D A N P E N G A J A R A N D I S M A N E G E R I 11 P A L E M B A N G
' P E R P U S T A K A A N
S K R I P S I UNIVERSITAS M U H A N ^ M A D I v y : N o . DAFTAR :
n>oH /i-^ -
^ ^ ' " / ^h TANGCJAL \ oc - o-y -yo (-^O L E H M E R Y A S T U T I
N I M 342008241
U N I V E R S I T A S M U H A M M A D I Y A H P A L E M B A N G
F A K U L T A S K E G U R U A N D A N I L M U P E N D I D I K A N >
P R O G R A M S T U D I P E N D I D I K A N B I O L O G I h
E F E K T I F I T A S E K S T R A K D A U N J A R A K P A G A R {Jatropha curcas L . ) T E R H A D A P Z O N A H A M B A T P A D A B A K T E R I Staphylococcus aureus
D A N P E N G A J A R A N DI S M A N E G E R I 11 P A L E M B A N G
S K R I P S I
Diajukan kepada ' Universitas Muhammadiyah Palembang untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program Sarjana Pendidikan
Oleh Mery Astuti N I M 342008241
U N I V E R S I T A S M U H A M M A D I Y A H P A L E M B A N G F A K U L T A S K E G U R U A N D A N I L M U P E N D I D I K A N
P R O G R A M S T U D I P E N D I D I K A N B I O L O G I Descmber2012
Palembang, 5 Desembcr 2012 Pembimbing I ,
Palembang, 5 Desembcr 2012 Pembimbing I I ,
D r a . H j . 4^ptianova, M.Pd.
Skripsi oleh Mer> Astati ini telah dipcrtahankan di depan pcnguji pada tanggal 18 F^esembcr 2012
Dewan Pcnguji:
D r a . Yetty Hastiana, M.Si., Anggota
Motto dan TersemBafian
Motto:
k SfsungguftTtya scsudah ((fsuGtan itu ada i^mudadan.
fQ.
SAdim Hasymd: 6)
k %fsendifian tidali numSuat djta Ctmak mmun justru memSuat djta mengerti
arti dfdufupan yang seSenamya.
k Jangan pemafi menyesoB apa yang teCak tayadi fyma pasti ada di^jna diSaB^
dgjadian teneBut
(PersemSoBan:
k JiOah stut yang tcCafi meBmpadfign radmat, Serdgd,
serta dfrunia-Hya dfpadafy dan (tyBiotgadih serta
orang-orang terdedptdyL
k Jiyadandd 9i. Adjt dan iBunda ^isyad yang saya
sayangi ddn cintai
k Sauddra-sauddradp (Lussy, 9dega, (Mdag Vdy S.Pd,
^jzaCHermanzadSTMTiVda), <D<Sb Tdfy numcdman
fl(yai} Uta (jgusU), ASang Jodan ST, dfiiAgus ST
,adegarL
k dfponadfin-ponadgndy, fH A^man Muzadfi Zuffaa
Jfur Liza, dan Zarta Tumni AJi^ura, M.isman,
Jfayld, <kiddo, gildng.
k %elurga Sesar Ir. H. (Hanau Vsman (Ama)
Ir. JC IMoBJi (A-ma), Mustar Anang (Padfagu),
Tdmin (MadSi6a \ ddnAdfis
k SadaSatnsadaSatdp, "Kpmaldsi, Helsinidfirti, Tomy
"Kfistoper, Herman offends, 0wi <Puspa Ariani, Ceria
Handdyani <SSsdg TuBddr, Timandd, dan TitrL
k Teman-teman Angdptan 2008.
k Teman-temandu ^Maman, Indra, Maria, (Bertda, ddn
KpdAndi
k AuadcanadjPPL SMA Sriguna TaiimSang.
k Anadjanai TCKH ddn sefurud dfBmrga Sesar KJXH
<Posdp 20 <Desa Mangunjaya
K A T A P E N G A N T A R
Fuji syukur kehadirat Allah S W T atas limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis
mendapat kekuatan dan kesempatan dalam menyelesaian skripsi i n i yang bejudul
"Efektifitas Ekstrak Daun Jarak Pagar {Jatropha curcas L . ) Terhadap Zona
Hambat pada Bakteri Staphylococcus aureus dan pengajaran di S M A Negeri 11
Palembang". guna mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Program Pendidikan I l m u
Pengetahuan A l a m Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan I l m u
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Palembang.
Dalam kesempatan i n i , penulis mengucapakan banyak terima kasih kepada
Drs. Suyud Abadi, M.Si., selaku Pembimbing I dan Dra. H j . Aseptianova, M.Pd.,
selaku Pembimbing I I yang telah banyak memberikan bimbingan dan bantuan kepada
penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi i n i .
Dalam penulisan skripsi i n i , penulis juga mengucapkan terimah kasih yang
setulus-tulusnya kepada:
1. Drs. Syaifudin, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan I l m u Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Palembang.
2. Drs. H . M u s l i m i n Tendri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan M I P A
Fakultas Keguruan dan I l m u Pendidikan Universitas Muhammadiyah Palembang.
3. Dra. H j . Aseptianova, M.Pd.. selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan M I P A
Fakultas Keguruan dan I l m u Pendidikan Universitas Muhammadiyah Palembang.
4. Dra. Sri Wardhani, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi FKIP
Universitas Muhammadiyah Palembang.
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Palembang.
6. H j . Emist Thahir, S.Pd., M.Pd., selaku Kepala S M A Negeri 11 Palembang terima
kasih atas bantuannya sehingga skripsi ini dapat selesai.
7. Ayahanda M . A k i l dan Ibunda Aisyah tercinta,tersayang yang selalu berdoa dan
memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi i n i .
8. Saudara-saudaraku Lussy, Mega, Mbak U l l y , Uda, Kyai, Y u k Lela, Abang Johan,
Kak Agus, Adeg A r i , serta keponakan-ponakanku, Azman Muzakki, Zulfaa Nur
Liza, Azura, Isman dan seluruh keluarga besarku.
9. Teman-teman angkatan 2008, Sahabat-Sahabat yang selalu memberikan semangat
dan dukungan Komalasi, Helsi Nikarti, Tomy Kristoper, Herman Effendi, D w i
Puspa Ariani, Ceria Handayani, Fitri, Nando, Riska Yulidar, dan Erwina.
10. Sahabat-sahabat K K N Angkatan I I Tematik Posdaya, dan sahabat PPL beserta
siswa-siswa S M A Sriguna Palembang.
Atas segala bantuan yang diberikan. semoga Allah S W T memberikan balasan
yang berlimpat ganda. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempuma, maka
dari i t u penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Harapan
dari penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Palembang, Desember 2012
Penulis,
A B S T R A K
Astuti, Mery. 2012. ^'Efektifitas Ekstrak Daun Jarak Pagar {Jatropha curcas L.) terhadap Zona Hambat pada Bakteri Staphylococcus aureus dan Pengajaran di SMA
Negeri I! Palembang''. Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi. Program Sarjana
( S I ) , Fakultas Keguruan dan I l m u Pendidikan Universitas Muhammadiyah Palembang.
Pembimbing: ( I ) Drs. Suyud Abadi, M . S i . , ( I I ) Dra. H j . Aseptianova, M.Pd.
Kata kunci: efektifitas, ekstrak daun jarak pagar, dan bakteri Staphylococcus aureus Penelitian yang telah dilakukan dengan rumusan masalah dalam penelitian i n i Apakah ekstrak daun jarak pagar {Jatropha curcas L . ) Efektif terhadap zona hambat pada bakteri Staphylococcus aureus? dan Apakah dengan mengunakan metode demontrasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa di S M A Negeri 11 Palembang kelas X semester 1 Tahun Ajaran 2011/2012 pada mata pelajaran biologi megenai materi pembelajaran Archaeobacteria dan Eubacteria? Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh efektifitas ekstrak daun jarak pagar {Jatropha curcas L) terhadap zona hambat bakteri Staphylococcus aureus. Hipotesis dalam penelitian diduga pemberian ekstrak daun jarak pagar {Jatropha curcas L ) Efektif sebagai zona hambat bakteri Staphylococcus aureus. Metode penelitian eksperimen i n i menggunakan Rancangan Acak Lengkap ( R A L ) . Parameter yang diukur adalah mengukur zona hambat atau terang disekitar kertas cakram. Hasil penelitian; (1) Penambahan ekstrak daun jarak pagar berpengaruh sangat nyata dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus ditunjukkan f huung 14,58 lebih besar dari f label 0,05 (2,77) dan f tabei 0,01 (4,25); (2) dengan menggunakan metode demontrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa S M A Negeri 11 Palembang. kelas X semester 2 pada materi pembelajaran Archaeobacteria dan Eubacteria, dimana pada uji-t yang menunjukkan t hiiung 25,818 > nilai t tabei (2,0308). Kesimpulan penelitian: ( I ) pemberian ekstrak daun {Jatropha curcas L . ) berpengaruh sangat nyata dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus; (2) dari beberapa konsentrasi ekstrak daun {Jatropha curcas L . ) konsentrasi 100% pada periakuan P5 memberikan pengaruh yang lebih baik dibanding dengan periakuan yang lain; dan (3) dengan menggunakan metode demonstrasi pengajaran hasil penelitian dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, hal ini ditunjukkan dengan nilai t hitung25,818 > nilai t tabei (2,0308).
