• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan modul praktikum IPA sebagai suplemen kurikulum 2013 untuk mendorong siswa kelas IV berpikir kritis.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan modul praktikum IPA sebagai suplemen kurikulum 2013 untuk mendorong siswa kelas IV berpikir kritis."

Copied!
168
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Kurniawati, Theresia Dwi. 2016. Pengembangan Modul Praktikum IPA sebagai

Suplemen Kurikulum 2013 Mendorong Berpikir Kritis pada Siswa Kelas IV.

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini berawal dari kebutuhan guru dan siswa akan modul praktikum IPA yang mengacu pada kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. Peneliti membuat kuesioner dan melakukan observasi dan wawancara untuk menganalisis kebutuhan tersebut. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa modul praktikum IPA sebagai suplemen kurikulum 2013 untuk mendorong berpikir kritis siswa kelas IV Sekolah Dasar. Modul praktikum IPA tersebut diuji cobakan secara terbatas sebanyak dua kali di kelas IV, pertama di SD Negeri 1 Bareng Lor Klaten dengan jumlah responden 4 siswa dan di SD Kanisius Ganjuran dengan jumlah responden 19 siswa. Jenis penelitian ini adalah research dan development (R&D) yang menggunakan prosedur pengembangan Borg & Gall dalam Sanjaya tetapi hanya sampai pada langkah ke 7.

Hasil penelitian berdasarkan validasi produk oleh Guru kelas IV SD Kanisius Ganjuran, 4 siswa kelas IV SDN 1 Bareng Lor Klaten, 19 siswa kelas IV SD Kanisus Ganjuran dari keseluruhan hasil validasi tsersebut, diperoleh rata-rata skor 3,3 dengan kategori layak. Dengan demikian, produk yang dikembangkan dapat dikatakan layak untuk digunakan sebagai bahan ajar untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar pada mata pelajaran IPA.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama uji coba modul praktikum IPA di SDN 1 Bareng Lor Klaten dan SD Kanisius Ganjuran, terlihat bahwa siswa terdorong untuk berpikir kritis saat melakukan kegiatan praktikum. Uji terbatas 5 siswa di SDN 1 Bareng Lor Klaten terdapat 7 indikator yang terlihat dan pada uji coba 19 siswa di SD Kanisius Ganjuran seluruh indikator terlihat pada saat pengujian modul praktikum IPA. Di SD Kanisius Ganjuran terdapat 1 siswa yang bertanya ketika melakukan praktikum dengan menggunakan modul praktikum IPA. Dengan demikian modul praktikum IPA sudah layak digunakan dalam pembelajaraan kelas IV sekolah dasar sebagai suplemen kurikulum 2013.

(2)

ABSTRACT

Kurniawati, Theresia Dwi. 2016. The Development of Science Experiment Work Module Based on 2013 Curriculum to Encourage the Critical Thinking of the Forth Grade Student of Elementary School. Elementary School Teacher Education Study Program, Faculty of Teaching and Education, Sanata Dharma University.

This study originated from the need of teachers and students for science’s practicum module that refers to the 2013 curriculum for fourth grade elementary school students. Researchers used questionnaires, observations and interviews to analyze those needs. The main objective of this study is to produce a product in a form of science practicum module to be a supplement for the curriculum 2013 to encourage critical thinking of fourth grade students of Elementary School. The science practicum module was tested twice on a limited basis to the fourth grade students, first in SD Negeri 1 Bareng Lor Klaten with 4 respondents and in SD grade of elementary school students in science.

Based on observations made during the testing of the science experiment module at SDN 1 Bareng Lor Klaten and SD Kanisius Ganjuran, it can be seen that students are encouraged to think critically while doing lab activities. The limited trial on 5 students in SDN 1 Bareng Lor Klaten showed 7 indicators of critical thinking that were seen and in limited trial on 19 students in SD Kanisius Ganjuran all indicators of critical thinking were seen when the science module trial were conducted. Kanisius Ganjuran there is are students who asking question when doing lab activities using the science practical work module. The conclusion of this research is that the science practical work module is suitable to use in 4 grade of elementary school as supplement for 2013 curriculum.

(3)

PENGEMBANGAN MODUL PRAKTIKUM IPA SEBAGAI

SUPLEMEN KURIKULUM 2013 UNTUK MENDORONG

SISWA KELAS IV BERPIKIR KRITIS

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Theresia Dwi Kurniawati

111134061

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)

PENGEMBANGAN MODUL PRAKTIKUM IPA SEBAGAI

SUPLEMEN KURIKULUM 2013 UNTUK MENDORONG

SISWA KELAS IV BERPIKIR KRITIS

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Theresia Dwi Kurniawati

111134061

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(5)

SKRIPSI

PENGEMBANGAN MODUL PRAKTIKUM IPA SEBAGAI

SUPLEMEN KURIKULUM 2013 UNTUK MENDORONG

SISWA KELAS IV BERPIKIR KRITIS

Theresia Dwi Kurniawati NIM: 111134061

Telah disetujui oleh:

Pembimbing I

Rohandi Ph.D. 13 Januari 2016

Pembimbing II

(6)

SKRIPSI

PENGEMBANGAN MODUL PRAKTIKUM IPA

UNTUK MENDORONG BERPIKIR KRITIS

PADA SISWA KELAS IV SD KANISUS GANJURAN

Dipersiapkan dan ditulis oleh: Theresia Dwi Kurniawati

NIM: 111134061

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 27 Januari 2016

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap: Tanda Tangan

Ketua : Christiyanti Aprinastuti. S.Si., M.Pd ... Sekretaris : Apri Damai Sagita Krissandi,S.S., M.Pd ... Anggota : Rohandi, Ph.D. ... Anggota : Wahyu Wido Sari, S.Si, M.Biotech ... Anggota : Kintan Limiansih S.Pd, M.Pd ...

Yogyakarta, 27 Januari 2016

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Dekan,

(7)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

Tuhan yang selalu memberiku berkat yang berlimpah Almamater Universitas Sanata Dharma

Kedua orang tuaku tercinta, Yohanes Anthoin Taolin dan Christiana Dwi Sri Handayani yang telah memberikan doa, kasih, dukungan dan semangat.

Terima kasih atas semua yang telah diberikan kepadaku.

Kakak ku tersayang Stefanus Kunses Kurniawan Taolin yang stelah memberikan doa, dukungan dan semangat.

Sahabat-sahabat yang selalu memberiku omelan dan semangat (Putri Penata Galak, Cicik Henny, Putri Tyas Brindil, Intan Maya Irung, Mamih Rita Arum Kusuma,

(8)

MOTTO

“ORA ET LABORA” -MOTHER THERESA-

“Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah

kepada-Nya, dan Ia akan bertindak” -Mazmur 37:5-

“Percayalah apa yang kamu perjuangkan saat ini, suatu hari nanti akan kamu petik hasilnya”

-NN-

,

(9)

-PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 27 Januari 2016

(10)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Theresia Dwi Kurniawati

Nomor Mahasiswa : 111134061

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:

PENGEMBANGAN MODUL PRAKTIKUM IPA SEBAGAI SUPLEMEN

KURIKULUM 2013 UNTUK MENDORONG SISWA KELAS IV

BERPIKIR KRITIS

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mnegalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 13 Januari 2016

Yang menyatakan

(11)

ABSTRAK

Kurniawati, Theresia Dwi. 2016. Pengembangan Modul Praktikum IPA sebagai Suplemen Kurikulum 2013 Mendorong Berpikir Kritis pada Siswa Kelas IV. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini berawal dari kebutuhan guru dan siswa akan modul praktikum IPA yang mengacu pada kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. Peneliti membuat kuesioner dan melakukan observasi dan wawancara untuk menganalisis kebutuhan tersebut. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa modul praktikum IPA sebagai suplemen kurikulum 2013 untuk mendorong berpikir kritis siswa kelas IV Sekolah Dasar. Modul praktikum IPA tersebut diuji cobakan secara terbatas sebanyak dua kali di kelas IV, pertama di SD Negeri 1 Bareng Lor Klaten dengan jumlah responden 4 siswa dan di SD Kanisius Ganjuran dengan jumlah responden 19 siswa. Jenis penelitian ini adalah research dan development (R&D) yang menggunakan prosedur pengembangan Borg & Gall dalam Sanjaya tetapi hanya sampai pada langkah ke 7.

