• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan multimedia animasi untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah pada pembelajaran materi bidang geser Mata kuliah material teknik.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penggunaan multimedia animasi untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah pada pembelajaran materi bidang geser Mata kuliah material teknik."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

MATA KULIAH MATERIAL TEKNIK

SKRIPSI

Diajukan Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Kependidikan Jurusan Pendidikan Teknik Mesin

Oleh

HALIM PERDANA KUSUMAH

E. 0551. 0807833

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Oleh

HALIM PERDANA KUSUMAH

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Halim Perdana Kusumah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

PENGGUNAAN MULTIMEDIA ANIMASI UNUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

PADA PEMBELAJARAN MATERI BIDANG GESER

MATA KULIAH MATERIAL TEKNIK

Bandung, Mei 2014

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

DOSEN PEMBIMBING I

Drs. H. Mumu Komaro, M.T. NIP. 19660503 199202 1 001

DOSEN PEMBIMBING II

Drs. H. R. Aam Hamdani, M.T. NIP. 19660111 199101 1 001

Mengetahui,

KETUA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(4)

LEMBAR PENGESAHAN ... ii A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran ... 8

1. Belajar ... 8

2. Pembelajaran... 8

B. Media Pembelajaran ... 9

1. Definisi Media Pembelajaran ... 9

2. Jenis-jenis Media Pembelajaran... 11

3. Fungsi Media Pembelajaran ... 12

4. Dasar Pertimbangan Pemilihan Media Pembelajaran ... 13

C. Pembelajaran Berbasis Komputer ... 14

D. Media Pembelajaran Animasi ... 15

1. Multimedia... 15

2. Multimedia Animasi... 16

3. Multimedia Animasi dalam Pembelajaran ... 16

4. Perancangan Multimedia Animasi ... 18

E. Pemecahan Masalah ... 19

F. Material Teknik ... 25

G. Tinjauan Penelitian Sebelumnya ... 26

H. Kerangka Pemikiran ... 26

(5)

B. Desain Penelitian ... 28

C. Metode Penelitian ... 29

D. Prosedur Penelitian ... 30

E. Definisi Operasional ... 32

F. Instrumen Penelitian ... 32

G. Proses Pengembangan Instrumen ... 35

1. Expert Judgment ... 35

2. Kriteria Penilaian Berdasarkan Skor Perolehan ... 36

H. Teknik Pengumpulan Data ... 36

I. Teknik Analisis Data ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 42

B. Analisis Data Hasil Penelitian ... 48

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 54

B. Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 56 LAMPIRAN

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Sudah menjadi kenyataan bahwa kehidupan manusia ini dikelilingi oleh material. Semua yang ada di sekitar manusia dihasilkan dari material. Sejak zaman prasejarah, revolusi material ini sudah ada, dimulai dari zaman batu, era perunggu, dan era besi seperti sekarang ini. Tembaga, perunggu, besi, dan komposit merupakan bukti pentingnya material bagi kelangsungan hidup manusia.

Kemajuan pengembangan material adalah kunci pertumbuhan teknologi. Untuk pengembangan material tersebut dibutuhkan pengetahuan dan keterampilan yang memadai tentang material, dan disiplin ilmu yang dapat mengembangkan pengetahuan dan keterampilan tentang material itu sendiri yaitu Material Teknik.

Material teknik adalah ilmu yang mempelajari sifat bahan dan aplikasinya terhadap berbagai bidang ilmu dan teknik. Ilmu ini mempelajari hubungan antara struktur bahan dan sifatnya. Material teknik merupakan komponen yang tidak terpisahkan dari semua bidang teknik. Mata kuliah Material Teknik dalam kurikulum jurusan Pendidikan Teknik Mesin, merupakan mata kuliah dasar yang termasuk pada kelompok mata kuliah keahlian program studi. Mata kuliah ini diberikan dengan jumlah kredit 2 SKS, dan diberikan pada tiga konsestrasi yang ada, yakni; Otomotif, Produksi dan Perancangan, dan Refrigerasi Tata Udara.

