PERAN STRATEGIS KEMENTERIAN DALAM NEGERI
DALAM IMPLEMENTASI
KEBIJAKAN OTONOMI DAERAH
MENUJU PENCAPAIAN GOOD GOVERNANCE
GAGASAN UNTUK MEREKONSTRUKSI FORMAT KEPEMERINTAHAN TELAH
MENGKRISTALISASI MENJADI TUNTUTAN UTAMA REFORMASI PEMERINTAHAN,
DIMANA KONSEP GOOD GOVERNANCE MENJADI DOMINAN DALAM
MENGARAHKAN REFORMASI PEMERINTAHAN DI INDONESIA SELAMA LEBIH
DARI SATU DASAWARSA TERAKHIR
1. AKUNTABILITAS
2. PENGAWASAN
3. DAYA TANGGAP
4. PROFESIONALISME
5. EFISIENSI & EFEKTIVITAS
6. TRANSPARANSI
7. KESETARAAN
8. WAWASAN KEDEPAN
9. PARTISIPASI
10. PENEGAKAN HUKUM
10 PRINSIP GOOD GOVERNANCE
INTRO
FUNGSI PEMERINTAHAN
PELAYANAN
KEADILAN
PEMBANGUNAN
KESEJAHTERAAN
PEMBERDAYAAN
KEMANDIRIAN
PENGATURAN
KETERTIBAN
3Tujuan Nasional
Tujuan Terbentuknya Negara:
Melindungi segenap bangsa dan tumpah
darah Indonesia
Memajukan kesejahteraan umum
Mencerdaskan kehidupan bangsa
Ikut melaksanakan ketertiban dunia
Indonesia Negara Kesatuan Yg
Terdesentralisasi Dgn Presiden Memegang
Kekuasaan Pemerintahan (Pasal 4 UUD 1945)
Pasal 18, 18 A dan 18 B UUD 1945
- NKRI dibagi atas Prov, Kab & Kota.
- Asas Otonomi dan Tugas Pembantuan
- Dipimpin Gub, Bupati, Walkot yg dipilih demokratis – memiliki DPRD dipilih melalui Pemilu
- Menjalankan Urusan Pemerintahan
- Hub. wewenang antar tingkatan Pemerintahan
- Hub. Keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan SDA & SDA lainnya dilaks. adil & selaras diatur dgn undang-undang.
- Negara mengakui & menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yg bersifat khusus atau istimewa yg diatur dgn undang-undang
Hak Warga Negara
Ps. 27, 28 H, Ps. 34 UUD 1945
Pendidikan, Kesehatan, Hak atas Pekerjaan, Hak
atas penghidupan yg layak, dan Jaminan Sosial
KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
DESENTRALISASI
OTONOMI DAERAH
Desentralisasi adalah penyerahan Urusan Pemerintahan oleh Pemerintah
Pusat kepada daerah otonom berdasarkan Asas Otonomi.
Asas Otonomi adalah prinsip dasar penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
berdasarkan Otonomi Daerah.
Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri Urusan Pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH
• MENINGKATKAN KUALITAS DAN
MEMPERCEPAT DEMOKRATISASI DI DAERAH
• MENINGKATKAN PERAN SERTA DAN
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM KEPEMERINTAHAN
•
MEMPERPENDEK RENTANG PELAYANAN
PADA MASYARAKAT.
•
MENGHADIRKAN
PEMERINTAHAN
YANG
LEBIH RESPONSIF DAN AKUNTABEL
TUJUAN
OTONOMI
DAERAH
ADMINISTRASI
POLITIK
TUJUAN
OTDA
Selaras dgn tujuan Otda penyelenggaraan Pemda diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, & peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan,
dan kekhasan suatu daerah dalam sistem NKRI
Memperbaiki kelemahan UU 32 Tahun 2004 yaitu memperjelas konsep desentralisasi dalam NKRI,
Memperjelas pengaturan dalam berbagai aspek penyelenggaraan Pemda.
Memuat pengaturan baru sesuai dengan dinamika masyarakat dan tuntutan pelaksanaan
desentralisasi
UU dipecah tiga UU Pemda, UU Desa dan UU Pilkada
Terjadi penyerahan urusan secara drastis ke daerah khususnya ke daerah kabupaten/kota.
