• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L . ) TERHADAP ZONA HAMBAT PADA BAKTERI Staphylococcus aureus DAN PENGAJARAN DI SMA NEGERI 11 PALEMBANG -

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L . ) TERHADAP ZONA HAMBAT PADA BAKTERI Staphylococcus aureus DAN PENGAJARAN DI SMA NEGERI 11 PALEMBANG -"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

D A N P E N G A J A R A N D I S M A N E G E R I 11 P A L E M B A N G

' P E R P U S T A K A A N

S K R I P S I UNIVERSITAS M U H A N ^ M A D I v y : N o . DAFTAR :

n>oH /i-^ -

^ ^ ' " / ^h TANGCJAL \ oc - o-y -yo (-^

O L E H M E R Y A S T U T I

N I M 342008241

U N I V E R S I T A S M U H A M M A D I Y A H P A L E M B A N G

F A K U L T A S K E G U R U A N D A N I L M U P E N D I D I K A N >

P R O G R A M S T U D I P E N D I D I K A N B I O L O G I h

(2)

E F E K T I F I T A S E K S T R A K D A U N J A R A K P A G A R {Jatropha curcas L . ) T E R H A D A P Z O N A H A M B A T P A D A B A K T E R I Staphylococcus aureus

D A N P E N G A J A R A N DI S M A N E G E R I 11 P A L E M B A N G

S K R I P S I

Diajukan kepada ' Universitas Muhammadiyah Palembang untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program Sarjana Pendidikan

Oleh Mery Astuti N I M 342008241

U N I V E R S I T A S M U H A M M A D I Y A H P A L E M B A N G F A K U L T A S K E G U R U A N D A N I L M U P E N D I D I K A N

P R O G R A M S T U D I P E N D I D I K A N B I O L O G I Descmber2012

(3)

Palembang, 5 Desembcr 2012 Pembimbing I ,

Palembang, 5 Desembcr 2012 Pembimbing I I ,

D r a . H j . 4^ptianova, M.Pd.

(4)

Skripsi oleh Mer> Astati ini telah dipcrtahankan di depan pcnguji pada tanggal 18 F^esembcr 2012

Dewan Pcnguji:

D r a . Yetty Hastiana, M.Si., Anggota

(5)

Motto dan TersemBafian

Motto:

k SfsungguftTtya scsudah ((fsuGtan itu ada i^mudadan.

fQ.

SAdim Hasymd: 6)

k %fsendifian tidali numSuat djta Ctmak mmun justru memSuat djta mengerti

arti dfdufupan yang seSenamya.

k Jangan pemafi menyesoB apa yang teCak tayadi fyma pasti ada di^jna diSaB^

dgjadian teneBut

(PersemSoBan:

k JiOah stut yang tcCafi meBmpadfign radmat, Serdgd,

serta dfrunia-Hya dfpadafy dan (tyBiotgadih serta

orang-orang terdedptdyL

k Jiyadandd 9i. Adjt dan iBunda ^isyad yang saya

sayangi ddn cintai

k Sauddra-sauddradp (Lussy, 9dega, (Mdag Vdy S.Pd,

^jzaCHermanzadSTMTiVda), <D<Sb Tdfy numcdman

fl(yai} Uta (jgusU), ASang Jodan ST, dfiiAgus ST

,adegarL

k dfponadfin-ponadgndy, fH A^man Muzadfi Zuffaa

Jfur Liza, dan Zarta Tumni AJi^ura, M.isman,

Jfayld, <kiddo, gildng.

k %elurga Sesar Ir. H. (Hanau Vsman (Ama)

Ir. JC IMoBJi (A-ma), Mustar Anang (Padfagu),

Tdmin (MadSi6a \ ddnAdfis

k SadaSatnsadaSatdp, "Kpmaldsi, Helsinidfirti, Tomy

"Kfistoper, Herman offends, 0wi <Puspa Ariani, Ceria

Handdyani <SSsdg TuBddr, Timandd, dan TitrL

k Teman-teman Angdptan 2008.

k Teman-temandu ^Maman, Indra, Maria, (Bertda, ddn

KpdAndi

k AuadcanadjPPL SMA Sriguna TaiimSang.

k Anadjanai TCKH ddn sefurud dfBmrga Sesar KJXH

<Posdp 20 <Desa Mangunjaya

(6)

K A T A P E N G A N T A R

Fuji syukur kehadirat Allah S W T atas limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis

mendapat kekuatan dan kesempatan dalam menyelesaian skripsi i n i yang bejudul

"Efektifitas Ekstrak Daun Jarak Pagar {Jatropha curcas L . ) Terhadap Zona

Hambat pada Bakteri Staphylococcus aureus dan pengajaran di S M A Negeri 11

Palembang". guna mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Program Pendidikan I l m u

Pengetahuan A l a m Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan I l m u

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Palembang.

Dalam kesempatan i n i , penulis mengucapakan banyak terima kasih kepada

Drs. Suyud Abadi, M.Si., selaku Pembimbing I dan Dra. H j . Aseptianova, M.Pd.,

selaku Pembimbing I I yang telah banyak memberikan bimbingan dan bantuan kepada

penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi i n i .

Dalam penulisan skripsi i n i , penulis juga mengucapkan terimah kasih yang

setulus-tulusnya kepada:

1. Drs. Syaifudin, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan I l m u Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Palembang.

2. Drs. H . M u s l i m i n Tendri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan M I P A

Fakultas Keguruan dan I l m u Pendidikan Universitas Muhammadiyah Palembang.

3. Dra. H j . Aseptianova, M.Pd.. selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan M I P A

Fakultas Keguruan dan I l m u Pendidikan Universitas Muhammadiyah Palembang.

4. Dra. Sri Wardhani, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi FKIP

Universitas Muhammadiyah Palembang.

(7)

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Palembang.

6. H j . Emist Thahir, S.Pd., M.Pd., selaku Kepala S M A Negeri 11 Palembang terima

kasih atas bantuannya sehingga skripsi ini dapat selesai.

7. Ayahanda M . A k i l dan Ibunda Aisyah tercinta,tersayang yang selalu berdoa dan

memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi i n i .

8. Saudara-saudaraku Lussy, Mega, Mbak U l l y , Uda, Kyai, Y u k Lela, Abang Johan,

Kak Agus, Adeg A r i , serta keponakan-ponakanku, Azman Muzakki, Zulfaa Nur

Liza, Azura, Isman dan seluruh keluarga besarku.

9. Teman-teman angkatan 2008, Sahabat-Sahabat yang selalu memberikan semangat

dan dukungan Komalasi, Helsi Nikarti, Tomy Kristoper, Herman Effendi, D w i

Puspa Ariani, Ceria Handayani, Fitri, Nando, Riska Yulidar, dan Erwina.

10. Sahabat-sahabat K K N Angkatan I I Tematik Posdaya, dan sahabat PPL beserta

siswa-siswa S M A Sriguna Palembang.

Atas segala bantuan yang diberikan. semoga Allah S W T memberikan balasan

yang berlimpat ganda. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempuma, maka

dari i t u penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Harapan

dari penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Palembang, Desember 2012

Penulis,

(8)

A B S T R A K

Astuti, Mery. 2012. ^'Efektifitas Ekstrak Daun Jarak Pagar {Jatropha curcas L.) terhadap Zona Hambat pada Bakteri Staphylococcus aureus dan Pengajaran di SMA

Negeri I! Palembang''. Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi. Program Sarjana

( S I ) , Fakultas Keguruan dan I l m u Pendidikan Universitas Muhammadiyah Palembang.

Pembimbing: ( I ) Drs. Suyud Abadi, M . S i . , ( I I ) Dra. H j . Aseptianova, M.Pd.

Kata kunci: efektifitas, ekstrak daun jarak pagar, dan bakteri Staphylococcus aureus Penelitian yang telah dilakukan dengan rumusan masalah dalam penelitian i n i Apakah ekstrak daun jarak pagar {Jatropha curcas L . ) Efektif terhadap zona hambat pada bakteri Staphylococcus aureus? dan Apakah dengan mengunakan metode demontrasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa di S M A Negeri 11 Palembang kelas X semester 1 Tahun Ajaran 2011/2012 pada mata pelajaran biologi megenai materi pembelajaran Archaeobacteria dan Eubacteria? Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh efektifitas ekstrak daun jarak pagar {Jatropha curcas L) terhadap zona hambat bakteri Staphylococcus aureus. Hipotesis dalam penelitian diduga pemberian ekstrak daun jarak pagar {Jatropha curcas L ) Efektif sebagai zona hambat bakteri Staphylococcus aureus. Metode penelitian eksperimen i n i menggunakan Rancangan Acak Lengkap ( R A L ) . Parameter yang diukur adalah mengukur zona hambat atau terang disekitar kertas cakram. Hasil penelitian; (1) Penambahan ekstrak daun jarak pagar berpengaruh sangat nyata dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus ditunjukkan f huung 14,58 lebih besar dari f label 0,05 (2,77) dan f tabei 0,01 (4,25); (2) dengan menggunakan metode demontrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa S M A Negeri 11 Palembang. kelas X semester 2 pada materi pembelajaran Archaeobacteria dan Eubacteria, dimana pada uji-t yang menunjukkan t hiiung 25,818 > nilai t tabei (2,0308). Kesimpulan penelitian: ( I ) pemberian ekstrak daun {Jatropha curcas L . ) berpengaruh sangat nyata dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus; (2) dari beberapa konsentrasi ekstrak daun {Jatropha curcas L . ) konsentrasi 100% pada periakuan P5 memberikan pengaruh yang lebih baik dibanding dengan periakuan yang lain; dan (3) dengan menggunakan metode demonstrasi pengajaran hasil penelitian dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, hal ini ditunjukkan dengan nilai t hitung25,818 > nilai t tabei (2,0308).