Mata kuliah material teknik sangat diperlukan untuk menunjang pembelajaran pada mata kuliah-mata kuliah keahlian program studi lanjutan, diantaranya; Fabrikasi Logam, Teknik Penyambungan, Teknik Pengelasan, Teknik Pengecoran, Teknik Pemesinan, Teknik Pembentukan, Chasis Otomotif,

Body Otomotif, Elemen Mesin. Meninjau betapa pentingnya mata kuliah Material

(7)

Penelitian awal dilakukan terhadap 31 mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI yang disiapkan sebagai calon guru SMK. Hasil yang didapat menunjukan bahwa tingkat kesulitan yang dihadapi mahasiswa dalam proses pembelajaran pokok-pokok bahasan mata kuliah material teknik ini bervariasi, seperti terlihat sebagai beikut:

Tabel 1.1 Data tingkat kesulitan yang dihadapi Mahasiswa JPTM dalam proses

pembelajaran mata kuliah Material Teknik

No Pokok Bahasan

Mata Kuliah Material Teknik Prosentase [%] 1 Pergeseran atau pergerakan

atom, dan struktur kristal: Berdasarkan tabel di atas, ada beberapa pokok bahasan yang dipelajari pada mata kuliah Material Teknik antara lain; pergeseran atau pergerakan atom, struktur kristal, bidang geser dan penguatan logam. Terlihat dengan jelas bahwa

kesulitan yang paling banyak dihadapi mahasiswa dalam proses pembelajaran pokok-pokok bahasan mata kuliah material teknik ini yaitu terdapat pada pokok bahasan bidang geser yakni sebesar 59,88%.

(8)

perubahan-perubahan sifat logam, rata-rata 43% sebagaimana terlihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1.2 Data Mahasiswa JPTM yang menguasai materi Bidang Geser pada

Mata kuliah Material Teknik

No. Waktu Ujian

Prosentase mahasiswa yang menguasai materi Bidang Geser [%] Mengingat pentingnya mata kuliah material teknik dan berdasarkan data-data yang menunjukan bahwa mahasiswa yang mengambil mata kuliah Material Teknik mengalami kesulitan pada materi Bidang Geser yang abstrak, maka diperlukan suatu usaha untuk memecahkan permasalahan ini. Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah dengan media pembelajaran yang tidak hanya dalam tataran teoritis, tetapi sebuah media praktis, ekonomis, dan mudah dijangkau

(acceessible). Upaya untuk memenuhi kriteria accessible akan ditempuh dengan

manipulasi model teoritis (gambar) menjadi model realistis agar mudah diajarkan

(teachable) dalam bentuk multimedia animasi (MMA).

Media pembelajaran dalam persepektif pendidikan merupakan sarana yang strategis dalam menentukan keberhasilan proses pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran dalam pendidikan dapat menumbuhkan motivasi belajar mahasiswa yang pada akhirnya dapat meningkatkanhasil belajar mahasiswa.

(9)

Macromedia flash adalah salah satu perangkat lunak komputer yang merupakan program mutimedia dan animasi yang keberadaannya ditujukan bagi pecinta desain dan animasi untuk berkreasi membuat aplikasi-aplikasi unik dan animasi-animasi interaktif. Multimedia animasi dengan menggunakan macromedia flash dinilai tepat sebagai MMA pemecahan masalah pada materi bidang geser yang abstrak, komplek dan dinamis. Selain itu, keunggulan macromedia flash dibandingkan program animasi lainnya adalah:

1. Mudah dipelajari bagi seorang pemula yang masih awam dengan dunia desain.

2. Pengguna dapat dengan mudah dan bebas dalam berkreasi membuat animasi dengan gerakan bebas sesuai dengan alur adegan yang dikehendaki.

3. Dapat menghasilkan file yang ukurannya kecil. Karena flash menggunakan animasi yang berbasis vektof.

4. Macromedia flash menghasilkan file bertipe FLA yang bersifat fleksibel, karena dapat dikonversikan menjadi bertipe .swf, .html, .gif, .png, .exe, .mov.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian latar belakang di atas dapat diidentifikasi beberapa permasalahan yang terjadi dalam proses perkuliahan mahasiswa JPTM sebagai berikut:

1. Pada perkuliahan, penjelasan materi bidang geser hanya direpresentasikan menggunakan gambar dan handout, dan teori yang secara umum menggambarkan kejadian yang abstrak sehingga mahasiswa sulit memahaminya.

