• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE DISKUSI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE DISKUSI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS."

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

No. Daftar FPIPS : 1643/UN.40.2.7/PL/2013

PENERAPAN METODE DISKUSI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

(Penelitian Tindakan Kelas Siswa VIII-E di SMP Negeri 44 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Savitri Purbaningsih (0903957)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

Savitri Purbaningsih, 2013

PENERAPAN METODE DISKUSI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

(Penelitian Tindakan Kelas Siswa VIII-E di SMP Negeri 44 Bandung)

Oleh

Savitri Purbaningsih

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Savitri Purbaningsih 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

SAVITRI PURBANINGSIH (0903957)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PENERAPAN METODE DISKUSI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN

IPS

(Penelitian Tindakan Kelas Siswa VIII-E di SMP Negeri 44 Bandung) DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Dadang Supardan, M.Pd NIP. 19570408 198401 1 003

Pembimbing II

Hj. Siti Nurbayani K, S.Pd,M.Si NIP. 19700711 199403 2 002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Pengetahuan Sosial

(4)

Savitri Purbaningsih, 2013

ABSTRAK

Oleh:

Savitri Purbaningsih

Berpikir kritis sangat penting dikembangkan dan dimiliki oleh setiap peserta didik, agar peserta didik mampu menghadapi setiap permasalahan di dalam hidupnya. Namun, berdasarkan data yang didapatkan oleh peneliti pada pra penelitian bahwa peserta didik di kelas VIII-E SMP Negeri 44 Bandung memiliki kemampuan berpikir kritis yang sangat kurang. Hal tersebut dapat terlihat pada aktivitas peserta didik yang sangat pasif di dalam pembelajaran IPS ketika berlangsung. Berdasarkan dari landasan permasalahan tersebut, peneliti berinisiatif untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Penerapan Metode Diskusi Kelompok untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Pembelajaran IPS di Kelas Siswa VIII-E di SMP Negeri 44 Bandung”. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas. Dalam pelaksanaan penelitian ini dilakukan sebanyak 3 kali siklus, setiap siklusnya terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Penelitian ini dilakukan terhadap peserta didik kelas VIII-E SMP Negeri 44 Bandung, tahun ajaran 2012/2013 sebanyak 40 orang peserta didik. Dalam pengumpulan data yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini yaitu (1) observasi untuk mengamati aktivitas peserta didik dalam pembelajaran; (2) wawancara untuk mendapatkan data mengenai pendapat peserta didik dan pendidik mengenai penerapan metode diskusi kelompok dalam pembelajaran IPS; dan (3) dokumentasi untuk mendapatkan data mengenai suasana kelas secara mendetail tentang aktivitas-aktivitas yang terjadi di dalam kelas. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan keterampilan berpikir kritis peserta didik dalam pembelajaran IPS. Pada tindakan II terlihat bahwa mayoritas indikator berpikir kritis yang diperoleh oleh peserta didik adalah B (baik), lebih baik dibandingkan pada tindakan I yang mayoritas indikator berpikir kritis yang diperoleh peserta didik C (cukup baik). Selanjutnya pada tindakan III sebagian besar perolehan tingkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik secara kuantitas lebih baik dibandingkan pada tindakan II. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode diskusi kelompok dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis dalam pembelajaran IPS.

(5)

ABSTRACT

By :

Savitri Purbaningsih

Critical thinking is very important to be developed and owned by each of education participant, so the education participants are able to face any problems in their life. However, based on data obtained by researchers at the pre study that students in class VIII-E of SMP Negeri 44 Bandung has critical thinking skills are severely lacking. It can be view in the activity proficiency level learners who are very passive where social studies learning takes place. Based on the foundation of these problems, the researchers took the initiative to conduct research class action entitled "Application of Group Discussion Methods to Improve Students Critical Thinking Skills in Social Learning of Class VIII-E Students at SMP Negeri 44 Bandung". The methods used in this study is a method of classroom action research. In the implementation of this research, as much as 3 times cycles, each cycle consisting of planning, implementation, observation and reflection. This research was conducted on the students of class VIII-E at SMP Negeri 44 Bandung, school year 2012/2013 as many as 40 students. In data collection conducted by researchers in this study are (1) observation to observe learners in the learning activity, (2) interviews to obtain data on the opinions of students and teachers on the implementation of the group discussion method in teaching social studies, and (3) documentation to obtain data about the atmosphere of the class in detail about the activities that occur in the classroom. Results of this study showed an increase in critical thinking skills of learners in social studies learning. In the second act shows that the majority of the indicators of critical thinking acquired by learners is B, better than the first act of a majority of the indicators of critical thinking learners participants obtained C. Later, in the third act of acquisition levels of students critical thinking skills is B compared to action II. Based on the research that has been conducted by the researchers, it can be concluded that the application of the group discussion method can improve critical thinking skills in social studies learning.

(6)

vii

Savitri Purbaningsih, 2013

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... Error! Bookmark not defined.

LEMBAR PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR TABEL ...x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR BAGAN ... xii

BAB I ... Error! Bookmark not defined.

PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Latar Belakang ... Error! Bookmark not defined.

B. Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

C. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

D. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

E. Definisi Operasional ... Error! Bookmark not defined.

F. Stuktur Organisasi ... Error! Bookmark not defined.

BAB II ... Error! Bookmark not defined.

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Metode Diskusi Kelompok ... Error! Bookmark not defined.

1. Pengertian Metode diskusi kelompok ... Error! Bookmark not defined.

2. Jenis-jenis Metode Diskusi ... Error! Bookmark not defined.

3. Tujuan dan Manfaat Metode Diskusi Kelompok ... Error! Bookmark not defined.

(7)

5. Keunggulan dan Kelemahan Diskusi Kelompok ... Error! Bookmark not defined.

B. Berpikir Kritis ... Error! Bookmark not defined.

1. Hakikat Berpikir Kritis... Error! Bookmark not defined.

2. Pengertian Berpikir Kritis ... Error! Bookmark not defined.

3. Prinsip-Prinsip dan Karakter Berpikir Kritis... Error! Bookmark not defined.

C. Peranan Metode Diskusi dalam Berpikir Kritis ... Error! Bookmark not defined.

D. Hasil Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined.

E. Kerangka Berpikir ... Error! Bookmark not defined.

BAB III ... Error! Bookmark not defined.

METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

B. Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

C. Setting Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

D. Tindakan Penelitian Tindakan Kelas ... Error! Bookmark not defined.

E. Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.

F. Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

G. Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

BAB IV ... Error! Bookmark not defined.

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1. Sejarah Singkat SMP Negeri 44 Bandung ... Error! Bookmark not defined.

2. Visi dan Misi SMP Negeri 44 Bandung ... Error! Bookmark not defined.

3. Profil SMP Negeri 44 Bandung ... Error! Bookmark not defined.

4. Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

B. Refleksi Awal ... Error! Bookmark not defined.

C. Analisis Refleksi Awal... Error! Bookmark not defined.

D. Deskrispsi dan Pembahasan Hasil Temuan Penelitian .... Error! Bookmark not defined.

(8)

ix

Savitri Purbaningsih, 2013

2. Pelaksanaan Penerapan Metode Diskusi Kelompok ... Error! Bookmark not defined.

3. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik ... Error! Bookmark not defined.

4. Kendala-Kendala yang Dihadapi ... Error! Bookmark not defined.

BAB V ... Error! Bookmark not defined.

KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined.

