• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI METODE PEMBELAJARAN YANG MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI PAUD SE- KECAMATAN SURALAGA LOMBOK TIMUR TAHUN AJARAN 20142015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "IDENTIFIKASI METODE PEMBELAJARAN YANG MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI PAUD SE- KECAMATAN SURALAGA LOMBOK TIMUR TAHUN AJARAN 20142015"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

IDENTIFIKASI METODE PEMBELAJARAN YANG MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI PAUD

SE-KECAMATAN SURALAGA LOMBOK TIMUR TAHUN AJARAN 2014/2015

JURNAL

DiajukanUntukMemenuhiPersyaratanDalamMenyelesaikanProgram Sarjana (S1) PendidikanGuruPendidikanAnakUsiaDini

OLEH

IDA AYU ANDITA WIRYANI

NIM :E1F010042

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)

Identifikasi Metode Pembelajaran yang Mengembangkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia 4-5 Tahun di PAUD se-Kecamatan Suralaga Lombok

Timur Tahun Ajaran 2014/2015 Oleh :

Ida Ayu Andita Wiryani E1F010042

ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi oleh belum maksimalnya penggunaan metode pembelajaran yang mengembangkan kemampuan motorik kasar anak dalam segala kegiatan sehingga berdampak bagi perkembangan kemampuan motorik kasar anak usia 4-5 tahun di PAUD se-Kecamatan Suralaga Lombok Timur. Rumusan masalah dalam penelitian adalah metode pembelajaran apa saja yang digunakan, metode pembelajaran mana yang dominan, dan metode pembelajaran mana yang efektif digunakan dalam mengembangkan kemampuan motorik kasar anak usia 4-5 tahun di PAUD se-Kecamatan Suralaga Lombok Timur tahun ajaran 2014/2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode pembelajaran yang digunakan, metode pembelajaran yang dominan digunakan, dan metode pembelajaran yang efektif digunakan dalam mengembangkan kemampuan motorik kasar anak usia 4-5 tahun di PAUD se-Kecamatan Suralaga Lombok Timur tahun ajaran 2014/2015. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survey. Populasi penelitian ini adalah guru yang mengajar anak usia 4-5 tahun di PAUD se-Kecamatan Suralaga Lombok Timur dengan jumlah 36 guru. Oleh karena jumlah populasi yang kurang dari 100 maka sampel penelitian ini merupkan penelitian populasi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan dokumentasi dengan menggunakan analisis data deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat lima metode pembelajaran yang digunakan, antara lain metode demonstrasi, karyawisata, bermain peran, bermain, dan eksplorasi; metode yang dominan digunakan adalah demonstrasi dan bermain; serta metode yang efektif digunakan adalah metode bermain yang mengembangkan berbagai kemampuan motorik kasar anak khususnya yang paling menonjol adalah pada indikator melakukan gerakan melompat, meloncat, dan berlari secara terkoordinasi.

(3)

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan bagi anak usia dini adalah pemberian upaya untuk menstimulus, membimbing, mengasuh, dan memberikan kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan kemampuan dan keterampilan anak. Ada dua tujuan diselenggarakannya pendidikan anak usia dini, yaitu sebagai berikut : membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembanga sesuai dengan tingkat perkembangannya, sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa dewasa; serta membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah (Montolalu, 2005 : 3).

Untuk melancarkan dan mensukseskan penyelenggaraan pendidikan bagi anak usia dini diperlukan dukungan serta kerja sama dari pihak-pihak yang turut mendukung proses tumbuh kembang anak. Pihak-pihak tersebut adalah orang tua, guru, pembimbing, dan atau pendidik baik yang ada di lingkungan rumah atau keluarga, dan di lingkungan sekolah. Para orang tua dan guru harus memiliki kiat atau cara khusus untuk mengkemas setiap kegiatan pembelajaran menjadi satu kegiatan yang asik dan membuat anak merasakan kesenangan dalam menjalaninya dan tidak tertekan. Oleh karena itu, untuk setiap kegiatan diperlukan metode-metode untuk menyampaikan materi pembelajaran yang akan diberikan kepada anak usia dini agar kegiatannya menjadi lebih menarik dan menggugah minat anak untuk melakukan kegiatan yang disediakan atau disuguhkan.

Metode pembelajaran adalah cara yang dalam bekerjanya merupakan alat untuk mencapai tujuan kegiatan (Moeslichatoen, 2004 : 7). Pendapat lain juga diungkapkan oleh Sudjana yang mengatakan bahwa metode pembelajaran adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsung pembelajaran (Sudjana, 2005:76). Dengan pendapat tersebut dapat disimpulkan mengenai pengertian metode pembelajaran adalah cara yang dapat digunakan oleh guru dalam menyampaikan bahan ajar untuk disajikan kepada anak didiknya. Metode yang dapat digunakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran untuk anak usia dini sebagaimana dikemukakan oleh Rahyubi (2012 : 234), diantaranya : metode karyawisata, metode demonstrasi, metode bermain, metode bermain peran, dan metode eksplorasi. Dengan menggunakan metode pembelajaran ini, diharapkan anak dapat berkembang secara optimal melalui kegiatan-kegiatan yang dikemas di setiap pembelajaran.

Anak pada usia dini, dikenal sebagai pribadi yang aktif, dimana mereka selalu melakukan kegiatan yang melibatkan gerak fisik yang jika dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan akan membuat kematangan fisik dan keterampilan motorik anak semakin bagus. Kemampuan motorik adalah kemampuan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi. Pengendalian tersebut berasal dari perkembangan refleksi dan kegiatan masa yang ada pada waktu lahir. Sebelum perkembangan tersebut anak akan tetap tidak berdaya (Hurlock : 150). Pengertian lain mengenai kemampuan motorik yaitu, perubahan kemampuan gerak dari bayi sampai dewasa yang melibatkan berbagai aspek perilaku dan kemampuan gerak (Corbin, dalam Sumantri, 2005 : 48). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan motorik adalah kemampuan seseorang untuk melakukan gerak jasmaniah secara terkoordinasi melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot.

(4)

Prinsip inilah yang seharusnya tertuang dan terkandung dalam setiap kegiatan pembelajaran yang disuguhkan oleh pendidik atau guru di sekolah. Namun, pada kenyataannya masih banyak kejanggalan yang ditemukan dalam aplikasi dan penerapan metode pembelajaran untuk anak didik di sekolah.