Halaman
H A L A M A N J U D U L i
H A L A M A N P E R S E T U J U A N i i
H A L A M A N P E N G E S A H A N i i i
M O T T O iv
A B S T R A K V
K A T A P E N G A N T A R v i
D A F T A R I S I ix
D A F T A R T A B E L x i
D A F T A R G A M B A R x i i i
D A F T A R L A M P I R A N x i v
B A B I P E N D A H U L U A N
A . Latar Belakang 1 B . Rumusan Masalah 3 C. Tujuan Penelitian 3 D. Hipotesis Penelitian 3 E. Manfaat Penelitian 4 F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian 4
G. Definisi Operasional 5
B A B H T I N J A U A N P U S T A K A A . Taksonomi dan Morfologi
Tanaman Jarak Pagar {Jatropha curcas L . ) 6
B . Zat yang Terdapat pada
Tanaman Jarak Pagar {Jatropha curcas L ) 11
C. Morfologi Staphylococcus aureus 12
D. Anti Mikrobial 14 E. Pengaruh Daun Jarak Pagar {Jatropha curcas L . ) terhadap
Zona Hambat pada Bakteri Staphylococcus aureus 16
F. Metode Demonstrasi 18
B A B I I I M E T O D E P E N E L I T I A N
A . Rancangan Penelitian 19 B. Subjek Penelitian 19
C. Instrumen Penelitian 20 D . Pengumpulan Data 27 E. Analisis Data 30 B A B I V H A S I L P E N E L I T I A N
A . Deskripsi Data Hasil Penelitian 34
B. Analisis Data 39
B A B V P E M B A H A S A N
A . Pembahasan Hasil Penelitian 43 B. Pembahasan Hasil Pengajaran 44
B A B V I P E N U T U P
A . Kesimpulan 46 B . Saran 46
D A F T A R P U S T A K A
L A M P I R A N - L A M P I R A N
R I W A V A T H I D U P
Tabel Halaman
3.1 Pemasukan Data Berdasarkan Periakuan dan Ulangan Mengenai Efektifitas Ekstrak Daun Tanaman Jarak Pagar {Latropha curcas L . )
terhadap Zona Hambat pada Bakteri Staphylococcus aureus 19
3.2 Analisis Keragaman Rancangan Acak Lengkap ( R A L ) 30
4.1 Luas Zona Hambat Bakteri Staphylococcus aureus dengan
Beberapa Konsentrasi pada Ekstrak Daun Jarak Pagar {Jatropha curcas L.)... 34
4.2 Diskribusi Frekuensi Tes A w a l Kelas X Semester 1
S M A Negeri H Palembang Tahun Ajaran 2012/2013 37
4.3 Diskribusi Frekuensi Tes Akhir Kelas X Semester 1
S M A Negeri 11 Palembang Tahun Ajaran 2012/2013 38
4.4 Analisis Sidik Ragam terhadap Pertumbuhan
Bakteri Staphylococcus aureus yang Diberi Periakuan
Ekstrak 1 umbuhan Jarak Pagar {Latropha curcas L . ) 39
4.5 Hasil U j i B N T terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus yang Diberi
Ekstrak Daun Jarak Pagar {Jatropha curcas L . ) 40
4.6 U j i Statistik pada Tes A w a l dan Tes A k h i r Kelas X Semester 2
S M A N e g e r i 11 Palembang Tahun Ajaran 2012/2013 41
4.7 Hasil U j i t terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X Semester 1
S M A Negeri 11 Palembang Tahun Ajaran 2012/2013 42
D A F T A R G A M B A R
Gambar Halaman
2.1 Daun Jarak Pagar {Jatropha curcas L . ) 7
2.2 Bunga Jarak Pagar {Jatropha curcas L . ) 8
2.3 Buah Jarak Pagar {Jatropha curcas L . ) 9
2.4 B i j i Jarak Pagar {Jatropha curcas L ) 9
Lampiran Halaman 1. Data Pengamatan Luas Zona Hambat Bakteri Staphylococcus aureus
dengan Beberapa Konsentrasi Pada Ekstrak Tumbuhan Jarak Pagar
{Jatropha Curcas L . ) 48
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 61
3. Instrumen Penelitian Pengajaran 79
4. Daftar Nilai Tes A w a l dan Tes A k h i r Siswa Kelas X . 2 Semester 1
S M A Negeri 11 Palembang 84
5. Pengolahan Data Pengajaran dengan Menggunakan
Program SPSS Versi 13,00 85
6. Dokumentasi Penelitian Pengajaran 88
7. Surat Keputusan Dekan FKIP U M P 89
8. Usui Judul Skripsi 90
9. Surat Permohonan Riset dari Dekan FKIP U M P 91
10. Surat Keterangan dari Dinas DIPORA Kota Palembang 92 11. Surat Keterangan Selesai Penelitian Ekperimen dari
Laboratorium Fakultas Teknik K i m i a
Universitas Muhammadiyah Palembang 99
12. Surat Keterangan Selesai Penelitian Pengajaran dari
S M A N e g e r i 1 Palembang 100
13. Laporan Kemajuan Bimbingan Skripsi dari Pembimbing I 101
14. Laporan Kemajuan Bimbingan Skripsi dari Pembimbing I I 102
B A B I
P E N D A H U L U A N
A . L a t a r Belakang
Jarak Pagar {Jastropha curcas L . ) merupakan salah satu jenis tanaman yang
sering digunakan untuk obat. Tanaman i n i berasal dari daerah tropis di Amerika
tengah dan saat ini telah menyebar di berbagai tempat di Afrika dan Asia. Tanaman
jarak pagar {Jatropha curcas L . ) dapat beadaptasi dengan lahan maupun agroklimat
di Indonesia. Jarak pagar merupakan tanaman serbaguna, tahan kering dan tumbuh
dengan cepat.
Secara ekonomi, tanaman jarak pagar {Jatropha curcas L.) dapat dimanfaatkan
seluruh bagiannya, mulai dari daun, buah, kulit batang, getah, dan batang, daunnya imtuk
mengobati berbagai penyakit, yakni diare, penurun panas, gatal, rematik dan borok
kronis, selain itu daun dapat diekstraksi menjadi bahan pakan ulat sutera tannin atau
sekedar dijadikan bahan bakar lokal yang kemudian menghasiikan pupuk.
Tanaman daun jarak pagar digunakan sebagai antibakteri E. coli yang
merupakan salah satu bakteri penyebab diare. Menurut Supardi (1999) E. coli
merupakan flora normal di dalam saluran pencemaan hewan dan manusia yang
menghasiikan enterotoksin dan dapat menyebabkan diare. Seiain bakteri E. coli,
bakteri penyebab diare yang lain adalah bakteri Staphylococcus aureus.
Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif yang biasa ditemui pada
makanan. Stcqthylococcus aureus menghasiikan enterotoksin yang menyebabkan diare
hebat, muntah-muntah dan sakit perut (Volk, 1988). Menurut Supardi (1999) enterotoksin
pada umumnya diproduksi oleh Staphylococcus aureus di dalam makanan basah yang
sudah dimasak atau dipanaskan (bakteri ini resisten pada suhu 100° C). Pengaruh
enterotoksin dapat teriihat pada seluruh bagian saluran usus. Selama keracunan, tubuh
melakukan reaksi mengeluarican cairan dari semua jaringan tubuh, mengalami gangguan
dalam keseimbangan kadar garam di dalam darah dan cairan tubuh, akibatnya menjadi
lemah dan pingsan, kadang-kadang pula dqiat menyebabkan kematian.
Daun jarak pagar dapat digunakan sebagai zona hambat pada bakteri
Staphylococcus aureus hal ini disebabkan pada daun jarak pagar mengandung suatu
senyawa berberin yang secara farmakologi dapat bermanfaat sebagai obat diare.
Berdasarkan uraian di atas diduga bahwa daun jarak pagar memiliki efek
farmakologi terhadap Staphylococcus aureus yang merupakan salah satu penyebab
infeksi gastroenteritis (diare). Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu studi penelitian
tentang Efektifitas ekstrak daun jarak pagar {Jatropha curcas L . ) terhadap zona
hambat pada bakteri Staphylococcus aureus, sebagai altematif untuk pengobatan
terhadap infeksi oleh bakteri Staphylococcus aureus mengingat sifat bakteri tersebut
yang sangat berbahaya bagi masyarakat.
Hasil penelitian ini akan diajarkan pada siswa S M A Negeri 11 palembang
kelas X semester 1 tahun ajaran 2012/2013 dengan metode demontrasi pada mata
pelajaran biologi yang sesuai dengan standar kompetensi: 3. Memahami manfaat
keanekaragaman hayati, pada kompetensi dasar 3.3. Mendiskripsikan ciri-ciri division
dalam dunia tumbuhan dan perannya bagi kelangsungan hidup di bumi yang
berhubungan dengan materi pembelajarannya yaitu mengenai peranan plantae bagi
3
B. Perumusan Masalah
Penimusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah daun jarak pagar {Jatropha curcas L . ) efektif terhadap zona hambat pada
bakteri Staphylococcus aureus?
2. Apakah dengan mengunakan metode demontrasi dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa di S M A Negeri 11 Palembang kelas X semester 1 Tahun Ajaran
2012/2013 pada mata pelajaran biologi megenai materi pembelajaran
Archaeobacteria dan Eubacteria?
C. T u j u a n Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh efektifitas ekstrak daun jarak pagar {Jatropha curcas
L) Terhadap zona hambat bakteri Staphylococcus aureus?
