• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Activity-Based Costing Dalam Pembebanan Biaya Pemasaran Ke Lini Produk (Studi Kasus Pada PT Dirgantara Indonesia, Tbk).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Activity-Based Costing Dalam Pembebanan Biaya Pemasaran Ke Lini Produk (Studi Kasus Pada PT Dirgantara Indonesia, Tbk)."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Activity-based costing merupakan metoda pembebanan biaya berbasis aktivitas yang memungkinkan manajemen perusahaan melakukan identifikasi terhadap biaya-biaya yang dikonsumsi oleh produk. Metoda activity-based costing memungkinkan memberikan data yang tepat karena menggunakan labih dari satu dasar alokasi biaya.

PT. Dirgantara Indonesia adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi pesawat terbang dan helikopter serta jasa perawatan pesawat dan mesin pesawat.

Penelitian ini difokuskan untuk meneliti bagaimana metoda activity-based costing dapat membantu pihak manajemen untuk memfokuskan kegiatan pemasaran. Penelitian ini dilakukan dengan cara mendiskusikan aktivitas-aktivitas dari pelaksanaan marketing and sales, memahami proses pembebanan biaya pemasaran, kemudian menganalisis setiap biaya yang dikonsumsi oleh produk.

Setelah dilaksanakan penelitian, PT. Dirgantara Indonesia selama ini membebankan biaya pemasaran ke lini produk sebagai period costs. Hal ini menyebabkan PT. Dirgantara Indonesia tidak dapat mengetahui berapa biaya pemasaran yang dikonsumsi oleh masing-masing produk.

Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyarankan agar PT. Dirgantara Indonesia dapat menggunakan informasi yang dihasilkan metoda activity-based costingdalam pembebanan biaya ke lini produk salah satu informasi dalam membuat kebijakan dalam memfokuskan kegiatan pemasaran.

(2)

viii Universitas Kristen Maranatha

1.1 Latar Belakang Penelitian ………. 1.2 Identifikasi Masalah ………. 1.3 Tujuan Penelitian ……….. 1.4 Kegunaan Penelitian ………. 1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis……….... 1.6 Metoda Penelitian ………. 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ………...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Biaya……… 2.1.1 Klasifikasi Biaya ……….. 2.2 Pengertian Biaya Pemasaran……….. 2.2.1 Karakteristik Biaya Pemasaran ……… 2.2.2 Penggolongan Biaya Pemasaran ……….. 2.3 Sistem Pembebanan Biaya ………... 2.3.1 Sistem Biaya Tradisional ………. 2.3.1.1 Pengertian Sistem Biaya Tradisional ……. 2.3.1.2 Prosedur Pembebanan Dua Tahap Sistem

(3)

ix Universitas Kristen Maranatha 2.3.1.3 Kelemahan Sistem Biaya Tradisional …... 2.3.2 Activity-Based Costing ………... 2.3.2.1 Pengertian Activity-Based Costing ... 2.3.2.2 Prinsip Dasar Activity-Based Costing ... 2.3.2.3 Perbedaan Activity-Based Costing

dengan Sistem Biaya Tradisional ……... 2.3.3 Cost Drivers ………... 2.3.3.1 Pengertian Cost Drivers ………... 2.3.3.2 Pengertian Activity Cost Drivers …….

2.3.3.2.2 Klasifikasi Activity Cost Drivers ………. 2.3.4 Activity Attibutes ………...

2.3.4.1 Cost Hierarchies pada Activity-Based Costing ………... 2.3.4.2 Klasifikasi Aktivitas dalam

Activity-Based Costing ………. 2.3.5 Langkah-Langkah Penerapan Activity-Based

Costing……….. 2.3.6 Pembebanan Biaya Pemasaran Menggunakan

Activity-Based Costing ………... 2.3.7 Keunggulan dan Kelemahan Activity-Based Costing 2.4 Activity-Based Costing Dalam Pembebanan Biaya Pemasaran

ke Lini Produk untuk Menfokuskan Kegiatan

(4)

x Universitas Kristen Maranatha BAB III Objek dan Metoda Penelitian

3.1 Objek Penelitian ……… 3.1.8 Struktur Organisasi Korporasi dan Satuan Usaha

Aerostructure di PT. Dirgantara Indonesia …………. 3.1.9 Uraian Tugas Satuan Usaha Aerostructure ………….. 3.2 Metoda Penelitian ……….