(9)

Halaman

H A L A M A N J U D U L i

H A L A M A N P E R S E T U J U A N i i

H A L A M A N P E N G E S A H A N i i i

M O T T O iv

A B S T R A K V

K A T A P E N G A N T A R v i

D A F T A R I S I ix

D A F T A R T A B E L x i

D A F T A R G A M B A R x i i i

D A F T A R L A M P I R A N x i v

B A B I P E N D A H U L U A N

A . Latar Belakang 1 B . Rumusan Masalah 3 C. Tujuan Penelitian 3 D. Hipotesis Penelitian 3 E. Manfaat Penelitian 4 F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian 4

G. Definisi Operasional 5

B A B H T I N J A U A N P U S T A K A A . Taksonomi dan Morfologi

Tanaman Jarak Pagar {Jatropha curcas L . ) 6

B . Zat yang Terdapat pada

Tanaman Jarak Pagar {Jatropha curcas L ) 11

C. Morfologi Staphylococcus aureus 12

D. Anti Mikrobial 14 E. Pengaruh Daun Jarak Pagar {Jatropha curcas L . ) terhadap

Zona Hambat pada Bakteri Staphylococcus aureus 16

F. Metode Demonstrasi 18

B A B I I I M E T O D E P E N E L I T I A N

A . Rancangan Penelitian 19 B. Subjek Penelitian 19

(10)

C. Instrumen Penelitian 20 D . Pengumpulan Data 27 E. Analisis Data 30 B A B I V H A S I L P E N E L I T I A N

A . Deskripsi Data Hasil Penelitian 34

B. Analisis Data 39

B A B V P E M B A H A S A N

A . Pembahasan Hasil Penelitian 43 B. Pembahasan Hasil Pengajaran 44

B A B V I P E N U T U P

A . Kesimpulan 46 B . Saran 46

D A F T A R P U S T A K A

L A M P I R A N - L A M P I R A N

R I W A V A T H I D U P

(11)

Tabel Halaman

3.1 Pemasukan Data Berdasarkan Periakuan dan Ulangan Mengenai Efektifitas Ekstrak Daun Tanaman Jarak Pagar {Latropha curcas L . )

terhadap Zona Hambat pada Bakteri Staphylococcus aureus 19

3.2 Analisis Keragaman Rancangan Acak Lengkap ( R A L ) 30

4.1 Luas Zona Hambat Bakteri Staphylococcus aureus dengan

Beberapa Konsentrasi pada Ekstrak Daun Jarak Pagar {Jatropha curcas L.)... 34

4.2 Diskribusi Frekuensi Tes A w a l Kelas X Semester 1

S M A Negeri H Palembang Tahun Ajaran 2012/2013 37

4.3 Diskribusi Frekuensi Tes Akhir Kelas X Semester 1

S M A Negeri 11 Palembang Tahun Ajaran 2012/2013 38

4.4 Analisis Sidik Ragam terhadap Pertumbuhan

Bakteri Staphylococcus aureus yang Diberi Periakuan

Ekstrak 1 umbuhan Jarak Pagar {Latropha curcas L . ) 39

4.5 Hasil U j i B N T terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus yang Diberi

Ekstrak Daun Jarak Pagar {Jatropha curcas L . ) 40

4.6 U j i Statistik pada Tes A w a l dan Tes A k h i r Kelas X Semester 2

S M A N e g e r i 11 Palembang Tahun Ajaran 2012/2013 41

4.7 Hasil U j i t terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X Semester 1

S M A Negeri 11 Palembang Tahun Ajaran 2012/2013 42

(12)

D A F T A R G A M B A R

Gambar Halaman

2.1 Daun Jarak Pagar {Jatropha curcas L . ) 7

2.2 Bunga Jarak Pagar {Jatropha curcas L . ) 8

2.3 Buah Jarak Pagar {Jatropha curcas L . ) 9

2.4 B i j i Jarak Pagar {Jatropha curcas L ) 9

(13)

Lampiran Halaman 1. Data Pengamatan Luas Zona Hambat Bakteri Staphylococcus aureus

dengan Beberapa Konsentrasi Pada Ekstrak Tumbuhan Jarak Pagar

{Jatropha Curcas L . ) 48

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 61

3. Instrumen Penelitian Pengajaran 79

4. Daftar Nilai Tes A w a l dan Tes A k h i r Siswa Kelas X . 2 Semester 1

S M A Negeri 11 Palembang 84

5. Pengolahan Data Pengajaran dengan Menggunakan

Program SPSS Versi 13,00 85

6. Dokumentasi Penelitian Pengajaran 88

7. Surat Keputusan Dekan FKIP U M P 89

8. Usui Judul Skripsi 90

9. Surat Permohonan Riset dari Dekan FKIP U M P 91

10. Surat Keterangan dari Dinas DIPORA Kota Palembang 92 11. Surat Keterangan Selesai Penelitian Ekperimen dari

Laboratorium Fakultas Teknik K i m i a

Universitas Muhammadiyah Palembang 99

12. Surat Keterangan Selesai Penelitian Pengajaran dari

S M A N e g e r i 1 Palembang 100

13. Laporan Kemajuan Bimbingan Skripsi dari Pembimbing I 101

14. Laporan Kemajuan Bimbingan Skripsi dari Pembimbing I I 102

(14)

B A B I

P E N D A H U L U A N

A . L a t a r Belakang

Jarak Pagar {Jastropha curcas L . ) merupakan salah satu jenis tanaman yang

sering digunakan untuk obat. Tanaman i n i berasal dari daerah tropis di Amerika

tengah dan saat ini telah menyebar di berbagai tempat di Afrika dan Asia. Tanaman

jarak pagar {Jatropha curcas L . ) dapat beadaptasi dengan lahan maupun agroklimat

di Indonesia. Jarak pagar merupakan tanaman serbaguna, tahan kering dan tumbuh

dengan cepat.

Secara ekonomi, tanaman jarak pagar {Jatropha curcas L.) dapat dimanfaatkan

seluruh bagiannya, mulai dari daun, buah, kulit batang, getah, dan batang, daunnya imtuk

mengobati berbagai penyakit, yakni diare, penurun panas, gatal, rematik dan borok

kronis, selain itu daun dapat diekstraksi menjadi bahan pakan ulat sutera tannin atau

sekedar dijadikan bahan bakar lokal yang kemudian menghasiikan pupuk.

Tanaman daun jarak pagar digunakan sebagai antibakteri E. coli yang

merupakan salah satu bakteri penyebab diare. Menurut Supardi (1999) E. coli

merupakan flora normal di dalam saluran pencemaan hewan dan manusia yang

menghasiikan enterotoksin dan dapat menyebabkan diare. Seiain bakteri E. coli,

bakteri penyebab diare yang lain adalah bakteri Staphylococcus aureus.

Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif yang biasa ditemui pada

makanan. Stcqthylococcus aureus menghasiikan enterotoksin yang menyebabkan diare

hebat, muntah-muntah dan sakit perut (Volk, 1988). Menurut Supardi (1999) enterotoksin

(15)

pada umumnya diproduksi oleh Staphylococcus aureus di dalam makanan basah yang

sudah dimasak atau dipanaskan (bakteri ini resisten pada suhu 100° C). Pengaruh

enterotoksin dapat teriihat pada seluruh bagian saluran usus. Selama keracunan, tubuh

melakukan reaksi mengeluarican cairan dari semua jaringan tubuh, mengalami gangguan

dalam keseimbangan kadar garam di dalam darah dan cairan tubuh, akibatnya menjadi

lemah dan pingsan, kadang-kadang pula dqiat menyebabkan kematian.

Daun jarak pagar dapat digunakan sebagai zona hambat pada bakteri

Staphylococcus aureus hal ini disebabkan pada daun jarak pagar mengandung suatu

senyawa berberin yang secara farmakologi dapat bermanfaat sebagai obat diare.

Berdasarkan uraian di atas diduga bahwa daun jarak pagar memiliki efek

farmakologi terhadap Staphylococcus aureus yang merupakan salah satu penyebab

infeksi gastroenteritis (diare). Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu studi penelitian

tentang Efektifitas ekstrak daun jarak pagar {Jatropha curcas L . ) terhadap zona

hambat pada bakteri Staphylococcus aureus, sebagai altematif untuk pengobatan

terhadap infeksi oleh bakteri Staphylococcus aureus mengingat sifat bakteri tersebut

yang sangat berbahaya bagi masyarakat.

Hasil penelitian ini akan diajarkan pada siswa S M A Negeri 11 palembang

kelas X semester 1 tahun ajaran 2012/2013 dengan metode demontrasi pada mata

pelajaran biologi yang sesuai dengan standar kompetensi: 3. Memahami manfaat

keanekaragaman hayati, pada kompetensi dasar 3.3. Mendiskripsikan ciri-ciri division

dalam dunia tumbuhan dan perannya bagi kelangsungan hidup di bumi yang

berhubungan dengan materi pembelajarannya yaitu mengenai peranan plantae bagi

(16)

3

B. Perumusan Masalah

Penimusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah daun jarak pagar {Jatropha curcas L . ) efektif terhadap zona hambat pada

bakteri Staphylococcus aureus?

2. Apakah dengan mengunakan metode demontrasi dapat meningkatkan prestasi

belajar siswa di S M A Negeri 11 Palembang kelas X semester 1 Tahun Ajaran

2012/2013 pada mata pelajaran biologi megenai materi pembelajaran

Archaeobacteria dan Eubacteria?

C. T u j u a n Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh efektifitas ekstrak daun jarak pagar {Jatropha curcas

L) Terhadap zona hambat bakteri Staphylococcus aureus?

2. Untuk mengetahui apakah penggunaan metode demontrasi dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa di S M A Negeri 11 Palembang kelas X semester 1 Tahun

Ajaran 2012/2013 pada mata pelajaran biologi mengenai materi pembelajaran

Archaeobacteria dan Eubacteria?

