• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MEDIA KARTU KATA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGARTIKAN SIFAT JAIZ ALLAH. Nur Aeni

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENERAPAN MEDIA KARTU KATA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGARTIKAN SIFAT JAIZ ALLAH. Nur Aeni"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MEDIA KARTU KATA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGARTIKAN SIFAT JAIZ ALLAH Nur Aeni

1 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI)

Vol. 2, No. 2, April 2017

ISSN 2477-2240 (Media Cetak).

2477-3921 (Media Online)

PENERAPAN MEDIA KARTU KATA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGARTIKAN SIFAT JAIZ ALLAH

Nur Aeni

SDN Pamiritan 01 Balapulang Tegal Abstrak

Rendahnya nilai siswa pada pelajaran Pendidikan Agama Islam dikarenakan siswa kurang antusias terhadap pelajaran atau cara guru mengajarkannya dan juga faktor sarana penunjang lainnya tidak digunakan dalam pembelajaran dan cara guru menyampaikan materinya kurang menarik sehingga siswa merasa jenuh. Hal ini dibuktikan rata-rata kelas hanya 57 dengan ketuntasan hanya 33,33%.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan aktivitas siswa dan hasil belajar siswa melalui media kartu kata. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan dua siklus.

Tiap siklus terdiri atas tahap perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Hasil penelitian dapat disimpulkan aktivitas siswa pada siklus I masih belum berhasil atau baik karena secara umum dalam kategori cukup dan perlu perbaikan pada siklus II. Sedangkan Hasil belajar mengalami peningkatan, terbukti dari nilai rata-rata pada pra siklus 57 meningkat menjadi 78 siklus I kemudian menjadi 86,67 pada siklus II. Ketuntasan saat siklus I sebesar 73,33% meningkat menjadi 100%

pada siklus II. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus II sudah maksimal maka perbaikan siklus II berhasil.

© 2017 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia

Kata Kunci: Aktivitas Siswa; Hasil Belajar; Media Kartu Kata.

PENDAHULUAN

Salah satu upaya peningkatan kualitas pendidikan adalah mengubah paradigma (cara pandang) pendidikan di Sekolah Dasar (SD) dari pengajaran yang berpusat pada guru (teacher centered) ke pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered). Paradigma baru ini menuntut para guru untuk lebih kreatif dalam mengembangkan pembelajaran, sehingga memungkinkan siswa dapat berekspresi melalui kegiatan-kegiatan nyata yang menyenangkan dan mampu mengembangkan potensi siswa secara optimal. Oleh karena itu, peran guru tidak lagi sebagai subjek yang mentransfer pengetahuan saja, yang menuntut siswa menghafalkan sebanyak-banyaknya informasi tetapi lebih dari itu guru diharapkan dapat menjadi fasilitator, moderator, pembimbing, dan mitra belajar siswa.

Tujuan proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru merupakan sistem informasi kepada peserta didik yang di dalamnya didukung oleh berbagai faktor. Di antaranya media pembelajaran, alat peraga, sarana dan sumber pembelajaran, alokasi waktu yang tersedia, metode dan strategi penyampaian yang dituangkan dalam rencana pembelajaran.

Proses pembelajaran yang disusun harus memenuhi kriteria dan aturan, agar tujuan pembelajaran dan hasil belajar yang diharapkan bisa tercapai secara optimal. Peran guru sangat penting dalam memberdayakan kemampuan peserta didik untuk menerima dan mengikuti proses pembelajaran. Proses pembelajaran akan mencapai hasil yang optimal apabila menggunakan strategi dan perencanaan yang matang. Rendahnya tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi yang diharapkan dapat diantisipasi melalui penyusunan rencana pembelajaran yang disusun secara sistematis yang memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar yang kondusif dan interaktif,

(2)

sehingga diharapkan adanya perubahan tingkah laku yang mencakup pertumbuhan afektif, kognitif dan psikomotor peserta didik sebagai tanda adanya hasil belajar.