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

4.1 Unsur-unsur Biaya Pemasaran Divisi Aerostructure …………. 4.2 Activity-Based Costing pada SU Aerostructure–PT Dirgantara

Indonesia- ………...

4.2.1 Aktivitas Pemasaran Divisi SU Aerostructure ... 4.2.2 Penggolongan Biaya Pemasaran Menurut Kegiatan

Pemasaran ke Dalam Biaya Langsung dan Biaya Tidak Langsung ...

4.2.2.1 Penggolongan Biaya Pemasaran Langsung Menurut kegiatan Pemasaran .……… 4.2.2.2 Penggolongan Biaya Pemasaran Tidak

(5)

xi Universitas Kristen Maranatha 4.2.3 Alokasi Biaya Pemasaran Berdasarkan Kegiatan

Pemasaran ……….. 4.3 Fokus Kegiatan Pemasaran Dengan Activity-Based Costing

Dalam Pembebanan Biaya Pemasaran ke Lini Produk. ……….

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ………... 5.2 Saran ……….

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

77

80

(6)

xii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Laporan Biaya Pemasaran S.U. Aerostructure perioda 2006 ... Tabel 4.2 Biaya Gaji dan Upah berdasarkan kegiatan pemasaran tahun 2006 ... Tabel 4.3 Biaya pemakaian listrik berdasarkan kegiatan pemasaran tahun 2006 Tabel 4.4 Biaya pemakaian berdasarkan kegiatan pemasaran tahun 2006 ... Tabel 4.5 Biaya kesehatan berdasarkan kegiatan pemasaran tahun 2006 ... Tabel 4.6 Biaya kegiatan pemasaran tahun 2006 ... Tabel 4.7 Quantity of unit soldtahun 2006 ………... Tabel 4.8 Number of customer’order tahun 2006 ………... Tabel 4.9 Tabel tarif alokasi biaya kegiatan pemasaran ... Tabel 4.10 Tabel persentase nilai penjualan dan laba kotor ... Tabel 4.11 Tabel analisis profitabilitas lini produk ... Tabel 4.12 Perbandingan Antara Sistem Biaya Tradisional Dengan SistemActivity

Based Costing

53 73 73 74 74 76 78 78 79 80 82

(7)

xiii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Activity-Based Costing Systems……… Gambar 2.2 Traditional Cost Systems Allocate Cost in Production Cost

Centers and then to product ………. Gambar 2.3 Activity-Based Costing Trace Resources Expenses to Activities and Use Activities Cost Drivers for Tracing Activity Cost to Object….. Gambar 2.4 Hierarchy of Activities………...……... Gambar 3.1 Skematis Tata Kerja PT Dirgantara Indonesia ……….. Gambar 4.1 Perform Marketing and Sales ……….……..

18

21

(8)

LAMPIRAN

(9)
(10)
(11)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Memasuki era globalisasi saat ini, persaingan antar perusahaan terlihat semakin ketat. Setiap perusahan pada umumnya mempunyai tujuan untuk memperoleh laba yang maksimal. Laba dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu: harga jual, biaya, dan volume penjualan. Biaya menentukan harga jual yang menentukan laba yang diharapkan, harga jual mempengaruhi volume penjualan, dan volume penjualan mempengaruhi laba perusahaan. Untuk memperoleh laba yang maksimal, seringkali perusahaan dihadapkan pada kondisi dimana adanya pesaing yang menghasilkan produk dengan kualitas yang rendah sehingga harga jual produk tersebut dapat lebih rendah. Hal ini dapat menciptakan persaingan yang tidak sehat.

Untuk mencapai laba yang maksimal, perusahaan perlu menekan biaya dalam jumlah yang cukup besar. Hal ini tidak mudah dilakukan, karena adanya variabel-variabel yang harus dipertimbangkan bila perusahaan mengurangi biaya tersebut. Keadaan ini mendorong manajemen perusahaan untuk mengamati, menganalisis, dan mengevaluasi segala biaya yang menciptakan suatu produk. Sehingga pihak manajemen dapat membuat suatu perkiraan mengenai perubahan tersebut.