2. Untuk mengetahui apakah penggunaan metode demontrasi dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa di S M A Negeri 11 Palembang kelas X semester 1 Tahun
Ajaran 2012/2013 pada mata pelajaran biologi mengenai materi pembelajaran
Archaeobacteria dan Eubacteria?
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Diduga pemberian ekstrak daun jarak pagar {Jatropha curcas L.) efektif sebagai
zona hambat bakteri Staphylococcus aureus?
2. Diduga dengan menggunakan metode demontrasi dapat meningkatkan prestasi
2012/2013 pada mata pelajaran biologi mengenai materi pembelajarann
Archaeobacteria dan Eubacteria?
E . Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Memberikan ilmu pengetahuan, khususnya yang berkaitan dengan adanya daya
antimikroba dalam suatu tanaman.
2. Memberikan informasi bahwasannya efektifitas ekstrak daun {Jatropha curcas L . )
dapat digunakan sebagai zat antimikroba alami.
3. Memberikan masukan bagi siswa di S M A Negeri 11 Palembang kelas X semester
I Tahun Ajaran 2012/2013 pada mata pelajaran biologi mengenai materi
pembelajarann Archaeobacteria dan Eubacteria?
F . Ruang Lingkup Dan Keterbatasan Penelitian
1. Ruang Lingkup Penelitian
a. Biakan bakteri Staphylococcus aureus diperoleh dari Balai Besar Laboratorium
Kesehatan Jalan Inspektur Yazid K M 2.5 Palembang.
b. Biakan Staphylococcus aureus yang digunakan dalam penelitian i n i berupa
biakan m u m i yang diperoleh dari Laboratorium Teknik K i m i a Muhamadiyah
Palembang.
c. Pembuatan ekstrak daun jarak pagar {Jatropha curcas L . ) dilakukan di penelitian
dilakukan dari Laboratorium Teknik K i m i a Muhammadiyah, Penelitian
pengajaran dilaksanakan di S M A Negeri 11 Palembang kelas X semester 1 Tahun
5
2. Keterbatasan Penelitian
a. Tanaman daun jarak pagar tua {Jatropha curcas L.) diambil dalam keadaan
masih segar, yang digunakan dalam penelitian i n i dan tidak terserang oleh
penyakit.
b. Bakteri uji yang digunakan adalah bakteri Staphylococcus aureus.
c. Pengamatan hanya dilakukan pada daya antimikroba ekstrak daun jarak pagar
{Jatropha curcas L . ) yang ditunjukkan dengan adanya zona hambat terhadap
mikroorganisme.
d. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah diameter daya hambat pada
bakteri Staphylococcus aureus.
e. Proses inkubasi yang dilakukan selama 24 j a m .
f. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap ( R A L ) dengan 6 periakuan
dan 4 kali ulangan.
g. Metode pengajarannya di S M A Negeri 11 Palembang kelas X semester 1 Tahun
Ajaran 2012/2013 menggunakan metode diskusi demontrasi.
G . Definisi Operasional
1. Daya antimikroba adalah kemampuan suatu zat untuk mencegah pertumbuhan
atau aktifitas metabolisme mikroba.
2. Zona hambat adalah daerah berbentuk lingkaran pada medium yang tidak
K A J I A N P U S T A K A
A. Taksonomi dan Morfologi Tanaman J a r a k Pagar {Jatropha curcas L . ) 1. Taksonomi Tanaman J a r a k Pagar {Jatropha curcas L . )
Menurut Nurcholis dan Sri (2007:17) dalam sistematika (taksonomi)
tumbuhan, kedudukan tanaman jarak pagar diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta (tumbuhan vaskular) Superdivisio : Spermatophyta (tumbuhan berbiji) Divisi : Magnoliophyta (tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (Dicotyledonae) Subkelas : Rosidae
Ordo : Euphorbiales Famili : Euphorbiaceae Genus : Jatropha L
Spesies : Jatropha curcas L .
Tanaman jarak pagar {Jatropha curcas L . ) adalah tanaman perdu dengan
ketinggian 1 -7 meter, bercabang tidak teratur, batangnya berkayu, silindris dan bila
terluka akan mengelurkan getah (Hambali, dkk., 2007:10)
2. Morfologi Tanaman J a r a k Pagar {Jatropha curcas L.)
Jarak pagar berupa pohon kecil atau perdu. Tanaman i n i dapat mencapai umur
50 tahun. Tinggi tanaman pada kondisi normal adalah 1,5-5 meter. Percabangannya
tidak teratur, dengan ranting bulat dan tebal. Kulit batang berwama keabu-abuan atau
kemerah-merahan. Apabila dtoreh, batang menglurkan getah seperti latek, berwama
puti atau kemerah-merahan (Nurcholis dan Sri, 2007:18).
7
Daun tanaman jarak pagar adalah daun tunggal berlekuk dan bersudut 3 atau 5. Daun tersebar sepanjang batang. Permukaan atas dan bawah daun berwama hijau dengan baguan bawah lebih pucat disbanding pennukaan atas. Daimya lebar dan berbentuk jantung atau bulat telur melebar dengan panjang 5-15 cm. Helai daunya bertoreh, berlekuk, dan ujungnya meruncing. Penggambaran umum morfologi tanaman jarak pagar adalah sebagai berikut. Daunnya berupa daun tunggal, berlekuk, bersudut 3 atau 5, tulang daun menjari dengan 5-7 tulang utama, wama daun hijau (permukaan bagian bawah lebih pucat dibanding bagian atas). Panjang tangkai daun antara 4—15 cm. Bunga berwama kuning kehijauan, bempa bunga majemuk berbentuk malai, berumah satu. Bunga jantan dan bimga betina tersusim dalam rangkaian berbentuk cawan, muncul di ujung batang atau ketiak daun. Buah bempa buah kotak berbentuk bulat telur, diameter 2 - 4 cm, berwama hijau ketika masih muda dan kuning j i k a masak. Buah jarak terbagi 3 ruang yang masing-masing ruang diisi 3 b i j i . B i j i berbentuk bulat lonjong, wama coklat kehitaman (Hariyadi, 2005).
a. Daun
Tulang daun menjari dengan jumlah 5-7 tulang daun utama. Daunnya dihubungkan dengan tangkai daun. Panjang tangkai daun antara 4-15 cm.
b. Bunga
Bunga tanaman jarak pagar adalah bunga majemuk berbentuk Malai, berwama kuning kehijauan, berkelamin tunggal, dan berumah satu (putik dan benang sari dalam satu tanaman). Bunga betina 4-5 kali lebih banyak dari bunga jantan maupun bunga betina tersusun dalam rangkaian berbentuk cawan yang tumbuh di ujung batang atau ketiak daun. Bunganya mempunyai 5 kelopak berbentuk bulat telur dengan panjang kurang lebih 4 m m . Benang sari mengumpul pada pangkal dan wama kuning. Tangkai putik pendek berwama hijau dan kepala putik melengkung keluar berwama keunguan. Setiq) tandan terdapat lebih dari 15 bunga.
Gambar 2.2 Bunga Jarak Pagar {Jatropha curcas L . ) (Sumber: Hambali, dkk, 2006:10)
c. Buah
Buah tanaman jarak pagar bempa buah kotak berbentuk bulat telur dengan
diameter 2-4 cm. Panjang buah 2 cm dengan ketebalan sekitar 1 cm. Buah Berwama
hijau ketika muda serta abu-abu kecoklatan atau kehitaman ketika masak. Buah jarak
terbagi menjadi 3 ruang, masing-masing ruang berisi satu biji sehingga dalam setiap
9
Gambar 2.3 Buah Jarak Pagar {Jatropha citrcas L . ) (Sumber: Hambali, dkk, 2007:12)
d. B i j i
B i j i yang sudah tua berbentuk bulat panjang. Ukuran panjang rata-rata 18 m m
(beikisar antara 11 -30 mm) dan lebar rata-rata 10 m m (berkisar antara 7-11 mm). B i j i
jarak bercangkang tipis. K u l i t atau cangkang biji yang sudah tua bagian luar berwama
hitam kotor dan setelah kering penuh retak-retak kecil. Jika belum tua, wama biji
lebih cerah atau kecoklat-cokelatan, dengan permukaan halus, j i k a kulit buah telah
kering, biji dapat terlepas sendiri dari buah. B i j i matang ditandai dengan pembahan
wama kulit buah dari hijau menjadi kuning. wama kulit buah dari hijau menjadi
kuning.
e. A k a r
Tanaman jarak pagar mempuntai 3-5 akar tunggang. Saat biji berkecambah,
muncul 3-5 helai akar yang selanjumya berkembang menjadi akar tunggang setelah
tanaman dewasa. Akar tunggang tanaman ini cukup dalam dan teriihat tebal. Dari
akar tunggang muncul lateral yang melebar ke samping dan rambut-rambut akar yang
cukup banyak. Radius penyebaran akar antara 0,5 meter sampai beberapa meter
sampai beberapa meter dari pokok tanaman, tergantung dari varietasnya. Umumnya
akar-akar muda tertetak dibawah lingkaran kanopi terluar dari tanaman.
Gambar 2.5 Akar Jarak Pagar {Jatropha citrcas L . ) (Sumber : Nurcholis dan Sri, 2007: 22-23)
f. Batang
K u l i t batang tertekstur halus, berwama keabu-abuan atau ke merah-merahan.
Ranting yang masih muda umunya berwama kehijau-hijauan. Batang yang tertoreh
mengelurkan getah. Batang tanaman teruas-ruas, pada setiap mata ruas terdapat titik
tumbuh daun atau cabang.percabangan tidak teratur, dengan ranting bulat dan tebal.
