Artikel Ilmiah
REDESAIN STRUKTUR GEDUNG HOTEL GOLDEN TULIP MATARAM
DENGAN SISTEM BALOK GRID
REDESIGN OF GOLDEN TULIP HOTEL BUILDING MATARAM
BY GRID BEAM SYSTEM
Tugas Akhir
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat Sarjana S-1 Jurusan Teknik Sipil
oleh:
GHINAN SYAHPUTRI
F1A 011 048
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MATARAM
REDESAIN STRUKTUR GEDUNG HOTEL GOLDEN TULIP MATARAM
DENGAN SISTEM BALOK GRID
REDESIGN OF GOLDEN TULIP HOTEL BUILDING MATARAM BY GRID BEAM SYSTEM
Ghinan Syahputri1, Hariyadi2, I Wayan Sugiartha2 JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MATARAM
ABSTRAK
Hotel Golden Tulip Mataram terdiri dari 11 lantai dengan tinggi 42,8 m yang berada di kota Mataram dengan wilayah gempa 5. Gedung ini menggunakan struktur beton konvensional dengan sistem portal dan rangka pemikul beban lateral. Suatu rangka terdiri dari kolom, balok serta pelat yang akan menumpu semua beban penghuni diatasnya dengan ketebalan yang relatif kecil jika dibandingkan dengan bentangnya, sehingga kekakuan pelat berkurang. Maka dari itu dilakukan redesain dengan menggunakan struktur grid yang efektif untuk kondisi bangunan dengan bentang lebar, yang dapat menambah kekakuan pelat.
Dalam perancangan ini dilakukan redesain pada gedung Hotel Golden Tulip Mataram guna mendapatkan ruangan yang lebih luas tanpa mengubah desain awal secara signifikan, dengan menggunakan sistem balok grid. Maka bentangan pelat didesain lebih luas dan jumlah kolom dikurangi. Dengan demikian gedung ini dapat berfungsi dengan lebih baik sebagai gedung hotel yang membutuhkan ruangan yang luas. Selain itu, dengan adanya balok grid maka penggunaan plafond tidak dibutuhkan. Untuk memudahkan perancangan, digunakan software ETABS v.9 dalam membantu pemodelan struktur, pembebanan struktur, dan menganalisa gaya dalam struktur yang dijadikan data dalam perancangan. Beban yang bekerja pada gedung terdiri dari beban statis, yaitu beban hidup dan beban mati, serta beban dinamis, yaitu beban gempa.
Berdasarkan hasil redesain dengan sistem balok grid ini, diperoleh pelat dengan bentang yang luas dan kekakuan yang lebih besar karena balok grid dapat berperan sebagai jaringan balok anakan. Tebal pelat dapat dikurangi dari 120 mm menjadi 70 mm dengan tulangan D10. Balok grid yang digunakan berbentuk trapesium dengan tulangan utama D16 dan tulangan sengkang P8. Balok utama dan kolom menggunakan tulangan utama D22 dengan tulangan sengkang P10 untuk balok utama, dan D12 untuk kolom. Kemudian pondasi didesain menggunakan pile cap berdimensi 5,5×5,5×1,1 m dengan bore pile berdiameter 0,5 m berjumlah maksimum 16 tiang di setiap kolom, dan dibor sampai kedalaman 20,6 m.
Kata kunci: Balok grid, Pelat, ETABS.
I. PENDAHULUAN
Suatu rangka pada bangunan gedung biasanya terdiri dari: kolom yang meneruskan beban sampai ke dasar bangunan, balok yang memikul beban pelat di atasnya dan pembagi beban kepada kolom, serta pelat lantai yang merupakan struktur bidang datar yang menumpu semua beban penghuni diatasnya dengan ketebalan yang relatif sangat kecil jika
dibandingkan dengan panjang bentangnya dan berakibat pada kurangnya kekakuan pada pelat lantai. Struktur grid merupakan salah satu sistem yang cocok dan efektif untuk digunakan pada kondisi bangunan dengan bentang yang lebar, sehingga pada gedung Hotel Golden Tulip sebagai bahan studi 1
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Mataram
2
perencanaan tugas akhir ini akan dilakukan redesain pada struktur gedungnya.
Beban statis dan beban dinamis yang
dipikul oleh pelat lantai pada umumnya tegak
lurus terhadap permukaan pelat. Semakin luas
permukaan pelat pada suatu ruangan semakin
besar pula beban yang dipikul, sehingga
lendutan yang dihasilkan cukup besar.
Memanfaatkan sistem kisi-kisi, yang secara
umum dikenal dengan struktur grid ini dapat
memberikan kekakuan dan mengatasi
lendutan pada pelat lantai. Selain itu, Karena
bentuknya yang dapat dibuat sesuai selera,
maka dapat menjadi plafon hiasan yang
mempunyai nilai estetika dan artistik. Struktur
grid mempunyai sifat utama dapat
mendistribusikan beban pada kedua arah
secara seimbang. Sehingga struktur ini akan
digunakan sebagai bahan studi perencanaan
dalam tugas akhir ini.
Keunggulan struktur grid diantaranya
adalah mampu memberikan kekakuan pada
arah horizontal yang lebih besar pada portal
bangunan, dengan mendistribusikan beban
dan momen secara merata pada kedua arah
bentangnya. Dengan adanya grid pada pelat,
maka jumlah kolom dapat dikurangi dan
bentang pelat menjadi lebih luas.
Struktur Grid
Balok grid merupakan struktur bidang yang
dibentuk oleh balok menerus bertemu dan
menyilang, baik sejajar maupun diagonal yang
digunakan untuk meningkatkan kekakuan
pelat, sehingga dapat mengurangi lendutan
pada pelat lantai. Balok grid dianggap sebagai
jaring penyangga pelat lantai.
Menurut Puspantoro (1993), pelat lantai ketebalannya relatif kecil dibandingkan dengan
bentangannya sehingga lendutannya besar.
Oleh karena itu diberikan balok silang untung
mengatasinya.