Hasil penelitian berdasarkan validasi produk oleh Guru kelas IV SD Kanisius Ganjuran, 4 siswa kelas IV SDN 1 Bareng Lor Klaten, 19 siswa kelas IV SD Kanisus Ganjuran dari keseluruhan hasil validasi tsersebut, diperoleh rata-rata skor 3,3 dengan kategori layak. Dengan demikian, produk yang dikembangkan dapat dikatakan layak untuk digunakan sebagai bahan ajar untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar pada mata pelajaran IPA.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama uji coba modul praktikum IPA di SDN 1 Bareng Lor Klaten dan SD Kanisius Ganjuran, terlihat bahwa siswa terdorong untuk berpikir kritis saat melakukan kegiatan praktikum. Uji terbatas 5 siswa di SDN 1 Bareng Lor Klaten terdapat 7 indikator yang terlihat dan pada uji coba 19 siswa di SD Kanisius Ganjuran seluruh indikator terlihat pada saat pengujian modul praktikum IPA. Di SD Kanisius Ganjuran terdapat 1 siswa yang bertanya ketika melakukan praktikum dengan menggunakan modul praktikum IPA. Dengan demikian modul praktikum IPA sudah layak digunakan dalam pembelajaraan kelas IV sekolah dasar sebagai suplemen kurikulum 2013.

(12)

ABSTRACT

Kurniawati, Theresia Dwi. 2016. The Development of Science Experiment Work Module Based on 2013 Curriculum to Encourage the Critical Thinking of the Forth Grade Student of Elementary School. Elementary School Teacher Education Study Program, Faculty of Teaching and Education, Sanata Dharma University.

This study originated from the need of teachers and students for science’s practicum module that refers to the 2013 curriculum for fourth grade elementary school students. Researchers used questionnaires, observations and interviews to analyze those needs. The main objective of this study is to produce a product in a form of science practicum module to be a supplement for the curriculum 2013 to encourage critical thinking of fourth grade students of Elementary School. The science practicum module was tested twice on a limited basis to the fourth grade students, first in SD Negeri 1 Bareng Lor Klaten with 4 respondents and in SD grade of elementary school students in science.

Based on observations made during the testing of the science experiment module at SDN 1 Bareng Lor Klaten and SD Kanisius Ganjuran, it can be seen that students are encouraged to think critically while doing lab activities. The limited trial on 5 students in SDN 1 Bareng Lor Klaten showed 7 indicators of critical thinking that were seen and in limited trial on 19 students in SD Kanisius Ganjuran all indicators of critical thinking were seen when the science module trial were conducted. Kanisius Ganjuran there is are students who asking question when doing lab activities using the science practical work module. The conclusion of this research is that the science practical work module is suitable to use in 4 grade of elementary school as supplement for 2013 curriculum.

(13)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai waktu yang ditentukan. Begitu juga tidak lupa peneliti menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang dengan tulus ikhlas membantu selama proses penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih ini peneliti sampaikan kepada:

1. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A selaku Kaprodi PGSD. 2. Christiyanti Aprinastuti. S.Si., M.Pd selaku wakil Kaprodi PGSD. 3. Rohandi, Ph.D. selaku dekan FKIP dan dosen pembimbing I yang telah

membimbing dan mendorong peneliti dari awal sampai akhir penelitian. 4. Wahyu Wido Sari, M.Biotech. selaku dosen pembimbing II yang telah

membantu membimbing dan mendorong penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.

5. HY. Budi Santoso S.Sos. Selaku Kepala Sekolah Dasar Kanisius Ganjuran, yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian.

6. Angelina Ratih Wulansari, S.Pd selaku guru kelas IV SD Kanisius Ganjuran yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian.

7. Eny Winarti, S.Pd., M.Hum. selaku validator instrumen analisis kebutuhan dalam penelitian ini.

8. Laurensia Aptik Evanjeli, S.Psi., M.A. selaku validator instrumen analisis kebutuhan dalam penelitian ini.

9. Dr. Y. Karmin., M.Pd selaku validator modul praktikum IPA dalam penelitian ini.

(14)

11.Siswa kelas IV SD Negeri 1 Bareng Lor Klaten dan siswa kelas IV SD Kanisius Ganjuran tahun pelajaran 2014/2015 yang telah berpartisipasi dalam proses penelitian ini.

12.Segenap staf dan karyawan PGSD yang telah memberi bantuan dan dukungan.

13.Kedua orang tua, Bapak Yohanes Anthoin Taolin dan Ibu Christiana Dwi Sri Handayani, S.Pd yang selalu mendukungku dalam segala hal, doa, motivasi, semangat, dan perhatian yang sangat besar selama proses penelitian ini.

14.Kakakku Stefanus Kunses Kurniawan Taolin, yang selalu mendukung dan mendoakan.

15.Sahabat-sahabatku (Putri Penata, Rosalia Henny dan Rita Arum) yang selalu mendukung, menyemangatiku, berjuang bersamaku dan mengingatkanku.

16.Teman-teman kelas VII B 2011, teman-teman PGSD angkatan 2011, teman-teman OMK (Steffani Tia Anjar pratiwi, Stefanus Tito,Vicktorinus Raditya, dan mbak alvina) yang selalu mendukung, menyemangati dan berproses bersama.

17.Edwardus Alvianto Sumartadi yang selalu sabar menemani ku, memberi semangat dan mendukung ku.

18.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 27 Januari 2016

(15)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR BAGAN ... xv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Batasan Masalah ... 5

1.4 Tujuan Penelitian ... 5

1.5 Manfaat Penelitian ... 5

1.6 Spesifikasi Produk ... 6

(16)

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka ... 8

2.1.1. Metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development/R&D) ... 8

2.1.2 Media Pembelajaran ... 10

2.1.3 Modul ... 11

2.1.4 Kurikulum 2013 ... 13

2.1.5 Berpikir Kritis ... 14

2.1.6 IPA ... 15

2.2 Penelitian yang Relevan ... 17

2.2.1 Penelitian yang Berhubungan dengan Modul ... 17

2.2.2 Penelitian yang Berhubungan dengan Berpikir Kritis ... 18

2.3 Desain Diagram ... 21

2.4 Kerangka Berpikir ... 22

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 23

3.2 Setting Penelitian ... 24

3.2.1 Subjek Penelitian ... 24

3.2.2 Objek Penelitian ... 24

3.2.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24

3.3 Prosedur Pengembangan ... 25

3.4 Uji Coba Produk ... 28

3.5 Instrumen Penelitian ... 29

(17)

3.7.1 Teknik Analisis Data Kualitatif ... 35

3.7.2 Teknik Analisis Data Kuantitatif ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kajian Standar Kompetensi dan Materi Pembelajaran ... 39

4.2 Data Analisis Kebutuhan ... 40

4.3 Deskripsi Produk Awal ... 48

4.4 Data Validasi dan Revisi Produk ... 51

4.4.1 Data Validasi Ahli Bahasa Indonesia dan IPA ... 54

4.4.2 Data Validasi oleh Guru Kelas IV ... 61

4.4.3 Data Uji Coba Terbatas dalam Kelompok Kecil ... 63

4.4.4 Data Uji Coba dalam Kelas ... 66

4.5 Pembahasan ... 68

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 75

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 76

5.3 Saran ... 76

DAFTAR REFERENSI ... 77

(18)

DAFTAR BAGAN

(19)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi Analisis Kebutuhan ... 30

Tabel 3.2 Kisi-kisi Wawancara Analisis Kebutuhan Kepala Sekolah ... 30

Tabel 3.3 Kisi-kisi Wawancara Analisis Kebutuhan Guru Kelas ... 31

Tabel 3.4 Kisi-kisi Wawancara Analisis Kebutuhan Siswa Kelas IV ... 31

Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan Terhadap Siswa ... 32

Tabel 3.6 Kisi-kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan Untuk Guru ... 32