Terjadi pergesekan kewenangan antar tingkatan dan susunan pemerintahan terkait dengan
kewenangan-kewenangan yang khususnya potensial menghasilkan penerimaan (revenue centers
Pembagian urusan telah dilakukan, namun implementasi belum optimal.
Upaya perbaikan manaj. Pemda
Pilkada dilaksanakan langsung namun masih perlu penyempurnaan.
REFLEKSI PELAKSANAAN DESENTRALISASI DAN OTDA
MELEDAKNYA USULAN PEMEKARAN 1999-2014 : 223 DOB USULAN PEMEKARAN MELALUI DAERAH PERSIAPAN 7
N
K
R
I
(30,7%)8 181 (77,3%) 34 (57,6%) 1.680 (30,66%) 2.495 (42,04%) 14.920 (24,94 %) Luas Wilayah 1.913.579 km2 Jumlah Penduduk 255.153.932 JiwaJUMLAH DAERAH OTONOM DI INDONESIA
(BESERTA KECAMATAN, KELURAHAN DAN DESA)
Berdasarkan
Permendagri No. 56 Tahun 2015
KONKUREN
ABSOLUT
1. PERTAHANAN 2. KEAMANAN 3. AGAMA 4. YUSTISI 5. POLITIK LUAR NEGERI 6. MONETER & FISKALPILIHAN
Pertambangan, Perdagangan, dll. Kes, Pendidik, PU, dll.WAJIB
PELAYANAN
DASAR
NON PELAYANAYAN
DASAR
S P M
P E M B A G I A N U R U S A N P E M E R I N T A H A N D A E R A H
URUSAN
PEM. UMUM
Dibagi berdasarkan prinsip Eksternalitas, Akuntabilitas dan EfisiensiP O L I T I K D E S E N T R A L I S A S I D A N O T O N O M I D A E R A H
9WAJIB
PELAYANAN
DASAR
NON PELAYANAYAN
DASAR
S P M
P E M B A G I A N U R U S A N P E M E R I N T A H A N K O N K U R E N
PILIHAN
1. Pendidikan; 2. Kesehatan; 3. PU & tt ruang; 4. Perumahan & kwsn permukiman5. Tramtibum & linmas
6. sosial
Tenaga Kerja, Pemberdayaan Perempuan & Pelindungan Anak, Pangan, Pertanahan, LH, Adminduk & Capil, PMD,
pengendalian pddk &KB, perhubungan, Kominfo, Koperasi, Usaha Kecil &
Menengah, Penanaman Modal, Kepemudaan & Olahraga,
Statistik, Persandian,
Kebudayaan, Perpustakaan dan Kearsipan 1. Kelautan & Perikanan 2. Pariwisata 3. Pertanian 4. Kehutanan 5. ESDM 6. Perdagangan 7. Perindustrian 8. Transmigrasi
Dibagi berdasarkan prinsip Eksternalitas, Akuntabilitas dan
Efisiensi dan Kepentingan Strategis Nasional
Urusan yang mempunyai dampak ekologis
yang serius hanya diotonomikan sampai ke
daerah provinsi (KEHUTANAN, kelautan dan
pertambangan) sehingga relatif mudah
dikendalikan.
NSPK
Dalam penyelenggaraan urusan konkuren, Presiden melalui para menteri yang bertanggungjawab atas Urusan Pemerintahan tertentu mengkoordinasikan dan mensinergikan secara teknis hubungan Pemerintah Pusat dan daerah, dengan membuat norma, standar, prosedur, dan kriteria (NSPK) termasuk Standar Pelayanan Minimal (SPM) sebagai pedoman bagi daerah dalam menyelenggarakan Urusan Pemerintahan yang diserahkan ke daerah dan secara simultan bagi kementerian/lembaga menjadi pedoman dalam melakukan pembinaan dan pengawasan.
P E N A T A A N U R U S A N
P E M E R I N T A H A N
Pembagian urusan pemerintahan diatur dalam lampiran UU
sehingga memberikan status otonomi yang lebih kuat kepada
daerah otonom;
Ditentukan suatu pola pembagian urusan pemerintahan antar
tingkatan/susunan pemerintahan sehingga terhindar dari tumpang
tindih dan ketidakjelasan kewenangan;
Terdapat keseimbangan beban urusan berdasarkan kriteria dan
prinsip pembagian urusan pemerintahan yang sudah ditentukan;
Urusan yang mempunyai dampak ekologis yang serius hanya
diotonomikan sampai ke daerah provinsi (kehutanan, kelautan dan
pertambangan) sehingga relatif mudah dikendalikan.