Aspek menarik mengenai grid satu arah
adalah terjadi torsi pada elemen struktur
eksterior yang diberikan oleh elemen struktur
transversal. Karena elemen-elemen
transversal mengalami defleksi, maka
ujung-ujungnya akan berotasi. Pada saat yang sama,
elemen struktur tersebut memberikan tahanan
torsional terhadap rotasi ujung elemen
transversal. Dengan demikian ada bagian
beban yang dipikul oleh elemen eksterior
sebagai aksi torsi.
Pada grid yang lebih kompleks, baik aksi
dua arah maupun torsi terjadi. Untuk balok
yang semakin jauh dari posisi beban yang
bekerja, maka torsi dan gaya geser yang
timbul lebih kecil karena sudah semakin
banyak beban yang diteruskan ke tumpuan
oleh aksi longitudinal jalur-jalur tersebut.
Seperti yan terlihat pada Gambar 1.1,
kunci dalam menganalisis struktur grid adalah
dengan mengingat bahwa hubungan pada
sistem balok menyilang, keadaan keserasian
defleksi harus dapat terjadi(Schodek, 1991).
Gambar 1.1 Analisis Sistem Balok Grid
Sederhana
Maka dari itu, tujuan dari tugas akhir ini
adalah dapat merencanakan struktur gedung
Hotel Golden Tulip Mataram dengan sistem
balok grid, sehingga bentangan pelat menjadi
luas dan jumlah kolom dapat dikurangi. perencanaan tugas akhir ini akan dilakukan
redesain pada struktur gedungnya.
Beban statis dan beban dinamis yang
dipikul oleh pelat lantai pada umumnya tegak
lurus terhadap permukaan pelat. Semakin luas
permukaan pelat pada suatu ruangan semakin
besar pula beban yang dipikul, sehingga
lendutan yang dihasilkan cukup besar.
Memanfaatkan sistem kisi-kisi, yang secara
umum dikenal dengan struktur grid ini dapat
memberikan kekakuan dan mengatasi
lendutan pada pelat lantai. Selain itu, Karena
bentuknya yang dapat dibuat sesuai selera,
maka dapat menjadi plafon hiasan yang
mempunyai nilai estetika dan artistik. Struktur
grid mempunyai sifat utama dapat
mendistribusikan beban pada kedua arah
secara seimbang. Sehingga struktur ini akan
digunakan sebagai bahan studi perencanaan
dalam tugas akhir ini.
Keunggulan struktur grid diantaranya
adalah mampu memberikan kekakuan pada
arah horizontal yang lebih besar pada portal
bangunan, dengan mendistribusikan beban
dan momen secara merata pada kedua arah
bentangnya. Dengan adanya grid pada pelat,
maka jumlah kolom dapat dikurangi dan
bentang pelat menjadi lebih luas.
Struktur Grid
Balok grid merupakan struktur bidang yang
dibentuk oleh balok menerus bertemu dan
menyilang, baik sejajar maupun diagonal yang
digunakan untuk meningkatkan kekakuan
pelat, sehingga dapat mengurangi lendutan
pada pelat lantai. Balok grid dianggap sebagai
jaring penyangga pelat lantai.
Menurut Puspantoro (1993), pelat lantai ketebalannya relatif kecil dibandingkan dengan
bentangannya sehingga lendutannya besar.
Oleh karena itu diberikan balok silang untung
mengatasinya.
Aspek menarik mengenai grid satu arah
adalah terjadi torsi pada elemen struktur
eksterior yang diberikan oleh elemen struktur
transversal. Karena elemen-elemen
transversal mengalami defleksi, maka
ujung-ujungnya akan berotasi. Pada saat yang sama,
elemen struktur tersebut memberikan tahanan
torsional terhadap rotasi ujung elemen
transversal. Dengan demikian ada bagian
beban yang dipikul oleh elemen eksterior
sebagai aksi torsi.
Pada grid yang lebih kompleks, baik aksi
dua arah maupun torsi terjadi. Untuk balok
yang semakin jauh dari posisi beban yang
bekerja, maka torsi dan gaya geser yang
timbul lebih kecil karena sudah semakin
banyak beban yang diteruskan ke tumpuan
oleh aksi longitudinal jalur-jalur tersebut.
Seperti yan terlihat pada Gambar 1.1,
kunci dalam menganalisis struktur grid adalah
dengan mengingat bahwa hubungan pada
sistem balok menyilang, keadaan keserasian
defleksi harus dapat terjadi(Schodek, 1991).
Gambar 1.1 Analisis Sistem Balok Grid
Sederhana
Maka dari itu, tujuan dari tugas akhir ini
adalah dapat merencanakan struktur gedung
Hotel Golden Tulip Mataram dengan sistem
balok grid, sehingga bentangan pelat menjadi
luas dan jumlah kolom dapat dikurangi. perencanaan tugas akhir ini akan dilakukan
redesain pada struktur gedungnya.
Beban statis dan beban dinamis yang
dipikul oleh pelat lantai pada umumnya tegak
lurus terhadap permukaan pelat. Semakin luas
permukaan pelat pada suatu ruangan semakin
besar pula beban yang dipikul, sehingga
lendutan yang dihasilkan cukup besar.
Memanfaatkan sistem kisi-kisi, yang secara
umum dikenal dengan struktur grid ini dapat
memberikan kekakuan dan mengatasi
lendutan pada pelat lantai. Selain itu, Karena
bentuknya yang dapat dibuat sesuai selera,
maka dapat menjadi plafon hiasan yang
mempunyai nilai estetika dan artistik. Struktur
grid mempunyai sifat utama dapat
mendistribusikan beban pada kedua arah
secara seimbang. Sehingga struktur ini akan
digunakan sebagai bahan studi perencanaan
dalam tugas akhir ini.
Keunggulan struktur grid diantaranya
adalah mampu memberikan kekakuan pada
arah horizontal yang lebih besar pada portal
bangunan, dengan mendistribusikan beban
dan momen secara merata pada kedua arah
bentangnya. Dengan adanya grid pada pelat,
maka jumlah kolom dapat dikurangi dan
bentang pelat menjadi lebih luas.
