• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA 5 SUBTEMA 1 MELALUI MEDIA PUZZLE PADA SISWA KELAS IV MI ROUDLOTUT THOLABIYAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA 5 SUBTEMA 1 MELALUI MEDIA PUZZLE PADA SISWA KELAS IV MI ROUDLOTUT THOLABIYAH"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA 5 SUBTEMA 1 MELALUI MEDIA PUZZLE PADA SISWA KELAS IV MI ROUDLOTUT THOLABIYAH

Lalak Maulida

Pendidikan Profesi Guru, IAIN Palangka Raya Email : Lalakmaulida01@gmail.com

ABSTRAK

Permasalahan yang mendasar pada penelitian ini adalah apakah hasil belajar siswa pada tema 5 pahlawanku subtema 1 dengan media puzzle pada siswa kelas 4 MI Roudlotut Tholabiyah. Berdasarkan hal tersebut maka tujuan penelitian yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah mendiskripsikan bahwa media puzzle dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4 pada pokok bahasan tema 5 pahlawanku subtema 1. Subyek penelitian ini adalah kelas 4 MI Roudlotut Tholabiyah yang berjumlah 21 siswa penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus yaitu siklus I dan siklus II, dengan masing – masing tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

Pengumpulan data yang dipakai adalah observasi yang berupa lembar pengamatan, dokumentasi, hasil karya, metode analisis data yang digunakan metode analisis diskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian tindakan kelas dilakukan secara kolaboratif dengan teman sejawat. Peneliti disini bertindak sebagai observer. Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa media puzzle dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4 pada pokok bahasan tema 5 pahlawanku subtema 1 di MI Roudlotut Tholabiyah.hal ini dapat dilihat pada kenaikan frekuensi dan prosentasi yang terjadi pada siklus I dan siklus II. Pada siklus 1 ketuntasan klasikal sebesar 43% sedangkan pada siklus II ketuntasan klasikal siswa mencapai 85% dengan demikian dapat dikatakan bahwa media puzzle dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4 pada pokok bahasan tema 5 pahlaanku subtema 1.

Key Words: Hasil belajar, media puzzle, tematik PENDAHULUAN

Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa dengan tujuan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik agar menjadi manusia yang berkualitas dengan ciri-ciri beriman dan bertaqwa kepada tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, beriman, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab(Hasbullah:

(2)

2009). Untuk tercapainya tujuan tersebut diperlukan proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh lembaga pendidikan, dimana lemabaga tersebut menyediakan berbagai bidang mata pelajaran yang disajikan dalam bentuk tema khususnya dipendidikan Sekolah Dasar, salah satunya ialah Tema 5 Pahlawanku. Pada Tema 5 Pahlawanku subtema 1 perjuangan pahlawanku.

Masa Pembelajaran abad 21 ini guru dituntut untuk mengintegrasikan kemampuan literasi, kecakapan pengetahuan, ketrampilan dan sikap, serta penguasaan terhadap teknologi. Tugas pokok dan fungsi guru yang melekat tetap akan dilaksanakan, karena guru diharapkan dapat menjalankan pendidikan dan pembelajaran, maka guru dituntut kreatifitasnya dalam mengembangkan media pembelajaran.

Media pembelajara merupakan salah satu cara atau alat bantu yang digunakan dalam proes belajar mengajar. Hal ini dilakukan untuk merangsang pola pembelajaran agar dapat menunjang keberhasilan dari proses belajar mengajar sehingga kegiatan belajar mengajar dapat efektif untuk menccapai hasil belajar yang maksimal.

Hasil belajar dapat digunakan untuk melihat apakah seseorang telah melakukan proses belajar dengan baik atau tidak. Hasil belajar yang baik juga menunjukan kualitas guru tersebut baik. Agar hasil belajar tercapai dengan maksimal perlunya penggunaan media pembelajaran yang menarik perhatian siswa untuk belajar. Guru perlu menggunakan media yang menarik, efektif dan efisien khususnya dalam pembelajaran Tema 5 subtema 1. Pembelajaran masih berpusat pada guru dimana guru menjelaskan dan siswa mendengarkan dan mencatat materi yang disampaikan oleh guru sehingga siswa kurang aktif dalam pembelajaran dan juga kurangnya motivasi belajar, siswa seringkali mengantuk dan merasa bosan ketika proses pembelajaran berlangsung.