Memperkuat status
urusan otonomi daerah mencegah tumpang
tindih kewenangan
P E N A T A A N U R U S A N P E M E RI N TA H A N
URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH PUSAT
URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH PROVINSI
URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH KAB/KOTA
1. Urusan Pemerintahan yang lokasinya lintas Daerah provinsi atau lintas negara; 2. Urusan Pemerintahan yang penggunanya lintas Daerah provinsi atau lintas negara;
3. Urusan Pemerintahan yang manfaat atau dampak negatifnya lintas Daerah provinsi atau lintas negara;
4. Urusan Pemerintahan yang penggunaan sumber dayanya lebih efisien apabila dilakukan oleh Pemerintah Pusat; dan/atau
5. Urusan Pemerintahan yang peranannya strategis bagi kepentingan nasional.
1. Urusan Pemerintahan yang lokasinya lintas Daerah kabupaten/kota; 2. Urusan Pemerintahan yang penggunanya lintas Daerah kabupaten/kota;
3. Urusan Pemerintahan yang manfaat atau dampak negatifnya lintas Daerah kabupaten/kota; dan/atau
4. Urusan Pemerintahan yang penggunaan sumber dayanya lebih efisien apabila dilakukan oleh Daerah Provinsi.
1. Urusan Pemerintahan yang lokasinya dalam Daerah kabupaten/kota; 2. Urusan Pemerintahan yang penggunanya dalam Daerah kabupaten/kota;
3. Urusan Pemerintahan yang manfaat atau dampak negatifnya hanya dalam Daerah kabupaten/kota; dan/atau
4. Urusan Pemerintahan yang penggunaan sumber dayanya lebih efisien apabila dilakukan oleh Daerah kabupaten/kota.
KRITERIA PENYELENGGARAAN URUSAN ANTAR TINGKATAN PEMERINTAHAN
HUBUNGAN PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH
1
2
3
4
Urusan Pemerintahan yang
diserahkan ke Daerah
berasal dari kekuasaan pemerintahan yang ada di tangan PresidenPresiden menetapkan pedoman penyelenggaraan urusan pemerintahan dan melakukan
pembinaan dan pengawasan
terhadap penyelenggaraan PemdaPembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemda provinsi dilaksanakan
oleh Pemerintah
Pusat serta kabupaten/kota dilaksanakan olehGubernur
sebagai wakil Pemerintah PusatHubungan Presiden dengan Gubernur dan Bupati/Walikota serta hubungan Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat dengan Bupati/Walikota
bersifat hierarkis
• Dalam penyelenggaraan otonomi daerah mensyaratkan pembagian urusan pemerintahan antara Pemerintah dengan Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota
• Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah memerlukan kelembagaan untuk mewadahinya
• Personil yang menggerakkan kelembagaan daerah untuk menjalankan urusan pemerintahan
• Keuangan daerah sebagai konsekuensi dari adanya urusan pemerintahan yang diserahkan kepada daerah.
• Hubungan antara pemerintah daerah dan DPRD merupakan hubungan kerja yang kedudukannya setara dan bersifat kemitraan dalam menjalankan pemerintaan daerah
• Poin pentingnya adalah bagaimana pelayanan publik yang dihasilkan dapat mensejahterakan masyarakat lokal.
• Pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar pemerintah daerah berjalan sesuai dengan rencana dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
7 ELEMEN DASAR PEMERINTAHAN DAERAH
Dalam menjalankan pemerintahan Kab./Kota sedikitnya terdapat 7 elemen dasar
pemerintahan:
HUBUNGAN KERJA KDH DAN DPRD
o
Hubungan kerja DPRD dan kepala daerah didasarkan atas mitra
sejajar dan check balance
o
Hubungan kemitraan diwujudkan dalam bentuk:
a. persetujuan bersama dalam pembentukan Perda;
b. penyampaian laporan keterangan pertanggungjawaban (LKPJ)
c. persetujuan terhadap kerja sama yang akan dilakukan pemda;
d. rapat konsultasi DPRD dengan kepala daerah secara berkala;
o
Laporan keterangan pertanggungjawaban (LKPJ) yang disampaikan
kepala daerah kpd DPRD tidak dapat digunakan sebagai sarana
pemberhentian kepala daerah
PASAL 207 UU 23/2014
PENGEMBANGAN KAPASITAS
PEMERINTAHAN DAERAH
Untuk menunjang pembangunan pemerintahan daerah perlu melakukan
upaya sistematis agar kualitas kinerjanya semakin meningkat melalui
peningkatan kapasitasnya antara lain:
1. Kebijakan yang bermutu baik dan bermanfaat bagi penyelenggaraan
pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan;
2. Kelembagaan daerah ditata agar efektif dan efisien yang mampu
menjadi
saran
penggerak
untuk
melaksanakan
tugas-tugas
pemerintah daerah; dan
3. SDM yang terampil, berintegeritas tinggi, disiplin, taat hukum,
dan terhindar dari KKN.
KDH diwajibkan memberikan pelayanan publik berdasarkan standar pelayanan;
Pemda diberikan kewenangan untuk menyederhanakan
jenis dan prosedur pelayanan dalam rangka mempercepat
dan mempermudah pelayanan kepada masyarakat; KDH wajib memberikan pelayanan perizinan dengan
membentuk unit Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP)
Daerah diarahkan untuk menerapkan teknologi informasi
dalam penyelenggaraan pelayanan publik;
Pemda wajib mengumumkan informasi pelayanan publik dlm bentuk maklumat pelayanan publik Pemda kpd masyarakat .
PELAYANAN PUBLIK
1
2
3
4
5
PERAN PEMERINTAH DAERAH
DALAM MENGEDEPANKAN PELAYANAN PUBLIK
INOVASI DAERAH
PRINSIP-PRINSIP
PERLINDUNGAN
1. PENINGKATAN EFISIENSI; 2. PERBAIKAN EFEKTIVITAS;
3. PERBAIKAN KUALITAS PELAYANAN; 4. TIDAK ADA KONFLIK KEPENTINGAN; 5. BERORIENTASI KPD KEPENTINGAN
UMUM;
6. DILAKUKAN SECARA TERBUKA; DAN 7. DAPAT DIPERTANGGUNGJAWABKAN
HASILNYA TIDAK UNTUK KEPENTINGAN DIRI SENDIRI.
DALAM HAL PELAKSANAAN INOVASI YANG TELAH MENJADI KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH DAN INOVASI TERSEBUT TIDAK MENCAPAI SASARAN YANG TELAH DITETAPKAN,
APARATUR SIPIL NEGARA TIDAK DAPAT DIPIDANA.
Kepala Daerah melaporkan inovasi Daerah yang akan dilaksanakan kepada Menteri Dalam Negeri yg paling sedikit melaporkan cara melakukan inovasi, dokumentasi bentuk inovasi, dan hasil
PEMDA LEBIH
EFISIEN, EFEKTIF,
TRANSPARAN,
AKUNTABEL &
PARTISIPATIF
1
PEMDA LEBIH BAIK MEMBERIKAN “PUBLIC SERVICES”
3
PEMDA LEBIH
DEMOKRATIS,
KREATIF &
INOVATIF
2
PEMDA LEBIH BAIK MEWUJUDKAN
“KESRA”, & MENGURANGI
KEMISKINAN
4
ASPEK
GOOD GOVERNANCE
DLM
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN
DESENTRALISASI & OTDA
BEBAN TUGAS PEMERINTAH PUSAT
BISA “BERKURANG”
1999-2005
Melalui
JUNI 2005 APRIL 2014
UU 32 Tahun 2004
PELAKSANAAN PILKADA SERENTAK
9 DES 2015 UTK AMJ THN 2015 & AMJ SEMESTER I
THN 2016
15 FEB 2017 UTK AMJ SEMESTR II THN 2016 &
THN 2017
JUNI 2018 UTK AMJ THN 2018 & 2019 SEPTEMBER 2020 UTK KDH/WKDH HSL PEMILIHAN 2015 THN 2022 & THN 2023 TDK DILAKS PILKADA SHG AKAN DITUNJUK PENJABAT KDH S/D PILKADA SERENTAK TAHUN 2024 PILKADA SERENTAK NASIONAL TAHUN 2024 Pilkada Serentak UU 1/2015, UU 8/2015 & UU 10/2016