• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) pada Perairan Sungai Citarum Hulu Segmen Dayeuhkolot sampai Nanjung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Identifikasi Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) pada Perairan Sungai Citarum Hulu Segmen Dayeuhkolot sampai Nanjung"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Reka Lingkungan ©Teknik Lingkungan Itenas | No.1 | Vol. 3 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Februari 2015

Identifikasi Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) pada Perairan Sungai Citarum Hulu segmen Dayeuhkolot sampai Nanjung – 1

Identifikasi Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb)

pada Perairan Sungai Citarum Hulu Segmen

Dayeuhkolot sampai Nanjung

 

RAMDHANA DESRIYAN, EKA WARDHANI, KANCITRA PHARMAWATI

Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung

Email: Ramdhana.desriyan@gmail.com ABSTRAK Seiring dengan peningkatan aktivitas masyarakat di sekitarnya, pencemaran Sungai Citarum terus  meningkat. Salah satu pencemar yang mencemari Sungai Citarum adalah logam berat. Penelitian ini  bertujuan untuk mengetahui konsentrasi logam berat timbal (Pb) yang terkandung dalam perairan  Sungai Citarum Hulu dan mengidentifikasi hubungan antara parameter fisika dan kimia terhadap  kelarutan logam berat tersebut. Penelitian dilakukan bulan Mei 2014 di 3 (tiga) lokasi yang diamati  yaitu: Dayeuhkolot, Cisirung, dan Nanjung. Konsentrasi timbal (Pb) pada perairan dianalisis  menggunakan Atomic Absorption Spectrofotometer (AAS). Pada sampel perairan dilakukan  pengukuran parameter fisika kimia yaitu DO, pH, suhu, TSS, dan kekeruhan. Hasil penelitian  menunjukkan konsentrasi timbal (Pb) pada perairan yaitu 0,018‐0,024 mg/L. Dari semua parameter  pendukung yang tidak memenuhi baku mutu PP No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air  dan Pengendalian Pencemaran Air adalah DO dan pH, hal ini dikarenakan banyaknya buangan  limbah dari industri yang ada pada daerah Dayeuhkolot sampai Nanjung.  Kata kunci: Perairan, timbal (Pb), Dayeuhkolot, Cisirung, Nanjung    ABSTRACT Along with the increased activity in the surrounding community, the Citarum River pollution continues  to rise. One of the contaminants that pollute the Citarum River is heavy metal. This research aims to  determine the concentrations of heavy metals Lead (Pb) contained in the waters Citarum upstream  and identify the relationship between physical and chemical parameters on the solubility of heavy  metals. Research conducted in May 2014 in three (3) locations were observed, namely: Dayeuhkolot,  Cisirung, and Nanjung. Concentrations of Lead (Pb) in water were analyzed using Atomic Absorption  Spectrophotometer (AAS). Sample of water chemistry measured physical parameters namely DO, pH,  temperature, TSS, and turbidity. The results showed the concentration of Lead (Pb) in water is 0,018  to 0,024 mg/L. The parameters that do not meet the quality standards 82 of 2001 on Water Quality  Management and Water Pollution Control are DO and pH, it is because many of industrial  wastewater discharge that exist in the area Dayeuhkolot until Nanjung.  Keywords: Water, Lead (Pb), Dayeuhkolot, Cisirung, Nanjung 

(2)

Identifikasi Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) pada Perairan Sungai Citarum Hulu segmen Dayeuhkolot sampai Nanjung

Identifikasi Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) pada Perairan Sungai Citarum Hulu segmen Dayeuhkolot sampai Nanjung – 2

I. PENDAHULUAN

Sumber air permukaan utama di wilayah Kabupaten Bandung adalah Sungai Citarum. Sungai ini merupakan sungai utama terbesar dan paling panjang di wilayah Provinsi Jawa Barat. Sungai Citarum sejak lama telah dimanfaatkan untuk berbagai aspek kehidupan seperti irigasi pertanian, rumah tangga, budidaya perikanan, kegiatan industri, pengembangan pariwisata dan air baku air bersih, serta pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yaitu Waduk Saguling, Waduk Cirata, dan Waduk Jatiluhur (Waduk Ir. H. Juanda) yang dapat menghasilkan energi listrik sekira 1.825 MW untuk sistem kelistrikan Jawa dan Bali. (Wangsaatmaja, 2004).