2. Kurangnya media belajar yang diterima oleh mahasiswa pada materi bidang

geser selama mengikuti perkuliahan.

(10)

Agar penelitian ini lebih terarah dan memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah yang akan diteliti, maka diperlukan pembatasan masalah dari identifikasi masalah pada penelitian ini sebagai berikut:

1. Materi yang dipelajari adalah materi bidang geser.

2. Multimedia yang digunakan adalah multimedia animasi bertipe FLA yang bersifat fleksibel.

3. Subjeknya mahasiswa JPTM UPI Bandung S1 angkatan 2013.

Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas maka penulis memandang perlu untuk merumuskan masalah penelitian agar tujuan yang hendak dicapai

lebih terarah. Masalah yang akan diteliti, dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana peningkatan kemampuan pemecahan masalah mahasiswa dalam pembelajaran materi bidang geser pada mata kuliah Material Teknik dengan mengimplementasikan MMA dibandingkan dengan yang menggunakan gambar dan handout?

2. Bagaimana respon mahasiswa yang mengikuti pembelajaran materi bidang geser pada mata kuliah Material Teknik dengan menggunakan MMA?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan keinginan penulis mencari jawaban dari permasalahan yang telah dirumuskan. Jawaban dari permasalahan yang telah dirumuskan dapat dicari melalui proses penelitian. Tujuan penelitian berhubungan erat dengan rumusan masalah yang diajukan, maka berdasarkan rumusan masalah yang ada, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut::

1. Mengetahui kemampuan pemecahan masalah mahasiswa dalam pembelajaran materi bidang geser pada mata kuliah Material Teknik dengan menggunakan

gambar dan handout.

(11)

3. Mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah mahasiswa dalam pembelajaran materi bidang geser pada mata kuliah Material Teknik dengan menggunakan gambar dan handout.

4. Mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah mahasiswa dalam pembelajaran materi bidang geser pada mata kuliah Material Teknik dengan menggunakan MMA.

5. Mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah dalam pembelajaran materi bidang geser pada mata kuliah Material Teknik dengan menggunakan gambar dan handout dengan pembelajaran menggunakan

MMA.

6. mengetahui respon mahasiswa yang mengikuti pembelajaran materi bidang geser pada mata kuliah Material Teknik dengan menggunakan MMA.

D. Manfaat Penelitian

Setelah penelitian ini dilakukan diharapkan menghasilkan manfaat kepada pihak yang bersangkutan. Adapun manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut:

1. Bagi Jurusan Pendidikan Teknik Mesin, penelitian ini diharapkan dapat memberi suatu media belajar pada mata kuliah material teknik materi bidang geser.

2. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat memberi pengetahuan mengenai pengaruh pembelajaran dengan menggunakan MMA terhadap keterampilan pemecahan masalah pada materi bidang geser.

3. Bagi mahasiswa pendidikan teknik mesin, penelitian ini diharapkan dapat membantu atau mempermudah permasalahan tentang materi bidang geser

(12)

E. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi berperan sebagai pedoman penulis agar dalam penulisan skripsi ini lebih terarah, maka perlu dilakukan pembagian penulisan kedalam beberapa bab, sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan, meliputi latar belakang, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi. BAB II Kajian Pustaka, berisi deskripsi teori-teori yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan, kerangka pemikiran dan hipotesis.

BAB III Metodologi Penelitian, membahas metode yang digunakan dalam

penelitian yang meliputi metode penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen, teknik analisis data.

BAB IV Hasil Penelitian, membahas mengenai hasil yang diperoleh setelah melakukan penelitian.

(13)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi penelitian berada di Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung tepatnya pada Jurusan Pendidikan Teknik Mesin. Subjek utama dalam penelitian penggunaan multimedia animasi ini adalah Mahasiswa Pendidikan Teknik Mesin angkatan 2013.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonequivalent

control group design. Dalam desain penelitian ini, terdapat dua kelompok yang

terdiri dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut diberi pre-test untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pola desain pada penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut.

