritis pada
kategori kognitif siswa. Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan metode
inkuiri pada mata pelajaran IPA berpengaruh positif dan signifikan terhadap
prestasi belajar siswa dan kemampuan berpikir kritis pada kategori kognitif.
Maria Putri Penata P (2015) meneliti tentang “Pengembangan modul
praktikum IPA sebagai suplemen kurikulum 2013 untuk mendorong berpikir
kritis”. Penelitian dilakukan di kelas IV SD Kanisius Sengkan, Yogyakarta.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penggunaan Modul Praktikum
IPA pada materi Tema 3 Peduli Terhadap Makhluk Hidup pada kemampuan
berpikir kritis siswa kelas IV SD Kanisius Sengkan Yogyakarta. Hasil penelitian
menunjukan bahwa modul praktikum IPA sebagai suplemen kurikulum 2013
Berdasarkan penelitian terdahulu, dapat dilihat bahwa metode inkuiri dan
modul praktikum IPA dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Namun
peneliti berharap kemampuan berpikir kritis meningkat tidak hanya dengan
menggunakan metode inkuiri dan modul praktikum IPA pada tema 3. Maka,
peneliti ingin meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dengan
menggunakan modul praktikum IPA pada tema 1 di kelas IV SD Kanisius
2.3 Desain Diagram
Bagan 2.1 Penelitian yang Relevan
Modul
Elisabeth Dwi Astuti (2014)
Hasilnya modul bimbingan belajar yang dikembangkan kualitasnya sudah baik dan layak digunakan
Maria Puji Rahayu (2011) Hasilnya metode inkuiri pada mata pelajaran IPAberpengaruh positif dan signifikan kemampuan berpikir kritis pada kategori afektif umum
Berpikir Kritis
Chritiana Risma Mathawati (2014) Hasilnya kualitas prototipe modul pembelajaran tematik kelas IV SD berbasis Multiple Intelligence adalah sangat baik.
Huda Restu Pramuditha (2014)
Hasilnya kualitas modul bimbingan belajar matematika berbasis
kecerdasan naturalis adalah baik dan layak digunakan dalam pembelajaran tematik kelas III
Lisa Dwi Aryani (2011)
Hasilnya penerapan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kemampuan berpikir kritis pada kategori kognitif.
Maria Putri Penata P (2015) Hasilnya modul praktikum IPA tema 3 sebagai suplemen kurikulum 2013 dapat digunakan untuk mendorong berpikir kritis pada siswa.
Menghasilkan produk berupa modul Mengetahui dan meningkatkan berpikir kritis
Judul Penelitian:
2.4 Kerangka Berpikir
IPA merupakan mata pelajaran yang mempelajari tentang alam namun tidak
hanya yang berkaitan dengan alam saja. IPA juga mempelajari tentang apa yang
sering ditemui di lingkungan sekitar, yang hampir setiap hari dialami oleh
manusia. Bunyi merupakan salah satu materi yang sering sekali dialami dalam
kehidupan sehari-hari. Namun manusia tidak menyadari bahwa bunyi yang dapat
terdengar dapat diciptakan sendiri oleh manusia, tidak hanya dari alam atau pun
hewan. Padahal dengan benda-benda yang ada di sekitar lingkungan dapat
membantu untuk menciptakan sebuah bunyi yang sangat sederhana dan sangat
penting untuk diketahui oleh siswa.
Dalam kegiatan belajar mengajar guru perlu mengembangkan media
pembelajaran, salah satu contohnya adalah modul. Modul yang dikembangkan
dapat menjadi pelengkap sumber belajar yang dapat digunakan oleh guru. Modul
yang dikembangkan berisi praktikum-praktikum yang dapat dilakukan oleh siswa
dan bahan yang digunakan sangat mudah didapatkan di lingkungan sekitar. Selain
itu, modul juga dapat membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan berpikir
kritis.
Untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa maka penulis
mengembangkan modul praktikum mengenai bunyi yang diterapkan di SD
Kanisius Ganjuran Yogyakarta. Dengan menggunakan modul praktikum tersebut
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan (1) jenis penelitian, (2) setting penelitian, (3)
prosedur pengembangan, (4) uji coba produk, (5) instrumen penelitian, (6) teknik
pengumpulan data, (7) teknik analisis.
