• Tidak ada hasil yang ditemukan

144 nurainin yuli daryanti

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "144 nurainin yuli daryanti"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

SEMINAR

NASIONAL

JURUSAN

FISIKA

FMIPA UM 2016

ISBN 978-602-71279-1-9 FG-11

Suseptibilitas Magnetik dan Morfologi Mineral Magnetik Sedimen

Mangrove Cengkrong

NURAININYULIDARYANTI1), SITIZULAIKAH2,*), BURHANINDRIAWAN2), SUJITO3) 1)Mahasiswa Jurusan Fisika Universitas Negeri Malang. Jl. Semarang 5 Malang

E-mail: nurnuraininnur@gmail.com

*)PENULISKORESPONDEN

TEL: 081249875753

ABSTRAK: Vegetasi mangrove mempunyai peranan penting diantaranya yaitu sebagai perangkap sedimen. Mineral yang terkandung dalam sedimen dapat diidentifikasi dengan menggunakan metode kemagnetan batuan,yang salah satu parameternya adalah seseptibilitas magnetik. Penelitian ini bertujuan mengetahui kondisi lingkungan disekitar mangrove Cengkrong dengan mengukur nilai suseptibilitas magnetik dan melihat morfologi mineral magnetik sedimen mangrove tersebut. Mineral magnetik sedimen mangrove yang di identifikasi dengan melakukan pengukuran nilai suseptibilitas magnetik menggunakan alat susceptibility meter Bartington MS2B dan dilakukan uji menggunakan alat SEM-EDAX. Hasilnya mineral magnetik sedimen mangrove Cengkrong memiliki rentang nilai suseptibilitas magnetik sebesar 2,132 - 34,607 ×(10-6m3kg-1) dengan rata-rata sebesar 7,007 ×(10-6m3kg-1). Mineral magnetik

tersebut berasal dari mineral magnetik detrital, termasuk kelompok multidomain (MD) dengan dominasi komposisi unsur Fe, Ti, O dan Si, bersifat paramagnetic. Dari hasil kajian tersebut dapat diketahui bahwa kondisi di sekitar mangrove Cengkrong masih bersih dari limbah kimia berbahaya.

Kata Kunci: Suseptibilitas magnetik, morfologi mineral magnetik, sedimen mangrove.

PENDAHULUAN

Lingkungan mangrove merupakan vegetasi hutan yang tumbuh di daerah pantai yang selalu atau secara teratur tergenang air laut dan dipengaruhi oleh pasang surut air laut (Nugroho et al, 2013). Vegetasi mangrove mempunyai peranan penting yang salah satunya yaitu sebagai perangkap sedimen (Kushartono, 2009). Mineral yang terkandung dalam sedimen dapat diidentifikasi dengan menggunakan sifat kemagnetan batuan, dengan salah satu parameternya adalah seseptibilitas magnetik. (Kucer et al, 2012).

Hasil penelitian Seetharamaiahet al(2004) yaitu sedimen dari berbagai lingkungan memiliki suseptibilitas magnetik yang berbeda. Penelitian di tiga lingkungan mangrove di India yaitu Krishna, Godavari, dan Cauvery, analisis dari nilai suseptibilitas magnetik menunjukkan bahwa pada lingkungan yang sama, konsentrasi mineral feromagnetik maupun ferimagnetik bervariasi tiap kedalamannya. Penelitian lain sedimen mangrove dilakukan oleh (Mayangsari,2015) di Indonesia yaitu mangrove Wonorejo dengan hasil menunjukkan nilai suseptibilitas yang bervariasi dengan mineral magnetiknya bersifat paramagnetik. Morfologi butir mineral magnetik pada mangrove Wonorejo menunjukkan kontribusi mineralnya berasal dari mineral detrital dan deposisi debu atmosfer.

Dalam bebrapa tahun terakhir pemahaman sifat magnetik dari berbagai mineral magnetik dalam sedimen beserta proses yang terlibat dalam pembentukannya sangatlah penting karena keberadaan dan kelimpahan mineral magnetik tersebut dapat mencerminkan keadaan lingkungan (Huliselan et al, 2007 dan Hamdi et al, 2009). Karakteristik mineral magnetik dapat memberikan informasi asal suatu mineral magnetik. Mineral magnetik ini memiliki sifat, jenis dan morfologi yang beragam yang bergantung pada sumbernya (Huliselanet al, 2007).