Tabel 3.1 Nonequivalent Control Group Design

Group Pre-test Treatment Post-test

Eksperimen TE1 X TE2

Kontrol TK1 Y TK2

Keterangan :

TE1/TK1 = Tes awal yang diberikan pada mahasiswa. X = Pembelajaran dengan menggunakan MMA.

(14)

C. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah pembelajaran menggunakan MMA lebih baik dibandingkan dengan Gambar dan Handout dalam pemecahan masalah pada kajian bidang Geser mata kuliah Material Teknik. Pemecahan masalah dapat diketahui dengan hasil pre-test dan post-test antara kelas yang menggunakan multimedia animasi dengan kelas yang menggunakan pemakaian media gambar.

Menurut tujuan penelitian yang telah dijelaskan tersebut diatas maka metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen semu (quasi

experiment). Rancangan penelitian eksperimen semu yang digunakan adalah

dengan desain penelitian Nonequivalent Control Group Design.

(15)

D. Prosedur Penelitian

Alur prosedur penelitian digambarkan berikut ini.

Gambar 3.1 Alur Prosedur Penelitian

Secara besar langkah-langkah atau prosedur pelaksanaannya dapat diuraikan sebagai berikut:

Pengumpulan dan Pembuatan Bahan Media

Analisis Materi, Standar Isi dan Wacana Teks

Pembuatan Multimedia Validasi Multimedia

Multimedia Animasi Identifikasi Masalah dan Tujuan

Pembuatan Instrumen Penelitian

Penentuan Lokasi dan Subjek

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Pre-test Pre-test

Pembelajaran dengan menggunakan MMA

Pembelajaran dengan menggunakan Diktat/Modul

Post-test Post-test

Analisis Data Kesimpulan dan Saran

Mulai

(16)

1. Identifikasi Masalah dan tujuan masalah, Pada tahap ini peneliti melakukan identifikasi masalah yang terjadi di Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia dan menetapkan tujuan yang diperkirakan dapat menyelsaikan masalah pada Kajian Bidang Geser Mata Kuliah Material Teknik.

2. Pembuatan multimedia animasi, pada tahap ini diawali dengan menganalisis materi, standar isi, dan wacana teks, kemudian dilanjutkan lagi dengan kegiatan pengumpulan dan pembuatan bahan media, kemudian dilanjutkan dengan pembuatan multimedia dan proses validasi

melalui judgment oleh dosen mata kuliah Material Teknik dan multimedia ini akan terus diperbaiki hingga dianggap baik.

3. Membuat instrumen, pada tahap ini melakukan kegiatan pembuatan instrumen berupa lembar format judgment media dan materi dari multimedia pembelajarannya, lembar soal, RPP dan instrumen-instrumen tersebut divalidasi, diujicoba dan diperbaiki.

4. Penentuan kelas, pada tahap ini peneliti menentukan dua kelas yang dijadikan kelas eksperimen dan kontrol

5. Kelas Kontrol dan Eksperimen

a. Pre-test, pada tahap ini peneliti melakukan tes awal pada dua kelas

yang akan dijadikan objek penelitian.

b. Proses treatment, pada tahap ini peneliti melakukan proses pembelajaran menggunakan multimedia animasi untuk kelas eksperimen dan pemakaian manual books untuk kelas kontrolnya. c. Post-test, pada tahap ini peneliti melakukan tes akhir setelah kedua

kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi treatmen yang

berbeda.

6. Analisis Data, pada tahap ini peneliti melakukan analisis data untuk mengetahui peningkatan penguasaan konsep pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

(17)

E. Definisi Operasioanal

Definisi operasional bertujuan untuk menghindari kesimpangsiuran dan salah pengertian terhadap istilah yang terdapat dalam judul, maka terlebih dahulu peneliti akan mencoba menjelaskan maksud yang terdapat dalam judul tersebut. Hal ini diharapkan terdapat keseragaman landasan berpikir atau pemahaman antara peneliti dan pembaca. Sesuai dengan judul yang diteliti, maka pengertian dari masing-masing bagian adalah sebagai berikut.

