• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUD I PEMANFAATAN INTERNET OF THINGS (lot) PAD A ALATPENUKARIONSEBAGAIKONTROLDAN MONITORING JARAK JAUH PAD A PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF CAIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "STUD I PEMANFAATAN INTERNET OF THINGS (lot) PAD A ALATPENUKARIONSEBAGAIKONTROLDAN MONITORING JARAK JAUH PAD A PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF CAIR"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

STUD I PEMANFAATAN INTERNET OF THINGS (lOT) PAD A ALATPENUKARIONSEBAGAIKONTROLDAN

MONITORING JARAK JAUH PAD A PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF CAIR

Moh. Alma Samudro, Ajrieh Setiawan

Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-Badan Tenaga Nuklir Nasional Kawasan PUSPIPTEK Serpong Gedung 50

alma. [email protected]

ABSTRAK

STUDI PEMANFAATAN INTERNET OF THINGS (lOT) PADA ALAT PENUKAR ION SEBAGAI KONTROL DAN MONITORING JARAK JAUH PADA PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF CAIR. Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR) mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan teknologi pengelolaan limbah radioaktif sesuai dengan Perka BAT AN Nomor 14 Tahun 20 13.

Pengembangan teknologi pengolahan pada limbah radioaktif cair saat ini masih bel urn optimal, melihat tantangan industri ke arah revolusi industri 4.0 dan juga pandemi covid- I9. Kegiatan pengolahan masih banyak melibatkan banyak pekerja dan pekerjaan tidak bisa terrnonitoring secara real time. Solusi yang efektif dan efisien serta t1eksibel untuk menyelesaikan tantangan tersebut yaitu pemanfaatan internet of things pad a alat penukar ion sebagai kontrol dan monitoring jarak jauh pada pengolahan limbah radioaktif cair.

akhirnya kegiatan pengolahan limbah radioaktif bisa di lakukan selama 24 jam di pantau secara real time tanpa melibatkan banyak personel, sehingga pekerjaan bisa terus berjalan secara selamat dan aman.

Kata Kunci : internet of things , penukar ion, limbah radioaktif cair.

ABSTRACT

STUDY OF THE USE OF THE INTERNET OF THINGS (lOT) ON ION EXCHANGE EQUIPMENT

AS A LONG-TERM CONTROL AND MONITORING IN THE PROCESSING OF LIQUID

RADIOACTIVE WASTE. Center of Radioactive Waste Technology (PTLR) carries out the task of implementing and developing radioactive waste management technology in accordance with BATAN Regulation (Perka) 14 of 2013. Development of liquid radioactive waste treatment technology is currently not optimal, considering the industry's challenges towards the industrial revolution 4.0 and also the COVIDI9 pandemic. Processing activities still involve a lot of workers and the work cannot be monitored in real time.

The challenge arises, to solve these challenges requires an effective, efficient andflexible solution to the use of the internet of things in ion exchange devices as remote control and monitoring of liquid radioactive waste treatment. Later, radioactive waste processing can be carried out for 24 hours, monitored in real time, reducing the interaction of many people, so that work can continue safely and safely.

Keywords: internet of things, ion exchange, liquid radioactive waste.

PENDAHULUAN

Di masa pandemi COVID-19 ini phisical distancing digaungkan pemerintah demi mengurangi penyebaran Covid-19. Di masa pandemi ini, core bisnis di PTLR seperti penerimaan, pengolahan, dan penyimpanan limbah radioaktif ini terganggu. Kebijakan dibuat untuk tetap melakukan pelayanan penerimaan, pengolahan dan penyimpanan limbah dari seluruh indonesia dimasa pandemi ini. Dengan kebijakan pelayanan limbah radioaktif yang tetap dilakukan dan diiringi kebijakan untuk tetap phisycal distancing membuat personil dilapangan harus dibatasi dalam setiap kegiatan. PTLR hams bersiap-siap mengalami peningkatan jumlah Iimbah radioaktif salah satunya limbah radioaktif cairo Hal ini dikarenakan jumlah limbah radioaktif cair yang diterima tidak sebanding dengan jumlah limbah yang terolah karena pengurangan/pembatasan kegiatan personil di lapangan, oleh sebab itu kegiatan pengolahan limbah tidak berjalan efektif dan efisien.