Saat ini Sungai Citarum telah mengalami degradasi kualitas dan kuantitas yang sangat 

memprihatinkan. Seiring dengan peningkatan aktivitas masyarakat di sekitarnya, pencemaran Sungai 

Citarum terus meningkat. Diketahui bahwa sepanjang 127 km atau 47,1% dari panjang sungai telah 

dikategorikan tercemar berat. (Wangsaatmaja, 2004).  Salah satu pencemar yang mencemari Sungai 

Citarum adalah logam berat. Secara kualitas, Sungai Citarum telah tercemari oleh masuknya limbah 

domestik, industri, dan kegiatan lain yang mengandung senyawa organik dan anorganik, termasuk 

logam berat. Kualitas air yang buruk akan mengakibatkan dampak buruk yang signifikan kehidupan 

air serta kesehatan manusia. Pencemaran akibat kegiatan industri dapat menyebabkan kerugian 

besar,  karena umumnya buangan/limbah mengandung zat beracun antara lain Raksa (Hg), Kadmium  (Cd), Krom (Cr), timbal (Pb), Tembaga (Cu), yang sering digunakan dalam proses produksi suatu 

industri baik sebagai bahan baku, ataupun bahan utama. Logam–logam ini akan membentuk 

senyawa organik dan anorganik yang berperan dalam merusak kehidupan makhluk hidup yang ada di 

dalam perairan (Darmono, 2001). 

Penelitian ini perlu dilakukan untuk mengetahui kadar pencemaran logam berat timbal

(Pb) yang ada di Sungai Citarum Hulu Jawa Barat dan mengidentifikasi hubungan antara

parameter fisika dan kimia yang terjadi pada Sungai Citarum. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 85 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun menyatakan bahwa logam berat timbal (Pb) merupakan logam berat yang berbahaya, atas dasar tersebut mengidentifikasi pencemaran logam berat timbal (Pb) dalam perairan Sungai Citarum menjadi sangat penting mengingat air Sungai Citarum digunakan sebagai pembubidayaan ikan yang dikonsumsi oleh masyarakat setempat dan air baku air minum serta sumber air bersih masyarakat setempat. Logam berat timbal (Pb) dipilih karena pada daerah Sungai Citarum Hulu tingginya potensi industri yang dapat menghasilkan logam berat timbal (Pb) yang langsung membuang limbahnya langsung ke badan sungai. Analisis untuk parameter pendukung dilakukan untuk TSS (Total Suspended Solid), kekeruhan, pH, suhu dan DO (Dissolved Oxygen). Dengan penelitian ini diharapkan dapat memudahkan untuk melakukan langkah tindak lanjut untuk mengantisipasi dampak yang ditimbulkan.

II. METODOLOGI

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dan laboratorium yang didukung dengan data sekunder 

yang diperoleh dari instansi terkait. Langkah penelitian mengikuti diagram alir yang disajikan pada  

Gambar 1.   

(3)

Identifikasi Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) pada Perairan Sungai Citarum Hulu segmen Dayeuhkolot sampai Nanjung

Identifikasi Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) pada Perairan Sungai Citarum Hulu segmen Dayeuhkolot sampai Nanjung – 3

     

Gambar 1. Bagan Alir Penelitian  

Studi Literatur dibutuhkan untuk mendapatkan segala informasi dan dasar teori untuk menunjang jalan penelitian terutama dalam melakukan analisis. Studi literatur meliputi penelusuran literatur melalui: jurnal, buku teks, internet, dan lain-lain.

Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer dapat berupa opini subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil penelitian. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data primer yaitu : (1) metode

Mulai

Studi Literatur 

Pengumpulan data

Data Primer 

‐ Pengukuran kecepatan, debit, dan lebar Sungai

Citarum

‐ Pengukuran parameter fisika dan kimia (DO,

TSS, kekeruhan, suhu, dan pH)

Data sekunder 

‐ Luasan wilayah Sungai Citarum

‐ Sumber pencemaran air Sungai

Citarum

Analisis data 

- Kondisi Fisik Sungai Citarum

- Parameter fisika dan kimia pada perairan

- Analisis pencemaran logam berat timbal (Pb)

di Perairan Sungai Citarum

Kesimpulan dan Saran

(4)

Identifikasi Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) pada Perairan Sungai Citarum Hulu segmen Dayeuhkolot sampai Nanjung

Identifikasi Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) pada Perairan Sungai Citarum Hulu segmen Dayeuhkolot sampai Nanjung – 4

survei dan (2) metode observasi. Data sekunder diperlukan untuk mengetahui kondisi

eksisting daerah yang akan diteliti.

