• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKn KELAS X DI SMK NEGERI 1 TUREN KABUPATEN MALANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELAKSANAAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKn KELAS X DI SMK NEGERI 1 TUREN KABUPATEN MALANG"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1

PELAKSANAAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKn KELAS X DI SMK NEGERI 1 TUREN

KABUPATEN MALANG

IMPLEMENTATION OF PEDAGOGY COMPETENCE OF TEACHER IN PPKn STUDY OF CLASS X IN THE STATE VOCATIONAL 1 TUREN

MALANG REGENCY

Anne Dwi Arianti*

Dra. Arbaiyah Prantiasih, M.Si ** Drs. Margono, M.Pd, M.Si**

*Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan FIS UM E-mail: annedwi_arianti@yahoo.com

**Dosen Pembimbing Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan FIS UM Jalan Semarang 5 Malang

ABSTRAK: Permasalahan yang terjadi pada kompetensi pedagogik guru dalam pembelajaran PPKn selama ini umumnya pembelajaran dilakukan dalam bentuk satu arah, guru lebih banyak berceramah dihadapan siswa, sementara siswa mendengarkan. Selain itu, dalam pembuatan perangkat pembelajaran, guru kurang dalam merumuskan perencanaan tersebut, dan disaat mengajar tidak sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Tujuan penelitian ini adalah (1) mendiskripsikan penerapan kompetensi pedagogik guru PPKn kelas X dalam menyusun Perangkat Pembelajaran mengenai penyusunan program tahunan, program semester, silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran di SMKN 1 Turen, (2) mendiskripsikan kompetensi pedagogik guru PPKn kelas X saat melaksanakan kegiatan belajar mengajar di SMKN 1 Turen, (3) mendiskripsikan kompetensi pedagogik guru PPKn kelas X di SMKN 1 Turen dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran. Jenis penelitian ini adalah diskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi.

Kata Kunci : Kompetensi Guru, Pedagogik, Pelaksanaan Pembelajaran PPKn.

(2)

2

ABSTRACT : Problems occurred on pedagogy competence of teacher in ppkn study there is generally, learning is done in the one – way method , the teacher give a lot of lectures in front of students , and the students listen . In addition , when making the learning method , the teachers only formulate the plan superficially, and while teaching, what is taught is not in accordance with lesson plans that have been made. Therefore, to fix these problems, a teacher who is able to prepare lesson plans is required , both in the implementation and evaluation of learning . The purpose of this research is: (1) How’s PPKn pedagogical competence of the teachers of class X to develope learning methods at SMK 1 Turen, (2) How’s PPKn pedagogical competence of teachers of class X when implementing teaching and learning in SMK 1 Turen , (3) How’s PPKn pedagogical competence of teachers of class X at SMK 1 Turen in carrying out the study evaluation. This type of research is descriptive qualitative. Data collection be done with observation, interview and documentation.

Key Words : Teacher Competence, Pedagogic, Learning Implementation of PPKn.

Guru merupakan salah satu profesi yang berperan dalam membentuk dan menentukan kualitas sumber daya manusia di masa yang akan datang. Dalam pasal 5 UU No. 20 Tahun 2003 tertulis bahwa “setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan yang bermutu”. Dalam pasal tersebut memaparkan bahwa pencapaian hasil belajar siswa yang optimal akan dipengarui oleh berbagai faktor. Salah satu faktor tersebut adalah mengenai bagaimana cara guru untuk menciptakan suatu pembelajaran yang berinovatif. Pembelajaran merupakan proses belajar yang dilakukan oleh siswa dalam memahami materi kajian dalam pembelajaran berdasarkan kurikulum yang telah ditetapkan. Selama ini pembelajaran di dalam kelas kurang mendapat perhatian dari orang tua dan dari pemerintah yang penting hasil UN (ujian) mendapat nilai tinggi. Umumnya pembelajaran dilakukan dalam bentuk satu arah, guru lebih banyak ceramah dihadapan siswa, sementara siswa mendengarkan. Guru beranggapan tugasnya hanya mentransfer pengetahuan yang

(3)

3

dimiliki guru kepada siswa dengan target tersampainya topik-topik yang tertulis dalam dokumen kurikulum kepada siswa. Pada umumnya guru tidak memberi inspirasi kepada siswa untuk berkreasi dan tidak melatih siswa untuk hidup mandiri. Guru dalam menyajikan pelajaran kurang menantang bagi siswa untuk berfikir akibatnya siswa tidak menyenangi pelajaran. Demi tercapainya tujuan pembelajaran yang lebih baik, maka implementasi pembelajaran juga harus terlaksana dengan baik.