Panjang masing-masing ruas batang bervariasi, tergantung varietasnya. Diameter
11
Gambar 2.6 Batang Jarak Pagar {Jatropha curcas L . ) (Sumber: Nurcholis dan Sri, 2007:23)
B . Zat yang Terdapat pada T a n a m a n J a r a k Pagar {Jatropha curcas L . )
Tanaman jarak pagar {Jatropha Curcas L . ) merupakan salah satu dari sekian
banyak tanaman obat yang di Indonesia. Gejala penyakit ini adalah sedikit demam
atau timbul mual, sakit kepala, mualnya diare yang hebat dengan beberapa lekosit
dalam tinja tetapi jarang terdapat darah. Biasanya akan terjadi demam yang ringan
tetapi hal i n i akan sembuh sendirinya dalam 2-3 hari. Terdapat lesi-lesi peradangan
usus halus dan usus besar.
Tanaman jarak pagar mengandung senyawa kimia yang berkhasiat mengobati
berbagai penyakit, yaitu sakit perut, diare (mencret), demam, dan pencahar ringan,
luka, terkilir dan menghentikan perdarahan akibat luka. Senyawa kimia ini terdapat di
seluruh bagian mulai dari daun, buah, batang, dan akar, (Kresnady, 2003: 3).
Jarak pagar {Jatropha curcas L . , Euphorbiaceae) merupakan tumbuhan semak
berkayu yang banyak ditemukan di daerah tropik. Tumbuhan i n i dikenal sangat tahan
kekeringan dan mudah diperbanyak dengan stek. Walaupun telah lama dikenal
sumber bahan bakar hayati untuk mesin diesel karena kandungan minyak bijinya
yang menghasiikan minyak campuran untuk peiumas.
Dapat digunakan untuk kayu bakar, merklamasi lahan-lahan tererosi atau
sebagai pagar hidup di perkarangan dan kebun karena tidak di sukai temak. Manfaat
lain dari minyaknya, selain sebagai bahan bakar juga sebagai bahn untuk sabun dan
industry kosmetik. (Siswadi, 2006:5).
C . Morfologi
Staphylococcus aureus
Bakteri d^3at dibedakan antara bakteri gram positif dan bakteri gram negatif.
Atas dasar teknik pewamaan diferensial yang disebut pewamaan gram, kedua kelompok
bakteri ini dibedakan temtama mengenai dinding selnya (Volk dan Wehler, 1996).
Perbedaan nyata dalam komposisi dan struktur di dinding sel antara bakteri gram positif
dan bakteri gram negatif penting untuk dipahami karena diyakini bahwa dinding sel
itulah yang menyebabkan perbedaan kedua kelompok bakteri ini memberikan respons.
Bakteri gram negatif mengandung lipid, lemak atau substansi seperti lemak dalam
pesentase lebih tinggi daripada yang dikandung bakteri gram positif. Dinding sel bakteri
gram negatif juga lebih tipis dari pada dinding sel bakteri gram positif. Dinding sel
bakteri gram negative mengandung peptidoglikan jauh lebih sedikit, dan peptidoglikan
ini mempunyai ikatan silang yang jauh kurang ekstensi dibandingkan dengan yang
dijumpai pada dinding sel bakteri gram positif Pada saat pewamaan dengan ungu Kristal
pertumbuhan bakteri gram positif lebih dihambat dengan nyata daripada bakteri gram
negatif, demikian juga dengan kerentanan terhadap antibiotik, bakteri gram positif lebih
13
Gambar 2.7 Morfologi Bakteri Staphylococcus aureus
(Wikipedia, 2006).
Nama Staphylococcus aureus berasal dari kata "Staphele" yang berarti
kumpulan dari anggur dan kata "Aureus" dalam bahasa latin yang berarti emas. Nama
tersebut berdasarkan bentuk dari sel-sel bakteri yang berwama keemasan. Ciri-ciri
bakteri i n i adalah mempakan bakteri gram positif yang berbentuk berbentuk bulat
{cocus) dengan ukuran diameter sekitar I cm dan tersusun dalam kelompok yang
tidak beraturan, tidak membentuk spora dan tidak bergerak. Sel-selnya terdapat dalam
kelompok seperti buah anggur, akan tetapi pada biakan cair mungkin terdapat secara
terpisah (tunggal), berpasangan berbentuk terad (jumlahnya 4 sel) dan berbentuk
rantai dan koloninya berwama abu-abu sampai kuning emas tua (Jawetz, 1996).
Sedangkan menumt Bonang (1982) metabolisme bakteri ini adalah aerob dan
anaerob, katabolisme positif membentuk asam dari hidrat arang tanpa gas, fakultatif
anaerob dan koloninya berwama abu-abu sampai kuning emas tua.
Bakteri Staphylococcus aureus mudah tumbuh pada berbagai pembenihan dan
mempunyai metabolisme aktif, meragikan karbohidrat, serta menghasiikan pigmen
yang bervariasi dari putih sampai kuning tua. Bakteri ini dapat tumbuh dengan baik
-25 °C). Koloni pada pembenihan padat berbentuk bulat, halus, menonjol dan berkilau
(Jawetz, 1996). Sedangkan menurut Supardi (1999) suhu optimum untuk
pertumbuhan bakteri ini adalah 35 °C - 37 °C, dengan suhu minimum 6,7° C dan suhu
maksimum 45,5° C.
Staphylococcus aureus dapat tumbuh pada kisaran p H 4,0 - 9,8 dengan p H
optimum sekitar 7,0 - 7,5. Pertumbuhan pada p H 9,8 hanya mungkin bila substratnya
mempunyai komposisi yang baik untuk pertumbuhannya. Bakteri ini membutuhkan
asam nikotinat untuk tumbuh dan akan distimulir pertumbuhannya dengan adanya
tiamin. Untuk pertumbuhan optimum diperluakn 11 asam amino. Bakteri ini tidak
dapat tumbuh pada media sintetik yang tidak mengandung asam amino atau protein
(Supardi, 1999). Menurut Jawetz (1996) Staphylococcus aureus relatif resisten
terhadap pengeringan, panas (bakteri ini tahan terhadap suhu 50° C selama 30 menit),
dan terhadap natrium klorida 9% tetapi mudah dihambat oleh zat-zat kimia tertentu.
seperti heksaklorofen 3%. Pada umumnya Staphylococcus aureus dapat tumbuh
dengan baik pada media perbenihan biasa dan B A P (Blood Agar Plate) (Bonang,
1892).
D. Anti Mikrobial
Menurut Pelczar (1988) bahan antimikroba dapat diartikan sebagai bahan yang
dapat mengganggu pertumbuhan dan metabolisme mikroba. Zat-zat antimikroba
dapat bersifat bakteriostatik (menghambat perkembangan bakteri), bakterisidal
(membunuh bakteri), ftmgisidal (membunuh kapang), fungistatik (mencegah
15
(Jawetz, 1996). Volk dan Wehler (1998) menyatakan bahwa antimikroba merupakan
komposisi kimia dan berkemampuan dalam menghambat pertumbuhan atau
mematikan mikroorganisme. Pemakaian bahan antimikroba merupakan suatu usaha
untuk mengendalikan mikroorganisme. Pengendalian adalah segala kegiatan yang
dapat menghambat, membasmi atau menyingkirkan mikroorganisme. Menurut
Pelczar (1988) tujuan untuk pengendalian mikroorganisme adalah :
1. Mencegah penyakit dan infeksi
2. Membasmi mikroorganisme pada inang yang terinfeksi
3. Mencegah pembusukan dan kerusakan bahan oleh mikroorganisme.
Banyak faktor dan keadaan yang mempengaruhi kerja zat antimikroba dalam
menghambat atau membasmi organisme patogen. Semua hams diperimbangkan agar
zat antimikroba tersebut dapat bekerja secara efektif. Menumt Pelczar (1988)
beberapa hal yang mempengaruhi kerja zat antimikroba adalah sebagai berikut:
1. Konsentrasi atau Intensitas Zat Antimikroba
Semakin tinggi konsentrasi zat antimikrobanya, maka banyak bekteri akan
terbunuh lebih tepat bila konsentrasi zat tesebut lebih tinggi.
2. Jumlah Mikroorganisme
Semakin banyak j u m l a h mikroorganisme yang ada maka semakin banyak pula
waktu yang diperlukan untuk membunuhnya.
3. Suhu
Kenaikan suhu dapat meningkatkan keefektifan atau disinfektan atau bahan
mikrobial. Hal ini disebabkan zat kimia merusak mikroorganisme melalui reaksi
4. Spesies Mikroorganisme.
Spesies mikroorganisme menunjukkan ketahanan yang berbeda-beda terhadap
suatu bahan kimia tertentu.
5. Adanya Bahan Organik.
Adanya bahan organik asing dapat dapat menurunkan keefektifan zat kimia
antimikrobial dengan cara menonaktifkan bahan kimia tersebut. Adanya bahan
organik dalam campuran zat antimikobial dapat mengakibatkan :
a. Penggabungan zat antimikrobial dengan bahan organik membentuk produk yang
tidak bersifat antimikrobial.
b. Penggabungan zat antimikrobial dengan bahan organik menghasilakan suatu
endapan sehingga antimikrobial tidak mungkin lagi mengikat mikroorganisme.
c. Akumulasi bahan organik pada permukaan sel mikroba menjadi suatu pelindung
yang akan mengganggu kontak antar zat antimikrobial dengan sel.