Penelitian ini diawali dengan studi literatur serta pengumpulan data sekunder yang dapat menunjang penelitian, dilanjutkan dengan pengambilan sampel di lapangan dan analisis laboratorium. Logam berat timbal (Pb) dianalisis di laboratorium dengan menggunakan metoda Atomic Absorption Spectrofotometer (AAS), begitu juga dengan parameter kimia yaitu DO dan kekeruhan. Sedangkan parameter pendukung langsung dianalisis di lapangan seperti: DO, pH,dan suhu. Semua parameter dianalisis sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) seperti disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Metode Analisis Sampel Parameter Fisika dan Kimia

No Parameter SNI

1 DO (Dissolved Oxygen) SNI 06-6989.14-2004 2 TSS (Total Suspended Solid) SNI 06-6989.3-2004

3 Kekeruhan SNI 06-6989.25-2005

4 pH SNI 06-6989.11-2004

5 Suhu SNI 06-6989.23-2005

6 Timbal (Pb) SNI 06‐6989.8‐2009  

Metodologi pengambilan sampel perairan dilakukan sesuai dengan SNI 6989.57:2008 dengan cara Grab Sampel menggunakan alat Water Sampler. Pengambilan sampel dilakukan pada tanggal 22 Mei 2014, dengan kondisi cuaca cerah. Sampel diambil di 3 (tiga) titik yang telah ditentukan yaitu: Dayeuhkolot, Cisirung, dan Nanjung. Lokasi Daeyuholot, Cisirung, dan Nanjung dipilih karena lokasi ini merupakan lokasi yang paling berpotensi menghasilkan logam berat timbal (Pb) selain karena akitivitas industri bisa dapat dikarenakan dari transportasi yang dapat berpotensi menghasilkan logam berat timbal (Pb) pada perairan Sungai Citarum Hulu. Lokasi sampling disajikan pada Gambar 2. Di setiap titik sampel air diambil sebanyak 1,5 Liter. Sampel kemudian diawetkan dengan menggunakan asam nitrat

(HNO3) 80% sebanyak ±11 mL, sampai nilai pH <2, dan dimasukkan ke dalam cooler box

pada suhu 4-2oC. Untuk parameter DO, pH, dan suhu dilakukan pengukuran di tempat

sedangkan sisanya dianalisis di Laboratorium Jurusan Teknik Lingkungan Institut Teknologi Nasional Bandung dan Laboratorium Kimia Lingkungan Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara (Tekmira).

               

(5)

Identifikasi Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) pada Perairan Sungai Citarum Hulu segmen Dayeuhkolot sampai Nanjung

Identifikasi Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) pada Perairan Sungai Citarum Hulu segmen Dayeuhkolot sampai Nanjung – 5

Gambar 2. Peta Lokasi Sampling 

III. ISI

Karakteristik Fisik Sungai 

Karakteristik fisik sungai yang dianalisis yaitu: kecepatan air rata‐rata, kedalaman rata‐rata sungai, 

lebar rata‐rata sungai, dan debit air sungai dimana datanya disajikan pada Tabel 2. Berdasarkan hasil 

pengukuran kecepatan aliran sungai tercepat terletak di Nanjung sebesar 1,961 m/detik diikuti di titik 

Dayeuhkolot sebesar 0,213 m/detik dan paling lambat di Cisirung sebesar 0,069 m/detik. Kedalaman 

rata‐rata sungai yang paling dalam adalah pada lokasi Nanjung, dan yang paling dangkal adalah 

Cisirung. Sementara untuk lebar sungai yang terlebar terletak pada lokasi Nanjung dan yang 

tersempit adalah Cisirung, dimana lebar yang dianalisis adalah lebar basah dan lebar kering.   

Tabel 2. Kualitas Fisik Sungai Citarum Hulu 

Titik  Pengambilan  Sampel  Titik Koordinat  Kecepatan  aliran sungai  (m/detik)  Kedalaman  rata‐rata  sungai (m) 

Lebar rata‐rata 

sungai (m)  Debit air  sungai  (m3/detik)  Dayeuhkolot  S 06O59’28,5’’  E 107O37’35,3’’  0,213 1,9 36 (basah)  4 (kering)  *10,37 Cisirung  S 06O58’30,0’’  E 107O36’30,8’’ 

0,069 1,8 Lebar basah dan  kering 4 m  *14,94 Nanjung  S 06O56’32,2’’  E 107O32’9,7’’  1,961 7,3 40 (basah)  1,5 (kering)  *9,72 *Sumber: BPLHD, 2013   

Kondisi eksisting lokasi pengambilan sampel dapat dilihat pada Gambar 3. Pada lokasi Dayeuhkolot 

titik sampling tepat terletak di bawah jembatan Dayeuhkolot, wilayah ini didominasi oleh 

pemukiman dan pertanian. Sedangkan pada lokasi Cisirung tepat terletak setelah IPAL Cisirung, 

dimana kegiatan dominan yang berpotensi dalam pencemaran sungai di Cisirung ini adalah industri 

yang langsung membuang limbahnya ke sungai. Sementara pada lokasi Nanjung tepat di samping 

tebing jembatan Nanjung yang penuh dengan sampah akibat aktivitas manusia dan industri pelapisan 