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Diduga pemberian ekstrak daun jarak pagar {Jatropha curcas L.) efektif sebagai

zona hambat bakteri Staphylococcus aureus?

2. Diduga dengan menggunakan metode demontrasi dapat meningkatkan prestasi

(17)

2012/2013 pada mata pelajaran biologi mengenai materi pembelajarann

Archaeobacteria dan Eubacteria?

E . Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1. Memberikan ilmu pengetahuan, khususnya yang berkaitan dengan adanya daya

antimikroba dalam suatu tanaman.

2. Memberikan informasi bahwasannya efektifitas ekstrak daun {Jatropha curcas L . )

dapat digunakan sebagai zat antimikroba alami.

3. Memberikan masukan bagi siswa di S M A Negeri 11 Palembang kelas X semester

I Tahun Ajaran 2012/2013 pada mata pelajaran biologi mengenai materi

pembelajarann Archaeobacteria dan Eubacteria?

F . Ruang Lingkup Dan Keterbatasan Penelitian

1. Ruang Lingkup Penelitian

a. Biakan bakteri Staphylococcus aureus diperoleh dari Balai Besar Laboratorium

Kesehatan Jalan Inspektur Yazid K M 2.5 Palembang.

b. Biakan Staphylococcus aureus yang digunakan dalam penelitian i n i berupa

biakan m u m i yang diperoleh dari Laboratorium Teknik K i m i a Muhamadiyah

Palembang.

c. Pembuatan ekstrak daun jarak pagar {Jatropha curcas L . ) dilakukan di penelitian

dilakukan dari Laboratorium Teknik K i m i a Muhammadiyah, Penelitian

pengajaran dilaksanakan di S M A Negeri 11 Palembang kelas X semester 1 Tahun

(18)

5

2. Keterbatasan Penelitian

a. Tanaman daun jarak pagar tua {Jatropha curcas L.) diambil dalam keadaan

masih segar, yang digunakan dalam penelitian i n i dan tidak terserang oleh

penyakit.

b. Bakteri uji yang digunakan adalah bakteri Staphylococcus aureus.

c. Pengamatan hanya dilakukan pada daya antimikroba ekstrak daun jarak pagar

{Jatropha curcas L . ) yang ditunjukkan dengan adanya zona hambat terhadap

mikroorganisme.

d. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah diameter daya hambat pada

bakteri Staphylococcus aureus.

e. Proses inkubasi yang dilakukan selama 24 j a m .

f. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap ( R A L ) dengan 6 periakuan

dan 4 kali ulangan.

g. Metode pengajarannya di S M A Negeri 11 Palembang kelas X semester 1 Tahun

Ajaran 2012/2013 menggunakan metode diskusi demontrasi.

G . Definisi Operasional

1. Daya antimikroba adalah kemampuan suatu zat untuk mencegah pertumbuhan

atau aktifitas metabolisme mikroba.

2. Zona hambat adalah daerah berbentuk lingkaran pada medium yang tidak

(19)

K A J I A N P U S T A K A

A. Taksonomi dan Morfologi Tanaman J a r a k Pagar {Jatropha curcas L . ) 1. Taksonomi Tanaman J a r a k Pagar {Jatropha curcas L . )

Menurut Nurcholis dan Sri (2007:17) dalam sistematika (taksonomi)

tumbuhan, kedudukan tanaman jarak pagar diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta (tumbuhan vaskular) Superdivisio : Spermatophyta (tumbuhan berbiji) Divisi : Magnoliophyta (tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (Dicotyledonae) Subkelas : Rosidae

Ordo : Euphorbiales Famili : Euphorbiaceae Genus : Jatropha L

Spesies : Jatropha curcas L .

Tanaman jarak pagar {Jatropha curcas L . ) adalah tanaman perdu dengan

ketinggian 1 -7 meter, bercabang tidak teratur, batangnya berkayu, silindris dan bila

terluka akan mengelurkan getah (Hambali, dkk., 2007:10)

2. Morfologi Tanaman J a r a k Pagar {Jatropha curcas L.)

Jarak pagar berupa pohon kecil atau perdu. Tanaman i n i dapat mencapai umur

50 tahun. Tinggi tanaman pada kondisi normal adalah 1,5-5 meter. Percabangannya

tidak teratur, dengan ranting bulat dan tebal. Kulit batang berwama keabu-abuan atau

kemerah-merahan. Apabila dtoreh, batang menglurkan getah seperti latek, berwama

puti atau kemerah-merahan (Nurcholis dan Sri, 2007:18).

(20)

7

Daun tanaman jarak pagar adalah daun tunggal berlekuk dan bersudut 3 atau 5. Daun tersebar sepanjang batang. Permukaan atas dan bawah daun berwama hijau dengan baguan bawah lebih pucat disbanding pennukaan atas. Daimya lebar dan berbentuk jantung atau bulat telur melebar dengan panjang 5-15 cm. Helai daunya bertoreh, berlekuk, dan ujungnya meruncing. Penggambaran umum morfologi tanaman jarak pagar adalah sebagai berikut. Daunnya berupa daun tunggal, berlekuk, bersudut 3 atau 5, tulang daun menjari dengan 5-7 tulang utama, wama daun hijau (permukaan bagian bawah lebih pucat dibanding bagian atas). Panjang tangkai daun antara 4—15 cm. Bunga berwama kuning kehijauan, bempa bunga majemuk berbentuk malai, berumah satu. Bunga jantan dan bimga betina tersusim dalam rangkaian berbentuk cawan, muncul di ujung batang atau ketiak daun. Buah bempa buah kotak berbentuk bulat telur, diameter 2 - 4 cm, berwama hijau ketika masih muda dan kuning j i k a masak. Buah jarak terbagi 3 ruang yang masing-masing ruang diisi 3 b i j i . B i j i berbentuk bulat lonjong, wama coklat kehitaman (Hariyadi, 2005).

a. Daun

Tulang daun menjari dengan jumlah 5-7 tulang daun utama. Daunnya dihubungkan dengan tangkai daun. Panjang tangkai daun antara 4-15 cm.

(21)

b. Bunga

Bunga tanaman jarak pagar adalah bunga majemuk berbentuk Malai, berwama kuning kehijauan, berkelamin tunggal, dan berumah satu (putik dan benang sari dalam satu tanaman). Bunga betina 4-5 kali lebih banyak dari bunga jantan maupun bunga betina tersusun dalam rangkaian berbentuk cawan yang tumbuh di ujung batang atau ketiak daun. Bunganya mempunyai 5 kelopak berbentuk bulat telur dengan panjang kurang lebih 4 m m . Benang sari mengumpul pada pangkal dan wama kuning. Tangkai putik pendek berwama hijau dan kepala putik melengkung keluar berwama keunguan. Setiq) tandan terdapat lebih dari 15 bunga.

Gambar 2.2 Bunga Jarak Pagar {Jatropha curcas L . ) (Sumber: Hambali, dkk, 2006:10)

c. Buah

Buah tanaman jarak pagar bempa buah kotak berbentuk bulat telur dengan

diameter 2-4 cm. Panjang buah 2 cm dengan ketebalan sekitar 1 cm. Buah Berwama

hijau ketika muda serta abu-abu kecoklatan atau kehitaman ketika masak. Buah jarak

terbagi menjadi 3 ruang, masing-masing ruang berisi satu biji sehingga dalam setiap

(22)

9

Gambar 2.3 Buah Jarak Pagar {Jatropha citrcas L . ) (Sumber: Hambali, dkk, 2007:12)

d. B i j i

B i j i yang sudah tua berbentuk bulat panjang. Ukuran panjang rata-rata 18 m m

(beikisar antara 11 -30 mm) dan lebar rata-rata 10 m m (berkisar antara 7-11 mm). B i j i

jarak bercangkang tipis. K u l i t atau cangkang biji yang sudah tua bagian luar berwama

hitam kotor dan setelah kering penuh retak-retak kecil. Jika belum tua, wama biji

lebih cerah atau kecoklat-cokelatan, dengan permukaan halus, j i k a kulit buah telah

kering, biji dapat terlepas sendiri dari buah. B i j i matang ditandai dengan pembahan

wama kulit buah dari hijau menjadi kuning. wama kulit buah dari hijau menjadi

kuning.

(23)

e. A k a r

Tanaman jarak pagar mempuntai 3-5 akar tunggang. Saat biji berkecambah,

muncul 3-5 helai akar yang selanjumya berkembang menjadi akar tunggang setelah

tanaman dewasa. Akar tunggang tanaman ini cukup dalam dan teriihat tebal. Dari

akar tunggang muncul lateral yang melebar ke samping dan rambut-rambut akar yang

cukup banyak. Radius penyebaran akar antara 0,5 meter sampai beberapa meter

sampai beberapa meter dari pokok tanaman, tergantung dari varietasnya. Umumnya

akar-akar muda tertetak dibawah lingkaran kanopi terluar dari tanaman.

Gambar 2.5 Akar Jarak Pagar {Jatropha citrcas L . ) (Sumber : Nurcholis dan Sri, 2007: 22-23)

f. Batang

K u l i t batang tertekstur halus, berwama keabu-abuan atau ke merah-merahan.

Ranting yang masih muda umunya berwama kehijau-hijauan. Batang yang tertoreh

mengelurkan getah. Batang tanaman teruas-ruas, pada setiap mata ruas terdapat titik

tumbuh daun atau cabang.percabangan tidak teratur, dengan ranting bulat dan tebal.

Panjang masing-masing ruas batang bervariasi, tergantung varietasnya. Diameter

(24)

11

Gambar 2.6 Batang Jarak Pagar {Jatropha curcas L . ) (Sumber: Nurcholis dan Sri, 2007:23)

B . Zat yang Terdapat pada T a n a m a n J a r a k Pagar {Jatropha curcas L . )

Tanaman jarak pagar {Jatropha Curcas L . ) merupakan salah satu dari sekian

banyak tanaman obat yang di Indonesia. Gejala penyakit ini adalah sedikit demam

atau timbul mual, sakit kepala, mualnya diare yang hebat dengan beberapa lekosit

dalam tinja tetapi jarang terdapat darah. Biasanya akan terjadi demam yang ringan

tetapi hal i n i akan sembuh sendirinya dalam 2-3 hari. Terdapat lesi-lesi peradangan

usus halus dan usus besar.