Saat ini Teknologi yang sekarang di gunakan dalam pengolahan limbah radioaktif cair dengan penukar ion saat ini sudah baik akan tetapi di masa pandemi ini membuat kita harus lebih memikirkan dan meningkatakan teknologi pengolahan tersebut agar kegiatan pengolahan tetap terus berjalan.

(2)

Tantangan ini mucul di Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR) untuk menyelesaikan masalah pengolahan limbah radioaktif cair yang mengharuskan tetap di lakukan pengelolaan dengan pembatasan personil di lapangan. Serta kedepannya kita menghadapi tantangan teknologi revolusi industri 4.0 PTLR bersiap mengingkatkan teknologi memudahkan dalam melakukan pekerjaan serta komitmen PTLR dalam mengelola limbah radioaktif memenuhi aspek keselamatan dan keamanan tetap terjaga.

Solusi diperlukan untuk menyelesaikan tantangan ini dengan cara berinovasi dalam bidang pengolahan limbah radioaktif cairo Teknologi itu adalah internet of things dengan menggunakan hardware berupa smart human machine interface digunakan dalam mengkontrol dan memantau secara real time serta bisa memberiakan supervisor control. Smart Human Machine Interface ini nantiya akan di koneksikan dengan Programable Logic Control (pLC) kemudian akan mengkontrol valve transmitter (katup) dan motor sebagai pompa yang bisa di kendalikan dalam LCD interface dan komputer, handphone secarajarakjauh selama 24 jam.

Studi ini dilakukan untuk mendesain sebuah konsep pemanfaatan sistem internet of things menggunakan smart human machine interface yang dapat memantau dan mengkontrol kegiatan pengolahan limbah radioaktif cair dengan penukar ion secara jarak jauh sekaligus untuk investasi jangka panjang terkait revolusi industri 4.0 dimana kita bisa bekerja secara flexibel kedepanya

yang akan tetap memberikan pelayanan terbaik serta menjunjung komitmen PTLR dalam mengelola limbah secara selamat dan aman dengan bantuan sebuah teknologi.

TEORI

Internet Of Things (loT) telah memungkinkan berbagai perangkat untuk terhubung dengan ke dalam jaringan internet yang ada serta di kendalikan dengan remote sebagaimana aset informasi dalam virtual lainya. Berbagai potensi dapat di kembangkan dengan teknologi ini serta mengingkatkan efesiensi produktivitas pekerjaan tetapi di saat yang sarna mendatangkan ancaman yang baru terhadap keamanan perangkat yang terhubung ke dalam internet.

1. Internet Of Things

Menurut Wikipedia, Internet of Things atau dikenal juga dengan singkatan loT, merupakan sebuah konsep yang bertujuan untuk memperluas manfaat dari konektivitas internet yang tersambung secara terus-menerus. Adapun kemampuanseperti berbagi data, remote control, dan sebagainya, term asuk juga pada benda didunia nyata.

Contohnya bahan pangan, elektronik, koleksi, peralatan apa saja,termasuk benda hidup yang semuanya tersambung ke jaringan lokal dan global melalui sensor yang tertanam dan selalu aktif.

loT memungkinkan objek untuk diindra dan dikendalikan secara remote melalui infrastruktur jaringan yang ada. Hal ini memberi kesempatan untuk integrasi langsung benda-benda fisik ke dalam sistem berbasis komputer. Setiap benda dapat diidentifikasi secara unik melalui sistem komputer yang tertanam (embedded computing system) dan mampu berinteroperasi dalam infrastruktur Internet yang ada.