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam berhubungan dengan pengetahuan hubungan sesama manusia dan hubungan sesama Allah, SWT. Dengan demikian pembelajaran PAI di SD bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Peserta didik harus terbiasa meneliti setiap peristiwa yang terjadi pada dirinya dan juga alam sekitarnya.(Muhamad Samsul Wardani, 2008: 1). Agar tujuan pembelajaran PAI di Sekolah Dasar dapat berhasil dengan baik hendaknya guru menggunakan pendekatan, metode, dan strategi pembelajaran yang mampu menciptakan suasana belajar yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri pada anak, mengembangkan sikap serta perilaku kreatif dan inovatif pada anak. Metode yang tepat menjadikan peserta didik merasa tertarik dengan apa yang dipelajari. Siswa semakin semangat dalam belajar ketika guru dapat memberikan pembelajaran menggunakan metode yang mudah diterima (Syaerozi dkk, 2015). Maka untuk itu diperlukan sarana dan prasarana belajar yang menunjang keberhasilan pembelajaran, yaitu melalui pemanfaatan sumber belajar antara lain berupa peralatan sederhana.

Penggunaan alat peraga sederhana berupa kartu kata merupakan solusi dari masalah yang ada pada penelitian, sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa. Penggunaan media pembelajaran atau alat peraga konsep abstrak pembelajaran PAI dapat disajikan dalam bentuk konkret, siswa lebih banyak mengikuti pembelajaran dengan gembira, karena baik langsung maupun tidak langsung akan memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik, sehingga minat belajarnya semakin besar, dan peserta didik akan menyadari adanya hubungan antara dirinya dengan Allah SWT.

Rendahnya nilai PAI di kelas IV materi mengartikan sifat jaiz Allah SWT dikarenakan peserta didik kurang antusias terhadap pelajaran tersebut, ini mungkin dikarenakan siswa kurang tertarik dengan materi tersebut atau cara guru mengajarkannya dan juga faktor sarana penunjang lainnya seperti alat peraga tidak digunakan dalam pembelajaran PAI dan buku pelajaran kurang tersedia, atau cara guru menyampaikan materinya kurang menarik sehingga siswa merasa jenuh.

Berdasarkan data hasil pembelajaran PAI di kelas IV SD Negeri Pamiritan 01. Setelah evaluasi dilaksanakan ternyata nilai dari hasil tes tersebut masih rendah yaitu hanya 7 siswa (35%) dari 20 siswa yang mendapatkan nilai 70 ke atas dan mencapai batas nilai ketuntasan, sedangkan 13 siswa (65%) mendapatkan nilai di bawah 70 atau belum mencapai batas ketuntasan. Data evaluasi ini menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan tidak mampu mencapai tujuan yang diharapkan. Berdasarkan pada latar belakang permasalahan di atas, maka rumusan masalah ini adalah “Bagaimana peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan penerapan media kartu kata pada siswa kelas IV SD N Pamiritan 01?” Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa melalui penerapan media kartu kata..

METODE PENELITIAN

1. Subyek, Tempat, Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Pamiritan 01 Kecamatan Balapulang Kabupaten Tegal. Subyek penelitian adalah siswa kelas IV yang terdiri 8 siswa laki-laki dan 7 perempuan, jumlahnya siswa kelas IV sebanyak 15 anak. Sedangkan waktu pelaksanaannya adalah:

Siklus I : Jum,at, 18 September 2015 Siklus II : Jumat, 25 September 2015 2. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran

Aspek yang diamati dalam setiap siklus adalah kegiatan atau aktivitas pemahaman siswa serta pengaruhnya terhadap hasil tes formatif siswa saat mengikuti mata pelajaran PAI dengan pendekatan media kartu kata.

(3)

PENERAPAN MEDIA KARTU KATA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGARTIKAN SIFAT JAIZ ALLAH Nur Aeni

3 Pendekatan media kartu kata pembelajaran yang membantu pendidik mengaitkan materi yang dipelajari siswa dengan kehidupan nyata, dan memotivasi siswa untuk mengaitkan pengetahuan yang didapatnya di sekolah dengan kehidupan sehari-hari, dan mereka dapat menerapkannya untuk memecahkan suatu masalah di lingkungan sekitarnya, sehingga pembelajaran yang diperolehnya lebih bermakna dan sesuai dengan kebutuhan mereka sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat. Tahapan perbaikan yang dilakukan setiap siklus adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

Menyusun skenario pembelajaran berupa RPP Siklus I dan II, alat evaluasi, lembar observasi, susunan dan bentuk skenario pembelajaran, menentukan teman sejawat sebagai observer, merancang tes formatif, membuat lembar pengamatan perilaku siswa, dan mempersiapkan alat dokumentasi b. Pelaksanaan

Pendidik melaksanakan tindakan yang telah direncanakan, sebagai upaya perbaikan dan peningkatan atau perubahan proses pembelajaran, perilaku, sikap dan prestasi belajar siswa yang diinginkan.

c. Observasi

Observasi dilakukan oleh observer. Pada kegiatan pembelajaran dilakukan pengamatan terhadap guru dan siswa. Hasil pengamatan dicatat dalam lembar pengamatan yang sudah disiapkan.