Tanaman jarak pagar mengandung senyawa kimia yang berkhasiat mengobati

berbagai penyakit, yaitu sakit perut, diare (mencret), demam, dan pencahar ringan,

luka, terkilir dan menghentikan perdarahan akibat luka. Senyawa kimia ini terdapat di

seluruh bagian mulai dari daun, buah, batang, dan akar, (Kresnady, 2003: 3).

Jarak pagar {Jatropha curcas L . , Euphorbiaceae) merupakan tumbuhan semak

berkayu yang banyak ditemukan di daerah tropik. Tumbuhan i n i dikenal sangat tahan

kekeringan dan mudah diperbanyak dengan stek. Walaupun telah lama dikenal

(25)

sumber bahan bakar hayati untuk mesin diesel karena kandungan minyak bijinya

yang menghasiikan minyak campuran untuk peiumas.

Dapat digunakan untuk kayu bakar, merklamasi lahan-lahan tererosi atau

sebagai pagar hidup di perkarangan dan kebun karena tidak di sukai temak. Manfaat

lain dari minyaknya, selain sebagai bahan bakar juga sebagai bahn untuk sabun dan

industry kosmetik. (Siswadi, 2006:5).

C . Morfologi

Staphylococcus aureus

Bakteri d^3at dibedakan antara bakteri gram positif dan bakteri gram negatif.

Atas dasar teknik pewamaan diferensial yang disebut pewamaan gram, kedua kelompok

bakteri ini dibedakan temtama mengenai dinding selnya (Volk dan Wehler, 1996).

Perbedaan nyata dalam komposisi dan struktur di dinding sel antara bakteri gram positif

dan bakteri gram negatif penting untuk dipahami karena diyakini bahwa dinding sel

itulah yang menyebabkan perbedaan kedua kelompok bakteri ini memberikan respons.

Bakteri gram negatif mengandung lipid, lemak atau substansi seperti lemak dalam

pesentase lebih tinggi daripada yang dikandung bakteri gram positif. Dinding sel bakteri

gram negatif juga lebih tipis dari pada dinding sel bakteri gram positif. Dinding sel

bakteri gram negative mengandung peptidoglikan jauh lebih sedikit, dan peptidoglikan

ini mempunyai ikatan silang yang jauh kurang ekstensi dibandingkan dengan yang

dijumpai pada dinding sel bakteri gram positif Pada saat pewamaan dengan ungu Kristal

pertumbuhan bakteri gram positif lebih dihambat dengan nyata daripada bakteri gram

negatif, demikian juga dengan kerentanan terhadap antibiotik, bakteri gram positif lebih

(26)

13

Gambar 2.7 Morfologi Bakteri Staphylococcus aureus

(Wikipedia, 2006).

Nama Staphylococcus aureus berasal dari kata "Staphele" yang berarti

kumpulan dari anggur dan kata "Aureus" dalam bahasa latin yang berarti emas. Nama

tersebut berdasarkan bentuk dari sel-sel bakteri yang berwama keemasan. Ciri-ciri

bakteri i n i adalah mempakan bakteri gram positif yang berbentuk berbentuk bulat

{cocus) dengan ukuran diameter sekitar I cm dan tersusun dalam kelompok yang

tidak beraturan, tidak membentuk spora dan tidak bergerak. Sel-selnya terdapat dalam

kelompok seperti buah anggur, akan tetapi pada biakan cair mungkin terdapat secara

terpisah (tunggal), berpasangan berbentuk terad (jumlahnya 4 sel) dan berbentuk

rantai dan koloninya berwama abu-abu sampai kuning emas tua (Jawetz, 1996).

Sedangkan menumt Bonang (1982) metabolisme bakteri ini adalah aerob dan

anaerob, katabolisme positif membentuk asam dari hidrat arang tanpa gas, fakultatif

anaerob dan koloninya berwama abu-abu sampai kuning emas tua.

Bakteri Staphylococcus aureus mudah tumbuh pada berbagai pembenihan dan

mempunyai metabolisme aktif, meragikan karbohidrat, serta menghasiikan pigmen

yang bervariasi dari putih sampai kuning tua. Bakteri ini dapat tumbuh dengan baik

(27)

-25 °C). Koloni pada pembenihan padat berbentuk bulat, halus, menonjol dan berkilau

(Jawetz, 1996). Sedangkan menurut Supardi (1999) suhu optimum untuk

pertumbuhan bakteri ini adalah 35 °C - 37 °C, dengan suhu minimum 6,7° C dan suhu

maksimum 45,5° C.

Staphylococcus aureus dapat tumbuh pada kisaran p H 4,0 - 9,8 dengan p H

optimum sekitar 7,0 - 7,5. Pertumbuhan pada p H 9,8 hanya mungkin bila substratnya

mempunyai komposisi yang baik untuk pertumbuhannya. Bakteri ini membutuhkan

asam nikotinat untuk tumbuh dan akan distimulir pertumbuhannya dengan adanya

tiamin. Untuk pertumbuhan optimum diperluakn 11 asam amino. Bakteri ini tidak

dapat tumbuh pada media sintetik yang tidak mengandung asam amino atau protein

(Supardi, 1999). Menurut Jawetz (1996) Staphylococcus aureus relatif resisten

terhadap pengeringan, panas (bakteri ini tahan terhadap suhu 50° C selama 30 menit),

dan terhadap natrium klorida 9% tetapi mudah dihambat oleh zat-zat kimia tertentu.

seperti heksaklorofen 3%. Pada umumnya Staphylococcus aureus dapat tumbuh

dengan baik pada media perbenihan biasa dan B A P (Blood Agar Plate) (Bonang,

1892).

D. Anti Mikrobial

Menurut Pelczar (1988) bahan antimikroba dapat diartikan sebagai bahan yang

dapat mengganggu pertumbuhan dan metabolisme mikroba. Zat-zat antimikroba

dapat bersifat bakteriostatik (menghambat perkembangan bakteri), bakterisidal

(membunuh bakteri), ftmgisidal (membunuh kapang), fungistatik (mencegah

(28)

15

(Jawetz, 1996). Volk dan Wehler (1998) menyatakan bahwa antimikroba merupakan

komposisi kimia dan berkemampuan dalam menghambat pertumbuhan atau

mematikan mikroorganisme. Pemakaian bahan antimikroba merupakan suatu usaha

untuk mengendalikan mikroorganisme. Pengendalian adalah segala kegiatan yang

dapat menghambat, membasmi atau menyingkirkan mikroorganisme. Menurut

Pelczar (1988) tujuan untuk pengendalian mikroorganisme adalah :

1. Mencegah penyakit dan infeksi

2. Membasmi mikroorganisme pada inang yang terinfeksi

3. Mencegah pembusukan dan kerusakan bahan oleh mikroorganisme.

Banyak faktor dan keadaan yang mempengaruhi kerja zat antimikroba dalam

menghambat atau membasmi organisme patogen. Semua hams diperimbangkan agar

zat antimikroba tersebut dapat bekerja secara efektif. Menumt Pelczar (1988)

beberapa hal yang mempengaruhi kerja zat antimikroba adalah sebagai berikut:

1. Konsentrasi atau Intensitas Zat Antimikroba

Semakin tinggi konsentrasi zat antimikrobanya, maka banyak bekteri akan

terbunuh lebih tepat bila konsentrasi zat tesebut lebih tinggi.

2. Jumlah Mikroorganisme

Semakin banyak j u m l a h mikroorganisme yang ada maka semakin banyak pula

waktu yang diperlukan untuk membunuhnya.

3. Suhu

Kenaikan suhu dapat meningkatkan keefektifan atau disinfektan atau bahan

mikrobial. Hal ini disebabkan zat kimia merusak mikroorganisme melalui reaksi

(29)

4. Spesies Mikroorganisme.

Spesies mikroorganisme menunjukkan ketahanan yang berbeda-beda terhadap

suatu bahan kimia tertentu.

5. Adanya Bahan Organik.

Adanya bahan organik asing dapat dapat menurunkan keefektifan zat kimia

antimikrobial dengan cara menonaktifkan bahan kimia tersebut. Adanya bahan

organik dalam campuran zat antimikobial dapat mengakibatkan :

a. Penggabungan zat antimikrobial dengan bahan organik membentuk produk yang

tidak bersifat antimikrobial.

b. Penggabungan zat antimikrobial dengan bahan organik menghasilakan suatu

endapan sehingga antimikrobial tidak mungkin lagi mengikat mikroorganisme.

c. Akumulasi bahan organik pada permukaan sel mikroba menjadi suatu pelindung

yang akan mengganggu kontak antar zat antimikrobial dengan sel.

6. Keasaman (pH) atau Kebasaan (pOH)

Mikroorganisme yang hidup pada p H asam akan lebih mudah dibasmi pada

suhu rendah dan dalam waktu yang singkat bila dibandingkan dengan

mikroorganisme yang hidup pada p H basa.

E . Pengaruh Daun J a r a k Pagar {Jatropha curcas L . ) terhadap Zona Hambat pada Bakteri Staphylococcus aureus

Bakteri Staphylococcus aureus merupakan kelompok bakteri gram positif

yang membentuk endospora. Bakteri ini diindikasikan tumbuh pada daerah di sekitar

(30)

17

(Atlas, 1984:690). Berbagai macam penyakit infeksi yang disebabkan oleh

mikroorganisme selama ini diobati dengan antibiotik yang telah dikenal oleh

masyarakat secaraluas. sehingga penyakit yang disebabkan oleh bakteri tersebut tidak

dapat disembuhkan. Pengaruh bakterisidal satu obat atau antibiotik, misalnya, gen

semacam itulah yang menghasiikan penisilinase pada yang resisten terhadap penisilin.