(2)

SEMINAR

NASIONAL

JURUSAN

FISIKA

FMIPA UM 2016

kegiatan industri yaitu mangrove Cengkrong. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur nilai suseptibilitas magnetik dan melihat morfologi mineral magnetik di lingkungan yang bersih dari bahan atau limbah kimia industri, sehingga dapat mengetahui keadan lingkungan di sekitarnya.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Pebruari hingga Mei 2016 di lingkungan mangrove Cengkrong, Watulimo, Trenggalek dengan letak geografis 8o11 4 S dan

111o41 4 W. Material dalam penilitaian ini adalah sampel sedimen yang sdiambil di

beberapa titik di sekitar jogging track dan sungai dengan kedalaman yang bervariasi. Hasil penelitian tidak hanya berhenti sampai pengumpulan dan penyusunan data melainkan mencakup analisis dan interpretasi data. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari pengukuran nilai suseptibilitas magnetik dan uji SEM-EDAX.

Terdapat beberapa proses preparasi yang dilakukan dalam penelitian ini, diantaranya slicing sedimen mangrove untuk pengukuran suseptibilitas magnetik dan proses ekstraksi. Proses slicing diikuti dengan pemberian nama sampel yaitu untuk sampel jogging track 1 sampel dasar diberi nama JG1.1, dan seterusnya, kemudian sampel sungai melanjutkan dari nama sampel jogging track menjadi JG 5.1 dan seterusnya. Pengukuran nilai suseptibiliatas magnetik menggunakan alat susceptibility meter Bartington MS2B. Alat tersebut mengukur nilai suseptibilitas magnetik dengan dua frekuensi yang berbeda yaitu suseptibilitas magnetik frekuensi rendah ( lf) dan

frekuensi tinggi ( hf). Nilai pengukuran yang tertera pada digital display merupakan

nilai volume susceptibilityatau Kappa ( ). Menentukan nilai suseptibilitas magnetik ( ) yaitu menbagi nilai Kappa ( ) dengan massa jenis ( ). Massa jenis merupakan perbandingan massa sampel terhadap volume sampel.

Proses ekstraksi sampel dilakukan dengan metode Methanol Soap Bath yaitu sampel di ekstraksi dengan detergen yang bertujuan memisahkan mineral magnetik dengan pengotornya. Busa sabun akan mengangkat kotoran berupa tanah yang akan mengapung bersama busa sabun. Kemudian mineral magnetik diekstraksi menggunakan magnet permanen dilapisi dengan plastik agar mineral magnetik tidak menempel pada magnet. Hasil ekstraksi berupa serbuk mineral magnetik yang selanjutnya dipreparasi untuk uji SEM-EDAX di Laboratorium Mineral dan Material Maju FMIPA UM.

Analisis nilai suseptibilitas magnetik dapat menunjukkan informasi jenis dan sifat magnetik dari mineral magnetik sedimen mangrove. Analisis hasil SEM menunjukkan penampakan permukaan sampel sedimen mangrove dan informasi ukuran butir magnetik. Melalui ukuran butir magnetik menunjukkan informasi jenis domain dari meineral magnetik sedimen mangrove. Pada analisis hasil EDAX berupa persentase berat yang kemudian digunakan untuk menentukan komposisi mineral pada satu butir magnetik sedimen mangrove.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Suseptibilitas Magnetik

(3)

SEMINAR

NASIONAL

JURUSAN

FISIKA

FMIPA UM 2016

ISBN 978-602-71279-1-9 FG-13

sebesar 0,24%. Nilai suseptibilitas magnetik seluruh sampel sedimen mangrove Cengkrong yang diperoleh dari pengukuran memiliki rentang nilai sebesar 2,132 -34,607 ×(10-6m3kg-1) dengan rata-rata sebesar 7,007 ×(10-6m3kg-1). Hasil pengukuran

tersebut menunjukkan nilai suseptibilitas yang bervariasi terhadap kedalamannya. Dari data nilai suseptibilitas magnetik dapat pula dibuat grafik hubungan antara nilai lf dan fd. Dari grafik antara nilai lf dan fd dapat pula digunakan untuk

menentukan sebaran domain bulir magnetik. Pada grafik Gambar 1 menunjukkan bahwa seluruh sampel memiliki domain bulir magnetik yaitu multidomain (MD) dan bersifat paramagnetik.