Tabel 3.7 Kriteria Penilaian Ideal (Sukardjo, 2006:5) ... 36

Tabel 3.8 Kriteria Skor Skala Empat ... 38

Tabel 4.1 Kompetensi Inti ... 39

Tabel 4.2 Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa ... 42

Tabel 4.3 Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru ... 43

Tabel 4.4 Kriteria Penilaian Ideal ... 53

Tabel 4.5 Kriteria Skor Skala Empat ... 54

Tabel 4.6 Hasil Validasi dari Dua Ahli ... 54

Tabel 4.7 Komentar dan Saran dari Ahli Bahasa Indonesia ... 56

Tabel 4.8 Komentar dan Saran dari Ahli IPA ... 59

Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Kualitas Modul oleh Guru Kelas IV ... 61

Tabel 4.10 Hasil Observasi Berpikir Kritis Siswa dalam Kelompok Kecil .... 64

Tabel 4.11 Hasil Uji Validitas Kualitas Modul dalam Kelompok Kecil ... 65

Tabel 4.12 Tabel Komentar dan Saran Siswa Uji Terbatas Kelompok Kecil .. 65

Tabel 4.13 Hasil Uji Validitas Kualitas Modul dalam Kelas ... 66

Tabel 4.14 Hasil Observasi Siswa pada Uji Terbatas di Kelas ... 67

(20)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 4.1 Gambar Sampul Modul Praktikum IPA ... 50 Gambar 4.2 Gambar Isi Modul Praktikum IPA ... 51 Gambar 4.3 Gambar Modul Bagian Tema 1 Sebelum Direvisi

(halaman 5) ... 57 Gambar 4.4 Gambar Modul Bagian Tema 1 Sesudah Direvisi

(halaman 5) ... 57 Gambar 4.5 Gambar Materi Subtema 2 Sebelum Direvisi

(halaman 10) ... 58 Gambar 4.6 Gambar Materi Subtema 2 Sesudah Direvisi

(halaman 10) ... 58 Gambar 4.7 Gambar Pertanyaan Pembahasan pada Percobaan 3 Subtema 2

Sebelum Direvisi (halaman 15) ... 59 Gambar 4.8 Gambar Pertanyaan Pembahasan pada Percobaan 3 Subtema 2

Sesudah Direvisi (halaman 15) ... 59 Gambar 4.9 Gambar Pertanyaan Pembahasan pada Percobaan 4 Subtema 2

Sebelum Direvisi (halaman 18) ... 60 Gambar 4.10 Gambar Pertanyaan Pembahasan pada Percobaan 4 Subtema 2

(21)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ... 82

Lampiran 2 Validasi Instrumen Analisis Kebutuhan oleh Dosen 1 ... 83

Lampiran 3 Validasi Instrumen Analisis Kebutuhan oleh Dosen 2 ... 89

Lampiran 4 Lembar Pertanyaan Wawancara Analisis Kebutuhan Siswa ... 95

Lampiran 5 Lembar Wawancara Analisis Kebutuhan Kepala Sekolah ... 96

Lampiran 6 Lembar Wawancara Analaisis Kebutuhan Guru ... 97

Lampiran 7 Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru ... 99

Lampiran 8 Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa ... 103

Lampiran 9 Validasi Modul oleh Ahli Bahasa Indonesia ... 106

Lampiran 10 Validasi Modul oleh Ahli IPA ... 113

Lampiran 11 Validasi Modul oleh Guru Kelas IV ... 119

Lampiran 12 Persepsi Siswa Terhadap Modul (kelompok 5 siswa) ... 125

Lampiran 13 Persepsi Siswa Terhadap Modul (kelompok 21 siswa) ... 128

Lampiran 14 Penilaian RPP oleh Dosen ... 131

Lampiran 15 Validasi RPP oleh Guru Kelas IV ... 133

Lampiran 16 RPP Uji Coba Terbatas ... 135

(22)

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan (1) latar belakang, (2) rumusan masalah, (3)

batasan masalah, (4) tujuan penelitian, (5) manfaat penelitian, (6) spesifikasi

produk yang dikembangkan, serta (7) definisi operasional.

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan aktivitas yang berlangsung sepanjang hidup manusia

dan sangat penting untuk dilakukan oleh masyarakat untuk mengimbangi

kemajuan dan perkembangan teknologi saat ini. Manusia akan selalu mengalami

proses belajar dan tidak akan pernah berhenti belajar karena manusia dalam

hidupnya akan dihadapkan pada permasalahan yang membutuhkan pemecahan

dan harus menghadapinya. Salah satunya manusia belajar IPA karena IPA dapat

diterapkan dan selalu ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Pengertian IPA adalah

pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya

(Darmojo dalam Samatowa, 2011:4). Alasan perlunya IPA diajarkan di sekolah

salah satunya adalah IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang memberikan

kesempatan berpikir kritis dan jika IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan

yang dilakukan sendiri oleh anak, maka IPA tidaklah merupakan mata pelajaran

yang bersifat hapalan (Samatowa, 2011:4).

Pemerintah memberlakukan kurikulum baru untuk memajukan pendidikan

di Indonesia yaitu Kurikulum 2013. Menurut Hamalik (2007: 65), kurikulum

adalah program pendidikan yang disediakan oleh lembaga pendidikan (sekolah)

(23)

terpisah, melainkan siswa belajar semua mata pelajaran dalam satu tema besar.

Dalam satu tema besar akan dibagi menjadi beberapa subtema dan di dalam

subtema akan dibagi lagi menjadi beberapa pembelajaran.

Peneliti melakukan observasi di kelas IV SD Kanisius Ganjuran Yogyakarta

pada tanggal 14 Oktober 2014, dari hasil observasi tersebut dapat terlihat bahwa

SD Kanisius Ganjuran sudah menerapkan Kurikulum 2013 dalam pembelajaran.

Guru memberikan materi pelajaran IPA sudah menggunakan media yang berupa

bagian-bagian tumbuhan seperti daun, bunga, akar. Guru membuat pembelajaran

dalam kelompok-kelompok dan dipresentasikan di depan kelas.

Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan Kepala Sekolah pada

tanggal 20 Oktober 2014 mengenai Kurikulum 2013, beliau mengungkapkan

bahwa butuh penyesuaian untuk menerapkan dalam pembelajaran karena guru

menganggap Kurikulum 2013 ini sebagai sesuatu yang baru. Kepala Sekolah juga

merasakan bahwa guru-guru mengalami kesulitan mengenai Kurikulum 2013

yaitu ketika melakukan pembelajaran guru masih kurang menguasai pendekatan

saintifik, guru juga masih harus mempersiapkan anak-anak yang belum terbiasa

aktif dalam pembelajaran. Beliau juga mengungkapkan bahwa sekolah sangat

membutuhkan modul praktikum IPA karena pendekatan saintifik sangat dekat

dengan praktikum, sedangkan buku referensi yang digunakan guru-guru hanya

terbatas. Kepala sekolah juga mengungkapkan bahwa kriteria modul yang baik

adalah modul yang sesuai dengan tema dan keadaan lingkungan yang dapat

memfasilitasi siswa, serta tidak membebankan orang tua siswa.

Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas IV SD

(24)

Oktober 2014. Guru kelas IV mengungkapkan bahwa pendekatan dengan saintifik

dalam Kurikulum 2013 sangat bagus karena pendekatan ini memancing anak

untuk kreatif mengeksplorasi apa yang sudah siswa pelajari. Beliau mengalami

kesulitan ketika harus mengkondisikan siswa karena siswa sudah terbiasa belajar

dengan mata pelajaran yang dipisah-pisah. Guru melakukan praktikum yang ada

di buku siswa saja, oleh karena itu beliau membutuhkan modul praktikum IPA.

Modul praktikum IPA tersebut dapat membantu serta mempermudah guru

melakukan praktikum. Menurut guru, kriteria modul praktikum IPA yang baik dan

menarik untuk siswa adalah dengan memberikan materi yang jelas dan mudah

dipahami serta diberi gambar pada setiap langkah kerja

Peneliti juga melakukan wawancara pada hari Jumat dan Selasa, tanggal 17

dan 21 Oktober 2014 di SD Kanisius Ganjuran dengan beberapa siswa terlihat

bahwa siswa belum begitu paham pada materi yang diajarkan oleh guru karena

keterbatasan sumber belajar. Sumber-sumber yang digunakan guru hanyalah buku

siswa, LKS dan buku sains yang dipunyai oleh guru mereka. Siswa-siswa juga

menyebutkan bahwa mereka membutuhkan modul praktikum IPA untuk

membantu mereka memahami materi yang masih sulit untuk mereka pahami.