Beberapa individu dalam suatu spesies bakteri membawa gen resisten sewaktu terjadi

infeksi, kemudian memperbanyak diri,sedangkan galur-galur yang sensitif terhambat

atau mati (Pelczar dan Chan, 1988:532). Salah satu usaha untuk mengurangi

penggunaan antibiotik alami maupun sintetis adalah menggantinya dengan bahan

alami yang mengandung senyawa antibakteri yang berasal dari tumbuhan, misalnya

ekstrak jarak pagar {Jatropha curcas L . ) Daun jarak pagar dapat dimanfaatkan untuk

mengatasi penyakitbengkak akibat infeksi, hernia, koreng, dan sembelit (Arisandi dan

Andriani, 2008:123), sedangkan getah daun dapat dimanfaatkan untuk mengobatiluka

baru (Mus, 2008). Jarak pagar dalam menghambat atau membunuh mikroorganisme

penyebab penyakit. Salah satu bentuk pendekatan ilmiah yang dilakukan adalah

dengan menguji daya antimikroba L . ) Daun tanaman jarak pagar diasumsikan dapat

menghambat pertumbuhan mikroba. Hal ini ditunjukkan dari kemampuan kedua jenis

daun tersebut untuk menghambat atau mematikan bakteri, karena mengandung

senyawa-senyawa kimia tertentu yang bersifat antibakteri. Daun jarak tintir

mengandung alkaloid, saponin, flavonoid, dan tanin, sedangkan daun jarak pagar

mengandung tanin (Mus, 2008). Arisandi dan Andriani (2008:122) juga menyebutkan

bahwa daun jarak pagar memiliki kandungan senyawa-senyawa kimia berupa

(31)

astragalin, reynoutrin, ricinine, vitamin C 275 mg%, dan tanin. Alkaloid, saponin,

flavonoid, polifenol, dan tanin merupakan senyawa antibakteri yang mampu

menghambat pertumbuhan atau mematikan bakteri, merusak dinding sel,

merusak membran sel, menghambat keija enzim, dan menghambat sintesis asam

nukleatserta protein (Tobing, 1989:132).

F . Metode Demonstrasi

Menggunakan metode diskusi demontrasi dalam pengajarannya di S M A .

Menurut Syah, 2000 dalam Maria, 2009, metode diskusi informasi adalah metode

mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah {problem

solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok {group discussion).

Metode demonstrasi diartikan sebagai cara penyajian pelajaran dengan

memperagakan dan mempertunjukkan kepada perserta didik suatu proses, situasi atau

benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenamaya maupun dalam

bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang

(32)

B A B 111

M E T O D E P E N E L I T I A N

A. Rancangan Penelitian

Penelitian i n i menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak

Lengkap ( R A L ) yang terdiri 6 periakuan dan 4 ulangan. Adapun jenis periakuan

yang dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Pemasukan Data Berdasarkan Periakuan dan Ulangan Mengenai Efektifitas E k s t r a k Daun Tanaman J a r a k Pagar {Latropha curcas L . ) terhadap Zona Hambat pada Bakteri Staphylococcus aureus.

Periakuan Ulangan

Po P0.I Po2 P0.3 P0.4

Pl P | l Pi2 P1.3 P,.4

P2 P2I P22 P2.3 P2.4

P3 P3I P32 P3.3 P3.4

P4 P4I P42 P43 P4.4

Ps P5I Ps2 P5.3 P3.4

P6 Pel P62 P63 P6.4

P7 P7I P72 P7.3 P7.4

Periakuan yang dilakukan pada penelitian ini adalah:

Po = Kontrol (tanpa pemberian ekstrak daun jarak pagar) Pl = Pemberian ekstrak daun jarak pagar 10%

P2 = Pemberian ekstrak daun jarak pagar 30% P3 = Pemberian ekstrak daun jarak pagar 50%

P4 ^ Pemberian ekstrak daun jarak pagar 70% P5 = Pemberian ekstrak daun jarak pagar 90%

B . Subjek Penelitian

Subjek penelitian sebagai sampel penelitian ini qdalah:

a. Ekstrak Daun Jarak Pagar {Jatropha curcas L . ) 1000 gram

(33)

b. Biakan m u m i bakteri Staphylococcus aureus diperoleh dari Laboratorium Tehnik

K i m i a Universitas Muhammadiyah Palembang

c. Siswa kelas X S M A Negeri 11 Palembang semester I Tahun ajaran 2012/2013

C . Instrumen Penelitian

1. Alat

Corong dan Tabung

Br

Timbangan

(34)
(35)
(36)

23

2. Bahan

Nutrien agar plate Daun jarak pagar

NaCI A l k o h o l

3. Proses

(37)
(38)
(39)

Penutupan Aotoldaf Pengambilan B a k t r i

(40)

27

D. Pengumpulan Data

1. Pengumpulan Data Penelitian

Adapun yang menjadi cara keija dalam penelitian ini antara lain:

a. Persiapan dan Sterilisasi Alat

Sebelum melakukan penelitian terhadap sampel terlebih dahulu alat-alat yang

akan digunakan distrelisasikan dengan Dry Heat Oven ( D H O ) . Alat yang akan

distrelisasikan seperti alat-alat gelas misalnya cawan petri, tabung reaksi, tabung

Erlenmeyer, spatula, gelas ukur, kemudian bungkuslah dengan rapi menggunakan

kertas yang rapi. Alat-alat tersebut dimasukkan ke dalam Dry Heat Oven ( D H O )

dengan suhu 160 °C selama ± 1 j a m .

b. Pembuatan E k s t r a k Daun J a r a k Pagar (Jatropha curcas L . )

Pembuatan ekstrak kasar daun jarak pagar (Jatropha curcas L . ) , sebagai

berikut:

1) Daun jarak pagar yang digunakan baik tua maupun muda dengan menggunakan

Metode Maserasi 1000 gram.

2) Daun jarak pagar yang akan diekstraksi dicuci dengan air mengalir untuk

menghilangkan debu dan kotoran lain. Setelah itu ditiriskan dan sikeringkan, lalu

diblender sampai hancur dan siap di ekstraksi.

3) Serbuk daun ditimbang jarak pagar sesuai dengan periakuan, lalu dilarutkan

dalam pelarut (solvent) etanol 9 6 % periakuan untuk mengikat senyawa kimiawi

yang terkandung dalam serbuk daun jarak pagar. Kemudian disaring dengan

menggunakan kain kasa steril.

(41)

a) Larutan 10% = 10 gram ekstrak daun jarak pagar + 90 m l etanol 96%.

b) Larutan 30% = 30 gram ekstrak daun jarak pagar + 70 m l etanol 96%.

c) Larutan 50% - 50 gram ekstrak daun jarak pagar + 50 m l etanol 96%.

d) Larutan 70% - 70 gram ekstrak daun jarak pagar + 30 m l etanol 96%.

e) Larutan 90% = 90 gram ekstrak daun jarak pagar + 100 m l etanol 96%. 5) Dilakukan perendaman selama 2 X 24 j a m .

6) Setelah direndam kemudian disaring, dipanaskan dalam waterbath selama 5-6 j a m

pada suhu 60-80*'C. Uap yang terbentuk ditampung dalam botol steril.

Setelah 5-6 j a m pemanasan didapat ekstrak daun jarak pagar yang siap dugunakan

sebagai bahan antimikroba.

c. Pembuatan Medium Muller Hinton

Mengacu pada (Pelczar dan chan, 2009) dengan langkah kerja sebagai berikut:

Timbang 38 gram medium Muller Hinton.

1) D i dalam Erlenmeyer lalu campurkan ke dalam 1 liter aquadest.

2) Disterilkan dalam autoclave pada suhu 121^C selama 15 menit.

3) Cawan petri steril, kemudian tuangkan medium Muller Hinton ke dalam cawan

petri selama 10ml.

4) Biarkan beku pada suhu kamar (20^C) dan disimpan dalam lemari es pada suhu 4-8*'C.

d. Penanaman Bakteri (Inokulasi)

1) Biakan bakteri Staphylococcus aureus diperoleh dari Balai Besar Laboratorium

Kesehatan Jalan Inspektur Yazid K M 2.5 Palembang.

(42)

29

3) Dengan menggunakan kapas lidi steril, ambil suspense dengan cara kapas lidi

dimasukan ke dalam tabung reaksi. Kemudian sebarkan dipermukaan media

Blood Plate agar atau agar-agar darah dengan membentuk empat bagian.

4) Penanaman paper dish yang sudah direndam dalam ekstrak daun jarak pagar siap

dilakukan.

e. Penanaman C a k r a m {paper dish)

1) Kertas cakram {paper dish) dengan ukuran 6 m m direndam dalam ekstrak daun

jarak pagar sesuai dengan periakuan selama ± 2 j a m .

2) Kertas cakram tersebut diletakkan diatas permukaan media agar yang sebelumnya

telah ditanam bakteri Staphylococcus aureus dengan jarak 2-3 cm dari pinggir

cawan petri.

3) Tutup cawan petri kemudian inkubasi selama 18-24 j a m pada suhu 35-37 "^C.

4) Setelah diinkubasi akan teriihat hambatan pertumbuhan bakteri di sekitar cakram.

5) Ukur zona hambat yang terbentuk pada permukaan media dengan menggunakan

jangka sorong.

f. Pengukuran Zona Hambat (Zona Sensitivitas)

Parameter yang diukur adalah mengukur zona hambat atau terang disekitar

kertas cakram. Zona terang adalah zona yang tidak ditumbuhi oleh bakteri akibat

pengaruh ekstrak yang terdifusi di dalam medium. Ukuran luas zona hambat

menunjukan kemampuan ekstrak menghambat pertumbuhan bakteri uji.