Platfrom loT

Hub loT

loT Remote

Gambar 1. Ekosistem Internet of Things

112

(3)

Oalam ekosistem loT (lihat Gambar 1), berbagai perangkat loT akan terhubung melalui suatu hub (loT hub). Hub ini terhubung ke dalam jaringan Internet dan melakukan pertukaran data dalam jaringan tersebut. Hal ini memungkinkan platform loT dapat melakukan kendali terhadap perangkat tersebut secara remote.

2. Human Mac/line Interface (HMI)

Human Machine Interface (HMI) adalah sistem yang menghubungkan antara manusia dan teknologi mesin. HMI dapat berupa pengendali dan visualisasi status baik dengan manual maupun melalui visualisasi komputer yang bersifat real time. Sistem HMI biasanya bekerja secara online dan real time dengan membaca data yang dikirimkan melalui I/O port yang digunakan oleh sistem controller-nya. Port yang biasanya digunakan untuk controller dan akan dibaca oleh HMI an tara lain adalah port com, port USB, port RS232 dan ada pula yang menggunakan port serial.Tugas dari HMI (Human Machine Interface) yaitu membuat visualisasi dari teknologi atau sistem secara nyata. Sehingga dengan desain HMI dapat disesuaikan sehingga memudahkan pekerjaan fisiko Tujuan dari HMI adalah untuk meningkatkan interaksi antara mesin dan operator melalui tampilan layar komputer dan memenuhi kebutuhan pengguna terhadap informasi sistem. HMI dalam industri manufacture berupa suatu tampilan GUI (Graphic User Interface) pada suatu tampilan layar komputer yang akan dihadapi oleh operator mesin maupun pengguna yang membutuhkan data kerja mesin. HMI terdapat berbagai macam visualisasi untuk Monitoring dan data mesin yang terhubung secara online dan real time. HMI akan memberikan suatu gambaran kondisi mesin yang berupa peta mesin produksi dapat dilihat bagian mesin mana yang sedang bekerja. Pada HMI juga terdapat visualisasi pengendali mesin berupa tombol, slider,dan sebagainya yang dapat difungsikan untuk mengendalikan mesin sebagaimana mestinya. Selain itu dalam HMI juga ditampilkan alarm jika terjadi kondisi bahaya dalam sistem. Sebagi tambahan, HMI juga menampilkan data-data rangkuman kerja mesin termasuk secara grafik.

3. Sistem Kontrol dan Monitoring

Sistem kontrol dan monitoring adalah sistem yang bekerja melakukan kendali dan pengawasan/ pemantauan kendali secara jarak jauh sistem ini sudah sangat biasa di gunakana dalam era industri 4.0. Sistem kontrol adalah proses pengaturan ataupun pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran (variabel, parameter) sehingga berada pada suatu harga atau dalam suatu rangkuman harga (range) tertentu. Oi dalam dunia industri, dituntut suatu proses kerja yang aman dan berefisiensi tinggi untuk menghasilkan produk dengan kualitas dan kuantitas yang baik serta dengan waktu yang telah ditentukan. Otomatisasi sangat membantu dalam hal kelancaran operasional, keamanan (investasi, lingkungan), ekonomi (biaya produksi), mutu produk, dll. Ada banyak proses yang harus dilakukan untuk menghasilkan suatu produk sesuai standar, sehingga terdapat parameter yang harus dikontrol atau di kendalikan antara lain tekanan (pressure), aliran (flow), suhu (temperature), ketinggian (level), kerapatan (intensity), dll. Gabungan kerja dari berbagai alat-alat kontrol dalam proses produksi dinamakan sistem pengontrolan proses (process control system).

Sedangkan semua peralatan yang membentuk sistem pengontrolan disebut pengontrolan instrumentasi proses (process control instrumentation). Oalam istilah ilmu kendali, kedua hal tersebut berhubungan erat, namun keduanya sangat berbeda hakikatnya. Pembahasan disiplin ilmu Process Control Instrumentation lebih kepada pemahaman tentang kerja alat instrumentasi, sedangkan disiplin ilmu Process Control System mengenai sistem kerja suatu proses produksi.