B. Rekomendasi ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.

(9)

DAFTAR TABEL

Table 2.1 Indikator Berpikir Kritis………..…33

Tabel 3.1 Data, Sumber Data, Teknik dan Alat Bantu Pengumpulan Data…...……57

Tabel 4.1 Jumlah Guru dengan Tugas Mengajar Sesuai dengan Latar Belakang

Pendidikan (Keahlian)……….63

Tabel 4.2 Data Peserta Didik Baru pada tahun terakhir yang dinyatakan diterima di sekolah...64 Tabel 4.4 Keterampilan Berpikir Kritis peserta didik kelas VIII-E

pada Tindakan I………...90 Tabel 4.5 Keterampilan Berpikir Kritis peserta didik kelas VIII-E

pada Tindakan I………...93

Tabel 4.6 Keterampilan Berpikir Kritis peserta didik kelas VIII-E

(10)

xi

Savitri Purbaningsih, 2013

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Suasana Kelas Sebelum Tindakan………...68

(11)

DAFTAR BAGAN

(12)

13

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti di kelas VIII-E SMP Negeri 44 Bandung, tentang pembelajaran IPS teridentifikasi beberapa masalah sebagai berikut: (1) pembelajaran IPS di kelas masih memiliki kecenderungan pendidik yang aktif di dalam kelas (teacher center). Kesan pendidik yang menguasai kelas sangatlah menonjol, peserta didik hanya menerima informasi dari pendidik saja, sehingga kurang mengarah kepada pengembangan peserta didik untuk berpikir kritis. Padahal, pembelajaran yang baik mengharuskan peserta didik yang aktif (student centered) dalam kelas; (2) Buku paket dan pendidik seringkali dijadikan sebagai satu-satunya sumber belajar, dampaknya mereka akan terbelenggu oleh satu buku itu saja yang selalu dianggap kebenaran mutlak; (3) peserta didik tidak memiliki keberanian dalam mengemukakan pendapat, berekspresi, berfikir kreatif, berpikir kritis dan ilmu yang mereka dapat akan cepat dilupakan serta dianggap kurang bermakna; (4) sejumlah peserta didik mengganggap bahwa mata pelajaran IPS itu merupakan mata pelajaran yang monoton, tidak menantang, dan kurang sesuai dengan kebutuhan hidup peserta didik. Padahal, IPS harus mempersiapkan peserta didik dalam berpartisipasi secara efektif di lingkungan kelas, sekolah, masyarakat, negara dan dunia (Effendi dalam Soemantri, 2010: 34).

(14)

2

Savitri Purbaningsih, 2013

PERMENDIKNAS no 22, 23, dan 24 tahun 2006 (Sapriya, 2007), “… memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis, dan kritis, rasa ingin tahu, inquiry, memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial…”. Berpikir kritis adalah menjelaskan apa yang dipikirkan (Fisher, 2008:65). Dengan berpikir kritis peserta didik dapat mengembangkan keterampilan interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi, penjelasan, dan regulasi diri.

Berpikir kritis sangat penting dikembangkan dan dimiliki oleh setiap peserta didik agar peserta didik ini dapat memikirkan strategi-strategi yang tepat dalam memecahkan suatu masalah. Sebab pada abad ke-21 ini, permasalahan-permasalahan di masyarakat semakin runyam sehingga menuntut warga negaranya bisa lebih memikirkan apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak harus dilakukan dengan bijak. Selain itu, menurut Santrock dalam Desmita (2010:158), perubahan kognitif yang memungkinkan terjadinya peningkatan pemikiran kritis pada peserta didik apabila dilatih sejak dini, yaitu: (1) Meningkatkan kecepatan, otomatisasi dan kapasitas pemrosesan informasi, yang membebaskan sumber-sumber kognitif untuk dimanfaatkan bagi tujuan lain; (2) Bertambah luasnya isi pengetahuan tentang berbagai bidang; (3) Meningkatkan kemampuan membangun kombinasi-kombinasi baru dari pengetahuan; (4) Semakin panjangnya rentang dan spontannya penggunaan strategi atau prosedur untuk menerapkan atau memperoleh pengetahuan, seperti perencanaan, mempertimbangkan berbagai pilihan, dan pemantauan kognitif.

(15)

3

hidup mereka; (3) Kompleksitas pekerjaan modern menuntut adanya staf pemikir yang mampu menunjukkan pemahaman dan membuat keputusan dalam dunia kerja; (4) Masyarakat modern membutuhkan individu-individu untuk menggabungkan informasi yang berasal dari berbagai sumber dan membuat keputusan.

Dapat disimpulkan, berpikir kritis itu merupakan suatu kemampuan atau keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh peserta didik dalam menghadapi era globalisasi abad ke-21. Keterampilan dasar ini merupakan salah satu kunci dalam suatu kehidupan manusia dalam menjalin sosialisasi yang baik dengan individu lain dan dapat bersaing dalam dunia kerjanya kelak.

Pada penelitian ini, dalam proses berpikir kritis menggunakan pendekatan FRISCO (Focus, Reason, Inference, Situation, Clarity, Overview) yang dikembangkan oleh Ennis (www.criticalthinking.net). FRISCO merupakan pendekatan yang memiliki komponen dasar dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis. berdasarkan pendekatan tersebut, maka kemampuan peserta didik dalam berpikir kritis dapat dilihat sebagai berikut: (1) Memberikan penjelasan yang sederhana (elementary clarification), meliputi: (a) Memfokuskan pertanyaan, (b) Menganalisis argument, (c) Bertanya dan menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan atau tantangan; (2) Membangun keterampilan dasar (basic support), meliputi: (a) Mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak, (b) Mengamati dan mempertimbangkan suatu laporan hasil observasi; (3) Menyimpulkan (inference), meliputi: (a) Mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi, (b) Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi, (c) Membuat dan menentukan nilai pertimbangan; (4) Memberikan penjelasan lanjut (advanced clarification),

meliputi: (a) Mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan suatu definisi, (b) Mengidentifikasi pendapat; (5) Mengatur strategi dan teknik (strategy and

(16)

4

Savitri Purbaningsih, 2013

Peserta didik yang memiliki pemikiran kritis memiliki kemampuan dalam memecahkan masalah, bekerjasama, bertanggung jawab serta berani berpendapat/berargumen. Pembelajaran di lapangan yang bersifat tradisional, dimana peserta didik hanya diam dan hanya mendengarkan penjelasan dari peserta didik sangat sulit untuk diubah menjadi pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan. Sehingga diperlukan alternatif lain yang dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas.

Terkait dengan rendahnya kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam pembelajaran IPS, maka perlu adanya pemilihan metode yang tepat untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik, agar tidak hanya terpaku kepada pendidik atau pun buku pelajaran. Salah satu jenis metode pembelajaran itu adalah metode diskusi. Menurut Arends (2008:75), diskusi adalah situasi pendidik dan peserta didik atau peserta didik dan peserta didik lainnya bercakap-cakap dan berbagi ide dan pendapat. Hal ini sejalan dengan Sunaryo dalam Trianto (2010:122), diskusi adalah suatu percakapan ilmiah oleh beberapa orang yang tergabung dalam satu kelompok, untuk saling bertukar pendapat tentang suatu masalah atau bersama-sama mencari pemecahan, mendapatkan jawaban dan kebenaran atas suatu masalah. Dengan demikian diskusi merupakan suatu metode pembelajaran yang di dalamnya terdapat percakapan antara pendidik dengan peserta didik, dan peserta didik dengan peserta didik yang lainnya untuk mendapatkan pemecahan masalah yang benar.