Struktur Grid
Balok grid merupakan struktur bidang yang
dibentuk oleh balok menerus bertemu dan
menyilang, baik sejajar maupun diagonal yang
digunakan untuk meningkatkan kekakuan
pelat, sehingga dapat mengurangi lendutan
pada pelat lantai. Balok grid dianggap sebagai
jaring penyangga pelat lantai.
Menurut Puspantoro (1993), pelat lantai ketebalannya relatif kecil dibandingkan dengan
bentangannya sehingga lendutannya besar.
Oleh karena itu diberikan balok silang untung
mengatasinya.
Aspek menarik mengenai grid satu arah
adalah terjadi torsi pada elemen struktur
eksterior yang diberikan oleh elemen struktur
transversal. Karena elemen-elemen
transversal mengalami defleksi, maka
ujung-ujungnya akan berotasi. Pada saat yang sama,
elemen struktur tersebut memberikan tahanan
torsional terhadap rotasi ujung elemen
transversal. Dengan demikian ada bagian
beban yang dipikul oleh elemen eksterior
sebagai aksi torsi.
Pada grid yang lebih kompleks, baik aksi
dua arah maupun torsi terjadi. Untuk balok
yang semakin jauh dari posisi beban yang
bekerja, maka torsi dan gaya geser yang
timbul lebih kecil karena sudah semakin
banyak beban yang diteruskan ke tumpuan
oleh aksi longitudinal jalur-jalur tersebut.
Seperti yan terlihat pada Gambar 1.1,
kunci dalam menganalisis struktur grid adalah
dengan mengingat bahwa hubungan pada
sistem balok menyilang, keadaan keserasian
defleksi harus dapat terjadi(Schodek, 1991).
Gambar 1.1 Analisis Sistem Balok Grid
Sederhana
Maka dari itu, tujuan dari tugas akhir ini
adalah dapat merencanakan struktur gedung
Hotel Golden Tulip Mataram dengan sistem
balok grid, sehingga bentangan pelat menjadi
Adapun batasan perencanaan dalam studi
kasus ini, antara lain:
a. Perencanaan struktur gedung hotel meliputi
pelat, balok, kolom, dan pondasi, dengan
sistem balok grid sebagai penyangga pelat
lantainya.
b. Pembebanan dihitung berdasarkan
SNI-1727-2013 dan untuk perencanaan struktur
beton berdasarkan SNI-2847-2013.
c. Perencanaan tidak meliputi instalasi
mekanikal, elektrikal dan saluran air.
d. Tidak meninjau dari segi metode
pelaksanaan, analisa biaya, arsitektural dan
manajemen konstruksi.
e. Softwarepemodelan struktur menggunakan program ETABS v.9, sedangkan
menggambar hasil desain dengan program
AutoCAD 2007.
II. DESAIN DAN ANALISIS STRUKTUR
2.1 Pemodelan Struktur
Struktur dimodelkan sebagai portal
terbuka dan kolom terjepit kaku pada pondasi.
Pemodelan struktur gedung dilakukan secara
3D dengan menggambar semua elemen
menggunakan program ETABS v.9 dan
menggunakan buku panduan (Aplikasi
Perencanaan Gedung dengan ETABS).
Elemen struktur tersebut antara lain :
a. Penggambaran Elemen Pelat
b. Penggambaran Elemen Balok dan Balok
Grid
c. Penggambaran Elemen Kolom
d. Pemodelan Pondasi
.
2.2 Geometri Struktur
Pengerjaan dimulai dengan menggambar
pemodelan struktur bangunan pada program
ETABS v.9. Tugas akhir ini akan memodelkan
struktur bangunan gedung Hotel 11 lantai
dengan lokasi wilayah gempa 5. Data
karakteristik geometri bangunan adalah
sebagai berikut:
a. Bangunan dengan jenis tidak beraturan
untuk fungsi Hotel 11 lantai.
b. Tinggi lantai dasar adalah 3,8 meter, tinggi
lantai Ground Floor adalah 6,4 meter,
kemudian tinggi lantai dua adalah 4,6
meter, serta tinggi antar lantai tipikal
selanjutnya adalah 3,6 meter.
c. Struktur utama direncanakan dengan
menggunakan sistem balok grid pada pelat
dengan konstruksi struktur beton bertulang
untuk seluruh elemen struktur.
d. Material yang digunakan dalam
merencanakan struktur bangunan ini
adalah material beton bertulang yang
mempunyai mutu f′c 30 MPa, f′c 20 MPa untuk borepile. Untuk mutu baja tulangan polos, fy = 240 MPa dan mutu baja tulangan deform fy = 400 MPa. Pendefinisian material akan dilakukan pada
ETABS v.9.
e. Data tanah menggunakan data tanah
dilapangan yaitu data boring dan sondir.
2.3 Pembebanan Struktur
Perencanaan pembebanan pada struktur
gedung Hotel Golden Tulip ini berdasarkan
SNI-1727-2013. Beban-beban yang bekerja
pada struktur bangunan ini antara lain:
a) Beban Mati
Beban mati adalah seluruh bagian dari
komponen struktur bangunan yang bersifat
tetap dan tidak terpisahkan dari bangunan
selama masa layannya.
b) Beban Hidup Lantai dan Atap
Beban hidup struktur gedung direncanakan
pada pelat lantai berdasarkan SNI-1727-2013,
kN/m² dan lantai atap gedung sebesar 0,92
kN/m².
c) Beban Gempa (E)
Beban gempa adalah beban yang diakibatkan
oleh pengaruh gempa bumi. Untuk
perencanaan ini, direncanakan terhadap
pembebanan gempa akibat pengaruh gempa
rencana dalam arah pembebanan sesuai
SNI-1726-2012 dengan metode analisis statik
ekuivalen dan dinamikRespons Spektrum. .
2.4 Metode Analisa Data
2.4.1 Proses Input Data
Proses input data untuk perencanaan hotel
dengan pengoperasian program ETABS v.9
terdiri atas 3 langkah, yaitu:
a) Permodelan Struktur
Yang pertama dilakukan yaitu
memasukkan data-data sekunder untuk
pengoperasian program ETABS v.9.