(6)

Identifikasi Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) pada Perairan Sungai Citarum Hulu segmen Dayeuhkolot sampai Nanjung

Identifikasi Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) pada Perairan Sungai Citarum Hulu segmen Dayeuhkolot sampai Nanjung – 6    (a)       (b)            R        (c) 

Gambar 3. Lokasi Titik Sampling (a) Dayeuhkolot (b) Cisirung (c) Nanjung   

Analisis Logam Berat timbal (Pb) dengan Parameter Fisika dan Kimia 

Berdasarkan hasil analisis konsentrasi timbal (Pb) di 3 (tiga) lokasi pengamatan di Sungai Citarum 

beserta data parameter kualitas air yang mempengaruhi pergerakan logam berat timbal (Pb) di 

perairan disajikan pada Tabel 3.   

Tabel 3. Konsentrasi timbal (Pb) dan Parameter Kualitas Air Lainnya  

Titik Pengambilan  Sampel  Parameter Pb  (mg/L)  DO  (mg/L)  pH  Suhu   ( O TSS  (mg/L)  Kekeruhan  (NTU)  Dayeuhkolot  0,024  *2,56 *5,72 26,8 26  38,43 Cisirung  0,020  *2,40 *5,30 24,2 20  30,93 Nanjung  0,018  5,30 *5,60 25,6 36  47,50

(7)

Identi Identifik Baku Mut *Tidak me     • DO ( O oksige kualit jumla air, m renda bertuj seper Se banya (Disso dipero Nanju yang pence air. Ji sebes meny untuk daera kecep bilang aliran renda banya Pe pence karen beber Kon sen tr as iDO (mg/L) tifikasi Pencem kasi Pencemara tu PP No. 82 Tah emenuhi baku m Dissolved O ksigen terla en (Oxygen tas air. Nilai ah oksigen (O mengindikasi ah, dapat d

juan melih rti ikan dan m

elain itu ke aknya oksig solved Oxyge oleh nilai DO ung yaitu 5, terjadi di da emar melalu ka dilihat da sar 1,961 m yebabkan ka k daerah Na ah Nanjung patan aliran gan Reynold n menjadi la ah pada da aknya limbah enurunan k emaran. Ha na telah me rapa organis 0 1 2 3 4 5 6 D Kon sen tr as iDO   (mg/L) maran Logam an Logam Bera hun 2001 kriteria mutu  Oxygen) arut (Dissolv demand) i DO yang O2) yang ter

ikan air ters diketahui ba hat sejauh mikroorganis mampuan a gen dalam gen) pada 3 O yang berb ,30 mg/L. H alam air. Sel i proses kim ari karakter /detik, hal i andungan DO njung dipero adalah tu nya cender d yang dida aminer sehin aerah Daye h yang masu kadar oksige l ini beraki elebihi toler sme yang da Dayeuhkolot 2,56 m Berat Timba Dayeuhkolot at Timbal (Pb)

a mutu air kelas 

ved Oxygen merupakan biasanya di rsedia dalam sebut memi ahwa air te h mana b sme. air untuk m air. Pada 3 (tiga) loka beda di setia Hal ini bisa elf purificatio mia-fisika-bio istik fisik su ini dapat me O di air sem oleh NRE >4 rbulen. Sed ung rendah apatkan ada ngga kandun uhkolot dan uk ke dalam en terlarut bat sulitnya ansi kadar apat hidup d Cis 2 Lokasi T al (Pb) pada Pe ot sampai Nanj pada Perairan II  n) atau seri salah satu ukur dalam m suatu bad liki kualitas ersebut tela badan air embersihkan Gambar 4 asi titik sam ap lokasi, ni disebabkan on adalah ke ologi yang be ungai di loka enyebabkan makin tinggi 4000 sehing dangkan di yaitu 0,213 alah NRE <4 ngan DO ya n Cisirung perairan Su di dalam a a biota pera DO organis idalamnya. sirung 2,40 Titik Sampling Perairan Sunga njung Sungai Citarum ng juga dis parameter bentuk kon dan air. Sem

yang baik. ah tercema mampu n pencemar . menggam mpling, berd lai DO tertin oleh adany mampuan a erlangsung s asi Nanjung terjadinya i. Bilangan R gga bisa dika