Selain mengamati aktivitas siswa juga mengamati hasil tes formatif siswa. Hasil belajar tentang pemahaman konsep diukur dengan menggunakan lembar kerja observasi dan tes tertulis berupa soal- soal yang harus dikerjakan siswa secara individual.

d. Refleksi

Hasil observasi pada siklus I menunjukkan dari aspek guru, aspek yang baik yaitu penyampaian materi pembelajaran, keterampilan tanya jawab dengan siswa, dan penggunaan media kartu kata.

Sedangkan aspek yang perlu ditingkatkan yaitu cara memberikan motivasi kepada siswa. Jika dilihat dari aspek peserta didik, aspek yang baik yaitu aktifitas dalam kegiatan pembelajaran, semangat dalam menerima materi dan tes formatif siklus I. Sedangkan aspek yang perlu ditingkatkan yaitu pemahaman dalam menangkap pelajaran.

Sedangkan untuk refleksi pada siklus II tidak jauh berbeda dari refleksi siklus I, yaitu hasil observasi menunjukkan dari aspek guru, aspek yang baik yaitu penyampaian materi pembelajaran, keterampilan tanya jawab dengan siswa, penggunaan metode observasi, sedangkan aspek yang perlu ditingkatkan yaitu cara pemberian motivasi kepada siswa. Jika dilihat dari aspek peserta didik, aspek yang baik yaitu aktifitas dalam kegiatan pembelajaran, semangat dalam menerima materi dan tes formatif siklus II. Sedangkan aspek yang perlu ditingkatkan yaitu pemahaman dalam menangkap pelajaran.

Penulis bersama observer mengevaluasi hasil pelaksanaan perbaikan siklus II. Penulis menganggap sudah cukup sehingga tidak lagi melanjutkan perbaikan siklus berikutnya, karena tingkat ketuntasan sudah lebih dari 80%.

3. Teknik Pengumpulan Data 1) Observasi

Teknik observasi yang digunakan adalah pengamatan penyerta (participant observer) yaitu pengamat atau observer mempunyai hubungan yang akrab dengan pihak yang diamati. Observer yang akan melakukan pengamatan adalah teman sejawat. Sifat observasi adalah mengamati suatu keadaan.

Titik observasi (focus of observation) adalah keterampilan guru mengajar dan aktivitas siswa mengikuti pelajaran.

2) Tes

Teknik tes ini dilakukan melalui tes pada tiap akhir pembelajaran dan tes formatif pada setiap akhir siklus. Pelaksanaan tes bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa.

(4)

3) Dokumen

Dokumen nilai-nilai siswa kelas IV, merupakan bagian dari sumber data yang diperoleh peneliti.

4) Wawancara

Wawancara tidak terstruktur dilakukan dengan guru untuk mendapatkan data serta informasi.

Wawancara Yang dilakukan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.

Wawancara ini dilakukan untuk mencari data kualitatif tentang proses pembelajaran yang terjadi selama ini. Awalnya hanya ada satu pertanyaan kepada narasumber yang menanyakan mengenai proses pembelajaran PAI yang mengalami permasalahan. Jawaban yang disampaikan oleh nara sumber kemudian memancing munculnya pertanyaan-pertanyaan lain yang berkaitan dengan permasalahan. Untuk itulah, pedoman wawancara ini tidak tersusun secara sistematis.

4. Teknis Analisis Data

1) Teknis Analisis Data Kuantitatif

Data kuantitatif berupa nilai hasil belajar siswa. Data ini diperoleh melalui tes pada tiap akhir pembelajaran dan tes formatif pada setiap akhir siklus. Data ini berupa nilai hasil belajar siswa dan nilai rata-rata kelas. Namun, pada penelitian ini hanya tes formatif yang digunakan dalam pengolahan data.

