• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, GAYA BELAJAR DAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP INDEKS PRESTASI KUMULATIF (Studi Empiris Himpunan Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, GAYA BELAJAR DAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP INDEKS PRESTASI KUMULATIF (Studi Empiris Himpunan Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur)."

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

(KAJIAN KONSENTRASI ASAP CAIR TEMPURUNG KELAPA DAN LAMA PENGERINGAN)

SKRIPSI

Oleh : Miftachul Huda NPM 1033010049

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN JAWA TIMUR”

(2)

(KAJIAN KONSENTRASI ASAP CAIR TEMPURUNG KELAPA DAN LAMA PENGERINGAN)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjaga Teknologi Pangan

Oleh:

MIFTACHUL HUDA NPM. 1033010049

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR SURABAYA

(3)

SKRIPSI

PEMBUATAN PATTY BURGER IKAN PARI ( Dasyatidae )

(KAJIAN KONSENTRASI ASAP CAIR TEMPURUNG KELAPA DAN LAMA PENGERINGAN)

Di susun oleh:

MIFTACHUL HUDA NPM : 1033010049

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima Oleh Tim Penguji pada tanggal 10 OKTOBER 2014

Pembimbing I Pembimbing II

Mengetahui

Dekan Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Surabaya

Ir. Ulya Sarofa, MM NIP. 19630516 198803 2001 Drh. Ratna Yulistiani, MP.

(4)

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Prodi : Teknologi Pangan

Telah mengerjakan (revisi/tidak revisi) Laporan Penelitian dengan judul:

PEMBUATAN PATTY BURGER IKAN PARI ( Dasyatidae )

(KAJIAN KONSENTRASI ASAP CAIR TEMPURUNG KELAPA DAN LAMA

PENGERINGAN)

Surabaya, Desember 2014

Dosen Penguji yang memerintahkan revisi:

1. 2.

3.

Mengetahui,

Kepala Program Studi Teknologi Pangan Ir. Ulya Sarofa, MM

NIP. 19630516 198803 2 001

Dr. Dedin F. Rosida, STP., M.kes NPT. 3 7012 970159 1

Ir. Sudaryati, HP, MP NIP. 19521103 198803 2 001

(5)

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : MIFTACHUL HUDA

NPM : 1033010049

Program Studi : Teknologi Pangan Fakultas : Teknologi Industri

Judul : PEMBUATAN PATTY BURGER IKAN PARI(Dasyatidae)

( Kajian Konsentrasi asap Cair Tempurung Kelapa dan Lama Pengeringan)

Menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya dan bukan merupakan duplikasi sebagian atau seluruhnya dari karya orang lain, kecuali bagian sumber informasi yang dicantumkan.

Pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya secara sadar dan bertanggung jawab dan saya bersedia menerima sanksi pembatalan skripsi apabila terbukti melakukan duplikasi terhadap skripsi atau karya ilmiah lain yang sudah ada.

Surabaya, Desember 2014 Pembuat Pernyataan

(6)

Alhamdulillahirobbil‟alamin. Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan karunia, rahmat, dan hidayahNya sehingga

penyusun dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Pembuatan Patty Burger Ikan

Pari ( Dasyatidae ) (Kajian Konsentrasi Asap Cair Tempurung Kelapa dan Lama Pengeringan)”.

Ucapan terima kasih penyusun sampaikan kepada sejumlah pihak yang telah berkontribusi secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas budi baik pihak-pihak yang senantiasa membimbing, membantu dan mendoakan penyusun dalam penyelesaian

penyusunan skripsi. Amin yaa robbal‟alamin. Dalam kesempatan ini penyusun

menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Ir. Sutiyono, MT selaku Dekan Fakultas Teknik Industri Universitas Pembangunan

“Veteran” Surabaya

2. Dr. Dedin F. Rosida, STP, Mkes. selaku Kepala Program Studi Teknologi Pangan. 3. Drh. Ratna Yulistiani, MP selaku Dosen Pembimbing I skripsi yang telah

memberikan bimbingan dan nasihat.

4. Ir. Ulya Sarofa, MM selaku Dosen Pembimbing II skripsi yang telah memberikan bimbingan dan nasihat.

5. Kedua orang tua penulis yang selalu memberikan doa dan dukungannya.

6. My Princess, dr. Fatimah Azzahra yang senantiasa memberikan dukungan dan semangatnya.

7. Semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya skripsi ini.

Penyusun menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Surabaya, Oktober 2014

(7)

ASAP CAIR TEMPURUNG KELAPA DAN LAMA PENGERINGAN)

MIFTACHUL HUDA NPM : 1033010049

INTISARI

Komoditas perikanan dikenal sebagai bahan pangan yang tergolong mudah dan cepat mengalami penurunan mutu. Ikan pari memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi, protein ikan pari mencapai 16.86 %, mineral secara umum memiliki kandungan yang tinggi, disamping itu ikan pari juga memiliki kadar lemak rendah sehingga ikan pari ini aman untuk dikonsumsi bagi penderita kolestrol. Sehubungan dengan hal itu, pada penelitian ini akan dilakukan optimalisasi teknik proses pemanfaatan ikan pari dengan mengubahnya menjadi patty burger ikan pari yang bergizi tinggi dan pada akhirnya diperkirakan memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi. Pada dasarnya produk patty burger ini memiliki kendala pada masa simpan, masa simpan patty burger ini termasuk pendek dikarenakan patty burger mengandung kadar air dan protein yang sangat tinggi. Oleh sebab itu perlu dilakukan perlakuan khusus yaitu dengan mengkombinasi penambahan asap cair tempurung kelapa dan lama pemanasan pada produk olahan patty burger. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh serta menentukan kombinasi perlakuan terbaik konsentrasi asap cair tempurung kelapa dan lama pengeringan terhadap kualitas fisikokimia, mikrobiologi, dan organoleptik sehingga dihasilkan patty burger ikan pari dengan kualiatas baik dan disukai oleh konsumen serta untuk memngetahui pengaruh konsentrasi asap cair tempurung kelapa terhadap pertumbuhan mikroba selama penyimpanan pada suu kamar dan suhu refreigerator.

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Langkap (RAL) pola faktorial dengan dua faktor yaitu konsentrasi asap cair tempurung kelapa (0%, 5%, 1%, dan 1,5%) dan lama pengeringan (4 Jam, 5 Jam, dan 6 Jam).

Patty burger ikan pari asap dengan perlakuan konsentrasi asap cair 1,5 % dan lama pengeringan 4 jam merupakan perlakuan terbaik dengan nilai kadar air 66,07 %, total mikroba 5,587 log CFU/ml, protein 16,29%, lemak 2.15 %. Berdasarkan penelitian organoleptik memberikan tingkat kesukaan terhadap rasa sebesar 204 (Sangat Suka), aroma 206,5 (Sangat Suka), warna 195,5 (Suka), dan tekstur 186 (Suka). Hasil analisa finansial diperoleh nilai BEP dicapai pada kapasitas 21,88 % dari total produksi, dengan nilai sebesar Rp. 478,250,642.80, nilai Net Present Value (NPV) sebesar Rp. 8,437,863 dan Payback Periode (PP) 4,1 tahun dengan Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C) sebesar 1,0083 dan Internal Rate of Return (IRR) 20,825 % (dengan tingkat suku bunga bank 20%).

(8)

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan... ... 4

C. Manfaat ... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 5

A. Ikan Pari ... 5

1. Komposisi Berat Ikan Pari ... 7

2. Komposisi Gizi Ikan Pari ... ... 7

B. Patty Burger ... 7

1.Proses Pembuatan Patty Burger ... 10

C. Asap Cair ... 12

1. Komposisi Asap ... 15

2. Citra Rasa dan Warna Produk Asapan ... 16

D. Pengeringan ... 18

1. Prinsip Dasar dan Tujuan Pengeringan ... 19

2. Kelebihan dan Kekurangan Proses Pengeringan ... 21

3. Pengaruh Pengeringan terhadap Bahan ... 21

4. Pengaruh Pengeringan terhadap Mikroba ... 22

(9)
(10)
(11)

Tabel 1.Bagian Ikan Pari ... 7

Tabel 2. Komposisi Daging Ikan ... 8

Tabel 3. Kombinasi Dua Faktor ... 31

Tabel 4. Hasil Analisa Daging Ikan Pari ... 34

Tabel 5. Nilai Rerata Kadar Air Patty Burger Ikan Pari dengan Kajian Konsentrasi Asap Cair dan Lama Pengeringan ... 35

Tabel 6. Nilai Rerata Total Mikroba Patty Burger Ikan Pari dengan Kajian Konsentrasi Asap Cair dan Lama Pengeringan ... 37

