• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN ALAT PEMBERI MAKAN IKAN SECARA OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C51

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANCANGAN ALAT PEMBERI MAKAN IKAN SECARA OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C51"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

MIKROKONTROLER AT89C51

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat

Guna Mengikuti Ujian Sarjana

Untuk Mencapai Gelar Ke-Sarjanaan

Oleh :

Nama : MURGIANTO

NIM : 01498-053

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS MERCU BUANA

JAKARTA

(2)

i

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, penulis panjatkan atas segala nikmat yang telah di berikan, terutama nikmat Islam, Iman dan Kesehatan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah untuk Nabi Muhammad SAW dan semoga keselamatan bagi para pengikutnya yang tetap setia dalam memegang panji Islam sampai hari akhir.

Penulis bersyukur, bahwa setelah berupaya keras, berdo’a dan bertawakal kepada Allah SWT serta atas bantuan dan dukungan dari semua pihak, akhirnya dapat menyelesaikan pembuatan dan penulisan tugas akhir ini dengan baik dan sesuai dengan waktunya. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Jaja Kustija, Msc., selaku Dosen Pembimbing dan Kepala Laboratorium jurusan Teknik Elektro yang telah banyak memberikan masukan, bantuan dan dorongan yang besar dalam pembuatan dan penulisan tugas akhir ini.

2. Bapak Ir. Budi Yanto Husoda, Msc., selaku Koordinator Tugas Akhir jurusan Teknik Elektro yang turut membantu sehingga selesainya pembuatan tugas akhir ini.

3. Bapak Ir. Yudhi Gunardi MT, selaku koordinator kerja praktek. 4. Semua dosen-dosen teknik elektro Universitas Mercu Buana

5. Kedua Orang Tua yang ku cintai yang selalu memberikan bantuan, dorongan dan do’a demi selesainya pembuatan dan penulisan tugas akhir ini.

(3)

ii

7. Teman-teman sejurusan ; Banani khamsa ‘98, Ariyanto ‘98, Wahyu Wijayanto ’98, Dony’99, Adi purnomo ’98, Indra ’98,Dudi ’98, Robi ’98, Valentoto’97, Suryadi’98, Adi chandra’98, Edwin’98, Sigit ’98, Yoga Sugama’98, setyo’98 dan seluruh angkatan 98 teknik elektro terima kasih atas dukungan dan bantuannya.

8. Semua pihak yang telah membantu selesainya pembuatan dan penulisan tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa dalam laporan tugas akhir ini mungkin masih terdapat kekurangan, baik itu berupa penyusunan maupun penulisannya. Untuk itu saran yang bersifat membangun diharapkan, sehingga penulisan laporan tugas akhir ini bisa menjadi lebih baik dan bermanfaat.

Akhir kata, penulis berharap semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Jakarta, February 2006

(4)

iii DAFTAR PERNYATAAN

LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Tujuan Penulisan ... 1 1.3 Pembatasan Masalah ... 2 1.4 Metode Penulisan ... 2 1.5 Sistematika Penulisan ... 3

BAB II LANDASAN TEORI ... 4

2.1 Mikrokontroler ... 4

2.1.1 Pengertian Mikrokontroler ... 4

2.1.2 Arsitektur Mikrokontroler AT89C51 ... 5

2.1.3 Fungsi-fungsi Pin Mikrokontroler AT89C51 ... 7

2.1.4 Organisasi Memori ... 8

2.1.4.1Memori Program ... 9

(5)

iv 2.1.6.1Port 0 ... 14 2.1.6.2Port 1 ... 14 2.1.6.3Port 2 ... 14 2.1.6.4Port 3 ... 15 2.1.7 Metode Pengalamatan ... 16

2.1.8 Software Mikrokontroler AT98C51 ... 16

2.2 Display Seven Segment ... 19

2.3 IC 74LS47 ... 22 2.4 RTC DS1307 ... 24 2.5 KEYPAD ... 26 2.6 IC HD74LS86 ... 28 2.7 EEPROM AT24C04 ... 29 2.8 IC SN74LS245 ... 32 2.9 Solenoid ... 33

BAB III PERANCANGAN ALAT ... 34

3.1 Pendahuluan ... 34

3.2 Blok Diagram ... 34

3.3 Skema Rangkaian ... 35

3.4 Perancangan Rangkaian ... 38

3.4.1 Tombol Tekan Matriks 3 X 4 ... 39 3.4.2 Serial EEPROM dengan Mikrokontroler AT89C51 42

(6)

v

3.4.5 IC 74LS245 dengan HD74LS86P ... 49

3.4.6 Rangkaian Relay ... 49

3.4.7 Rangkaian Catu Daya ... 52

3.4..7.1 IC Regulator LM 7805 ... 53

3.5 Perancangan Perangkat Lunak ... 55

3.5.1 Pengendali Mikro AT89C51 ... 55

3.5.1.1 Program Utama ... 46

3.5.1.2 Subprogram Set Jam ... 47

3.5.1.3 Subprogram Set Takaran ... 56

3.5.1.4 Subprogram Set Delay Solenoid ... 56

3.5.1.5 Subprogram Set Switching ... 57

BAB IV PENGUJIAN DAN PENGAMATAN ... 64

4.1 Pengujian Terhadap Tombol Tekan ... 64

4.1.1 Tujuan ... 64

4.1.2 Peralatan yang Digunakan ... 64

4.1.3 Jalannya Percobaan ... 65

4.1.4 Hasil Pengujian ... 65

4.1.5 Analisa Pengujian... 65

4.2 Pengujian terhadap Tampilan Seven Segment ... 66

4.1.1 Tujuan ... 66

(7)

vi

4.3 Pengujian RTC DS1307 ... 67

4.4 Pengujian Terhadap Alat Pemberi Makan Ikan ... 78

4.1.1 Tujuan ... 68 4.1.2 Jalannya Percobaan ... 69 4.1.3 Hasil Pengujian ... 69 4.1.5 Analisa Pengujian ... 70 BAB V KESIMPULAN ... 71 5.1 Kesimpulan ... 76 5.2 Saran ... 76 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(8)

vii

Tabel 2.1 Fungsi Pengganti Port 3 ... 15

Tabel 2.2 Konversi Kode Biner pada Seven Segment ... 21

Tabel 2.3 Tabel Kebenaran Pada IC 74LS47 ... 24

Tabel 2.4 Tabel Kebenaran Keypad Matriks 3 X 4 ... 27

Tabel 2.5 Tabel Kebenaran dari Gerbang Logika OR ... 29

Tabel 2.6 Nama Sinyal EEPROM ... 30

Tabel 2.7 Tabel Fungsi ... 32

Tabel 3.1 Kombinasi Tombol Tekan ... 40

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Tampilan Seven Segment ... 66