2) Teknis Analisis Data Kualitatif

Data kualitatif penelitian diperoleh melalui pengamatan. Pengamatan dilakukan terhadap aktivitas belajar siswa dan performansi guru. Hasil pengamatan akan dicatat dalam lembar pengamatan. Penjabaran hasil pengamatan inilah yang merupakan data kualitatif dari penelitian ini.

Data ini dapat berupa informasi berbentuk kalimat tentang pengamatan yang dilakukan

HASIL DAN PEMBAHASAN 1) Hasil Penelitian

a. Siklus I 1) Aktivitas Siswa

Pada pengelolaan proses pembelajaran Siklus I peneliti masih melihat aktivitas belajar siswa belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal ini tentunya memberi dampak yang kurang baik bagi siswa. Dalam hal ini peneliti dibantu oleh teman sejawat melakukan observasi/pengamatan pada aktivitas belajar siswa. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada aktivitas belajar siswa pada kegiatan pembelajaran Siklus I dengan didampingi oleh teman sejawat untuk melakukan pengamatan aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran didapatkan hasil pengamatan dari delapan aspek dapat di analisa dalam tabel berikut.

Tabel 2. Analisa Aktivitas Siswa Siklus I

No Aspek Jumlah Siswa Presentase Kategori

1 Keberanian 9 60,00% Cukup

2 Motivasi 8 53,33% Cukup

3 Kesiapan 7 40,67% Kurang

4 Partisipasi 11 73,33% Cukup

5 Kerjasama 10 66,67% Cukup

6 Konsentrasi 8 53,33% Cukup

7 Ketekunan 10 66,67% Cukup

8 Ketelitian 9 60,00% Cukup

Jumlah 474

Rata-Rata 59,25%

(5)

PENERAPAN MEDIA KARTU KATA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGARTIKAN SIFAT JAIZ ALLAH Nur Aeni

5 Berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran yang terdiri delapan aspek satu kategori kurang dan yang lain dalam kategori cukup. Aspek keberanian ada 9 siswa atau sebesar 60,00%, aspek motivasi ada 8 anak atau 53,33%, aspek kesiapan ada 7 anak atau 46,67%, partisipasi ada 11 anak atau 73,33%, kerjasama 10 anak atau 66,67%, konsentrasi ada 8 anak atau 53,33%, aspek ketekunan ada 10 anak atau 66,67%, dan aspek terakhir ketelitian ada 9 anak atau sebesar 60,00%. Dapat disimpulkan aktivitas siswa pada siklus I masih belum berhasil atau baik karena secara umum dalam kategori cukup dan perlu perbaikan pada II.

2) Hasil Belajar

Pengolahan data nilai hasil tes formatif dilakukan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan hasil belajar siswa. Data nilai hasil tes formatif tersebut kemudian dituangkan dalam tabel pencapaian frekuensi nilai rata-rata kelas di bawah ini.

Tabel 3. Analisa Hasil Belajar Siklus I

No Uraian Hasil Siklus I

1 Jumlah siswa yang tuntas 11

2 Jumlah siswa yang belum tuntas 4

3 Nilai rata-rata 78

4 Persentase ketuntasan belajar 73,33%

5 Persentase ketuntasan belajar 26,67%

Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil nilai yang diperoleh siswa mulai meningkat dibandingkan dengan hasil nilai pada pra siklus. Nilai rata-rata kelas dari 57 pada prasiklus meningkat menjadi 78 saat siklus I. Dari 15 siswa ada 11 siswa atau 73,33% yang berhasil mencapai KKM. dan 4 siswa atau masih mendapat nilai kurang dari KKM. Hasil siklus I walaupun sudah mengalami peningkatan dibandingkan prasiklus tetapi belum memenuhi kriteria yang ditetapkan dan belum berhasil sehingga perlu perbaikan pada siklus II.

3) Refleksi

Ada beberapa hal yang ditemukan dalam proses pembelajaran siklus I antara lain siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan media kartu kata karena suasana lebih hidup dan tidak hanya duduk dan menghafal. Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa aktivitas siswa pada pembelajaran belum memuaskan dan hanya cukup, penggunaan media kartu kata belum cukup, dan harus di variasi, sehingga kekurangan pada siklus I perlu diperbaiki pada siklus II.

b. Siklus II

Kegiatan perbaikan pembelajaran Siklus II dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi Siklus I.