Tabel 7. Nilai Rerata Protein Patty Burger Ikan Pari dengan Kajian Lama Pengeringan ... 40

Tabel 8. Nilai Rerata Lemak Patty Burger Ikan Pari dengan Kajian Konsentrasi Asap Cair ... 42

Tabel 9. Nilai Rerata Lemak Patty Burger Ikan Pari dengan Kajian Konsentrasi Lama Pengeringan ... 43

Tabel 10. Jumlah Rangking terhadap Rasa Patty Burger Ikan Pari ... 44

Tabel 11. Jumlah Rangking terhadap Aroma Patty Burger Ikan Pari ... 46

Tabel 12. Jumlah Rangking terhadap Warna Patty Burger Ikan Pari ... 47

Tabel 13. Jumlah Rangking terhadap Tekstur Patty Burger Ikan Pari ... 49

Tabel 14. Hasil Analisa keseluruhan dari Berbagai Analisa pada Setiap Perlakuan ... 51

Tabel 15. Data Hasil Analisa Patty Burger Ikan Pari Asap dengan Perlakuan Konsentrasi Asap Cair (1,5%) dan Lama Pengeringan (4 Jam) ... 52

(12)
(13)

Gambar 1. Bentuk Fisik Ikan Pari ... 6

Gambar 2. Diagram Alir Pembuatan Patty Burger Ikan Pari ... 11

Gambar 3. Diagram Alir Pembuatan Patty Burger Ikan Pari ... 19

Gambar 4. Hubungan Antara Perlakuan Konsentrasi asap Cair dan lama pengeringan terhadap Kadar Air Patty Burger Ikan Pari ... 36

Gambar 5. Hubungan Antara Perlakuan Konsentrasi asap Cair dan lama pengeringan terhadap total Mikroba Patty Burger Ikan Pari ... 38

Gambar 6. Pengaruh Lama Penyimpanan Perlakuan Terbaik dan Kontrol terhadap Jumlah Mikroba dengan Suhu Refrigerator ... 53

(14)

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Ikan pari adalah jenis ikan non-ekonomis yang kurang diminati untuk dikonsumsi di Indonesia. Jenis ikan ini biasa tertangkap sebagai ikan target atau ikan hasil tangkapan samping. Nilai jual ikan pari yang rendah memicu nelayan untuk mengambil bagian tubuh tertentu saja seperti kulit untuk diolah menjadi hiasan, sedangkan dagingnya dibuang kembali ke laut atau diolah tradisional (sebagian besar diolah menjadi daging asap dan ikan asin). Kandungan gizi yang terdapat pada ikan tersebut hanya dibuang percuma atau hanya sedikit yang dimanfaatkan. Ikan pari memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi, protein ikan pari mencapai 16.86 %, mineral secara umum memiliki kandungan yang tinggi, disamping itu ikan pari juga memiliki kadar lemak rendah sehingga ikan pari ini aman untuk dikonsumsi bagi penderita kolestrol.

(15)

sekitar 1-2 cm dengan lebar yang hampir sama dengan rotinya. Patty burger merupakan produk olahan dari daging. Produk ini telah dikenal khas dan disukai masyarakat, karena (1) rasanya yang nikmat dan gurih; (2) dapat meningkatkan dan memperbaiki kualitas gizi dan (3) kaya akan protein. Pada dasarnya produk patty burger ini memiliki kendala pada masa simpan, masa simpan patty burger ini termasuk pendek dikarenakan patty burger mengandung kadar air dan protein yang sangat tinggi. Oleh sebab itu perlu dilakukan perlakuan khusus yaitu dengan mengkombinasi penambahan asap cair tempurung kelapa dan lama pemanasan pada produk olahan patty burger.

Asap cair mempunyai peluang untuk digunakan secara luas di Indonesia mengingat tersedianya bahan baku yang melimpah, proses pembuatan yang sederhana, mudah diaplikasikan oleh masyarakat dengan citra rasa produk yang dapat diterima serta melindungi konsumen dari bahan karsinogenik yang biasanya terbentuk pada pengasapan tradisional.

Salah satu teknologi pengolahan daging yang belum banyak diterapkan oleh masyarakat adalah dengan proses pengasapan. Menurut Winarno dkk.(1980), pengasapan daging terutama ditujukan untuk mengawetkan atau menambah cita rasa (flavor). Asap cair cair mampu menghilangkan bau urea pada daging ikan pari. Pengasapan juga dapat menghambat oksidasi lemak didalam bahan pangan tersebut. Orimahi (2007), mengemukakan bahwa asap cair merupakan salah satu alternative pengawet untuk makanan, yang dibuat dengan mengkondensasikan asap dari hasil pembakaran kayu.

Maga (1978), mengemukakan bahwa penggunaan asap cair lebih menguntungkan dari pada pengasapan tradisional diantaranya citra rasa produk dapat dikendalikan, kemungkinan menghasilkan produk karsinogenik lebih kecil dan proses pengasapan dapat dilakukan cepat, dapat diterapkan dalam beberapa cara seperti menyemprot, melapisi dan pencampuran dalam makanan.

(16)

mengontrol pertumbuhan mikrobia.

Hasil pengujian aktifitas antibakteri dari 8 jenis asap cair diantaranya : tempurung kelapa, kayu jati, bangkirai, krining, lamtoro, mahoni, kamfer, dan glugu terhadap kultur bakteri Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Pseudomonas fluorescens dan Bacillus subtilis menggunakan teknik difusi agar menunjukkan bahwa asap cair tempurung kelapa mempunyai aktifitas bakteri terbesar terhadap keempat kultur bakteri dibandingkan ketujuh jenis asap cair lainnya yang ditunjukkan dengan terbentuknya zona jernih terbesar pada perlakuan dengan asap cair tempurung kelapa (Yulistiani, 1997).

Maga (1987), mengemukakan bahwa penggunaan asap cair untuk suatu produk berkisar antara 0,2% - 2%. Menurut Yulistiani (1997), konsentrasi penghambatan minimal asap cair tempurung kelapa terhadap S. aureus dan P. flourescens adalah 0,6% sedangkan E. coli dan B. subtilis 0,8%. Proses kyuring lidah sapi dengan kombinasi asap cair tempurung kelapa pengenceran 1:9 (v/v) dan NaCl 10% (b/v) pada suhu pengeringan 750C selama 8 jam lebih disukai konsumen dibandingkan control dan perlakuan lainnya.

Pengeringan adalah proses pemindahan panas dan uap air secara simultan, yang memerlukan energi panas untuk menguapkan kandungan air yang dipindahkan dari permukaan bahan, yang dikeringkan oleh media pengering yang biasanya berupa panas. Tujuan pengeringan adalah mengurangi kadar air bahan sampai batas dimana perkembangan mikroorganisme dan kegiatan enzim yang dapat menyebabkan pembusukan terhambat atau terhenti, maka bahan yang dikeringkan dapat mempunyai waktu simpan yang lebih lama (Cannon, 1991).

Turunnya kadar air pada bahan yang telah dikeringkan, maka enzim-enzim yang ada pada bahan menjadi tidak aktif dan mikroorganisme yang ada pada bahan akan terhambat pertumbuhannya (Schlegel, 1994).

(17)

Kombinasi konsentrasi asap cair tempurung kelapa dengan lama pengeringan diharapkan dapat memperpanjang masa simpan patty burger ikan pari pada suhu kamar maupun suhu refrigerator.

B. TUJUAN PENELITIAN

1. Mengkaji pengaruh konsertrasi asap cair tempurung kelapa dan lama pengeringan terhadap kualitas fisikokimia, mikrobiologi dan organoleptic dari patty burger ikan pari.

2. Menentukan kombinasi perlakuan terbaik konsentrasi asap cair tempurung kelapa dan lama pengeringan sehingga dihasilkan patty burger ikan pari dengan kualitas baik dan disukai konsumen.

3. Mengetahui pengaruh konsentrasi asap cair tempurung kelapa terhadap pertumbuhan mikroba selama penyimpanan pada suhu kamar dan suhu refrigerator.