(9)

viii

Gambar 2.1 Aritektur Internal Mikrokontroler AT89C51 ... 7

Gambar 2.2 Konfigurasi Pin Mikrokontroler AT89C51 ... 8

Gambar 2.3 Display seven Segment ... 20

Gambar 2.4 Led pada Seven Segment Common Anoda ... 20

Gambar 2.5 IC 74LS47 ... 23

Gambar 2.6 Diagram Register pada RTC DS1307 ... 23

Gambar 2.7 Konfigurasi Pin RTC DS1307 ... 26

Gambar 28 Gambar pin-pin pada Keypad ... 28

Gambar 2.9 Konfigurasi Pin IC HD74LS86 ... 29

Gambar 2.10 Konfigurasi Pin EEPROM AT89C04 ... 30

Gambar 2.11 Konfigurasi Pin IC SN74LS245... 32

Gambar 2.12 Solenoid Aktuator ... 33

Gambar 3.1 Diagram Blok Rangkaian ... 35

Gambar 3.2 Rangkaian Keseluruhan ... 37

Gambar 3.3 Antarmuka Tekan Tombol (keypad) dengan Pengendali Mikro ... 39

Gambar 3.4 Antarmuka Serial EEPROM dengan Pengendali Mikrokontroler AT89C51 ... 42

Gambar 3.5 Diagram waktu untuk kondisi start dan stop pada memori 43 Gambar 3.6 Diagram waktu yang menunjukan perubahan data sah ... 43

(10)

ix

Gambar 3.10 Diagram register pada RTC DS1307 ... 47

Gambar 3.11 Antarmuka Buffer 74LS245 dengan Mikrokontroler AT89C51 ... 48

Gambar 3.12 Antarmuka IC 74LS245 dengan HD74LS86 ... 49

Gambar 3.13 Rangkaian Relay ... 50

Gambar 3.14 Rangkaian Voltage Regulator 5 Volt DC ... 53

Gambar 3.15 Bentuk Gelombang rangkaian Catu Daya ... 55

Gambar 3.16 Diagram Alir Program Utama ... 58

Gambar 3.17 Diagram Alir Set Jam ... 59

Gambar 3.18 Diagram Alir Set Takaran ... 60

Gambar 3.19 Diagram Alir Set Delay Solenoid ... 61

Gambar 3.20 Diagram Alir Switching ... 63

Gambar 4.1 Rangkaian Penguji Tombol Tekan ... 64 Gambar 3.22

(11)

x

Pada tugas akhir ini dibuat suatu alat pemberi makan ikan otomatis dengan jam digital yang merupakan suatu jam yang didapat diset jam, menit dan detiknya. Alat pemberi makan ikan otomatis ini merupakan suatu alat yang dapat secara otomatis kapan memberi makan. Waktu pemberian makan ini dapat diset melalui tombol tekan (keypad) dan ditampilkan melalui media seven segment.

Fungsi jam digital pada alat pemberi makan ikan otomatis ini adalah untuk menentukan waktunya ( jam, menit, detik ). Jam digital ini dipakai sebagai acuan untuk switching. Dan kemudian didalam switching ditentukan banyaknya takaran yang kemudian kinerja alat ini dilengkapi dengan delay solenoid. Fungsi delay ini sebagai penyelaras dari berat dan ukuran Pelet.

(12)

xi

PERANCANGAN ALAT PEMBERI MAKAN

IKAN SECARA OTOMATIS BERBASIS

MIKROKONTROLER AT89C51

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat

Guna Mengikuti Ujian Sarjana

Untuk Mencapai Gelar Kesarjanaan

Disusun Oleh:

NAMA

:

MURGIANTO

NIM

:

01498-053

Disetujui Oleh:

Dosen Pembimbing Koordinator Tugas

Akhir Teknik Elektro

(Jaja Kustija, Msc.)

(Ir. Yudhi Gunardi MT)

Mengetahui

Ketua Jurusan Fakultas Teknologi Industri

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada jaman sekarang penggunaan jam digital sebagai penunjuk waktu merupakan kebutuhan penting setiap manusia dalam mengatur jadwal aktivitasnya setiap hari. Karena aktivitas pekerjaan yang sangat padat, seringkali kita melupakan pekerjaan yang harus dilakukan. Oleh karena itu dibutuhkan jam pengingat pada setiap aktivitas yang seringkali terlupakan seperti: memberi makan ikan. Sehingga dengan adanya alat pemberi makan ikan otomatis dengan tampilan jam digital ini maka dapat memperingan pekerjaan kita.

Dengan melihat perkembangan teknologi seperti sekarang ini maka jam digital dapat dengan mudah dibuat dengan menggunakan mikrokontroler sebagai pengatur semua komponen yang ada, diantaranya untuk mengatur. Penggunaan jam dalam IC RTC yang dapat menghitung jam secara otomatis dengan memberikan perhitungan yang cukup akurat, juga mengatur penggunaan IC EEPROM sebagai media penyimpan data yang akan disimpan sesuai dengan keinginan pemakai, dan data yang telah tersimpan tidak akan hilang jika aliran listrik terputus. Untuk input digunakan keypad 3 X 4 yang mempunyai fungsi dan mudah untuk digunakan karena melihat kebutuhan.

(14)

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian untuk merancang dan merealisasikan protipe dari suatu alat pemberi makan ikan secara otomatis yang menggunakan sebuah mikrokontroler yang digabung dengan keypad, IC EEPROM, dan RTC.

1.3 Pembatasan Masalah

Dalam perancangan system diatas dilakukan pembatasan-pembatasan masalah sebagai berikut:

a. Pengendali mikrokontroler sebagai IC dan komponen lainnya. b. Pemasukan data dengan menggunakan keypad.

c. Penyimpan data menggunakan IC EEPROM.

d. Penghitung waktu dengan system 24 jam pada jam digital menggunakan rangkaian RTC.

1.4 Metode Penelitian

Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan oleh penulis dalam pembuatan tugas akhir untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada:

1. Menentukan dan mempelajari topic dan permasalahan yang akan dibatasi dengan tujuan agar dalam pembahasan tidak menyimpang.