Salah satu siswa mengatakan bahwa materi IPA yang belum begitu ia kuasai

adalah materi mengenai bunyi karena materi yang ada di buku belum lengkap.

Setelah melakukan wawancara, peneliti menyebarkan kuesioner yang diisi

oleh siswa kelas IV dan dapat disimpulkan bahwa siswa sangat menyukai belajar

IPA dengan melakukan praktikum. Sumber belajar yang digunakan adalah LKS

(25)

kuesioner pada guru kelas IV yang dapat disimpulkan bahwa guru kelas IV

bersedia menggunakan modul praktikum IPA yang dibuat oleh peneliti untuk

memenuhi kebutuhan siswa. Beliau mengatakan bahwa urutan kriteria prioritas

untuk membuat modul IPA yang menarik dan berkualitas adalah bentuk modul,

ketebalan modul, bahan kertas, warna modul, isi modul, biaya modul, ukuran

kertas, keawetan modul. Modul praktikum IPA juga perlu diberi rangkuman

materi pembelajaran, langkah langkah praktikum agar lebih memudahkan siswa

dalam memahami materi.

Oleh karena itu peneliti akan mencoba melakukan pengembangan modul

Praktikum IPA di kelas IV SD Kanisius Ganjuran Yogyakarta. Dengan adanya

modul Praktikum IPA ini akan membantu guru melakukan praktikum IPA yang

tidak hanya ada di buku siswa yang telah diberikan oleh Dinas. Selain itu, modul

Praktikum IPA akan dapat mendorong siswa untuk berpikir kritis.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana mengembangkan modul praktikum IPA pada materi Tema 1

Indahnya Kebersamaan sebagai suplemen Kurikulum 2013 pada kelas IV

SD Kanisius Ganjuran pada semester gasal tahun pelajaran 2014/2015?

1.2.2 Bagaimana kualitas modul praktikum IPA pada materi Tema 1 Indahnya

Kebersamaan sebagai suplemen Kurikulum 2013 pada kelas IV SD Kanisius

Ganjuran pada semester gasal tahun pelajaran 2014/2015?

1.2.3 Bagaimana pengaruh penggunaan modul praktikum IPA pada materi Tema 1

Indahnya Kebersamaan sebagai suplemen Kurikulum 2013 pada kelas IV

(26)

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini dilakukan agar penelitian dapat

dilakukan secara terarah dan tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Oleh

karena itu dalam penelitian ini peneliti membatasi hal-hal sebagai berikut:

1.3.1 Materi yang disajikan dalam Modul Praktikum IPA adalah materi pada

Tema 1 yaitu Indahnya Kebersamaan.

1.3.2 Sekolah Dasar yang dijadikan subjek peneliti adalah SD Kanisius

Ganjuran.

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Mengetahui cara mengembangkan modul praktikum IPA materi Tema 1

Indahnya Kebersamaan sebagai suplemen 2013 pada kelas IV SD Kanisius

Ganjuran pada semester gasal tahun pelajaran 2014/2015.

1.4.2 Mengetahui kualitas modul praktikum IPA pada materi bunyi sebagai

suplemen Kurikulum 2013 pada kelas IV SD Kanisius Ganjuran pada

semester gasal tahun pelajaran 2014/2015.

1.4.3 Mengetahui pengaruh penggunaan modul praktikum IPA pada materi bunyi

sebagai suplemen Kurikulum 2013 pada kelas IV SD Kanisius Ganjuran

pada semester gasal tahun pelajaran 2014/2015.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi peneliti:

Dengan adanya penelitian ini peneliti memiliki pengalaman dalam membuat

(27)

1.5.2 Bagi guru:

Dengan adanya modul praktikum IPA dapat membantu guru dalam

menyampaikan materi melalui kegiatan praktikum.

1.5.3 Bagi siswa:

Dengan adanya modul praktikum IPA dalam kegiatan pembelajaran siswa

akan terbantu dalam memahami materi pelajaran.

1.5.4 Bagi sekolah:

Dengan adanya modul praktikum IPA dapat menambah sumber belajar

khususnya dalam pelaksanaan praktikum.

1.6 Spesifikasi Produk

Spesifikasi produk yang akan dihasilkan dalam penelitian ini yaitu bahan

ajar pada pembelajaran IPA berupa sebuah modul praktikum IPA. Produk yang

dikembangkan berupa modul praktikum IPA yang sesuai dengan kurikulum 2013.

Modul ini berisikan beberapa praktikum yang berkaitan dengan tema 1 “Indahnya Kebersamaan”. Modul ini berisikan materi, langkah kerja praktikum, alat dan

bahan praktikum, dan soal. Modul praktikum IPA ini akan dikembangkan menjadi

pengembangan dan pemanfaatan bahan ajar pada mata pelajaran IPA materi

Bunyi kelas IV SD Kanisius Ganjuran tahun ajaran 2014/2015.

1.7 Definisi Operasional

1.7.1 Belajar adalah suatu proses yang terjadi pada semua orang selama masa

hidupnya.

1.7.2 IPA adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala alam termasuk makhluk

(28)

1.7.3 Modul adalah sumber belajar tambahan yang digunakan oleh guru.

1.7.4 Modul praktikum IPA adalah panduan yang digunakan guru dan siswa untuk

melakukan praktikum.

(29)

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini membahas mengenai kajian pustaka yaitu (1) kajian teori yang

akan menjelaskan mengenai metode penelitian dan pengembangan (R&D), media

pembelajaran, modul, kurikulum 2013, berpikir kritis, IPA, (2) penelitian yang

relevan, (3) desain diagram dan (4) kerangka berpikir

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Metode Penelitian dan Pengembangan (Research and

Development/R&D)

Dalam dunia pendidikan terdapat berbagai macam metode penelitian

pendidikan yang digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan

melakukan penelitian. Salah satu metode penelitian yang digunakan adalah

metode penelitian dan pengembangan. Sukmadinata (2008:164) menyatakan

metode penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah

untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang

telah ada, yang dapat dipertanggung jawabkan. Menurut Sugiyono (2010:407),

metode penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa Inggrisnya Research and

Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan

produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Penelitian dan

pengembangan (R&D) adalah proses pengembangan dan validasi produk

(30)

Borg & Gall dalam Sanjaya (2013:133-134) memerinci langkah-langkah

penelitian dan pengembangan seperti:

1. Riset dan pengumpulan informasi termasuk studi literatur dan observasi

kelas.

2. Perencanaan yang meliputi merumuskan tujuan, menetapkan sekuen pelajaran

serta pengujian dalam skala terbatas.

3. Pengembangan produk awal (preliminary form of product) termasuk

mempersiapkan bahan-bahan pelajaran, buku pegangan, dan perangkat

penilaian.

4. Uji lapangan produk awal yang melibatkan satu sampai tiga sekolah dengan

mengikutsertakan 6 hingga 12 subjek dan menggunakan teknik wawancara,

observasi, dan angket dan hasilnya dianalisis untuk menemukan

kelemahan-kelemahannya. Pada tahap uji lapangan menekankan pada proses disamping

hasil belajar.

5. Berdasarkan hasil analisis, produk awal tersebut direvisi sehingga menjadi

produk yang lebih baik.

6. Uji lapangan terhadap produk yang diperbaiki dalam skala yang lebih luas.

Pada tahap ini selain data kualitatif untuk menilai proses, juga dikumpulkan

data kuantitatif hasil pre dan postes.

(31)

8. Uji lapangan skala yang lebih luas lagi dengan menggunakan teknik

wawancara, observasi dan angket, selanjutnya data tersebut dianalisis.

9. Revisi akhir produk berdasarkan hasil analisis data pada uji lapangan terakhir.

10. Desiminasi dan melaporkan produk akhir hasil penelitian dan pengembangan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian dan pengembangan merupakan

metode penelitian untuk menghasilkan produk. Penelitian dan pengembangan

dilakukan dengan melakukan tahap perencanaan, pengumpulan informasi,

membuat produk, memvalidasi produk, memperbaiki produk, mengujikan produk

dengan uji terbatas, merevisi produk agar lebih baik, mengujikan kembali dengan

uji yang lebih luas, merevisi akhir produk, lalu melaporkan produk akhir

pengembangan.

2.1.2 Media Pembelajaran

Munadi (2010:7-8) menyatakan media pembelajaran dapat dipahami sebagai

segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber

secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana

penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif. Media

adalah sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di

lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar (Arsyad, 2007:5).

