• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Rebranding Museum Sumpah Pemuda.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Rebranding Museum Sumpah Pemuda."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PERANCANGAN REBRANDING MUSEUM SUMPAH PEMUDA Oleh

Yuandhika Erlang Trimediano Putro NRP 0864247

Semangat nasionalisme merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh seluruh kalangan masyarakat Indonesia. Akan tetapi saat ini semangat nasionalisme sudah mulai memudar di kalangan generasi muda Indonesia akibat era globalisasi sehingga berpengaruh terhadap melemahnya penerapan nilai dan makna Sumpah Pemuda 1928 tentang persatuan, kesatuan bangsa dan rasa cinta tanah air karena pemikiran bahwa sejarah adalah hal yang kuno. Beberapa museum sebagai tempat mengetahui informasi sejarah Bangsa Indonesia belum mampu untuk menarik animo masyarakat untuk datang berkunjung.

Tujuan perancangan rebranding Museum Sumpah Pemuda adalah untuk memunculkan minat

masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda, dalam menyampaikan kembali informasi tentang sejarah Sumpah Pemuda. Sehingga akan diperoleh manfaat bagi generasi muda untuk lebih mengenal kembali sejarah Sumpah Pemuda dan serta nilai moral yang berguna bagi bangsa Indonesia.

Metode yang digunakan adalah melalui data kuantitatif melalui survei reponden serta analisis data literartur. Target perancangan ditekankan pada logo dan sign system pada museum sebagai media utama. Selain itu didukung dengan media promosi berupa poster, website, baju dan postcard supaya memberikan nilai positif terhadap museum sejarah serta mampu memunculkan citra baik dari Museum Sumpah Pemuda di kalangan generasi muda.

Kata kunci: generasi muda, museum, nasionalisme, rebranding, sign system, Sumpah

(2)

ABSTRACT

THE REBRANDING DESIGN OF MUSEUM SUMPAH PEMUDA

Submitted by

Yuandhika Erlang Trimediano Putro / 0864247

The spirit of nationalism is an important thing that should be possessed by all Indonesian people. However, at present the spirit of nationalism is beginning to fade among the young generation of Indonesia. This is due to the influence of the globalization era, which causes the application of the values and meanings of the Sumpah Pemuda 1928 about the unity of the nation and the love for the nation to weaken. Besides, the perception that history is something out of date becomes another factor in this case.

The purpose of the rebranding of Sumpah Pemuda Museum is to raise people's interest,

especially the young generation, in conveying the information of Sumpah Pemuda history. In this way, the young generation will be benefited from knowing the history of Sumpah Pemuda and the useful moral values for Indonesia.

The method used is the data quantitative gained from a respondents’ survey and literature analysis. The target of the design focuses on the logo and sign system at the museum as the main media. Besides, it will be supported by promotion media such as a poster, website, clothes, and postcards in order to give positive values to a museum of history as well as to create a good image of Sumpah Pemuda Museum for the young generation.

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...i

LEMBAR PENGESAHAN ...ii

PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN. ...iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ...iv

KATA PENGANTAR ...v

ABSTRAK ...vi

ABSTRACT ...vii

DAFTAR ISI ...viii

DAFTAR TABEL ...ix

DAFTAR GAMBAR ...x

DAFTAR LAMPIRAN ...xi

BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup ...3

1.2.1 Rumusan Masalah ...3

1.2.2 Ruang Lingkup ...3

1.3 Tujuan Perancangan ...4

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan ...4

1.5 Skema Perancangan ...5

BAB II : LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah ...6

2.1.1 Definisi Sejarah ...6

2.1.2 Sistem Periodisasi Sejarah Indonesia ...7

(4)

2.3 Sejarah dan makna Sumpah Pemuda ...10

2.4 Pariwisata ...13

2.4.1 Pengertian Pariwisata ...13

2.4.2 Jenis Pariwisata ...14

2.5 Museum ...16

2.5.1 Definisi dan Klasifikasi Museum ...16

2.5.2 Perkembangan Sejarah Museum di Indonesia ...17

2.5.3 Fungsi Museum ...18

2.5.4 Tugas Museum ...19

2.5.6 Jenis Museum ...20

2.6 Branding ...21

2.6.1 Branding dan Brand Strategy ...21

2.6.2 Brand Positioning ...22

2.6.3 Brand Identity ...22

2.6.4 Re-Branding ...23

2.6.5 Visualisasi Rebranding ...23

2.7 Definisi Corporate Identity ....23

2.8 Logo ...23

2.8.1 Definisi Logo ...23

2.8.2 Jenis Logo ...24

2.9 Architectural Wayfinding Element ...24

2.9.1 Wayfinding ...25

2.9.2 Environmental Graphic ...27

2.9.3 Sign System ...30

2.9.4 Sign Penempatan Umum ...35

BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH 3.1 Data dan Fakta ...26

3.1.1 Museum Sumpah Pemuda ...26

(5)

