ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan sikap pengusaha dalam mengambil
keputusan terhadap pengajuan kredit usaha kepada Bank dalam rangka pengembangan
usaha.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-kualitatif.Fokusnya adalah
penggambaran secaramenyeluruh tentang bentuk, fungsi, dan makna ungkapan
larangan.Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa adanya hubungan antara sikap
pengusaha yang menentukan dasar-dasar dari pengajuan kredit tersebut dengan
instrument analisa kredit. Sikap pengusaha akan mempengaruhi instrument analisa kredit
yang digunakan Bank sebagai penilaian dari pengajuan kredit tersebut.
ABSTRACT
The purpose of this study was to describe the attitude of employers to make decisions on
the business credit application to the Bank for business development. This study is a
descriptive-qualitative research. The focus is the overall depiction of form, function, and
meaning of the phrase ban. The results of this study demonstrate that the relationship
between employer attitudes that determine the basics of the credit application with credit
analysis instrument. The attitude of employers will affect the credit analysis instrument
used by the Bank as an assessment of the credit application.
iii BAB I ...Error! Bookmark not defined. PENDAHULUAN ...Error! Bookmark not defined. 1.1. Latar Belakang Masalah...Error! Bookmark not defined. 1.2. Rumusan Masalah ...Error! Bookmark not defined. 1.3. Tujuan Penelitian ...Error! Bookmark not defined. 1.4. Manfaat Penelitian ...Error! Bookmark not defined. 1.5. Ruang Lingkup Penelitian...Error! Bookmark not defined. 1.6. Sistematika Penulisan ...Error! Bookmark not defined. 2.1. Teori Sikap...Error! Bookmark not defined. 2.2. Teori Pengambilan Keputusan ...Error! Bookmark not defined. 2.3. Pengertian Bank ...Error! Bookmark not defined. 2.4. Pengertian Kredit ...Error! Bookmark not defined. 2.5. Pengertian Entrepreneur (Wirausaha) ...Error! Bookmark not defined. 2.6. Pembahasan Jurnal...Error! Bookmark not defined. BAB III ...Error! Bookmark not defined. OBYEK DAN METODE PENELITIAN ...Error! Bookmark not defined. 3.1. Metode Penelitian ...Error! Bookmark not defined. 3.2. Jenis Penelitian...Error! Bookmark not defined. 3.3. Subyek dan Obyek Penelitian Teknik Pengambilan Sampel ..Error! Bookmark not defined.
iv
4.1 Profil Perusahaan ...Error! Bookmark not defined. 4.2 Hasil Penelitian ...Error! Bookmark not defined. 4.3 Matriks Penelitian ...Error! Bookmark not defined. 4.4 Implikasi Manajerial ...Error! Bookmark not defined. BAB 5 ...Error! Bookmark not defined. KESIMPULAN& SARAN ...Error! Bookmark not defined.
5.1 Aspek Tricomponent Sikap Pengusaha dalam Pengambilan Keputusan
Pengajuan Kredit Usaha...Error! Bookmark not defined. 5.2 Instrumen Analisa Kredit 5C dalam Pengambilan Keputusan Pengajuan Kredit Usaha Error! Bookmark not defined.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Sejalan dengan pesatnya kemajuan ekonomi dan bisnis di Indonesia pada
umumnya dan di Bandung pada khususnya, ternyata dibalik semua itu terdapat banyak
perusahaan yang dibangun oleh wirausahawan-wirausahawan hebat. Menurut Mulia
Ginting Munthe (2013), jumlah wirausahawan di Indonesia pada tahun 2013 sudah
mencapai sekitar 2,5% dari jumlah penduduk yaitu sejumlah 6.128.655 orang. Sedangkan
untuk wilayah Bandung sendiri sudah mencapai 2% dari jumlah penduduk Bandung yaitu
sejumlah 22.599 orang.
Jumlah 22.599 orang adalah jumlah yang sangat banyak, tetapi jika dibandingkan
dari jumlah unit usaha di Bandung sepertinya tidak sebanding. Hal ini dikarenakan skala
usaha dari wirausahawan tersebut berbeda-beda.Jumlah dan variasi jenis usaha yang
didirikan oleh wirausawahan yang berada di Kota tentunya berbeda dengan yang beradai
di Kabupaten atau Desa.Bagi orang-orang yang tinggal di Kabupaten atau Desa,
bukankan seorang pedagan sembako saja sudah dapat disebut dengan wirausahawan.