(17)

5

pemasalahan ini secara langsung membangkitkan kemampuan berpikir kritis peserta didik.

Pentingnya metode diskusi dikembangkan agar peserta didik memiliki keberanian dalam memberikan pendapat atau berargumen serta bekerjasama. Dengan demikian, berpikir kritis dapat dikembangkan melalui metode pembelajaran diskusi karena pada hakikatnya kedua variable penelitian ini memiliki karakter yang tidak jauh beda.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Penerapan Metode Diskusi Kelompok Untuk Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dalam Pembelajaran IPS (Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas VIII-E Di SMP Negeri 44 Bandung)”.

B. Rumusan Masalah

Secara umum, fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah: “Apakah ada peningkatan pemikiran kritis peserta didik pada pembelajaran IPS setelah menerapkan metode pembelajaran diskusi?”. Agar peneliti dapat memfokuskan masalah yang akan diteliti, maka peneliti akan memfokuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana pendidik mendesain rancangan metode diskusi kelompok untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-E SMP Negeri 44 Bandung?

2. Bagaimana pelaksanaan penerapan metode diskusi kelompok untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-E SMP Negeri 44 Bandung?

(18)

6

Savitri Purbaningsih, 2013

4. Bagaimana kendala-kendala yang dihadapi dalam penerapan metode diskusi kelompok pada pembelajaran IPS di kelas VIII-E SMP Negeri 44 Bandung?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah metode diskusi mampu meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik dalam pembelajaran IPS melalui penelitian tindakan kelas (PTK).

2. Tujuan khusus

a. Untuk menganalisis rancangan pembelajaran metode diskusi kelompok dalam meningkatkan berpikir kritis peserta didik dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-E SMP Negeri 44 Bandung.

b. Untuk menganalisis penyusunan tahapan-tahapan metode diskusi kelompok untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-E SMP Negeri 44 Bandung

c. Untuk menganalisis apakah metode diskusi kelompok dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-E SMP Negeri 44 Bandung

d. Untuk menganalisis kendala-kendala yang dihadapi dalam penerapan metode diskusi kelompok pada pembelajaran IPS di kelas VIII-E SMP Negeri 44 Bandung.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu: 1. Manfaat Teoritis

(19)

7

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peserta Didik

1) Memotivasi peserta didik dalam pembelajaran

2) Memudahkan peserta didik dalam memahami materi pelajaran 3) Menumbuhkan kemampuan berpikir kritis peserta didik

4) Menumbuhkan keberanian peserta didik dalam berargumen b. Bagi pendidik

1) Menambah pengalaman pendidik sehingga dapat meningkatkan kinerjanya dan menjadi tenaga pendidik yang lebih professional. 2) Meningkatkan pengetahuan pendidik dalam memperbaiki

pembelajaran dikelasnya

3) Sebagai pedoman, panduan dan perbandingan dalam meningkatkan proses belajar mengajar dalam kelas

4) Memudahkan pendidik dalam menyajikan materi pelajaran

5) Sarana bagi pendidik untuk mengaktifkan peserta didik dalam pembelajaran

c. Bagi Sekolah

1) Meningkatkan kualitas dan kuantitas pembelajaran di sekolah pada khususnya dan pendidikan pada umumnya.

2) Sekolah lebih maju dan berkembang karena adanya peningkatan hasil pembelajaran.

E. Definisi Operasional

(20)

8

Savitri Purbaningsih, 2013

1. Metode Diskusi Kelompok

Metode diskusi kelompok merupakan suatu metode pembelajaran yang di dalamnya terdapat percakapan antara pendidik dengan peserta didik, dan peserta didik dengan peserta didik yang lainnya untuk mendapatkan pemecahan masalah yang benar.

2. Berpikir Kritis

Berpikir kritis merupakan kemampuan untuk berpikir logis, reflektif, dan produktif yang diaplikasikan dalam menilai situasi untuk membuat pertimbangan dan keputusan yang baik (Desmita, 2010:153).

3. IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan suatu pembelajaran di sekolah yang terintegrasi dari ilmu-ilmu sosial, seperti sejarah, ekonomi, geografi, sosiologi, sains, hukum, kewarganegaraan dan politik sehingga peserta didik diharapkan menjadi warga negara yang baik.

F. Stuktur Organisasi

Penulisan hasil penelitian tindakan kelas ini akan dijabarkan dalam stuktur sebagai berikut.

Bab I merupakan pendahuluan. Dalam pembahasannya terbagi-bagi menjadi beberapa sub bab, yang meliputi (1) Latar Belakang Masalah; (2) Rumusan Masalah; (3) Tujuan Penelitian; (4) Manfaat Penelitian; (5) Definisi Operasional dan (6) Sistematika Penelitian.

(21)

9

Bab III merupakan metode penelitian. Dalam pembahasannya terbagi-bagi menjadi beberapa sub bab, yang meliputi (1) Lokasi dan Subjek Penelitian; (2) Desain Penelitian; (3) Setting Penelitian; (4) Tindakan Penelitian Tindakan Kelas; (5) Teknik Pengumpulan Data; (6) Instrumen Penelitian; dan (7) Teknik Analisis Data.

Bab IV merupakan hasil penelitian. Dalam pembahasannya terbagi-bagi menjadi beberapa sub bab, yang meliputi (1) Deskripsi Lokasi Penelitia; (2) Refleksi Awal; (3) Analisis Refleksi Awal; dan (4) Deskripsi dan Pembahasan Hasil Temuan.

Bab V merupakan kesimpulan dan rekomendasi. Dalam pembahasannya terbagi-bagi menjadi beberapa sub bab, yang meliputi (1) Kesimpulan dan (2) Rekomendasi.

(22)

40

Savitri Purbaningsih, 2013

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini penulis akan memaparkan mengenai bagaimana metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini disesuaikan berdasarkan karakteristik lokasi penelitian yang berada di SMP Negeri 44 Bandung kelas VIII-E. Berdasarkan pertimbangan peneliti dalam menggunakan metode yang tepat, dilakukan untuk dapat membantu peneliti dalam mencari jawaban dari masalah-masalah yang ada di lapangan, sehingga tujuan dari penelitian ini dapat tercapai.

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah pendidik mata Pelajaran IPS yang sedang melakukan PPL dan peserta didik kelas VIII-E di SMP Negeri 44 Bandung dengan jumlah peserta didik 40 orang.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian a. Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan pada semester genap tahun ajar 2012/2013.

b. Lokasi penelitian

Penelitian bertempat di SMP Negeri 44 Bandung Jalan Cimanuk no. 1 Bandung.

B. Desain Penelitian

(23)

41

Desain Penelitian Tindakan Kelas mengikuti desain Kemmis (Sanjaya: 2011) adalah sebagai berikut.