3.1.3 Wawancara Kolonel Purnawirawan H.R.R Wikusumah

Angkatan Darat (Legiun Veteran Republik Indonesia) ...31

3.1.4 Hasil Wawancara ...33

Wawancara Dengan Anggota Historia Van Bandoeng ...33

Wawancara Dengan Siswa SMAN 12 Bandung ...34

Wawancara Dengan Staff Edukasi dan Informasi Museum Sumpah Pemuda ...34

Wawancara Dengan Siswa SMAK BPK Penabur 1 Bandung ...35

3.1.5 Hasil Kwesioner ...35

3.1.6 Tinjaun Karya Sejenis / Persoalan Sejenis ...43

3.2 Analisis Terhadap Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta ...45

3.3 Analisis SWOT ...46

3.4 Analisis STP ...48

BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 Konsep Komunikasi ...58

4.2 Konsep Kreatif ...58

4.3 Konsep Media ...59

4.4 Hasil Karya ...65

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ...79

5.2 Saran ...80

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Skema Perancangan...6

Gambar 2.1 Lingkaran warna ...25

Gambar 2.2 Wayfinding Sign ...27

Gambar 2.3 Penempatan Sign Pada Dinding ...28

Gambar 2.4 Garis Pandang ...28

Gambar 3.1 Museum Sumpah Pemuda ...38

Gambar 3.2 Logo Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta ...38

Gambar 3.3 Foto narasumber Kolonel Purnawirawan H.R.R Wikusumah ...40

Gambar 3.4 Diagram pelajaran yang disukai ...44

Gambar 3.5 Diagram cerita sejarah yang diingat ...44

Gambar 3.6 Diagram kelengkapan isi buku pelajaran sejarah di sekolah ...45

Gambar 3.7 Diagram informasi sejarah selain dari buku pelajaran sekolah ...45

Gambar 3.8 Diagram informasi sejarah hari besar nasional ...46

Gambar 3.9 Diagram informasi sejarah Sumpah Pemuda ...46

Gambar 3.10 Diagram informasi pelaksanaan Sumpah Pemuda ...47

Gambar 3.11 Diagram informasi tempat pelaksanaan Sumpah Pemuda ...47

Gambar 3.12 Diagram informasi pesan dan nilai moral Sumpah Pemuda ...48

Gambar 3.13 Diagram informasi panutan dan semangat Sumpah Pemuda bagi generasi muda ...48

Gambar 3.14 Diagram informasi ketertarikan dengan museum ...49

Gambar 3.15 Diagram informasi faktor penyebab kurang tertarik dengan museum ...49

Gambar 3.16 Diagram informasi Museum Sumpah Pemuda ...50

Gambar 3.17 Diagram informasi Museum Sumpah Pemuda sebelumnya ...50

Gambar 3.18 Diagram informasi promosi Museum Sumpah Pemuda ...51

Gambar 3.19 Diagram informasi belajar sejarah melalui Museum Sumpah Pemuda ...51

Gambar 3.20 Museum Sejarah Bentoel ...52

(7)

Gambar 4.1 Warna ...59

Gambar 4.2 Logo Museum Sumpah Pemuda ...65

Gambar 4.3 Elemen tangan pada logo ...65

Gambar 4.4 Elemen segienam pada logo ...66

Gambar 4.5Typography ...66

Gambar 4.6Stationary ...67

Gambar 4.7wayfinding sign ...68

Gambar 4.8 Information Booth sign ...69

Gambar 4.9 Sign Information Room ...70

Gambar 4.10Scuplture Information ...71

Gambar 4.11 Map Museum ...72

Gambar 4.12 Infographic Map to Museum ...73

Gambar 4.13Diorama Information Sign ...74

Gambar 4.14 Pictogram ...75

Gambar 4.15Staff Uniform ...75

Gambar 4.16Ticket ...76

Gambar 4.17 Brochure ...76

Gambar 4.18Website ...77

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.2Timeline promosi Museum Sumpah Pemuda ...53