(Mulia Ginting Munthe, 2013)
Banyak cara untuk dapat mengembangkan kegiatan usaha ataupun
bisnis.Wirausahawan yang berlatar belakangpendidikan yang tinggi tentu memiliki
kegiatan usahanya tersebut tentunya memiliki tujuan yang pasti yaitu usaha mereka dapat
berkembang dan dapat menghasilkan profit.Cara mengembangkan usaha yang mereka
lakukan pun berbeda-beda, ada sebagian wirausaha yang melakukan inovasi terus
menerus, melakukan ekspansi, mengubah sistem usaha mereka menjadi franchise, bahkan
ada yang melakukan diferensiasi usaha ataupun produk.Pengembangan usaha yang
mereka lakukan itu tentunya tidak terlepas dari 1 hal penting yang mereka butuhkan,
yaitu modal atau biaya.
Modal atau biaya untuk pengembangan usaha tersebut dapat diraih dengan
beberapa cara, tergantung pada sikap dari para wirausahawan menanggapi hal tersebut.
Mayoritas dari wirausawahan tidak mau menggunakan dana pribadi mereka sebagai
modal untuk mengembangkan usahanya sehingga mereka menggunakan jasa lembaga
keuangan yang ada seperti melakukan pinjaman pada Bank. Bank merupakan salah satu
lembaga keuangan yang berperan penting dalam kegiatan perekonomian, dimana
tugasnya adalah menarik dana dan menyalurkan ke masyarakat.
Peranan bank di bidang perekonomian bukan saja sebagai pedagang uang tetapi
juga sebagai pengatur peredaran uang, sehingga aktfitas bank sangat mempengaruhi
terhadap distribusi uang secara nasional. Kredit dari bank dapat memberikan sumbangan
yang penting terhadap perputaran roda ekonomi bangsa. Bagi bank kredit merupakan
sumber utama penghasilan tetapi risiko operasi bisnis dari penyaluran kredit merupakan
resiko terbesar. Hampir sebagian besar dana operasi bank diputarkan dalam bentuk
penyaluran kredit. Keberhasilan bank dalam mengelola kredit merupakan keberhasilan
operasi bisnis bank. Sebaliknya apabila bank terjerat dalam masalah kredit maka bank
kredit macet. Oleh sebab itu pemerintah kadang-kadang turut campur dalam memberikan
arah terhadap pinjaman yang diberikan oleh bank.
Hal ini terbukti dengan dikeluarkanpemerintah yaitu UU No.10 tahun 1998 yang
membahas tentang sistem perbankandi Indonesia.Untuk menjalankan peran bank sebagai
lembaga intermediasi, bank menawarkan berbagai produk penghimpunan dana berupa
Giro, Tabungan dan Deposito serta produk penyaluran dana berupa kredit investasi,
modal kerja, kredit konsumsi maupun Kredit Tanpa Agunan (KTA). Modal kerja sering
diartikan sebagai modal yang diperlukan untuk membiayai kegiatan sehari-hari.
Perusahaan ataupun Wiraswasta tentu saja mengajukan kredit dengan tujuan yang
berbeda-beda. Pengajuan kredit tersebut juga harus memperhatikan beberapa aspek yang
disebut dengan 5C, yaitu Character, Capital, Capacity, Collateral, dan Condition of
Economy.
Tentunya dengan ketentuan pengajuan kredit tersebut menimbulkan sikap-sikap
tertentu bagi para wirausahawan.Beberapa wirausahawan yang benar-benar
membutuhkan kredit tentu menyikapinya dengan sangat positif, karena dengan bantuan
dari lembaga keuangan mereka dapat mengembangkan usahanya dengan risiko yang
cukup kecil.Tetapi tidak menutup kemungkinan juga para wirausahawan tersebut
mengambil kredit perbankan dikarenakan materi yang ditawarkan oleh pihak Bank
tersebut (nilai suku bunga, fasilitas, dan promosi yang ditawarkan).
Untuk itu berdasarkan fenomena diatas, maka Peneliti akan mengambil
Pengambilan Keputusan untuk Pengajuan Kredit Perbankan dalam Rangka
Pengembangan Usaha”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang dapat diidentifikasi
adalah: “Bagaimana sikap pengusaha dalam pengambilan keputusan terhadap pengajuan
kredit usaha kepada Bank untuk pengembangan usahanya?”