Langkah-langkah pengerjaannya antara lain:
a. PembuatanGrid Lines
b. Pendefinisian material struktur
c. Perencanaan dimensi elemen struktur
sementara
b) Pembebanan Struktur
Pada proses ini didefinisikan
beban-beban yang akan bekerja pada struktur
bangunan. Untuk analisis struktur diperlukan
dua macam load case (pembebanan) statis dan pembebanan dinamis.
a. Pembebanan statis (beban mati dan beban
hidup)
b. Pembebanan dinamis (beban gempa)
c) Analisis Struktur
Analisa struktur merupakan proses
terakhir dari pengoperasian program ETABS
v.9. Pada proses ini dapat dilihat hasil dari
pengoperasian program ETABS v.9, berupa
data-data gaya dalam dan displacement
maksimum dari struktur bangunan yang
dirancang ulang dengan sistem balok grid.
2.4.2 Proses Output Data
Prosesoutputdisini yaitu membuat tabulasi dari hasil analisis struktur yang dilakukan pada
struktur bangunan. Data hasil analisis struktur
akan digunakan dalam merancang desain
struktur dengan sistem balok grid yang aman
sesuai standar yang telah ditetapkan.
Merencanakan elemen struktur,
sebelumnya harus memenuhi hasil dari
analisis struktur yang akan ditabulasi. Jika
belum, maka akan dilakukan analisis ulang
dengan melakukanpreliminarydesain kembali.
2.4.3 Bagan Alir
Langkah-langkah perencanaan yang akan
dilakukan dapat dilihat dalam bagan alir pada
Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Bagan Alir Perancangan
III. ANALISA DAN PEMBAHASAN
3.1 Umum
Proses analisis perhitungan struktur Hotel
Golden Tulip menggunakan software ETABS v.9 dengan data masukan perencanaan yang
sudah ditentukan. Hasil dari analisis berupa
data gaya dalam struktur dan displacement
maksimum, yang selanjutnya hasil dari analisis
tersebut dapat digunakan sebagai data dalam
redesain Hotel Golden Tulip dengan
menggunakan sistem balok grid.
3.2 Data Masukan
3.2.1 Material Struktur
Material yang digunakan dalam
merencanakan struktur bangunan ini adalah
material beton bertulang yang mempunyai
mutu f′c 30 MPa, f′c 20 MPa untuk borepile. Untuk mutu baja tulangan polos, fy= 240 MPa dan mutu baja tulangan deform fy= 400 MPa.
3.2.2 Dimensi Komponen Struktur
a) Balok
Dimensi balok yang digunakan dalam
perancangan: Balok induk BI-1 400×800 mm
dan BI-2 400×700 mm, B1 300×650 dan B2
200×400 ; Balok grid (150-350)×300 berbentuk
trapesium dengan kemiringan 1:3.
b) Kolom
Dimensi kolom yang digunakan: KA-1 (800
× 1100), untukbasementsampai dengan lantai 3 ; KA-2 (700 × 1000), untuk lantai 5 sampai
dengan lantai 8 ; KA-3 (550 × 950), untuk
lantai 9 sampai dengan lantai atap ; KB-1 (700
× 1100), untukbasementsampai dengan lantai 3 ; KB-2 (600 × 1000), untuk lantai 5 sampai
dengan lantai 8 ; KB-3 (450 × 950), untuk
lantai 9 sampai dengan lantai atap ; CL-1 (400
× 600), untuk semua lantai.
c) Pelat
Batasan tebal minimum pelat lantai dua
arah menurut SNI 2847-2013 adalah sebagai
berikut.
h =ℓ 0,8 +
36 + 9β = 20,122 mm dan tidak perlu melebihi:
h ≤ℓ 0,8 +
36 = 25,333 mm
Karena dianggap tidak perlu, bukan berarti
tidak boleh. Dipakai ketebalan pelat lantai dan
atap, h = 70 mm.
d) Pondasi
Pondasi pada perencanaan struktur ini
diasumsikan sebagai jepit, karena pondasi
menggunakan tiang pancang yang kedudukan
pondasi dianggap tidak mengalami rotasi dan
translasi.
3.3 Perancangan Struktur
3.3.1 Pelat Lantai
Pembebanan
Beban Kombinasi, QU = 1,2 QD+ 1,6 QL = 1,2× 2,56 +1,6 × 1,92 = 6,14kN/m2 Momen yang Menentukan
Berdasarkan tabel pada Lampiran 1.4, untuk
Ly/Lx = 1,22/1,19 = 1,025 ≈ 1,0. Dan pelat terjepit penuh pada semua sisinya, maka
diperoleh koefisien sebagai berikut.
Mlx = 0,025QULx 2
= 0,025×6,14×1,192 = 0,217 kNm
Mly = 0,025QULx 2
= 0,025×6,14×1,192 = 0,217 kNm
Mtx= 0,052QULx 2
= -0,052×6,14×1,192 = -0,452 kNm
Mty= 0,052QULx 2
= -0,052×6,14×1,192 = -0,452 kNm
Penulangan
ρ=0,85f′
f 1 − 1 − 2M
ρ =1,4
f = 1,4
240= 0,0058
As,u= ρmin.b.d = 0,0058×1000×40 = 232 mm 2
s =π/4ø b
A , = 338,5 mm
smax= 3h = 3 × 60 = 180 mm → dipakai
A =π/4ø b
s = 436,4 > A, → OK!
Penulangan tumpuan dan lapangan untuk
momen positif dan negatif dihitung dengan
cara yang sama.