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian R&D (Research and Development)
atau penelitian dan pengembangan. Sugiyono (2010:407) mengatakan metode
penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa Inggrisnya Research and
Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan
produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Penelitian ini
mengembangkan media pembelajaran berupa modul praktikum IPA kelas IV SD
Kanisius Ganjuran. Modul tersebut diharapkan dapat membantu siswa memahami
materi yang dipelajari dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
Langkah pengembangan menurut Borg dan Gall dalam Sanjaya (2013:133-134),
yaitu: (1) pengumpulan informasi, (2) perencanaan, (3) pengembangan produk
awal, (4) uji produk awal, (5), revisi produk, (6) uji lapangan, (7) revisi produk uji
lapangan, (8) uji lapangan skala luas, (9) revisi akhir uji lapangan luas, (10)
laporan produk akhir. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian
3.2 Setting Penelitian
3.2.1 Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Kanisius Ganjuran yang
berjumlah 21 siswa.
3.2.2 Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah pengembangan modul praktikum IPA pada
materi Tema 1 Indahnya Kebersamaan. Kompetensi inti yang digunakan adalah
KI 3 Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca) dan bertanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,
mahkluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di
rumah, sekolah dan tempat bermain. KI 4 Menyajikan pengetahuan faktual dalam
bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan
yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku
anak beriman dan berakhlak mulia. Kompetensi dasar yang digunakan adalah 3.5
Memahami sifat-sifat bunyi melalui pengamatan dan keterkaitannya dengan
indera pendengar.
3.2.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti memilih SD Kanisius Ganjuran yang
beralamat di Dusun Jogodayon, Desa Sumbermulyo, Kecamatan Bambanglipuro,
Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian dilakukan
3.3 Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan penelitian ini mengarah pada produk berupa modul
praktikum IPA. Ada sepuluh langkah penelitian dan pengembangan menurut Borg
& Gall dalam Sanjaya (2013:133-134) yaitu: (1) pengumpulan informasi, (2)
perencanaan, (3) pengembangan produk awal, (4) uji produk awal, (5), revisi
produk, (6) uji lapangan, (7) revisi produk uji lapangan, (8) uji lapangan skala
luas, (9) revisi akhir uji lapangan luas, (10) laporan produk akhir. Peneliti
memodifikasi langkah penelitian dan pengembangan hanya sampai pada langkah
ke 7. Berikut adalah penjabaran dari ketujuh langkah secara lengkap pada bagan
Bagan 3.1 Prosedur Pengembangan
Langkah 1
Langkah 2
Langkah 3
Langkah 4 Langkah 5
Langkah 7 Langkah 6
L Potensi dan masalah
Analisis kebutuhan Validasi
Observasi Wawancara Kuesioner
Pengumpulan data Hasil observasi Hasil wawancara Hasil kuesioner
Desain produk
sumber-sumber
bealajar kompetensi Inti kompetensi dasar indikator
materi Kegiatan praktikum
Memvalidasikan produk pada ahli
Merevisi produk Produksi modul
Uji coba produk terbatas (kelompok kecil dan kelas)
Merevisi produk
Langkah pertama adalah potensi dan masalah, peneliti melakukan analisis
kebutuhan guru dan siswa dengan melakukan observasi di kelas IV pada
pembelajaran IPA. Setelah melakukan observasi, peneliti melakukan wawancara
dengan siswa, guru dan kepala sekolah SD Kanisius Ganjuran. Langkah kedua
adalah peneliti melakukan pengumpulan data dengan menyebar angket analisis
kebutuhan pada guru dan siswa serta melakukan wawancara dengan kepala
sekolah, guru kelas IV dan siswa kelas IV. Selanjutnya pada langkah ketiga
peneliti membuat desain produk dengan menganalisis sumber-sumber belajar
menetapkan KI, KD, indikator, materi, mengembangkan prosedur pengukuran
sikap berpikir kritis. Peneliti mengembangkan produk berupa modul praktikum
dengan materi mengenai bunyi kelas IV. Langkah ini dimulai dengan menyusun
konsep, menyusun praktikum-praktikum yang akan dilakukan siswa selanjutnya
pembuatan modul. Modul yang akan dibuat berisi:
a. Pendahuluan
Pendahuluan berisikan tentang kompetensi inti, tema, subtema, kompetensi
dasar dan indikator.
b. Isi
Bagian isi berisikan lamgkah-langkah praktikum berdasarkan materi yang
telah dipilih.
c. Penutup
Bagian penutup berisikan soal pembahasan dan pertanyaan yang mengajak
Langkah keempat adalah produk diuji oleh pakar. Produk hasil
pengembangan diuji cobakan oleh:
a. Pakar Bahasa Indonesia, yaitu orang yang ahli dalam Bahasa Indonesia
sehingga peneliti mengetahui kesalahan dalam penggunaan bahasa pada modul
dan mengetahui kelayakan produk yang sedang dikembangkan.
b. Pakar IPA, yaitu orang yang ahli dalam IPA sehingga peneliti mengetahui
praktikum-praktikum yang sudah dikembangkan sesuai dengan materi yang
dipilih dan mengetahui kelayakan produk yang sedang dikembangkan.