Bagan 3.1

Desain Kemmis (Sanjaya: 2011)

Seperti desain yang ada di atas, setiap siklus terdiri atas empat kegiatan pokok adalah kegiatan: perencanaan, tindakan pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Empat kegiatan ini berlangsung secara simultan yang urutannya dapat mengalami perubahan atau perbaikan. Dimana, setelah satu siklus selesai dilakukan oleh peneliti, kemudian diikuti dengan adanya perencanaan ulang yang pelaksanaannya dilakukan dalam siklus tersendiri. Pelaksanaan siklus ini dapat dilakukan dengan beberapa kali siklus sampai tujuan yang diinginkan tercapai. Langkah-langkah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

a. Orientasi/ refleksi awal

Kegiatan pertama yang dilakukan oleh peneliti adalah kegiatan refleksi awal, yakni kegiatan peneliti dalam memperhatikan, mengamati dan menganalisis kegiatan peserta didik selama proses pembelajaran di dalam

Refleksi awal

Observasi, Refleksi, dan Evaluasi I

Observasi, Refleksi,

dan Evaluasi II

Perencanaan Tindakan I

Pelaksanaan Tindakan I

Perencanaan Tindakan II

Pelaksanaan Tindakan II

(24)

42

Savitri Purbaningsih, 2013

kelas. Dengan cara ini, maka peneliti dapat mengetahui masalah-masalah yang terdapat di dalam kelas tersebut.

b. Perencanaan

Perencanaan merupakan tahapan yang selanjutnya setelah melakukan tahapan orientasi. Dalam tahapan ini, peneliti akan merencanakan tindakan yang akan dilakukan setelah mengetahui permasalahan yang ada dan mempertimbangkan segala sesuatu berdasarkan hasil orientasi. Perencanaan tindakan ini disusun secara cermat dari tindakan pertama evaluasi, partisipatif dan kolaboratif antara peneliti dan kolaborator dengan cara melakukan kesepakatan bersama mengenai fokus observasi meliputi aspek yang diamati, metode observasi, alat observasi dan cara pelaksanaannya.

Pada tahap ini peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran beserta evaluasi proses pembelajaran yang menyusun pedoman observasi sebagai alat untuk memperoleh data kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Proses pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran dan pedoman observasi dilakukan melalui konsultasi dengan dosen pembimbing. Sedangkan tahapan perencanaan dilakukan melalui kerjasama antara peneliti den guru mitra.

Pada tahap ini, perencanaan yang dilakukan meliputi kegiatan berikut:

1) Menentukan kelas penelitian.

2) Meminta kesedian pendidik untuk menjadi kolaborator peneliti dalam proses pembelajaran di dalam kelas.

3) Peneliti melakukan kesepakatan dengan kolaborator mengenai penentuan waktu penelitian.

(25)

43

5) Menyusun alat ukur yang dapat mengukur tingkat keberhasilan belajar peserta didik dalam pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi kelompok.

6) Merencanakan sistem penilaian yang akan digunakan dalam pembelajaran sehingga dapat mengukur proses dan hasil belajar peserta didik selama pembelajaran.

7) Merencanakan diskusi balikan yang akan dilakukan antara peneliti dan kolaborator.

8) Merencanakan pengolahan data yang diperoleh setelah penelitian selesai dilaksanakan.

c. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan dapat dimulai setelah rencana pelaksanaan pembelajaran selesai disusun. Tahap ini merupakan tahap diterapkannya perencanaan yang telah disusun. Suhardjono dalam Sofyanti (2011:70), mengatakan bahwa tahap pelaksanaan penerapan strategi dan skenario pembelajaran, peneliti harus mentaati apa yang telah dirumuskan dalam rancangan tetapi dalam pelaksanaannya harus sealami mungkin.

Pada tahap ini, tindakan yang akan dilakukan peneliti meliputi kegiatan berikut:

1) Melaksanakan tindakan dalam pembelajaran IPS dengan menerapkan metode dikusi kelompok.

2) Menggunakan alat observasi yang telah dibuat untuk melihat aktivitas peserta didik dalam pembelajaran IPS dengan menerapkan metode diskusi kelompok.

3) Melakukan diskusi bersama kolaborator untuk melihat efektivitas penerapan metode diskusi kelompok.

(26)

44

Savitri Purbaningsih, 2013

d. Pengamatan

Proses pengamatan dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan atau dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan. Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Proses pengamatan yang dilakukan peneliti yaitu mengisi dan mencatat pedoman observsi lapangan seperti catatan lapangan, lembar observasi dan sebagainya.

Pada tahap ini, pengamatan yang dilakukan meliputi kegiatan berikut:

1) Melakukan pengamatan terhadap kelas yang digunakan sebagai kelas penelitian.

2) Mengamati efektivitas penerapan metode diskusi kelompok.

3) Mengamati apakah metode diskusi kelompok dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik.

e. Refleksi

Refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis perubahan yang terjadi baik pada peserta didik, suasana kelas maupun pendidiknya sendiri. Pada tahap ini peneliti menjawab pertanyaan mengapa, bagaimana dan sejauh mana intervensi menghasilkan suatu perubahan.

(27)

45

Pada tahap ini, pengamatan yang dilakukan meliputi kegiatan berikut:

1) Melakukan diskusi balikan dengan kolaborator mengenai efektivitas penerapan metode diskusi kelompok.

2) Membuat keputusan bersama kolaborator apakah tindakan sudah dapat diberikan atau dilanjutkan ke tindakan berikutnya.

C. Setting Penelitian

Berdasarkan pemaparan pada desain penelitian sebelumnya, penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model Kemmis memiliki empat kegiatan pokok pada setiap tindakan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan (observasi) dan refleksi.

1. Perencanaan

(28)

46

Savitri Purbaningsih, 2013

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas merupakan implementasi dari perencanaan yang telah disusun dan dipikirkan dengan matang oleh peneliti. Pelaksanaan ini merupakan perlakuan atau kegiatan pendidik/peneliti untuk memecahkan permasalahan yang telah ditemukan peneliti di refleksi awal. Dalam kegiatan pelaksanaan metode diskusi kelompok, peneliti akan memfokuskan kegiatan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis peserta didik yang akan disesuaikan dengan materi yang akan atau sedang dibahas di dalam kelas. 3. Pengamatan (observasi)

Pada kegiatan pengamatan ini dilakukan bersamaan dengan kgiatan pelaksanaan metode diskusi berlangsung. Kegiatan ini dilakukan untuk menghimpun data mengenai seluruh aktivitas di alam kelas pada saat tindakan berlangsung serta melakukan pengamatan mengenai perkembangan kemampuan berpikir kritis peserta didik. Untuk menghimpun semua data yang ada, peneliti telah mempersiapkan pedoman observasi yang telah disusun sebelum tindakan dilakukan. Hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh kolaborator di dalam kelas akan dijadikan bahan acuan untuk melakukan refleksi.

4. Refleksi

(29)

47

D. Tindakan Penelitian Tindakan Kelas

Pada penelitian ini peneliti akan dilakukan dalam beberapa kali tindakan sampai data berubah menjadi jenuh. Tahapan penelitian yang akan dilakukan dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Tindakan I a. Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi awal yang telah dilakukan sebelum melakukan penelitian, peneliti berhasil menemukan permasalahan yang ada di kelas VIII-E mengenai kurangnya kemampuan berpikir kritis peserta didik di dalam pembelajaran IPS. Kegiatan selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah mendiskusikan permasalahan yang muncul di dalam kelas dengan pendidik yang mengajar di kelas tersebut dan melakukan konsultasi dengan orang yang ahli di bidang pendidikan. Hal tersebut dilakukan untuk mempertajam permasalahan serta mencari solusi yang tepat untuk menangani permasalahan yang ada.