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan sikap pengusaha dalam
mengambil keputusan terhadap pengajuan kredit usaha kepada Bank dalam rangka
pengembangan usaha.
1.4. Manfaat Penelitian
Dengan melakukan penelitian ini, penulis mengharapkan agar hasil penelitian ini
berguna secara:
1. Praktis
a. Untuk mengetahui bagaimana sikap pengusaha (afektif, kongnitif, konatif) dalam
pengambilan keputusan dalam pengambilan kredit.
b. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan usaha pengusaha setelah pengajuan
kredit usaha kepada Bank.
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
bagi pengusaha dalam usahanya mengadakan perbaikan dalam kegiatan-kegiatan yang
telah dilakukan pengusaha, terutama dalam hal pengambilan kredit usaha untuk
pengembangan usahanya.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Fokus penelitian ini mengenai sikap pengusaha terhadap pengambilan keputusan
untuk pengajuan kredit usaha pada Bank studi kasus PT INDORAYA SCAFOLDING.
Penelitian menggunakan wawancara dengan subyek penelitian untuk mengumpulkan
data.
1.6. Sistematika Penulisan
Dalam penelitian ini, penulisan dikelompokkan ke dalam lima bagian yaitu:
a. BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan ini berisi tentang latar belakang penelitian, identifikasi masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
b. BAB II RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Rerangka teoritis dan pengembangan hipotesis berisi tentang gambaran mengenai
bisnis keluarga, budaya perusahaan, gender, dan pembuatan keputusan, serta
c. BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian berisi tentang desain penelitian, teknik pengumpulan data,
definisi operasional variabel, pengukuran variabel, dan metode analisis data.
d. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dan pembahasan berisi tentang laporan mengenai hasil-hasil penelitian dan
pengolahan data yang dilakukan oleh penulis.
e. BAB V SARAN DAN KESIMPULAN
Kesimpulan dan saran berisi tentang bagian di mana penulis memberikan
kesimpulan akhir dari penelitian yang telah dilakukan, dan juga berisi saran untuk
BAB V
KESIMPULAN & SARAN
5.1 Aspek Tricomponent Sikap Pengusaha dalam Pengambilan Keputusan
Pengajuan Kredit Usaha
Sikap kognitif pengusaha dalam pengambilan keputusan pengajuan kredit usaha
sangat berkontribusi besar, dikarenakan pengusaha sudah banyak mengetahui
aspek-aspek yang diperlukan dalam mengajukan kredit usaha tersebut kepada
Bank. Sikap tersebut ditunjukan ketika pengusaha mengalami kekurangan modal
usaha lalu ia memutuskan untuk mengambil kredit usaha, dimana responden
meminta kepada Bank untuk dapat menyesuaikan dengan kemampuan perusahaan
mereka.
Sikap afektif pengusaha dalam pengambilan keputusan pengajuan kredit usaha
inipun sudah terpenuhi dengan baik. Dimana dengan jaminan yang diajukan oleh
pengusaha, pengusaha mendapatkan sejumlah dana kredit usaha yang cukup baik
untuk dapat mengembangkan usahanya. Pengambilan kredit usaha itu pun
dirasakan membawa dampak baik dikarenakan dengan seiringnya bertambahnya
modal, jumlah orderan dari pelanggan pun dapat ia tambahkan meskipun ada
beberapa yang ditolak karena dinilai dapat merugikan perusahaan. Secara global
pengusaha merasa keuangan perusahaan membaik dengan keputusan pengajuan
Sikap konatif pengusaha dalam pengambilan keputusan pengajuan kredit usaha ini
ditunjukan dengan tidak adanya pelunasan lebih awal yang dinilai dapat merugikan
pengusaha, serta kedepannya pengusaha tidak akan segan untuk mengambil kredit
usaha serupa jika membutuhkan. Kredit usaha yang diambil oleh pengusaha ini
merupakan suatu langkah baik dalam upaya mengembangkan usaha scaffolding
yang dimilikinya, karena pengusaha dapat menambah jumlah pesanan dari
customernya.