1. Multimedia animasi dalam penelitian ini dapat didefinisikan sebagai kombinasi dari media animasi, gambar, suara, dan teks yang menggambarkan

pergerakan atom-atom pada bidang geser, yang akan digunakan dalam proses pembelajaran pada kelas eksperimen dan diukur tingkat kelayakannya oleh ahli media.

2. Pemecahan Masalah pada penelitian ini didefinisikan sebagai kemampuan mahasiswa dalam memahami materi bidang geser dalam perkuliahan Material Teknik, dan diukur dengan alat evaluasi berupa soal tes yang menggambarkan kemampuan mahasiswa dalam menjelaskan bidang geser dengan indikator mahasiswa dapat menjelaskan pengaruh bidang geser pada material Fe.

3. Materi bidang geser pada penelitian ini adalah topik pada mata kuliah Material Teknik yang meliputi bidang kristal, bidang geser, dan pengaruh bidang geser terhadap sifat mekanik material besi (Fe).

F. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2012:149) menyatakan bahwa “Jumlah instrumen penelitian tergantung pada jumlah variabel penelitian yang telah ditetapkan untuk diteliti”. Menurut kutipan ini maka instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Kuisioner Multimedia

(18)

oleh 1 orang Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Mesin, dan 2) lembar evaluasi media pembelajaran dari sisi medianya dan evaluasinya akan dilakukan oleh Dosen Jurusan Pendidikan Ilmu Komputer.

Proses pengujian instrumen multimedia animasi, yaitu berupa kuisioner yang diberikan kepada evaluator untuk mengevaluasi multimedia animasi dari sisi media dan dari sisi materinya, serta mengevaluasi multimedia animasi dari sisi kesesuaian dengan ketertarikan dan manfaat penggunaan multimedia ini bagi mahasiswa. Proses evaluasi multimedia animasi ini dengan penggunaan kuisioner dimaksudkan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan yang terdapat pada

multimedia animasi ini melalui indikator-indikator serta pertanyaan yang diberikan, kemudian diadakan perbaikan lagi setelah evaluasi dilakukan sampai menemukan hasil evaluasi yang dinyatakan layak. Skala yang peneliti pilih untuk angket adalah skala rating scale, karena Sugiyono (2012:134) berpendapat bahwa:

“Penggunaan skala rating scale ini akan lebih fleksibel karena tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja tetapi untuk mengukur persepsi atau responden terhadap fenomena lainnya, seperti skala untuk mengukur status sosial ekonomi, kelembagaan, pengetahuan, kemampuan, proses kegiatan dan lain-lain”.

Cara menjawab skala rating scale ini adalah para responden hanya memberi tanda, yaitu tanda ceklis pada kemungkinan skala yang dipilihnya sesuai dengan pertanyaan atau indikator, selanjutnya angket yang telah diisi responden perlu dilakukan penilaian. Pemberian skor pada skala rating scale masing-masing jawaban diberi bobot nilai yang berbeda. Berikut ini adalah uraian bobot nilainya.

4 : Sangat Layak/Sangat Setuju.

3 : Layak/Setuju.

(19)

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen untuk Ahli Materi

Aspek

Penilaian Indikator

Desain Pembelajaran

Relevansi tujuan pembelajaran dengan SK/KD/Kurikulum Interaktivitas

Pemberian motivasi belajar

Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran Kedalaman pembahasan materi

Kemudahan untuk dipahami Sistematis, runut, alur logika jelas

Kejelasan uraian, pembahasan, dan contoh Ketuntasan materi

Relevansi gambar dan animasi dengan materi

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen untuk Ahli Media

No Aspek Penilaian Indikator

1.

Rekayasa

Perangkat Lunak

Usabilitas (mudah digunakan dan sederhana dalam pengoperasiannya)

Ketepatan pemilihan jenis

aplikasi/software/tool untuk pengembangan Kompatibilitas (media pembelajaran dapat diinstalasi/dijalankan di berbagai hardware dan software yang ada)

Reusable (sebagian atau seluruh program media pembelajaran dapat dimanfaatkan kembali untuk mengembangkan media pembelajaran lain)

Efektif dan efisien dalam pengembangan maupun penggunaan media pembelajaran

2.