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A : Kuesioner ...73

(10)

Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah negara yang memiliki ragam

budaya, suku, bahasa dan agama. Selama kurang lebih 350 tahun Indonesia

mengalami masa penjajahan oleh Belanda dan selama 3,5 tahun oleh Jepang. Untuk

memperjuangkan kemerdekaan NKRI dari penjajahan Belanda dan Jepang, para

pemuda dan pemudi Bangsa Indonesia dengan semangat nasionalisme dan kesatuan

yang kuat akhirnya dapat mengusir para penjajah ke luar dari NKRI.

Semangat nasionalisme merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh seluruh

kalangan masyarakat Indonesia. Akan tetapi saat ini semangat nasionalisme sudah

mulai memudar di kalangan generasi muda Indonesia akibat era globalisasi, yang

berpengaruh terhadap melemahnya penerapan nilai dan makna dari Sumpah Pemuda

1928 tentang persatuan, kesatuan bangsa dan rasa cinta tanah air.

Kolonel Marinir Purnawirawan Rusamsi (Angkatan Laut) memaparkan beberapa hal

yang mempengaruhi pudarnya semangat nasionalisme di kalangan generasi muda

saat ini, diantaranya adalah pengaruh gaya hidup modern terhadap kebudayaan lokal

yang mengubah pola pikir kalangan generasi muda di Indonesia. Dengan demikian,

antusiasme generasi muda untuk mengetahui sejarah asal mula kemerdekaan NKRI

menjadi berkurang seiring perkembangan zaman. Ada pula permasalahan lain

seperti: korupsi, perang antar suku dan rasisme yang masih ada sampai saat ini dan

berpengaruh terhadap stabilitas persatuan dan kesatuan NKRI.

Berdasarkan wawancara dengan Kolonel Purnawirawan H.R.R Wikusumah

(Angkatan Darat), diperoleh data bahwa pada saat ini kalangan generasi muda sudah

terlanjur mengagung-agungkan gaya hidup modern yang sebenarnya bertolak

(11)

Universitas Kristen Maranatha 2

terhadap semangat nasionalisme kalangan generasi muda saat ini yang menganggap

sejarah merupakan hal yang kuno, padahal sebenarnya sejarah akan terus ada

mengikuti perkembangan zaman. Lain halnya dengan pemuda-pemudi zaman

dahulu yang dibekali semangat nasionalisme meskipun para pemuda-pemudinya ada

yang bersekolah di luar negeri, tetapi tetap mempunyai visi dan misi untuk

bersama-sama mengusir para penjajah dan membangun Indonesia.

Selain itu, nilai dan makna dari Sumpah Pemuda sudah jarang diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari oleh masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda. Bahkan

kurangnya sarana pembelajaran untuk mengetahui lebih dalam tentang sejarah

melalui kunjungan ke museum-museum akibat keterbatasan media informasi

terhadap pengenalan nilai dan makna Sumpah Pemuda.

Hal tersebut di atas tidak sebanding dengan keberadaan Museum Sumpah Pemuda di

Kota Jakarta, yang menjadi tempat dilaksanakannya Kongres Pemuda II serta

menyimpan banyak sejarah dari Sumpah Pemuda. Berdasarkan wawancara dengan

Bhakti Ari Budiansyah (staf edukasi dan informasi Museum Sumpah Pemuda),

masih kurangnya promosi terhadap museum dan kurangnya minat generasi muda

datang ke museum karena adanya anggapan sejarah adalah hal yang kuno dan tidak

menarik. Di lain pihak, museum memiliki banyak manfaat bagi pemerintah dan

masyarakat, seperti yang dipaparkan oleh Drs. Budihardja M., mantan Kepala

Museum Vredeburg Yogyakarta: “Bagi peneliti bermanfaat untuk mencari sumber

data untuk berbagai kajian. Sementara untuk khalayak umum/pelajar, museum

menjadi sumber belajar menambah pengetahuan karena mendapat informasi akurat.