Untuk menghitung zona sensitivitas dengan menggunakan rumus:

1) Luas paper dish (mm^) = TC

(43)

3) luas zona sensitivitas (mm ) = luas zona hambat - luas paper dish.

2. Pengumpulan Data Pengajaran

Pengumpulan data pengajaran dilakukan dengan pengadaan tes awal dan akhir

yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa sebelum dan setelah

proses belajar mengajar. Tes awal yang berlangsung selama 20 menit digunakan

dengan memberikan rangsangan bagi siswa untuk mengenai materi yang akan

dilaksanakan. Tes akhir berlangsung selama 20 menit digunakan untuk mengetahui

seberapa jauh siswa memahami materi yang diajarkan. Evaluasi pengajaran dilakukan

dalam bentuk tes tipe pilihan ganda {multiple choice) dengan empat option sebanyak

20 soal.

E . Analisis Data

1. Analisis Data Penelitian

Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis secara statistik dengan

menggunakan analisis keragaman dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Analisis Keragaman Rancangan Acak Lengkap ( R A L )

Sumber Derajat Jumlah Kuadrat

F hitung F tabel

Keragaman Bebas Kuadrat Tengah F hitung 5% 1%

Periakuan ( t - l ) JKP KTP/DBP KTP/KTG

Galat r{ t- l ) JKG JKG/DBG

Total t r - l J K T

Keterangan: t = Periakuan r = Lflangan

(44)

31

Menurut Hanafiah (2008:38). untuk mengetahui adanya pengaruh periakuan,

dilakukan pengujian dengan membandingkan F hitung dengan F tabel.

a. Jika Fhitung lebih kecil atau sama dengan Ftabci 0,05 (Fhiumg < Ftabci 0,05) dikatakan

berpengaruh tidak nyata dan angka diberi tanda (tn).

b. Jika Fhitung lebih besar dari F,abei 0,05 (Fhitung ^ Ftabci 0,05) dikatakan berpengaruh

nyata dan angka diberi tanda (*).

c. Jika Fhitung lebih besar dari F,abei 0,01 (Fhitung^ Ftabei 0,01) dikatakan berpengaruh

sangat nyata dan angka diberi tanda (**).

Menurut Hanafiah, (2008:39) untuk menguji tingkat ketelitian hasil diperoleh

dari hasil suatu percobaan, maka digunakan Kefisien Keragaman ( K K ) .

K K = ^ ^ x I 0 0 %

T Y Y

Y = y ^ Z-i u r . t r . t

Keterangan:

KK "- Koefisien keragaman KTG ^ Kuadrat tengah galat

= Rerata seluruh data percobaan

(grand-mean)

Tjj ^ Datum hasil periakuan ke-1 ulangan ke-j XYij =^ Jumlah hasil periakuan ke-i

Derajat ketelitian hasil uji beda berpengaruh periakuan terhadap data

percobaan, maka dapat dibuat hubungan nilai Koefisien Keragaman ( K K ) dan macam

uji beda yang sebaiknya dipakai sebagai b e r i k u t :

1. Jika K K besar, (minimal 10% pada kondisi homogeny atau minimal 20% pada

kondisi heterogen), uji lanjut yang sebaiknya digunqkan adalah uji Duncan karena

(45)

2. Jika K K sedang (antara 5-10% pada kondisi homogeny atau antara 10-20% pada kondisi heterogen), uji lanjutan yang sebaiknya dilanjutan adalah uji B N T (Beda

Nyata Terkecil) karena uji ini dapat dikatakan juga berketelitian sedang, atau

3. Jika K K kecil, (maksimal 5% dalam kondisi homogen atau maksimal 10% pada kondisi heterogen), uji lanjutan yang sebaiknya dipakai adalah uji BNJ (Beda

Nyata Jujur) (Hanafiah, 2008:41).

Berdasarkan perhitungan analisis varian, j i k a hasil Fhitung tersebut didapatkan berbeda nyata (*) atau sangat Berbeda nyata (**) dari Ftabei maka pengujian dilanjutkan dengan perhitungan berdasarkan Beda Nyata Jujur (BNJ) dengan rumus

sebagai berikut:

BNJ = (P. a DBG) VKT G

Keterangan:

DB = Derajat Bebas

JKP = Jumlah Kuadrat Periakuan

JKT = Jumlah Kuadrat Total

JKG = Jumlah Kuadrat Galat KTG ^ Kuadrat Tengah Galat KTP = Kuadrat Tengah Periakuan t/p = Jumlah Periakuan

r = Jumlah Ulangan

2. Analisis Data Pengajaran

Metode pengajaran yang dipakai adalah metode dikusi demontrasi yang

diharapkan dapat memberikan hasil yang baik bagi siswa kelas X semester I S M A

Negeri 11 Palembang tahun ajaran 2012-2013 pada standar Kompetensi 2.

Memahami prinsip-prinsip pengelompokan makhiuk hidup, pada Kompetensi Dasar

2.2. Mendesknpsikan ciri-ciri Archaeobacteria dan Eubacteria dan perannya dalam

(46)

33

Evaluasi yang digunakan berbentuk tes objektif dengan tipe pilihan ganda

dengan options yang lama evaluasi tes awal {pre test) dan tes akhir {post test)

masing-masing 30 menit dengan jumlah 20 soal,

Untuk menguji hipotesis digunakan rumus uji t, sehingga dapat dilihat

bagaimana peranan metode diskusi demontrasi dalam meningkatkan prestasi belajar

siswa dengan cara membandingkan nilai tes awal {pre test) dan tes akhir {post test

dengan menggunakan program SPSS {Statistical Product and Service Solution) versi

(47)

H A S I L P E N E L I T I A N

A . Deskripsi Data Hasil Penelitian

Selama masa penelitian berlangsung telah dilakukan pengamatan terhadap

Zona hambat bakteri Staphylococcus aureus, membandingkan tiap periakuan dengan

berbagai konsentrasi ekstrak jarak pagar (Jatropha curcas L . ) yang berbada. Data

hasil pengamatan selanjiitnya dianalisis dengan menggunakan Rancangan Acak

Lengkap ( R A L ) .

1. Data Hasil Pengamatan terhadap Zona Hambat Bakteri Staphylococcus aureus

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap daya hambat

ekstrak daun Jarak Pagar [Jatropha curcas L . ) pada pertumbuhan bakteri

Staphylococcus aureus dapat dilihat dalam Tabel 4.1 dan bentuk histogram dapat

dilihat pada Gambar 4 . L

Tabel 4.1 L u a s Zona Hambat Bakteri Staphylococcus aureus dengan Beberapa Konsentrasi pada E k s t r a k Daun J a r a k Pagar (Jatropha curcas L . ) Konsentrasi Ulangan (dalam cm') Total Rata-rata

Ekstrak 1 2 3 4 (cm') (cm')

Po 0 0 0 0 0 0

PI 1,32 1,27 1,30 1,32 5,12 1,30

1,39 1,43 1,48 1,64 5,94 1,48

P3 1.74 1,79 1,88 1,85 7,26 1,81

P4 1.95 2,02 2, n 2, n 8,19 2,04

Ps 2,16 2,20 2,11 2,16 8,63 2,15

Total 8,56 8,71 8,88 9,08 35,14 8,78

(48)

35

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh masing-masing pelakuan

ekstrak daun jarak pagar {Jatropha curcas L . ) terhadap pertumbuhan bakteri

Staphylococcus aureus dengan 6 periakuan dan 4 kali ulangan dapat dilihat bahwa

rata-rata luas zona hambat sensitivitas untuk periakuan Po tidak memiliki luas zona

hambat sensitivitas, periakuan Pj sebesar 1,30 c m , periakuan P2 sebesar 1,48 cm,

untuk periakuan P3 sebesar 1.81 c m . untuk periakuan P4 sebesar 2.04 c m , dan untuk

periakuan P5 rata-rata luas zona hambat sensitivitas sebesar 2,15 cm. Hasil penelitian

juga dapat dilihat pada Gambar 4.1.

1^ ,

1? :

I

1

61

)2

0 f

PO P: P I

Keterangan; Po: kwitroi

Pj; ekstrak jarak pagar 10%

P2: ekstrak jarak pagar 30% Pji ekstrak jarak pagar

StP/o

P4: ekstrak jarak pagar 70%

P5: ekstrak jarak pagar 90?^o

G a m b a r 4.1 Histrogram rata-rata Perbandingan Luas Zona Hambat Bakteri

Staphylococcus aureus pada Setiap Periakuan E k s t r a k Daun J a r a k Pagar {Jatropha curcas L . )

Berdasarkan Gambar 4.1 rata-rata zona hambat bakteri Staphylococcus aureus

pada ekstrak daun Jarak Pagar {Jatropha curcas L . ) d i atas menunjukkan bahwa zona

hambat yang paling tinggi yaitu pada periakuan P5 dengan rata-rata 2,15 cm dan zona

(49)

Berikut ini disajikan gambar hasil penelitian pengaruh ekstrak daun jarak pagar

{Jatropha curcas L . ) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus,

dengan periakuan dimuiai dari 0%, 10%, 30%, 50%, 70%, 90%. Luas zona hambat

sensitivitas pada masing-masing periakuan dapat dilihat pada Gambar 4.2.

Periakuan 70% Periakuan 90%

(50)

37

2. Data Hasil Pengajaran di S M A Negeri 11 Palembang

Berdasarkan hasil data distribusi frekuensi tes awal siswa pada tabel 4.2 di atas yang mendapatkan nilai minimum 20 sebanyak 2 orang dengan rata-rata persentase komulatif 4,5yo sedangkan siswa yang mendapatkan nilai maksimum, yaitu 60 sebanyak 7 orang dengan persentase komulatif 15,9 Hasil data distribusi frekuensi tes awal juga disajikan dalam bentuk histogram yang diperoleh dari program SPSS {Statistical Product and Service Solution) versi 13.00 tersebut dapat ditampilkan dalam bentuk Gambar 4.3.