Komunikasi Visual

(20)

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Respon Mahasiswa

7 Kemudahan belajar dengan MMA 8 Memudahkan dalam memahami materi 9 Kebutuhan terhadap MMA

2. Soal Tes

Instrumen digunakan untuk mengukur peningkatan kemampuan pemecahan masalah mahasiswa. Instrumen ini berupa soal yang digunakan untuk melakukan

pre-test dan post-test sebagai data untuk menganalisis peningkatan kemampuan

pemecahan masalah. Instrumen ini digunakan setelah dikonsultasikan dan

judgment Dosen mata kuliah.

G. Proses Pengembangan Instrumen

Proses pengembangan instrumen soal ini dilakukan untuk mengukur atau mengetahui soal yang akan digunakan tersebut apakah sudah layak atau belum. Adapun pengembangan instrumen untuk mengukur kelayakan soal-soal instrumen pada penelitian ini adalah dengan melakukan pengujian expert judgment,

1. Expert Judgment

Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur, sebuah item (butir soal) dikatakan valid apabila mempunyai

dukungan yang besar terhadap skor total, skor pada item menyebabkan skor total menjadi tinggi atau rendah.

(21)

2. Kriteria Penilaian Berdasarkan Skor Perolehan

Menurut nurgiantoro (2010:250) bahwa penilaian acuan kriteria yang dikenal pula dengan sebutan standar mutlak, berusaha menafsirkan hasil yang diperoleh peserta didik dengan membandingkannya dengan patokan atau kriteria yang telah ditetapkan. kriteria tersebut dapat dilihat pada tabel 3.4.

Tabel. 3.5 Kriteria Penilaian Berdasarkan Skor Perolehan

Skor Perolehan Kriteria

86 – 100 Sangat Baik

76 – 85 Baik

56 – 74 Cukup

10 – 55 Kurang

(Nurgiantoro, 2010:250)

H. Teknik Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data yang tepat dalam

penelitian ini yaitu dengan menggunakan alat tes berupa soal tes, yang diberikan kepada mahasiswa kelas kontrol dan eksperimen sebelum treatment proses pembelajaran dilakukan (pretest) dan setelah treatment pada proses pembelajaran, diberikan (posttest). Dimana pada treatment untuk kelas kontrol menggunakan

gambar dan handout, kelas eksperimen menggunakan MMA.

Instrumen non-test yang digunakan dalam mengumpulkan data penelitian diantaranya lembar judgment media, judgment soal tes, judgment materi ajar, dan angket respon mahasiswa.

I. Teknik Analisis Data

(22)

1. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk menetukan sampel dari populasi dua kelas yang homogen. Apabila data menunjukan kelompok data homogen, maka data yang berasal dari populasi yang sama layak untuk digunakan. Rumus uji homogenitas yang digunakan menurut Siregar (2004:50) adalah sebagai berikut.

……… (3.7)

(Siregar, 2004: 103)

Keterangan:

= Varian terbesar.

= Varian terkecil.

2. Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak berdistribusi normal. Suatu data dikatakan

berdistribusi normal jika jumlah data di atas dan di bawah adalah sama, demikian juga simpangan bakunya (Sugiyono, 2009:76).

Pada uji normalitas ini menggunakan aturan Sturgess dengan memperlihatkan tabel berikut.

Tabel 3.6 Persiapan Uji Normalitas

Interval Fi Xin Zi Lo Li Ii χ2

Jumlah

(Siregar, 2004:87)

(23)

a. Menentukan rentang (R)

R = Xa - Xb ……… (3.8) (Siregar, 2004: 87)

Keterangan: = Data besar.

= Data kecil.

b. Menentukan banyak kelas interval (i)

i = 1 + 3,3 log n ………... ( 3.9)

(Siregar, 2004: 87) Keterangan:

n = Jumlah sampel.

c. Menghitung jumlah kelas interval (P)

P = ………. (3.10)

(Siregar, 2004: 87) Keterangan:

R = Rentang. K = Banyak kelas.

Berdasarkan data tersebut, kemudian dimasukan ke tabel distribusi frekuensi.

d. Menghitung rata-rata (x)

……… (3.11)

(Siregar, 2004: 87) Keterangan:

fi = Jumlah frekuensi.