daerah Da 3 m/detik da 4000 yang ang ada di a ini juga da ungai Citarum air merupaka airan hidup sme peraira Nanjun 5,30 g gai Citarum Hu m Hulu segme sebut deng r penting d nsentrasi ini makin besar Sebaliknya r. Pengukur menampung ran juga dit mbarkan kon dasarkan ha nggi terletak ya proses se lam untuk m secara alami kecepatan aliran turbu Reynold yan atakan bahw ayeuhkolot an 0,069 m/ menyebabka air akan kec apat diseba m Hulu. an indikasi pada pera an, walaupu ng ulu segmen n Dayeuhkolot an kebutuha dalam analis i menunjuka nilai DO pad jika nilai D ran DO jug g biota a tentukan ole nsentrasi D asil penelitia k pada daera elf purificatio membersihka dalam bada aliran sung len yang bis ng didapatka wa aliran pad dan Cisirun detik, denga an kecepata cil. Nilai yan abkan karen kuat adany airan terseb un masih ad DO (mg/L) Baku Mutu  PP No. 82  Tahun 2001 t an sis an da DO ga air eh DO an ah on an an gai sa an da ng an an ng na ya ut da

(8)

Identi Identifik • pH pH sa kecep hidup masin Dapat nilai dapat diban penge dapat baku yang meny • Suhu Tiap suhu suhu organ menu 25,6O Dayeu kualit devia menu meny tidak menin tifikasi Pencem kasi Pencemara angat pentin patan reaksi p pada rent ng-masing o t dilihat pad pH di segm t dikarenaka ndingkan den endalian pe t dikatakan b mutu, dima rendah aka yebabkan tok u organisme p perairan ba merupakan nisme atau unjukkan su OC. Suhu ter uhkolot. Jik tas air dan si 3, diman unjukkan ba yatakan bahw hanya aka ngkatkan tok 5 5.1 5.2 5.3 5.4 5.5 5.6 5.7 5.8 Nilai   pH maran Logam an Logam Bera Gambar 4. K ng sebagai p beberapa b ang pH tert organisme m da Gambar men Dayeuh an banyakny ngan baku m ncemaran a bahwa dari k ana air yang n mempeng ksisitas loga Gambar perairan me agi kehidupa salah satu biota perai hu pada se rendah terda a dibanding pengendalia na suhu ud ahwa suhu wa suhu pad an meningk ksisitas loga Dayeuhkolo 5,72 m Berat Timba Dayeuhkolot at Timbal (Pb) Konsentrasi parameter ku bahan dalam tentu. Fung memiliki tole 5. Menunju hkolot samp ya kegiatan mutu PP 82 T air untuk kri

ketiga lokasi g ada di lok garuhi kelaru m berat sem r 5. Nilai pH empunyai ba an dan pert faktor fisika iran. Berdas egmen Daye apat pada d gkan dengan an pencema dara pada s yang diper da ketiga lok katkan met m berat per ot Lokas al (Pb) pada Pe ot sampai Nanj pada Perairan DO di perai ualitas air ka m air. Selain gsi pH send eransi kada ukkan bahwa ai Nanjung industri ya Tahun 2001 iteria mutu i pengambila kasi pengam utan logam makin besar. di perairan atas tolerans tumbuhan o a perairan y sarkan hasil euhkolot sa daerah Cisiru n PP No. 8 aran air krite

saat melaku rbolehkan ad kasi masih m tabolisme b rairan (Hutag Cisirung 5,3 si Titik Sampli Perairan Sunga njung Sungai Citarum iran Sungai arena dapat itu, ikan da iri menjadi r maksimal a hasil yang berkisar an ang ada pad tentang pe air kelas II an sampel se bilan sampe timbal (Pb) (Oginawati, Sungai Cita si yang berb organisme p yang sangat l penelitian mpai Nanju ung dan yan

2 Tahun 20 eria mutu a ukan sampli dalah sebes memenuhi ba biota perair galung, 1984 Na ng gai Citarum Hu m Hulu segme Citarum mengontrol an makhluk faktor pem dan minim g diperoleh ntara 5,3-5, da daerah s ngelolaan ku yaitu renta emuanya tid el bersifat a semakin tin , 2007) arum beda terhada perairan. Ole t penting ba (Gambar 6 ung 26,8OC, ng tertinggi 001 tentang air kelas II ng adalah sar 24-30OC aku mutu. K ran, namun 4). anjung 5,6 ulu segmen n Dayeuhkolot l tipe dan la hidup lainny mbatas karen mum nilai pH menunjukka 72. pH asa sampling. Jik ualitas air da ang 6-9 mak dak memenu sam. Nilai p nggi, sehingg ap perbedaa eh karena i agi kehidupa 6.) nilai suh 24,2OC, da pada daera g pengelolaa yaitu sebes 27OC, hal i C, dengan i Kenaikan suh juga dap pH t ju ya na H. an m ka an ka uhi pH ga an tu an hu an ah an ar ini ini hu at