Dalam hal ini peneliti berusaha memperbaiki kekurangan yang ada pada Siklus I.

1) Aktivitas siswa

Aktivitas belajar siswa diamati oleh teman sejawat atau observer selama proses pembelajaran berlangsung. Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif sehingga observasi dilakukan oleh teman sejawat yang mengisi lembar aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Aspek-aspek yang diamati dalam menilai aktivitas siswa sama dengan siklus I yaitu ada delapan aspek.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada aktivitas belajar siswa pada kegiatan pembelajaran Siklus II didapatkan hasil pengamatan bahwa secara umum siklus II mengalami peningkatan dibandingkan siklus I, adapun analisa aktivitas siswa pada siklus II seperti tertera pada tabel berikut ini.

(6)

Tabel 4. Analisa Aktivitas Siswa Siklus II

No Aspek Jml Siswa Presentase Kategori

1 Keberanian 13 86,67% Baik

2 Motivasi 12 80,00% Baik

3 Kesiapan 12 80,00% Baik

4 Partisipasi 14 93,33% Sangat Baik

5 Kerjasama 15 100% Sangat Baik

6 Konsentrasi 11 73,33% Cukup

7 Ketekunan 14 93,33% Sangat Baik

8 Ketelitian 13 86,67% Baik

Jumlah 693,33

Rata-Rata 86,67%

Berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran yang terdiri delapan aspek semua mengalami peningkatan pada siklus II ini. Aspek keberanian ada 13 siswa atau sebesar 86,67%, aspek motivasi ada 12 anak atau 80%, aspek kesiapan ada 12 anak atau 80%, partisipasi ada 14 anak atau 93,33%, kerjasama 15 anak atau 100%, konsentrasi ada 11 anak atau 73,33% aspek ketekunan ada 14 anak atau 93,33%, dan aspek terakhir ketelitian ada 13 anak atau sebesar 86,67%. Dapat disimpulkan aktivitas siswa pada siklus II sudah berhasil atau baik karena secara umum dalam kategori baik, maka perbaikan pada siklus II berhasil.

2) Hasil Belajar

Pada kegiatan siklus II ini pengolahan data nilai hasil tes formatif juga dilakukan. Berikut adalah tabel analisa hasil belajar siswa.

Tabel 5. Analisa Hasil Belajar Siklus II

No Uraian Hasil Siklus II

1 Jumlah siswa yang tuntas 15

2 Jumlah siswa yang belum tuntas 0

3 Nilai rata-rata 86,67

4 Persentase ketuntasan belajar 100%

5 Persentase ketuntasan belajar 0%

Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil nilai yang diperoleh siswa mulai meningkat dibandingkan dengan hasil nilai saat siklus I. Nilai rata-rata kelas sebesar 86,67. Ketuntasan kelas 15 siswa atau 100% yang berhasil mencapai KKM dan tidak ada siswa yang tidak mampu mencapai KKM atau tuntas. Hasil siklus II sudah mengalami peningkatan dibandingkan siklus I dan sudah memenuhi kriteria yang ditetapkan, maka dapat dinyatakan berhasil sehingga perbaikan cukup pada siklus II.

2) Pembahasan

Seperti yang sudah dijelaskan pada proses pembelajaran di atas tentang peningkatan kualitas/keberhasilan peneliti dalam menerapkan media gambar dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada aktivitas belajar siswa pada kegiatan pembelajaran Siklus I dan Siklus II didapatkan hasil Aspek keberanian dari 9 anak atau 60% menjadi 13 siswa atau sebesar 86,67%, aspek motivasi dari 8 anak atau 53,33% menjadi 12 anak atau 80%, aspek kesiapan dari 7 anak atau 40,67% menjadi 12 anak atau 80%, partisipasi dari 11 anak atau 73,33% menjadi 14 anak atau 93,33%, kerjasama dari 10 anak atau 66,67% menjadi 15 anak atau

(7)

PENERAPAN MEDIA KARTU KATA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGARTIKAN SIFAT JAIZ ALLAH Nur Aeni

7 100%, konsentrasi dari 8 anak atau 53,33% menjadi 11 anak atau 73,33%, aspek ketekunan dari 10 anak atau 66,67% menjadi 14 anak atau 93,33%, dan aspek terakhir ketelitian dari 9 anak atau 60%

menjadi 13 anak atau sebesar 86,67%. Dapat disimpulkan aktivitas siswa pada siklus II sudah berhasil atau baik karena rata-rata siklus I 59,25% kategori cukup menjadi 86,67% kategori baik sehingga siklus II berhasil.