(24)

e. Menghitung standar deviasi (S)

………. (3.12)

(Siregar, 2004: 87)

f. Menentukan batas bawah kelas interval ( )

= Bb– 0,5 kali desimal yang digunakan interval kelas

(Siregar, 2004: 86) Keterangan:

Bb = Batas bawah interval.

g. Menentukan nilai Zi setiap batas bawah kelas interval

………. (3.13)

(Siregar, 2004: 86)

h. Melihat nilai peluang Zi pada tabel statistik, isikan pada kolom Lo, harga

xi dan xn selalu diambil nilai peluang 0,500.

Hitung nilai setiap kelas interval, isikan pada kolom Li, contoh

Li=Lo1-L………. (3.14) (Siregar, 2004: 86)

i. Menghitung frekuensi harapan (ei)

ei = Li . ∑fi ……… (3.15) (Siregar, 2004: 87)

j. Menghitung nilai χ2 untuk tiap kelas interval dan jumlahkan

χ2

= ……… (3.16)

(25)

k. Lakukan interpolasi pada tabel χ2untuk menghitung p-value.

(Siregar, 2004: 87)

l. Kesimpulan kelompok data berdistribusi normal jika p-value > α = 0,05 (Siregar, 2004: 87)

3. Nilai N-Gain

Uji N-Gain dipergunakan untuk mengukur peningkatan penguasaan konsep mahasiswa. Rumus yang digunakan untuk Uji N-Gain menurut Hake (2002:4) adalah sebagai berikut.

N-Gain =

………..

(3.17)

(Hake, 2002:4)

Tabel 3.7 Kriteria N-Gain

Batasan Kategori

G > 0,7 Tinggi

0,3 ≤ G ≤ 0,7 Sedang

G < 0,3 Rendah

(Hake, 2002:4)

4. Uji Hipotesis

Untuk membuktikan signifikansi perbedaan rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, perlu diuji secara statistik. Perhitungan ini digunakan untuk membandingkan hasil sebelum dan sesudah perlakuan atau

membandingkan kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

(26)

(Siregar, 2004: 153)

Keterangan :

= Nilai rata-rata kelas eksperimen.

= Nilai rata-rata kelas kontrol.

= Varians kelas eksperimen.

= Varians kelas kontrol.

= Jumlah siswa kelas eksperimen.

= Jumlah siswa kelas kontrol.

Ho: µ≤µ0: “Peningkatan kemampuan pemecahan masalah mahasiswa yang menggunakan MMA tidak lebih baik dibandingkan mahasiswa yang menggunakan gambar dan Handout”.

Ha: µ>µ0: “Peningkatan kemampuan pemecahan masalah mahasiswa yang menggunakan MMA lebih baik dibandingkan mahasiswa yang menggunakan gambar dan Handout”.

Kriteria pengujian t-test:

Tolak Ho jika: thitung> ttabelpada dan dk = 30

(27)

54

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Kemampuan pemecahan masalah mahasiswa dalam pembelajaran materi bidang geser pada mata kuliah Material Teknik dengan menggunakan gambar dan handout berada pada kategori kurang.

2. Kemampuan pemecahan masalah mahasiswa dalam pembelajaran materi bidang geser pada mata kuliah Material Teknik dengan menggunakan MMA berada pada kategori baik.

3. Peningkatan Kemampuan pemecahan masalah mahasiswa dalam pembelajaran materi bidang geser pada mata kuliah Material Teknik dengan menggunakan gambar dan handout dengan rata-rata N-Gain berada pada kategori rendah.

4. Peningkatan Kemampuan pemecahan masalah mahasiswa dalam

pembelajaran materi bidang geser pada mata kuliah Material Teknik dengan menggunakan MMA dengan rata-rata N-Gain berada pada kategori tinggi. 5. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah mahasiswa dalam

pembelajaran materi bidang geser pada mata kuliah Material Teknik

menggunakan MMA lebih baik dibandingkan dengan menggunakan gambar dan handout.

(28)

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, penulis memberikan saran-saran yang diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pihak yang terkait. Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut.