Tabel 4.2 Diskribusi Frekuensi Tes Awal Kelas X Semester 1 S M A Negeri 11 Palembang T a h u n A j a r a n 2012/2013

Nilai Frekuensi Persentase Persentase Komulatif

20 2 4.5 4.5

25 4 9.1 13.6

30 4 9.1 22.7

35 4 9.1 31.8

40 5 n.4 43.2

45 g 18.2 61.4

50 4 9.1 70.5

55 6 13.6 84.1

60 7 15.9 100.0

Total 44 100,0

(51)

Dari Gambar 4.3 menunjukkan frekuensi nilai tes awal siswa kelas X semester

1 di S M A Negeri 11 Palembang di mana nilai simpangan baku {standard deviation)

sebesar 12,237, nilai rata-rata (mean) sebesar 43.41 dari 44 orang siswa.

Tabel 4.3 Diskribusi Frekuensi Tes A k h i r Kelas X Semester 1 S M A Negeri 11 Palembang Tahun A j a r a n 2012/2013

Nilai Frekuensi Persentase Persentase Komulatif

70 75 80 85 90 95 9 13 7 11 3 1 20.5 29.5 15.9 25.0 6.8 2.3 20.5 SCO 6S.9 90.9 97.7 100.0

Total 44 100,0

Berdasarkan hasil data distribusi frekuensi tes akhir siswa pada tabel 4.3 di atas yang

mendapatkan nilai minimum 70 sebanyak 9 orang dengan rata-rata persentase komulatif

20,5% sedangkan siswa yang mendapatkan nilai maksimum, yaitu 95 sebanyak 1 orang

dengan persentase komulatif 75,0. Hasil data distribusi frekuensi tes akhir juga disajikan

dalam bentuk histogram yang diperoleh dan program SPSS {Statistical Product and Service

Solution) versi 13.00 tersebut dapat ditampilkan dalam bentuk Gambar 4.4.

Mean =78.75 Std. Dev. =6.745

N=44

(52)

39

Dari Gambar 4.4 menunjukkan frekuensi nilai tes akhir siswa kelas X

semester 1 di S M A Negeri 11 Palembang di mana nilai simpangan baku (standard

deviation) sebesar 6,745, nilai rata-rata (mean) sebesar 78,75 dari 44 orang siswa.

B . Analisis Data

1. Analisis Data Hasil Penelitian

Untuk melihat pengaruh periakuan dilakukan analisis sidik ragam terhadap

rata-rata pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Hasil analisis sidik ragam

diperoleh pada Tabel 4.4 berikut.

Tabel 4.4 Analisis Sidik Ragam terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus yang Diberi Periakuan E k s t r a k Tumbuhan J a r a k Pagar

{Latropha curcas L . ) Sumber Keragaman (SK) Derajat Bebas (DB) Jumlah Kuadrat (JK) Kuadrat Tengah

( K T )

Fjibd

Periakuan 5 12,55 2,51 14,58** 2,77 4,25

Galat 18 3,099 0,172

Total 23 15,6513

K K = 4,7%

Keterangan: ** = Berpengaruh Sangat Nyata

Berdasarkan hasil analisis sidik ragam pada Tabel 4.4 menunjukkan bahwa

konsentrasi ekstrak daun jarak pagar {Jatropha curcas L . ) memberikan pengaruh

yang sangat nyata antar periakuan, hal ini ditunjukkan pada perbandingan Fhitun?

(14,58) > dari Ftabei 0.05 dan 0,01 karena pada analisis sidik ragam memberikan hasil

yang berpengaruh sangat nyata dan Koetisien Keragaman ( K K ) 4,7% maka perlu

dilakukan uji lanjutan berupa uji Beda Nyata Terkecil ( B N T ) pada Tabel 4.5 di

(53)

Berdasarkan Tabel 4.5 hasil uji B N T dibawah ini menunjukan bahwa P5

berbeda sangat nyata terhadap Po. dan berbeda tidak nyata terhadap Pi, P2, P3, dan P4.

Periakuan P4 berbeda sangat nyata terhadap Pn, dan berbeda tidak nyata terhadap P i .

P2, dan P3. Periakuan P3 berbeda sangat nyata terhadap Po, dan berbeda tidak nyata

terhadap P i , dan P2. Periakuan P2 berbeda sangat nyata terhadap PQ, dan berbeda

tidak nyata terhadap P i . Periakuan P| berbeda sangat nyata terhadap Po.

Tabel 4.5 Hasil U j i B N T terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus

yang diberi E k s t r a k Daun J a r a k Pagar {Jatropha curcas L . )

Periakuan

Rata-Rata

(cm')

Ps P4 PJ P: P]

Uji BNT

Po 0,05 0,01

Po 0 2,15*' 2,04** 1,81 ** 1,50** 1,30** 0,017 0,024

P| 1,30 0,85** 0,74** 0,51 *• 0,2**

P2 1.50 0,65** 0,51 ** 0,31 **

P3 1,»1 0,34** 0,23 **

P4 2,04 0,11 **

P. 2.15

Keterangan: ** = Berbeda Sangat Nyata Ns = Berpengaruh tidak nyata

Dari Tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa hasil uji Beda Nyata Terkecil

( B N T ) Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus, yang diberi Ekstrak Daun Jarak

Pagar (Jatropha curcas L ) untuk periakuan Ps berbeda sangat nyata terhadap

periakuan Po dan berbeda tidak nyata terhadap periakuan P|, P2. P3, dan P4. Periakuan

P4 berbeda sangat nyata terhadap periakuan PQ dan berbeda tidak nyata terhadap

periakuan P i . P2. dan Pi. Periakuan Pi berbeda sangat nyata terhadap periakuan Pn dan

berbeda tidak nyata terhadap periakuan P i , dan P2. Periakuan P2 berbeda sangat nyata

terhadap periakuan Po dan berbeda tidak nyata terhadap periakuan P i . Sedangkan

(54)

41

1. Analisis Data Hasil Pengajaran

Setelah didapat data hasil pengajaran yang terdiri dari tes awal dan tes akhir

dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solutions) versi

13.00. Selanjutnya dianalisis menggunakan uji statistik yang hasiinya dapat dilihat

pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6 U j i Statistik pada Tes Awal dan Tes A k h i r Kelas X Semester 2 S M A Negeri 11 Palembang T a h u n Ajaran 2012/2013

Tes Awal Tes A k h i r

Rata-rata 43,41 78,75

Std. eror rata-rata 1,845 1,017

Median 149,736 45,494

Modus 40 25

Std. Deviasi 12,237 6,745

Nilai minimum 20 70

Nilai maksimum 60 95

Total 1630 3005

Berdasarkan Tabel 4.6 di atas diketaliui baliwa hasil uji statistik diperoleh

rata-rata nilai pada tes awal adalah 78.75 dan tes akhir 43,41. Median tes awal 45,494

dan median tes akhir 149,736, dan modus nilai yang sering muncul pada tes awal 25

dan modus tes akhir 40. Standar deviasi untuk tes awal sebesar 12,237 sedangkan

pada tes akhir sebesar 6,745. Pada tes tes awal nilai terendah sebesar 20 dan nilai

tertinggi 70, sedangkan pada tes akhir nilai terendah sebesar 60 dan nilai tertinggi

sebesar 95.

Hasil uji t terhadap prestasi belajar siswa dengan cara membandingkan nilai

tes awal dan nilai tes akhir melalui program SPSS (Statistical Product and Service

(55)

Tabel 4.7 Hasil U j i t terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X Semester 1 S M A Negeri 11 Palembang T a h u n A j a r a n 2012/2013

Tingkat Perbedaan Antar Variabel 95% Tingkat Kepercayaan

Untuk Perbedaan Signif Rata-rata Interval l)b Ikansi

Rata- Std. Std. Batas Batas (derajat (2-Rata Deviasi Kesalahan Atas Bawah t hitung Bebas) Ujun

^ . g

Tes awal-Tes akhir 35.341 11.070 1.669 31.975 38.707 21.176 43 .000

Berdasarkan Tabel 4.7 di atas diketahui bahwa nilai thitung (25,818) > t,abei (2,0308), yang berarti bahwa pengajaran dengan menggunakan metode diskusi informasi menunjukkan terjadinya peningkatan terhadap prestasi belajar siswa pada

(56)

B A B V

P E M B A H A S A N

A. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis varian Fhiumg > Ftabei- Dari hasil penelitian didapatkan

uji Fhhung (146.876) > F,abci 0,05 (0,277) dan Fwbei 0,01 (4,25), ini berarti bahwa periakuan

ekstrak daun jarak pagar berpengaruh sangat nyata (•*) dalam menghambat pertumbuhan

bakteri Staphylococcus aureus. Untuk melihat perbedaan antar periakuan, maka

dilakukan analisis lanjut dengan uji Beda Nyata Jujur Terkecil (BNT^.

Dari Tabel 4.5 menunjukkan bahwa periakuan P5 (90%) berbeda sangat nyata

terhadap Po, Pi, P2, P3, P4. Periakuan P4 (70%) berbeda sangat nyata terhadap

periakuan Pn. P i , P2. dan P3 Periakuan P3 (50%) berbeda sangat nyata terhadap

periakuan Po, P| dan berbeda nyata terhadap periakuan P2. Periakuan P2 (30%)

berbeda sangat nyata terhadap Po dan P|. Periakuan Pj (10%) berbeda sangat nyata

terhadap periakuan PQ.

Hasil penelitian dari 6 periakuan pemberian ekstrak daun jarak pagar

{Jatropha curcas L.) yang sangat baik dalam menghambat pertumbuhan bakteri yaitu

pada periakuan Ps karena pada periakuan tersebut ekstrak yang digunakan

mengandung zat aktif yang berefek antibakteri yaitu tanin. Sedangkan yang

mempunyai zona hambat yang kecil yaitu pada periakuan P2 i n i disebabkan ekstrak

yang digunakan dalam ekstraksi sedikit sehingga zona hambatnya kecil.