Penyusunan perencanaan pembelajaran berfungsi sebagai acuan atau pedoman bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, sehingga proses pembelajaran siswa berjalan secara optimal. Mulyasa (2005:100) menyatakan, “perencanaan pembelajaran perlu dilakukan untuk mengkoordinasikan komponen pembelajaran yang terdiri dari kompetensi dasar, materi standar, indikator hasil belajar dan penilaian”. Perencanaan pembelajaran yang harus dipersiapkan guru sebelum melaksanakan proses pembelajaran adalah melaksanakan penyusunan silabus, penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran, dan penyusunan penilaian hasil pembelajaran. Berdasarkan Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses disebutkan bahwa, pelaksanaan pembelajaran dibagi menjadi tiga kegiatan yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

Kegiatan akhir dalam kompetensi pedagogik adalah kegiatan evaluasi. Evaluasi merupakan kegiaatan yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui perubahan perilaku dan pembentukan kompetensi peserta didik, yang dapat dilakukan dengan penilaian kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan

(4)

4

pendidikan dan sertifikasi, benchmarking, serta penilaian program (Mulyasa, 2009:108).

METODE

Penelitian mengenai Pelaksanan Kompetensi Pedagogik Guru dalam pembelajaran PPKn kelas X di SMK Negeri 1 Turen Kabupaten Malang, menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Karena penelitian yang dilakukan mengenai perilaku guru dalam menyusun perangkat pembelajaran, perilaku guru disaat pelaksanaan pembelajaran dan perilaku guru disaat melaksanakan penilaian ini data diperoleh dari hasil pengamatan dan wawancara disertai dengan hasil dokumen yang mendukung penelitian tersebut. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat deskriptif kualitatif. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek atau obyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.

a) Observasi

Dalam penelitian ini, teknik observasi digunakan untuk memperkuat data, terutama untuk mengetahui kompetensi pedagogik yang dimiliki Bapak Affandi saat malaksanakan pembelajaran PKKn di SMKN 1 Turen. Jadi hasil observasi ini sekaligus untuk mengkonfirmasi data yang telah terkumpul melalui wawancara dengan kenyataannya yang ada di sekolah, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih jelas. Dengan demikian hasil observasi ini sekaligus untuk

(5)

5

mengkonfirmasi data yang telah terkumpul melalui wawancara dengan kenyataannya yang ada di sekolah, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih jelas.

Observasi yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan melakukan pengumpulan data dari sekolah tentang: (1) kompetensi pedagogik guru PPKn di SMKN 1 Turen dalam menyusun perangkat pembelajaran, (2) kompetensi pedagogik guru PPKn di SMKN 1 Turen dalam melaksanakan pembelajaran, (3) kompetensi pedagogik guru PPKn di SMKN 1 Turen dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran.

b) Wawancara

Wawancara digunakan oleh peneliti untuk menggunakan menilai keadaan seseorang. Dalam wawancara tersebut biasa dilakukan secara individu maupun dalam bentuk kelompok, sehingga didapat data informatik yang orientik. Sedangkan interview yang penulis gunakan adalah jenis interview pendekatan yang menggunakan petunjuk umum. Wawancara itu digunakan untuk mengungkapkan data tentang kompetensi pedagogik yang dimiliki guru PPKn dalam melaksanakan pembelajaran. Dalam penelitian ini digunakan alat pengumpulan data yang berupa pedoman wawancara atau instrumen yang berbentuk pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepada pihak-pihak terkait, yaitu wawancara dengan humas, siswa, dan guru mata pelajaran kususnya bidang PPKn di SMKN 1 Turen.

c) Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang berarti barang tertulis, metode dokumentasi berarti cara pengumpulan data dengan mencatat data-data yang sudah ada. Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang

(6)

6

berupa catatan buku surat, transkip, majalah, prasasti, notulen, rapat, lengger, agenda dan sebagainya. Dalam penelitian kualitatif teknik pengumpulan data yang utama karena pembuktian hipotesisnya yang diajukan secara logis dan rasional melalui perangkat pembelajaran yang telah dibuat guru (silabus, prota, promes, dan RPP), pendapat, teori, atau hukum-hukum, baik mendukung maupun menolak hipotesis tersebut.