Morfologi Mineral Magnetik

Hasil analisis dengan menggunakan SEM-EDAX menunjukkan ukuran butir mineral magnetik bervariasi, untuk sampel di area jogging track maupun sungai yaitu JG1.1 JG4.6 dan JG5.11 tidak terlihat perbedaan yang cukup signifikan. Ditunjukkan pada Gambar 2, menunjukkan ukuran bulir JG1.1 dengan kedalaman 24 cm mayoritas memiliki bulir besar dan bernilai lf sebesar 7,00 ×(10-6 m3kg-1). Ukuran bulir yang

sedang atau dibawah bulir JG1.1 adalah mineral magnetik di wilayah sungai yaitu JG5.11 pada kedalaman 20 cm dengan nilai lf 5,23 ×(10-6 m3kg-1). Sedangkan ukuran

bulir untuk JG4.6 dengan kedalaman 2 cm atau merupakan sedimen dengan permukaan lebih kecil dibandingkan kedua mineral magnetik yang lain, dengan memiliki nilai lf sebesar 3,67 ×(10-6 m3kg-1). Semakin kecil ukuran bulir mineral

magnetik mengakibatkan rendahnya nilai suseptibilitas magnetik, hal ini karena ukuran bulir mineral magnetik berpengaruh terhadap sifat magnetiknya (Mayangsariet al, 2015).

Hasil analisis SEM ditunjukkan pada Gambar 2. Ukuran rata-rata pada setiap sampel yang diuji masing-masing adalah 152,02 m, 119,92 m, 125,24 m. Dari rata-rata ukuran butir mineral tersebut diperoleh informasi jenis domain mineral magnetik yang termasuk dalam multidomain (MD). Hasil EDAX sedimen mangrove Cengkrong menunjukkan komposisi dengan persentase berat mineral magnetik didominasi oleh Fe, O, Ti, dan Si, sehingga mineral magnetik bersifat paramagnetik. Bentuk butirnya menunjukkan bahwa kontribusi mineral berasal dari mineral magnetik detrital.

Tabel 1. Nilai suseptibilitas magnetik sedimen mangrove Watulimo Trenggalek.

Wilayah Pengambilan

Sampel

Titik Sampel Core

Rata-rata setiap core

( )

Rata-rata setiap core

( )

Rata-rata

(%)setiap

core

Jogging track

JG 1 3,682 3.637 1.356

JG 2 10,927 10,897 0,292

JG 3 5,954 5,913 0,687

JG 4 10,366 10,316 0,638

Rata-rata 7,732 7,691 0,743

Sungai

JG 5 5,335 5,323 0,086

JG 6 9,385 9,357 0,392

(4)

SEMINAR

NASIONAL

JURUSAN

FISIKA

FMIPA UM 2016

Gambar 1. Grafik hubungan antara suseptibilitas magneik ( lf) dengan frekuensi

dependent ( fd)

(a)

0 2 4 6 8 10 12 14

0

F

re

k

u

e

n

cy

D

e

pe

n

de

n

t

S

u

sc

e

pt

ib

il

it

y

m

a

g

n

e

ti

c

(%

)

Suseptibility magnetic low frequency ( lf) 10-6m3kg-1 MD

SP

SD/SSD

SEMINAR

NASIONAL

JURUSAN

FISIKA

FMIPA UM 2016

Gambar 1. Grafik hubungan antara suseptibilitas magneik ( lf) dengan frekuensi

dependent ( fd)

(a)

5 10 15 20

Suseptibility magnetic low frequency ( lf) 10-6m3kg-1 MD

SP

SD/SSD

SEMINAR

NASIONAL

JURUSAN

FISIKA

FMIPA UM 2016

Gambar 1. Grafik hubungan antara suseptibilitas magneik ( lf) dengan frekuensi

dependent ( fd)

(a)

JG1

JG2

JG3

JG4

JG5

JG6 MD

SP

(5)

SEMINAR

NASIONAL

JURUSAN

FISIKA

FMIPA UM 2016

ISBN 978-602-71279-1-9 FG-15

(c)

Gambar 2. Morfologi butir mineral magnetik sedimen mangrove Cengkrong. (a) JG1.1 (b) JG4.6 (c) JG5.11

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan dan analisis data yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil pengukuran nilai suseptibilitas magnetik seluruh sampel sedimen mangrove Cengkrong memiliki rentang nilai sebesar 2,132 - 34,607 ×(10-6m3kg-1) dengan

rata-rata sebesar 7,007 ×(10-6m3kg-1). Hasil pengukuran tersebut menunjukkan nilai

suseptibilitas yang bervariasi terhadap kedalamannya.