Hasil observasi awal yang dilakukan di PAUD se-Kecamatan Suralaga Kabupaten Lombok Timur, berbagai macam phenomena terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Para Guru PAUD di kecamatan Suralaga Lombok Timur ini kurang memahami penggunaan serta manfaat metode pembelajaran yang sesungguhnya sehingga terjadi penyimpangan dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada anak didiknya. Karena kurangnya pemahaman tersebut mengakibatkan penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat dan kurang akurat dalam kegiatan pembelajaran, dan guru tidak menyadari apa dampaknya jika guru menggunakan metode yang kurang tepat untuk kegiatan pembelajaran. Selama ini, dilapangan ditemukan kejadian dimana pendidik hanya memperhatikan bagaimana kegiatan pembelajaran pada hari itu dapat terlaksana dan terselesaikan dengan cepat dan yang terpenting adalah adanya hasil karya anak walaupun hasilnya tidak memuaskan tanpa memikirkan apakah anak memahami dan mengerti kegiatan yang dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung. Sehingga dilakukan penelitian “Identifikasi Metode Pembelajaran yang Mengembangkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia 4-5 Tahun di PAUD se-Kecamatan Suralaga Lombok Timur Tahun Ajaran 2014/2015”. Diharapkan kita dapat mengatasi segala hal yang menghambat perkembangan motorik kasar anak sehingga, anak dapat berkembang dengan optimal dan dapat menyongsong kehidupan yang akan datang dengan kesiapan dan kemampuan motorik kasar yang baik.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian di atas, maka rumusan masalah peneliti yaitu :

1. Metode pembelajaran manakah yang mengembangkan kemampuan motorik kasar anak usia 4-5 tahun di PAUD se-Kecamatan Suralaga Lombok Timur tahun ajaran 2014/2015?

2. Metode pembelajaran manakah yang paling dominan dalam mengembangkan kemampuan motorik kasar anak usia 4-5 tahun di PAUD se-Kecamatan Suralaga Lombok Timur tahun ajaran 2014/2015?

3. Metode pembelajaran manakah yang efektif dalam mengembangkan kemampuan motorik kasar anak usia 4-5 tahun di PAUD se-Kecamatan Suralaga Lombok Timur tahun ajaran 2014/2015?

C. Tujuan Penelitian

Banyak uraian serta penjelasan yang terpapar dalam pembahasan sebelumnya, sehingga peneliti dapat menjelaskan beberapa tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui metode pembelajaran yang mengembangkan kemampuan motorik kasar anak usia 4-5 tahun di PAUD se-Kecamatan Suralaga Lombok Timur tahun ajaran 2014/2015?

2. Untuk mengetahui metode pembelajaran yang paling dominan dalam mengembangkan kemampuan motorik kasar anak usia 4-5 tahun di PAUD se-Kecamatan Suralaga Lombok Timur tahun ajaran 2014/2015?

(5)

BAB II

LANDASAN TEORI A. Metode Pembelajaran

Dalam proses belajar dan pembelajaran, perlu adanya rekayasa sistem lingkungan yang mendukung. Penciptaan sistem lingkungan berarti menyiapkan kondisi lingkungan yang kondusif bagi peserta didik. Kondisi ini dapat berupa sejumlah tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa, persoalan yang menuntut agar siswa memecahkannya, dan seperangkat keterampilan yang perlu dikuasai siswa. Menyediakan kondisi lingkungan belajar yang kondusif berarti juga menyiapkan sarana dan prasarana pembelajaran yang baik, tepat, dan mencukupi, termasuk juga menggunakan metode pembelajaran yang tepat guna menyampaikan bahan ajar pada anak didik.

Metode pembelajaran adalah suatu model dan cara yang dapat dilakukan untuk menggelar aktivitas belajar-mengajar agar berjalan dengan baik (Rahyubi, 2012 : 236). Suyuno mengatakan bahwa, metode pembelajaran adalah seluruh perencanaan dan prosedur maupun langkah-langkah kegiatan pembelajaran termasuk pilihan cara penilaian yang akan dilaksanankan. Metode pembelajaran dapat dianggap sebagai suatu prosedur atau proses yang teratur, suatu jalan atau cara yang teratur untuk melakukan pembelajaran (Suyono, 2011 :19). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, metode pembelajaran adalah cara yang dapat dilakukan oleh guru dalam menyampaikan bahan ajar untuk disajikan kepada anak didiknya.

Metode pembelajaran sebagai salah satu komponen pendidikan perlu dipahami oleh guru agar proses pembelajaran di kelas dapat berlangsung dengan baik. Karena dengan memiliki pengetahuan yang luas tentang metode, guru dapat memilih metode yang tepat untuk suatu materi (kompetensi) yang akan dipelajari atau dicapai oleh siswa. Pemilihan metode yang tepat akan sangat membantu siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, agar tujuan pendidikan tercapai sesuai dengan yang telah dirumuskan, maka setiap pendidik atau guru perlu mengetahui dan mempelajari beberapa metode pembelajaran, serta dipraktekkan pada saat proses pembelajaran di kelas.

Terdapat beberapa teknik dan metode yang dapat digunakan oleh guru, tetapi tidak semuanya sama efektifnya dapat mencapai tujuan pembelajaran. Beberapa faktor yang dapat digunakan dalam pemilihan strategi pembelajaran, yaitu sebagai berikut :

1. Anak didik

Perbedaan individual anak didik pada aspek biologis, intelektual, dan psikologis mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode pembelajaran mana yang sebaiknya guru ambil untuk menciptakan lingkungan belajar yang kreatif demi tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.

2. Tujuan pembelajran

Tujuan pembelajaran biasanya berkaitan dengan dimensi kognitif, afektif, dan psikomotorik. Tujuan pembelajaran bisa tercapai jika pembelajar atau peserta didik mampu menguasai dimensi kognitif dan afektif dengan baik, serta cekatan dan terampil dalam aspek psikomotoriknya (Rahyubi, 2012 : 234).

3. Media

(6)

4. Fasilitas

Fasilitas yang dimaksud di sini adalah ketersediaan sarana dan prasarana seperti kelengkapan alat permainan. Alat permainan yang wajib disediakan dan sebagai acuan standar untuk pendidikan anak usia dini adalah berupa alat permainan edukatif, baik yang tersedia di dalam ruangan (in door) dan atau luar ruangan (out door).

5. Guru

Kata guru berasal dari bahasa Sansekerta “guru” yang uga berarti guru atau pendidik, yaitu seorang pengajar suatu ilmu. Dalam bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk pada pendidik professional denga tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, memfasilitasi, dan mengevaluasi peserta sisik (Rahyubi,2012 : 235). Setiap guru mempunyai kepribadian yang berbeda. Latar pendidikan guru diakui mempengaruhi kompetensi. Kurangnya penguasaan terhadap berbagai jenis metode menjadi kendala dalam memilih dan menentukan metode.