Gerlach & Ely dalam Arsyad (2007:3) mengatakan bahwa media apabila

dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang

membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,

(32)

lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar (Gagne:1970 dalam

Sadiman, dkk, 2009:6). Gagne dan Brigs dalam Arsyad (2007:4) secara implisit

mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan

untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku,

tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai),

foto, gambar, grafik, televisi dan komputer.

Jadi dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah sumber belajar

yang dapat membantu siswa dan guru dalam memahami materi. Untuk

mendukung proses pembelajaran, guru membutuhkan media belajar yang dapat

digunakan sebagai sumber belajar pelengkap untuk menunjang pembelajaran.

2.1.3 Modul

Modul adalah sebuah bingkisan bahan pelajaran tertulis yang dapat

dipelajari oleh anak dengan auto aktivitasnya, dimana layanan dan bimbingan

guru/pamong diatur sedikit mungkin (Soemirat, 1980:3). Modul pada dasarnya

adalah sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan bahasa yang

mudah dipahami oleh peserta didik sesuai tingkat pengetahuan dan usia mereka,

agar mereka dapat belajar sendiri (mandiri) dengan bantuan atau bimbingan yang

minimal dari pendidik (Prastowo, 2013:106). Menurut Nasution (1984:206-208)

modul adalah media pembelajaran yang di dalamnya terdiri dari kegiatan belajar

yang dibuat untuk membantu siswa mencapai tujuan sesuai dengan kemampuan

yang dimiliki siswa.

(33)

kemudian difahami, dimengerti dan dapat menyelesaikan tugas-tugas yang ada,

dengan sedikit mungkin layanan dan bimbingan dari guru. Tujuan penyusunan

atau pembuatan modul menurut Prastowo (2013:108-109), antara lain:

a. Agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan

pendidik (yang minimal).

b. Agar peran pendidik tidak terlalu dominan dan otoriter dalam kegiatan

pembelajaran.

c. Melatih kejujuran peserta didik.

d. Mengkamodasi berbagai tingkat dan kecepatan belajar peserta didik. Bagi

peserta didik yang kecepatan belajarnya tinggi, maka mereka dapat belajar

lebih cepat serta menyelesaikan modul dengan lebih cepat pula. Dan,

sebaliknya bagi yang lambat, maka mereka dipersilahkan untuk

mengulanginya kembali.

e. Agar peserta didik mampu mengukur sendiri tingkat penguasaan materi yang

telah dipelajari.

Jadi dapat disimpulkan bahwa modul adalah sumber belajar tambahan yang

dapat digunakan oleh guru dan siswa. Fungsi modul bagi siswa untuk melatih

siswa menjadi pribadi yang mandiri dalam melakukan kegiatan pembelajaran,

tidak selalu mengikuti apa yang dikatakan guru dan siswa menjadi mengerti

sejauh mana dirinya sudah memahami materi yang sedang dipelajari. Peran guru

hanya sebagai fasilitator yang menjadi pendamping siswa dan bukan menjadi

(34)

2.1.4 Kurikulum 2013

Selama ini pendidikan di Indonesia sudah menggunakan berbagai kurikulum

yang sering berganti-ganti setiap beberapa tahun. Saat ini kurikulum yang

digunakan adalah kurikulum 2013. Menurut Dakir (2010:3) kurikulum ialah suatu

program pendidikan yang berisikan berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar

yang diprogramkan, direncanakan dan dirancangkan secara sistematik atas dasar

norma-norma yang berlaku yang dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran

bagi tenaga kependidikan dan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan.

Secara terminologis istilah kurikulum (dalam pendidikan) adalah sejumlah mata

pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan peserta didik untuk memperoleh

ijazah (Arifin, 2011:3).

Mulyasa (2014:68) menyatakan bahwa kurikulum 2013 yang berbasis

kompetensi dapat dimaknai sebagai suatu konsep kurikulum yang menekankan

pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan

standar perfomansi tertentu. Sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik,

berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. Kurikulum 2013

memungkinkan para guru menilai hasil belajar peserta didik dalam proses

pencapaian sasaran belajar, yang mencerminkan penguasaan dan pemahaman

terhadap apa yang dipelajari (Mulyasa, 2014:65).

Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

kurikulum 2013 adalah kurikulum yang mengarahkan siswa untuk

mengembangkan kemampuan, sikap dan minat untuk melakukan sesuatu selama

(35)

menilai siswa dari proses awal pembelajaran hingga akhir pembelajaran bukan

dari hasil akhir.

2.1.5 Berpikir Kritis

Glaser dalam Fisher (2009:3) mendefinisikan berpikir kritis sebagai suatu

sikap mau berpikir secara mendalam tentang masalah-masalah dan hal-hal yang

berada dalam jangkauan pengalaman seseorang; pengetahuan tentang

metode-metode pemeriksaan dan penalaran yang logis; dan semacam suatu keterampilan

untuk menerapkan metode-metode tersebut. Berpikir rasional dan kritis adaah

perwujudan perilaku terutama yang bertalian dengan pemecahan masalah (Syah,

1997:120).

Berpikir kritis adalah pemikiran yang masuk akal dan reflektif yang

berfokus untuk memutuskan apa yang mesti dipercaya atau dilakukan (Ennis

dalam Fisher, 2009:4). Paul dalam Fisher (2009:4) menyatakan berpikir kritis

adalah metode berpikir – mengenai hal, substansi atau masalah apa saja – di mana

si pemikir meningkatkan kualitas pemikirannya dengan menangani secara

terampil struktur-struktur yang melekat dalam pemikiran dan menerapkan

standar-standar intelektual padanya.

Indikator berpikir kritis yang di jelaskan menurut Ennis (1998) dalam

Kuswana (2012:198-199), yaitu:

1. Menjelaskan:

Mengidentifikasi fokus masalah, pertanyaan dan kesimpulan Menganalisis argumen

(36)

Mengidentifikasi istilah keputusan dan menangani sesuai alasan

2. Menduga

Mengidentifikasi asumsi tak tertulis

Menyimpulkan dan menilai keputusan

3. Membuat pengandaian dan mengintegrasikan kemampuan

Mempertimbangankan alasan tanpa membiarkan ketidaksepakatan atau

keraguan yang mengganggu pemikiran (berpikir yang disangka benar).

4. Menggunakan kemampuan berpikir kritis Dilakukan secara tertib sesuai situasi seperti:

 Tindak lanjut langkah-langkah pemecahan masalah  Memantau pemikiran

 Menandai pemikiran kritis yang rasional

Peka terhadap perasaan, tingkat pengetahuan dan derajat kehebatan orang

lain

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa berpikir

kritis adalah kegiatan yang melatih sikap aktif dan rasa ingin tahu. Maka diusia

SD, diharapkan siswa sudah dapat meningkatkan sikap berpikir kritis sehingga

saat dewasa nanti akan terbiasa berpikir terhadap terhadap lingkungan sekitarnya.

2.1.6 IPA

Samatowa (2011:3) menyatakan bahwa sains adalah ilmu pengetahuan yang

mempunyai objek dan menggunakan metode ilmiah. Wonorahardjo (2010:12)

(37)

mengemukakan bahwa tidak hanya merupakan kumpulan pengetahuan tentang

benda atau makhluk hidup, tetapi memerlukan kerja, cara berpikir, dan cara

memecahkan masalah. Ilmu merupakan pengetahuan yang bersumber dari

pengalaman yang masuk melalui panca indera, melalui mata, telinga, hidung, dan

kulit dimana pengalaman itu dapat tersampaikan dengan melalui media-media

yang ada (Hamalik, 2007:13). Sedangkan menurut Trianto (2013:136-137) IPA

adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas

pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti

observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu,

terbuka, jujur, dsb.

Ilmu pengetahuan alam atau sains merupakan alat pendidikan yang berguna

untuk mencapai tujuan pendidikan, maka pendidikan IPA di sekolah mempunyai

tujuan-tujuan tertentu, yaitu:

a. Memberikan pengetahuan kepada siswa tentang dunia tempat hidup dan

bagaimana bersikap;

b. Menanamkan sikap hidup ilmiah;

c. Memberikan keterampilan untuk melakukan pengamatan;

d. Mendidik siswa untuk mengenal, mengetahui cara kerja serta menghargai

para ilmuwan penemunya;

e. Menggunakan dan menerapkan metode ilmiah dalam memecahkan

masalah. (Laksmi (1986) dalam Trianto, 2013:142).