Sangat disayangkan apabila museum di Indonesia perlahan-lahan mulai kehilangan

identitasnya karena dilupakan oleh masyarakat Indonesia sendiri”

(http://www.suaramerdeka.com/Museum-Jadi-Tempat-Belajar-dan-Bermain-yang-Lengkap).

Untuk melakukan perancangan rebranding Museum Sumpah Pemuda sebagai salah

satu media yang dapat mengenalkan nilai dan makna dari Sumpah Pemuda,

(12)

Universitas Kristen Maranatha 3

informasi yang efektif dan efisien dalam penerapannya di kehidupan sehari-hari

kalangan generasi muda. Berdasarkan hal-hal tersebut, maka “Perancangan

Rebranding Museum Sumpah Pemuda” diharapkan dapat menjadi sarana untuk

mengenalkan lebih jauh mengenai nilai dan makna dari Sumpah Pemuda,

memberikan informasi dan pembelajaran mengenai sejarah NKRI sekaligus dapat

membangkitkan kembali semangat nasionalisme.

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup Masalah 1.2.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, penulis akan

merumuskan permasalahan yang terjadi sebagai berikut:

a. Bagaimana cara menginformasikan secara visual sejarah dan nilai makna

dalam Sumpah Pemuda pada generasi muda?

b. Bagaimana cara merancang sebuah rebranding yang efektif dan efisien serta

menarik bagi generasi muda untuk mengunjungi Museum Sumpah Pemuda?

1.2.2 Ruang Lingkup Masalah

Permasalahan utama pada topik ini adalah kurangnya semangat nasionalisme dan

tidak ada media informasi yang mendukung untuk mengenalkan kembali nilai

dan makna nasionalisme pada generasi muda zaman sekarang. Maka dari itu,

ruang lingkup perancangan dibatasi untuk perancangan rebranding Museum

Sumpah Pemuda yang tepat agar dapat meningkatkan semangat nasionalisme

untuk mengingatkan kembali betapa pentingnya memiliki semangat nasionalisme

pada generasi muda saat ini.

Perancangan rebranding Museum Sumpah Pemuda diadakan untuk

memperingati Hari Nasional Sumpah Pemuda, target audience generasi muda

dengan rentang usia 17-25 tahun, wilayah Jakarta dan Bandung bagi seluruh

lapisan ekonomi dan sosial, memiliki pemikiran terbuka, menyukai dan memiliki

kemampuan intelektual yang baik, memiliki semangat nasionalisme tinggi,

(13)

Universitas Kristen Maranatha 4

1.3 Tujuan Perancangan

Berdasarkan pokok-pokok permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka

diperoleh tujuan yang ingin dicapai sebagai berikut:

a. Untuk mengkomunikasikan dan menyadarkan kembali tentang sejarah, nilai

dan makna dari Sumpah Pemuda pada masyarakat Indonesia, khususnya

kalangan generasi muda melalui Museum Sumpah Pemuda yang dapat

meningkatkan semangat nasionalisme Bangsa Indonesia.

b. Untuk merancang rebranding yang menarik dan dapat membantu masyarakat

Indonesia lebih mengenal dan memahami tentang sejarah NKRI secara efektif

efisien untuk, serta dapat memotivasi generasi muda untuk mengunjungi

Museum Sumpah Pemuda.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber dan teknik pengumpulan data yang dilakukan Penulis adalah sebagai berikut:

a. Observasi

Dilakukan dengan cara meninjau langsung keadaan di Legiun Veteran

Republik Indonesia (LVRI), Bandung dan Museum Sumpah Pemuda,

Jakarta.

b. Wawancara

Dilakukan wawancara dengan Kolonel Marinir Purnawirawan Rusamsi

(Angkatan Laut), wawancara dengan Kolonel Purnawirawan H.R.R

Wikusumah (Angkatan Darat) dan juga Bhakti Ari Budiansyah sebagai staf

edukasi dan informasi Museum Sumpah Pemuda.

c. Kuesioner

Disebarkan kepada 100 responden kalangan dewasa muda (17-25 tahun)

yang berada di Kota Bandung dan Jakarta.

d. Studi Pustaka

Dalam perancangan ini digunakan sumber data sekunder dari buku

Sejarah 2”, “Pengantar Ilmu Sejarah”, dan “Pelajar Pejuang”. Selain itu

studi pustaka juga dilakukan dengan tinjauan pada sumber-sumber

(14)