Proses pembelajaran masih terfokus pada guru saja. Media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran kurang bervariasi dan kurangnya minat belajar siswa dalam proses pembelajaran. Kemudian hasil belajar yang diperoleh siswa kelas IV masih ada yang dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) dari siswa yang berjumlah 21 siswa dimana 9 siswa laki –laki dan 12 siswa perempuan didapatkan hasil belajar Tema 5 subtema 1 berdasarkan pada tes formatif bahwa sebanyak 35% siswa mendapatkan nilai diatas KKM, sisanya 65% siswa mendapatkan nilai di bawah KKM, untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan cara mengadakan perbaikan dalam mengajar, serta melibatkan siswa secara langsung dalam kegiatan pembelajaran.

(3)

siswa diminta untuk menguasai dan memahami konsep melalu penyusunan Puzzle , dimana siswa membentuk kelompok kemudian guru membagi puzzle . Setiap kelompok mendapat satu puzzle, siswa diminta untuk menyusun puzzle pahlawan. Setelah siswa menyusun puzzle siswa diminta untuk mengidentifikasi sikap pahlawan tersebut sesuai dengan sila pancasila yang keberapa. Media pembelajaran ini sangat menarik untuk dipergunakan karena mengandung unsur permainan, kebersamaan dan membangun keakraban antara siswa agar siswa tidak bosan dalam belajar Tematik.

Dengan demikian, berdasarkan paparan masalah tersebut maka peneliti melakukan pengembangan dengan judul “Penggunaan media puzzle Dalam Peningkatan Hasil Belajar Tema 5 subtema 1 Kelas IV MI Roudlotut Tholabiyah Nganjuk”

METODOLOGI PENELITIAN

Menurut Darsono dkk, dalam Manajemen Penelitian Tindakan Kelas menjelaskan bahwa seorang peneliti bukan sebagai penonton tentang apa yang dilakukan guru terhadap muridnya, tetapi bekerja secara kolaboratif dengan guru mencari solusi terbaik terhadap masalah yang dihadapi. Selain itu dalam penelitian tindakan kelas dimungkinkan siswa secara aktif erperan serta dalam melaksanakan tindakan.6 Sejalan dengan pernyataan tersebut, maka jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang bersifat kolaboratif. Peneliti berkolaborasi dengan guru dalam merencanakan, mengidentifikasi, mengobservasi, dan melaksanakan tindakan yang telah dirancang. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas sistem spiral dengan model Hopkins seperti pada gambar 3.1.

Gambar 3. 1 Desain PTK hasil Adaptasi Model Hopkin

Selesai

Tuntas Pendahulua

n

Tidak tuntas Perencanaa

n

Pengamata

n Tindakan

Refleksi

(4)

Penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan rancangan penelitian model Hopkins yang diawali dengan tindakan pendahuluan kemudian dilanjutkan perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian dilakukan sebanyak 2 siklus. Hasil evaluasi pada siklus I masih belum tuntas, sehingga dilakukan perbaikan pada siklus II. Refleksi siklus I dilakukan untuk menentukan langkah-langkah perbaikan pada siklus II.

Penelitian ini dilaksanakan di MI Roudlotut Tholabiyah.

Hasil penelitian diperoleh dalam tahapan yang berupa siklus pembelajaran dalam proses belajar mengajar di kelas. Sebelum melakukan penelitian, peneliti mengubungi kepala sekolah untuk meminta izin melakukan penelitian . Peneliti diberi izin untuk mengamati keadaan kelas dan berkonsultasi dengan guru bidang studi kelas IV tentang rencana penelitian yang akan dilakukan di kelas.

Sebelum proses belajar mengajar dilaksanakan, peneliti terlebih dahulu mempersiapkan segala perangkat instrumen penelitian yang terdiri dari rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk pembelajaran siklus I dan siklus II, lembar observasi guru dan siswa.

Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, sebab dengan pendekatan kualitatif peneliti dapat menguraikan data yang diperoleh. Yang dimaksud dengan pendekatan kualitatif adalah suatu pendekatan dalam melakukan penelitian yang berorientasi pada gejala-gejala yang bersifat alamiah karena orientasinya demikian, maka sifatnya naturalistik dan mendasar atau bersifat kealamiahan serta tidak bisa dilakukan dilaboratorium melainkan harus terjun di lapangan. Oleh sebab itu penelitian seperti ini disebut dengan field study (Nazir, 1986:159).

Jadi, yang dimaksud dengan pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan penelitian dengan data deskriptif berupa kata- kata tertulis atau lisan tentang perilaku yang dapat diamati sehingga menemukan kebenaran yang dapat diterima oleh akal sehat. Penggunaan pendekatan kualitaif, khususnya dalam penelitian tindakan kelas, dipertegas oleh Rochiati (dalam Kunandar, 2008:47) menyatakan bahwa „penelitian tindakan kelas termasuk penelitian kualitatif, meskipun data yang dikumpulkan bisa saja bersifat kuantitatif, dimana uraiannya bersifat deskriptif dalam bentuk uraian kata-kata, dimana peneliti merupakan instrument pertama dalam pengumpulan data, proses sama pentingnya dengan produk‟.

Sedangkan yang dimaksud dengan penelitian kualitatif menurut Moleong (2007:6) ”penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud

(5)

cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah”.

Berdasarkan pendapat di atas, penelitian kualitatif adalah penelitian yang lebih memperhatikan fenomena yang terjadi yang dialami oleh subjek penelitian. Dengan demikian, peneliti dapat mengetahui permasalahan di kelas dan diuraikan secara deskriptif disertai dengan kata-kata yang memperkuat temuan yang ada.

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini difokuskan pada proses pembelajaran. Berdasarkan data kualitatif yang diperoleh dari observasi terhadap pembelajaran dan hasil evaluasi pada tiap siklus, untuk kemudian dijadikan refleksi dalam menentukan tindakan yang tepat untuk mengarah pada perbaikan dalam pengajaran di kelas. Dari hasil refleksi kemudian dilakukan tindakan pembelajaran dengan penggunaan media puzzle. Pembelajaran ini terdiri dari 2 siklus tindakan, dimana tiap siklus diadakan refleksi sebagai bahan masukan bagi pelaksanaan tindakan selanjutnya.

(6)

Siklus I

Tabel hasil belajar siklus I

NO Hasil belajar Nilai Predikat

1 Kriteria nilai tertinggi 4 A

2 Kriteria nilai terendah 1,4 C

3 Kriteria nilai rata – rata 3 B

4 Jumlah siswa yang tuntas 9 -

5 Jumlah siswa yang tidak tuntas 11 - 6 Prosentase ketuntasan klasikal 43% -

Dari hasil belajar siklus I nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 4 dengan predikat ( C). masih terdapat 11 siswa yang belum tuntas. Sedangkan 9 siswa yang lain sudah dinyatakan tuntas dalam pembelajaran. Dari hasil perhitungan tingkat ketuntasan klasikal, siswa yang dinyatakan tuntas sebesar 43%. Dengan demikian pembelajaran tenma 5 pahlawanku subtema 1 pada siklus I belum dinyatakan tuntas, sehingga diperlukan siklus II dengan melakukan beberapa peningkatan tindakan dengan tujuan lebih meningkatkan hasil belajar siswa.

Siklus II

Tabel hasil belajar siklus II

Dari hasil tes belajar siswa siklus II nilai tertiggi yang diperoleh 3,84 dengan

No Hasil Tes Nilai Predikat

1 Kriteria nilai tertinggi 3,84 A

2 Kriteria nilai terendah 2,12 C

3 Kriteria nilai rata – rata 3,16 B

4 Jumlah siswa yang tuntas 19 -

5 Jumlah siswa yang tidak tuntas

2 -

6 Prosentase ketuntasan klasikal 90% -

(7)

pahlawanku subtema 1. Darihasil perhitungan tingkat ketuntasan klasikal, siswa yang dinyatakan lulus sebesar 90% dengan demikian pembelajaran tema 5 pahlawanku subtema 1 pada siklus II sudah dikatakan lulus.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, dapat diambil

simpulan sebagai berikut:

1. Aktifitas belajar siswa

Aktifitas belajar siswa selama pembelajaran tema 5 pahlawanku subtema 1 dengan menggunakan media puzzle tergolong aktif.