Jadi dapat disimpulkan bahwa pengetian IPA adalah ilmu pengetahuan yang

mempelajari tentang gejala alam termasuk makhluk hidup. IPA melatih untuk

(38)

2.2 Penelitian yang Relevan

2.2.1 Penelitian yang Berhubungan dengan Modul

Elisabeth Dwi Astuti (2014) meneliti tentang “Pengembangan modul

bimbingan belajar Matematika berbasis kecerdasan kinestetik badani pada siswa berprestasi rendah”. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan hasil validasi

kualitas produk modul bimbingan belajar Matematika berbasis kecerdasan

kinestetik dan untuk mengetahui produk modul bimbingan belajar dapat

meningkatkan prestasi rendah siswa. Penelitian ini dilakukan di kelas IV SD

Kanisius Gayam I, Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukan bahwa modul

bimbingan belajar yang dikembangkan kualitasnya sudah baik dan layak

digunakan serta dapat meningkatkan prestasi belajar.

Christina Risma Marthawati (2014) meneliti tentang “Pengembangan modul

pembelajaran tematik berbasis Multiple Intelligence”. Tujuan penelitian ini untuk

mengetahui langkah pengembangan prototipe modul pembelajaran tematik dan

mengetahui kelayakan pengembangan prototipe modul pembelajaran tematik.

Penelitian ini dilakukan di kelas IV SD. Hasil penelitian menunjukan bahwa

pengembangan prototipe modul pembelajaran tematik berbasis Multiple

Intelligence menggunakan langkah sebagai berikut (1) Potensi dan masalah

diperoleh karena terbatasnya fasilitas pembelajaran yang disebabkan oleh

pergantian kurikulum (2) Pengumpulan informasi dilakukan dengan menyebarkan

kuesioner ke delapan sekolah dan menganalisis hasil kuesioner tersebut (3) Desain

(39)

yang dikembangkan, mendesain gambar (4) Validasi dilakukan oleh tiga ahli, ahli

modul pembelajaran, ahli tematik dan ahli bahasa (5) Revisi desain dilakukan

sesuai kritis dan saran yang diberikan oleh validator setelah modul validasi;

sedangkan kualitas prototipe modul pembelajaran tematik kelas IV SD berbasis

Multiple Intelligence adalah sangat baik.

Huda Restu Pramuditha (2014) meneliti tentang “Pengembangan modul

bimbingan belajar Matematika berbasis kecerdasan naturalis pada siswa

berprestasi rendah”. Penelitian ini dilakukan di kelas III A SDN Percobaan 3

Pakem. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan hasil validasi kualitas produk

modul bimbingan belajar dan untuk mengetahui produk modul bimbingan belajar

dapat meningkatkan prestasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengembangan

modul bimbingan belajar matematika berbasis kecerdasan naturalis dikembangkan

dengan kualitas yang baik dan layak digunakan dalam pembelajaran tematik kelas

III serta dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Berdasarkan penelitian di atas dapat dilihat bahwa pengembangan modul

yang dilakukan untuk tematik dan mata pelajaran Matematika sedangkan

pengembangan modul praktikum IPA belum dikembangkan. Maka dari itu,

peneliti ingin mengembangkan modul praktikum IPA di kelas IV SD Kanisius

Ganjuran khususnya materi mengenai bunyi.

2.2.2 Penelitian yang Berhubungan dengan Berpikir Kritis

Maria Puji Rahayu (2011) meneliti tentang “Pengaruh penerapan metode

(40)

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiri

terhadap prestasi belajar dan kemampuan berpikir kritis pada kategori afektif

umum. Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan metode inkuiri pada mata

pelajaran IPA tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar

siswa serta berpengaruh positif dan signifikan kemampuan berpikir kritis pada

kategori afektif umum.

Lisa Dwi Aryani (2011) meneliti tentang “Pengaruh metode inkuiri terhadap

prestasi belajar dan kemampuan berpikir kritis kategori kognitif pada mata pelajaran IPA”. Penelitian dilakukan di kelas V SDK Wirobrajan, Yogyakarta.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penerapan metode inkuiri pada mata

pelajaran IPA terhadap prestasi belajar siswa dan kemampuan berpikir kritis pada

kategori kognitif siswa. Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan metode

inkuiri pada mata pelajaran IPA berpengaruh positif dan signifikan terhadap

prestasi belajar siswa dan kemampuan berpikir kritis pada kategori kognitif.

Maria Putri Penata P (2015) meneliti tentang “Pengembangan modul

praktikum IPA sebagai suplemen kurikulum 2013 untuk mendorong berpikir

kritis”. Penelitian dilakukan di kelas IV SD Kanisius Sengkan, Yogyakarta.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penggunaan Modul Praktikum

IPA pada materi Tema 3 Peduli Terhadap Makhluk Hidup pada kemampuan

berpikir kritis siswa kelas IV SD Kanisius Sengkan Yogyakarta. Hasil penelitian

menunjukan bahwa modul praktikum IPA sebagai suplemen kurikulum 2013

(41)

Berdasarkan penelitian terdahulu, dapat dilihat bahwa metode inkuiri dan

modul praktikum IPA dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Namun

peneliti berharap kemampuan berpikir kritis meningkat tidak hanya dengan

menggunakan metode inkuiri dan modul praktikum IPA pada tema 3. Maka,

peneliti ingin meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dengan

menggunakan modul praktikum IPA pada tema 1 di kelas IV SD Kanisius

(42)

2.3 Desain Diagram

Bagan 2.1 Penelitian yang Relevan

Modul

Elisabeth Dwi Astuti (2014)

Hasilnya modul bimbingan belajar yang dikembangkan kualitasnya sudah baik dan layak digunakan

Maria Puji Rahayu (2011) Hasilnya metode inkuiri pada mata pelajaran IPAberpengaruh positif dan signifikan kemampuan berpikir kritis pada kategori afektif umum

Berpikir Kritis

Chritiana Risma Mathawati (2014) Hasilnya kualitas prototipe modul pembelajaran tematik kelas IV SD berbasis Multiple Intelligence adalah sangat baik.

Huda Restu Pramuditha (2014)

Hasilnya kualitas modul bimbingan belajar matematika berbasis

kecerdasan naturalis adalah baik dan layak digunakan dalam pembelajaran tematik kelas III

Lisa Dwi Aryani (2011)

Hasilnya penerapan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kemampuan berpikir kritis pada kategori kognitif.

Maria Putri Penata P (2015) Hasilnya modul praktikum IPA tema 3 sebagai suplemen kurikulum 2013 dapat digunakan untuk mendorong berpikir kritis pada siswa.

Menghasilkan produk berupa modul Mengetahui dan meningkatkan berpikir kritis

Judul Penelitian:

(43)

2.4 Kerangka Berpikir

IPA merupakan mata pelajaran yang mempelajari tentang alam namun tidak

hanya yang berkaitan dengan alam saja. IPA juga mempelajari tentang apa yang

sering ditemui di lingkungan sekitar, yang hampir setiap hari dialami oleh

manusia. Bunyi merupakan salah satu materi yang sering sekali dialami dalam

kehidupan sehari-hari. Namun manusia tidak menyadari bahwa bunyi yang dapat

terdengar dapat diciptakan sendiri oleh manusia, tidak hanya dari alam atau pun

hewan. Padahal dengan benda-benda yang ada di sekitar lingkungan dapat

membantu untuk menciptakan sebuah bunyi yang sangat sederhana dan sangat

penting untuk diketahui oleh siswa.

Dalam kegiatan belajar mengajar guru perlu mengembangkan media

pembelajaran, salah satu contohnya adalah modul. Modul yang dikembangkan

dapat menjadi pelengkap sumber belajar yang dapat digunakan oleh guru. Modul

yang dikembangkan berisi praktikum-praktikum yang dapat dilakukan oleh siswa

dan bahan yang digunakan sangat mudah didapatkan di lingkungan sekitar. Selain

itu, modul juga dapat membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan berpikir

kritis.

Untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa maka penulis

mengembangkan modul praktikum mengenai bunyi yang diterapkan di SD

Kanisius Ganjuran Yogyakarta. Dengan menggunakan modul praktikum tersebut

(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan (1) jenis penelitian, (2) setting penelitian, (3)

prosedur pengembangan, (4) uji coba produk, (5) instrumen penelitian, (6) teknik

pengumpulan data, (7) teknik analisis.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian R&D (Research and Development)

atau penelitian dan pengembangan. Sugiyono (2010:407) mengatakan metode

penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa Inggrisnya Research and

Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan

produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Penelitian ini

mengembangkan media pembelajaran berupa modul praktikum IPA kelas IV SD

Kanisius Ganjuran. Modul tersebut diharapkan dapat membantu siswa memahami

materi yang dipelajari dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

Langkah pengembangan menurut Borg dan Gall dalam Sanjaya (2013:133-134),

yaitu: (1) pengumpulan informasi, (2) perencanaan, (3) pengembangan produk

awal, (4) uji produk awal, (5), revisi produk, (6) uji lapangan, (7) revisi produk uji

lapangan, (8) uji lapangan skala luas, (9) revisi akhir uji lapangan luas, (10)

laporan produk akhir. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian

(45)

3.2 Setting Penelitian

3.2.1 Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Kanisius Ganjuran yang

berjumlah 21 siswa.

3.2.2 Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah pengembangan modul praktikum IPA pada

materi Tema 1 Indahnya Kebersamaan. Kompetensi inti yang digunakan adalah

KI 3 Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,

melihat, membaca) dan bertanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,

mahkluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di

rumah, sekolah dan tempat bermain. KI 4 Menyajikan pengetahuan faktual dalam

bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan

yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku

anak beriman dan berakhlak mulia. Kompetensi dasar yang digunakan adalah 3.5

Memahami sifat-sifat bunyi melalui pengamatan dan keterkaitannya dengan

indera pendengar.

3.2.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti memilih SD Kanisius Ganjuran yang

beralamat di Dusun Jogodayon, Desa Sumbermulyo, Kecamatan Bambanglipuro,

Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian dilakukan

(46)

3.3 Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan penelitian ini mengarah pada produk berupa modul

praktikum IPA. Ada sepuluh langkah penelitian dan pengembangan menurut Borg

& Gall dalam Sanjaya (2013:133-134) yaitu: (1) pengumpulan informasi, (2)

perencanaan, (3) pengembangan produk awal, (4) uji produk awal, (5), revisi

produk, (6) uji lapangan, (7) revisi produk uji lapangan, (8) uji lapangan skala

luas, (9) revisi akhir uji lapangan luas, (10) laporan produk akhir. Peneliti

memodifikasi langkah penelitian dan pengembangan hanya sampai pada langkah

ke 7. Berikut adalah penjabaran dari ketujuh langkah secara lengkap pada bagan

(47)

Bagan 3.1 Prosedur Pengembangan

Langkah 1

Langkah 2

Langkah 3

Langkah 4 Langkah 5

Langkah 7 Langkah 6

L Potensi dan masalah

Analisis kebutuhan Validasi

Observasi Wawancara Kuesioner

Pengumpulan data Hasil observasi Hasil wawancara Hasil kuesioner

Desain produk

sumber-sumber

bealajar kompetensi Inti kompetensi dasar indikator

materi Kegiatan praktikum

Memvalidasikan produk pada ahli

Merevisi produk Produksi modul

Uji coba produk terbatas (kelompok kecil dan kelas)

Merevisi produk

(48)

Langkah pertama adalah potensi dan masalah, peneliti melakukan analisis

kebutuhan guru dan siswa dengan melakukan observasi di kelas IV pada

pembelajaran IPA. Setelah melakukan observasi, peneliti melakukan wawancara

dengan siswa, guru dan kepala sekolah SD Kanisius Ganjuran. Langkah kedua

adalah peneliti melakukan pengumpulan data dengan menyebar angket analisis

kebutuhan pada guru dan siswa serta melakukan wawancara dengan kepala

sekolah, guru kelas IV dan siswa kelas IV. Selanjutnya pada langkah ketiga

peneliti membuat desain produk dengan menganalisis sumber-sumber belajar

menetapkan KI, KD, indikator, materi, mengembangkan prosedur pengukuran

sikap berpikir kritis. Peneliti mengembangkan produk berupa modul praktikum

dengan materi mengenai bunyi kelas IV. Langkah ini dimulai dengan menyusun

konsep, menyusun praktikum-praktikum yang akan dilakukan siswa selanjutnya

pembuatan modul. Modul yang akan dibuat berisi:

a. Pendahuluan

Pendahuluan berisikan tentang kompetensi inti, tema, subtema, kompetensi

dasar dan indikator.

b. Isi

Bagian isi berisikan lamgkah-langkah praktikum berdasarkan materi yang

telah dipilih.

c. Penutup

Bagian penutup berisikan soal pembahasan dan pertanyaan yang mengajak

(49)

Langkah keempat adalah produk diuji oleh pakar. Produk hasil

pengembangan diuji cobakan oleh:

a. Pakar Bahasa Indonesia, yaitu orang yang ahli dalam Bahasa Indonesia

sehingga peneliti mengetahui kesalahan dalam penggunaan bahasa pada modul

dan mengetahui kelayakan produk yang sedang dikembangkan.

b. Pakar IPA, yaitu orang yang ahli dalam IPA sehingga peneliti mengetahui

praktikum-praktikum yang sudah dikembangkan sesuai dengan materi yang

dipilih dan mengetahui kelayakan produk yang sedang dikembangkan.

Langkah kelima adalah menganalisis dan merevisi produk berdasarkan

komentar dan saran validator. Pada langkah keenam adalah uji lapangan. Produk

yang telah direvisi diuji cobakan pada kelompok kecil yang terdiri dari 4 siswa

SDN 1 Bareng Lor Klaten. Setelah itu, dilakukan uji kelas di SD Kanisius

Ganjuran Yogyakarta kelas IV yang berjumlah 21 siswa. Pada langkah ketujuh

peneliti melakukan revisi terakhir berdasarkan hasil analisis validasi lapangan.

Hasil revisi terakhir akan menjadi salah satu sumber belajar yaitu modul

praktikum IPA yang layak digunakan untuk pembelajaran IPA kelas IV.

3.4 Uji Coba Produk

Uji produk modul praktikum IPA dilakukan untuk memperoleh penilaian

terhadap kelayakan produk yang telah dikembangkan peneliti. Data yang

diperoleh dari uji coba produk digunakan untuk memperbaiki dan

menyempurnakan modul. Uji produk kepada para pakar bertujuan untuk

memperoleh masukan, kritikan dan penilaian terhadap kelayakan produk yang

(50)

Bareng Lor. Sedangkan uji lapangan dilakukan kepada 19 siswa dari 21 siswa

kelas IV SD Kanisius Ganjuran. Uji lapangan ini bertujuan untuk meningkatkan

sikap berpikir kritis pada siswa.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan dalam waktu

penelitian dengan menggunakan suatu metode (Arikunto, 2002:126). Dalam

penelitian ini, peneliti mengambil instrumen pengumpulan data berupa daftar

pertanyaan kuesioner, wawancara, observasi. Daftar pertanyaan kuesioner

diberikan kepada guru dan siswa untuk mengetahui analisis kebutuhan. Lembar

kuesioner berisi pertanyaan terhadap indikator terhadap produk Modul Praktikum

IPA yang dibuat peneliti. Daftar pertanyaan wawancara diberikan kepada siswa,

guru, dan kepala sekolah ketika melakukan wawancara untuk mengetahui analisis

kebutuhan. Observasi dilakukan pada saat pembelajaran IPA berlangsung untuk

analisis kebutuhan. Nilai akhir kuesioner dari pakar/ahli, guru kelas IV, dan siswa

digunakan sebagai bahan masukan dalam pengembangan modul praktikum IPA

sebagai suplemen kurikulum 2013. Kisi-kisi analisis kebutuhan dapat dilihat

dihalaman selanjutnya dalam tabel 3.1, tabel 3.2, tabel 3.3, tabel 3.4, tabel 3.5 dan

(51)

Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi

No.

Item Kisi-kisi Observasi Objek yang Diamati

1,2 Ketersediaan modul praktikum IPA untuk mengajar.