(12)

BAB I Pendahuluan 2

Universitas Kristen Maranatha semakin aktif melakukan kegiatan pemasaran sehingga biaya pemasaran memiliki pengaruh yang semakin besar terhadap laba. Oleh karena itu, biaya dan kegiatan pemasaran tidak boleh diabaikan dalam usaha mempertahankan kontinuitas perusahaan ataupun meningkatkan laba. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Young (2001: 128-129) sebagai berikut:

” Marketing functions are a significant cost factor, yet marketing costs are being ignored in the main stream discussions today….marketing costs are a major factor in the world wide competition and should not be ignored in discussions of performances measurements and integrated cost systems”

Pembebanan biaya pemasaran dengan menggunakan metoda tradisional sudah tidak relevan dengan kondisi saat ini. Dimana, sering pembebanan biaya pemasaran didasarkan pada volume produksi atau volume penjualan yang tidak memiliki hubungan yang jelas dengan biaya pemasaran sehingga informasi yang dihasilkan kurang tepat..

Pembebanan biaya pemasaran dengan metoda activity-based costing menggunakan dasar alokasi yang sesuai dengan masing-masing komponen biaya pemasaran, baik yang terkait dengan volume maupun tidak, sehingga memberikan gambaran yang tepat mengenai kegiatan pemasaran.

(13)

BAB I Pendahuluan 3

Universitas Kristen Maranatha Perusahaan yang menjadi objek penelitian ini adalah PT. Dirgatara Indonesia yang selanjutnya akan disebut PT DI. PT DI adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi pesawat terbang dan helikopter serta jasa perawatan pesawat dan mesin pesawat.

Pembahasan mengenai activity-based costing yang ada selama ini lebih menitikberatkan pada biaya produksi, namun hanya sedikit yang melakukan pembahasan untuk biaya pemasaran.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk memilih judul: Peranan

Activity-Based CostingDalam Pembebanan Biaya Pemasaran ke Lini Produk.

1.2 Identifikasi Masalah

Activity-based costing merupakan alat yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan informasi yang akurat yang dibutuhkan manajemen mengenai produk yang dihasilkan perusahaan sehingga manajemen dapat mengambil keputusan-keputusan strategis guna mengefektifkan kegiatan pemasaran. Pembahasan mengenai activity-based costing yang ada selama ini lebih menitikberatkan pada cost product, namun hanya sedikit yang melakukan pembahasan untukmarketing cost.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan beberapa pokok permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana PT DI membebankan biaya pemasaran.

(14)

BAB I Pendahuluan 4

Universitas Kristen Maranatha 3. Bagaimana peranan activity-based costing dalam pembebanan biaya pemasaran

ke lini produk untuk memfokuskan kegiatan pemasaran.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan identifikasi masalah di atas adalah untuk:

1. Mendeskripsikan bagaimana PT DI membebankan biaya pemasaran.

2. Mendeskripsikan bagaimana penerapan activity-based costing dalam membebankan biaya pemasaran ke lini produk.

3. Mendeskripsikan bagaimana peranan activity-based costing dalam pembebanan biaya pemasaran ke lini produk untuk memfokuskan kegiatan pemasaran.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi: 1. Perusahaan

(15)

BAB I Pendahuluan 5

Universitas Kristen Maranatha 2. Masyarakat

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi referensi dalam penelitian sejenis dan menambah wawasan mengenai activity-based costing dalam pembebanan biaya pemasaran ke lini produk.

3. Penulis

Penelitian berguna untuk memahami bagaimana penerapan teori yang dipelajari selama perkuliahan terutama yang berkaitan dengan pembebanan biaya.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

Perusahaan selalu berusaha untuk mempertahankan kelangsungan usahanya apalagi di tengah kondisi persaingan yang ketat. Salah satu cara yang dapat ditempuh perusahaan adalah meningkatkan efisiensi dan efektivitas, salah satunya adalah kegiatan pemasaran. Sehingga sumber daya pemasaran dapat digunakan secara tepat dan perusahaan dapat meningkatkan laba serta mempertahankan kelangsungan usahanya.