HASIL TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Kompetensi pedagogik guru PPKn kelas X dalam menyusun perangkat pembelajaran di SMKN 1 Turen

Berdasarkan hasil temuan penelitian, dalam program tahunan yang telah disusun guru PPKn di SMKN 1 Turen, komponen-komponennya meliputi: identitas isian, kompetensi inti, kompetensi dasar/ sub kompetensi, dan alokasi waktu. Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Maruzy (2010), komponen-komponen yang terdapat di dalam program tahunan meliputi, identifikasi (satuan pendidikan, mata pelajaran, tahun pelajaran), kompetensi inti, kompetensi dasar, alokasi waktu dan keterangan. Berdasarkan hasil temuan penelitian, dalam pembuatan program semester yang dibuat oleh guru PPKn SMKN 1 Turen, komponen-komponennya meliputi: identitas (satuan pendidikan, mata pelajaran, kelas, semester), materi pokok, alokasi waktu, dan kegiatan pembelajaran (minggu efektif) tahun 2014. Di dalam program semester kegiatan yang dilaksanakan dalam semester itu ialah kegiatan tatap muka, pratikum, kerja lapangan, mid semester, ujian semester dan berbagai kegiatan lainya yang diberi penilaian keberhasilan. Seperti yang dikatakan

(7)

7

Wordpress (2013) di dalam program semester, memuat komponen-komponen yang meliputi: kompetensi inti dan evaluasi, kompetensi dasar, materi, dan kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan hasil temuan penelitian, telah ditemukan bahwa guru PPKn di SMKN 1 Turen dalam penyusunan perangkat pembelajaran yakni silabus komponen-komponennya telah memuat mengenai kompetensi dasar, materi pokok, pembelajaran, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar. Hal ini sesuai seperti yang terdapat di dalam isi Permendikbud No. 65 tahun 2013, silabus merupakan acuan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran. Silabus paling sedikit memuat: identitas mata pelajaran, identitas sekolah, kompetensi inti, kompetensi dasar, tema, materi pokok, pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Berdasarkan hasil temuan penelitian, RPP yang telah disusun oleh guru PPKn SMKN 1 Turen, yaitu meliputi identitas nama pelajaran, kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, alat/ media/ bahan, kegiatan pembelajaran, dan penilaian. Seperti yang terdapat di dalam isi Permendikbud No. 65 Tahun 2013, komponen RPP terdiri atas: identitas sekolah, identitas mata pelajaran, kelas/ semester, materi pokok, alokasi waktu, tujuan pembelajaran, kompetensi dasar, materi pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, sumber belajar, langkah-langkah pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran. Setelah dibandingkan dari hasil temuan penelitian dengan isi dari Permendikbud No. 65 tahun 2013, perbedaan dari isi komponen RPP milik guru PPKn SMKN 1 Turen dengan isi di dalam Permendikbud No. 65 tahun 2013 tersebut adalah di dalam RPP milik guru PPKn terdapat

(8)

8

kompetensi inti dan indikator ketercapaian, melainkan isi di dalam Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tidak terdapat ketentuan untuk memberi kompetensi inti dan indikator ketercapaian, namun komponen yang lainnya sudah sesuai.

Setelah dibandingkan, berdasarkan hasil temuan penelitian dengan isi dari Permendikbud No. 65 tahun 2013, dapat disimpulkan bahwa masih terdapat beberapa perbedaan dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun oleh guru PPKn SMKN 1 Turen yaitu di dalam RPP milik guru PPKn terdapat kompetensi inti dan indikator ketercapaian, melainkan isi di dalam Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tidak terdapat ketentuan untuk memberi kompetensi inti dan indikator ketercapaian, namun komponen yang lainnya sudah sesuai.