Monitoring didefinisikan sebagai siklus kegiatan yang mencakup pengumpulan, peninjauan ulang, pelaporan, dan tindakan atas informasi suatu proses yang sedang diimplementasikan (Mercy, 2005) [6]. Umumnya, monitoring digunakan dalam checking antara kinerja dan target yang telah ditentukan. Monitoring ditinjau dari hubungan terhadap manajemen kinerja adalah proses terintegrasi untuk memastikan bahwa proses berjalan sesuai rencana (on the track). Monitoring dapat memberikan informasi keberlangsungan proses untuk menetapkan langkah menuju ke arah perbaikan yang berkesinambungan. Pad a pelaksanaannya, monitoring dilakukan ketika suatu proses sedang berlangsung. Level kajian sistem monitoring mengacu pada kegiatan per kegiatan dalam suatu bagian (Wrihatnolo,

(4)

2008) [7], misalnya kegiatan pemesanan barang pada supplieroleh bagian purchasing.

lndikator yang menjadi acuan monitoring adalah outputper proses / per kegiatan.

4. Alat Penukar Ion

Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR) memilki alat berupa alat penukar ion.

Penggunaan kolom penukar ion dalam suatu instalasi nuklir sudah banyak digunakan baik yang sifatnya sebagai pendukung maupun sebagai fasilitas utama penyerapan ionradioaktif. Penggunaan resin dalam kolom penukar ion untuk pengolahan air pendingin primer maupun air pendingin sekunder merupakan komponen yang sangat penting karena kebanyakan unsur radioaktif dalam kedua pendingin terse but dan bentuk ion. Demikian juga limbah radioaktif cair yang ditimbulkan dari instalasi nuklir perlu dilakukan pengolahan supaya aman dan terjadi reduksi volume.

Pengolahan limbah radioaktif cair dapat dilakukan dengan evaporasi, pengolahan kirnia dan penukarion. Penggunaan penukar ion pada pembangkit listrik tenaga nuklir antara lain: pemumian air pendingin primer, pengolahan pembuangan primer, pengolahan air kolam pendingin bahan bakar, pemumian recycling asam borat dan pengolahan limbah radioaktif.

METODOLOGI

Metode di lakukan untuk menentukan nilai efektifitas dan effisensi dalam penggunaan Human Interface Machine (HMI) dalam mengontrol dan memonitoring pengolahan limbah radioaktif cair dengan menggunakan alat penukar ion. Nilai efektifitas dan effisensi di lihat dari nilai bisnis proses yang di permudah, jam kerja pengelolaan penukar ion nonstop, pengurangan jumlah personil dilapangan, serta kegiatan monitoring dan kendali secara rea/time agar selamat dan aman. Metodenya antara lain dengan melakukan studi standar operasional prosedur pengoperasian penukar ion, penyusunan kebutuhan alat dan bahan, serta pembagian peran dalam sistem.

1. Standar Operasional Prosedur Penukar Ion

Pembangunan Sistem kontrol dan monitoring ini memerlukan standar operasional prosedur yang baku yang sesuai dengan pengoperasian yang ada. Standar operasional prosedur yang baku akan digunakan sebagai alur proses dan modul di dalam sistem kendali dan monitoring.

Standar operasional prosedur yang digunakan pada penelitian ini adalah Standar operasional prosedur yang terjadi di alat penukar ion. SOP pengoperasian penukar ion terdiri dari kegiatan/

aktivitas Memastikan telah dilakukan analisis dan karakterisasi terhadap sampel limbah cair yang akan diolah, Melakukan penetralan pH jika diperlukan, Memastikan resin penukar ion telah terisi di dalam kolom penukar ion sesuai rekomendasi dari karakterisasi laboratorium, Mengatur konfigurasi valve sesuai cek list, Menghubungkan rangkaian pengendali pompa P.23001 ke sumber tegangan, Menekan tombol On (wama hijau) pada panel kontrol 1.23001 untuk menghidupkan pompa umpan P.2300 I, Memastikan limbah mengalir ke dalam tangki penukar ion dengan baik, Mengatur pembukaan valve buangan V.23001 dan valve outlet tangki penukar ion V.23005 untuk menjaga volume limbah dalam tangki tetap stabil (dapat dipantau dari gelas penduga) ,Lakukan pengukuran dan pencatatan paparan radiasi pada permukaan tangki penukar ion dengan bantuan PPR.