1. Bagi dosen, disarankan agar dapat menerapkan pembelajaran menggunakan MMA sebagai alternatif penerapan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar guna meningkatkan hasil belajar mahasiswa.

2. Bagi universitas , disarankan agar mengkaji mengenai penerapan media model MMA atau model lainnya, sehingga dapat menciptakan dan menerapkan media pembelajaran untuk materi-materi yang lain.

(29)

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, A. (2008) Making Educational Animation Using Flash, Informatika Bandung.

Anitah, S. (2009). Media pembelajaran. Kadipiro Surakarta: Yuma Pustaka bekerja sama dengan FKIP UNS.

Arikunto, S. (2002). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta. .

Arsyad, A. (2006). Media Pembelajaran.Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada

Bustaman, Burmansyah (2001). Web design dengan macromedia flash mx 2004. Yogyakarta: Andi Offset.

Djamarah, S. B. dan Zain, A. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Ema Utami dkk. (2007). Metodologi Penelitian pada Ilmu Komputer. Seminar

Nasional Teknologi.

Hake, R. R. (2002). Relationship of Individual Student Normalized Learning

Gains in Mechanis with Gender, High School Mathematics and Spatial Visualization. [Online]. Tersedia: http://www.phscs_Indiana. e-du/hake

[01 Agustus 2012]

Hamalik, O. (1985). Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito

Komaro, M., dkk. (2013). E-Book Berbasis Multimedia Animasi untuk

Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Struktur Kristal Atom Penentu Sifat Mekanik Material. Proposal Penelitian Hibah Inovasi Pembelajaran UPI

Bandung: tidak diterbitkan.

Latuheru. (1988). Media Pembelajaran dalam Proses Belajar Mengajar Masa

Kini. Jakarta: Depdikbud

Miarso, Yusufhadi. (1980). Teknologi Komunikasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press.

Miarso, Yusufhadi. (2009). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

(30)

Rohani, A. (1997). Media Instruksional Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Rusman, dkk. (2012). Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan

Komunikasi Mengembangkan Profesionalitas Guru. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Sanjaya, Wina. (2010). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Perdana Media Group.

Siregar, S. (2004). Statistik Terapan. Jakarta: Grasindo.

Suciadi, AA. (2003). Menguasai Pembuatan Animasi dengan Macromedia Flash

MX. Jakarta: Dinastindo.

Sudjana, N. dan Rivai, A. (1989). Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Suheri A. (2006). Animasi Multimedia Pembelajaran. Jurnal Teknik Informatika

Sekolah Tinggi SAINS dan Teknologi Indonesia (ST-INTEN). Bandung.

Warsita, Bambang. (2008). Teknologi Pembelajaran. Landasan & Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Wena, M. (2011). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan

Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.

Gambar

Tabel 1.1 Data tingkat kesulitan yang dihadapi Mahasiswa JPTM dalam proses
Tabel 1.2 Data Mahasiswa JPTM yang menguasai materi Bidang Geser pada
Tabel 3.1 Nonequivalent Control Group Design
Gambar 3.1 Alur Prosedur Penelitian Secara besar langkah-langkah atau prosedur pelaksanaannya dapat diuraikan
+4

Referensi

Dokumen terkait

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PANITIA PENGADAAN BARANG DAN

Analisis Total Quality Service (TQS) di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Daerah Kalisat Kabupaten Jember dengan Menggunakan Pendekatan Segitiga Pelayanan Jasa; Vika

Dimensi produktif ditunjukkan dengan: (1) senang pada apa yang dilaku- kan/dikerjakan, (2) menjadi khas (unik) adalah berbuat hal-hal yang berbeda de- ngan orang lain;

bahwa dalam rangka optimalisasi pelaksanaan tugas pemberian dukungan teknis operasional dan administrasi terhadap Dewan Pengurus Korps Pegawai Republik I ndonesia

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga. © Zulfikar Ali Ridho 2014

bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 44 ayat (5) Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 8 Tahun 2009 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah, bahwa

Jenis - jenis Fasilitas Kerja Yang Ada di Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara ……...46. Fasilitas Prasarana

mampu siswa pada pembelajaran yang mengandung permasalahan Guru mengajukan persoalan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran atau indikator kepada seluruh siswa. Guru