6. Keasaman (pH) atau Kebasaan (pOH)
Mikroorganisme yang hidup pada p H asam akan lebih mudah dibasmi pada
suhu rendah dan dalam waktu yang singkat bila dibandingkan dengan
mikroorganisme yang hidup pada p H basa.
E . Pengaruh Daun J a r a k Pagar {Jatropha curcas L . ) terhadap Zona Hambat pada Bakteri Staphylococcus aureus
Bakteri Staphylococcus aureus merupakan kelompok bakteri gram positif
yang membentuk endospora. Bakteri ini diindikasikan tumbuh pada daerah di sekitar
17
(Atlas, 1984:690). Berbagai macam penyakit infeksi yang disebabkan oleh
mikroorganisme selama ini diobati dengan antibiotik yang telah dikenal oleh
masyarakat secaraluas. sehingga penyakit yang disebabkan oleh bakteri tersebut tidak
dapat disembuhkan. Pengaruh bakterisidal satu obat atau antibiotik, misalnya, gen
semacam itulah yang menghasiikan penisilinase pada yang resisten terhadap penisilin.
Beberapa individu dalam suatu spesies bakteri membawa gen resisten sewaktu terjadi
infeksi, kemudian memperbanyak diri,sedangkan galur-galur yang sensitif terhambat
atau mati (Pelczar dan Chan, 1988:532). Salah satu usaha untuk mengurangi
penggunaan antibiotik alami maupun sintetis adalah menggantinya dengan bahan
alami yang mengandung senyawa antibakteri yang berasal dari tumbuhan, misalnya
ekstrak jarak pagar {Jatropha curcas L . ) Daun jarak pagar dapat dimanfaatkan untuk
mengatasi penyakitbengkak akibat infeksi, hernia, koreng, dan sembelit (Arisandi dan
Andriani, 2008:123), sedangkan getah daun dapat dimanfaatkan untuk mengobatiluka
baru (Mus, 2008). Jarak pagar dalam menghambat atau membunuh mikroorganisme
penyebab penyakit. Salah satu bentuk pendekatan ilmiah yang dilakukan adalah
dengan menguji daya antimikroba L . ) Daun tanaman jarak pagar diasumsikan dapat
menghambat pertumbuhan mikroba. Hal ini ditunjukkan dari kemampuan kedua jenis
daun tersebut untuk menghambat atau mematikan bakteri, karena mengandung
senyawa-senyawa kimia tertentu yang bersifat antibakteri. Daun jarak tintir
mengandung alkaloid, saponin, flavonoid, dan tanin, sedangkan daun jarak pagar
mengandung tanin (Mus, 2008). Arisandi dan Andriani (2008:122) juga menyebutkan
bahwa daun jarak pagar memiliki kandungan senyawa-senyawa kimia berupa
astragalin, reynoutrin, ricinine, vitamin C 275 mg%, dan tanin. Alkaloid, saponin,
flavonoid, polifenol, dan tanin merupakan senyawa antibakteri yang mampu
menghambat pertumbuhan atau mematikan bakteri, merusak dinding sel,
merusak membran sel, menghambat keija enzim, dan menghambat sintesis asam
nukleatserta protein (Tobing, 1989:132).
F . Metode Demonstrasi
Menggunakan metode diskusi demontrasi dalam pengajarannya di S M A .
Menurut Syah, 2000 dalam Maria, 2009, metode diskusi informasi adalah metode
mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah {problem
solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok {group discussion).
Metode demonstrasi diartikan sebagai cara penyajian pelajaran dengan
memperagakan dan mempertunjukkan kepada perserta didik suatu proses, situasi atau
benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenamaya maupun dalam
bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang
B A B 111
M E T O D E P E N E L I T I A N
A. Rancangan Penelitian
Penelitian i n i menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak
Lengkap ( R A L ) yang terdiri 6 periakuan dan 4 ulangan. Adapun jenis periakuan
yang dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Pemasukan Data Berdasarkan Periakuan dan Ulangan Mengenai Efektifitas E k s t r a k Daun Tanaman J a r a k Pagar {Latropha curcas L . ) terhadap Zona Hambat pada Bakteri Staphylococcus aureus.
Periakuan Ulangan
Po P0.I Po2 P0.3 P0.4
Pl P | l Pi2 P1.3 P,.4
P2 P2I P22 P2.3 P2.4
P3 P3I P32 P3.3 P3.4
P4 P4I P42 P43 P4.4
Ps P5I Ps2 P5.3 P3.4
P6 Pel P62 P63 P6.4
P7 P7I P72 P7.3 P7.4
Periakuan yang dilakukan pada penelitian ini adalah:
Po = Kontrol (tanpa pemberian ekstrak daun jarak pagar) Pl = Pemberian ekstrak daun jarak pagar 10%
P2 = Pemberian ekstrak daun jarak pagar 30% P3 = Pemberian ekstrak daun jarak pagar 50%
P4 ^ Pemberian ekstrak daun jarak pagar 70% P5 = Pemberian ekstrak daun jarak pagar 90%
B . Subjek Penelitian
Subjek penelitian sebagai sampel penelitian ini qdalah:
a. Ekstrak Daun Jarak Pagar {Jatropha curcas L . ) 1000 gram
b. Biakan m u m i bakteri Staphylococcus aureus diperoleh dari Laboratorium Tehnik
K i m i a Universitas Muhammadiyah Palembang
c. Siswa kelas X S M A Negeri 11 Palembang semester I Tahun ajaran 2012/2013
C . Instrumen Penelitian
1. Alat
Corong dan Tabung
Br
Timbangan
23
2. Bahan
Nutrien agar plate Daun jarak pagar
NaCI A l k o h o l
3. Proses
Penutupan Aotoldaf Pengambilan B a k t r i
27
D. Pengumpulan Data
1. Pengumpulan Data Penelitian
Adapun yang menjadi cara keija dalam penelitian ini antara lain:
a. Persiapan dan Sterilisasi Alat
Sebelum melakukan penelitian terhadap sampel terlebih dahulu alat-alat yang
akan digunakan distrelisasikan dengan Dry Heat Oven ( D H O ) . Alat yang akan
distrelisasikan seperti alat-alat gelas misalnya cawan petri, tabung reaksi, tabung
Erlenmeyer, spatula, gelas ukur, kemudian bungkuslah dengan rapi menggunakan
kertas yang rapi. Alat-alat tersebut dimasukkan ke dalam Dry Heat Oven ( D H O )
dengan suhu 160 °C selama ± 1 j a m .
b. Pembuatan E k s t r a k Daun J a r a k Pagar (Jatropha curcas L . )
Pembuatan ekstrak kasar daun jarak pagar (Jatropha curcas L . ) , sebagai
berikut:
1) Daun jarak pagar yang digunakan baik tua maupun muda dengan menggunakan
Metode Maserasi 1000 gram.
2) Daun jarak pagar yang akan diekstraksi dicuci dengan air mengalir untuk
menghilangkan debu dan kotoran lain. Setelah itu ditiriskan dan sikeringkan, lalu
diblender sampai hancur dan siap di ekstraksi.
3) Serbuk daun ditimbang jarak pagar sesuai dengan periakuan, lalu dilarutkan
dalam pelarut (solvent) etanol 9 6 % periakuan untuk mengikat senyawa kimiawi
yang terkandung dalam serbuk daun jarak pagar. Kemudian disaring dengan
menggunakan kain kasa steril.
a) Larutan 10% = 10 gram ekstrak daun jarak pagar + 90 m l etanol 96%.
b) Larutan 30% = 30 gram ekstrak daun jarak pagar + 70 m l etanol 96%.
c) Larutan 50% - 50 gram ekstrak daun jarak pagar + 50 m l etanol 96%.
d) Larutan 70% - 70 gram ekstrak daun jarak pagar + 30 m l etanol 96%.
e) Larutan 90% = 90 gram ekstrak daun jarak pagar + 100 m l etanol 96%. 5) Dilakukan perendaman selama 2 X 24 j a m .
6) Setelah direndam kemudian disaring, dipanaskan dalam waterbath selama 5-6 j a m
pada suhu 60-80*'C. Uap yang terbentuk ditampung dalam botol steril.
Setelah 5-6 j a m pemanasan didapat ekstrak daun jarak pagar yang siap dugunakan
sebagai bahan antimikroba.
c. Pembuatan Medium Muller Hinton
Mengacu pada (Pelczar dan chan, 2009) dengan langkah kerja sebagai berikut:
Timbang 38 gram medium Muller Hinton.
1) D i dalam Erlenmeyer lalu campurkan ke dalam 1 liter aquadest.
2) Disterilkan dalam autoclave pada suhu 121^C selama 15 menit.
3) Cawan petri steril, kemudian tuangkan medium Muller Hinton ke dalam cawan
petri selama 10ml.
4) Biarkan beku pada suhu kamar (20^C) dan disimpan dalam lemari es pada suhu 4-8*'C.
d. Penanaman Bakteri (Inokulasi)
1) Biakan bakteri Staphylococcus aureus diperoleh dari Balai Besar Laboratorium
Kesehatan Jalan Inspektur Yazid K M 2.5 Palembang.
29
3) Dengan menggunakan kapas lidi steril, ambil suspense dengan cara kapas lidi
dimasukan ke dalam tabung reaksi. Kemudian sebarkan dipermukaan media
Blood Plate agar atau agar-agar darah dengan membentuk empat bagian.