C. MANFAAT PENELITIAN

1. Meningkatkan nilai ekonomis dari ikan pari yaitu dengan mengolah menjadi patty burger.

2. Diverfikasi paroduk patty burger dengan bahan baku dari ikan pari.

(18)

2.1Ikhtisar Hasil Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang dipergunakan dalam penelitian

berikut ini adalah :

1. J udha Mr adipta Nugraha (2010)

a. Judul : Pengaruh Motivasi, Keterampilan Sosial dan Minat Belajar

Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi (Pada Mahasiswa

Akuntansi UPN "Veteran" Jawa Timur Angkatan 2006).

b. Permasalahan : apakah motivasi, keterampilan sosial dan minat

belajar berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi pada

mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa

Timur Angkatan 2006?.

c. Hipotesis : Diduga bahwa keterampilan sosial, motivasi dan minat

belajar berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi.

d. Kesimpulan : bahwa tidak ada pengaruh secara nyata antara

motivasi dan keterampilan sosial terhadap tingkat pemahaman

akuntansi sedangkan minat belajar berpengaruh nyata terhadap

(19)

2. Purwanti (2009)

a. Judul : “Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Mahasiswa dalam Mata Kuliah Pemeriksaan Akuntansi II (Studi

Empiris pada Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa

Timur)”.

b. Permasalahan : Apakah motivasi, gaya belajar dan lingkungan

berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa

dalam mata kuliah pemeriksaan akuntansi II ?

c. Hipotesis : Diduga motivasi, gaya belajar dan lingkungan

berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa

dalam mata kuliah pemeriksaan akuntansi II.

d. Kesimpulan :

1. Motivasi tidak berpengaruh secara nyata terhadap prestasi

belajar mahasiswa dalam mata kuliah pemeriksaan akuntansi

II. Gaya belajar berpengaruh secara signifikan terhadap

prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah pemeriksaan

akuntansi II.

(20)

3. Hanum Atika Riswanti (2010)

a. Judul : Pengaruh Kemampuan Komunikasi, Berpikir Kritis, Dan

Kepribadian Terhadap Pemahaman Akuntansi Mahasiswa (Studi

Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UPN "Veteran" Jawa Timur).

b. Permasalahan : "apakah kemampuan komunikasi, berpikir kritis,

dan kepribadian mempunyai pengaruh terhadap pemahaman

akuntansi pada mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa

Timur?".

c. Hipotesis : "kemampuan komunikasi, berpikir kritis, dan

kepribadian mempunyai pengaruh terhadap pemahaman akuntansi

pada mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur".

d. Kesimpulan : kemampuan komunikasi, berpikir kritis, dan

kepribadian berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi.

Sedangkan variabel berpikir kritis berpengaruh secara signifikan

(21)

4. Muland (2009)

a. Judul : Pengaruh Efektifitas Pembelajaran dan Lingkungan

Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa di SMK Negeri 1

Seyegan”.

b. Permasalahan : apakah efektifitas pembelajaran dan lingkungan

belajar berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar siswa di

SMK Negeri 1 Seyegan.

c. Hipotesis : Diduga efektifitas pembelajaran dan lingkungan

belajar berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar siswa di

SMK Negeri 1 Seyegan.

d. Kesimpulan : Pengujian secara simultan dan parsial menunjukan

bahwa efektifitas pembelajaran dan lingkungan belajar

mempunyai peranan yang signifikan terhadap prestasi belajar

pekerjaan kontruksi beton sederhana siswa kelas II SMK Negeri 1

(22)
(23)
(24)

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Pengertian Motivasi

Motivasi menurut Hidayat (dalam Setiabudi; 2008), adalah suatu

usaha yang dapat menyebabkan seseorang tergerak melakukan sesuatu

karena ingin mencapai tujuan yang dikehendaki atau mendapat kepuasan

atas perbuatan tersebut.

Menurut Santrock, 2007 (dalam Setiabudi; 2008) mendefinisikan

motivasi sebagai proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan

perilaku. Artinya perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh

energi, terarah dan bertahan lama.

Perumusan kebutuhan merupakan tujuan dari motif yang

menggerakkan perilaku seseorang. Motivasi dapat dipandang sebagai

suatu rantai reaksi yang dimulai dengan adanya kebutuhan, kemudian

timbul rasa untuk memuaskannya (mencari tujuan), sehingga

menimbulkan ketegangan psikologis yang akan mengarahkan perilaku

kepada tujuan (kepuasan). Rantai motivasi digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1 : Rantai motivasi

Sumber Bareleson dan Steiner (dalam Pujadi, 2007: 42-43)

(25)

Teori hirarki yang dikembangkan oleh Maslow memandang

kebutuhan manusia berjenjang dari yang paling rendah hingga yang paling

tinggi, dimana jika suatu tingkat kebutuhan telah terpenuhi, maka

kebutuhan tersebut tidak lagi berfungsi sebagai motivator. Hirarki

kebutuhan Maslow sebagai berikut :

1. Kebutuhan fisik dan biologis, yaitu kebutuhan untuk menunjang

kebutuhan hidup manusia. Jika fisiologis belum terpenuhi maka

kebutuhan lain tidak memotivasi manusia.

2. Kebutuhan keselamatan dan keamanan, yaitu kebutuhan untuk

terbebas dari bahaya fisik dan rasa takut kehilangan.

3. Kebutuhan sosial, yaitu kubutuhan untuk bergaul dengan orang lain

dan untuk diterima sebagai dari orang lain.

4. Kebutuhan akan penghargaan, yaitu keutuhan untuk dihargai oleh

orang lain. Kebutuhan ini menghasilkan kepuasan dan kebanggaan

terhadap diri sendiri.

5. Kebutuhan akan aktualisasi diri, yaitu kebutuhan untuk

mengaktualisasikan semua kemampuan dan potensi yang dimiliki

hingga menjadi orang yang seperti dicita-citakan. Menurut Maslow

(26)

2.2.2 Pengertian Belajar

Belajar menurut Muhibbinsyah, 2003 (dalam Hasanah; 2013)

adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat

fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan.

Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu

amat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa atau mahasiswa,

baik ketika ia berada di sekolah maupun berada di lingkungan rumah atau

keluarganya sendiri.

Menurut Biggs (dalam Puspitasari; 2010) belajar didefinisikan

kedalam tiga macam rumusan yaitu rumusan kuantitatif, rumusan

institusional dan rumusan kualitatif.

a. Rumusan Kuantitatif

Belajar berarti kegiatan pengisian atau pengembangan

kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak – banyaknya. Jadi, belajar

dalam hal ini dipandang dari sudut beberapa banyak materi yang

dikuasai siswa.

b. Rumusan Institusional

Belajar dipandang sebagai proses validasi terhadap penguasaan

siswa atas materi – materi yang telah dipelajari. Bukti institusional

yang menunjukan siswa telah belajar dapat diketahui dalam

(27)

c. Rumusan Kualitatif

Pengertian belajar secara kualitatif adalah proses memproses

arti-arti dan pemahaman – pemahaman serta cara – cara menafsirkan

dunia disekeliling siswa. Belajar dalam pengertian ini di fokuskan pada

tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk

memecahkan masalah – masalah yang kini dan nanti dihadapi siswa.

Menurut Uno (dalam Hasanah; 2013), belajar merupakan suatu

proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri

dalam interaksi dengan lingkungannya.

Pada intinya dari berbagai definisi belajar yang disebutkan maka

dapat disimpulkan beberapa hal pokok :

a) Belajar itu membawa perubahan (perilaku baik aktual maupun

potensial).

b) Bahwa perubahan itu ditandai meningkatnya pengertian ataupun

didapatkannya kecakapan baru.

(28)

2.2.3 Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi merupakan faktor yang sangat penting di dalam belajar.

Motivasi memberi semangat seseorang dalam kegiatan-kegiatan

belajarnya. Motivasi timbul dari dorongan-dorongan yang asli atau

perhatian yang diinginkan.

Yamin (2003), motivasi belajar merupakan daya penggerak psikis

dari dalam diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan

menambah ketrampilan, pengalaman. Dan menurut Dimyati dan Mudjiono

(2006), motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami

perkembangan. Pendapat lain, Hamalik (2008) mengatakan bahwa motivasi

adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang ditandai dengan

timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan

Menurut Rusyan, 1989 (dalam Setiabudi;2008), apabila

mempunyai motivasi yang kuat, peserta didik akan menunjukkan minat,

aktivitas dan partisipasinya dalam mengikuti kegiatan belajar atau

pendidikan yang sedang dilaksanakan. Dengan kata lain untuk melakukan

sesuatu. Secara konsisten bahwa alasan yang mendorong seseorang untuk

belajar berpengaruh langsung terhadap efektivitas dan kualitas penyerapan

proses belajar. Tiga alasan yang mendorong seseorang untuk belajar:

a. Belajar agar dapat melaksanakan tugas yang diberikan dengan baik

(Job Requirement).

(29)

c. Belajar dilakukan agar dapat membagikan kepadaa orang lain

(Developing Others).