2. Mempelajari teori-teori dasar yang menunjang pembuatan tugas akhir melalui majalah, buku referensi, internet dan bahan lainnya yang didapat selama perkuliahan.

3. Membuat perancangan alat sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan dan berdasarkan teori serta data-data yang mendukung.

(15)

4. Melakukan pengujian alat dan mengevaluasi hasil yang diperoleh. 5. Menarik beberapa kesimpulan atas hasil yang didapat.

1.5 Perancangan dan Pengujian

Dalam pembuatan tugas akhir ini secara garis besar disusun dalam 5 bab, dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi tentang latar belakang pemilihan judul, pembatasan masalah, metodelogi penelitian, perancangan dan pengujian, serta sistematika penulisan.

BAB II TEORI PENUNJANG

Pada bab ini berisi tentang teori-teori dasar yang menunjang dalam pengerjaan tugas akhir, yang mencakup tentang rangkaian penunjang dan komponen yang digunakan dalam pembuatannya. BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN ALAT

Pada bab ini berisi tentang blok diagram dan fungsi masing-masing blok, realisasi rangkaian secara keseluruhan dan cara kerjanya. BAB IV PENGAMATAN DAN PENGUJIAN ALAT

Pada bab ini dibahas mengenai hasil pengujian dari alat yang dibuat apakah sesuai dengan yang diharapkan atau tidak.

BAB V KESIMPULAN

Pada bab ini berisi kesimpulan dari keseluruhan pembahasan alat yang dibuat.

(16)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Mikrokontroler

Mikrokontroler adalah kemampuan digital yang menirukan fungsi otak manusia. Fungsi kemampuan otak meliputi : aritmatika (berhitung), logika, (mempertimbangkan suatu kondisi ), dan memori.

Berbeda halnya dengan suatu mikroprosesor. Mikroprosesor adalah suatu pemrosesan yagn terdiri dari Central Processing Unit (CPU) dan register- register, tanpa memori, tanpa I/O (input dan output), dan peripheral yang dibutuhkan oleh suatu sistem supaya dapat berkerja. Bila sebuah mikroprosesor dikombinasikan dengan I/O dan memori (RAM dan ROM) akan dihasilkan sebuah mikrokontroler, dimana kombinasi dari komponen-komponen tersebut sudah terdapat di suatu chip Integrated Circuit (IC). Jadi apabila ingin merancang suatu alat dengan mengunakan mikrokontroler maka tidak diperlukan menambah clock generator, addres latcher, chip selector, memory dan PPI (Programmable Peripheral Interface).

Variasi register di dalam mikroprosesor beragam bergantung pada tipe, fungsi khusus yang diinginkan dan pabrik pembuatannya. Karena mikrokontroler telah dilengkapi dengan berbagai peripheral yang sudah terdapat pada satu chip IC maka mikrokontroler memiliki keunggulan dalam hal :

(17)

a. Harga yang lebih ekonomis .

b. Tingkat keamanan yang lebih terjamin. c. Ukuran sistem yang jauh lebih ringkas.

d. Kemudahan dalam merancang sistem yang berbasis mikrokontroler.

Berdasarkan perbedaan dalam aplikasi, mikrokontroler mempunyai beberapa set instruksi yang berbeda dengan mikroprosesor. Set intruksi mikroprosesor bersifat processing intensive untuk operasi data volume besar, yang beroperasi secara nibble, byte dan word. Mode pengalamatan memberikan akses ke data array yang besar, memakai pointer alamat dan offset.

Di sisi lain mikrokontroler mempunyai instruksi yang bekaitan dengan kontrol dari masukan dan keluaran. Antaramuka ke berbagai masukan dan keluaran memakai bit tunggal.

2.1.1 Arsitektur Mikrokontroler AT89C51

Mikrokontroler AT89C51 adalah sebuah mikrokomputer 8 bit dengan low power supply dan performansi tinggi yang terdiri dari CMOS dengan Flash Programmable dan Erasable Read Only Memory (PEROM) sebesar 4 Kbyte didalamnya. Alat tersebut dibuat dengan menggunakan teknologi tinggi nonvolatile berdensitas tinggi dari ATMEL yang kompatibel dengan keluarga MCS-51 yang merupakan standar industri. Dengan menggunakan flash memori, program dapat diisi dan dihapus secara elektrikal, yaitu dengan memberikan kondisi-kondisi tertentu (high / low) pada pin-pinnya sesuai dengan konfigurasi untuk memprogram atau menghapus. Cara ini lebih praktis dibandingkan dengan menggunakan

(18)

EPROM yang penghapusan program atau datanya menggunakan sinar ultraviolet.

Fasilitas yang tersedia pada AT89C51 adalah : a. 4 Kbytes ROM.

b. 128 x 8 bit internal RAM. c. 32 jalur I / O.

d. 2 (dua) 16 bit Timer / counter. e. 6 (enam) sumber interupsi. f. Serial interface.

g. 4 Kbyte In-system Reprogramable flash Memory dengan kemampuann sampai 1000 kali perograman dan penghapusan.

h. Kompatibel dengan MCS-51. i. Range operasi 0-24 MHz.

(19)

U2 AT89C51 9 18 19 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 21 22 23 24 25 26 27 28 10 11 12 13 14 15 16 17 39 38 37 36 35 34 33 32 RST XTAL2 XTAL1 PSEN ALE/PROG EA/VPP P1.0 P1.1 P1.2 P1.3 P1.4 P1.5 P1.6 P1.7 P2.0/A8 P2.1/A9 P2.2/A10 P2.3/A11 P2.4/A12 P2.5/A13 P2.6/A14 P2.7/A15 P3.0/RXD P3.1/TXD P3.2/INTO P3.3/INT1 P3.4/TO P3.5/T1 P3.6/WR P3.7/RD P0.0/AD0 P0.1/AD1 P0.2/AD2 P0.3/AD3 P0.4/AD4 P0.5/AD5 P0.6/AD6 P0.7/AD7

2.1.2 Fungsi – fungsi Pin Mikrokontroler AT89C51

Susunan kaki–kaki mikrokontroler AT89C51 dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 2.2. Konfigurasi Pin Mikrokontroler AT89C51

RST, Reset input. Semua pin I/O akan high ketika input reset high. Memberikan sinyal high pada reset input ini selama 2 siklus akan me-reset mikrokontroler.

XTAL1, adalah kaki masukan ke rangkaian oscilator internal. Sebuah oscillator kristal atau sumber oscilator luar dapat digunakan.