Dari semua Standar Operasional Prosedur tersebut maka dapat di efisenkan kegiatannya an tara lain kita: membuat kontrol dan monitoring dengan cara otomatis dengan untuk kendali on/off serta melakukan pengoperasian kendali otomatis penukar ion, serta melakukan pemantauan secara real time pengoperasian penukar ion serta pencatatan data. Dari standar operasional prosedur selanjutnya dikelompokan menjadi alur proses yang digambarkan melalui diagram alir.

Proses -proses terse but :

I. Modul monitoring : Modul ini berfungsi untuk mengetahui proses pengoperasian penukar ion.

2. Modul Kontrol : Modul ini berfungsi untuk mengkontrol pengoperasian penukar ion.

2. Analisis Kebutuhan Fungsioanal

Analisis kebutuhan fungsional adalah jenis kebutuhan yang berisi proses-proses apa saja yang dapat dilakukan oleh sistem. Analisis kebutuhan fungsional berisi tentang informas- informasi yang harus ada dan terkait sistem yang akan di bangun. Berikut kebutuhan fungsional yang di butuhkan :

1. Penanggung jawab harus memiliki komputer untuk melakukan monitoring dan mengkontrol kegiatan secara jarak jauh.

2. Operator dapat menyalakan dan mematikan pengoperasian (mengkontrol) secarajarakjauh.

114

(5)

3. Tim kesalamatan dapat memonitoring kegiatan pengoperasian secarajarakjauh.

2.1 Analisis Kebutuhan Perangkat Keras

Analaisa kebutuhan perangkat keras bertujuan untuk mengidentifikasi perangkat keras yang di butuhkan dalam membangun sistem monitoring dan kontrol ini.

Tabel 1.1 Daftar kebutuhan perangkat keras

No. Hardware Qty Fungsi

2

"

.)

4.

5.

Laptop

PLC omron CP 1E HMI Haiwell

Kabel Lan

Cable suitable omron

Melakukan pemrograman dan tempat pengambilan data

Melakukan kendali Untuk interface secara jarak jauh Untuk mengkoneksikan dengan internet Untuk mengdownload dan upload program

dari pc to omron

Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak

Analaisa kebutuhan perangkat keras bertujuan untuk mengidentifikasi lunak yang di butuhkan dalam membangun sistem monitoring dan kontrol ini.

Tabel 1.2 Daftar kebutuhan perangkat lunak

No. Software

CX -Programmer

2.2

1

2 3 4.

5.

CX-Designer Android Studio Haiwell Cloud SCADA

Siscoo

Fungsi

Membuat program PLC Membuat interface Membuat apikasi via hp

Membuat interface Simulasi jaringan

perangkat

3. Pembagian Peran dalam Sistem Sistem Kendali dan Monitoring berbasis Internet Of Things (loT)

Pembangunan sebuah sistem informasi harus dilakukan berdasarkan proses bisnis yang ada pada unit kerja. Pada proses bisnis tersebut terdapat aktor - aktor yang memiliki peran dan tanggung jawab masing-masing. Pembagian peran dalam sistem informasi didasarkan pada peran setiap aktor pada proses bisnis yang berlaku pada unit kerja terkait yaitu Bidang Pengelolaan Limbah. Hal ini ditujukan agar setiap pengguna sistem memiliki tugas dan peran yang jelas dalam menjalankan sistem informasi terse but.

Pembagian peran ini juga bertujuan untuk memberikan batasan-batasan modul sistem yang dapat diakses untuk setiap pengguna. Peran tersebut yaitu:

I. Penanggung Jawab (PJ)

Akun ini digunakan dan di kelola oleh penangung jawab. Akun ini bertanggung jawab untuk memonitoring dan mengkontrol serta menghentikan pengoperasian serta

menyalakan pengoperasian.