Secara garis besar, aspek tricomponent sikap pengusaha berperan penting dalam
pengambilan keputusan dalam pengajuan kredit usaha ini. Ketiga komponen
tersebut berperan dengan baik, komponen kognitif berperan banyak dikarenakan
pengusaha sudah memiliki pengalaman serupa yaitu dalam mengajukan kredit
usaha. Komponen Afektif bekerja dengan baik karena pengusaha selalu mengambil
keputusan dengan berhati-hati agar tidak terjadi kesalahan yang fatal. Dan
komponen konatif yang timbul dikarenakan pengusaha sudah yakin dengan
keputusannya untuk mengambil kredit usaha ini yang dinilai dan dirasakan dapat
membantu kegiatan usaha scaffolding ini menjadi lebih baik dikemudian hari.
5.2 Instrumen Analisa Kredit 5C dalam Pengambilan Keputusan Pengajuan
Kredit Usaha
Instrumen analisa kredit 5C yang terdiri dari character, capital, capacity, collateral
dan condition of economy sudah terpenuhi dengan baik.Character yang dimiliki
oleh responden dalam pengambilan keputusan pengajuan kredit ini dinilai sangat
baik.Responden memiliki keseriusan dalam pengajuan kredit ini dimana ini
responden.Instrumen berikutnya adalah Capital dimana pada saat responden
mengajukan kredit usaha ini mereka memiliki modal yang cukup yang dinilai Bank
sebagai bahan pertimbangan berikutnya.Responden juga memiliki capacity yang
sangat baik dalam kredit usaha tersebut, karena responden diharuskan
menyelesaikan tanggung jawab yang sudah diatur oleh Pihak Bank secara tepat
pada waktunya dan tidak ada permasalahan.Untuk jaminan atau collateral yang
diajukan oleh responden juga dinilai sangat baik oleh Pihak Bank. Hal ini terbukti
dengan jaminan asset pribadi yang dijaminkan proses pengambilan kredit usaha ini
berjalan dengan lancar. Pada akhirnya setelah pengambilan keputusan terhadap
kredit usaha ini berdampak pada condition of economy baik sebelum dan sesudah
berjalannya kredit usaha.Sebelum mengambil kredit usaha mungkin responden
sering menolak pelanggan apabila sudah melampaui kapasitas kinerja perusahaan
responden, tetapi setelah berjalannya kredit usaha ini responden dapat menerima
tambahan orderan karena responden menambah kapasitas dari peralatan yang
mereka butuhkan.Responden hanya lebih berhati-hati dalam memilih permintaan
konsumen yang mungkin dinilai dapat merugikan atau menghambat kinerja
perusahaan responden.
Adanya instrument analisa kredit ini dapat membantu responden dalam mengambil
kredit usaha. Responden menjadi lebih mengerti hal apa saja yang dinilai oleh
Pihak Bank pada responden, dimana antara aspek tricomponent sikap dan
instrument analisa 5C sangat membantu dalam pengambilan keputusan dalam
pengajuan kredit usaha.
1. Aspek Sikap sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan dari kredit
usaha, sehingga apabila responden akan mengajukan kembali fasilitas kredit
usaha serupa responden dapat mengingat bahwa aspek sikap juga dinilai.
2. Apabila responden ingin mengambil kredit usaha serupa, responden lebih dapat
memperhatikan instrumen analisa kredit 5C agar semua proses pengajuan kredit
DAFTAR PUSTAKA
[1]. (Sutarno, 2009)(Schiffman & Lazar, 2010)(Simamora, 2004)(Yin, 2008)(9otler,
2012)(Fishbein &
Ajzen)(Placeholder1)http://debluesearching.blogspot.com/2010/08/sosial-perubahan-sikap.html, diakses tanggal 3 Agustus 2013
[2]. http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/M.ARIES/Pertemuan_V_
Sikap.pdf
[3]. (http://id.wikipedia.org/wiki/Bank, diakses tanggal 3 April 2013 pukul 16:48).
[4]. Sutarno, 2009, Aspek-Aspek Hukum Perkreditan pada Bank. [5]. Herdiansyah, Haris. 2010. Metode Penelitian Kualitatif
[6]. Schiffman, Leon G. Kanuk, Leslie Lazar. 2010. Consumer Behavior [7]. Simamora, Bilson. 2004. Panduan Riset Perilaku Konsumen
[8]. Ajzen, I. Fishbein, M. 2008. Scaling and testing multiplicative combinations in the expectancy-value model of attitudes