Ketiga alasan tersebut juga menggambarkan tingkah laku atau

level dari motivasi belajar seseorang. Seseorang yang belajar dalam rangka

mempersiapkan diri untuk mempresentasikan sesuatu atau mengajarkan

kepada orang lain akan mengalami daya serap yang maksimal dari batas

kemampuan individu. Hal ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan

individu yang belajar sekedar untuk memenuhi tuntutan pekerjaan, dalam

hal ini ditemukan pada tingkat marjinal (memenuhi kebutuhan minimum).

Alasan ini yang masih lebih baik jika dibandingkan dengan alasan

pengembangan diri. Dengan pertimbangan bahwa seseorang yang belajar

dalam rangka pengembangan diri belum memaksimumkan usahnya karena

belum adanya kepastian tentang kapan ilmu yang didapatkan akan

digunakan (Joko, 1998 dalam Iyana;2007).

2.2.4 Pengertian Gaya Belajar

Istilah gaya belajar mulai muncul dalam literatur tentang belajar

pada tahun 1970-an. Pada tahun1991, Riding & Cheema berpendapat

istilah gaya belajar merupakan istilah pengganti gaya kognitif. Sekalipun

dalam perkembangannya gaya kognitif hanyalah salah satu bagian dari

(30)

Bogod (2002; dalam Pranata, 2002) mendefinisikan gaya belajar

sebagai suatu perbedaan pendekatan atau cara individu dalam mempelajari

sesuatu. Lizinger dan Osif (1992; dalam Pranata, 2002) mendeskripsikan

gaya belajar sebagai suatu perbedaan cara yang digunakan oleh anak-anak

dan orang dewasa dalam berpikir dan belajar yang merupakan suatu

perilaku yang diminati sebagai suatu perilaku yang diminati sebagai suatu

perilaku yang diminati dan konsisren (Blackmore; 1996 dalam Pranata,

2002).

Aktivitas belajar yang merupakan perilaku individual yang

spesifik disebut gaya belajar (Pranata, 2002). Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa gaya belajar adalah suatu sikap pribadi yang

cenderung menetap dalam mempersepsikan suatu stimulus tertentu dari

lingkungan, selanjutnya memanfaatkan secara unik dan personal dalam

berinteraksi dengan stimulus maupun sumber stimulus.

Gaya belajar adalah kunci mengembangkan kinerja dalam segala

kondisi dan situasi. DePorter & Hernacki, 2001 (dalam Purwanti, 2009)

menemukan banyak variabel yang mempengaruhi cara belajar orang.

Mencakup faktor fisik, emosional, sosiologis dan lingkungan. Ada dua

kategori utama tentang bagaimana orang belajar yaitu : bagaimana

manusia menyerap informasi dan lingkungan. Ada dua kategori uatama

tentang bagaimana orang belajar yaitu: bagaimana manusia menyerap

informasi dengan mudah dan cara mengatur dan mengelola informasi

(31)

Menurut Nasution, 2000 (dalam Purwanti; 2009) gaya belajar atau

“learning style” adalah cara murid berinteraksi dan menggunakan

perangsang-perangsang yang diterimanya dalam proses belajar.

2.2.5 Pengertian Berpikir Kritis

Secara umum definisi berpikir kritis adalah evaluasi ketepatan dan

manfaat (nilai) dari sebuah informasi atau argument (Beyer, 1985 dalam

Harnandita; 2008), Moore, 2001 (dalam Harnandita; 2008) menyatakan

bahwa berpikir kritis itu lebih kompleks daripada berpikir biasa, karena

berpikir kritis berbasis pada standar objektivitas dan konsistensi. Menurut

Rosyada (2007; 285) critical thinking adalah kemampuan siswa

menggunakan potensi-potensi intelektualnya dalam menyelesaikan

permasalahan secara sistematis, rasional, dan empiris, yakni dapat

menghubungkan permasalahan dengan penyebabnya, mampu

menampilkan logika yang rasional dan dapat diterima oleh pikiran orang

lain, dan semuanya berbasis pada data.

Harsanto, 2005 (dalam Harnandita; 2008), menyebutkan bahwa

berpikir kritis, dimana diperlukan pikiran yang terbuka, jelas dan

berdasarkan fakta. Seorang pemikir kritis harus mampu memberi alasan

atas pilihan putusan yang diambilnya. Ia harus bisa menjawab pertanyaan

(32)

2008) yaitu berpikir kritis adalah penggalian makna atas suatu masalah

secara lebih mendalam, berpikiran terbuka terhadap pendekatan dan

pandangan yang berbeda-beda dan menetapkan untuk diri sendiri hal-hal

yang akan diyakini atau dilakukan.

Tahun 1909 John Dewey mengemukakan istilah reflective

thinking yang pada saat ini dikenal dengan sebutan berpikir kritis.

Menurutnya pada dasarnya berpikir kritis adalah active process (harus

dipikirkan, dipertanyakan, dan dicari informasinya secara mandiri),

persistan and careful (tidak langsung loncat kesimpulan tetapi dipikirkan

terlebih dahulu), dan ground which support (dipikirkan alasan

mempercayai sesuatu serta implikasinya) dengan demikian keterampilan

menalar adalah elemen kunci berpikir kritis (Bustaman, 2009).

Eggen dan Kauchak, 2004 (dalam Harnandita; 2008)

mendefinisikan berpikir kritis sebagai kemampuan dan kecenderungan

seseorang untuk membuat dan menilai kesimpulan berdasarkan bukti.

Berdasarkan berbagai definisi yang telah disebutkan, maka dapat

disimpulkan bahwa definisi berpikir kritis adalah kecenderungan dan

kemampuan seseorang untuk membuat dan menilai kesimpulan

berdasarkan bukti yang ada dari sebuah informasi, yang dijadikan dasar

untuk memutuskan tindakan atau hal-hal yang akan diyakini dan rasa ingin

(33)

2.2.6 Pengertian Indeks Pr estasi Kumulatif

Indeks prestasi kumulatif menunjukkan indikator keberhasilan

studi mahasiswa sampai dengan semester akhir yang telah ditempuh

(Nadziruddin;2007).

2.2.7 Faktor-faktor yang mempengaruhi Indeks Pr estasi Kumulatif

1) Faktor Internal

Menurut Lunandi (dalam Purwanti 2009), faktor internal merupakan

sumber terkaya untuk bahan belajar yang berasal dari dalam diri siswa yang

dapat mempengaruhi prestasi belajar dan faktor ini menjadi modal dasar

bagi peserta didik dalam berprestasi. Faktor ini dibedakan menjadi dua

kelompok, yaitu:

a. Aspek fisik

Dalam hal ini, aspek fisik adalah aspek yang berhubungan

dengan kesehatan dan pancaindera serta tubuh siswa

b. Aspek psikologis

Ada banyak aspek psikologis yang dapat memengaruhi

prestasi belajar siswa, antara lain adalah bakat, sikap, minat motivasi

(34)

2) Faktor Eksternal

Selain faktor-faktor yang ada dalam diri siswa, ada hal-hal lain

diluar diri yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang akan diraih,

antara lain.:

a. Lingkungan keluarga

Dalam lingkungan keluarga, hal yang menjadi pengaruh

prestasi belajar adalah sosial ekonomi keluarga, pendidikan orang tua,

dan perhatian orang tua serta suasana berhubungan antara anggota

keluarga.

b. Lingkungan sekolah

Dalam lingkungan sekolah, hal yang berpengaruh terhadap

prestasi belajar adalah sarana dan prasarana sekolah, kompetensi

pengajar dengan siswa dan kurikulum dan metode pengajar.

c. Lingkungan masyarakat

Dalam lingkungan sosial masyarakat, hal yang berpengaruh

terhadap prestasi belajar adalah sosaial budaya, dan partisipasi

(35)

3) Faktor Pendekatan Belajar

a. Pendekatan belajar tinggi

Pendekatan belajar yang tinggi jika mahasiswa memiliki minat

dan motivasi yang tinggi terhadap mata kuliah yang diberikan dan

ditempuh. Biasanya terdapat mata kuliah yang disukai sehingga proses

belajarnya yang tinggi frekuensinya dapat tercapai.

b. Pendekatan belajar sedang

Pendekatan belajar sedang jika mahasiswa memiliki minat dan

motivasi yang sedang terhadap minat kuliah yang diberikan dan

ditempuh

c. Pendekatan belajar rendah

Pendekatan belajar yang rendah juga dipengaruhi oleh minat

dan motivasi mahasiswa yang rendah serta mata kuliah yang tidak

disukainya sehingga kegiatan belajar mahasiswa jarang dilakukan dan

bahkan hampir tidak pernah.