XTAL2, adalah kaki keluaran dari rangkaian oscilator internal. Pin ini dipakai bila menggunakan oscilator kristal.

ALE / PROG, ALE (Addres Latch Enable) digunakan untuk menahan alamat memori eksternal selama pelaksanaan instruksi. Pada operasi normal ALE

(20)

dikelurkan secara konstan pada 1/6 frekuensi oscillator dan dapat dipakai untuk timing atau clocking eksternal. Jika diinginkan, ALE dapat di-disabled dengan men-set operasi MOVX atau MOVC.

PSEN, Program Strok Enable merupakan sinyal pengontrol yang memperbolehkan program memori eksternal masuk ke dalam bus selama proses pemberian / pengambilan instruksi (fetching)

EA / VPP, EA harus dihubungkan ke ground untuk mem-fetch kode dari memori program eksternal mulai dari 0000H – FFFFH. Untuk eksekusi program internal, EA harus dihubungkan ke Vcc.

Ruang memori program dan memori data pada mikrokontroler AT89C51 memiliki ROM internal, jadi untuk menyimpan program selama tidak melebihi kapasitas ROM internal, tidak diperlukan lagi ROM eksternal. Dari 32 buah saluran I /O yang tersedia, 24 buah digunakan untuk I/O paralel dan untuk sinyal kontrol yaitu pin P3.0 sampai P3.7. Sinyal control tersebut adalah WR, RD, T0, T1, INT0, INT1 dan dua saluran masukan / keluaran serial yaitu RXD dan TXD.

2.1.3 Organisasi Memori 2.1.3.1Memori Program

Mikrokontroler AT89C51 memiliki ruang operasi yang terpisah degan memori data, ruang memori program dapat mencapai alamat hingga 4 kByte flash ROM (address 00h sampai 0FFFh).

(21)

2.1.3.2Memori Data

Memori data pada mikrokontroler AT89C51 memilliki ruang hingga 64 kByte, pengaksesan data ke memori data eksternal dilakukan dengan menggunakan data pointer melalui instruksi “MOVX”.

Disamping memiliki RAM eksternal, mikrokontroler AT89C51 memiliki RAM internal yang pengaksesannya terpisah dengan RAM eksternal. RAM internal berkapasitas 128 byte ditambah sejumlah SFR (Special Function Register), alamat terrendah dari 128 byte internal dapat diakses dengan mode pengalamatan langsung, atau pengalamatan tidak langsung. Sedangkan SFR hanya dapat diakses secara pengalamataan langsung. 128 byte internal RAM AT89C51 terbagi atas 3 (tiga) bagian yaitu :

a. 32 byte dari alamat 00h sampai 1Fh yang membentuk 32 register yang bekerja diatur sebagai 4 bank dari masing-masing 8 register. 4 register diberi nomer 0 sampai 3 dan membentuk 8 register R0 sampai R7. Masing-masing register dapat dialamatkan dengan nama ataupun dengan alamat ROM-nya. Byte RS0 dan RS1 pada PSW menentukan bank mana yang akan digunakan.

(22)

b. Daerah pengalamatan bit dari 16 byte pada RAM dengan alamat 20h sampai 2Fh membentuk 128 pengalamatan bit. Pengalamatan bit dapat mengunakan alamat bit dari 00h sampai 7Fh atau 8bit dapat membentuk alamat byte dari 20h sampai 7Fh.

c. Daerah penggunaan umun RAM terletak diatas daerah bit dari 30h sampai 7Fh pengalamatan sebagai byte.

2.1.4 Register

Di dalam setiap operasinya mikrokontroler akan selalu menyertakan register dalam proses pengolahan datanya. Register adalah memori kecil berukuran 1 byte dimana 1 byte-nya bisa terdiri dari 8 bit, namun ada pula register yang mampu menampung data 16 bit sekaligus sehingga 1 byte dari suatu register tertentu terdiri dari 16 bit data.

Register akan menampung data sebelum diolah, register juga akan menampung data hasil olahan sebelum kembali atau dikirim keluar jalur data input/ output. Register-register yang ada di mikrokontroler adalah sebagai berikut:

a. Register A, disebut juga sebagai akumulator (SFR = E0h) yaitu gerbang keluar / masuk data pada mikrokontroler.

(23)

b. Register B, disebut juga Base Register (SFE = F0h) register ini jarang dipakai karena hanya dipakai untuk operasi perkalian dan pembagian saja.

c. Register R0 s/d R7. Register serbaguna boleh dipakai untuk apa saja. Khusus untuk register R0 dan R1 dapat digunakan untuk menyimpan data bagi pengalamatan tak langsung.

d. Register DPTR, merupakan satu-satunya register 16 bit yang ada pada mikrokontroler keluarga 8031. Register ini mempunyai fungsi serbaguna seperti halnya register R0 s/d R7, dan dapat juga untuk menyimpan data bagi pengalamatan tak langsung. Register ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu register DPL dan register DPH. Register DPL adalah nibble bawah dari DPTR yaitu bit 0 s/d bit ke-7, sedangkan register DPH adaalh nibble atas dari DPTR yaitu bit ke-8 s/d bit ke-15.

e. PSW (Program Status Word), SFR = D0h, merupakan register yang berisi data-data kondisi mikrokontroler setelah suatu operasi selesai dijalankan. Register ini memiliki bit ke-3 dan bit ke-4 digunakan untuk pemilihan register bank.

f. Register Port, terdiri dari 4 (empat) yaitu P0, P1, P2, dan P3. Register port berisi data-data yang akan dikirim keluar dan data-data yang telah dibaca dari luar.

(24)

g. SP (Stack Pointer), SFR =81h, berisi alamat stack tertinggi dari alamat stack didalam internal RAM. Register ini berguna untuk menyimpan alamat-alamat data yang ditandai pada saat terjadi pemanggilan subprogram dan interupsi program.

h. Register pewaktu, digunakan untuk menyimpan data offset yang akan digunakan untuk membatasi perhitungan waktu. Pewaktu yang ada di AT89C51 adalah pewaktu 16 bit sebanyak 2 (dua) buah, maka terdapat 2 buah register pewaktu yang dibentuk dari pasangan-pasangan register 8 bit yaitu TH0 dan TL0 dengan TH1 dan TL1. Timer 0 dan timer 1 keduanya dapat beroperasi sebagai timer atau counter. Pada fungsi “timer”, isi register ditambah satu setiap siklus mesin. Jadi, seperti menghitung siklus mesin. Karena satu siklus mesin terdiri dari 12 periode oscilator, maka kecepatannya = 1/12 frekuensi oscilator. Pada fungsi “counter”, isi register ditambah satu setiap transisi 1 ke 0 pada input eksternal yang bersesuaian dengan T0 atau T1. Untuk mengenali transisi 1 ke 0 dibutuhkan 2 siklus mesin (24 periode), maka input maksimum ialah 1/24 frekuensi oscillator.

i. Register-register kontrol, terdiri atas register-register IP (InteruptPriority), IE (Interupt Enable), TMOD (Timer Mode), TCON (Timer Control), dan PCON (Paralel Control).