4) Penanaman paper dish yang sudah direndam dalam ekstrak daun jarak pagar siap
dilakukan.
e. Penanaman C a k r a m {paper dish)
1) Kertas cakram {paper dish) dengan ukuran 6 m m direndam dalam ekstrak daun
jarak pagar sesuai dengan periakuan selama ± 2 j a m .
2) Kertas cakram tersebut diletakkan diatas permukaan media agar yang sebelumnya
telah ditanam bakteri Staphylococcus aureus dengan jarak 2-3 cm dari pinggir
cawan petri.
3) Tutup cawan petri kemudian inkubasi selama 18-24 j a m pada suhu 35-37 "^C.
4) Setelah diinkubasi akan teriihat hambatan pertumbuhan bakteri di sekitar cakram.
5) Ukur zona hambat yang terbentuk pada permukaan media dengan menggunakan
jangka sorong.
f. Pengukuran Zona Hambat (Zona Sensitivitas)
Parameter yang diukur adalah mengukur zona hambat atau terang disekitar
kertas cakram. Zona terang adalah zona yang tidak ditumbuhi oleh bakteri akibat
pengaruh ekstrak yang terdifusi di dalam medium. Ukuran luas zona hambat
menunjukan kemampuan ekstrak menghambat pertumbuhan bakteri uji.
Untuk menghitung zona sensitivitas dengan menggunakan rumus:
1) Luas paper dish (mm^) = TC
3) luas zona sensitivitas (mm ) = luas zona hambat - luas paper dish.
2. Pengumpulan Data Pengajaran
Pengumpulan data pengajaran dilakukan dengan pengadaan tes awal dan akhir
yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa sebelum dan setelah
proses belajar mengajar. Tes awal yang berlangsung selama 20 menit digunakan
dengan memberikan rangsangan bagi siswa untuk mengenai materi yang akan
dilaksanakan. Tes akhir berlangsung selama 20 menit digunakan untuk mengetahui
seberapa jauh siswa memahami materi yang diajarkan. Evaluasi pengajaran dilakukan
dalam bentuk tes tipe pilihan ganda {multiple choice) dengan empat option sebanyak
20 soal.
E . Analisis Data
1. Analisis Data Penelitian
Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis secara statistik dengan
menggunakan analisis keragaman dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Analisis Keragaman Rancangan Acak Lengkap ( R A L )
Sumber Derajat Jumlah Kuadrat
F hitung F tabel
Keragaman Bebas Kuadrat Tengah F hitung 5% 1%
Periakuan ( t - l ) JKP KTP/DBP KTP/KTG
Galat r{ t- l ) JKG JKG/DBG
Total t r - l J K T
Keterangan: t = Periakuan r = Lflangan
31
Menurut Hanafiah (2008:38). untuk mengetahui adanya pengaruh periakuan,
dilakukan pengujian dengan membandingkan F hitung dengan F tabel.
a. Jika Fhitung lebih kecil atau sama dengan Ftabci 0,05 (Fhiumg < Ftabci 0,05) dikatakan
berpengaruh tidak nyata dan angka diberi tanda (tn).
b. Jika Fhitung lebih besar dari F,abei 0,05 (Fhitung ^ Ftabci 0,05) dikatakan berpengaruh
nyata dan angka diberi tanda (*).
c. Jika Fhitung lebih besar dari F,abei 0,01 (Fhitung^ Ftabei 0,01) dikatakan berpengaruh
sangat nyata dan angka diberi tanda (**).
Menurut Hanafiah, (2008:39) untuk menguji tingkat ketelitian hasil diperoleh
dari hasil suatu percobaan, maka digunakan Kefisien Keragaman ( K K ) .
K K = ^ ^ x I 0 0 %
T Y Y
Y = y ^ Z-i u r . t r . t
Keterangan:
KK "- Koefisien keragaman KTG ^ Kuadrat tengah galat
= Rerata seluruh data percobaan
(grand-mean)
Tjj ^ Datum hasil periakuan ke-1 ulangan ke-j XYij =^ Jumlah hasil periakuan ke-i
Derajat ketelitian hasil uji beda berpengaruh periakuan terhadap data
percobaan, maka dapat dibuat hubungan nilai Koefisien Keragaman ( K K ) dan macam
uji beda yang sebaiknya dipakai sebagai b e r i k u t :
1. Jika K K besar, (minimal 10% pada kondisi homogeny atau minimal 20% pada
kondisi heterogen), uji lanjut yang sebaiknya digunqkan adalah uji Duncan karena
2. Jika K K sedang (antara 5-10% pada kondisi homogeny atau antara 10-20% pada kondisi heterogen), uji lanjutan yang sebaiknya dilanjutan adalah uji B N T (Beda
Nyata Terkecil) karena uji ini dapat dikatakan juga berketelitian sedang, atau
3. Jika K K kecil, (maksimal 5% dalam kondisi homogen atau maksimal 10% pada kondisi heterogen), uji lanjutan yang sebaiknya dipakai adalah uji BNJ (Beda
Nyata Jujur) (Hanafiah, 2008:41).
Berdasarkan perhitungan analisis varian, j i k a hasil Fhitung tersebut didapatkan berbeda nyata (*) atau sangat Berbeda nyata (**) dari Ftabei maka pengujian dilanjutkan dengan perhitungan berdasarkan Beda Nyata Jujur (BNJ) dengan rumus
sebagai berikut:
BNJ = (P. a DBG) VKT G
Keterangan:
DB = Derajat Bebas
JKP = Jumlah Kuadrat Periakuan
JKT = Jumlah Kuadrat Total
JKG = Jumlah Kuadrat Galat KTG ^ Kuadrat Tengah Galat KTP = Kuadrat Tengah Periakuan t/p = Jumlah Periakuan
r = Jumlah Ulangan
2. Analisis Data Pengajaran
Metode pengajaran yang dipakai adalah metode dikusi demontrasi yang
diharapkan dapat memberikan hasil yang baik bagi siswa kelas X semester I S M A
Negeri 11 Palembang tahun ajaran 2012-2013 pada standar Kompetensi 2.
Memahami prinsip-prinsip pengelompokan makhiuk hidup, pada Kompetensi Dasar
2.2. Mendesknpsikan ciri-ciri Archaeobacteria dan Eubacteria dan perannya dalam
33
Evaluasi yang digunakan berbentuk tes objektif dengan tipe pilihan ganda
dengan options yang lama evaluasi tes awal {pre test) dan tes akhir {post test)
masing-masing 30 menit dengan jumlah 20 soal,
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus uji t, sehingga dapat dilihat
bagaimana peranan metode diskusi demontrasi dalam meningkatkan prestasi belajar
siswa dengan cara membandingkan nilai tes awal {pre test) dan tes akhir {post test
dengan menggunakan program SPSS {Statistical Product and Service Solution) versi
H A S I L P E N E L I T I A N
A . Deskripsi Data Hasil Penelitian
Selama masa penelitian berlangsung telah dilakukan pengamatan terhadap
Zona hambat bakteri Staphylococcus aureus, membandingkan tiap periakuan dengan
berbagai konsentrasi ekstrak jarak pagar (Jatropha curcas L . ) yang berbada. Data
hasil pengamatan selanjiitnya dianalisis dengan menggunakan Rancangan Acak
Lengkap ( R A L ) .
1. Data Hasil Pengamatan terhadap Zona Hambat Bakteri Staphylococcus aureus
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap daya hambat
ekstrak daun Jarak Pagar [Jatropha curcas L . ) pada pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus dapat dilihat dalam Tabel 4.1 dan bentuk histogram dapat
dilihat pada Gambar 4 . L
Tabel 4.1 L u a s Zona Hambat Bakteri Staphylococcus aureus dengan Beberapa Konsentrasi pada E k s t r a k Daun J a r a k Pagar (Jatropha curcas L . ) Konsentrasi Ulangan (dalam cm') Total Rata-rata
Ekstrak 1 2 3 4 (cm') (cm')
Po 0 0 0 0 0 0
PI 1,32 1,27 1,30 1,32 5,12 1,30
1,39 1,43 1,48 1,64 5,94 1,48
P3 1.74 1,79 1,88 1,85 7,26 1,81
P4 1.95 2,02 2, n 2, n 8,19 2,04
Ps 2,16 2,20 2,11 2,16 8,63 2,15
Total 8,56 8,71 8,88 9,08 35,14 8,78
35
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh masing-masing pelakuan
ekstrak daun jarak pagar {Jatropha curcas L . ) terhadap pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus dengan 6 periakuan dan 4 kali ulangan dapat dilihat bahwa
rata-rata luas zona hambat sensitivitas untuk periakuan Po tidak memiliki luas zona
hambat sensitivitas, periakuan Pj sebesar 1,30 c m , periakuan P2 sebesar 1,48 cm,
untuk periakuan P3 sebesar 1.81 c m . untuk periakuan P4 sebesar 2.04 c m , dan untuk
periakuan P5 rata-rata luas zona hambat sensitivitas sebesar 2,15 cm. Hasil penelitian
juga dapat dilihat pada Gambar 4.1.