2.2.8 Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Indeks Pr estasi Kumulatif

Motivasi belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut

(36)

kontinuitas yang mengarah pada obyek tertentu. Berprestasi adalah hasil

yang dicapai atau diperoleh oleh mahasiswa setelah menerima matakuliah

yang berupa penguasaan dari kemampuan yang biasanya ditunjukan

dengan nilai dari angka yang diberikan dosen.

Konsep berprestasi menurut Mc Celland (dalam Purwanti, 2009)

adalah sebagai suatu usaha untuk mencapai suskses, yang bertujuan untuk

berhasil dalam kompetisi dengan suatu ukuran keunggulan. Ukuran

keunggulan yang dimaksudkan dalam hal ini dapat berupa prestasi orang

lain, tetapi dapat juga berupa motivasi belajar tinggi, yang mempunyai

sikap yang positif terhadap situasi yang dapat mendukung terjadinya

motivasi belajar. Selanjutnya teori yang diambil dari Mc Celland dalam

berbagai percobaan menunjukkan bahwa individu yang mempunyai

motivasi belajar yang tinggi dihadapkan pada tugas-tugas yang lebih berat

dan lebih baik lagi.

Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana

cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan. Demikian pula dalam

kegiatan belajar mengajar seorang anak didik akan berhasil jika

mempunyai motivasi untuk bekerja.

Motivasi mempunyai dua fungsi dalam proses pembelajaran

yaitu mendorong mahasiswa untuk beraktifitas dan berfungsi sebagai

pengarah. Tingkah laku yang ditunjukkan setiap individu pada dasarnya

(37)

telah ditentukan (Sanjaya, 2008 dalam Purwanti; 2009). Memperhatikan

fungsi tersebut, maka jelas motivasi dapat menentukan keberhasilan suatu

proses pembelajaran dengan mendapat indeks prestasi yang memuaskan

setiap semesternya dan memperoleh indeks prestasi kumulatif yang

memuaskan

2.2.9 Pengaruh Gaya Belajar terhadap Indeks Pr estasi Kumulatif

Gaya belajar menunjuk pada keadaan psikologi yang menentukan

bagaimana seseorang menerima informasi, berinteraksi, serta merespon

pada lingkungan belajarnya (Pranata, 2002). Gaya belajar merupakan cara

atau metode yang digunakan mahasiswa untuk menambah pemahamannya

dalam suatu bidang studi. Gaya belajar cenderung menguasai perilaku

mahasiswa pada setiap kali melakukan kegiatan, karena menimbulkan

kebiasaan dan kebiasaan mengandung motivasi yang kuat.

Pada dasarnya mahasiswa belajar karena adanya kebutuhan untuk

menambah pengetahuan dan keterampilan. Kemampuan mahasiswa

berbeda antara satu dengan yang lainnya, demikian pula dengan gaya

belajar tiap orang. Gaya belajar seseorang yang berbeda-beda

membutuhkan modalitas dalam menunjang cara belajarnya. Berdasarkan

konsep gaya belajar menurut Horward Gardner berdasarkan modalitas

(38)

maksimal mengakibatkan hasil belajar yang tidak maksimal juga. Semakin

sering seseorang belajar dengan giat maka semakin besar peluang untuk

memperoleh hasil nilai prestasi yang lebih baik. Dengan demikian terdapat

adanya pengaruh antara gaya belajar dengan indeks prestasi kumulatif.

2.2.10 Pengaruh Berpikir Kritis ter hadap Indeks Pr estasi Kumulatif

Berpikir kritis memerlukan pikiran yang terbuka dan lebih

mendalam, jelas dan berdasarkan fakta. Seseorang pemikir kritis harus

mampu member alasan atas pilihan putusan yang diambilnya. Dalam

proses belajar, berpikir kritis sangat berpengaruh, hal ini ditunjukkan

dengan cara mahasiswa yang berpikir aktif terhadap hasil materi yang

telah diberikan oleh pengajar untuk menanggapi apa yang dimengerti

maupun tidak dimengerti.

Konsep berpikir kritis menurut Santrock, 1995 (Anonim; 2009)

bahwa berpikir kritis mengandung pengertian memahami makna masalah

secara lebih dalam, mempertahankan agar pikiran tetap terbuka terhadap

segala pendekatan dan pandangan yang berbeda, berpikir reflektif dan

bukan hanya menerima pernyataan-pernyataan serta melaksanakan

prosedur tanpa pemahaman dan evaluasi yang signifikan. Dibutuhkan cara

berpikir yang serius dan harus memahami materi tersebut untuk

menjadikan seorang siswa berpikir kritis. Dengan cara berpikiran kritis

(39)

terhadap setiap materi yang diberikan pengajar sehingga dapat menambah

ilmu yang dimiliki dan dapat menunjang peningkatan indeks prestasi yang

ditempuh selama satu seester dan indeks prestasi secara kumulatif.

Konsep yang dikemukakan oleh Shukor (2001), di zaman

perubahan yang pesat ini, prioritas utama dari sebuah sistem pendidikan

adalah mendidik anak-anak tentang bagaimana cara belajar dan berpikir

kritis (Muhfahroyin; 2009), beberapa karakteristik dari era pengetahuan

(knowledge age) adalah:

1. Kehidupan, masyarakat, dan ekonomi menjadi lebih kompleks.

2. Lapangan kerja menipis, disbanding era sebelumnya.

3. Ilmu pengetahuan dan informasi, tanah, buruh dan modal sebagai

masukan paling utama dalam system produksi modern. Dengan

demikian adanya pengaruh antara berpikir kritis dengan indeks

prestasi belajar baik indeks prestasi sementara maupun indeks prestasi

(40)

2.3 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya,

maka dapat dibuat kerangka pemikiran yang dapat digunakan dalam

penyelesaian ini nampak pada gambar 2.2

Gambar 2.2 : Kerangka Pikir

Regresi Linier Berganda

2.4 Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah, maka hipotesis yang dapat dirumuskan dalam

penelitian ini sebagai berikut :

“Motivasi belajar, gaya belajar dan berpikir kritis mempunyai pengaruh

terhadap indeks prestasi kumulatif pada anggota aktif himpunan mahasiswa

akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jawa Timur”. M ot ivasi Belajar (X1)

Gaya Belajar (X2)

Berpikir Krit is (X3)

Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)

(41)

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian adalah hal yang menjadi sasaran penelitian

(Kamus Besar Indonesia, (1989:622). Menurut Supranto (2000:21) objek

penelitian adalah himpunan elemen yang dapat berupa orang, organisasi

atau barang yang akan diteliti. Kemudian dipertegas Anton Dayan

(1986:21) objek penelitian adalah pokok persoalan yang hendak diteliti

untuk mendapatkan data secara lebih terarah. Menurut Kunto (1998:18)

objek penelitian adalah variabel atau apa yang menjadi titik perhatian suatu

penelitian.

Objek penelitian penulis disini adalah pengaruh motivasi belajar,

gaya belajar dan berpikir kritis terhadap indeks prestasi kumulatif. Dengan

studi empiris Himpunan Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa

(42)

3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

3.2.1 Definisi Operasional

Berkaitan dengan permasalahan dan hipotesis yang ada maka

variabel yang terdapat dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel

dependen dan beberapa variabel independen. Untuk variabel independen

(X) terdiri dari :

1. Motivasi belajar (Learning Motivation)

Motivasi adalah dorongan yang datang dari dalam batin atau

hati seseorang maupun dari orang lain, yang menggerakkan perilaku

belajarnya untuk memenuhi kebutuhan atau mencapai sasaran yang

ditujunya.

2. Gaya belajar (Learning Style)

Gaya belajar adalah metode dan kebiasaan yang dilakukan

mahasiswa dalam menambah ilmunya dan mengelola informasi yang

telah diperoleh tersebut.

3. Berpikir kritis (Critical Thinking)

Berpikir kritis adalah kecenderungan seseorang dalam

penggalian makna suatu pernyataan secara lebih mendalam

berdasarkan apa yang diyakini dan rasa ingin tahu yang besar

(43)

Untuk variabel dependen (Y) dalam penelitian ini yaitu :

Indeks Prestasi Kumulatif (IPK).

Indeks prestasi kumulatif adalah indikator keberhasilan studi

mahasiswa sampai dengan semester terakhir yang telah ditempuh. IPK

merupakan nilai penjumlahan mulai dari semester awal hingga semester

terakhir.

3.2.2 Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang dipakai untuk mengukur variabel X dan Y

yaitu dengan menggunakan Skala Interval, (Jogiyanto, 2008; 129) adalah

ukuran yang tidak semata-mata menunjukkan urutan (ranking) obyek

penelitian berdasarkan suatu atribut, tetapi juga memberikan informasi

tentang jarak perbedaan (interval) antara tingkatan obyek yang satu dengan

tingkatan obyek lainnya.