Beberapa macam metode pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam mengembangkan kemampuan motorik kasar anak usia 4-5 tahun adalah sebagai berikut :

1. Metode Demonstrasi

Metode demostrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pembelajaran yang relevan dengan pokok pembahasan atau materi yang sedang disajikan.

2. Metode Karyawisata

Metode karya wisata, kinjungan, atau studi banding adalah metode pembelajaran yang mengajak siswa untuk mengunjungi obyek-obyek tertentu yang relevan dengan proses pembelajaran guna memperluas wawasan.

3. Metode Bermain Peran

Metode ini menampilkan symbol-simbol atau peralatan yang menggantikan proses kejadian atau benda yang sebenarnya. Metode ini dalah suatu cara penguasaan bahan pelajaran melalui pengembangan dan penghayatan peserta didik. Metode ini memerlukan interaksi antara dua siswa atau lebih tentang suatu topic atau situasi (Rahyubi, 2012 : 241).

4. Metode Bermain

Kegiatan bermain adalah suatu kegiatan yang sangat disenangi oleh anak. Pada berbagai situasi dan tempat anak selalu saja menempatkan diri untuk menggunakannya sebagai arena bermain dan permainan.

5. Metode Eksplorasi

Dalam proses pembelajaran metode eksplorasi, peserta didik atau pembelajar melakukan berbagai penjelajahan dan pemeriksaan berkaitan dengan hal-hal yang ditekuni dan dipelajari untuk menemukan hal-hal yang cocok dan terbaik sehingga dia bisa memeroleh contoh, cara, metode, dan model terbaik guna meraih keberhasilan dan kesuksesan, khususnya dalam keterampilan motorik tertentu (Rahyubi, 2012 : 242).

(7)

akan berpengaruh sekali terhadap berhasil tidaknya suatu tujuan yang akan dicapai tergantung pada penggunaan metode yang tepat.

B. Perkembangan Motorik Kasar Anak

Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord. Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari, naik-turun tangga dan sebagainya (Rahyubi, 2012 : 222).

Corbin, 1990 (dalam Sumantri) menyatakan bahwa, perkembangan motorik adalah perubahan kemampuan gerak dari bayi sampai dewasa yang melibatkan berbagai aspek perilaku dan kemampuan gerak. Sehingga dalam hal ini berarti aspek perilaku dan perkembangan motorik saling mempengaruhi (Sumantri, 2005 : 48). Sementara menurut Hurlock, yang berpendapat bahwa, perkembangan motorik berarti perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi. Pengendalian tersebut berasal dari perkembangan refleksi dan kegiatan masa yang ada pada waktu lahir. Sebelum perkembangan tersebut terjadi, anak akan tetap tidak berdaya (Hurlock, 150). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa, perkembanan motorik adalah perkembangan kemampuan gerak seseorang untuk melakukan gerak jasmaniah secara terkoordinasi melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik pada setiap individu adalah sebagai berikut (Rahyubi, 2012 : 225) :

1. Perkembangan Sistim Saraf.

Sistim saraf sangat berpengaruh dalam perkenbangan motorik karna sistim saraf lah yang mengontrol gerak motorik pada tubuh manusia.

2. Kemampuan fisik yang memungkinkan untuk bergerak.

Karna perkembangan motorik sangat erat kaitannya dengan fisik maka kemampuan fisik seseorang akan sangat berpengaruh pada perkembangan motorik seseorang. Anak yang normal perkembangan motoriknya akan lebih baik dibandingkan anak yang memiliki kekurangan fisik.

3. Keinginan anak yang memotifasinya untuk bergerak.

Seseorang yang punya motivasi yang sangat kuat untuk mengusai keterampilan motorik tertentu biasanya telah punya modal besar untuk meraih prestasi. Kemudian, ketika seseorang mampu melakukan suatu aktivitas motorik dengan baik, kemungkinan besar dia akan termotivasi untuk menguasai keterampilan motorik yang lebih luas dan lebih tinggi tingkatannya.

4. Linkungan yang mendukung.

Perkembangan motorik seorang individu kemungkinan besar bisa berjalan optimal jika lingkungan tempatnya beraktivitas mendukung dan kondusif. Lingkungan di sini bisa berarti fasilitas, peralatan, sarana dan prasarana. Bisa juga berarti lingkungan tempat beraktivitas dan juga di sekitar tempat aktivitas yang baik dan kondusif.

5. Aspek psikologis anak.

(8)

kondisi yang baik atau tidak mendukung, maka sulitlah baginya untuk meraih keterampilan motorik yang optimal dan memuaskan.

6. Umur.

Usia atau umur sangat berpengaruh pada aktivitas motorik seseorang. Seseorang bayi, anak-anak, remaja, dewasa, dan tua tentu saja punya karakteristik keterampilan motorik yang berbeda pula.

7. Jenis kelamin.

Dalam keterampilan motorik tertentu, misalnya olahraga, factor jenis kelamin cukup berpengaruh. Dalam beberapa cabang olahraga seperti renang, bulu tangkis, voly, tenis, sepak bola, tinju, karate, dan masih banyak lagi, seorang laki-laki tentu lebih kuat, lebih cepat, lebih terampil, dan lebih gesit dibandingkan perempuan. 8. Bakat dan Potensi

Bakat dan potensi juga berpengaruh pada usaha meraih keterampilan motorik. Misalnya, seserang mudah diarahkan untuk menjadi pesepakbola andal jika dia punya bakat dan potensi sebagai pemain bola. Begitu juga pada bidang keterampilan motorik lainnya.

Secara umum tahapan-tahapan perkembangan anak dapat dibagi ke dalam beberapa rentang usia, yang masing-masing menunjukkan ciri tersendiri. Menurut Fitts dan Postner dalam (Sumantri, 2005 :101) tahapan perkembangan di bagi menjadi beberapa tahapan sebagai berikut :

1. Tahap Verbal Kognitif

Tahap ini merupakan tahap awal dalam belajar gerak. Tahapan ini disebut juga sebagai fase kognitif, karena perkembangan yang menonjl terjadi pada diri anak. Pada tahap kognitif ini proses belajar gerak diawali dengan aktif berpikir tentang gerakan yang dipelajari. Anak yang belajar gerak berusaha mengetahui dan memahami gerakan dari informasi baik berupa informasi secara verbal maupun visual yang diberikan kepadanya.