Dari 6 periakuan tersebut, pemberian ekstrak daun jarak pagar (Jatropha

curcas L . ) pada konsentrasi yang berbeda-beda menghasiikan luas zona sensitivitas

(57)

yang bervariasi. Luas zona sensitivitas yang terbesar teriihat pada konsentrasi yang

paling tinggi, yaitu 90% pada periakuan P5.

Tanin merupakan salah satu zat anti nutrisi yang terkandung dalam beberapa

bahan pakan seperti pada leguminosa dan biji-bijian. Tannin terbagi kedalam dua

kelompok besar yaitu tannin terhidrolisa dan tannin terkondensasi. Penggunaan

tannin secara berlebihan tentunva akan memberikan efek negatif seperti penerunan

konsumsi dan penurunan tingkat pertumbuhan. Hal ini dikarenakan tannin yang

terkandung dalam pakan bisa menghambat penyerapan protein yang tersedia sehingga

tidak bisa digunakan oleh temak. Berdasarkan beberapa penelitian yang lain

menyebutkan bahwa tannin dalam kondisi tertentu dapat menguntungkan temak

karena dapat mengurangi dampak buruk dari mikroba dalam saluran pencemaan

temak. Berikut ini adalah cara untuk menganalisis tannin dalam pakan.

Menurut Pelcar dan Chan (2009:538), senyawa antimikroba umumnya

senyawa kimia yang mempunyai kemampuan pertumbuhan atau bahkan dapat

mematikan mikroba dengan cara menggangu metabolisme mikroba. Senyawa

antimikroba ini hanya dapat digunakan j i k a mempunyai sifat toksisitas seiektifa,

artinya dapat membasmi mikroba yang menyebabkan penyakit, tetapi tidak beracun

bagi penderita.

B . Pembahasan Hasil Pengajaran

Setelah hasil penelitian secara laboratorium tentang daya hambat ekstrak daun

jarak pagar {Jatropha curcas L . ) terhadap bakteri Staphylococcus aureus dilakukan

(58)

45

metode diskusi informasi. Kompetensi dasar digunakan 2.2 Mendesknpsikan ciri-ciri

Archaehacteria dan Eubacteria dan perannya dalam kehidupan melalui kegiatan

pengamatan Kelas X Semester I tahun ajaran 2012/2013. Hasil pengajaran tersebut

didapatkan nilai rata-rata pada tes awal sebesar 45,28 dan nilai tes akhir sebesar

83,47, ini terbukti dengan meningkatnya prestasi belajar siswa.

Hasil uji t pada Tabel 4.7 diketahui bahwa nilai thimng (146.8764) > ttabei

(2,0308), ini berarti bahwa pengajaran dengan menggunakan metode diskusi

informasi menunjukan pengaruh peningkatan terhadap prestasi belajar siswa Kelas X

Semester I S M A Negeri 11 Palembang Tahun Ajaran 2011/2013 pada materi

pelajaran Archaebacteria dan Eubacteria. Hal i n i sesuai pendapat Menurut Djamarah

(2006:88), yang menunjukkan bahwa metode diskusi demontrasi mempunyai

kelebihan yaitu merangsang kreativitas anak didik dalam bentuk ide, gagasan,

prakarsa, dan terobosan baru dalam pemecahan suatu masalah. Membina untuk

terbiasa musyawarah untuk mutakat dalam memecahkan suatu masalah atau

mengeluarkan pendapat. Menurut Roestiyah (2011:13), keunggulan dari metode

dikusi informasi yaitu mengemukakan pandangan yang beebeda-beda. perbedaan

(59)

P E N U T U P

A . Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

1. Pemberian ekstrak daun {Jatropha curcas L . ) berpengaruh sangat nyata dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.

2. Dari beberapa konsentrasi ekstrak daun jarak pagar {Jatropha curcas L )

konsentrasi 100% pada periakuan P5 memberikan pengaruh yang berpengaruh

sangat nyata dengan periakuan yang lain.

3. Dengan menggunakan metode diskusi demontrasi. dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas X semester I S M A Negeri 11 Palembang tahun ajaran

2012/2013 dalam materi memahami ciri-ciri Archaeobacteria dan Eubacteria

serta perannya dalam kehidupan. Hal ini terbukti dari uji t dimeuia uiitung (14,58) >

Label (2,0308).

B . Saran

Dari hasil penelitian dan pembahasan tersebut dapat dikemiikakan saran

sebagai berikut:

1. Untuk penelitian lebih lanjut disarankan ekstrak daun jarak pagar {Jatropha

curcas L . ) diujikan untuk bakteri lain.

2. Dalam pelajaran Biologi di kelas X semester 1 pada Standar Kompetensi 2.

Memahami prinsip-prinsip pengelompokan makhiuk hidup, pada Kompetensi

(60)

47

Dasar 2.2. Mendeskripsikan ciri-ciri Archaebacteria dan Eubacteria dan perannya

dalam kehidupan pada materi pembelajaran, yaitu Archaeobacteria dan

Eubacteria, sebaiknya menggunakan metode diskusi demontrasi untuk memberi

(61)

Anonim. 2012. Jarak Pagar . (Online), {http://id.wikipedia.org/wiki/jarak pagar{2Ql2), diakses 14 maret 2012).

Anonim. 2008. Manfaat jarak pagar. (Online).

http://www. omjun. com/2010/01/manfaat-daun-jarak. html, diakses 14 maret 2012).

Anonim. 2012. Tanaman Obat. (Online), (http://www.iptek.net.id/ind/tanaman-obat/view.php?i<l-l09, 15 Maret 2012).

Anonim. 2008. Bakteri Staphylococcus aureus. (Online).

(http://queenofsheeba.wordpress.com/2008/07/22/bakteri-staphylococcus-aureus/, diakses 17 Maret 2012).

Erlina. 2009. Pengaruh Ekstrak Daun Sambiloto (Adrographis paniculata Ness,)

Terhadap pertumbuhan bakteri salmonella typhi. Skripsi Tidak di

Publikasikan. Palembang : FKIP U M P .

Hambali, Erliza, dkk. 2006. Jarak Pagar Tanaman Penghasil Biodiesel. Jakarta: Penebar Swadaya

Hanafiah, Kemas A l i . 2008. Rancangan Percobaan. Edisi 3. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Jannah, Wardatul. 2010. Pengaruh Bahan Pengikat Natrium Karbonasimetri Sellulosa Terhadap Formula Tablet Hisap Ektrak Etanol Daun Ceremai Serta

Uji Aktivitas Antibakteri Terhadap Staphylococcus aureus. Skripsi. Surakarta: Uversitas Muhhamdiyah Surakarta.

Marhadia, 2008. Uji efektifitas ekstrak buah jarak (Jatropha curcas L.) Terhadap tingkat morfolitas kutu beras (sitophylus oryzae L). Skripsi Tidak di Publikasikan. Palembang : FKIP U M P

Nurcholis, Mohammad dan Sri Sumarsih. 2007. Jarak Pagar dan Pembuatan Biodiesel. Yogyakarta: Kanisius

(62)

48

L a m p i r a n 1. Data Hasil Penelitian

L u a s Zona Hambat Bakteri Staphylococcus aureus dengan Beberapa Konsentrasi Pada E k s t r a k Tumbuhan J a r a k Pagar (Jatropha Curcas L.)

Konsentrasi

ekstrak 1

Ulangan

2 3 4 Jumlah Rata-rata

{)

f! n n (\

W

1.32 1,27 1,30 1,32 5,12 1.30

P2 1.39 1.43 1,48 1,64 5,94 1,48

P3 1.74 1.79 1.88 1.85 7.26 1.81

P4 1.95 2.02 2.11 2,11 8.19 2.04

P5 2,16 2,20 2,11 2,16 8,63 2,15

Gambar

Gambar 2.2 Bunga Jarak Pagar {Jatropha curcas L.)
Gambar 2.3 Buah Jarak Pagar {Jatropha citrcas L.) (Sumber: Hambali, dkk, 2007:12)
Gambar 2.5 Akar Jarak Pagar {Jatropha citrcas L.)
Gambar 2.6 Batang Jarak Pagar {Jatropha curcas L.)
+2

Referensi

Dokumen terkait

Penurunan tersebut merupakan dampak lanjutan dari berkurangnya investasi dan akusisi pada 2H17 yang disebabkan oleh tekanan dari pemerintah Beijing dan Trump: faktor utama

Thermal unit ialah jumlah panas yang harus tersedia bagi tanaman untuk optimalisasi pertumbuhan dengan akumulasi suhu rata-rata harian diatas suhu baku (suhu

E1 = Kelompok tikus yang diberi ekstrak daun jarak pagar dosis 0.125 g/kgBB.. E2 = Kelompok tikus yang diberi ekstrak daun jarak pagar dosis

Berdasarkan jawaban produsen tentang indikator hak-hak konsumen dalam Islam dapat dilihat dan disimpulkan bahwa produsen makanan ringan industri rumah tangga

Penanganan secara rinci yang dilakukan oleh PT LinkPasipik Indonusa (Cabang Semarang) dalam menyelesaikan pembatalan sepihak oleh eksportir dalam pembuatan

Sebaran suhu air laut menunjukkan nilai tertinngi menuju ke arah darat, sebaliknya untuk salinitas nilainya makin rendah karena masih memiliki pengaruh dari air

Penelitian yang dilakukan oleh Devi (2014) tentang pengaruh ukuran perusahaan, likuiditas, laverage dan status perusahaan pada kelengkapan pengungkapan laporan

Temuan ini sekaligus menjelaskan adanya permasalahan yang terjadi di perusahaan terkait dengan adanya indikasi rendahnya perilaku OCB dari karyawannya yang sejalan