Kompetensi Pedagogik Guru PPKn Kelas X saat Melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar di SMKN 1 Turen

Berdasarkan hasil temuan penelitian diketahui dalam pelaksanaan kegiatan pendahuluan yang dilakukan oleh guru mata pelajaran PPKn di SMKN 1 Turen, guru mengawali pembelajaran dengan salam dan kegiatan presensi, mengingatkan topic pembelajaran pada perteman sebelumnya, berusaha memberi motivasi kepada siswa serta menarik perhatian siswa dengan menceritakan kejadian sehari-hari yang berhubungan dengan materi yang diajarkan. Kegiatan pendahuluan diakhiri guru dengan memberi pretest. Dalam awal pembelajaran, guru sudah mampu untuk membuat awal proses pembelajaran menjadi kondusif yaitu dengan menciptakan awal pembelajaran yang menyenangkan dan semangat. Hal ini sesuai seperti yang telah dikatakan Mulyasa (2009:104) proses pembelajaran dan pembentukan

(9)

9

kompetensi perlu dilakukan dengan tenang dan menyenangkan, hal tersebut tentu saja menuntut aktifitas dan kreativitas guru dalam menciptakan lingkungan yang kondusif.

Langkah-langkah dalam kegiatan inti yang dilaksanakan oleh guru mata pelajaran PPKn di SMKN 1 Turen, pada tanggal 13 Februari 2014 diketahui bahwa selama proses pembelajaran kegiatan yang dilakukan guru mata pelajaran PPKn di SMKN 1 Turen adalah guru menerapkan diskusi kelompok. Berdasarkan hasil temuan penelitian guru dalam mengkoordinasikan kelas sudah baik dalam mengatasi siswa yang ramai, menganggapi sisa yang kurang aktif, guru selalu disiplin dalam segala hal, dan lain sebagainya. Pengorganisasian kegiatan yang dilakukan guru PPKn kelas X JB 1 di SMKN 1 Turen ini, sudah cukup baik seperti yang dikemukakan Sagala (2009:19), agar proses belajar mengajar di sekolah dapat terselenggara dengan baik, maka setiap unsur dalam proses belajar mengajar harus memilik sikap disiplin yang tinggi dan komitmen yang kuat untuk melakukan tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Meskipun metode yang digunakan oleh guru kurang berjalan dengan baik, namun beliau mencoba untuk menjelaskan materi dengan melibatkan siswa seperti memberi pertanyaan kepada beberapa siswa. Sagala (2009:12) menyatakan bahwa guru tidak boleh terisolasi dari perkembangan sosial masyarakatnya. Tugas guru sebagai pendidik merupakan tugas mewariskan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada muridnya. Dalam kegiatan penutup, berdasarkan hasil temuan penelitian diketahui bahwa setelah guru meluruskan jawaban dari hasil presentasi, dan materi semua sudah tercapai, guru memberikan tugas, guru mengajak siswa membuat kesimpulan bersama namun guru tidak menunjuk siswa melainkan

(10)

10

langsung membuat bersama-sama. Hal ini sudah sesuai dengan isi dari Permendikbud No. 65 Tahun 2013 bahwa, dalam kegiatan penutup, guru bersama siswa baik secara individual maupun kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi: (a) seluruh rangkaian aktifitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh untuk selanjutnya secara bersama menemukan manfaat langsung maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung; (b) memberikan umpan balik terhadap roses dan hasil pembelajaran; (c) melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik tugas individual maupun kelompok; dan (d) menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya. Kompetensi Pedagogik Guru PPKn Kelas X dalam Melaksanakan Evaluasi Pembelajaran

Berdasarkan hasil temuan penelitian pada tanggal 13 Februari 2014, dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran, guru PPKn kelas X di SMKN 1 Turen melaksanakan evaluasi pelaksanaan pengajaran, di dalam evaluasi pengajaran tersebut meliputi evaluasi proses dan evaluasi hasil. Seperti yang diungkapkan oleh Mulyasa (2009:108) evaluasi hasil belajar dilakukan untuk mengetahui perubahan perilaku dan pembentukan kompetensi peserta didik, yang dapat dilakukan dengan penilaian kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi, benchmarking, serta penilaian program.