Langkah kelima adalah menganalisis dan merevisi produk berdasarkan
komentar dan saran validator. Pada langkah keenam adalah uji lapangan. Produk
yang telah direvisi diuji cobakan pada kelompok kecil yang terdiri dari 4 siswa
SDN 1 Bareng Lor Klaten. Setelah itu, dilakukan uji kelas di SD Kanisius
Ganjuran Yogyakarta kelas IV yang berjumlah 21 siswa. Pada langkah ketujuh
peneliti melakukan revisi terakhir berdasarkan hasil analisis validasi lapangan.
Hasil revisi terakhir akan menjadi salah satu sumber belajar yaitu modul
praktikum IPA yang layak digunakan untuk pembelajaran IPA kelas IV.
3.4 Uji Coba Produk
Uji produk modul praktikum IPA dilakukan untuk memperoleh penilaian
terhadap kelayakan produk yang telah dikembangkan peneliti. Data yang
diperoleh dari uji coba produk digunakan untuk memperbaiki dan
menyempurnakan modul. Uji produk kepada para pakar bertujuan untuk
memperoleh masukan, kritikan dan penilaian terhadap kelayakan produk yang
Bareng Lor. Sedangkan uji lapangan dilakukan kepada 19 siswa dari 21 siswa
kelas IV SD Kanisius Ganjuran. Uji lapangan ini bertujuan untuk meningkatkan
sikap berpikir kritis pada siswa.
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan dalam waktu
penelitian dengan menggunakan suatu metode (Arikunto, 2002:126). Dalam
penelitian ini, peneliti mengambil instrumen pengumpulan data berupa daftar
pertanyaan kuesioner, wawancara, observasi. Daftar pertanyaan kuesioner
diberikan kepada guru dan siswa untuk mengetahui analisis kebutuhan. Lembar
kuesioner berisi pertanyaan terhadap indikator terhadap produk Modul Praktikum
IPA yang dibuat peneliti. Daftar pertanyaan wawancara diberikan kepada siswa,
guru, dan kepala sekolah ketika melakukan wawancara untuk mengetahui analisis
kebutuhan. Observasi dilakukan pada saat pembelajaran IPA berlangsung untuk
analisis kebutuhan. Nilai akhir kuesioner dari pakar/ahli, guru kelas IV, dan siswa
digunakan sebagai bahan masukan dalam pengembangan modul praktikum IPA
sebagai suplemen kurikulum 2013. Kisi-kisi analisis kebutuhan dapat dilihat
dihalaman selanjutnya dalam tabel 3.1, tabel 3.2, tabel 3.3, tabel 3.4, tabel 3.5 dan
Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi
No.
Item Kisi-kisi Observasi Objek yang Diamati
1,2 Ketersediaan modul praktikum IPA untuk mengajar.
Adanya modul praktikum IPA yang digunakan guru ketika mengajar. 3 Partisipasi siswa dalam praktikum IPA. Siswa mengikuti setiap proses
kegiatan belajar seperti melakukan tahap-tahap praktikum, mengerjakan soal, bertanya dan mau menjawab pertanyaan dari guru.
4,5 Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran IPA.
Siswa mengalami kesulitan mengikuti praktikum IPA di kelas.
Siswa mengalami kesulitan memahami materi praktikum IPA yang diberikan guru.
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Wawancara Analisis Kebutuhan Kepala Sekolah
No Topik Pertanyaan No Pertanyaan
1 Informasi yang berkaitan dengan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013
1,2
2 Adanya kegiatan praktikum dalam pelaksanaan kurikulum 2013 pada pembelajaran IPA
3
3 Kesulitan yang dialami guru dengan adanya kurikulum 2013
4,5,6
4 Ketersediaan sumber belajar yang digunakan di sekolah antara lain:
a. Modul praktikum IPA kelas IV yang sudah ada di sekolah
b. Pengadaan modul praktikum IPA di sekolah
7,8
5 Ketersediaan anggaran sekolah untuk pengadaan modul praktikum dan kegiatan praktikum dalam pembelajaran IPA.
9
6 Penggunaan modul praktikum IPA dalam pembelajaran
10
7 Pendapat Bapak/Ibu kepala sekolah mengenai modul praktikum IPA yang baik dan menarik.
11
8 Pendapatan rata-rata orang tua siswa dan kemampuan siswa untuk membeli modul.
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Wawancara Analisis Kebutuhan Guru Kelas
No Topik Pertanyaan No Pertanyaan
1 Informasi yang berkaitan dengan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013
1,2
2 Kesulitan yang dialami guru dengan adanya kurikulum 2013
3,4
3 Persiapan guru mengajar berdasarkan kurikulum 2013
5
4 Adanya kegiatan praktikum dalam pelaksanaan kurikulum 2013 pada pembelajaran IPA
6
5 Ketersediaan sumber belajar yang digunakan di sekolah antara lain:
a. Modul praktikum IPA kelas IV yang sudah ada di sekolah.
b. Pengadaan modul praktikum IPA di sekolah.