2. Tahap Asosiatif

Pada tahapan ini perkembangan anak juga memasuki pemahaman dari gerakan-gerakan yang dipelajari. Tahapan ini juga disebut tahap menengah, yang ditandai dengan tingkat penguasaan gerakan, dimana anak sudah mampu melakukan gerakan-gerakan dalam bentuk rangkaian yang tidak tersendat-sendat atau terputus-putus pelaksanaannya. Dengan tahap mempraktekkan berulang-ulang pelaksanaannya, gerakan akan semakin efisien, lancer dan sesuai dengan keinginannya serta kesalahan gerakan semakin berkurang.

3. Tahap Otomasi

Tahap ini dikatakan sebagai fase akhir dalam belajar gerak. Pada tahap ini ditandai dengan tingkat penguasaan gerakan, dimana anak mampu melakukan gerakan ketrampilan secara otomatis. Tahap ini dikatakan sebgai tahap otonom karena anak mampu melakukan gerakan keterampilan tanpa pengaruh, walaupun pada saat melakukan gerakan tersebut anak harus memperhatikan hal-hal lain selain dari gerakan yang dilakukan.

(9)

Ada beberapa indikator gerak motorik yang dapat dilakukan oleh anak pada usia 4-5 tahun ini yang diungkapkan oleh Caughlin (2001) yang dikutip oleh Sumantri. Berikut indikator perkembangan anak dinyatakan sebagai berikut :

a) Usia 4 Tahun

Gerakan yang dapat dilakukan pada anak usia 4 tahun adalah sebagai berikut : Anak mampu berdiri di atas satu kaki selama 10 detik; Anak mampu berjalan maju dalam satu garis lurus dengan tumit dan ibu jari kaki berjarak 6 kaki; Anak mampu berjalan mundur; Anak mampu melakukan kegiatan lomba lari; Anak mampu melompat ke depan sebanyak 10 kali; Anak mampu melompat ke belakang; Anak mampu melakukan roll/berguling ke depan; Anak mampu menendang secara terkoordinasi ke belakang dan ke depan dengan kaki terayun dan tangan mengayun kea rah berlawanan secara bersamaan; Dengan dua tangan menangkap bola yang dilemparkan dari jarak lebih kurang 2 meter; Melempar bola kecil dengan kedua tangan kepada seseorang yang berjarak lebih kurang 2 meter; serta membangun menara dengan kotak/balok.

b) Usia 5 Tahun

Gerakan yang mampu dilakukan oleh anak usia 5 tahun adalah sebagai berikut :

Berdiri di atas kaki yang lainnya selama 10 detik; Berjalan di atas papan keseimbangan ke depan, ke belakang, dan kesamping; Melompat ke belakang dengan dua kali berturut-turut; Melompat dengan salah satu kaki; Mengambil salah satu atau dua langkahg teratur sebelum menendang bola; Melempar bola dengan memutar badan dan melangkah ke depan; Mengayun tanpa bantuan; menangkap dengan mantap.

Hal lain juga diungkapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009 mengenai Standar Pendidikan Anak Usia Dini, bahwa indikator perkembangan motorik kasar anak usia 4-5 tahun adalah sebagai berikut : Menirukan gerakan binatang, pohon tertiup angin, pesawat terbang, dan seterusnya; Melakukan gerakan menggantung (bergelanyut); Melakukan gerakan melompat, meloncat, dan berlari secara terkoordinasi; Melempar sesuatu secara terarah; Menangkap sesuatu secara tepat; Melakukan gerakan antisipasi; Menendang sesuatu secara terarah; Memanfaatkan alat permainan di luar kelas. Indikator perkembangan motorik kasar anak usia 4-5 tahun ini memiliki karakteristik perkembangan yang lebih spesifik. Berikut karakteristik perkembangan kemampuan motorik kasar anak usia 4-5 tahun menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009 mengenai Standar Pendidikan Anak Usia Dini adalah :

Tabel 2.1

Tingkat Capaian Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia 4-5 Tahun Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009

Lingkup Perkembangan Tingkat Capaian Perkembangan

1. Menirukan gerakan binatang, pohon tertiup angin, pesawat rebang, dsb.

1) Menirukan gerakan binatang peliharaan misal : binatang yang dapat terbang (burung) dll

2) Menirukan gerakan pohon sepoi-sepoi, pohon tertiup angin kencang, dll

3) Menitukan gerakan pesawat terbang misal : (mau terbang, gerakan diudara dan gerakan mendarat) 2. Melakukan gerakan

menggantung (bergelanyut)

4) Memanjat, bergantung, dan berayun 5) Bergelanyut

(10)

3. Melakukan gerakan melompat, meloncat, dan berlari secara terkoordinasi.

6) Melompat dengan dua kaki atau satu kaki dengan seimbang.

7) Melompat dengan tali, dll

8) Meloncat dari ketinggian 20-30cm 9) Meloncat dengan rintangan

10)Berlari ditempat 11)Berlari cepat

12)Berlari sambil melompat 13)Berlari sambil meloncat

14)Melompat, meloncat, dan berlari dengan rintangan 4. Menangkap dan melempar

secara terarah/tepat.

15)Menangkap kantong biji, bola, dll

16)Melambungkan dan menangkap kantong biji, bola, dll 17)Melempar dengan berbagai media, misal : bola kertas,

balon, dll ke tempat yang telah ditentukan 18)Memantulkan bola besar sambil diam di tempat 19)Memantulkan bola besar sambil berjalan/bergerak 5. Melakukan gerakan antisipasi. 20)Berjalan maju pada garis lurus

21)Berjalan di atas papan titian, berjalan berjinjit 22)Berjalan mundur dan kesamping pada garis lurus

sejauh 1-2 meter

23)Melakukan gerakan menghindar dari hal-hal yang berbahaya

6. Menendang sesuatu secara terarah.

24)Menendang bola dengan terarah

7. Memanfaatkan alat permainan di luar kelas.

25)Bermain dengan alat permainan di luar, misal : ayunan, jungkitan, perosotan, dll

26)Bermain dengan simpai (bebas, melompat dalam simpai, merangkak dalam terowongan dari simpai, dll)

(11)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada 18 PAUD yang ada di Kecamatan Suralaga Kabupaten Lombok Timur selama tahun ajaran 2014/2015. Lingkup dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru dalam mengembangkan kemampuan mototik kasar anak usia 4-5 tahun di PAUD se-Kecamatan Suralaga Lombok Timur Tahun Ajaran 2014-2015.

Adapun yang akan dijadikan sebagai populasi pada penelitian ini adalah seluruh guru yang mengajar anak usia 4-5 tahun di PAUD se-Kecamatan Suralaga Lombok Timur Tahun ajaran 2014/2015 dengan jumlah keseluruhan populasi sebanyak 36 orang yang tersebar pada 18 lembaga di Kecamatan Suralaga Lombok Timur.