Dalam evaluasi hasil, di saat kegiatan pendahuluan, guru melakukan evaluasi dengan mengadakan pretest, kegiatan ini dilakukan beliau dalam bentuk tes lisan dan tes tulis. Menurut Mulyasa (2009:104), pretest dilakukan untuk mengetahui tingkat kemajuan siswa sehubung dengan proses pembelajaran yang dilakukan, dengan cara

(11)

11

membandingkan hasil pretest dan pot-test. Selanjutnya di saat kegiatan inti pembelajaran, evaluasi yang diberikan oleh guru berupa dalam bentuk kuis, tugas-tugas, observasi dan pertanyaan langsung kepada siswa tentang pelajaran yang sedang diajarkan serta memberi penilaian sikap. Seperti yang dikatakan oleh Ibrahim dan Syaodih (2003: 133), dalam kaitannya dengan fungsi evaluasi mengenai mengidentifikasikan bagian-bagian program yang perlu diperbaiki, cara yang dapat digunakan meliputi baik tes maupun non tes seperti kuis, tugas-tugas, observasi dan jika perlu dapat pula berupa angket/ wawancara dengan peran para siswa atau permintaan masukan dengan guru lainnya. Dalam pembelajaran diskusi kelompok mengenai sistem hukum dan peradilan nasional dalam lingkup NKRI, guru melakukan penilaian dalam diskusi kelompok. Sama seperti yang terdapat dalam isi Permendiknas No. 41 Tahun 2007 bahwa penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran.

Pada akhir pengajaran ini, guru membuat evaluasi pengajaran dengan bentuk post-test baik dalam bentuk lisan maupun tulis dengan soal yang sama seperti dalam pretest dengan tujuan untuk mengetahui proses pembelajaran sudah berhasil atau belum. Menurut Mulyasa (2009:106) post-test dilakukan untuk sebagai bahan acuan untuk melakukan perbaikan terhadap proses pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik yang telah dilaksanakan. Evaluasi proses dilakukan guru PPKn dengan berupa ujian tengah semester (UTS) dan ujian akhir semester (UAS). Evaluasi proses juga diberikan guru dengan memberikan tes kecil/kuis, makalah,

(12)

12

pekerjaan rumah atau tugas kerja lapangan. Guru memperoleh penilaian juga dapat diperoleh dari hasil ulangan harian, hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Mulyasa (2009:108), bahwa penilaian kelas dilakukan dengan ulangan harian, ulangan umum, dan ujian akhir.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

Kompetensi pedagogik guru PPKn kelas X di SMKN 1 Turen Kabupaten Malang, dalam penyusunan perangkat pembelajaran pembelajaran berupa program tahunan, program semester, silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran di SMKN 1 Turen Kabupaten Malang sebagai berikut. Sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar, guru menyusun perangkat pembelajaran berupa: (a) Program tahunan, komponennya yang meliputi jumlah kompetensi pokok pembahasan dan waktu yang tersedia untuk menyelesaikan pokok dan sub pokok pembahasan, jumlah ulangan baik ulangan umum maupun harian dan jumlah waktu cadangan, (b) Program semester komponennya yang meliputi pokok bahasan/ sub pokok bahasan, alokasi waktu dan alokasi pertemuan kapan pokok bahasan/ sub pokok bahasan tersebut disajikan, (c) Silabus komponennya yang memuat mengenai identitas mata pelajaran, kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, alokasi waktu, sumber belajar dan penilaian, (d) Rencana pelaaksanaan pembelajaran komponennya berisi meliputi

(13)

13

identitas mata pelajaran, kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, alat/ media/ bahan, kegiatan pembelajaran, dan penilaian. Namun dalam pemilihan materi di dalam RPP kurang lengkap dan terperinci dan masih belum ada poin-poin dari isi materi tersebut, isi materi belum terlampir dengan lengkap.