Berdasarkan hasil diskusi dan konsultasi yang telah dilakukan peneliti bersama beberapa pihak, maka peneliti memutuskan untuk menggunakan metode diskusi kelompok sebagai metode yang tepat dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis peserta didik di dalam pembelajaran IPS. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang akan disusun oleh peneliti dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis akan disesuaikan dengan indikator-indikator kemampuan berpikir kritis, sehingga pendidik akan mengangkat suatu permasalahan di dalam kelas. Perencanaan yang telah dipersiapkan oleh peneliti diharapkan akan menjadi rambu-rambu dalam pelakasanaan penerapan metode diskusi kelompok untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik di dalam pembelajaran IPS.

(30)

48

Savitri Purbaningsih, 2013

tengah berlangsung di dalam kelas. Adapun hal yang sangat menjadi perhatian dalam penyusunan RPP yang akan digunakan adalah tahapan kegiatan, media pembelajaran dan sumber pembelajaran yang akan dipergunakan, serta managemen waktu, dan sebagainya. Pemaparan lebih rincinya adalah sebagai berikut:

1) Mempersiapkan materi mengenai hubungan sosial.

2) Mempersiapkan LKS sesuai dengan materi dan metode yang digunakan. 3) Menyusun pertanyaan serta alternatif jawaban sesuai dengan materi yang

ada.

Selain mempersiapkan RPP, peneliti mempersiapkan pedoman observasi sebagai instrument penelitian untuk menghimpun data mengenai informasi kemampuan berpikir kritis peserta didik setelah diterapkannya metode diskusi kelompok. Pemaparan lebih rincinya adalah sebagai berikut: 1) Mempersiapkan pedoman observasi peserta didik mengenai kemampuan

berpikir kritis.

2) Mempersiapkan pedoman observasi pendidik mengenai aktivitas pendidik selama menerapkan metode diskusi kelompok.

3) Mempersiapkan lembar catatan lapangan. b. Pelaksanaan

Pelaksanaan pada tindakan I ini dilakukan sesuai dengan perencaan yang telah disusun dengan menerapkan metode diskusi kelompok. Adapun tahapannya adalah sebagai berikut:

(31)

49

3) Pendidik memberikan lembar kerja siswa yang di dalamnya memuat pertanyaan mengenai perbedaan antara hubungan asosiatif dan disossiatif serta penyebab seorang pelajar melakukan tawuran.

4) Pendidik memfasilitasi peserta didik untuk membuat kelompok dan melakukan diskusi bersama kelompoknya dalam mengerjakan lembar kerja siswa yang telah diberikan.

5) Selanjutnya setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya dan melakukan tanya jawab.

6) Di akhir pembelajaran, pendidik mengajak selruh peserta didik untuk menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan.

c. Pengamatan

Pengamatan ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan penerapan metode diskusi kelompok di dalam kelas. Kegiatan ini dilakukan dibantu dengan pedoman observasi yang telah dipersiapkan untuk memperoleh data mengenai aktivitas peserta didik dan pendidik selama tindakan berlangsung. Selain pedoman observasi, peneliti juga menggunakan lembar catatan lapangan untuk menghimpun data mengenai aktivitas pendidik dan peserta didik secara rinci.

d. Refleksi

(32)

50

Savitri Purbaningsih, 2013

2. Tindakan II a. Perencanaan

Perencanaan yang dilakukan oleh peneliti mengacu hasil refleksi pada tindakan I. Pada perencanaan tindakan II yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:

1) Mengidentifikasi kendala yang muncul pada tindakan I.

2) Menyusun program tindakan II sesuai dengan poin rekomendasi dari hasil diskusi balikan.

3) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) mengenai materi ketenagakerjaan.

4) Mempersiapkan lembar kerja siswa berdasarkan materi yang akan dibahas.

5) Menyusun beberapa pertanyaan dan merumuskan alternatif jawaban berdasarkan materi yang akan dibahas.

6) Mempersiapkan pedoman observasi peserta didik mengenai kemampuan berpikir kritis.

7) Mempersiapkan pedoman observasi pendidik mengenai aktivitas pendidik selama menerapkan metode diskusi kelompok.

8) Mempersiapkan lembar catatan lapangan. b. Pelaksanaan

Tahapan yang dilakukan pendidik dalam melakukan pelaksanaan penerapan metode diskusi kelompok adalah sebagai berikut:

1) Tahap pertama yang dilakukan pendidik adalah memberikan motivasi mengenai mengenai permasalahan yang pasti dimiliki oleh setiap negara di bidang ketenagakerjaan. Setelah itu pendidik membahas pendapat peserta didik dan mengulas materi mengenai pengangguran.

(33)

51

3) Pendidik memfasilitasi peserta didik untuk membuat kelompok dan melakukan diskusi bersama kelompoknya dalam mengerjakan lembar kerja siswa yang telah diberikan.

4) Selanjutnya setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya dan melakukan tanya jawab.

5) Di akhir pembelajaran, pendidik mengajak seluruh peserta didik untuk menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan.

c. Pengamatan

Tahapan yang dilakukan pada saat pengamatan tindakan II adalah sebagai berikut:

1) Melakukan observasi sesuai dengan pedoman yang telah dipersiapkan oleh peneliti.

2) Mencatat semua hal-hal penting yang terjadi selama pelaksanaan penerapan metode diskusi kelompok berlangsung.

d. Refleksi

Tahapan yang dilakukan pada saat refleksi tindakan II adalah sebagai berikut:

1) Melakukan evaluasi seluruh kegiatan yang dilakukan pada tindakan II berdasarkan data yang telah didapatkan.

2) Mendiskusikan perbaikan untuk tindakan selanjutnya bersama kolaborator.

3. Tindakan III a. Perencanaan

Perencanaan yang dilakukan oleh peneliti mengacu hasil refleksi pada tindakan II. Pada perencanaan tindakan III yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:

(34)

52

Savitri Purbaningsih, 2013

2) Menyusun program tindakan III sesuai dengan poin rekomendasi dari hasil diskusi balikan.

3) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) mengenai materi pajak.

4) Mempersiapkan lembar kerja siswa berdasarkan materi yang akan dibahas.

5) Menyusun beberapa pertanyaan dan merumuskan alternatif jawaban berdasarkan materi yang akan dibahas.

9) Mempersiapkan pedoman observasi peserta didik mengenai kemampuan berpikir kritis.

10)Mempersiapkan pedoman observasi pendidik mengenai aktivitas pendidik selama menerapkan metode diskusi kelompok.

11)Mempersiapkan lembar catatan lapangan. b. Pelaksanaan

Tahapan yang dilakukan pendidik dalam melakukan pelaksanaan penerapan metode diskusi kelompok adalah sebagai berikut:

1) Tahap pertama yang dilakukan pendidik adalah memberikan motivasi mengenai mengenai siapa saja yang jadi wajib pajak. Setelah itu pendidik membahas pendapat peserta didik dan mengulas materi mengenai perpajakan.

2) Pendidik memberikan lembar kerja siswa yang di dalamnya memuat pertanyaan mengenai upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi perilaku wajib pajak yang tidak membayar pajak.

3) Pendidik memfasilitasi peserta didik untuk membuat kelompok dan melakukan diskusi bersama kelompoknya dalam mengerjakan lembar kerja siswa yang telah diberikan.

(35)

53

5) Di akhir pembelajaran, pendidik mengajak seluruh peserta didik untuk menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan.

c. Pengamatan

Tahapan yang dilakukan pada saat pengamatan tindakan III adalah sebagai berikut:

1) Melakukan observasi sesuai dengan pedoman yang telah dipersiapkan oleh peneliti.