Universitas Kristen Maranatha 5

1.5 Skema Perancangan

Gambar 1.1 Skema Perancangan (Sumber: Dokumentasi pribadi, 2014)

Starategi Promosi

Masalah

Meningkatkan minat generasi muda untuk mengenal sejarah melalui Museum

Sumpah Pemuda

Konsep Kreatif Menggunakan Ilustrasi Vektor Menggunakan E-book untuk informasi bagian diorama

Konsep Media

Rebranding Museum Sumpah

Pemuda

Website Museum Sumpah Pemuda

Sign system Museum Sumpah

Pemuda

Fakta

Museum Sumpah Pemuda memberikan nilai-nilai persatuan, kebangsaan, serta membentuk karakter

mandiri, cerdas dan kebersamaan, serta meningkatkan semangat Sumpah Pemuda dinilai tidak modern dan membosankan

Ancaman dari dalam

Belum memiliki identitas visual yang baik dan informatif Latar Belakang

Semangat nasionalisme generasi muda saat ini sudah luntur, Pola pikir kalangan generasi muda yang lebih mengikuti perkembangan zaman dibandingkan rasa ingin tahu tentang asal mula sejarah NKRI,

Generasi muda Indonesia membutuhkan pendidikan karakter.

Permasalahan

 Generasi muda terpengaruh gaya hidup modern, baik dalam perilaku maupun pola pikir

 Cerita/peristiwa sejarah menurut generasi muda adalah hal kuno dan membosankan

 Masih banyak yang belum mengetahui nilai – nilai moral yang terkandung dalam sejarah Sumpah Pemuda

Survey

Rebranding Museum Sumpah Pemuda

Data

Kuesioner: 100 responden di Jakarta dan Bandung

Wawancara: veteran pejuang, pelajar, staf Museum Sumpah Pemuda

Studi pustaka: buku dan internet

Teori

Branding, sign system

Targeting

 Kalangan dewasa muda (17-25 tahun)  Pria dan wanita berbagai kalangan

ekonomi dan sosial, berpemikiran terbuka, kemampuan intelektual baik, memiliki semangat nasionalisme tinggi, mencintai sejarah

(15)

Universitas Kristen Maranatha 72

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan survey dan pendalaman masalah, dapat disimpulkan bahwa

tingkat ketertarikan masyarakat untuk mengunjungi Museum Sumpah Pemuda di

Kota Jakarta, khususnya pada kalangan generasi muda masih terbilang cukup rendah.

Masyarakat di kota besar,khususnya generasi muda, saat ini lebih menyukai pergi ke

suatu tempat hiburan yang komersial dibandingkan mengunjungi museum. Selain

itu, masih banyak kalangan generasi muda yang kurang mengetahui informasi

tentang sejarah Indonesia yang kaya akan nilai moralnya.

Maka dari itu, penulis merancang rebranding dan sign system Museum Sumpah

Pemuda sebagai pusat informasi mengenai sejarah Sumpah Pemuda yang terjadi di

Indonesia. Diharapkan dengan adanya perancangan rebranding Museum Sumpah

Pemuda, masyarakat dapat mengenal tentang sejarah Indonesia supaya dapat

memberikan dampak yang baik pada masyarakat agar semangat nasionalisme tidak

memudar.

Perancangan sign system Museum Sumpah Pemuda yang dibuat, terutama dalam

gedung museum, ditujukan supaya pengunjung mendapat kenyamanan dan mudah

memahami isi cerita sejarah yang ada di dalam Museum Sumpah Pemuda.

5.2 Saran

Media informasi dan promosi yang digunakan pada perancangan rebranding

Museum Sumpah Pemuda sudah disesuaikan dengan kondisi generasi muda

sekarang ini. Misalnya melalui media gimmick yang dibagikan berupa postcard

sebanyak enam seri sesuai dengan tokoh-tokoh pelopor Sumpah Pemuda disertai

dengan pesan moral dari tokoh-tokoh tersebut.

Poster untuk promosi dibagi dalam dua kategori yaitu informing dan event supaya

(16)

Universitas Kristen Maranatha 73

informasi-informasi yang ada di museum, sehingga pada puncak acara dalam

memperingati Hari Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober dapat diketahui melalui

poster event.