7
6 Kesulitan yang dialami guru dalam menyampaikan materi pembelajaran IPA
8
7 Usaha yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan dalam menyampaikan materi.
9
8 Pendapat bapak/ibu guru dalam penggunaan modul praktikum IPA sebagai suplemen kurikulum 2013.
10,11
9 Pendapat Bapak/Ibu guru mengenai modul praktikum IPA yang baik dan menarik.
12
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Wawancara Analisis Kebutuhan Siswa Kelas IV
No Topik Pertanyaan No Pertanyaan
1. Tanggapan siswa terhadap pembelajaran IPA di kelas.
1
2. Penggunaan modul praktikum IPA dalam pembelajaran di kelas.
2
3. Pemahaman siswa terhadap materi IPA yang diajarkan
3
4. Penggunaan sumber belajar 4
5. Penggunaan modul praktikum 5,6
6. Pendapat siswa tentang modul yang menarik 7 7. Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam
pembelajaran IPA
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan terhadap Siswa
No. Indikator No. Item
1. Adanya penggunaan modul praktikum IPA dalam pembelajaran IPA di kelas.
1
2 Pendapat siswa tentang cara belajar 2
4 Keaktifan siswa saat pembelajaran di kelas 3
5 Penggunaan sumber belajar 4,5
6 Kesulitan yang dialami siswa dalam belajar IPA
6,7
7 Pendapat siswa tentang modul yang baik dan menarik
8,9
Tabel 3.6 Kisi- kisi kuesioner Analisis kebutuhan untuk guru
No. Indikator No. Item
1. Penggunaan modul praktikum IPA dalam pembelajaran.
1,2,3,10
2 Kriteria modul praktikum IPA 4,5,9
3 Isi modul praktikum IPA 6,7
4 Kegiatan praktikum IPA 8
Data penilaian validasi instrumen analisis kebutuhan yang diperoleh dari
dua validator:
Penilaian validasi instrumen observasi:
Dosen 1 :
Total skor keseluruhan : 14
Skor terbobot (X) =
× 10
= × 10
Dosen 2 :
Total skor keseluruhan : 12
Skor terbobot (X) =
× 10
= × 10
=
24Penilaian validasi instrumen wawancara:
Dosen 1 :
Total skor keseluruhan : 14
Skor terbobot (X) =
× 10
= × 10
=
28Dosen 2 :
Total skor keseluruhan : 12
Skor terbobot (X) =
× 10
= × 10
Penilaian validasi instrumen kuesioner analisis kebutuhan:
Dosen 1 :
Total skor keseluruhan : 14
Skor terbobot (X) =
× 10
= × 10
=
28Dosen 2 :
Total skor keseluruhan : 13
Skor terbobot (X) =
× 10
= × 10
=
32,5Berdasarkan hasil penilaian dari dosen 1 diperoleh hasil validasi instrumen
observasi dengan skor 28, kuesioner dengan skor 28 dan wawancara dengan skor
28 maka dapat disimpulkan bahwa keseluruhan instrumen sudah layak digunakan
namun masih perlu diperbaiki. Sedangkan hasil penilaian dari dosen 2 diperoleh
hasil validasi instrumen observasi dengan skor 24, kuesioner dengan skor 26, dan
instrumen sudah layak digunakan namun perlu diperbaiki. Setelah itu peneliti
melakukan perbaikan sesuai dengan saran yang diberikan oleh dosen.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti meliputi:
a. Observasi
Peneliti melakukan observasi pada saat pembelajaraan IPA di
kelas. Pengumpulan data yang dilakukan sebagai analisis kebutuhan.
b. Penyebaran kuesioner
Peneliti menggunakan kuesioner untuk analisis kebutuhan yang
diberikan kepada guru kelas IV dan siswa kelas IV. Kuesioner analisis
kebutuhan dibuat untuk mengetahui informasi mengenai kebutuhan
siswa dan guru di kelas.
c. Wawancara
Peneliti melakukan wawancara dengan kepala sekolah, guru,
dan siswa sebelum melakukan uji coba. Pengumpulan data yang
dilakukan sebagai analisis kebutuhan sekolah, guru dan siswa.
3.7 Teknik Analisis
3.7.1 Teknik Analisis Data Kualitatif