2) Mencatat semua hal-hal penting yang terjadi selama pelaksanaan penerapan metode diskusi kelompok berlangsung.

d. Refleksi

Tahapan yang dilakukan pada saat refleksi tindakan III adalah sebagai berikut:

1) Melakukan evaluasi seluruh kegiatan yang dilakukan pada tindakan III berdasarkan data yang telah didapatkan.

2) Membuat kesimpulan atas pelakasaan penerapan metode diskusi kelompok untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik di dalam pembelajaran IPS pada peserta didik kelas VIII-E SMP Negeri 44 Bandung.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam suatu penelitian bertujuan untuk mendapatkan data yang dapat membantu peneliti dalam menjawab pertanyaan penelitian yang telah di rumuskan. Data yang diperlukan dalam penelitian ini dapat diperoleh dengan menggunakan beberapa metode. Adapun metode-metode yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data diantaranya, yaitu:

1. Observasi

(36)

gejala-54

Savitri Purbaningsih, 2013

gejala psikis dengan jalan mengamati dan mencatat. Sedangkan menurut S. Margono dalam Zuriah (2006:173), observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Jadi, seorang peneliti harus selalu mengamati objek yang sedang diteliti.

Adapun jenis observasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah observasi terbuka. Observasi terbuka adalah kegiatan observer untuk mencatat segala sesuatu yang terjadi di kelas dalam lembar kertas yang telah dipersiapkan. Tujuan dalam membuat catatan tersebut adalah untuk menggambarkan situasi kelas selengkap-lengkapnya sehingga urutan-urutan kejadian tercatat secara keseluruhan (Wiraatmadja dalam Sofyanti, 2011:58).

Dalam penelitian ini, observasi terbuka memfokuskan pada hal-hal yang sumber data yang diperlukan untuk melihat kegiatan pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran di dalam kelas dengan menggunakan metode diskusi kelompok sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik di kelas VIII-E SMP Negeri 44 Bandung. Hasil observasi yang telah dicatat peneliti di dalam catatan lapangan tersebut akan dibahas bersama peneliti dan kolabulator dalam sebuah diskusi balikan. Hasil diskusi balikan tersebut akan dijadikan sebagai refleksi peneliti dalam tindakan selanjutnya. 2. Wawancara

(37)

55

mengenai pendapat peserta didik dan peserta didik tentang penerapan metode diskusi dalam pembelajaran IPS.

Langkah pertama yang akan dilakukan oleh peneliti dalam kegiatan wawancara adalah membuat rancangan pedoman wawancara. Pedoman wawancara itu berupa sekumpulan pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan oleh peneliti. Akan tetapi, dalam prakteknya peneliti tidak terpaku hanya pada pedoman wawancara saja peneliti dapat secara panjang lebar mengajukan topik bahasan sendiri ketika wawancara sedang berlangsung, tetapi masih dalam ruang lingkup permasalahan yang sedang diteliti oleh peneliti.

3. Dokumentasi.

Dokumentasi adalah pengumpulan data sebagai sumber informasi yang digunakan dalam penelitian yang berkaitan dengan suasana kelas pada waktu pembelajaran dan pada saat penelitian tindakan kelas dilaksanakan oleh pendidik. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kamera foto untuk memotret suasana kelas secara mendetail tentang aktivitas-aktivitas yang terjadi di dalam kelas, dan dokumen-dokumen resmi seperti silabus dan rencana proses pembelajaran.

F. Instrumen Penelitian

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah catatan seluruh aktivitas peserta didik pada refleksi awal maupun pada saat tindakan berlangsung di dalam kelas. Dengan demikian, untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan di lapangan diperlukan beberapa instrumen penelitian. Instrument-instrumen yang digunakan oleh peneliti diantaranya yaitu:

(38)

56

Savitri Purbaningsih, 2013

dalam pembelajaran IPS dengan penerapan metode diskusi kelompok. Pelaksanaan observasi dilakukan dengan cara memberi tanda ceklist pada sikap atau indikator-indikator kemampuan berpikir kritis sesuai dengan fakta yang terjadi di lapangan. Data yang ingin diperoleh adalah data yang berupa aktivitas pendidik dan peningkatan kemapuan berpikir kritis peserta didik secara langsung pada saat pembelajaran IPS berlangsung. Alasan mengapa peneliti memilih lembar observasi sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini, karena penelitian ini bersifat kualitatif sehingga data yang cocok digunakan adalah observasi langsung pada saat proses belajar mengajar untuk mendapatkan data yang akurat diterapkannya metode diskusi kelompok dama pembelajaran IPS.

2. Pedoman wawancara adalah seperangkat pertanyaan yang telah disusun dengan sedemikian rupa oleh peneliti, sehingga diharapkan peneliti mendapatkan jawaban dari pendidik dan peserta didik dengan cara melakukan tanya jawab berkenaan dengan penelitian yang telah dilakukan peneliti. Tujuan utama pedoman wawancara dipergunakan oleh peneliti adalah untuk memperoleh data berkenaan dengan rencana pelaksanaan tindakan, pandangan dan pendapat pendidik untuk mengetahui lebih mendalam terhadap penerapan metode diskusi kelompok sebagai metode pembelajaran yang dikembangkan dalam pembelajaran IPS, baik sebelum maupun sesudah dilakukan tindakan. Dengan demikian, pedoman wawancara dapat digunakan oleh peneliti untuk mengetahui informasi lain dari responden secara lebih mendalam mengenai penerapan metode diskusi kelompok .

(39)

57

[image:39.612.107.535.208.704.2]

hubungan interaksi pendidik dan peserta didik, interaksi peserta didik dengan peserta didik

Tabel 3.1

Data, Sumber Data, Teknik dan Alat Bantu Pengumpulan Data

No Data Sumber Data Teknik

Pengumpulan Data

Alat Bantu Pengumpulan

Data 1. Cara pendidik

mendesain rancangan metode diskusi kelompok untuk meningkatkan

kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-E SMP Negeri 44 Bandung

Pendidik, peserta didik dan

kolaborator

Observasi dan diskusi balikan

Catatan

lapangan dan lembar diskusi balikan

2. Cara pendidik menyusun tahapan-tahapan metode diskusi kelompok untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didikdalam

pembelajaran IPSdi kelas VIII-E SMP Negeri 44 Bandung

Pendidik, peserta didik dan

kolaborator

Observasi dan diskusi balikan

Catatan

lapangan dan lembar diskusi balikan

3. Peningkatan

kemampuan berpikir peserta didik di kelas VIII-E SMP Negeri 44

Pendidik, peserta didik dan

kolaborator

(40)

58

Savitri Purbaningsih, 2013

Bandung terstuktur,

daftar ceklist, dan lembar diskusi balikan 4. Kendala-kendala yang

dihadapi dalam penerapan metode diskusi kelompok pada pembelajaran IPS di kelas VIII-E SMP Negeri 44 Bandung

Pendidik, peserta didik dan

kolaborator

Observasi dan diskusi balikan

Catatan

lapangan dan lembar diskusi balikan

G. Teknik Analisis Data

Pengolahan dan analisis data akan dilakukan setelah data telah terkumpul dengan menggunakan berbagai teknik pengumpulan data beserta alat bantunya. Teknik pengolahan data yang dilakukan pada penelitian ini bersifat kualitatif. Data-data yang terkumpul kemudian akan diolah dan dianalisis sehingga mendapatkan makna yng berguna untuk memecahkan kendala yang timbul dalam penelitian. Analisis data ini dilakukan secara terus-menerus sampai berakhirnya pelaksanaan penelitian. Prosedur yang akan digunakan dalam mengolah dan menganalisis data yang telah terkumpul adalah sebagai berikut.