(25)

2.1.5 Struktur Port 2.1.5.1Port 0

Port 0 (nol) terdapat pada pin 32 s/d pin 39. Port 0 adalah port paralel 8 bit dua arah yang belum dilengkapi dengan rangkaian pull-up. Output dari port 0 dapat men-sink 8 buah input TTL. Pada saat pin-pin port 0 berada pada kondisi high, maka port 0 dapat digunakan sebagai input. Port 0 dapat digunakan sebagai output jika keluaran pada port 0 diberi resistor pull-up, karena jika tidak diberi resistor pull-up maka keluarannya tidak akan mnjadi logika 1.

2.1.5.2Port 1

Port 1 terdapat pada pin 1 s/d pin 8. Port 1 adalah port parallel 8 bit dua arah yang telah dilengkapi dengan rangkaian pull-up. Output dari port 1 dapat memberikan input high/low kepada 4 buah input TTL. Pada saat port 1 berada pada kondisi high karena internal pull-up, maka port 1 dapat digunakan sebagai input.

2.1.5.3Port 2

Port 2 terdapat pada pin 21 s/d pin 28. Port 2 adalah paralel dua arah yang dilengkapi dengan rangkaian pull-up. Output dari port 2 dapat memberikan input high / low kepada 4 buah input TTL. Pada saat pin-pin port 2 berada pada kondisi high, karena

(26)

internal pull-up maka port 2 dapat digunakan sebagai input. Port 2 memberikan high order address byte selama mengakses program diluar dan selama mengakses ke data memori diluar yang menggunakan addres 16 bit. Untuk keadaan ini port 2 mengunakan internal pull-up yang kuat.

2.1.5.4Port 3

Port 3 terdapat pada pin 10 s/d 17. Port 3 adalah port paralel dua arah yang dilengkapi dengan rangkaian pull-up. Output dari port 3 dapat memberikan input high / low kepada 4 buah TTL. Pada saat pin-pin 3 berada pada kondisi high karena internal pull – up, maka port 3 dapat digunakan sebagai input. Selain itu port 3 juga memiliki fungsi pengganti yang dapat dilihat pada table dibawah ini :

(27)

2.1.6 Metode Pengalamatan

Metode pengalamatan pada mikrokontroler AT89C51 adalah sebagai berikut :

a. Pengalamatan Langsung (direct addressing)

Pada pengalamatan langsung, didalam instruksinya operand ditunjukkan oleh suatu alamat yang lebarnya 8 bit, dan hanya bisa digunakan untuk data internal RAM dan SFR.

b. Pengalamatan tidak langsung (indirect addressing)

Pada pengalamatan tak langsung, instruksi menunjukkan suatu register yang isinya adalah alamat dari operand .

c. Pengalamatan berindeks ( indexed addressing)

Yang dapat diakses dengan pengalamatan berindeks hanya memori program. Metode ini dimaksudkan untuk menbaca look-up table di memori program.

d. Pengalamatan segera (immediate addressing)

Dalam memori program suatu opcode dapat langsung diikuti oleh suatu konstanta.

2.1.7 Software mikrokontroler AT89C51

Instruction set mikrokontroler AT89C51 dikelompokkan kedalam 5 kelompok yaitu instruksi aritmatika, instruksi logika, instruksi transfer data, instruksi manipulasi bit, dan instruksi percabangan.

(28)

a. Instruksi Aritmatika

Instruksi aritmatika digunakan untuk keperluan operasi aritmatika yaitu penjumlahan, pengurangan, pembagian, dan perkalian. berikut ini adalah instruksi-instruksi aritmatika

• ADD A,Rn • ADD A,direct • ADD A,@Rn • ADD A,#data • ADDC A,Rn • ADDC A,direct • ADDC A,@Rn • ADDC A,#data • SUBB A,Rn • SUBB A,direct • SUBB A,@Rn • SUBB A,#data • ADD A,Rn • ADD A,direct • ADD A,@Rn • ADD A,#data • ADDC A,Rn • ADDC A,direct • ADDC A,@Rn • ADDC A,#data • SUBB A,Rn • SUBB A,direct • SUBB A,@Rn • SUBB A,#data b. Instruksi logika

Instruksi logika digunakan untuk operasi logika AND, OR, X-OR, penghapusan, komplemen, dan rotasi atau pergeseran. Instruksi yang termasuk dalam kelompok ini adalah:

• ANL A,Rn • ANL A,direct • ANL A,@Ri • ANL A,#data • ANL direct,A • ANL direct,#data • ORL A,Rn • ORL A,direct

(29)

• ORL A,@Ri • ORL A,#data • ORL direct,A • ORL direct,,#data • XRL A,Rn • XRL A,direct • XRL A,@Ri • XRL A,#data • XRL direct,A • XRL direct,#data • CLR A • CPL A • RL A • RLC A • RR A • RRC A • SWAP A

c. Instruksi Transfer Data

Instruksi transfer data digunakan untuk pemindahan data. Instruksi yang termasuk dalam kelompok ini adalah:

• MOV Rn,A • MOV Rn,direct • MOV Rn,#data • MOV direct,A • MOV direct,Rn • MOV direct,direct • MOV direct,@Rn • MOV direct,#data • MOV @Ri,A • MOV @Ri,direct • MOVX A,@Ri • MOVX A,@DPTR • MOVX @Ri,A • MOVX @DPTR,A • PUSH direct • POP direct • XCH A,Rn • XCH A,direct • XCH A,@Ri • XCHD A,@Ri

d. Instruksi Manipulasi Bit

Instruksi yang termasuk dalam kelompok manipulasi bit ini adalah:

(30)

• SETB C • SETB bit • CPL C • CPL bit • ANL C,bit • ANL C,/bit • ORL C,bit • ORL C,/bit • MOV C,bit • MOV bit,C • JC REL • JNC rel • JB bit,rel • JNB bit,rel • JBC bit,rel e. Instruksi Percabangan

Instruksi percabangan digunakan untuk melakukan percabangan. Instruksi yang termasuk dalam kelompok ini adalah:

• ACALL addr11 • LCALL addr16 • RET • RETI • AJMP addr11 • LJMP ret • SJMP rel • JMP @A+DPTR • JZ rel • JNZ rel • CJNE a,direct,rel • CJNE A, #data,rel • CJNE Rn,#data,rel • CJNE @RI,#data,rel • DJNZ Rn,REL • DJNZ direct,REL • NOP

2.2 Display Seven Segment

Seven segment merupakan suatu rangkaian yang terdiri dari beberapa led yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat membentuk angka atau karakter yang diinginkan dengan mengaktifkan led-led tertentu.