3.3.2 Balok Grid
Pembebanan
Beban Mati, QD= 2,56 kN/m 2
Beban Hidup, QL= 1,92 kN/m 2
Didtribusi beban pelat pada balok grid
Gambar 3.1 Distribusi Beban Amplop Pelat
pada Balok Grid
Balok A arah x :
h = 2/3 × 0,6 = 0,4 m
Beban merata (segitiga) = (QD× h) × 2 = 2,048 kN/m
Berat sendiri balok (150-350)/300
= 0,15 + 0,35
2 × 0,3 × 24 = 1,8 kN/m
QDx = 3,848 kN/m
Beban hidup = (QL× h) × 2 = 1,536 kN/m
Penulangan
Akibat Momen Lentur, momen negatif
M =M
ϕ =
64,69
0,9 = 71,88 kNm
ρ =1,4
f = 1,4
400= 0,0035
ρ = 382,5 .β . f
′
600 + f . f = 0,0241
ρ=0,85f′
f 1 − 1 − 2M
ϕ0,85f′bd = 0,0165
Luas tulangan tarik yang diperlukan:
As,u= ρ.b.d = 714,038 mm 2
n = As,u/Atul=714,038 / 201,1 = 3,55 ≈ 4 batang Luas tulangan aktual:
As= 4 × 201,1 = 804,4 mm 2
c =−B ± √B − 4AC 2A
dengan:
A =β . b. 0,85. f ′= 3213 mm
B = A′ . 0,003. E − A . f = −80440 mm
C = −A′ . 0,003. E . d′= −13513920 mm Maka,
c =80440 + √80440 + 4 × 3213 × 13513920 2 × 3213
= 78,56 mm
C =c − d
′
c × 0,003E × A′ = 69299,63
Sehingga, tegangan tekan baja aktual:
f′ = C
A′ =
69299,63
402,2 = 172,3 MPa
Tinggi blok tekan beton:
A f − A′ f′ = 0,85f′ba
A f − A′ f′ = 0,85f′(b1 + a cosα)a ,
252460,94 = 0,85 × 30 × (150 + a cos 71,6°)a
maka, a = 58,74 mm
Mn = ((0,85.fc’.(b1+a cos α).a)×(d – a/2)) + ((As’.fs’)×(d – d’)) = 81530135,88 Nmm
= 81,53kNm > MnLuar = 71,88 kNm Akibat Momen Lentur, momen positif
Mn= Mu
ϕ =
27,66
0,9 =30,73 kNm Kontrol terhadap balok T murni
Lebar efektif balok T dalam menahan tekan:
b = bw+ 8.hf= 150 + 8×70 = 710 mm
Kuat tekan beton sisi tekan setebal flens:
Cc= 0,85.fc’.b.hf= 1267350 N
Kemampuan menahan momen akibat beton tekan flens:
Mnc = Cc. (d – hf/2)
= 353590650 Nmm = 353,591 kNm
Mnc > Mn, maka penulangan dihitung sebagai balok biasa.
Batas rasio tulangan:
ρmin=1,4
fy = 1,4
400=0,0035
ρmaks =0,750,85fc′ fy
bw
b β1
600
600+fy
+(b−bw)hf
bwd
= 0,0135
Rasio tulangan tarik akibat momen lentur dengan dimensi yang ada:ρ = 0,0011
As,u= ρ.b.d = 245,234 mm 2
n = 245,234/ 201,1 = 1,22 ≈ 2 batang
Luas tulangan aktual:
As = 2 × 201,1 = 402,2 mm2
Kontrol terhadap batas rasio tulangan:
ρ = As/ b.d = 402,2 / (710×314) = 0,0018
ρt= As/ bw.d = 402,2 / (150×314) = 0,00854
ρ < ρmaks → OK!
ρt> ρmin → OK!
Akibat momen puntir dan gaya geser
T =T ϕ =
2,04
0,75= 2,72 kNm V =V
ϕ= 44,44
0,75 = 59,253 kN
Momen tahanan balok grid:
Σx y = x y + 2x (z + 3x ) = 11363000 mm Syarat batas maksimum beton balok menahan
momen puntir:
T ≤ϕ0,083λ f′(Σx y) ;λ= 1,00
2,04 ≤ 0,75 × 0,083 × 1 × √30 × 11363000 2,04 < 3,874 kNm
Syarat terpenuhi, maka pengaruh torsi atau
puntir dapat diabaikan.
Menghitung kuat geser balok grid:
V = 0,17λ f′b d = 40,295 kN
Vs= Vn- Vc= 59,253 – 40,295 = 18,958 kN Av= 2 As= 100,531 mm
2
Berdasarkan SNI 2847-2013 pasal 11.4.5,
Nilai Vstidak boleh melebihi:
0,33 f ′b d = 0,33 × √30× 150 × 288,5 = 78218,889 N = 78,22 kN > Vs= 18,958 kN Maka, jarak sengkang vertikal maksimum
adalah nilai terkecil dari:
d/2 = 288,5/2 = 144,25 mm atau 600 mm.
S = A f
0,35b = 459,57 mm
S = A f 0,062 f ′b
= 473,66 mm
Maka dipasang sengkang P8-140 mm untuk
daerah tumpuan dan P8-450 mm untuk daerah
lapangan. Penulangan balok grid dapat dilihat
Tumpuan
Lapangan
Gambar 3.2 Penulangan Balok Grid
3.3.3 Portal Struktur
Gambar 3.3 Portal yang Ditinjau
Beban Hidup dan Beban Mati pada Portal.
Beban Gempa pada Portal
Kontrol dan Analisis Beban Gempa
Gaya Geser Dasar Nominal
Pada SNI Gempa 1726-2012 Pasal 7.9.4.1
disebutkan nilai dinamik struktur gedung
terhadap pembebanan gempa tidak boleh <
85% nilai respon ragam yang pertama.