(9)

Identi Identifik • TSS ( Total meny dari terma jamur keker kecep (Yuni Cisiru mutu berda penge tinggi Cisiru terka yang adsor akan renda Sh ( OC) tifikasi Pencem kasi Pencemara (Total Susp l suspended yebabkan ke partikel-part asuk TSS ad r, TSS berba ruhan pun patan aliran, , 1999). Da ung, dan Nan

yaitu sebes asarkan PP endalian pe inya kecepa ung semakin ndung. Nila terendah ad rpsi logam b menuju das ah dan kand 22.5 23 23.5 24 24.5 25 25.5 26 26.5 27 Su h u   ( OC) maran Logam an Logam Bera Gamba pended Sol d solid atau ekeruhan air, tikel yang u dalah lumpu anding lurus juga akan jika kecepa ari Gambar 7 njung adalah sar 50 mg/L 82 Tahun ncemaran a atan aliran a n rendahnya i TSS yang dalah pada t berat terlaru sar perairan, ungan logam Dayeuhkolo 26,8 m Berat Timba Dayeuhkolot at Timbal (Pb) ar 6. Suhu d lid) u padatan , tidak terlar ukuran mau ur, tanah liat s dengan ke tinggi. Pen atan aliran se 7. menunju h berkisar a L kandungan 2010 tenta air. Tingginy air yaitu seb a kecepatan tertinggi ad titik Cisirung ut. Logam , menyebab m berat di se ot Lokas al (Pb) pada Pe ot sampai Nanj pada Perairan di perairan S tersuspensi rut dan tida upun beratn t, logam ok ekeruhan, ja nyebab lain emakin tingg kkan bahwa ntara 20-36 n TSS yang ang pengelo ya nilai TSS besar 1,961 aliran maka dalah pada g sebesar 20 berat yang kan kandun edimen sema Cisirung 24,2 si Titik Sampl Perairan Sunga njung Sungai Citarum Sungai Citar i total (TSS k dapat lang nya lebih k ksida, sulfida di apabila n tingginya n gi maka TSS a nilai TSS p mg/L nilai i diperbolehk olaan kualita S di Nanjung m/detik. B a semakin k titik Nanjun mg/L. TSS diadsorpsi gan logam b akin tinggi. ( Na 2 ing gai Citarum Hu m Hulu segme um S) adalah p gsung meng kecil dari se a, ganggang nilai TSS ting nilai TSS ju S pun akan s pada lokasi ini masih me kan untuk Su as air dan g dapat dise egitu pula d kecil pula n ng sebesar ini mempen oleh partike berat di air (Arifin, 2011 anjung 25,6 ulu segmen n Dayeuhkolot padatan yan gendap, terd edimen. Yan g, bakteri da ggi maka nil uga bisa da semain tingg Dayeuhkolo emenuhi bak ungai kelas pengendalia ebabkan ole dengan loka ilai TSS yan 36 mg/L da ngaruhi prose el tersuspen menjadi leb 1) Suhu t ng diri ng an lai ari gi. ot, ku II an eh asi ng an es nsi bih

(10)

Identi Identifik • Keke Keker meny plank hubun diseb ada d alami organ nilai k berkis keker paling • Kons Timba dalam buata Hasil Cisiru masih tifikasi Pencem kasi Pencemara G eruhan ruhan adala yebabkan ai kton dan jas

ngannya de abkan adany dalam air te yang meru nik yang me kekeruhan d sar 30,93-4 ruhan yang g rendah ada Ga sentrasi Log al atau tima m kerak bum

an. Hasil ana analisis ya ung, dan Na h memenuh 0 5 10 15 20 25 30 35 40 Kon sentra si   TSS   (m g/ L) 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Kon sen tr as i   Ke keruh an (NTU ) maran Logam an Logam Bera Gambar 7. K ah jumlah d r menjadi sad renik ( engan kada ya zat-zat te erdiri dari b upakan baha elayang-laya didapatkan b 7,50 NTU. paling tingg alah pada tit