(31)

Led-led itu dihubungkan ke satu titik yang disebut common. Pada display seven segment terdiri dari dua common yaitu common anoda dan common katoda. Pada common katoda, kaki common dihubungkan ke 0 volt dan untuk mengaktifkan suatu led harus diberi logika tinggi (high), sedangkan common anoda, kaki common dihubungkan ke 5 volt dan untuk mengaktifkannya harus diberi logika nol (low).

(32)

Gambar 2.4 Led pada Seven Segment common anoda

Seven segment terdiri dari 8 buah dioda LED yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat menampilkan yang dikehendaki. 7 buah led digunakan untuk menampilkan bilangan dan 1 buah untk menampilkan tanda dot atau titik.Tegangan maju LED biasanya sebesar 1,6 - 2 Volt dan arus nya sebesar 10-20 mA. Dalam aplikasinya diperlukan transistor sebagai saklar on dan off.

Agar kita dapat menampilkan bilangan yang kita inginkan maka kita harus mengetahui table dari display seven segment itu sendiri, karena antara seven segment common anoda dan katoda mempunyai tabel kebenaran yang berbeda. Untuk commom anoda table kebenarannya dapat dilihat pada table dibawah ini:

Tabel 2.2 Konversi Kode Biner pada Seven Segment

Desimal Data Led yang Aktif

A b C d e f g 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 2 0 0 1 0 0 1 0 3 0 0 0 0 1 1 0 4 1 0 0 1 1 0 0 5 0 1 0 0 1 0 0 6 1 1 0 0 0 0 0 7 0 0 0 1 1 1 1 8 0 0 0 0 0 0 0

(33)

9 0 0 0 1 1 0 0

2.3 IC 74LS47 Decoder

Sering timbul kebutuhan untuk mengalihkan suatu sistem bilangan tertentu ke sistem bilangan dari tipe yang lain. Misalnya pada penggunaan kalkulator, bilangan-bilangan pada tombol tekan harus dialihkan ke BCD (Binary Coded Decimal) atau biner. Jika bilangan-bilangan hendak diperagakan perlu dilakukan pengalihan dari BCD ke kode tujuh segmen. Pengalih yang mengubah kode seperti misalnya BCD atau biner ke suatu kode yang mudah terbaca seperti desimal disebut dekoder, sedangkan rangkaian yang mengalihkan kekode mesin umumnya disebut Enkoder. Dekoder ini mempunyai empat saluran masukan dan tujuh keluaran. Sinyal keluaran 1 dari dekoder tidak mengaktifkan LED sedang sinyal keluaran 0 mengaktifkan LED.

Dekoder mengubah kode biner menjadi kode khusus yang menyalakan ruas yang tepat pada peraga 7 segmen yang merupakan peralatan yang biasa digunakan untuk memperagakan bilangan desimal. Dekoder menerjemahkan dari bahasa mesin ke bahasa manusia. Untuk mengaktifkan segmen-segmen LED yang sesuai pada peraga ini diperlukan suatu tegangan GND (rendah). Masukan pendekode berupa bilangan 4 bit (masukan A,B,C dan D). Bilangan BCD di-kode-kan sehingga membentuk kode 7 segmen yang adi-kode-kan menyaladi-kode-kan ruas-ruas yang sesuai pada peraga LED. Masukan BCD yang tak berlaku [desimal 10,11,12,13,14,dan 15], meskipun masukan ini bukan merupakan bilangan BCD namun masukan-masukan tersebut menghasilkan suatu keluaran yang unik.

(34)

Gambar 2.5 IC 74LS47 Dekoder Pin 1,2,6,7 [B,C,D,A] : Masukan BCD

Pin 5 : RBI ( Pengosongan ) Pin 4 : BI/RBO ( Pengosomgan ) Pin 3 : LT (Lamp Test / Lampu uji)

Pin 8 : Ground

Pin 9,10,11,12,13,14,15 : [e,d,c,b,a,g,f] Output kode 7 segmen

(35)

TABEL 2.3 Tabel kebenaran pada IC 74LS47

2.4 RTC DS1307

RTC digunakan sebagai komponen yang memberikan keadaan waktu yang tepat dengan pengiriman data secara serial. Rangkaian RTC menggunakan kristal 32,768 KHz sebagai osiloskop, karena memiliki hubungan yang sama RTC dan serial.

(36)

Gambar 2.6 Diagram register pada RTC DS1307

EEPROM menggunakan teknik pengiriman data yang sama, yaitu secara serial. Maka hamper keseluruhan cara, meliputi proses inisialisasi, kondisi mulai dan berhenti maupun operasi penulisan dan pembacaan data serta diagram alurnya sama dengan EEPROM, kecuali pola pengalamatannya.

Cara penulisan data untuk menit dibagi dua bagian, yaitu bagian depan yang menunjukan bit pertama dari menit dan bagian belakang yaitu menunjukan bit kedua dan menit. Cara penulisan data untuk jam dikatakan sama dengan penulisan data pada menit, hanya berbeda pada bagian depannya saja. Bit ke-6 menunjukan system waktu yang mau digunakan 12 jam atau 24 jam. Karena pada system ini menggunakan system waktu 24 jam, maka bit ini harus bernilai 1. Bila

(37)

bit ke-5 dan bit ke-4 menunjukan nilai dari digit pertama dari jam, tetapi pada system waktu 12 jam bit ke-5 menunjukan waktu AM/PM.