Peningkatan jumlah siswa yang tuntas, yaitu pada pada Siklus I dan Siklus II meningkat dari 11 siswa (73,33%) menjadi 15 siswa (100%). Selain itu, peningkatan terjadi pada perolehan nilai rata- rata kelas, yaitu pada siklus I rata-rata nilai yang diperoleh adalah 78,00 meningkat menjadi 86,67 pada Siklus II dan terjadi peningkatan lagi pada Siklus II. Dengan demikian, berarti penerapan media kartu kata mampu meningkatkan hasil belajar materi mengartikan sifat-sifat jaiz Allah.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan perbaikan pembelajaran materi mengartikan sifat-sifat jaiz Allah melalui media kartu kata pada siswa kelas IV SD Negeri Pamiritan 01 dapat disimpulkan bahwa Aktivitas siswa pada Siklus II berjalan dengan lebih baik dibandingkan Siklus I, dari delapan aspek semuanya mengalami peningkatan. Hasil belajar pada Siklus II siswa mengalami peningkatan, terbukti dari nilai rata – rata pada pra siklus 57 meningkat menjadi 78 siklus I kemudian menjadi 86,67 pada siklus II. Ketuntasan saat siklus I sebesar 73,33% meningkat menjadi 100% pada siklus II dan ketidak tuntasan dari 26,67% menjadi 0% saat siklus II. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus II sudah maksimal maka perbaikan siklus II berhasil.

DAFTAR PUSTAKA

Anita Sri,2008. Teori Pembelajaran.Jakarta:Universiats Terbuka

Depdiknas.2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Depdiknas.

Sardiman .2007. aktivitas Siswa dalam Belajar Untuk SD. Klaten: Intan Pariwara.

Suyanto, M. Ikwan. 2002. Pendidikan Agama Islam untuk Kelas IV SD. Jakarta: Erlangga.

Suparno.2008. Perkembangan Peserta Didik Sekolah Dasar. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Syaerozi, Eko Supraptono, dan Sutarno. 2015. Penerapan Metode Pembelajaran Drill Berbantuan Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Keterampilan Mengolah Data Menggunakan Microsoft Excel 2007. Semarang: Edu komputika Jurnal.

Wahyudin Din. 2006. Dasar dan Teori Perkembangan Anak. Jakarta: Gunung Mulia.

Wardani Samsul.2008. Pendidikan Agama Islam untuk siswa SD .Bandung: Maulana.

Referensi

Dokumen terkait

Panas Produk Keluar Separator Drum menuju Menara Distilasi ... Panas Produk Keluar Separator Drum

Dari Tabel 2 diketahui bahwa didapatkan konsentrasi garam dan lama fermentasi tidak berbeda nyata terhadap total padatan terlarut yang ada didalam kimchi

Dengan demikian, manakala seseorang berzikir kepada Allah, dengan tasbih, tahlil, takbir atau berzikir dalam keadaan shalat, berdoa, membaca al- Quran, maka Allah juga akan

Isolat bakteri indigenous yang didapatkan dari isolasi ubi kayu jenis lambau, ketan dan ubi kayu karet termasuk dalam golongan bakteri asam laktat (BAL) (Kamsina et al.,

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian adalah penambahan ubi jalar ungu ( Ipomoea batatas L) sampai dengan 20% dalam es krim dapat meningkatkan nilai kadar lemak,

Kedua, Berdasarkan Undang-Undang No 28 Tahun 2014, hak cipta kerajinan tembaga dan kuningan Tumang sudah layak mendapatkan perlindungan hukum karena telah memenuhi

pengaruh antara sebelum dan setelah diberikan perlakuan pada kelompok I, yaitu berupa IR dengan TENS dengan nilai p= 0,026, yang berarti bahwa IR dengan TENS

Voorburg, Netherlands: International Statistical Institute (World Fertility Survey Comparative Studies: Cross National Summaries No.. Central Bureau of