Variabel Motivasi Belajar (X1) diukur dengan menggunakan skala

interval dengan instrumen yang berupa pertanyaan yang berjumlah 14 yang

diambil dari penelitian Purwanti (2009) dengan skala 7 poin dengan pola

sebagai berikut :

1 2 3 4 5 6 7

(44)

Jawaban dengan nilai 1 berarti cederung tidak pernah dengan

pertanyaan yang diberikan, nilai 4 merupakan nilai tengah antara tidak

pernah dengan selalu. Kesimpulanya jawaban dengan nilai 1 sampai 3

artinya responden cenderung mempunyai motivasi yang rendah dengan

pertanyaan yang diberikan, jawaban antara 5 sampai 7 berarti responden

cenderung mempunyai motivasi belajar yang tinggi dengan yang di berikan.

Variabel gaya belajar (X2) diukur dengan menggunakan skala

interval dengan instrument yang berupa pertanyaan berjumlah 14

pertanyaan yang diambil dari Purwanti (2009) dengan skala 7 poin dengan

pola sebagai berikut :

1 2 3 4 5 6 7

Tidak Pernah Selalu

Jawaban dengan nilai 1 berarti cenderung tidak pernah dengan

pertanyaan yang diberikan, nilai 4 merupakan nilai tengah antara tidak

pernah dengan selalu. Kesimpulannya jawaban dengan nilai 1 sampai 3

artinya responden cenderung mempunyai gaya belajar yang buruk dengan

pertanyaan yang diberikan, jawaban antara 5 sampai 7 berarti responden

cenderung mempunyai gaya belajar yang baik dengan pertanyaan yang

(45)

Variabel berpikir kritis (X3) diukur dengan menggunakan skala

interval dengan instrument yang berupa pertanyaan berjumlah 14

pertanyaan yang diambil dari Deborah smcael Zakrzwski (2006) dengan

skala 7 poin dengan pola sebagai berikut :

1 2 3 4 5 6 7

Tidak Setuju Setuju

Jawaban dengan nilai 1 berarti cenderung sangat tidak setuju

dengan pertanyan yang diberikan, nilai 4 merupakan nilai tengah antara

tidak setuju dengan setuju. Kesimpulannya jawaban dengan nilai 1 sampai

3 artinya responden cenderung mempunyai kemampuan berpikir kritis yang

rendah dengan pertanyaan yang diberikan, jawaban antara 5 sampai 7

berarti responden cenderung mempunyai kemampuan berpikir kritis yang

tinggi dengan pertanyaan yang diberikan.

Sedangkan teknik penyusunan skalanya menggunakan metode

perbedaan semantic (Semantik Differetial Scale) yaitu skala yang tersusun

dalam satu garis kontinum dengan jawaban sangat positifnya terletak di

sebelah kanan, jawaban sangat negatif terletak di sebelah kiri atau

sebaliknya. Skala ini digunakan untuk mengukur obyek-obyek yang

bersifat psikologikal, sosial maupun fisik (Sumarsono, 2004; 25).

Variabel indeks prestasi kumulatif (Y) diukur dengan

(46)

value) yang tidak dapat dirubah (Ghozali 2006; 5). Variabel indeks prestasi

kumulatif ditunjukkan dengan menggunakan nilai indeks prestasi kumulatif

mahasiswa yang telah dicapai hingga semester terakhir.

3.3 Teknik Penentuan Sampel

3.3.1 Populasi

Menurut (Suharyadi dan Purwanto, 2004: 323) populasi adalah

kumpulan dari semua kemungkinan orang-orang, benda-benda dan ukuran

lain yang menjadi objek perhatian. Populasi dalam penelitian ini adalah

mahasiswa yang aktif pada himpunan mahasiswa akuntansi (HMAK)

angkatan tahun 2012 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang berjumlah 48

mahasiswa. Populasi dipilih karena mahasiswa angkatan 2012 masih aktif

mengikuti organisasi himpunan mahasiswa akuntansi dan masih aktif

perkuliahan.

3.3.2 Sampel

Menurut (Suharyadi dan Purwanto, 2004 : 323) sampel adalah

suatu bagian dari populasi tertentu yang menjadi perhatian. Dalam

penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non

(47)

populasi sehingga setiap anggota tidak memiliki probabilitas atau peluang

yang sama untuk dijadikan sampel. Teknik yang digunakan adalah

sampling aksidental yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan faktor

spontanitas, artinya sapa saja yang tidak sengaja bertemu dengan peneliti

dan sesuai dengan karakteristik (ciri-cirinya), maka orang tersebut dapat

digunakan sebagai sampel (Ridwan, 2004: 63). Ukuran sampel yang

dibutuhkan dalam penelitian ini diperoleh dengan rumus slovin Umar,

(dalam Umar, 2008: 67) :

N

n ≥

1 + N e2

Keterangan :

1 = konstanta

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e2 = persentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel

(48)

maka :

n ≥ 48

1 + 48 (0,1)2

= 32 responden

Sehingga jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini sebanyak 32

responden.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

3.4.1 J enis Data

1. Data primer

adalah data yang di dapat dari sumber pertama baik individu atau

perorangan seperti hasil dari pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh

peneliti. Data primer dalam penelitian ini merupakan data yang diperoleh

secara langsung dari jawaban responden melalui penyebaran kuesioner.

2. Data sekunder

adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan,

baik oleh pengumpulan data primer atau pihak lain. Jadi data sekunder

merupakan data yang secara tidak langsung berhubungan dengan responden

(49)

Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari biro akademik UPN

“Veteran” Jawa Timur berupa data jumlah seluruh anggota himpunan

mahasiswa akuntansi angkatan 2012 beserta IPK masing-masing

mahasiswa untuk tahun ajaran 2014/2015.

3.4.2 Sumber Data

Sumber data merupakan asal mula pengambilan data. Sumber data

dalam penelitian ini diambil dari pengisian kuesioner pada mahasiswa yang

mengikuti organisasi himpunan mahasiswa akuntansi Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3.4.3 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan prosedur yang sistematis dan

standar untuk memperoleh data yang diperlukan (Nazir, 2000: 174).

Metode pengumpulan data dapat dibagi atas beberapa kelompok, yaitu :

a. Observasi langsung

Yaitu mengadakan pengamatan langsung di UPN “Veteran”

(50)

b. Kuesioner

Adalah daftar pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada

responden yang menyangkut dengan masalah penelitian untuk

kemudian diberikan nilai atau skor. Kuesioner adalah daftar pertanyaan

tertulis yang telah dirumuskan sebelumnya yang akan responden jawab

biasanya dalam alternatif yang didefinisikan dengan jelas (Sekaran,

2006: 82). Dalam penelitian ini yang mengisi kuesioner adalah para

mahasiswa yang mengikuti himpunan mahasiswa akuntansi angkatan

2012 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3.5 Uji Kualitas Data

3.5.1 Uji Validitas

Uji validitas menunjukan seberapa nyata suatu pengujian,

mengukur apa yang seharusnya diukur. Valid atau tidaknya alat ukur

tersebut dapat diuji dengan mengkorelasikan antara skor yang diperoleh

pada masing-masing butir pernyataan dengan skor total yang diperoleh dari

penjumlahan semua skor pertanyaan. Apabila korelasi antar skor total

dengan skor masing-masing pertanyaan signifikan (ditunjukan dengan taraf

signifikan < 0,05), maka dapat dikatakan bahwa alat pengukur tersebut

mempunyai validitas (Sumarsono, 2004: 31). Uji validitas ini menggunakan

(51)

yakni mengkorelasikan skor masing-masing butir pertanyaan dengan skor

total variabelnya.

Pengambilan keputusan :

Bila nilai probabilitas < 0,05 (level of significant) maka pertanyaan tersebut

valid.

Bila nilai probabilitas > 0,05 (level of significant) maka pertanyaan tersebut

tidak valid.

3.5.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah pengujian yang dimaksudkan untuk

menunjukkan sifat suatu alat ukur dalam pengertian apakah alat ukur yang

digunakan cukup akurat, stabil atau konsisten dalam mengukur apa yang

ingin diukur. Perhitungan kenadalan butir dalam penelitian ini

menggunakan fasilitas yang diberikan SPSS 19. reliabilitas menggunakan

tehnik cronbach alpha, suatu kuesioner dikatakan reliable bila memiliki

nilai cronbrach alpha lebih besar dari 0,60 (Ghozali, 2006:48).

a. Menentukan alpha

Nilai alpha diketahui dari angka alpha yang terdapat pada akhir output.

(52)

Jika alpha > 0,6 (reliabilitas minimum) maka butir atau butir variabel

tersebut reliabel.