Gambar 2.7 Konfigurasi pin RTC DS1307

2.5 Keypad

Keypad digunakan sebagai masukan dalam berbagai aplikasi elektronik. Keypad yang Idigunakan berupa malriks 3x4. Keypad matriks 3x4 terdiri atas 8 pin. Pin 1 sampai 3 I mempakan hubungan kolom 1 sampai kolom 3. Pin 4 sampai 7 merupakan hubungan baris 1 sampai baris 4. Pin 8 merupakan common positif bila dihubungkan dengan VK, common negatif bila dihubungkan dengan ground. Bila salah satu tombol keypad ditekan maka output yang dihasilkan berupa kombinasi baris dan kolom tersebut sama dengan commonnya. Kombinasi kolom dan baris untuk penekanan tombol keypad dapat dilihat pada label 2.2. dan konflgurasi keypad matriks 3x4 pada gambar 2.4.

(38)

Tabel 2.4 Tabel Kebenaran Keypad Matriks 3x4 Tombol Keypad Yang Ditekan Output Kl K2 K3 Bl B2 B3 B4 1 0 1 1 0 1 1 1 2 1 0 1 0 1 1 1 3 1 1 0 0 1 1 1 4 0 1 1 1 0 1 1 5 1 0 1 1 0 1 1 6 1 1 0 1 0 1 1 7 0 1 1 1 1 0 1 8 1 0 1 1 1 0 1 9 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 * 1 0 1 1 1 1 0 # 1 1 0 1 1 1 0

(39)

Gambar 2.8 Gambar pin - pin pada keypad

2.6 IC HD74LS86

IC HD74LS86 merupakan IC yang terdiri dari 14 pin dan mempunyai 4 buah gerbang OR. Pin 1 dan 2 (1A dan 1B)merupakan input salah satu gerbang OR dan keluarannya pada pin 3 (1Y), dan pin 4 (2A), 5 (2B), 9 (3A), 10 (3B), 12 (4A) serta pin 13 (4B) merupakan input gerbang OR yang lainnya dengan keluaran masing-masing 2Y, 3Y dan 4 Y. Pin 7 merupakan masukan catu daya 0 volt (gnd) dan pin 14 adalah masukan tegangan catu daya +5 volt. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.9 di bawah.

(40)

Gambar 2.9 Konfigurasi pin IC HD74LS86

Tabel 2.5. Tabel kebenaran dari gerbang logika OR

Dari table kebenaran di atas jika input A = L (0) dan B = L (1) maka keluarannya akan menjadi L (0). Keluaran akan menjadi H atau logika 1 maka input A dan B tidak sama atau berlainan.

2.7 EEPROM AT24C04

EEPROM AT2404 adalah rangkaian Electrically Erasable Programable Memory yang dibuat dengan teknologi single Polysillicon CMOS dan mempunyai kapasitas 4K. Dalam pembuatannya EEPROM AT2404 ini terdapat 2 versi utama dengan 1 buah versi umum, dimana pada versi umum dapat dioperasikan pada tegangan 4,5 Volt sampai dengan 5 Volt. Untuk versi khusus yaitu versi W, dapat dioperasikan dengan catu daya sebesar 2,5 Volt, sedangkan versi R dapat dioperasikan pada catu daya sebesar 1,8 Volt.

(41)

Gambar 2.10 Konfigurasi EEPROM AT2404

Pada EEPROM AT2404dilakukan proses pembacaan dan proses penulisan data ke EEPROM kemudian pengeluaran data dari EEPROM dilakukan dalam bentuk Bus Serial dengan nama-nama terminal EEPROM AT2404, yaitu :

Tabel 2.6 Nama Sinyal EEPROM

NO Terminal Nama Sinyal

1. AO-E2 Address Input

2. SDA Serial Data Address

3. SCL Serial Clock

4. WP Write-Protect Input

5. VCC Suply Voltage

6. VSS Ground

Proses transfer data dari control clock dilakukan secara serial dengan support maksimum adalah sebesar 400 KHz. Teknologi Interface menjamin proses baca dan tulis pada EEPROM yang dapat berfungsi dengan baik saat bekerja dalam mode Bidirectional. Pada Mode Bidirectional dapat di lakukan

proses baca maupun tulis melalui 2 saluran serial, yaitu serial SDA dan saluran

(42)

Proses baca dan tulis dapat dibedakan dengan pemberian sinyal start bit

pada Bus Master. Dalam hal ini oleh Mikrokontroler melalui Port 0.0 dan Port

0.2. Selain start bit sebagai awal data masukan, selanjutnya akan dikirim pula 3 bit address EEPROM dan 4 bit data input serta 1 bit sebagai indicator read dan write dengan pemberian logic 1 pada proses baca dan logic 0 pada saat proses tulis. Serial clock (SCL) merupakan terminal input yang digunakan untuk proses sinkronisasi data yang masuk saat proses baca dan data keluar pada saat proses

tulis. Serial data (SDA) adalah terminal Bidirectional yang digunakan untuk

mentransfer data yang masuk dan keluar ke memori melalui pengendalian dari Mikrokontroler.

2.8 IC SN74LS245

IC SN74LS245 mempunyai 20 pin dan merupakan IC yang berfungsi untuk asynchronous 2 jalur komunikasi antara bus data. Control-function di implementasikan menggunakan delay eksternal. Pada IC ini memperbolehkan transmisi data dari bus A ke bus B atau dari bus B ke bus A, dan tergantung nilai logika pada masukan direction-control (DIR). Masukan Output-enable (OE) dapat ditiadakan dalam bus untuk pemisahan yang efektif. Bus A (A1-A8) terletak pada pin 2-9 dan pin B (B1-B8) terletak pada pin 11-18. DIR terletak pada pin 1, OE terletak pada pin 19 sedangkan gnd dan vcc terletak pada pin 10 dan 20.

(43)

Gambar 2.11 Konfigurasi pin IC SN74LS245

Tabel 2.7 Tabel Kebenaran IC SN74LS245

2.9 Solenoid

Solenoid merupakan alat listrik yang digunakan sebagai penggerak. Gambar 2.12 menunjukan prinsip dasar solenoid. Ketika arus listrik melewati solenoid maka akan menghasilkan medan magnet dan akan menarik besi lunak yaitu plunger, menariknya kearah coil (lilitan). Seiring dengan perubahan arus kekuatan kuat maka plunger kemudian akan bergerak. Pergerakan magnet disebabkan karena meningkatnya sistem.

Solenoid valve biasanya dioperasikan sama dan digunakan untuk mengontrol cairan yang mengalir didalam sistem pneumatik hidrolik. Ketika arus menembus celah koil (lilitan) besi ringan yang terpusat akan tertarik dan dapat dilakukan membuka atau menutup port untuk memperbolehkan cairan mengalir.