a) Mereduksi, kodifikasi dan kategorisasi data

(41)

59

hasil belajar. Pada penelitian ini, kategorisasi data lebih menekankan pada aspek keterampilan dalam berpikir kritis peserta didik melalui metode diskusi yang diperoleh dari tugas-tugas terstuktur peserta didik, hasil tes, aktivitas peserta didik pada saat pelaksanaan diskusi di dalam kelas. Berikut penjelasan prosedur pada tahap pertama:

a. Mereduksi, yaitu kegiatan dalam merangkum seluruh data yang telah terkumpul dan dicatat pada lembar observasi dan diskusi balikan mengenai seluruh kegiatan belajar mengajar dan permasalahan yang dihadapi selama pembelajaran, sehingga peneliti mudah memahami seluruh aktivitas yang telah dilakukannya. Daftar chek list yang telah diisi pendidik pada saat tindakan berlangsung untuk mengetahui peningkatan keterampilan berpikir kritis peserta didik dengan menggunakan metode diskusi kelopmpok pada pembelajaran IPS yang telah dilaksanakan diseleksi dan diklarifikasi berdasarkan aspek-aspek permasalahan selanjutnya dirangkum sehingga mudah dipahami. b. Kodifikasi, data-data yang telah direduksi diberi kode pada

nama-nama kelompok peserta didik. Salah satu kodifikasi yang dilakukan yaitu memberi kode pada nama setiap peserta didik dalam lembar aktivitas yang mengukur keterampilan berpikir kritis peserta didik , misalnya kelompok 1 diganti dengan kode 1.

(42)

60

Savitri Purbaningsih, 2013

b) Validitas data

Validitas data merupakan langkah yang diambil peneliti untuk menujukkan ketepatan pengumpulan data atau data yang telah dikumpulkan benar-benar sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan. Kegiatan yang bisa digunakan dalam meningkatkan validitas data yaitu:

a. Triangulasi

Triangulasi merupakan proses dalam melakukan sesuatu dari berbagai sudut pandang, dapat dilakukan melalui pengambilan data dari berbagai narasumber, yaitu diskusi antara pendidik sebagai peneliti dan observer dengan menggunakan metode pengumpulan data yang telah dirancang dan disepakati bersama. Data yang dijadikan informasi dari peneliti mengenai pelaksanaan tindakan bersumber dari lembar observasi tentang aktivitas peneliti dalam bentuk catatan lapangan dan lembar check list mengenai aktifitas peserta didik dalam pelaksanaan tindakan. Dari observer data yang dijadikan informasi mengenai pelaksanaan tindakan bersumber dari lembar observasi praktek mengajar peneliti di dalam kelas.

Pendidik berperan memberikan data mengenai pelaksanaan tindakan dilakukan dengan melakukan reflekdi-kolaboratif pada saat diskusi balikan di setiap akhir siklus tindakan. Peserta didik dalam memberikan data mengenai pelaksanaan tindakan dilakukan dengan mewawancara kepada seluruh peserta didik kelas VIII-E SMP Negeri 44 Bandung setelah berakhirnya keseluruhan tindakan.

(43)

61

yang diperoleh; (4) Mengamati objek yang sama dalam berbagi situasi; (5) Mencari data dari berbagai sumber.; dan (6) Menggunakan berbagai metode dan teknik analisis data.

b. Member chek

Member chek yaitu kegiatan dalam mengecek kebenaran dan kesahihan data temuan dengan cara mengkonfirmasi dengan sumber data (Fitria, 2011:52). Dalam proses ini, data mengenai keseluruhan pelaksanaan tindakan yang diperoleh peneliti dikonfirmasikan kebenarannya kepada guru kelas melalui diskusi balikan (refleksi kolaboratif) pada setiap akhir pelaksanaan tindakan dan pada akhir keseluruhan pelaksanaan tindakan.

c. Expert Opinion

Expert opinion yaitu meminta nasehat dari pakar. Pada penelitian tindakan kelas ini, expert opinion dilakukan dengan meminta saran dan nasehat dari dosen pembimbing.

d. Audit Trail

(44)

109

Savitri Purbaningsih, 2013

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini peneliti akan memaparkan hasil kesimpulan penelitian secara keseluruhan berdasarkan data-data yang telah diperoleh dari hasil observasi, wawancara serta pengembangan keterampilan berpikir kritis peserta didik.

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan peneliti dengan

judul “Penerapan Metode Diskusi Kelompok untuk Meningkatkan Kemampuan

Berpikir Kritis Peserta Didik dalam Pembelajaran IPS di kelas VIII-E SMP Negeri 44 Bandung” menghasilkan data sebagai berikut:

Pertama, dalam suatu pembelajaran sangat penting dilakukan perencanaan mengenai mendesain rancangan metode diskusi kelompok agar tujuan utama penelitian ini dapat dicapai dengan baik. Perencanaan tersebut dapat melalui langkah-langkah, yaitu: (1) membuat silabus pembelajaran; (2) membuat RPP sesuai dengan SK-KD yang ada; (3) mempersiapkan media pembelajaran termasuk lembar kerja siswa yang sesuai dengan SK-KD; serta (4) merencanakan langkah-langkah pada pelaksanaan pembelajaran.

(45)

110

kelompok harus selalu ada kegiatan yaitu: (1) kegiatan awal; (2) kegiatan inti. (3) kegiatan penutup. Kegiatan tersebut harus berjalan secara sistematis dan terarah agar tujuan dari pembelajaran itu dapat tercapai sesuai dengan keinginan.

Ketiga, berdasarkan hasil penelitian ini peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam pembelajaran IPS setelah diterapkannya metode diskusi kelompok dapat meningkat secara signifikan. Hal tersebut dapat terlihat pada saat peneliti melakukan observasi pada saat tindakan berlangsung, Setiap indikator-indikator berpikir ktitis yang telah ditetapkan dalam penelitian ini mengalami peningkatan pada setiap tindakan penelitian ini. Selain itu, berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada pendidik dan peserta didik pun merasakan hal yang sama, dimana peserta didik merasakan bahwa mereka dapat memahami materi pembelajaran dengan baik setelah diterapkan metode diskusi kelompok, selain itu mereka pun merasa lebih berani dalam mengungkapkan pendapatnya.

(46)

111

Savitri Purbaningsih, 2013 B. Rekomendasi

Berdasarkan pada kegiatan peneliti selama melakukan penelitian ini, berikut adalah rekomendasi peneliti bagi beberapa pihak yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan denga tujuan untuk lebih mengembangkan pembelajarn IPS selanjutnya dalam menerapkan metode diskusi kelompok.

1. Pihak Sekolah

Setelah penerapan metode diskusi yang telah diterapkan oleh peneliti usai, diharapkan mampu meningkatkan kualitas serta mutu pembelajaran IPS di SMP Negeri 44 Bandung. Selain itu, diharapkan kepada kepala sekolah SMP Negeri 44 Bandung mampu memberikan motivasi kepada pendidik-pendidik untuk mencari dan menerapkan metode-metode baru dalam proses pembelajaran, sehingga suasana yang menyenangkan di dalam kelas mampu meningkatkan kualitas peserta didik.