Kegiatan pemasaran yang meningkat menyebabkan jumlah biaya pemasaran semakin besar. Namun biaya pemasaran ini seringkali diabaikan begitu saja karena perusahaan hanya berorientasi pada biaya produksi. Young (2001: 128-129) mengemukakan hal sebagai berikut:

(16)

BAB I Pendahuluan 6

Universitas Kristen Maranatha Biaya pemasaran tidak dapat diabaikan namun perlu dianalisa untuk membantu upaya meningkatkan laba perusahaan. Analisis biaya pemasaran dapat memperlihatkan aktivitas-aktivitas pemasaran yang menyebabkan biaya yang dikonsumsi produk serta menunjukkan produk yang kurang kualitas dan kinerja berdasarkan tingkat laba bersih yang diterima perusahaan sehingga pihak manajemen dapat meningkatkan kualitas dan keefektifan produk.

Pembebanan biaya pemasaran dengan menggunakan metoda tradisional umumnya didasarkan pada volume produksi atau volume penjualan yang tidak memiliki hubungan yang jelas dengan biaya pemasaran sehingga informasi yang dihasilkan tidak tepat.

Pembebanan dengan menggunakan activity-based costing berdasarkan alokasi pembebanan biaya yang sesuai dengan masing-masing komponen biaya pemasaran, baik yang terkait dengan volume maupun tidak, sehingga memberikan gambaran yang tepat mengenai kegiatan pemasaran.

Alokasi pembebanan yang sesuai tersebut dapat memberikan informasi mengenai produk-produk yang memiliki kinerja dan kualitas yang baik dan kurang baik berdasarkan besarnya biaya yang dikonsumsi produk serta perolehan laba bersih produk tersebut sehingga pihak manajemen dapat memfokuskan kegiatan pemasaran produk yang baik dan memperbaharui produk yang kurang baik.

(17)

BAB I Pendahuluan 7

Universitas Kristen Maranatha 1.6 Metoda penelitian

Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda deskriptif analitis, yaitu metoda penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data sehubungan dengan masalah yang diteliti sehingga dapat memberikan gambaran yang cukup jelas atas objek yang akan diteliti. Data yang dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis berdasarkan teori-teori yang berhubungan dengan masalah penelitian, selanjutnya berdasarkan analisis tersebut penulis menarik kesimpulan dan memberikan saran mengenai masalah yang diteliti.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:

1. Penelitian Lapangan (field research), yaitu penelitian untuk memperoleh data primer yang dilaksanakan dengan meninjau langsung lokasi perusahaan dengan cara:

(a) Observasi

Yaitu pengambilan data dengan mengamati secara langsung aktivitas perusahaan dengan menggunakan panca indera.

(b) Wawancara

Yaitu proses untuk memperoleh keterangan dengan cara tanya jawab dengan pihak-pihak yang terkait dengan masalah penelitian.

(c) Dokumentasi

(18)

BAB I Pendahuluan 8

Universitas Kristen Maranatha 2. Penelitian kepustakaan (library research), yaitu penelitian untuk memperoleh rerangka teoritis melalui literatur-literatur, bahan kuliah, dan sumber bacaan lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

1.7 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

(19)

BAB V Kesimpulan dan Saran 84

Universitas Kristen Maranatha 84

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian dan pembahasan adalah sebagai berikut:

1. PT. Dirgantara Indonesia selama ini membebankan biaya pemasaran ke lini produk sebagaiperiod costs. Hal ini menyebabkan PT Dirgantara Indonesia tidak dapat mengetahui berapa biaya pemasaran yang dikonsumsi oleh masing-masing produk.

2. Langkah-langkah membebankan biaya pemasaran ke lini produk menggunakan activity-based costingadalah sebagai berikut:

a. Menggolongkan biaya pemasaran ke dalam biaya pemasaran langsung dan biaya pemasaran tidak langsung menurut hubungannya dengan kegiatan pemasaran.

b. Mengakumulasi biaya langsung dan biaya tidak langsung yang telah dialokasikan ke kegiatan pemasaran pada langkah sebelumnya sehingga diperoleh jumlah biaya untuk setiap kegiatan.