Oleh karena populasi penelitian ini adalah PAUD yang ada di kecamatan Suralaga dimana wilayahnya terbagi menjadi tiga bagian, maka pengambilan sampel dalam penelitian ini harus benar-benar mewakili populasinya. Sehingga penelitian ini menggunakan seluruh jumlah populasi yang ada sebagai sampel penelitian dan penelitian ini disebut sebagai penelitian populasi.

TABEL 3.1

Jumlah Sampel Guru dalam Penelitian yang Dilakukan di PAUD se-Kecamatan Suralaga Lombok Timur

No Nama Lembaga Jumlah Sampel

1. TK NW Boro’ Tumbuh 2

2. PAUD Anak Kita 2

3. RA Ma’Rif JMI 2

4. PAUD Mawar Mekar 2

5. TK –IT Nurul Mujahidhin NW Pancor Kopong 2

6. PGRI Tebaban 2

7. TK Terpadu SDN 2 Kerongkong 2

8. TK Raudatul Qur’an UF NW 2

9. TK Sulamul Mubtadi Anjani 2

10. PAUD Al-Barruni 2

11. TK-IT Ar-Rantisi Anjani 2

12. PAUD Tunggal ATE 2

13. TK Dharma Wanita Suralaga 2

14. RA Sakinatul 2

15. PGRI 05 Anjani 2

16. TK Syaikh Zainuddin NW 2

17. TK Anak Bangsa 2

18. PAUD Al-Fhadhilah 2

Jumlah 36

(12)

guru yang mengajar di kelompok usia 4-5 tahun di PAUD se-Kecamatan Suralaga Lombok Timur.

Metode yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a) Metode Observasi

Arikunto (2006:156) berpendapat bahwa observasi atau pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera atau yang disebut juga dengan pengamatan langsung.

Senada dengan pendapat di atas, bahwa metode observasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mengamati dan mencatat perilaku objek yang akan diteliti dalam proses pembelajarn untuk memperoleh data tentang metode pembelajaran yang diterapkan guru dalam mengembangkan kemampuan motorik kasar anak usia 4-5 tahun di PAUD se-Kecamatan Suralaga Lombok Timur tahun ajaran 2014/2015 dengan menggunakan pedoman observasi yang dibentuk instrmen penelitian yang dijadikan acuan bagi peneliti untuk mempermudah peneliti melaksanakan pengamatan secara langsung.

b) Metode Dokumentasi

Menurut Arikunto metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variebel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah dan lain sebagainya.

Dibandingkan dengan metode lain, maka metode ini agak tidak begitu sulit, dalam arti apabila ada kekeliruan sumber datanya masih tetap, belum berubah. Dengan metode dokumentasi yang diamati bukan benda hidup tetapi benda mati.

Instrument pengumpulan data adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulakn data agar pekerjaan lebih mudah dan hasil lebih baik dalam arti cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2006 : 115).

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi yang diinginkan. Instrument penelitian yang digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti. Dalam penelitian ini peneliti mengadakan pengamatan terhadap metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru dalam mengembangkan kemampuan motorik kasar anak usia 4-5 thun di PAUD se-Kecamatan Suralaga Lombok Timur Tahun Ajaran 2014/2015. Adapun instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data metode pembelajaran yang diterapkan guru dalam mengembangkan kemampuan motorik kasar anak adalah:

a. Pedoman Observasi

Pedoman observasi yang digunakan berupa lembar pengamatan yang bersikan kisi-kisi instrumen perkembangan motorik halus. Berdasarkan indikator, peneliti mendeskripsikan sub indikator menjadi deskriptor dengan tingkat capaian perkembangan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009. Berikut Kisi-kisi Instrumen Penelitian yang akan digunakan :

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Aspek yang Diteliti Indikator

Perkembangan Motorik Kasar 1) Menirukan gerakan binatang, pohon

tertiup angin, pesawat terbang, dsb.

1. Menirukan gerakan binatang atau hewan. 2. Menirukan gerakan pohon yang tertiup

(13)

(bergelanyut) 3. Menirukan gerakan pesawat terbang, dll.

9. Menangkap dan melempar sesuatu secara terarah/tepat.

10. Melakukan gerakan antisipasi. 11. Menendang sesuatu secara terarah.

12. Memanfaatkan alat permainan di luar kelas. 3) Melakukan gerakan melompat,

1) Metode Demonstrasi 1. Menetapkan tujuan dan tema kegiatan demonstrasi.

3. Menetapkan bahan dan alat yang dipergunakan.

2) Metode Karyawisata 4. Menetapkan sasaran yang diprioritaskan sesuai dengan tema kegiatan belajar yang dipilih.

5. Merumuskan program kegiatan melalui karya wisata.

6. Mengadakan hubungan dan pengenalan medan sasaran karya wisata.

7. Koordinasi dengan pihak tempat karya wisata.

8. Menyiapkan bahan dan alat yang diperlukan.

9. Membuat kesepakatan bersama dengan anak mengenai tata tertib.

10. Permintaan izin dan partisipasi orang tua. 11. Apersepsi pendidik di kelas kepada anak

tentang tempat wisata yang akan di tuju. 3) Metode Bermain Peran 12. Memerankan tokoh-tokoh atau benda-benda

sekitar anak.

13. Menggunakan alat dan perlengkapan untuk bermain peran.

14. Menentukan dialog dan peran anak.

15. Mengikuti langkah-langkah dan teknik yang diajarkan oleh guru.

16. Memainkan peran orang-orang yang ada di lingkungannya atau tokoh-tokoh dari suatu cerita.

(14)

pada para siswa.

18. Guru menyampaikan aturan-aturan yang harus diikuti dalam kegiatan bermain. 19. Guru menawarkan tugas kepada

masing-masing anak.

20. Guru memperjelas apa yang harus dilakukan oleh setiap anak dalam melakukan tugasnya. 21. Guru menyiapkan bahan dan peralatan yang

diperlukan.

22. Semua anak menuju tempat yang sudah disediakan untuk bermain.

23. Dengan bimbingan guru, peserta permainan mulai melakukan tugasnya masing-masing. 24. Setelah kegiatan selesai, setiap anak menata

kembali bahan dan peralatan permainan. bermain yang baru saja dilakukan dengan pengalaman lain.

28. Menunjukkan aspek-aspek penting dalam bekerja secara kelompok.

5) Metode Eksplorasi 29. Melibatkan peserta didik mencari informasi. 30. Menggunakan beragam pendekatan, media,

dan sumber belajar.

31. Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik

Skala perkembangan motorik kasar bertujuan untuk melihat sejauh mana perkembangan motorik kasar yang sudah berkembang pada anak usia 4-5 tahun. Adapun skala penilaian yang digunakan adalah dengan menggunakan skala jenjang atau Ratting scale yaitu kategori belajar anak yang sedang diamati dinyatakan dengan skala (1, 2, dan 3). Adapun kriteria penilaian yang digunakan adalah:

1 = Belum Berkembang (BB), apabila metode pembelajaran tidak mengembangkan motorik kasar anak.

2 = Sedang Berkembang (SB), apabila metode pembelajaran belum tampak mengembangkan kemampuan motorik kasar anak.

3 = Berkembang optimal sesuai harapan (BO), apabila metode pembelajaran tampak menstimulasi perkembangan motorik kasar anak sehingga berkembang secara optimal.

Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis data kualitatif deskriptif yaitu proses atau langkah-langkah yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah dikumpulkan sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiono, 2012:207-208). Langkah-langkah pelaksanaan metode analisis statistik sebagai cara untuk mengolah data dan memperoleh hasil yang sesuai dengan yang diharapkan (data processing, pengorganisasian data dan penemuan hasil penelitian) dengan rumus sebagai berikut:

P =

(15)

Keterangan : P : Persentil

x : Total Skor Individu

(16)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Penelitian telah dilakukan di 18 PAUD se-Kecematan Suralaga Lombok Timur, yaitu diantaranya TK NW Boro’ Tumbuh, PAUD Anak Kita, RA Ma’Rif JMI, PAUD Mawar Mekar, TK-IT Nurul Mujahidin, PGRI Tebaban, TK Terpadu SDN 2 Kerongkong, TK Raudatul Qur’an UF NW Banjar, TK Sulamul Mubtadi Anjani, PAUD Al-Barruni, TK-IT Ar-Rantisi, PAUD Tunggal ATE, TK Dharma Wanita, RA Sakinatul, PGRI 05 Anjani, TK Syaikh Zainuddin, TK Anak Bangsa, dan PAUD Al-Fadhilah. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan berikut tabel rekapitulasi data perkembangan motorik kasar anak usia 4-5 tahun pada PAUD/TK di Kecamatan Suralaga Tahun Ajaran 2014/2015 : (data terlampir)

Berdasarkan data rekapitulasi tersebut dapat dilihat bahwa penggunaan metode pembelajaran yang mengembangkan kemampuan motorik kasar anak usia 4-5 tahun di PAUD se-Kecamatan Suralaga Lombok Timur Tahun Ajaran 2014/2015 yaitu:

1. Metode pembelajaran yang mengembangkan kemampuan motorik kasar anak usia 4-5 tahun di PAUD se-Kecamatan Suralaga Lombok Timur adalah metode demonstrasi, metode karyawisata, metode bermain peran, metode bermain, dan metode eksplorasi. Dengan hasil rekapitulasi yang diperoleh adalah sebagai berikut : metode demonstrasi untuk mengembangkan kemampuan motorik kasar anak usia 4-5 tahun digunakan pada : indikator menirukan gerakan binatang, pohon tertiup angin, pesawat terbang, dsb dengan jumlah perkembangan pada kriteria 1 sebesar 3,70%, pada kriteria 2 sebesar 11,11%, dan pada kriteria 3 sebesar 14,81%; indikator melakukan gerakan melompat, meloncat, dan berlari secara terkoordinasi dengan jumlah perkembangan pada kriteria 1 sebesar 4,32%, kriteria 2 sebesar 20,29%, dan kriteria 3 sebesar 72,22%; indikator menangkap dan melempar secara terarah/tepat dengan jumlah perkembangan pada kriteria 1 sebesar 4,44%, pada kriteria 2 sebesar 17,78%, dan pada kriteria 3 sebesar 51,11%; indikator melakukan gerakan antisipasi dengan jumlah perkembangan pada kriteria 1 sebesar 4,17%, pada kriteria 2 sebesar 13,19%, pada kriteria 3 sebesar 21,53%; indikator memanfaatkan alat permainan di luar kelas dengan jumlah perkembangan pada kriteria 1 sebesar 3,47%, pada kriteria 2 sebesar 13,19%, dan pada kriteria 3 sebesar 62,50%.

Kedua, metode karyawisata untuk mengembangkan kemampuan motorik kasar anak usia 4-5 tahun Nampak dan digunakan pada : indikator menirukan gerakan binatang, pohon tertiup angin, pesawat terbang, dsb dengan jumlah perkembangan pada kriteria 1 sebesar 3,70%, pada kriteria 2 sebesar 11,11%, pada kriteria 3 sebesar 14,81%; indikator memanfaatkan alat permainan di luar kelas denan jumlah perkembangan pada kriteria 1 sebesar 3,47%, pada kriteria 2 sebesar 13,19%, dan pada kriteria 3 sebesar 62,50%.

Ketiga, metode bermain peran untuk mengembangkan kemampuan motorik kasar anak usia 4-5 tahun Nampak pada indikator : menirukan gerakan binatang, pohon tertiup angin, pesawat terbang, dsb dengan jumlah pada kriteria 1 sebesar 3,70%, pada kriteria 2 sebesar 11,11%, pada kriteria 3 sebesar 14,81%.

(17)

terkoordinasi dengan jumlah perkembangan pada kriteria 1 sebesar 4,32%, pada kriteria 2 sebesar 20,99%, dan kriteria 3 sebesar 72,22%; indikator menangkap dan melempar secara terarah/tepat dengan jumlah perkembangan pada kriteria 1 sebesar 4,44%, pada kriteria 2 sebesar 17,78%, dan pada kriteria 3 sebesar 51,11%; indikator melakukan gerakan antisipasi dengan jumlah perkembangan pada kriteria 1 sebesar 4,17%, pada kriteria 2 sebesar 13,19%, dan pada kriteria 3 sebesar 21,53%; indikator menendang sesuatu secara terarah dengan jumlah perkembangan pada kriteria 1 sebesar 0%, pada kriteria 2 sebesar 13,89%, dan pada kriteria 3 sebesar 50%; indikator memanfaatkan alat permainan diluar kelas dengan jumlah perkembangan pada kriteria 1 sebesar 3,47%, kriteria 2 sebesar 13,19%, dan pada kriteria 3 sebesar 62,50%.