2. Pendidik

Setelah penerapan metode diskusi yang telah diterapkan oleh peneliti usai, diharapkan dapat memperbaiki permasalahan pembelajaran IPS yang dihadapi. Pendidik harus mampu melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas, sehingga pendidik dapat berperan sebagai pentrasfer ilmu kepada peserta didik sehingga mereka dapat memahami materi yang telah diberikan oleh pendidik. Selain itu, pendidik harus lebih inovatif lagi dalam menerapkan metode dan media pembelajaran yang lebih beragam, agar suasana yang menyenangkan dapat tercipta.

3. Peserta Didik

(47)

112

4. Peneliti

Setelah penerapan metode diskusi yang telah diterapkan oleh peneliti usai, diharapkan dapat menambah pengalaman serta wawasan baru mengenai metode pembelajaran yang dapat diterapkan di dalam kelas. Selain itu, harapan yang sangat besar adalah mampu memperbaiki permasalahan didunia pendidikan.

5. Peneliti Selanjutnya

(48)

113

113

Savitri Purbaningsih, 2013

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Al Muchtar. (2007). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: PT Imperial Bhakti Utama.

Arends, R. (2008). Learning To Teach: Belajar Untuk Mengajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arikunto.(2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Costa, A. (1985). Developing Minds: A Resours Bool for Teaching Thinking. Alexandria: ASCD.

Desmita.(2010). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Rosdakarya. Elizabert, et al. (2012). Collaborative Learning Technique: Teknik-teknik

Pembelajaran Kolaboratif. Bandung: Nusa Media.

Ernasari.(2011). Efektivitas pembelajaran model inquiry dengan metode diskusi dalam meningkatkan hasil belajar (studi eksperimen pada pembelajaran akutansi pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Rancaekek). Tesis Magister pada PIPS UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Fisher, A. (2008). Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga.

Komalasari, K. (2010). Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT Refika Aditama.

Mardalis. (1999). Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara.

Mulyasa.(2010). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya. Samani, M. (2007). Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

(49)

114

Sanjaya, W. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana. Sanjaya, W. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana.

Santoso, S. (2010). Penerapan Psikologi Sosial. Bandung: PT RefikaAditama.

Sapriya, et al. (2007). Konsep Dasar IPS. Bandung: Labotarium Pendidikan Kewarganegaraan.

Sartika, E. (2010). Upaya guru dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa melalui metode PBL dengan teknik diskusi kelompok dalam pembelajaran PKN. Skripsi pada jurusan PKN UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Sofyanti. (2011). Penerapan Metode Diskusi Kelompok Kecil Untuk Menumbuhkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di SMA Negeri 14 Bandung. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Sejarah UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Somantri, et al. (2010). Inovasi Pembelajaran IPS. Bandung: Labotarium Pendidikan Kewarganegaraan.

Sriwahyuni, Lia. (2012). Penggunaan Metode Diskusi Kelompok Untuk Meningkatkan Keterampilan Kerjasama Siswa Dalam Pembelajaran IPS di Kelas VI SDN Cimanggu II : Penelitian Tindakan Kelas Di Sdn Cimanggu II Kelas VI Semester II Tahun Ajaran 2011/2012 Kecamatan Cisalak Kabupaten. Skripsi pada jurusan PGSD UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Syah, M. (1999). Psikologi Pendididikan, dengan Pendekatan Baru. Badung: PT Remaja Rosdakarya.

Tamam, B. (2007). Pengembangan Pola Pembelajaran Berbasis Masalah Dalam Pembelajaran IPS Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Di SMP Labschool UPI). Skripsi pada Jurusan Pendidikan Sejarah UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progres: Konsep, Landasan, Dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.

(50)

115

115

Savitri Purbaningsih, 2013

Yuniati, L. (2007). Efektivitas penggunaan metode diskusi terhadap peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII-E SMP Kartika Siliwangi II Bandung Tahun Ajaran 2006-2007). Skripsi pada Jurusan Pendidikan Sejarah UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Zuriah, Nurul. (2006). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori- Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara.

B. Internet

Canisarahayu. (2011). Pentingnya Perencanaan dalam Pembelajaran. [Online]. Tersedia: http://canisarahayu.wordpress.com/2011/12/10/pentingnya-perencanaan-dalam-pembelajaran/. [11 Juni 2013].

Ennis, R. (2011). The Nature of Critical Thinking: An Outline of Critical Thinking Dispositions and Abilities .[Online].Tersedia: http://www.criticalthinking.net/longdefinition.html [5 Desember 2012].

Faizin.(2009). Efektifitas Diskusi dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir dan Berpendapat (Studi Kasus pada Pembelajaran Civic Society di IAI Nuru Jadid Paiton Probolinggo) [Online]. Tersedia: http://ejournal.sunan-ampel.ac.id/index.php/JPI/article/view/182/167 [5 desember 2012].

Hatimah, I. (2012). Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik dan Taktik

[Online]. Tersedia:

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=pengertian%20pendekatan%2C%20st rategi%2C%20metode%2C%20teknik%2C%20taktik&source=web&cd=1&cad=r ja&ved=0CCgQFjAA&url=http%3A%2F%2Ffile.upi.edu%2FDirektori%2FFIP%

2FJUR._PEND._LUAR_SEKOLAH%2F195404021980112001-IHAT_HATIMAH%2FPengertian_Pendekatan%2C_strategi%2C_metode%2C_t eknik%2C_taktik_dan.pdf&ei=AP2pUfC_GMfUrQf80oDwCA&usg=AFQjCNFb J86JQz4__FKu39QyTzgIRYupFg&bvm=bv.47244034,d.bmk [1 Juni 2013]. Muhfahroyin. (2009). Memberdayakan Kemampuan Berpikir Kritis. [Online].

Gambar

Table 2.1 Indikator Berpikir Kritis………………………………………………..…33
Gambar 4.1 Suasana Kelas Sebelum Tindakan……………………………………...68
Tabel 3.1 Data, Sumber Data, Teknik dan Alat Bantu Pengumpulan Data

Referensi

Dokumen terkait

Peneliti melakukan observasi awal atau observasi pendahuluan di kelas VIII A yang dilaksanakan pada hari Rabu, 6 November 2013 yang diikuti 25 siswa. Tujuan

Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari siswa kelas 1V MIM Krakitan dan kolaborator(guru kelas 1V).Teknik pengumpulan data dengan pengamatan

(3) Observasi, Pada penelitian siklus II, pengamatan dilakukan oleh Jumadi, S.Pd sebagai observer yang dilakukan kepada peneliti yang melaksanakan pembelajaran

Dari hasil refleksi yang dilakukan oleh peneliti dan guru kolaborator, data yang diperoleh selama observasi siklus 1 yang dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 5 Agustus

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti pada saat melakukan observasi dikelas peneliti melakukan beberapa analisis dari berdasarkan ranah afektif sebagai berikut,

Saat pembelajaran sedang berlangsung, kolaborator memberikan penilaian terhadap proses pembelajaran yang dilakukan peneliti sebagai guru dan penilaian menggunakan lembar observasi

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti pada saat melakukan observasi dikelas peneliti melakukan beberapa analisis dari berdasarkan ranah afektif sebagai berikut,

observasi terhadap strategi pembelajaran yang diterapkan dan melakukan perekaman terhadap proses belajar mengajar yang berlangsung. Variabel yang diamati sesuai dengan