Adanya modul praktikum IPA yang digunakan guru ketika mengajar. 3 Partisipasi siswa dalam praktikum IPA. Siswa mengikuti setiap proses

kegiatan belajar seperti melakukan tahap-tahap praktikum, mengerjakan soal, bertanya dan mau menjawab pertanyaan dari guru.

4,5 Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran IPA.

Siswa mengalami kesulitan mengikuti praktikum IPA di kelas.

Siswa mengalami kesulitan memahami materi praktikum IPA yang diberikan guru.

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Wawancara Analisis Kebutuhan Kepala Sekolah

No Topik Pertanyaan No Pertanyaan

1 Informasi yang berkaitan dengan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013

1,2

2 Adanya kegiatan praktikum dalam pelaksanaan kurikulum 2013 pada pembelajaran IPA

3

3 Kesulitan yang dialami guru dengan adanya kurikulum 2013

4,5,6

4 Ketersediaan sumber belajar yang digunakan di sekolah antara lain:

a. Modul praktikum IPA kelas IV yang sudah ada di sekolah

b. Pengadaan modul praktikum IPA di sekolah

7,8

5 Ketersediaan anggaran sekolah untuk pengadaan modul praktikum dan kegiatan praktikum dalam pembelajaran IPA.

9

6 Penggunaan modul praktikum IPA dalam pembelajaran

10

7 Pendapat Bapak/Ibu kepala sekolah mengenai modul praktikum IPA yang baik dan menarik.

11

8 Pendapatan rata-rata orang tua siswa dan kemampuan siswa untuk membeli modul.

(52)

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Wawancara Analisis Kebutuhan Guru Kelas

No Topik Pertanyaan No Pertanyaan

1 Informasi yang berkaitan dengan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013

1,2

2 Kesulitan yang dialami guru dengan adanya kurikulum 2013

3,4

3 Persiapan guru mengajar berdasarkan kurikulum 2013

5

4 Adanya kegiatan praktikum dalam pelaksanaan kurikulum 2013 pada pembelajaran IPA

6

5 Ketersediaan sumber belajar yang digunakan di sekolah antara lain:

a. Modul praktikum IPA kelas IV yang sudah ada di sekolah.

b. Pengadaan modul praktikum IPA di sekolah.

7

6 Kesulitan yang dialami guru dalam menyampaikan materi pembelajaran IPA

8

7 Usaha yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan dalam menyampaikan materi.

9

8 Pendapat bapak/ibu guru dalam penggunaan modul praktikum IPA sebagai suplemen kurikulum 2013.

10,11

9 Pendapat Bapak/Ibu guru mengenai modul praktikum IPA yang baik dan menarik.

12

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Wawancara Analisis Kebutuhan Siswa Kelas IV

No Topik Pertanyaan No Pertanyaan

1. Tanggapan siswa terhadap pembelajaran IPA di kelas.

1

2. Penggunaan modul praktikum IPA dalam pembelajaran di kelas.

2

3. Pemahaman siswa terhadap materi IPA yang diajarkan

3

4. Penggunaan sumber belajar 4

5. Penggunaan modul praktikum 5,6

6. Pendapat siswa tentang modul yang menarik 7 7. Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam

pembelajaran IPA

(53)

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan terhadap Siswa

No. Indikator No. Item

1. Adanya penggunaan modul praktikum IPA dalam pembelajaran IPA di kelas.

1

2 Pendapat siswa tentang cara belajar 2

4 Keaktifan siswa saat pembelajaran di kelas 3

5 Penggunaan sumber belajar 4,5

6 Kesulitan yang dialami siswa dalam belajar IPA

6,7

7 Pendapat siswa tentang modul yang baik dan menarik

8,9

Tabel 3.6 Kisi- kisi kuesioner Analisis kebutuhan untuk guru

No. Indikator No. Item

1. Penggunaan modul praktikum IPA dalam pembelajaran.

1,2,3,10

2 Kriteria modul praktikum IPA 4,5,9

3 Isi modul praktikum IPA 6,7

4 Kegiatan praktikum IPA 8

Data penilaian validasi instrumen analisis kebutuhan yang diperoleh dari

dua validator:

Penilaian validasi instrumen observasi:

Dosen 1 :

Total skor keseluruhan : 14

Skor terbobot (X) =

× 10

= × 10

(54)

Dosen 2 :

Total skor keseluruhan : 12

Skor terbobot (X) =

× 10

= × 10

=

24

Penilaian validasi instrumen wawancara:

Dosen 1 :

Total skor keseluruhan : 14

Skor terbobot (X) =

× 10

= × 10

=

28

Dosen 2 :

Total skor keseluruhan : 12

Skor terbobot (X) =

× 10

= × 10

(55)

Penilaian validasi instrumen kuesioner analisis kebutuhan:

Dosen 1 :

Total skor keseluruhan : 14

Skor terbobot (X) =

× 10

= × 10

=

28

Dosen 2 :

Total skor keseluruhan : 13

Skor terbobot (X) =

× 10

= × 10

=

32,5

Berdasarkan hasil penilaian dari dosen 1 diperoleh hasil validasi instrumen

observasi dengan skor 28, kuesioner dengan skor 28 dan wawancara dengan skor

28 maka dapat disimpulkan bahwa keseluruhan instrumen sudah layak digunakan

namun masih perlu diperbaiki. Sedangkan hasil penilaian dari dosen 2 diperoleh

hasil validasi instrumen observasi dengan skor 24, kuesioner dengan skor 26, dan

(56)

instrumen sudah layak digunakan namun perlu diperbaiki. Setelah itu peneliti

melakukan perbaikan sesuai dengan saran yang diberikan oleh dosen.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti meliputi:

a. Observasi

Peneliti melakukan observasi pada saat pembelajaraan IPA di

kelas. Pengumpulan data yang dilakukan sebagai analisis kebutuhan.

b. Penyebaran kuesioner

Peneliti menggunakan kuesioner untuk analisis kebutuhan yang

diberikan kepada guru kelas IV dan siswa kelas IV. Kuesioner analisis

kebutuhan dibuat untuk mengetahui informasi mengenai kebutuhan

siswa dan guru di kelas.

c. Wawancara

Peneliti melakukan wawancara dengan kepala sekolah, guru,

dan siswa sebelum melakukan uji coba. Pengumpulan data yang

dilakukan sebagai analisis kebutuhan sekolah, guru dan siswa.

3.7 Teknik Analisis

3.7.1 Teknik Analisis Data Kualitatif

Gambar

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Wawancara Analisis Kebutuhan Kepala Sekolah
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Wawancara Analisis Kebutuhan Siswa Kelas IV
Tabel 3.6 Kisi- kisi kuesioner Analisis kebutuhan untuk guru
Tabel 3.7 Kriteria Penilaian Ideal (Sukardjo, 2006:53)
+7

Referensi

Dokumen terkait

PPJB yang telah disepakati dimana pada faktanya terlihat sebagai klausula baku yang tidak dapat diganggu gugat ataupun diberikan negosiasi oleh calonn

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh atribut produk terhadap keputusan pembelian produk indomie (Survei pada Mahasiswa Universitas Islam

Yang di maksud dengan kontrol efisiensi biaya produksi dalam penelitian ini adalah pengendalian biaya agar tidak terjadi pemborosan dalam proses pengolahan bahan baku menjadi

Flange adalah istilah untuk salah satu jenis sambungan yang digunakan saat menyambung antara pipa dan elemennya dengan katup, bejana, pompa dan lainnya. Kedua ujung

Induksi cekaman kekeringan melalui pengurangan penyiraman air dilakukan dengan menumbuhkan tanaman dalam polibag (diameter 50 cm) yang berisi media campuran tanah, pasir dan

Jurusan Hukum Pidana Islam dan Ketatanegaraan UIN Alauddin Makassar, dengan judul Tinjauan Hukum Islam Terhadap Penerapan Diversi (Studi Kasus Di Polrestabes

Kholifatus Syahriyah, 2020. Peningkatan Hasil Belajar Al-Quran HaditsMateri Mari Mengenal Surah Al-‘Alaq Melalui Model Pembelajaran Jigsaw Pada Siswa Kelas V MIN 1 Kota

Pelat adalah struktur planar kaku dengan elemen tipis yang secara khas terbuat dari material monolit yang tingginya lebih kecil dibandingkan dengan dimensi