2. Hasil Belajar

Pembelajaran tema 5 pahlawanku subtema 1 dengan menggunakan media puzzle dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan ini dapat terlihat dari hasil ketuntasan klasikal dalam setiap siklusnya.

Dalam siklus 1 kriteria nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 4 dengan predikat (A) dan nilai terendah adalah 1,4 dengan predikat (C), dengan ketuntasan klasikal sebesar 43%.

Sedangkan hasil tes siklus II menunjukkan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I walaupun kriteria nilai tertinggi mengalami penurunan yaitu dari 4 menjadi 3,84 akan tetapi prosentasi ketuntasana klasikal sudah memenuhi indikato penelitian yang ditetapkan, yaitu ketuntasan klasikal hasil tes belajar siswa

≥85%, ditunjukkan bahwa ketuntasan klasikal siswa pada siklus II mencapai 90%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan secara klasikal pada setiap siklusnya.

DAFTAR PUSTAKA

Mulaysa. 2009. Prakte Penelitian Tindakan Kelas. (Bandung; Rosda).

Rusman. 2013. Model-model Pembelajaran. (Jakarta; Rajawali Pers).

Wowo, Sunaryo Kuswana. 2014. Taksonomi Kognitif. (Bandung; PT.Remaja Rosakarya).

Abid. 2006. Metoe Penelitian Kualitatif. (Bandung; Remaja Rosadakarya).

Hamalik, Oemar. 2006. Proses Belajar Mengajar. (Bandung; Bumi Aksara).

Daryanto. 2007. Evaluasi Pendidikan. (Jakarta; Rineka Cipta).

Dimyati, Mudjiono. 2006. Model-model Mengajar. (Bandung; CV Diponegoro).

(8)

Isjoni. 2009. Cooperative Learning Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok. (Bandung; Alfabeta).

Lie, A. 2007. Cooperative Learning Mempraktekkan di Ruang-ruang Kelas.

(Jakata; Grasindo).

Trianto. 2011. Desain Pembelajaran Tematik Bagi Anak Usia Dini TK/RA dan Anak Usia Awal SD/MI.(Jakarta; Pren Media Grup).

Referensi

Dokumen terkait

Terdapat kecenderungan, bahwa masalah pertumbuhan anoa yang tidak optimal tersebut disebabkan oleh pakan pucuk yang dikonsumsi anoa mengandung kadar tanin tinggi, yang

Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) Menganalisis gaya belajar siswa non science berdasarkan Kolb’s Learning Style Inventory, (2) Mengetahui hubungan antara gaya

Berdasarkan hasil uji F yang dilakukan menunjukkan nilai F hitung yang dihasilkan sebesar 24,255 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 di bawah 5%

pembelajaran biologi pokok bahasan tumbuhan paku ( Pteridophyta ). Sedangkan untuk kepraktisan diperoleh data jumlah persentasi untuk respon terhadap peserta didik

Merancang media komunikasi visual yang tepat dan sesuai dengan kriteria desain untuk sosialisasi, dilakukan dengan menganalisa tahapan yaitu pengumpulan data yang

Pengaruh Konsentrasi Hidroksipropil Metilselulosa (HPMC) terhadap Sifat Fisikokimia dan Organoleptik Selai Lembaran Nanas, Skripsi S-1, Fakultas Teknologi Pertanian

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, peneliti akan membatasi masalah dalam penelitian yaitu mengenai Pengaruh Kinerja Lingkungan, Biaya Lingkungan, dan

Sedangkan konsentrasi titik 8 yang mewakili daerah muara mencapai 2,115 mg/l, selain pada segmen 7 merupakan daerah padat pemukiman dan merupakan hasil akumulasi