Tabel 4.13 Perbandingan Gaya Geser Dasar
Statik dan Dinamik
Statik (0,85Vs) Dinamik
Vx 2535,46 2846,87
Vy 3139,14 3178,51
3.3.3.1 Balok
Penulangan
Akibat Momen Lentur, momen negatif
M =M
ϕ =
788,60
0,9 = 876,18 kNm
ρ =1,4
f = 1,4
400= 0,0035
ρ = 382,5 .β . f ′
600 + f . f = 0,0241
ρ=0,85f′
f 1 − 1 − 2M
ϕ0,85f′bd = 0,0121
As,u= ρ.b.d = 0,0121×400×708 = 3417,3 mm 2
n = As,u/Atul= 3417,3/ 380,13 = 8,99 ≈ 9 batang Luas tulangan aktual:
As= 9 × 380,13 = 3421,17mm 2
Mr= Mn× ϕ = 895,68 × 0,9 = 806,11 kNm
Akibat Momen Lentur, momen negatif
M =M
ϕ =
410,57
0,9 = 456,19 kNm
Kontrol terhadap balok T murni
Lebar efektif balok T dalam menahan tekan:
b = bw+ 8.hf= 400 + 8×70 = 960 mm
Kuat tekan beton sisi tekan setebal flens:
Cc= 0,85.fc’.b.hf = 1713600 N
Kemampuan menahan momen akibat beton tekan flens:
Mnc = Cc. (d – hf/2)
= 1153252800 Nmm = 1153,25 kNm
Mnc> Mn, maka penulangan dihitung sebagai
Rasio tulangan tarik akibat momen lentur dengan dimensi yang ada: ρ= 0,00242
As,u = ρ.b.d = 1641,95 mm
Kontrol terhadap batas rasio tulangan:
ρ = As/ b.d = 2280,78 / (960×708) = 0,00336 Akibat Momen Puntir dan Gaya Geser
T =T 11,74 < 44,34 kNm
Syarat terpenuhi, maka pengaruh torsi atau
puntir dapat diabaikan.
Menghitung kuat geser balok portal:
V = 0,17λ f′b d= 263,695 kN < Vn
Vs= Vn- Vc= 749,33 – 263,695= 485,64 kN Apabila digunakan sengkang P10 dua kaki,
maka:
Av= 2 As
Av= 2 × (π/4×10 2
) = 157,08 mm2
Berdasarkan SNI 2847-2013 pasal 11.4.5,
Nilai Vstidak boleh melebihi:
0,33 f ′b d = 0,33 × √30× 400 × 708 = 511879,59 N = 511,88 kN > Vs= 376,24 kN Maka, jarak sengkang vertikal maksimum
adalah nilai terkecil dari:
d/2 = 708/2 = 354 mm atau 600 mm.
daerah lapangan. Penulangan balok dapat
Tumpuan (kiri) dan lapangan (kanan)
Gambar 3.4 Penulangan Balok
3.3.3.2 Kolom
I = 1 12⁄ b h = 4,69 × 10 MPa
EI = I E
2,5 × 1 +β = 3,02 × 10 MPa
I =I 2 =
1 2
1
12bh = 8533333333 mm
Menghitung faktor-faktor kekangan ujung, Ѱ
yang terjadi pada kolom
ѰA(Ujung atas Kolom)=
⁄
⁄ = 2,4
ѰB(Ujung bawah Kolom)=
⁄
⁄ = 2,8
Berdasarkan nomogram pada Lampiran 1.6,
untuk ѰA = 2,4 dan ѰB = 2,8 diperoleh nilai k
= 1,73. Maka:
kl rh =
1,73 × 5600
0,3 × 1100 = 29,36
29,36 > 22< maka merupakan kolom panjang
Beban tekuk Euler yang terjadi adalah:
P =π EI
(kl ) = 31724733,23 N
Faktor kekangan ujung pada kolom luar juga
dihitung untuk mendapatkan nilai faktor
pembesaran momen δS. Dimensi kolom luar berbeda dengan kolom dalam, maka:
I = 1 12⁄ b h = 3,14 × 10 MPa
EI = I E
2,5 × 1 +β = 2,02 × 10 MPa
ѰA(Ujung atas Kolom)=
⁄
⁄ = 1,6
ѰB(Ujung bawah Kolom)=
⁄
⁄ = 1,9 Berdasarkan nomogram pada lampiran 1.6,
untuk ѰA = 1,6 dan ѰB = 1,9 diperoleh nilai k
= 1,56. Maka:
kl r =
1,56 × 5600
0,3 × 1100 = 26,47
26,47 > 22, termasuk kolom panjang
Beban tekuk Euler yang terjadi adalah:
P =π EI
(kl ) = 26096689,29 N
Pc= 2 (Pc1+ Pc2) = 115642845 N
Pu= 2 (PU1+ PU2) = 31793660 N
Sehingga, bila digunakan faktor reduksi
kekuatan, ϕ = 0,75 maka faktor pembesaran
yang terjadi adalah:
δ = (
ϕ
⁄ )= 1,6 > 1 !
δ = 1
1 − (∑ P ⁄ϕ∑ P)= 1,6 > 1 !
Sehingga diperoleh momen rencana terfaktor
yang diperbesar:
Mu= Mc= δbM2b + δsM2s
Muy= δbyM2buy+ δsyM2suy= 681,952 kNm
Portal arah x dan y dihitung dengan cara yang sama.
Penulangan
R
n= M
n× 10
6/ ( b × d
2) = 3327,02×10
6/ (1100
× 739
2) = 5,5
ρ=0,85. f ′
fy × 1 − 1 − 2Rn
ρ= 2 × 0,01 = 0,02 → 2 % OK!
As=As'= ρbd = 0,02 × 1100 × 739 = 16258 mm 2
Dicoba 22D22 pada masing-masing sisi yang
sejajar dengan sumbu X, maka:
As= As' = 8362,64 mm 2
cb= (600 × d) / (600 + fy) = 443,4 mm
ab= β1× cb= 372,46 mm
fs' = 600 × (cb– d’ / cb) = 517,46 Mpa
fs' > fy= 400 MPa, maka:
fs' = fy= 400 MPa
Pnb = 0,85 × fc' × b × ab- As× fy+ As' × fs’
= 10447503 N = 10447,5 kN
Pnb < Pn perlu = 11845,03 kN, maka keruntuhan yang menetukan adalah lelehnya
tulangan tekan.
e = Mox/Pn= 3327,02/11845,03 = 281 mm
ρ = As/ bd = 8362,64 / (1100 × 739) = 0,01
m = fy/ 0,85 fc' = 15,686
P = A′ f
′+ 0,5
+ bhf′ + 1,18
= 14590,15 kN > Pn perlu OK! Pr = ϕ × Pn= 0,75 × 14590,15 = 10942,61 kN
Pr> 0,1 Agfc' = 0,1×880000×30 = 2640000 N
10942,61 kN > 2640 kN OK!