2. Melalui uji SEM-EDAX diperoleh informasi bahwa menurut bentuknya mineral magnetik tersebut berasal dari mineral magnetik detrital, sedangkan menurut ukuran butir mineral magnetiknya sedimen mangrove Cengkrong termasuk dalam kelompok multidomain (MD) dengan komposisi unsur penyusun yang didominasi oleh Fe, Ti, O, dan Si, bersifat paramagnetik sehingga kondisi lingkungan di sekitar mangrove Cengkrong masih bersih dari limbah kimia berbahaya.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis berterimakasih kepada Lutfia Tri Wahyuni dan Susanti Mayangsari yang telah melakukan penelitian di lingkungan mangrove di Jawa Timur. Penulis juga berterimakasih kepada pihak Laboratorium Mineral dan Material Maju FMIPA UM yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian dengan alat-alat laboratorium.

DAFTAR RUJUKAN

Hamdi, Satria, B., Wahyu, S.H. 2009. Buletin,Klimatologi,Kualitas Udara dan Geofisika,vol. 1, 12-17.

Huliselan, E.K & Satria, B. 2007. Identifikasi Mineral Magnetik pada Lindi (Leachate). Jurnal Geofisika, vol. 2.

Kucer, N., Sabikoglu, I., Can, N. 2012. Measurements of Enviromental Pollution in Industrial Area Using Magnetic Susceptibility Method. Proceeding of International Congress on Advanced in Applied Phisics and Materials Science. vol 121, 20-22. Kushartono, E. W. 2009. Beberapa aspek Bio-Fisik Kimia Tanah di Daerah Mangrove

Desa Banggi Kabupaten Rembang.Semarang: Ilmu Kelautan.

SEMINAR

NASIONAL

JURUSAN

FISIKA

FMIPA UM 2016

ISBN 978-602-71279-1-9 FG-15

(c)

Gambar 2. Morfologi butir mineral magnetik sedimen mangrove Cengkrong. (a) JG1.1 (b) JG4.6 (c) JG5.11

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan dan analisis data yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil pengukuran nilai suseptibilitas magnetik seluruh sampel sedimen mangrove Cengkrong memiliki rentang nilai sebesar 2,132 - 34,607 ×(10-6m3kg-1) dengan

rata-rata sebesar 7,007 ×(10-6m3kg-1). Hasil pengukuran tersebut menunjukkan nilai

suseptibilitas yang bervariasi terhadap kedalamannya.

2. Melalui uji SEM-EDAX diperoleh informasi bahwa menurut bentuknya mineral magnetik tersebut berasal dari mineral magnetik detrital, sedangkan menurut ukuran butir mineral magnetiknya sedimen mangrove Cengkrong termasuk dalam kelompok multidomain (MD) dengan komposisi unsur penyusun yang didominasi oleh Fe, Ti, O, dan Si, bersifat paramagnetik sehingga kondisi lingkungan di sekitar mangrove Cengkrong masih bersih dari limbah kimia berbahaya.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis berterimakasih kepada Lutfia Tri Wahyuni dan Susanti Mayangsari yang telah melakukan penelitian di lingkungan mangrove di Jawa Timur. Penulis juga berterimakasih kepada pihak Laboratorium Mineral dan Material Maju FMIPA UM yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian dengan alat-alat laboratorium.

DAFTAR RUJUKAN

Hamdi, Satria, B., Wahyu, S.H. 2009. Buletin,Klimatologi,Kualitas Udara dan Geofisika,vol. 1, 12-17.

Huliselan, E.K & Satria, B. 2007.Identifikasi Mineral Magnetik pada Lindi (Leachate). Jurnal Geofisika, vol. 2.

Kucer, N., Sabikoglu, I., Can, N. 2012. Measurements of Enviromental Pollution in Industrial Area Using Magnetic Susceptibility Method. Proceeding of International Congress on Advanced in Applied Phisics and Materials Science. vol 121, 20-22. Kushartono, E. W. 2009. Beberapa aspek Bio-Fisik Kimia Tanah di Daerah Mangrove

Desa Banggi Kabupaten Rembang.Semarang: Ilmu Kelautan.