2. Operator

Akun ini digunakan dan di kelola oleh Operator. Akun ini bertanggung jawab untuk memonitoring dan mengkontrol setiap kegiatan.

3. Tim Keselamatan

Akun ini digunakan dan di kelola oleh keselamatan. Akun ini bertanggung jawab untuk memonitoring setiap kegiatan

(6)

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Model Sistem Kontrol dan Monitoring berbasis loT

Perencanaan sistem kendali dan monitoring berbasis loT ini di desain dengan proses petugas akan melakukan pemonitoringan dan kontrol secara real time dimana limbah radioaktif nantinya akan terolah selama 24 jam dengan pengawasan dan pemantuan serta kontrol secara jarak jauh.

Sistem ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat keras sebagai kesatuan komponen seperti PLC, sensor valve, HMI, relay, Sedangkan perancangan perangkat lunak menggunakan CX-Programmer untuk membuat program kontrol, CX-Designer untuk membuat inteiface (tampilan) monitoring, Android Studio untuk membuat aplikasi di android ,Haiwell Cloud SCADA membuat tampilan monitoring ,Siscoo digunakan untuk simulasi jaringan.

:~O",",,5

..

--

...•

-

:,:,.--

...

-

,

IJU I

Gambar 1.1 Perancangan Sistem Monitoring dan Kontrol pada menggunakan loT.

Prinsip kerja sistem ini adalah pengendalian dan monitoring penukar ion bisa di lakukan selama 24 jam dengan pengawasan penuh serta pengendalian kontrol pompa dan valve secara otomatis. PLC CP 1E sebagai pusat kendali akan di program menggunakan CX-Progranmmer nantinya kemudian akan di tampilkan untuk dilayar HMI sebagai interface friendly user bagi operator untuk perintah mengendalikan pompa dan valve nantinya ada berbagai macam pilihan seperti untuk ionisasi, umpan balik resin. Selain itu juga sistem ini sudah terkoneksi dengan internet sehingga pengoperasian dan monitoring

bisa dilakukan secarajarakjauh dengan menggunakan handphone atau Pc.

4.2 Efisiensi Pengoperasian Penukar Ion

Studi dilakukan di Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR) Kawasan puspitek serpong. PTLR memiliki alat penukar ion dengan filter sebuah resin seberat 50 kg untuk menangkap radionuklida dalam limbah cair. Pengoperasian di lakukan oleh 5 orang, setiap pekerja memiliki kompetensi dalam bidang pengelolaan limbah cair dengan penukar ion. Masing-masing pekerja memiliki peran di setiap pengoperasian penukar ion.

1. Penanggung Jawab = 1 Orang

2. Operator =1 Orang

3. Keselamatan = 1 Orang

Jadawal pengoperasian dilakukan untuk sesuai jam kerja 07.30-16.00 WIB

Dimana sekitar 8 jam pengoperasian setiap harinya. Setiap pengoperasian alat betujuan untuk menangkap radionuklida dengan menggunakan resin. Dari jumlah limbah setiap tangki penampung sebesar 50 m3• Untuk memaksimalkan pengolahan limbah bisa di operasikan >12 jam dengan memonitoring dan mengontrol secara jarak jauh.

116

(7)

Taber 4. Taber perbandingan Pemanfaatan loT Sebelum loT

Pengoprasian 8 Jam

No.

I

2 3

4.