Cek tegangan pada tulangan desak fs' > fy
a = Pn/ 0,85 × fc' × b = 14590150,27 / (0,85 × 30 × 1100) = 520,15 mm
c = a / β1 = 520,15 / 0,84 = 619,23 mm
fs' = 600 × (c - d' / c) = 540,89 Mpa > fy OK!
Moxn= 0,85 × fc' × b × a × (h/2 - a/2) + As× fy(d - h/2) + As' × fs' ( h/2 - d') = 4309482752 Nmm = 4309,48 kNm > Moxperlu= 3327,02 kNm OK!
Tulangan arah x dan y dihitung dengan cara
yang sama.
Tulangan Geser
Vn= Vu/ ϕ = 135,49 / 0,6 = 225,82 kN
Kuat geser beton,
V = 2 1 + P
14A f ′/6 b d = 1095,8 kN
Tahanan geser beton,
Φ × Vc = 0,6 × 1095,8kN
= 657,48 kN > Vn, tidak perlu tulangan geser.
Tetapi untuk faktor keamanan dan untuk
mengurangi bertambahnya retak diagonal,
serta mengikat tulangan longitudinal (tulangan
lentur) agar tetap pada posisinya, maka
diberikan tulangan geser atau sengkang. Luas
tulangan geser sengkangD12,
Av= 2 × π / 4 × D 2
= 226,2 mm2
s = (3 × Av× fy) / bw= 339,3 mm
Jarak sengkang maksimum,
smax= d / 2 = 1039 / 2 = 519,5 mm
S = A f
0,35b = 323,14 mm S = A f
0,062 f ′b
= 333,05 mm
Maka dipasang sengkang D12-320 mm di
sepanjang kolom.
Tulangan Transversal
A = 0,3sb f ′ f
A
A = 0,09sb f ′
f = 688,5 mm → dipakai
Dipasang 7 D 12 = 791,68 mm2
Gambar 3.5 Penulangan Kolom
3.3.4 Sambungan Balok Kolom
Hitungan gaya dalam
M , =
427,501
0,8 = 534,38 kNm
M , =
714,602
0,8 = 893,25 kNm M , =ϕM , = 1,25 × 534,38
= 667,98 kNm M , =ϕM , = 1,25 × 893,25
= 1116,56 kNm
V =0,7 l ⁄l ′M , + l ⁄l ′M , 1 2⁄ (h + h ) = 268,3 kN
z = z = 0,9d = 0,9 × 739 = 0,665 m
C = 0,7M ,
z = 703,14 kN
T = 0,7M ,
z = 1175,33 kN V, = C + T − V = 1610,17 kN
V, =
b h V, =
0,4
0,8× (1610,17) = 805,09 kN
Kontrol tegangan geser horizontal minimal
V,
b h < 1,5 f′
5,032 N/mm2< 8,22 N/mm2 OK!
Penulangan geser horizontal
Pu= 8883,77 kN
P A =
8883,77
0,8 × 1,1= 10,1 N mm⁄
0,1f ′= 0,1 × 30 = 3 N mm⁄ < P A⁄
Maka Vc,hdihitung dengan persamaan:
V, =
2 3
P
A − 0,1f ′b h = 568,25 kN
Vs,h+ Vc,h= Vj,h
Vs,h= Vj,h– Vc,h= 1041,92 kN Aj,h= Vs,h/ fy= 4341,33 mm2
Digunakan sengkang rangkap Ø10 mm
Luas tersedia = 4 × π/4 × 122= 452,4 mm2 Jumlah lapis sengkang = 4341,33 / 452,4 = 9,6
≈ 10 lapis
Penulangan geser vertikal
V, =A ′
A V, 0,6 +
P
A f ′ = 542,8 kN
Vj,h= ϕ (Vc,v+ Vs,v)
Vs,v= Vj,h/ ϕ – Vc,v= 1757,44 kN Aj,v= Vs,v/ fy= 4393,6 mm
2
Jumlah tulangan kolom yang terpasang = 22 D
22 > Aj,v
Sambungan arah x dan y dihitung dengan cara
yang sama. Maka gambar penulangan kolom
dapat dilihat pada gambar 3.5.
3.3.5 Pondasi
Kapasitas Dukung Ujung Bawah Tiang (Qb) fb = 0,6 σrN60< 4500 kPa ; σr= 100 kPa
= 0,6 × 100 × 50 = 3000 kPa
Qb = Ab× fb
= 0,197 × 3000 = 591 kN
Tahanan Gesek Tiang (Qs)
Q =Q + Q
SF − W = 835,52 kN
Tahanan ujung maksimum yang terjadi (σc max):
σ =Q
A =
591 × 10
0,25π500 = 3,01 N/mm Dengan syarat σc max ≤ fc’ (20 N/mm) OK! Jumlah Tiang yang Dibutuhkan
Diketahui:
Σv = 9134,93 kN
Qu= 835,52 kN
n =Σv Q =
9134,93
835,52 = 10,93
≈ 16 tiang, agar mencukupi jika dihitung berkelompok.
Efisiensi Kelompok Tiang
E = 1 − 18,44 ×(4 − 1 )4 + (4 − 1)4
90 × 4 × 4 = 0,693
Qg= n . Qa. Eg
= 16 × 835,52 × 0,693
= 9264,25 kN > Σv = 9134,93 kN OK!
Gambar 3.6 Jumlah Tiang Pancang yang
Digunakan
Gaya Aksial pada Tiang Pancang
Momen arah y, Muy = 378,40 kNm Momen arah x, Mux = 1040,95 kNm Berat tanah di ataspile cap:
P =P n +
M y
ny +
M x
nx
=9134,93 16 +
1040,95 × 2,25 45 +
378,40 × 2,25 45 = 641,9 kN
P =P n +
M y
ny +
M x
nx
=9134,93 16 +
1040,95 × −2,25
45 +
378,40 × −2,25 45
= 499,97 kN
Syarat: Pu max ≤ Pn tiang(Qu)
641,9 kN < 835,52 kN
Aman, OK!