Jika alpha < 0,6 (reliabilitas minimum) maka butir atau variabel

tersebut tidak reliabel.

3.5.3 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data

mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data

tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan berbagai

metode diantaranya adalah Kolmogorov Smirnov. Pedoman dalam

mengambil keputusannya yaitu :

- Bila nilai probabilitas < 0,05 (level of significant) maka distribusi data

tersebut tidak normal.

- Bila nilai probabilitas > 0,05 (level of significant) maka distribusi data

(53)

3.6 Uji Asumsi Klasik

Model regresi yang diperoleh dari metode kuadrat terkecil biasa

(Ordinary least Square atau OLS) merupakan model regresi yang

menghasilkan estimator atau BLUE (Algifari, 2000; 83). Kondisi ini akan

terjadi jika dipenuhi beberapa asumsi, yang disebut dengan asumsi klasik.

3.6.1 Autokorelasi

Autokorelasi adalah hubungan yang terjadi antara anggota-anggota

sampel dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkaian waktu

(time series data). Suatu jenis pengujian yang umum digunakan untuk

mengetahui adanya autokorelasi telah dikembangkan oleh J. Durbin dan G.

Watson pengujian ini sebagai statistic DW (Durbin-Watson) yang dihitung

berdasarkan jumlah selisih kuadrat nila-nilai taksiran faktor-faktor

gangguan yang berurut (Sugiyono, 2006; 209). Dalam penelitian ini tidak

dilakukan uji autokorelasi karena data dari serangkaian pengamatan tidak

tersusun dalam rangkaian waktu (time series data).

3.6.2 Multikolinearitas

Uji asumsi multikolinearitas digunakan untuk menunjukkan

(54)

multikolinearitas yaitu dengan melihat besarnya nilai Variance Inflation

Factor (VIF). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi

diantara variabel bebas. Deteksi adanya multikolinearitas dapat dilihat dari

besaran VIF, yaitu :

I. Jika besaran VIF < 10, maka tidak terjadi multikolinearitas.

II. Jika besaran VIF > 10, maka terjadi multikolinearitas. (Ghozali, 2006:

95-96)

3.6.3 Heteroskedasitas

Uji heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika varian dari residual suatu pengamatan ke

pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedasitas (Sugiyono,

2006; 208). Hal ini bisa diidentifikasi dengan menghitung korelasi Rank

Spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas dimana nilai

(55)

3.7 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

3.7.1 Teknik Analisis

Berdasarkan tujuan dan hipotesis penelitian di atas, maka data-data

yang terkumpul diolah dengan menggunakan program komputer SPSS dan

tehnik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda, dengan

alasan bahwa metode ini dapat digunakan sebagai model prediksi terhadap

satu variabel dependen (Y) dengan tiga variabel independen (X1,X2 dan

X3). Adapun model persamaan regresi linier berganda yang digunakan

adalah sebagai berikut :

Y = a + b1x1+ b2x2 + b3x3 + e (Suharyadi dan Purwanto, 2004: 508)

Keterangan :

Y = Indeks Prestasi Kumulatif

X1 = Motivasi Belajar

X2 = Gaya Belajar

X3 = Berpikir Kritis

a = Konstanta

b1 = Koefisien regresi variabel X1

(56)

3.7.2 Uji Hipotesis

3.7.2.1Uji Spesifikasi Model F

Menurut Anonim (2006; L22) Pengujian hipotesis spesifikasi

model untuk regresi yang digunakan dengan variabel X1, X2 dan X3

terhadap Y digunakan uji F dengan prosedur sebagai berikut :

1. H0 : bj = 0 (model regresi yang dihasilkan tidak cocok untuk

mengetahui pengaruh X1, X2 dan X3 terhadap Y)

H2 : bj ≠ 0 (model regresi yang dihasilkan cocok untuk mengetahui

pengaruh X1, X2 dan X3 terhadap Y)

Dimana j = 1,2,3,…..,k : variabel ke J sampai ke K

2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 dengan derajat

bebas [n-k] Dimana:

n : jumlah pengamatan

k : jumlah variabel

Kriteria kesimpulan :

H0 diterima jika nilai probabilitas ≥ 0,05

(57)

3.7.2.2Uji t

Menurut Anonim (2006; L21) Uji keberartian koefisien dilakukan

dengan statistik t. Uji dilakukan untuk menguji signifikan atau tidaknya

pengaruh X1, X2 dan X3 terhadap Y :

1. H0 : bj = 0 (tidak terdapat pengaruh yang nyata X1, X2 atau X3 terhadap

Y)

H2 : bj ≠ 0 (terdapat pengaruh yang nyata X 1, X2 atau X3 terhadap Y)

Dimana j = 1,2,3,…..,k : variabel ke J sampai ke K

2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 derajat bebas

[n-k] Dimana :

n : jumlah pengamatan

k ; jumlah variabel

Kriteria kesimpulan :

H0 diterima jika nilai probabilitas ≥ 0,05

(58)

4.1. Deskr ipsi Objek Penelitian

4.1.1. Sejar ah Umum Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa

Timur

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

merupakan salah satu lembaga tinggi swasta di Indonesia yang berdiri

sejak 5 Juli 1959. Selama kurun waktu beberapa tahun, UPN “Veteran”

Jawa Timur telah mengalami berbagai perubahan status yaitu :

1. Sejak Juli 1959 s/d 1965 Administrasi Perusahaan “Veteran” cabang

Surabaya.

2. Pada 17 Mei 1968 Perguruan Tinggi Pembangunan Nasional (PTPN)

“Veteran” cabang Jawa Timur dengan 3 fakultas (ekonomi, pertanian

dan teknik kimia), berdasarkan Surat Keputusan Kementerian

Transmigrasi, urusan “Veteran” dan Demobilisasi No.

062/Kpts/MENTRANVED/68.

3. Periode 1976/1994, terjadi peralihan status PTPN “Veteran” Jawa

Timur sebagai perguruan tinggi kedinasan dibawah Departemen

(59)

4. Periode 1977, terjadi perubahan nama PTPN “Veteran” cabang Jawa

Timur menjadi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” cabang

Jawa Timur.

5. Sejak tahun akademik 1994/1995 penyelenggaraan dilakukan secara

mandiri sebagai Perguruan Tinggi Swasta.

6. Berdasarkan Surat Keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan

Tinggi No. 001/BAN-PT/AK-1/VII/1998 tanggal 11 Agustus 1998

telah memperoleh status terkreditasi penuh untuk semua Progdi

(Program Studi).

4.1.2. Visi, Misi dan Tujuan

4.1.2.1.Visi

UPN “Veteran” Jawa Timur mempunyai cita-cita kedepan yang

dituangkan dalam bentuk visi : Menjadi Perguruan Tinggi yang terdepan,

modern dan mandiri dalam mengembangkan Tri Dharma Perguruan

Tinggi, untuk menghasilkan lulusan sebagai poner pembangunan yang

professional, inovatif dan produktif, dilandasi moral Pancasila, jiwa

kejuangan yang tinggi dan wawasan kebangsaan dalam rangka menunjang

(60)

4.1.2.2.Misi

Untuk mewujudkan ciri khas tersebut, UPN “Veteran” Jawa Timur

mempunyai misi yaitu :

a. Menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada

masyarakat dengan senantiasa mengedepankan mutu hasil didik yang

didukung oleh tenaga pengajar yang berkualitas dan berpengalaman.

b. Menghasilkan lulusan yang cakap, professional, kreatif, inovatif dan

produktif yang mampu bersaing dan mengisi peluang bursa tenaga kerja

serta menciptakan lapangan kerja.

c. Membekali dan memantapkan setiap mahasiswa agar menjadi manusia

yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

d. Memiliki jiwa pengabdian dan tanggungjawab serta disiplin yang

tinggi, cinta kepada tanah air dan bangsa dalam rangka menunjang

pembangunan nasional.

4.1.2.3.Tujuan

Menunjang pembangunan nasional dibidang pendidikan tinggi

dalam rangka terciptanya sumber daya manusia yang cakap, professional,

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki disiplin,

tanggungjawab dan pengabdian yang tinggi serta rasa kepedulian terhadap

(61)

4.1.3. Riwayat Progdi Akuntansi

Jurusan Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur yang berdiri pada

tahun 1974 merupakan salah satu dari 17 (tujuh belas) jurusan di

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Alasan

pendirian Progdi Akuntansi adalah :

a. Mendukung program pemerintah untuk mencerdaskan bangsa.

b. Pada tahun 1974 belom banyak perguruan tinggi di Surabaya dan Jawa

Timur mendirikan Progdi Akuntansi.

c. Perkembangan industri, perdangangan, perbankan di propinsi Jawa

Timur khususnya Surabaya sangat pesat.

d. Kebutuhan pendidikan tinggi yang diminati masyarakat semakin tinggi.