Kompetensi pedagogik PPKn kelas X saat melaksanakan kegiatan belajar mengajar di SMKN 1 Turen Kabupaten Malang, meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Dalam kegiatan pendahuluan, guru memulai pelajaran selalu diawali dengan salam dan kegiatan presensi, memberikan apersepsi, memberi motivasi kepada siswa serta menarik perhatian siswa dan kemudian melakukan pre test. Namun pada kegiatan ini guru tidak mengingatkan materi minggu lalu guru hanya menyebutkan topik pembelajaran. Dalam kegiatan inti, pertama-tama guru menjelaskan poin-poin yang akan dipresentasikan oleh kelompok. Dalam pembelajaran ini menggunakan metode diskusi kelompok, Setelah dua kelompok selesai presentasi, kemudian guru memberikan penguatan. Dalam kegiatan penutup pembelajaran, setelah guru meluruskan jawaban dari hasil presentasi, dan materi semua sudah tercapai, guru memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah yaitu mengerjakan latian soal di buku LKS. Untuk mengakhiri pelajaran, guru mengajak siswa membuat kesimpulan bersama dan kemudian diakhiri dengan salam.

Kompetensi pedagogik guru PPKn kelas X dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran di SMKN 1 Turen, guru melakukan evaluasi pelaksanaan pembelajaran, dalam evaluasi pelaksanaan pembelajaran terdapat evaluasi hasil dan

(14)

14

evaluasi proses, yaitu (a) pada saat evaluasi hasil , pada kegiatan awal pembelajaran guru memberi pertanyaan berupa pertanyaan langsung kepada siswa tentang pelajaran yang sedang diajarkan serta penilaian sikap. Dalam diskusi kelompok guru melakukan penilaian dalam diskusi kelompok yang dinilai yaitu meliputi visual, ketelitian, kejujuran, penyajian data, jawaban pertanyaan, tanggung jawab, pengetahuan dan keaktifan siswa; (b) Pelaksanaan evaluasi proses, dalam pelaksanaan pembelajaran PPKn kelas X di SMKN 1 Turen yaitu dengan adanya komponen evaluasi yang berupa ujian tengah semester (UTS) dan ujian akhir semester (UAS). Evaluasi proses juga diberikan guru dengan memberikan tes kecil/kuis, makalah, pekerjaan rumah atau tugas kerja lapangan.

DAFTAR PUSTAKA

Hamalik. 2003. Kompetensi Profesional Guru. Jakarta: PT Bumi Aksara. Mulyasa. 209. Implementasi Tingkat Satuan Pendidik Kemandirian Guru dan

Kepala Seekolah. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.

Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Referensi

Dokumen terkait

Intervensi keperawatan pada klien dengan diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik (prosedur bedah) antara lain : lakukan pengkajian

Penelitian ini menguji apakah terdapat perbedaan abnormal return dan volume perdagangan saham perusahaan sebelum dan sesudah pengumuman Indonesia Sustainability Reporting

muscaedomesticae yang berasal dari induk betina kawin akan menjadi deutonimfa bakal jantan dengan lama stadia 22,43 jam dan bakal betina 23,02 jam.. Pada induk betina yang tidak

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1994 TENTANG PENGESAHAN UNITED NATIONS CONVENTION ON BIOLOGICAL DIVERSITY (KONVENSI PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA

- Pembalikan Fase Daya Alternatif**: Aktif jika urutan fase pada daya alternatif tidak sesuai dengan nilai yang benar pada alat pengendali.. Setiap kali suatu servis

 Mendiskusika n pengelolaan zakat harta serta waktu yang diharuskan dalam mengeluarkan zakat Maal  Melakukan studi litertatur secara mandiri menemukan dalil tentang

:, ttlaq/arakat trndonesia yang b€rsifat multihrltural de,ngan fen perkembangan grafis ]4ang me,nguah pada konfigurasi budaya plural, blah mendorong

Dalam Hikayat Indera Budiman hal tersebut dapat dibuktikan dengan tokoh yang diceritakan adalah raja dan anak raja, yaitu Raja Indera Bungsu, putranya Syah Peri dan Indera