(20)

BAB V Kesimpulan dan Saran 85

Universitas Kristen Maranatha 85

d. Mengakumulasi biaya pemasaran langsung dan biaya pemasaran tidak langsung yang telak dialokasikan ke lini produk sehingga diperoleh jumlah biaya pemasaran untuk setiap produk.

3. Informasi laba kotor setiap produk menurut sistem biaya tradisional menunjukan urutan produk dari yang paling menguntungkan sampai yang kurang menguntungkan adalah A/C BAE System, A/C Componen EADS CASA, dan A/C Componen Airliner. Sedangkan menurut sistem ABC adalah A/C Componen EADS CASA, A/C BAE System, dan A/C Componen Airliner. Perbedaan informasi tersebut disebabkan sistem biaya tradisonal tidak memberikan informasi menyeluruh karena tidak mencakup biaya operasional. Dengan demikian, sistem activity-based costing dapat membantu untuk memfokuskan kegiatan pemasaran perusahaan.

5.2 Saran

1. Bagi pihak perusahaan, pembebanan biaya pemasaran berdasarkan lini produk dengan sistem activity-based costing dapat membantu perusahaan untuk mengidentifikasi aktivitas-aktivitas pemasaran serta biaya pemasaran yang dikonsumsi oleh produk. Sehingga perusahaan dapat meningkatkan kegiatan pemasaran.

(21)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson,A.A., et al. 2001. Management Accounting. 3rd edition, Prentice-Hall,Inc: New Jersey

Carter, William K. And Milton F.Usry. 2002. Cost Accounting.13th edition, South-Western Publishing,Co : Cincinnati, Ohio.

Hansen,D.R., Maryanne.M.Mowen 2005 .Cost Management:Accounting and Control. 11thedition. South-Western Publishing,Co : Cincinnati, Ohio.

Horngren,Ct., et al. 2006. Cost Accounting: A Managerial Emphasis. 11th edition.:Prentice-Hall,Inc. New Jersey.

Kaplan,R.S. and Antohny A. Atkinson. 1998.Advanced Management Accounting. 2nd edition.: Prentice-Hall,Inc : New Jersey.

Kaplan,R.S. and Robin Cooper. 1998. Cost and Effect: Using Untegrated Cost System to drive Profitability and Performance., Harvard Business School Press: Boston, Massachusetts.

Kotler, P. 2003.Marketing Management.13thedition. Prentice-Hall,Inc: New Jersey. Mulyadi.2003.Akuntansi Biaya. Edisi 6. Bagian Penerbitan STIE YKPN :Yogyakarta Supriyono,R.A (2000),Akuntansi biaya: Perencanaan dan Pengendalian Biaya serta Pembuatan Keputusan. Edisi 5. BPFE Universitas Gajah Mada: Yogyakarta.. Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi:Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi 3.

BPFE :. Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian Hasil Penelitian 1 Jenny dan Wijayanti (2018) Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Kinerja Keuangan Terhadap Financial Distress (Studi Pada Perusahaan

mahasiswa jika tidak dibantu dengan sistem pembelajaran online mahasiswa masih kurang minta untuk belajar juga membaca materi secara rutin, dan dengan melalui

C. Apabila koordinasi dengan unit in charge Eselon I telah selesai dilakukan dan data referensi telah sesuai, Eselon I mengajukan Permohonan Persetujuan Pembukaan Rekening Induk

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat dan penyertaan-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul

pengasuh dalam stimulasi perkembangan bahasa anak usia balita melalui kegiatan pembiasaan sehari-hari yaitu dengan memberikan contoh, menjelaskan, mengajak, membiasakan,

Dari keseluruhan putaran/siklus yang telah dilakukan, dapat disimpulkan peneliti bahwa guru telah mampu meningkatkan prestasi belajar mebaca menulis permulaan siswa

Pendekatan seperti ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa jika ukuran lubang telah didefinisikan terlebih dahulu dan ukurannya tetap, maka akan dapat diketahui kemampuan

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka peneliti menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh secara simultan dan secara parsial antara gaya