Kelima, metode eksplorasi untuk mengembangkan kemampuan motorik kasar anak usia 4-5 tahun Nampak pada indikator menangkap dan melempar secara terarah/tepat dengan jumlah perkembangan pada kriteria 1 sebesar 4,44%, pada kriteria 2 sebesar 17,78%, dan pada kriteria 3 sebesar 51,11%; indikator memanfaatkan alat permainan di luar kelas dengan jumlah perkembangan pada kriteria 1 sebesar 3,47%, kriteria 2 sebesar 13,19%, dan pada kriteria 3 sebesar 62,50%.

2. Metode pembelajaran yang dominan digunakan untuk mengembangkan kemampuan motorik kasar pada anak usia 4-5 tahun di PAUD se Kecamatan Suralaga yaitu metode demonstrasi dan metode bermain, dimana metode yang dominan ini dilihat dari jumlah perkembangan paling banyak dari penggunaan masing-masing indikator yang ada. Pertama, adalah metode demonstrasi untuk mengembangkan kemampuan motorik kasar anak usia 4-5 tahun digunakan pada : indikator menirukan gerakan binatang, pohon tertiup angin, pesawat terbang, dsb dengan jumlah perkembangan pada kriteria 1 sebesar 3,70%, pada kriteria 2 sebesar 11,11%, dan pada kriteria 3 sebesar 14,81%; indikator melakukan gerakan melompat, meloncat, dan berlari secara terkoordinasi dengan jumlah perkembangan pada kriteria 1 sebesar 4,32%, kriteria 2 sebesar 20,29%, dan kriteria 3 sebesar 72,22%; indikator menangkap dan melempar secara terarah/tepat dengan jumlah perkembangan pada kriteria 1 sebesar 4,44%, pada kriteria 2 sebesar 17,78%, dan pada kriteria 3 sebesar 51,11%; indikator melakukan gerakan antisipasi dengan jumlah perkembangan pada kriteria 1 sebesar 4,17%, pada kriteria 2 sebesar 13,19%, pada kriteria 3 sebesar 21,53%; indikator memanfaatkan alat permainan di luar kelas dengan jumlah perkembangan pada kriteria 1 sebesar 3,47%, pada kriteria 2 sebesar 13,19%, dan pada kriteria 3 sebesar 62,50%.

(18)

alat permainan diluar kelas dengan jumlah perkembangan pada kriteria 1 sebesar 3,47%, kriteria 2 sebesar 13,19%, dan pada kriteria 3 sebesar 62,50%.

3. Metode pembelajaran yang efektif digunakan untuk mengembangkan kemampuan motorik kasar anak usia 4-5 tahun di PAUD se Kecamatan Suralaga tahun ajaran 2014/2015 adalah metode bermain. Metode yang efektif ini dilihat dari jumlah perkembangan paling banyak dari penggunaan masing-masing indikator yang ada sehingga ditemukan hasil, bahwa metode bermain merupakan metode yang efektif digunakan dimana metode ini mengembangkan kemampuan motorik kasar anak usia 4-5 tahun Nampak pada : indicator menirukan gerakan binatang, pohon tertiup angin, pesawat terbang, dsb dengan jumlah perkembangan pada criteria 1 sebesar 3,70%, pada criteria 2 sebesar 11,11%, criteria 3 sebesar 14,81%; indicator melakukan gerakan menggantung (bergelanyut) dengan jumlah perkembangan pada criteria 1 sebesar 4,17%, pada criteria 2 sebesar 19,44%, dan pada criteria 3 sebesar 26,39%; indicator melakukan gerakan melompat, meloncat, dan berlari secara terkoordinasi dengan jumlah perkembangan pada criteria 1 sebesar 4,32%, pada criteria 2 sebesar 20,99%, dan criteria 3 sebesar 72,22%; indicator menangkap dan melempar secara terarah/tepat dengan jumlah perkembangan pada criteria 1 sebesar 4,44%, pada criteria 2 sebesar 17,78%, dan pada criteria 3 sebesar 51,11%; indicator melakukan gerakan antisipasi dengan jumlah perkembangan pada criteria 1 sebesar 4,17%, pada criteria 2 sebesar 13,19%, dan pada criteria 3 sebesar 21,53%; indicator menendang sesuatu secara terarah dengan jumlah perkembangan pada criteria 1 sebesar 0%, pada criteria 2 sebesar 13,89%, dan pada criteria 3 sebesar 50%; indicator memanfaatkan alat permainan diluar kelas dengan jumlah perkembangan pada criteria 1 sebesar 3,47%, criteria 2 sebesar 13,19%, dan pada criteria 3 sebesar 62,50%.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dalam pembahasan ini akan membahas secara urut mengenai metode pembelajaran yang digunakan guru untuk mengembangkan kemampuan motorik kasar anak usia 4-5 tahun, metode pembelajaran yang dominan digunakan oleh guru untuk mengembangkan kemampuan motorik kasar anak usia 4-5 tahun di PAUD se kecamatan Suralaga Lombok Timur tahun ajaran 2014/2015.

1. Metode pembelajaran yang diterapkan guru dalam mengembangkan kemampuan motorik kasar anak usia 4-5 tahun pada PAUD/TK di Kecamatan Suralaga Lombok Timur tahun pelajaran 2014/2015 yaitu metode demonstrasi, metode karyawisata, metode bermain peran, metode bermain, dan metode eksplorasi. Metode-metode tersebut digunakan dalam proses dan kegiatan pembelajaran karena memang sesuai dengan kegiatan belajar dan tema pembelajaran yang dilaksanakan dengan memperhatikan keseluruhan situasi belajar dan bermain untuk mencapai suatu tujuan. Hanya saja, tidak semua metode ini diterapkan oleh semua lembaga dalam kegiatan pembelajarannya. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan para guru tentang cara penggunaan dan penyampaian dari metode pembelajaran tersebut.

(19)

Metode ini dominan berkembang disebabkan oleh sebagian besar guru pada PAUD/TK di Kecamatan Suralaga lebih menguasai kedua metode pembelajaran ini saja. Selain itu, alat serta media yang masih terbatas menjadi salah satu penyebab penggunaan metode pembelajaran yang belum berfariasi. 3. Metode pembelajaran yang efektif digunakan dalam mengembangkan

kemampuan motorik kasar anak usia 4-5 tahun di PAUD se Kecamatan Suralaga Lombok Timur tahun ajaran 2014/2015 adalah metode bermain. Dikatakan paling efektif karena metode ini yang mampu mengembangkan kemampuan motorik kasar anak usia 4-5 tahun di PAUD se Kecamatan Suralaga ini. Saat bermain anak bereksplorasi, bereksperimen, dan bergerak untuk memperoleh informasi yang diinginkannya secara langsung. Selain itu, metode ini digunakan oleh semua lembaga dalam setiap kegiatan pembelajaran yang dilakukan seetiap hari. Selain itu metode ini selalu digunakan oleh semua lembaga yang ada di Kecamatan Suralaga.

C. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan metode pembelajaran yang diterapkan guru dalam mengembangkan kemampuan motorik kasar anak usia 4-5 tahun di PAUD se Kecamatan Suralaga Tahun Ajaran 2014/2015 yaitu :

1. Metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru yang mengembangkan kemampuan motorik kasar anak usia 4-5 tahun di PAUD se Kecamatan Suralaga Lombok Timur yaitu metode demonstrasi, metode karyawisata, metode bermain peran, metode bermain, dan metode eksplorasi.

2. Metode pembelajaran yang dominan atau sering digunakan dalam mengembangkan kemampuan motorik kasar anak usia 4-5 tahun di PAUD se-Kecamatan Suralaga Lombok Timur yaitu metode demonstrasi dan metode bermain. Dikatakan dominan karena hanya kedua metode ini yang paling sering digunakan dalam 18 lembaga yang ada di Kecamatan Suralaga Lombok Timur tahun ajaran 2014/2015.

3. Metode pembelajaran yang efektif digunakan dalam mengembangkan kemampuan motorik kasar anak usia 4-5 tahun di PAUD se Kecamatan Suralaga Lombok Timur tahun ajaran 2014/2015 adalah metode bermain. Dikatakan efektif karena hanya metode ini yang selalu digunakan di semua lembaga yang ada di Kecamatan Suralaga Lombok Timur tahun ajaran 2014/2015.

D. Saran

Berdasarkan hasil yang dicapai dalam penelitian ini, maka saran-saran yang dapat disampaikan adalah :

1. Guru

Diharapkan kepada semua guru atau tenaga pendidik PAUD/TK di Kecamatan Suralaga Lombok Timur untuk dapat memadukan metode-metode tersebut dalam proses pembelajaran sehingga tidak hanya ada satu metode saja yang dilakukan secara monoton dan terdapat variasi kegiatan pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan semangat belajar anak didik. Khususnya metode karyawisata yang tidak hanya dilakukan di tempat-tempat wisata tetapi juga dapat dilakukan di lingkungan sekitar sekolah yang disesuaikan dengan bahan pembelajaran yang sedang dibahas.

2. Lembaga PAUD/TK

(20)

3. Dinas terkait

Ternyata selama ini metode pembelajaran yang diterapkan guru dalam mengembangkan kemampuan motorik kasar anak pada PAUD/TK di Kecamatan Suralaga Lombok Timur masih monoton, sehingga diharapkan kepada dinas terkait agar menghimbau pada semua guru PAUD/TK di Kecamatan Suralaga Lombok Timur untuk menerapkan metode pembelajaran secara bervariasi dan sesuai dengan usia serta karakteristik anak didik agar kemampuan motorik kasar anak dapat berkembang dengan optimal.

4. Peneliti

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, 2005. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta Baharuddin, 2009. Pendidikan & Psikologi Perkembangan. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media B.E.F. Montolalu. dkk. 2008, Bermain dan Permainan anak. Jakarta : Universitas Terbuka Crain, William, 2007. Teori Perkembangan (Konsep dan Aplikasi). Yogyakarta : Pustaka

Belajar

Decaprio, Richard, 2013. Aplikasi Teori Pembelajaran Motorik di Sekolah. Jogjakarta : Diva Press

Fatimah, 2006. Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik). Bandung : Pustaka Setia

Hasan, Maimunah, 2009. PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). jogjakarta : Diva Press Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta : Erlangga

Lucy, Bunda, 2009. Mendidik Sesuai Dengan Minat & Bakat Anak ( Painting Your Children’s Future). Jakarta : Tangga Pustaka

---Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI NO. 58 Tahun 2009 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : Biro Hukum dan Organisasi DEPDIKNAS

Prof. Dr. Syamsu Yusuf LN, M.Pd. Dr. A. JUNTIKA NURIHSAN, M. Pd. 2007, 2008. Teori Kepribadian. Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia: PT. Remaja Rosdakarya

Rahyubi, 2012. Teori-Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik. Bandung : Nusa Media

Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta

Sumantri, 2005. Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional

Suyono, 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Rosda Karya

(22)

Lampiran 1.

Tabel

Rekapitulasi Data Metode Pembelajaran yang Mengembangkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia 4-5 Tahun pada PAUD/TK di Kecamtan Suralaga Lombok Timur Tahun Pelajaran 2014/2015

Indikator Deskriptor Kemunculan Tiap Lembaga

(23)
(24)
(25)
(26)

Keterangan :

1 = Belum Berkembang (BB), apabila metode pembelajaran tidak mengembangkan kemampuan motorik kasar anak.

2 = Sedang Berkembang (SB), apabila metode pembelajaran belum tampak mengembangkan kemampuan motorik kasar anak.

3 = Berkembang Optimal (BO), apabila metode pembelajaran tampak menstimulasi perkembangan motorik kasar anak sehingga

Gambar

TABEL 3.1 Jumlah Sampel Guru dalam Penelitian yang Dilakukan di PAUD se-Kecamatan
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Tabel

Referensi

Dokumen terkait

Disiplin adalah bentuk pengendalian diri karyawan dan pelaksanaan yang teratur dan menunjukkan tingkat kesungguhan tim kerja dalam sebuah organisasi

Berdasarkan hasil analisis deskriptif Manajemen Kelas, dengan memperhatikan 36 siswa sebagai sampel, 3 atau 8% responden yang berada dalam kategori rendah, dan 27 atau

Data produksi dari tiga lokasi percobaan, galur mutan B-100 memiliki karakteristik produksi relatif lebih stabil (6.490-7.675 t/ha), sedangkan galur Zh-30 memperlihatkan potensi

Sebagai media informasi yang lebih efektif tentang perusahaan dalam bentuk desain komunikasi visual yang menarik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, dan

sanksi-­‐sanksi  tersebut  tidak  dirasakan  secara  langsung  dengan   memuaskan  sehingga  kurang  menjamin  kepentingan  manusia..  Kaedah  fundamentil

Hasil Penggabungan Sketsa Wilayah Administrasi dan Data Podes 20085. Pembuatan Peta Tematik Identifikasi Desa Kawasan

satu-satunya kantong wisatawan di Yogyakarta yang hampir semuanya merupakan wisatawan mancanegara, berbeda dengan kantong wisatawan lainnya di Yogyakarta, seperti Kampung

Pemahaman mengenai Yesus sebagai “satu-satunya” penyelamat yang ada di dunia, yang dipakai teman-teman penulis di atas untuk menunjukan keunikan agama Kristen,