Kontrol

Monitoring Personil Lapangan

Di panel penukar ion Setiap seminggu sekali

3 orang

loT 24 Jam Dimana saja

Setiap hari

Kendali dari jarak jauh, tidak memerlukan orang

KESIMPULAN

Pembangunan sebuah sistem pemanfaatan loT dalam kontrol dan monitoring alat penukar ion harus berdasarkan bisnis proses dan SOP yang berlaku pada sebuah sistem karena sistem tersebut bertujuan untuk meningkatkan keamanan, efisiensi, dan optimalisasi SOP dan sumber daya yang ada. Dengan adanya sistem pemanfaatan loT ini secara pencatatan operasi bisa dilakukan secara digital yang sebelumnya menggunakan manual (kertas). Rata-rata waktu pengolahan limbah meningkat selama 24 jam yang sebelumnya hanya 8 jam dengan menggunakan loT. Rata - rata waktu yang di butuhkan untuk satu proses bisa dilakukan secara singkat dengan hanya memangkas SOP menjadi lebih ringkas. Kegiatan kontrol dan monitoring setelah menggunakan loT bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja, sehingga menjadi lebih cepat dan tepat, serta pengurangan jumlah personil di lapangan untuk setiap kegiatan monitoring tanpa harus melibatkan personil

untuk turun ke lapangan.

DAFT AR PUST AKA

[1.] Cluster of European Research Projects(CERP).(2009). Internet of Things and Its Strategic Research Agenda (SRA).Living in tomorrow's Internet of Things World, Aalborg, 19-20 Mei

[2.] HOOPER, E. W. et aI, The Low and Intermediate Radioactive Waste Treatments Using Inorganic lon-Exchanger, Hardwell,London (1984) 6 -8

[3.] INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, Aplication of Ion Exchange Process For The Treatment Of Radioactive Waste and Management of Spent Ion Exchange, IAEA, VIenna, Austria (2002)

[4.] Zamroni, H., dkk. 2015,"Kaji Ekonomi Pengolahan Limbah Radioaktif Cair PRSG", PTLR, SA TAN

[5.] Erlina, D.,2007.Karakterisasi kinerja resin penukar ion pada sistem air bebas mineral, Seminar nasional STTN , Yogyakarta hal 95-10

[6.] Corps, Mercy. 2005. Design, Monitoring and Evaluation Guidebook. Portland, USA:

Mercy Corps.

[7.] R.Wrihatnolo, Monitoring, evaluasi, dan pengendalian Konsep dan pembahasan, 2008.

[8.] INTERNATIONAL A TOMIC ENERGY AGENCY, Treatment of Spent Ion- exchangeResins for Storage and Disposal, Technical Reports Series No. 254, IAEA, Vienna (1984).

Pertanyaan :

I. Sugeng Purnomo (PTLR):

Kejadian saat ini kegiatan pengelolaan limbah cair dengan penukar ion yang biasanya hanya memakan waktu 4 minggu sekarang bisa lebih dari 8 minggu, apa penyebabnya?

Jawab:

Kegiatan pengelolaan limbah cair dengan penukar ion yang biasanya hanya 4 minggu sekarang 8 minggu itu harus kita telusur dari awal kegiatan pengelolaan limbah, mulai limbahnya sendiri karakteristik seperti apa, kemudian pengangkutan apakah alat transportasi pengangkut tidak tercampur dengan limbah lain sehingga berubah karakteristik, kemudian tangki penyimpanan limbah juga apakah dipisah, kemudian

(8)

penggantian resin juga hams diperhatikan dari semua kegiatan pengelolaan tersebut. Bisa dirasakan metode dan prosedur sudah sesuai. Perlu adanya tindak lanjut dan analisis lebih untuk memastikan hal tersebut.

2. Dany Poltak Marisi, M.Si (PTBGN).

Apakah untuk penukar ion sendiri sistem regenerasi resin sudah menggunakan loT?

Jawab :

PTLR tidak melakukan kegiatan regenerasi resin, akan tetapi sistem loT alat mencakup beberapa mode : mode penukar ion dan backwash resin. Sehingga ketika resin sudah tidak bisa menangkap lagi radionuklida dalam limbah (jenuh) maka resin akan di ganti dan dimasukkan dalam shell beton 950 liter.

118

Gambar

Gambar 1. Ekosistem Internet of Things
Tabel 1.1 Daftar kebutuhan perangkat keras
Gambar 1.1 Perancangan Sistem Monitoring dan Kontrol pada menggunakan loT.

Referensi

Dokumen terkait