Bagi masyarakat, khususnya kalangan generasi muda, sejarah sering kali dipandang

sebelah mata karena selama ini pengenalan juga promosinya dinilai masih sangat

kurang. Dengan adanya perancangan rebranding Museum Sumpah Pemuda

diharapkan dapat membuka wawasan baru bagi kalangan generasi muda saat ini

mengenai sejarah, khususnya nilai moral dalam Sumpah Pemuda yang terus

(17)

Daftar Pustaka

Bibliografi

Abdillah, Aam. 2012. Pengantar Ilmu Sejarah: Pengertian Sejarah dan Sistem Periodisasi

Sejarah Indonesia. Bandung: CV. Pustaka Setia

Akbar,Ali. 2010. Museum di Indonesia: Kendala dan Harapan. Jakarta : Papas Sinar Sinanti

– Anggota IKAPI

Darmaprawira W.A, Sulasmi. 2002. Warna-Teori dan Kreativitas Penggunaanya. Edisi ke-2.

Bandung: Penerbit ITB.

Karya Guru, Tim Bina. IPS terpadu :Perjuangan Melawan Penjajah dan Pergerakan

Nasionalis Indonesia. Jakarta: Erlangga

Kurnia, Anwar. 2006. Sejarah 2 :Pergerakan Kebangsaan Indonesia. Jakarta: Yudhistira

Kopacz, Jeanne. 2004. Color in Three Dimensional Design. New York: McGraw-Hill.

Ritter, Herry. 1986. Dictionary of Concepts in History. New York: Greenwood Press.

Shafer, Boyd C. 1955. Nationalism Myth and Reality. New York: A Harvest Book Harcourt.

Sutaarga, Amir. 1989. Pedoman Penyelenggaraan dan Pengelolaan Museum. Jakarta: Proyek

Pembinaan Permuseuman Jakarta Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan.

Swasta, Basu dan Irawan. 1990. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta : Liberty.

Winardi, 1992. Promosi dan Reklame. Bandung : Mandar Maju.

Yuwono, Suteguh. 2007. Pendidikan Pancasila Edisi kedua. Bandung

Webliografi

http://health.liputan6.com/pemuda masa kini sering terjebak dengan kesenangan pribadi/

(diunduh 13 Juli 2014, pada pukul 19:00 WIB)

http://news.liputan6.com/read/447931/pemuda terlibat terorisme pemerintah dinilai kurang

berikan pembinaan. (diunduh 20 Agustus, pada pukul 20:00 WIB).

http://www.merdeka.com/peristiwa/ tak tahu sejarah anak muda kira soekarno-hatta itu satu

(18)

Wawancara Nara Sumber

Bhakti Ari Budiansyah sebagai staf edukasi dan informasi Museum Sumpah Pemuda pada

6-7 September 2014 11:00 WIB

Firman Hendriansyah Komunitas Historian Van Bandoeng (anggota) pada 14 Agustus 2014

14:00 WIB

Kolonel.Purnawirawan.H.R.R Wikusumah, Wakil Ketua Legiun Veteran Republik Indonesia

Bandung (LVRI) pada 9 Agustus 2014 10:00 WIB

Kolonel.Purnawirawan Marinir Rusamsi Angkatan Laut sebagai staf ahli pertahanan negara

Gambar

Gambar 1.1 Skema Perancangan

Referensi

Dokumen terkait

Lukman Hakim SP juga memiliki sikap keterbukaan dengan masyarakat dalam memperoleh partisipasi masyarakat, serta melakukan kegiatan- kegiatan yang melibatkan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh tenur audit, reputasi KAP, dan komite audit terhadap kualitas laba yang diukur dengan menggunakan discretionary

Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, penyediaan pelayanan pada tempat rekreasi, pariwisata, dan olahraga

(1) Apabila hasil evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (7), tidak ditindaklanjuti dan Lurah Desa tetap menetapkan Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa menjadi

1  Annisa Kessy Garside ST, MT  Studi Penggunaan Third Party Logistic pada  Perusahaan Manufaktur di Jawa Timur  PDK  FT  2 

Dengan kata lain creative task performance akan dapat berkembang dengan baik jika organisasi memiliki iklim organisasi yang positif, yang dapat mengembangkan openness to

Working Capital Turnover atau rasio perputaran modal kerja adalah alat analisis yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi perusahaan dalam mengelola modal