Awalnya jurusan memiliki status negeri kedinasan dibawah

pengelolaan Departemen Pertahanan. Pada tahun 1994 berdasarkan

keputusan bersama Mendikbud No : Kap/0307/U/1994 dan Menhamkam

No : Kep/10/XI/1994 status Progdi Akunatnsi berubah menjadi swasta.

Tahun 1998 Progdi memperoleh akreditasi pertama dengan nilai B

berdasarkan Surat Keputusan BAN-PT Dirjen Dikti Depdiknas No :

00177/Ak-I.1/UPIAKT/VIII/1998. Pada tahun 2003 memperoleh

akreditasi kedua dengan nilai B berdasarkan Surat Keputusan BAN-PT

Dirjen Dikti Depdiknas No : 06170/Ak-VII-S1-044/UPIAKT/2003.

(62)

dengan nilai A berdasarkan Surat Keputusan BAN-PT Dirjen Dikti

Depdiknas No : 039/BAN-PT/Ak-X1/S1/1/2009.

4.1.3.1.Visi Progdi Akuntansi

Sebagai pusat keunggulan (center of excellence) dalam proses

belajar mengajar bidang ilmu akuntansi baik bagi dunia akademik maupun

praktis, dalam rangka menghasilkan lulusan sebagai pioner pembangunan

yang professional, inovatif, produktif, bermoral Pancasila dan memiliki

nilai kejuangan dalam menghadapi dinamika ilmu pengetahuan, teknologi

dan ekonomi global.

4.1.3.2.Misi Progdi Akuntansi

Mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang professional

dalam bidang akuntansi sesuai dengan tuntutan zaman melalui proses

pembelajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat dengan

mengedepankan semangat kejuangan, ketaqwaan kepada Tuhan Yang

Maha Esa, pelayanan, adil, partisipatif, kemitraan, dapat dipercaya, saling

memajukan dan penyempurnaan berkesinambungan dalam menghasilkan

(63)

4.1.3.3.Tujuan Progdi Akuntansi

Mendidik mahasiswa menjadi tenaga-tenaga akuntansi yang

profesional baik secara konsektual maupun praktikal, yang memacu

intelegensi, berpikir secara mendalam dan siap berprestasi dalam bidang

ilmu akuntansi, guna menunjang pembangunan nasional.

4.2. Deskr ipsi Hasil Penelitian

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer,

sedangkan sumber data yang digunakan berasal dari jawaban kuesioner

yang disebar kepada responden. Responden yang digunakan dalam

penelitian ini adalah mahasiswa yang aktif pada himpunan mahasiswa

akuntansi (HMAK) angkatan tahun 2012 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Serta akan

dibahas mengenai data-data yang telah didapat dari persebaran kuesioner

dengan variabel bebas Motivasi Belajar (X1), Gaya Belajar (X2), Berpikir

Kritis (X3), sedangkan variabel terikatnya Indeks Prestasi Kumulatif (Y)

4.2.1. Motivasi Belajar (X1)

Motivasi adalah dorongan yang datang dari dalam batin atau hati

seseorang maupun dari orang lain, yang menggerakkan perilaku belajarnya

(64)

Hasil uji validitas pada variabel motivasi belajar menunjukkan dari 14

(empat belas) item pernyataan hanya ada 10 (sepuluh) item pernyataan saja

yang dinyatakan valid. Adapun tabulasi jawaban responden pada variabel

ini adalah:

Tabel 4.1 : Tabulasi Jawaban Responden Pada Variabel Motivasi Belajar (X1)

No. Item pernyataan Skor

Tabel 4.1 di atas menjelaskan bahwa:

1. Sebanyak 24 responden lebih memilih skor 5 sampai 7 yang artinya

setuju, hal ini menunjukkan bahwa 75% mahasiswa di UPN selalu

(65)

2. Sebanyak 16 responden lebih memilih skor 5 sampai 7 yang artinya

setuju, hal ini menunjukkan bahwa 50% mahasiswa di UPN selalu

mempersiapkan diri sebelum mengikuti perkuliahan.

3. Sebanyak 19 responden lebih memilih skor 5 sampai 7 yang artinya

setuju, hal ini menunjukkan bahwa 59,5% mahasiswa di UPN berpikir

bahwa belajar merupakan kesenangan karena dengan belajar akan

menambah pengetahuan.

4. Sebanyak 17 responden lebih memilih skor 5 sampai 7 yang artinya

setuju, hal ini menunjukkan bahwa 53,2% mahasiswa di UPN selalu

belajar dengan bersungguh-sungguh.

5. Sebanyak 19 responden lebih memilih skor 5 sampai 7 yang artinya

setuju, hal ini menunjukkan bahwa 59,5% mahasiswa di UPN selalu

bertanya kepada teman apabila tidak memahami pelajaran.

6. Sebanyak 14 responden lebih memilih skor 1 sampai 3 yang artinya tidak

setuju, hal ini menunjukkan bahwa 43,8% mahasiswa di UPN tidak

pernah berdiskusi dengan anggota keluarga apabila kesulitan dalam

memahami mata kuliah.

7. Sebanyak 26 responden lebih memilih skor 5 sampai 7 yang artinya

setuju, hal ini menunjukkan bahwa 81,3% mahasiswa di UPN

menyatakan bahwa orang tua mereka selalu memberikan nasehat dalam

(66)

8. Sebanyak 18 responden lebih memilih skor 5 sampai 7 yang artinya

setuju, hal ini menunjukkan bahwa 56,3% mahasiswa di UPN selalu

mendengarkan nasehat orang tua sehingga bermanfaat bagi dirinya.

9. Sebanyak 25 responden lebih memilih skor 5 sampai 7 yang artinya

setuju, hal ini menunjukkan bahwa 78,1% mahasiswa di UPN memiliki

teman yang selalu memberi motivasi/support.

10. Sebanyak 19 responden lebih memilih skor 5 sampai 7 yang artinya

setuju, hal ini menunjukkan bahwa 59,5% mahasiswa di UPN memiliki

teman yang selalu membantu belajar ketika tidak memahami dalam

perkuliahan.

4.2.2. Gaya Belajar (X2)

Gaya belajar adalah metode dan kebiasaan yang dilakukan mahasiswa

dalam menambah ilmunya dan mengelola informasi yang telah diperoleh

tersebut.

Hasil uji validitas pada variabel gaya belajar menunjukkan dari 14

(empat belas) item pernyataan hanya ada 11 (sebelas) item pernyataan saja

yang dinyatakan valid. Adapun tabulasi jawaban responden pada variabel

(67)

Tabel 4.2 : Tabulasi Jawaban Responden Pada Variabel Gaya Belajar (X2)

Tabel 4.2 di atas menjelaskan bahwa:

1. Sebanyak 23 responden lebih memilih skor 5 sampai 7 yang artinya

setuju, hal ini menunjukkan bahwa 71,9% mahasiswa di UPN memiliki

gaya belajar yang baik yaitu selalu memperhatikan penjelasan dosen saat

Gambar

Tabel 2.1  :  Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang
Gambar 2.1  :  Rantai motivasi
Tabel 4.1  :  Tabulasi Jawaban Responden Pada Variabel Motivasi Belajar (X1)
Tabel 4.2  :  Tabulasi Jawaban Responden Pada Variabel Gaya Belajar (X2)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tenaga untuk pemotongan berasal dari energi listrik yang diubah menjadi gerak utama oleh sebuah motor listrik, selanjutnya gerakan utama tersebut akan diteruskan melalui

Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga saham, volume perdagangan, likuiditas, leverage, earnings per share dan return saham secara simultan berpengaruh signifikan

Arfandiyah (2013) mengatakan bahwa dari 34 remaja yang berusia 15-18 tahun secara psikologis mengalami masalah emosi diantaranya yakni kesepian akibat perceraian yang

Hendrarvan, Institra Teknologi Bandung, Indonesia Tulur Juhana&#34; Instihx Teknologi Bar.t

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan an tara Intensitas penggunaan F acebook terhadap Kualitas Persahabatan Remaja.

Distribusi Responden Berdasarkan Persepsi Petani Tambak Pada Pengelolaan Tambak Sistem Wanamina dalam Upaya Pelestarian Hutan Mangrove di Kecamatan Tugu

telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Manajemen (S.M.) pada Program Studi

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah bahwa implementasi kebijakan dan profesionalisme secara umum belum sepenuhnya berjalan sesuai harapan organisasi sehingga pelaksanaannya