ambar 8. Tin gam Berat ah hitam (P mi dan terseb alisis kandun ang ditinjau njung didap i baku mutu Dayeuhko 26 Dayeuhkolot 38,43 m Berat Timba Dayeuhkolot at Timbal (Pb) Konsentrasi dari butir-bu keruh sepe makhluk hid ar zat tersu ersuspensi ya berbagai ma an-bahan a ang dalam a bahwa nilai Hal ini ber gi adalah pa tik Cisirung y ngkat Keker timbal (Pb Pb) merupak bar ke alam ngan logam pada 3 (t patkan bahw u berdasarka lot Ci Lokas Cisiru 30, Lokasi Titik  al (Pb) pada Pe ot sampai Nanj pada Perairan TSS di pera

utir zat yang rti tanah lia dup yang s uspensi kar ang ada dala cam zat, m norganik at air (Hutagalu

dari lokasi rbanding lur ada titik Nan yaitu sebesa ruhan di per b) pada per kan logam b dalam jumla berat timba tiga) titik l wa nilai kons an PP No. 8 sirung 20 i Titik Samplin ung 93 Sampling Perairan Sunga njung Sungai Citarum iran Sungai g tergenang at, endapan sangat kecil) rena kekeru am air terse misalnya pas tau dapat p ung, 1991). Dayeuhkolot rus dengan njung sebes ar 30,93 NTU rairan Sunga rairan Sung berat yang ah kecil mela al (Pb) dapat okasi penel sentrasi loga 82 Tahun 2 Nanjung 36 ng Nanjung 47,50 gai Citarum Hu m Hulu segme Citarum g dalam air n (lumpur), ). Kekeruha uhan pada ebut. Zat ters ir halus, lia ula berupa Berdasarka t sampai Na nilai TSS, sar 47,50 NT U. ai Citarum gai Citarum terdapat se alui proses a t terlihat pad litian yaitu am timbal (P 001 tentang TSS (m Kekeruha ulu segmen n Dayeuhkolot r. Bahan yan zat organi an erat seka air meman suspensi yan t dan lump bahan-baha an Gambar anjung adala dimana nil TU, dan yan

m ecara alami alami maupu da Gambar Dayeuhkolo Pb) semuany g Pengelolaa mg/L) an (NTU) t ng ik, ali ng ng ur an 8. ah lai ng di un 9. ot, ya an

(11)

Identi Identifik Kualit Dayeu diban limba Cisiru dikare timba terke dan o Hasil pene Hulu mem baku mutu Pencemar pada pera mempeng hanya aka logam ber perairan d Arifin, Zain BPLHD Ka Darmono Darmono K o ns entr as iT im ba l   (Pb)   (m g/ L) tifikasi Pencem kasi Pencemara tas Air dan

uhkolot, nil ndingkan de h aktivitas m ung dengan enakan pad al di perairan na timbal (P otak, anemia elitian dipero miliki nilai kisa u berdasarka ran Air kriteia airan dari hulu garuhi kelarut an meningkat rat perairan. S dapat menyeb nal. 2011. Ko Bangka.  bupaten Ban o. 1995. Loga o. 2001. Lin Senyawa 0 0.005 0.01 0.015 0.02 0.025 0.03 maran Logam an Logam Bera Pengendali lai timbal engan lokas manusia yan n nilai 0,02 da lokasi Cis n dapat mem Pb) maka da a, nyeri dan Ga leh bahwa ko aran antara 0, n PP No. 82 T a mutu air kel

u ke hilir cend tan logam tim kan metaboli Sedangkan un babkan nilai k nsentrasi Log dung, 2013. gam Dalam S ngkungan H Logam. Jaka Dayeuhkolot 0,024 m Berat Timba Dayeuhkolot at Timbal (Pb) an Pencema (Pb) yang i lainnya, i ng dibuang k 2 mg/L tin sirung meru mbahayakan apat menimb kelemahan o ambar 9. Ko IV. KES onsentrasi log ,018‐0,024 m Tahun 2001 te as II yaitu seb derung meng mbal (Pb) sem isme biota pe ntuk konsent konsentrasi lo V. DAFTA gam Berat di A Sistem Biolog Hidup dan P arta : UI Pre t Lokasi al (Pb) pada Pe ot sampai Nanj pada Perairan aran Air ya terkandung ni diakibatk ke dalam alir ngginya kan upakan dae n biota air da bulkan kerus otot, mual, s onsentrasi t SIMPULAN

gam berat tim mg/L, yang me entang Penge besar 0,03 mg alami penuru makin tinggi, b erairan, namu rasi TSS yang ogam berat m AR PUSTAK Air, Sedimen  gi Makhluk H Pencemaran ess. Cisirung 0,020 i Titik Samplin Perairan Sunga njung Sungai Citarum itu sebesar g dalam a kan banyakn ran sungai. B ndungan lo rah kawasa an bahkan m sakan ginjal, sakit perut. ( imbal (Pb) N mbal (Pb) pada enunjukkan ba elolaan Kualit g/L. Konsentr unan. Nilai pH begitu pula pa un juga dapat g tinggi atau m menurun.  KA dan Biota di T Hidup. Jakart n Hubungan N 0 ng gai Citarum Hu m Hulu segme 0,03 mg/L air sungai nya limbah Begitu juga gam berat an industri. manusia, ap , kerusakan (Soemirat, 2 a perairan Su ahwa masih m tas Air dan Pe rasi logam be H yang rendah