1^ ,
1? :
I
161
)2
0 f
PO P: P I
Keterangan; Po: kwitroi
Pj; ekstrak jarak pagar 10%
P2: ekstrak jarak pagar 30% Pji ekstrak jarak pagar
StP/o
P4: ekstrak jarak pagar 70%
P5: ekstrak jarak pagar 90?^o
G a m b a r 4.1 Histrogram rata-rata Perbandingan Luas Zona Hambat Bakteri
Staphylococcus aureus pada Setiap Periakuan E k s t r a k Daun J a r a k Pagar {Jatropha curcas L . )
Berdasarkan Gambar 4.1 rata-rata zona hambat bakteri Staphylococcus aureus
pada ekstrak daun Jarak Pagar {Jatropha curcas L . ) d i atas menunjukkan bahwa zona
hambat yang paling tinggi yaitu pada periakuan P5 dengan rata-rata 2,15 cm dan zona
Berikut ini disajikan gambar hasil penelitian pengaruh ekstrak daun jarak pagar
{Jatropha curcas L . ) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus,
dengan periakuan dimuiai dari 0%, 10%, 30%, 50%, 70%, 90%. Luas zona hambat
sensitivitas pada masing-masing periakuan dapat dilihat pada Gambar 4.2.
Periakuan 70% Periakuan 90%
37
2. Data Hasil Pengajaran di S M A Negeri 11 Palembang
Berdasarkan hasil data distribusi frekuensi tes awal siswa pada tabel 4.2 di atas yang mendapatkan nilai minimum 20 sebanyak 2 orang dengan rata-rata persentase komulatif 4,5yo sedangkan siswa yang mendapatkan nilai maksimum, yaitu 60 sebanyak 7 orang dengan persentase komulatif 15,9 Hasil data distribusi frekuensi tes awal juga disajikan dalam bentuk histogram yang diperoleh dari program SPSS {Statistical Product and Service Solution) versi 13.00 tersebut dapat ditampilkan dalam bentuk Gambar 4.3.
Tabel 4.2 Diskribusi Frekuensi Tes Awal Kelas X Semester 1 S M A Negeri 11 Palembang T a h u n A j a r a n 2012/2013
Nilai Frekuensi Persentase Persentase Komulatif
20 2 4.5 4.5
25 4 9.1 13.6
30 4 9.1 22.7
35 4 9.1 31.8
40 5 n.4 43.2
45 g 18.2 61.4
50 4 9.1 70.5
55 6 13.6 84.1
60 7 15.9 100.0
Total 44 100,0
Dari Gambar 4.3 menunjukkan frekuensi nilai tes awal siswa kelas X semester
1 di S M A Negeri 11 Palembang di mana nilai simpangan baku {standard deviation)
sebesar 12,237, nilai rata-rata (mean) sebesar 43.41 dari 44 orang siswa.
Tabel 4.3 Diskribusi Frekuensi Tes A k h i r Kelas X Semester 1 S M A Negeri 11 Palembang Tahun A j a r a n 2012/2013
Nilai Frekuensi Persentase Persentase Komulatif
70 75 80 85 90 95 9 13 7 11 3 1 20.5 29.5 15.9 25.0 6.8 2.3 20.5 SCO 6S.9 90.9 97.7 100.0
Total 44 100,0
Berdasarkan hasil data distribusi frekuensi tes akhir siswa pada tabel 4.3 di atas yang
mendapatkan nilai minimum 70 sebanyak 9 orang dengan rata-rata persentase komulatif
20,5% sedangkan siswa yang mendapatkan nilai maksimum, yaitu 95 sebanyak 1 orang
dengan persentase komulatif 75,0. Hasil data distribusi frekuensi tes akhir juga disajikan
dalam bentuk histogram yang diperoleh dan program SPSS {Statistical Product and Service
Solution) versi 13.00 tersebut dapat ditampilkan dalam bentuk Gambar 4.4.
Mean =78.75 Std. Dev. =6.745
N=44
39
Dari Gambar 4.4 menunjukkan frekuensi nilai tes akhir siswa kelas X
semester 1 di S M A Negeri 11 Palembang di mana nilai simpangan baku (standard
deviation) sebesar 6,745, nilai rata-rata (mean) sebesar 78,75 dari 44 orang siswa.
B . Analisis Data
1. Analisis Data Hasil Penelitian
Untuk melihat pengaruh periakuan dilakukan analisis sidik ragam terhadap
rata-rata pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Hasil analisis sidik ragam
diperoleh pada Tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.4 Analisis Sidik Ragam terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus yang Diberi Periakuan E k s t r a k Tumbuhan J a r a k Pagar
{Latropha curcas L . ) Sumber Keragaman (SK) Derajat Bebas (DB) Jumlah Kuadrat (JK) Kuadrat Tengah
( K T )
Fjibd
Periakuan 5 12,55 2,51 14,58** 2,77 4,25
Galat 18 3,099 0,172
Total 23 15,6513
K K = 4,7%
Keterangan: ** = Berpengaruh Sangat Nyata
Berdasarkan hasil analisis sidik ragam pada Tabel 4.4 menunjukkan bahwa
konsentrasi ekstrak daun jarak pagar {Jatropha curcas L . ) memberikan pengaruh
yang sangat nyata antar periakuan, hal ini ditunjukkan pada perbandingan Fhitun?
(14,58) > dari Ftabei 0.05 dan 0,01 karena pada analisis sidik ragam memberikan hasil
yang berpengaruh sangat nyata dan Koetisien Keragaman ( K K ) 4,7% maka perlu
dilakukan uji lanjutan berupa uji Beda Nyata Terkecil ( B N T ) pada Tabel 4.5 di
Berdasarkan Tabel 4.5 hasil uji B N T dibawah ini menunjukan bahwa P5
berbeda sangat nyata terhadap Po. dan berbeda tidak nyata terhadap Pi, P2, P3, dan P4.
Periakuan P4 berbeda sangat nyata terhadap Pn, dan berbeda tidak nyata terhadap P i .
P2, dan P3. Periakuan P3 berbeda sangat nyata terhadap Po, dan berbeda tidak nyata
terhadap P i , dan P2. Periakuan P2 berbeda sangat nyata terhadap PQ, dan berbeda
tidak nyata terhadap P i . Periakuan P| berbeda sangat nyata terhadap Po.
Tabel 4.5 Hasil U j i B N T terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus
yang diberi E k s t r a k Daun J a r a k Pagar {Jatropha curcas L . )
Periakuan
Rata-Rata
(cm')
Ps P4 PJ P: P]
Uji BNT
Po 0,05 0,01
Po 0 2,15*' 2,04** 1,81 ** 1,50** 1,30** 0,017 0,024
P| 1,30 0,85** 0,74** 0,51 *• 0,2**
P2 1.50 0,65** 0,51 ** 0,31 **
P3 1,»1 0,34** 0,23 **
P4 2,04 0,11 **
P. 2.15
Keterangan: ** = Berbeda Sangat Nyata Ns = Berpengaruh tidak nyata
Dari Tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa hasil uji Beda Nyata Terkecil
( B N T ) Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus, yang diberi Ekstrak Daun Jarak
Pagar (Jatropha curcas L ) untuk periakuan Ps berbeda sangat nyata terhadap
periakuan Po dan berbeda tidak nyata terhadap periakuan P|, P2. P3, dan P4. Periakuan
P4 berbeda sangat nyata terhadap periakuan PQ dan berbeda tidak nyata terhadap
periakuan P i . P2. dan Pi. Periakuan Pi berbeda sangat nyata terhadap periakuan Pn dan
berbeda tidak nyata terhadap periakuan P i , dan P2. Periakuan P2 berbeda sangat nyata
terhadap periakuan Po dan berbeda tidak nyata terhadap periakuan P i . Sedangkan
41
1. Analisis Data Hasil Pengajaran
Setelah didapat data hasil pengajaran yang terdiri dari tes awal dan tes akhir
dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solutions) versi
13.00. Selanjutnya dianalisis menggunakan uji statistik yang hasiinya dapat dilihat
pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 U j i Statistik pada Tes Awal dan Tes A k h i r Kelas X Semester 2 S M A Negeri 11 Palembang T a h u n Ajaran 2012/2013
Tes Awal Tes A k h i r
Rata-rata 43,41 78,75
Std. eror rata-rata 1,845 1,017
Median 149,736 45,494
Modus 40 25
Std. Deviasi 12,237 6,745
Nilai minimum 20 70
Nilai maksimum 60 95
Total 1630 3005
Berdasarkan Tabel 4.6 di atas diketaliui baliwa hasil uji statistik diperoleh
rata-rata nilai pada tes awal adalah 78.75 dan tes akhir 43,41. Median tes awal 45,494
dan median tes akhir 149,736, dan modus nilai yang sering muncul pada tes awal 25
dan modus tes akhir 40. Standar deviasi untuk tes awal sebesar 12,237 sedangkan
pada tes akhir sebesar 6,745. Pada tes tes awal nilai terendah sebesar 20 dan nilai
tertinggi 70, sedangkan pada tes akhir nilai terendah sebesar 60 dan nilai tertinggi
sebesar 95.
Hasil uji t terhadap prestasi belajar siswa dengan cara membandingkan nilai
tes awal dan nilai tes akhir melalui program SPSS (Statistical Product and Service
Tabel 4.7 Hasil U j i t terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X Semester 1 S M A Negeri 11 Palembang T a h u n A j a r a n 2012/2013
Tingkat Perbedaan Antar Variabel 95% Tingkat Kepercayaan
Untuk Perbedaan Signif Rata-rata Interval l)b Ikansi
Rata- Std. Std. Batas Batas (derajat (2-Rata Deviasi Kesalahan Atas Bawah t hitung Bebas) Ujun
^ . g
Tes awal-Tes akhir 35.341 11.070 1.669 31.975 38.707 21.176 43 .000
Berdasarkan Tabel 4.7 di atas diketahui bahwa nilai thitung (25,818) > t,abei (2,0308), yang berarti bahwa pengajaran dengan menggunakan metode diskusi informasi menunjukkan terjadinya peningkatan terhadap prestasi belajar siswa pada
B A B V
P E M B A H A S A N
A. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis varian Fhiumg > Ftabei- Dari hasil penelitian didapatkan
uji Fhhung (146.876) > F,abci 0,05 (0,277) dan Fwbei 0,01 (4,25), ini berarti bahwa periakuan
ekstrak daun jarak pagar berpengaruh sangat nyata (•*) dalam menghambat pertumbuhan
bakteri Staphylococcus aureus. Untuk melihat perbedaan antar periakuan, maka
dilakukan analisis lanjut dengan uji Beda Nyata Jujur Terkecil (BNT^.