SEMINAR

NASIONAL

JURUSAN

FISIKA

FMIPA UM 2016

ISBN 978-602-71279-1-9 FG-15

(c)

Gambar 2. Morfologi butir mineral magnetik sedimen mangrove Cengkrong. (a) JG1.1 (b) JG4.6 (c) JG5.11

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan dan analisis data yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil pengukuran nilai suseptibilitas magnetik seluruh sampel sedimen mangrove Cengkrong memiliki rentang nilai sebesar 2,132 - 34,607 ×(10-6m3kg-1) dengan

rata-rata sebesar 7,007 ×(10-6m3kg-1). Hasil pengukuran tersebut menunjukkan nilai

suseptibilitas yang bervariasi terhadap kedalamannya.

2. Melalui uji SEM-EDAX diperoleh informasi bahwa menurut bentuknya mineral magnetik tersebut berasal dari mineral magnetik detrital, sedangkan menurut ukuran butir mineral magnetiknya sedimen mangrove Cengkrong termasuk dalam kelompok multidomain (MD) dengan komposisi unsur penyusun yang didominasi oleh Fe, Ti, O, dan Si, bersifat paramagnetik sehingga kondisi lingkungan di sekitar mangrove Cengkrong masih bersih dari limbah kimia berbahaya.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis berterimakasih kepada Lutfia Tri Wahyuni dan Susanti Mayangsari yang telah melakukan penelitian di lingkungan mangrove di Jawa Timur. Penulis juga berterimakasih kepada pihak Laboratorium Mineral dan Material Maju FMIPA UM yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian dengan alat-alat laboratorium.

DAFTAR RUJUKAN

Hamdi, Satria, B., Wahyu, S.H. 2009. Buletin,Klimatologi,Kualitas Udara dan Geofisika,vol. 1, 12-17.

Huliselan, E.K & Satria, B. 2007.Identifikasi Mineral Magnetik pada Lindi (Leachate). Jurnal Geofisika, vol. 2.

Kucer, N., Sabikoglu, I., Can, N. 2012. Measurements of Enviromental Pollution in Industrial Area Using Magnetic Susceptibility Method. Proceeding of International Congress on Advanced in Applied Phisics and Materials Science. vol 121, 20-22. Kushartono, E. W. 2009. Beberapa aspek Bio-Fisik Kimia Tanah di Daerah Mangrove

(6)

SEMINAR

NASIONAL

JURUSAN

FISIKA

FMIPA UM 2016

Mayangsari, S., Siti, Z., Era B.P. 2015. Identifikasi Mineral Magnetik Pada Sedimen Mangrove Wonorejo, Surabaya. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Jurusan Fisika, Universitas Negeri Malang.

Nugroho, R.A., Sugeng, W., Rudhi, P. 2013. Studi Kandungan Bahan Organik dan Mineral (N,P,K,Fe dan Mg) Sedimen di Kawasan Mangrove Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak. Journal of Marine Research. vol. 2, No. 1, 62-70.

Gambar

Tabel 1. Nilai suseptibilitas magnetik sedimen mangrove Watulimo Trenggalek.
Gambar 1. Grafik hubungan antara suseptibilitas magneik (�Gambar 1. Grafik hubungan antara suseptibilitas magneik (�Gambar 1
Gambar 2. Morfologi butir mineral magnetik sedimen mangrove Cengkrong. (a) JG1.1Gambar 2

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini diperoleh kesimpulan terdapat korelasi positif antara asupan energi mahasiswa fakultas kedokteran terhadap massa lemak tubuh dan lingkar

Nilai merupakan hasil dari beberapa penugasan yang diberikan oleh bapak ibu guru, untuk melihat hasil kalian tugas-tugas dan kuis kalian dapat dilihat dengan cara sebagai

Fungsi kreasi ni dimaksudkan dengan adanya koleksi ringan seperti surat kabar, majalah umum, buku fiksi, dan sebagainya diharapkan dapat menghibur pembacanya di saat yang

Pendataan dilakukan setelah arsip sudah tersusun secara sistematis berdasarkan kronologinya, dalam proses pendataan mengalami kendala dikarenakan sebagian arsip ada yang

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui suhu pengeringan dan perbandingan sonde serbuk dengan tepung pisang manakah yang memenuhi syarat dan dapat diterima

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan perpustakaan SMK Ma’arif 2 Gombong: (1) perencanaan perpustakaan sekolah : perencanaan bahan pustaka disesuaikan dengan

Temuan dari penelitian ini adalah dokumen dan catatan akuntansi yang digunakan sudah efektif, fungsi pencatatan waktu hadir karyawan belum berjalan secara efektif karena

Pemerintah hal ini dalam menjalankan Peraturan Daerah masih dominan bernuansa politik dan berbagai kepentingan kelompok maupun individu yang terus terjadi di