ada nilai suhu t meningkatka mengalami ke Teluk Kelabat ta : UI Press nnya Denga anjung 0,018 ulu segmen n Dayeuhkolot L. Pada loka paling ting industri da dengan loka timbal (P Logam ber abila manus sistem syar 2005) ngai Citarum memenuhi  engendalian  rat timbal (Pb h akan  u yang tidak  an toksisitas  enaikan pada  t, Pulau  s. an Toksikolo Pb (mg Baku Mu PP No. 8 Tahun 20 t asi ggi an asi b) rat sia raf   b)  ogi g/L) utu  82  001

(12)

Identifikasi Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) pada Perairan Sungai Citarum Hulu segmen Dayeuhkolot sampai Nanjung

Identifikasi Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) pada Perairan Sungai Citarum Hulu segmen Dayeuhkolot sampai Nanjung – 12

Hutagalung, H.P. 1984. Logam Berat Dalam Lingkungan Laut. Jakarta : Pewarta Oceana.

Hutagalung, H.P. 1991. Pencemaran Laut Oleh Logam Berat dalam Beberapa Perairan Indonesia. 

Puslitbang. Oseanografi LIPI. Jakarta. 

Hutagalung, H.P. 1991. Pencemaran Laut Oleh Logam Berat dalam Beberapa Perairan Indonesia. 

Puslitbang. Oseanografi LIPI. Jakarta. 

Oginawati, Katharina. 2007. Analisis Kandungan Logam Berat dalam Pemanfaatan Sedimen Sungai Citarum untuk Media Tanam Tanaman Pangan. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

SNI 6989.57‐2008, Metoda Pengambilan Contoh Air Permukaan. 

SNI 06‐6989.3‐2004, Cara Uji Padatan Tersuspensi Total (Total Suspended Solid, TSS) secara  Gravimetri. 

SNI 06‐6989.25‐2005, Cara Uji Kekeruhan dengan Nefelometer. 

SNI 06‐6989.8‐2009, Cara Uji Timbal (Pb) secara Spektrofotometri Serapan Atom (AAS) – Nyala. 

Soemirat, Juli. 2005. Toksikologi Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University press. 

Yuni, Sri. 1999. Akumulasi Pb di Tanah Secara Vertikal. Tesis Program Studi Teknik Lingkungan. Program Pasca Sarjana. Bandung.

Wangsaatmaja, S. 2004. Dampak Konservasi Lahan Terhadap Rezim Aliran Air Permukaan serta  Kesehatan Lingkungan suatu Analisisi Kasus DAS Citarum Hulu. Bandung : Institut 

Teknologi Bandung.   

Gambar

Gambar 1.  Bagan Alir Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan asumsi yang dijelaskan diatas mengenai penggunaan KIT fisika dalam pembelajaran fisika maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian kegiatan belajar

Peningkatan prestasi belajar siswa kelas eksperimen dengan pemberian tugas membuat Peta Konsep disebabkan karena siswa dapat melihat gambaran materi secara ringkas dan

Hasil penelitian menunjukan dari luas 3,64 Ha areal penelitian di Hutan Wisata Baning Kabupaten Sintang dengan 3 (Tiga) jalur pengamatan, terdapat 39 jenis pohon yang ditemukan

Kemudian ditemukannya kejanggalan dalam salah satu proses penyelesaian kasus Erisman, dimana Erisman dituntut melanggar kode etik anggota DPRD Padang karena terbukti

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji konsep pemasaran tentang bauran pemasaran dalam meningkatkan kinerja pemasaran, studi kasus ini dilakukan pada

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kunir putih yang telah dilakukan blanching dalam media asam sitrat 0,05%, 100°C selama 5 menit mempunyai kadar fenol total, flavonoid total,

Pengujian pada wahana UAV AMPHI- FLY Evo 1.0 terhadap frame, propeller udara, kamera, transmitter, GPS, baterai dan sensor accelerometer telah dilakukan dengan hasil

Hasil penelitian yaitu menghasilkan tujuh tema diantaranya pemahaman partisipan tentang Prolanis BPJS, respon fisik terhadap Prolanis BPJS kesehatan, respon