Dari Tabel 4.5 menunjukkan bahwa periakuan P5 (90%) berbeda sangat nyata
terhadap Po, Pi, P2, P3, P4. Periakuan P4 (70%) berbeda sangat nyata terhadap
periakuan Pn. P i , P2. dan P3 Periakuan P3 (50%) berbeda sangat nyata terhadap
periakuan Po, P| dan berbeda nyata terhadap periakuan P2. Periakuan P2 (30%)
berbeda sangat nyata terhadap Po dan P|. Periakuan Pj (10%) berbeda sangat nyata
terhadap periakuan PQ.
Hasil penelitian dari 6 periakuan pemberian ekstrak daun jarak pagar
{Jatropha curcas L.) yang sangat baik dalam menghambat pertumbuhan bakteri yaitu
pada periakuan Ps karena pada periakuan tersebut ekstrak yang digunakan
mengandung zat aktif yang berefek antibakteri yaitu tanin. Sedangkan yang
mempunyai zona hambat yang kecil yaitu pada periakuan P2 i n i disebabkan ekstrak
yang digunakan dalam ekstraksi sedikit sehingga zona hambatnya kecil.
Dari 6 periakuan tersebut, pemberian ekstrak daun jarak pagar (Jatropha
curcas L . ) pada konsentrasi yang berbeda-beda menghasiikan luas zona sensitivitas
yang bervariasi. Luas zona sensitivitas yang terbesar teriihat pada konsentrasi yang
paling tinggi, yaitu 90% pada periakuan P5.
Tanin merupakan salah satu zat anti nutrisi yang terkandung dalam beberapa
bahan pakan seperti pada leguminosa dan biji-bijian. Tannin terbagi kedalam dua
kelompok besar yaitu tannin terhidrolisa dan tannin terkondensasi. Penggunaan
tannin secara berlebihan tentunva akan memberikan efek negatif seperti penerunan
konsumsi dan penurunan tingkat pertumbuhan. Hal ini dikarenakan tannin yang
terkandung dalam pakan bisa menghambat penyerapan protein yang tersedia sehingga
tidak bisa digunakan oleh temak. Berdasarkan beberapa penelitian yang lain
menyebutkan bahwa tannin dalam kondisi tertentu dapat menguntungkan temak
karena dapat mengurangi dampak buruk dari mikroba dalam saluran pencemaan
temak. Berikut ini adalah cara untuk menganalisis tannin dalam pakan.
Menurut Pelcar dan Chan (2009:538), senyawa antimikroba umumnya
senyawa kimia yang mempunyai kemampuan pertumbuhan atau bahkan dapat
mematikan mikroba dengan cara menggangu metabolisme mikroba. Senyawa
antimikroba ini hanya dapat digunakan j i k a mempunyai sifat toksisitas seiektifa,
artinya dapat membasmi mikroba yang menyebabkan penyakit, tetapi tidak beracun
bagi penderita.
B . Pembahasan Hasil Pengajaran
Setelah hasil penelitian secara laboratorium tentang daya hambat ekstrak daun
jarak pagar {Jatropha curcas L . ) terhadap bakteri Staphylococcus aureus dilakukan
45
metode diskusi informasi. Kompetensi dasar digunakan 2.2 Mendesknpsikan ciri-ciri
Archaehacteria dan Eubacteria dan perannya dalam kehidupan melalui kegiatan
pengamatan Kelas X Semester I tahun ajaran 2012/2013. Hasil pengajaran tersebut
didapatkan nilai rata-rata pada tes awal sebesar 45,28 dan nilai tes akhir sebesar
83,47, ini terbukti dengan meningkatnya prestasi belajar siswa.
Hasil uji t pada Tabel 4.7 diketahui bahwa nilai thimng (146.8764) > ttabei
(2,0308), ini berarti bahwa pengajaran dengan menggunakan metode diskusi
informasi menunjukan pengaruh peningkatan terhadap prestasi belajar siswa Kelas X
Semester I S M A Negeri 11 Palembang Tahun Ajaran 2011/2013 pada materi
pelajaran Archaebacteria dan Eubacteria. Hal i n i sesuai pendapat Menurut Djamarah
(2006:88), yang menunjukkan bahwa metode diskusi demontrasi mempunyai
kelebihan yaitu merangsang kreativitas anak didik dalam bentuk ide, gagasan,
prakarsa, dan terobosan baru dalam pemecahan suatu masalah. Membina untuk
terbiasa musyawarah untuk mutakat dalam memecahkan suatu masalah atau
mengeluarkan pendapat. Menurut Roestiyah (2011:13), keunggulan dari metode
dikusi informasi yaitu mengemukakan pandangan yang beebeda-beda. perbedaan
P E N U T U P
A . Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:
1. Pemberian ekstrak daun {Jatropha curcas L . ) berpengaruh sangat nyata dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.
2. Dari beberapa konsentrasi ekstrak daun jarak pagar {Jatropha curcas L )
konsentrasi 100% pada periakuan P5 memberikan pengaruh yang berpengaruh
sangat nyata dengan periakuan yang lain.
3. Dengan menggunakan metode diskusi demontrasi. dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas X semester I S M A Negeri 11 Palembang tahun ajaran
2012/2013 dalam materi memahami ciri-ciri Archaeobacteria dan Eubacteria
serta perannya dalam kehidupan. Hal ini terbukti dari uji t dimeuia uiitung (14,58) >
Label (2,0308).
B . Saran
Dari hasil penelitian dan pembahasan tersebut dapat dikemiikakan saran
sebagai berikut:
1. Untuk penelitian lebih lanjut disarankan ekstrak daun jarak pagar {Jatropha
curcas L . ) diujikan untuk bakteri lain.
2. Dalam pelajaran Biologi di kelas X semester 1 pada Standar Kompetensi 2.
Memahami prinsip-prinsip pengelompokan makhiuk hidup, pada Kompetensi
47
Dasar 2.2. Mendeskripsikan ciri-ciri Archaebacteria dan Eubacteria dan perannya
dalam kehidupan pada materi pembelajaran, yaitu Archaeobacteria dan
Eubacteria, sebaiknya menggunakan metode diskusi demontrasi untuk memberi
Anonim. 2012. Jarak Pagar . (Online), {http://id.wikipedia.org/wiki/jarak pagar{2Ql2), diakses 14 maret 2012).
Anonim. 2008. Manfaat jarak pagar. (Online).
http://www. omjun. com/2010/01/manfaat-daun-jarak. html, diakses 14 maret 2012).
Anonim. 2012. Tanaman Obat. (Online), (http://www.iptek.net.id/ind/tanaman-obat/view.php?i<l-l09, 15 Maret 2012).
Anonim. 2008. Bakteri Staphylococcus aureus. (Online).
(http://queenofsheeba.wordpress.com/2008/07/22/bakteri-staphylococcus-aureus/, diakses 17 Maret 2012).
Erlina. 2009. Pengaruh Ekstrak Daun Sambiloto (Adrographis paniculata Ness,)
Terhadap pertumbuhan bakteri salmonella typhi. Skripsi Tidak di
Publikasikan. Palembang : FKIP U M P .
Hambali, Erliza, dkk. 2006. Jarak Pagar Tanaman Penghasil Biodiesel. Jakarta: Penebar Swadaya
Hanafiah, Kemas A l i . 2008. Rancangan Percobaan. Edisi 3. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Jannah, Wardatul. 2010. Pengaruh Bahan Pengikat Natrium Karbonasimetri Sellulosa Terhadap Formula Tablet Hisap Ektrak Etanol Daun Ceremai Serta
Uji Aktivitas Antibakteri Terhadap Staphylococcus aureus. Skripsi. Surakarta: Uversitas Muhhamdiyah Surakarta.
Marhadia, 2008. Uji efektifitas ekstrak buah jarak (Jatropha curcas L.) Terhadap tingkat morfolitas kutu beras (sitophylus oryzae L). Skripsi Tidak di Publikasikan. Palembang : FKIP U M P
Nurcholis, Mohammad dan Sri Sumarsih. 2007. Jarak Pagar dan Pembuatan Biodiesel. Yogyakarta: Kanisius
48
L a m p i r a n 1. Data Hasil Penelitian
L u a s Zona Hambat Bakteri Staphylococcus aureus dengan Beberapa Konsentrasi Pada E k s t r a k Tumbuhan J a r a k Pagar (Jatropha Curcas L.)
Konsentrasi
ekstrak 1
Ulangan
2 3 4 Jumlah Rata-rata
{)
f! n n (\W
1.32 1,27 1,30 1,32 5,12 1.30P2 1.39 1.43 1,48 1,64 5,94 1,48
P3 1.74 1.79 1.88 1.85 7.26 1.81
P4 1.95 2.02 2.11 2,11 8.19 2.04
P5 2,16 2,20 2,11 2,16 8,63 2,15