Tinjauan Geser
Gaya geser,
Vux= 4 Pumax– W2– W1= (4 × 641,9) – 196,02
– 106,92 = 2264,66 kN
Kuat geserpile cap:
V =1 6 f
′bd = 1
6 × √30 × 5500 × 1000 = 5020790,11 N ≈ 5020,79 kN
Kuat geserpile cap, φ = 0,75
φ Vc= 0,75 × 5020,79 = 3765,59 kN
Syarat yang harus dipenuhi:
φ Vc ≥ Vux
3765,59 kN > 2264,66 kN
Aman, OK!
Tinjauan geser arah x dan y dihitung dengan
cara yang sama.
Gambar 3.7 Daerah Geser Pons
Gaya geser pons akibat beban terfaktor pada
kolom:
= 34954657,76 N = 34954,66 kN
V =1 3 f
′b d = 14240,79 kN
V = 4 f ′b d = 179889,44 kN
φVc> Pu
0,75×14240,8 = 10680,6 kN > 9134,9 kN OK!
TulanganPile cap
Momen yang terjadi padapile cap,
M = 4 P (e + e ) − W c
Diameter tulangan yang digunakan,
D 25
Jarak tulangan yang diperlukan,
S = 1/4 × π × D2× b / As= 121,8 mm
Jarak tulangan yang digunakan, S = 120 mm
Maka, D 25 – 120
PenulanganBore Pile
Ag= 1/4πd2= 1/4 × π × 5002 = 196349,54 mm2
Lebar tiang segiempat ekivalen
f′ = 600c − d ′
c = 600
200 − 66,67
200 = 400 MPa
f’s= fy= 400 MPa
Pnb = 0,85 × fc' × b × ab– As× fs+ As' × fs' = 1418,63 kN
Mnb = 0,85 × fc' × b × ab× (h/2 – ab/2) + (As × fy + A’s× fy) (d/3)
= 270,38 kNm
e =M P =
270,38
1418,63= 0,191 m = 191 mm
eb > et, maka keruntuhan yang menentukan adalah keruntuhan tarik.
P = 0,85 f′b d h − 2e
2d +
h − 2e
2d + 2mρ 1 − d′ d
= 2121,85 kN > Pn perlu=761,24 kN
Tulangan dikonversi menjadi tiang bulat:
n = (4 × 2) / 0,8 = 10 batang, maka dipakai
tulanganbore pile:10 D 16
Perhitungan tulangan spiral:
V =1
6 f′ bd = 121,96 kN
Tahanan geser beton:
ϕ × Vc= 0,6 × 121,96 = 73,176 kN
Vc > Vu , maka digunakan tulangan geser minimal.
Luas tulangan sengkang:
Av = 2 × 0,25π × P 2
= 2 × 0,25π × 82 =
100,53 mm2
Jarak sengkang yang diperlukan :
s = (3 × Av× fy) / b = 147,5 mm
Jarak sengkang maksimum,
smax= d / 2 = 333,33 / 2 = 166,67 mm
S = A f 0,35b =
100,53 × 240
0,35 × 490,874= 140,43 mm
S = A f 0,062 f ′b
= 177,27 mm
Maka digunakan sengkang: P8 – 140
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah
dilakukan pada gedung dengan menggunakan
program ETABS v.9. untuk menganalisa gaya
dalamnya, maka kesimpulan yang dapat
diambil dari redesain gedung Hotel Golden
Tulip Mataram dengan menggunakan sistem
balok grid ini antara lain sebagai berikut.
a) Setelah dianalisa, sistem balok grid efektif
untuk struktur gedung yang memerlukan
ruangan luas dan bentang yang panjang.
Balok grid berfungsi sebagai jaringan balok
anakan dan membuat kekakuan pada pelat
menjadi lebih besar.
b) Hasil analisa menunjukkan bahwa
komponen struktur gedung dengan dimensi
yang direncanakan aman terhadap beban
gempa yang ada.
c) Material yang digunakan adalah mutu beton
f’c = 30 MPa untuk struktur pelat, balok, kolom, dan f’c = 20 MPa untuk bore pile, dengan mutu baja fy = 400 MPa (deform) dan fy = 240 MPa (polos). Sehingga diperoleh dimensi komponen-komponen
strukur gedung sebagai berikut:
Dimensi pelat lantai dan pelat atap
dengan ketebalan 70 mm
Dimensi balok grid berbentuk trapesium
dengan lebar 150 mm untuk sisi bawah,
350 mm untuk sisi atas, dan 300 mm
untuk tinggi balok
Dimensi balok utama digunakan: 400×800
200×400 mm, dengan tulangan utama
D22 dan tulangan sengkang P10.
Dimensi kolom digunakan:
KA-1 800×1100 mm ; KA-2 700×1100 mm
; KA-3 550×950 mm ; KB-1 700×1000 mm
; KB-2 600×1000 mm ; KB-3 450×950 mm
; CL-1 400×600 mm. Dengan tulangan
utama D22 dan tulangan sengkang P10.
Pondasi menggunakan pile cap
berdimensi 5,5 × 5,5 × 1,1 m, dengan
bore pileberdiameter 0,5 m sebanyak 16 tiang per kolom, dan tanah keras
maksimum di kedalaman 20,6 m.
4.2 Saran
Berdasarkan hasil analisis struktur
gedung yang telah diredesain, maka saran
yang bisa dilakukan untuk perencana
berikutnya adalah :
1. Perancangan selanjutnya dapat dicoba
menggunakan sistem grid majemuk atau
yang lainnya.
2. Perancangan selanjutnya dapat pula dicoba
merencanakan balok grid pada pelat tanpa
menggunakan balok utama untuk wilayah
dengan beban gempa yang kecil.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standardisasi Nasional, 2013,
SNI-2847-2013, Tata Cara Perencanaan Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung.
Badan Standardisasi Nasional, 2012,
SNI-1726-2012, Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung.
Badan Standardisasi Nasional, 2012,
SNI-1727-2013, Beban Minimum untuk
Perancangan Gedung dan Struktur Lainnya.
Puspantoro, I.B., 1993, Teori dan Analisis Balok Grid, Andi Offset, Yogyakarta. Schodek, D. L., (terjemahan : Bambang