(44)

Plunger Input From Controller Lingkage to other devices Pivot Spring Coil

(45)

BAB III

ANALISA DAN PERANCANGAN

3.1 Pendahuluan

Alat pemberi makan ini dapat bekerja setelah kita menset kapan alat ini

akan beroperasi (jam dan menit), untuk memberi input pada alat ini dengan menggunakan tombol tekan (keypad). Keluaran dari hasil settingan akan ditampilkan dengan media seven segment.

Alat ini menggunakan sumber tegangan AC yang dikonversikan menjadi

sumber tegangan 5 Volt DC melalui rangkaian voltage regulator yang kemudian

digunakan sebagai suplay rangkaian. Sedangkan untuk sumber tegangan untuk solenoid digunakan sebagai sumber tegangan AC yang dikonversikan menjadi sumber tegangan 12 Volt DC.

Alat pemberi makan ikan ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian dasar sesuai dengan fungsinya. Pembahasan dimulai dengan pengenalan blok diagram dengan penjelasan secara umum. Blok diagram tersebut lalu direalisasikan dalam rangkaian aslinya yang diikuti dengan gambar rangkaian dan cara kerja tiap-tiap blok secara mendetail.

(46)

3.2 Blok Diagram

Blok diagram aplikasi ini ditunjukkan gambar sebagai berikut:

Gambar 3.1 Blok Diagram Rangkaian

Fungsi-fungsi tersebut adalah:

A. Rangkaian Sumber Tegangan

Rangkaian sumber tegangan, akan menyuplai tegangan 5 V DC kepada komponen yang memerlukannya dan 12 V DC ke solenoid.

B. Tombol Tekan (Keypad)

Pada sistem ini, keypad berfungsi sebagai media input untuk menentukan pilihan operasi yang dapat menset waktu (yaitu: jam, menit, detik). Input tersebut diterima oleh mikrokontroler yang kemudian diolah dan diteruskan ke RTC dan EPROM.

Sumber Tegangan 5V DC

Keypad Seven Segment

RTC EEPROM Pengendali Mikro Solenoid Sumber Tegangan 12 V DC

(47)

C. RTC (Real Time Clock)

Pada sistem ini, Real Time Clock berfungsi untuk menjalankan waktu, yaitu berupa jam, menit dan detik. IC ini bekerja dengan clock sebesar 10 Hz ketika tegangan input sebesar 5 V diberikan lalu nilai yang dihasilkan diambil oleh IC Mikrokontroler. Selain proses perhitungan waktu, IC Real Time Clock ini juga berfungsi sebagai pembanding waktu dengan data nilai waktu yang telah disimpan oleh pemakai pada IC EEPROM.

D. EEPROM

Pada sistem ini, EEPROM berfungsi sebagai penyimpan data berupa pesan dan jadwal yang diberikan melalui mikrokontroler dari keypad oleh pemakai. Dan data yang disimpan dapat dihapus jika sudah tidak berlaku lagi. Data-data tersebut disimpan dan diambil oleh EEPROM yang diatur oleh mikrokontroler.

E. SEVEN SEGMENT

Pada sistem ini seven berfungsi sebagai media untuk menampilkan waktu (yaitu: jam, menit, dan detik).

F. PENGENDALI MIKRO

Pengendali mikro AT89C51 sebagai alat pemroses utama yang mengendalikan kerja komponen yang tercakup di dalamnya menjadi sebuah sistem secara keseluruhan.

G. SOLENOIR

(48)

VC C VC C VCC D4 D3 D2 C 3 33pF

*

P1 .0 VC C P1 .1 P0 .0 P1 .2 P0 .1 P1 .3 P0 .2 P1 .4 P0 .3 P1 .5 P0 .4 P1 .6 P0 .5 P1 .7 P0 .6 RS T P 0 .7 P3 .0 EA/ VPP P3 .1 AL E/ PR O G P3 .2 PSEN P3 .3 P2 .7 P3 .4 P2 .6 P3 .5 P2 .5 P3 .6 P2 .4 P3 .7 P2 .3 XT AL 1 P2 .2 XT AL 2 P2 .1 GN D P 2 .0 3 6 9 # 5 8 0 2 1 4 7 D IR V C C A 1 E A 2 B 1 A 3 B 2 A 4 B 3 A 5 B 4 A 6 B 5 A 7 B 6 A 8 B 7 G N D B 8 74LS2 45 1 A V C C 1 B 1 Y GN D 74LS86 Rela y 12V DC So leno id VC C e G N D d A c B b R B I a B I/ R B 0 g L T f C V C C D A T 89C 51 74LS 14 7 SEGM ENT 7 SEGM ENT 7 SEGM ENT 7 SEGM ENT 7 SEGM ENT 7 SEGM ENT R 3 10K A0 VC C A1 WP A2 SC L GND SDA X1 VC C X2 SQW Vbat SC L GND SDA D S 1307 24C 04 P3 .3 P3 .2 P1 .4 P1 .6 P1 .7 P1 .5 C1 10uF C 2 33pF X1 X2 VC C VC C R4 10K D1 T7 R2 5,1K R2 5,1K R1 5,1K VC C 3.3 Skema Rangkaian

(49)

3.4 Perancangan Rangkaian

Sub bab berikut ini membahas cara kerja rangkaian dan cara kerja

rangkaian tiap blok serta antar muka rangkaian dengan rangkaian kontrol pengendali. Pertama kali alat dinyalakan kita harus menset beberapa subprogram:

1. Subprogram set jam: dapat diset dengan menekan tombol 1 pada keypad.

Kemudian sebagai indikator kalau tombol 1 telah ditekan maka indikator

yang berupa led pada kaki port 2.5 pada IC 74LS 245 akan menyala. Lalu

kita dapat memasukkan data jam (jam, menit, detik).

2. Subprogram set takaran: dapat diset dengan menekan tombol 2 pada

keypad. Kemudian sebagian indikator kalau tombol 2 telah ditekan maka

indikator led pada port 2.6 pada IC 74LS245 akan menyala. Lalu kita

dapat memasukkan data (set takaran maksimal 9 kali).

3. Subprogram set delay solenoid: dapat diset dengan menekan tombol 3

pada keypad. Kemudian sebagian indikator kalau tombol 3 telah ditekan

maka indikator led pada port 2.5 dan 2.6 pada IC 745LS245 akan menyala.

Lalu kita dapat memasukkan data (tekan 1 = 0,1, detik, 2 = 0,3 detik, 3 = 0,5 detik, 4 = 0,8 detik, 5 = 1 detik).

4. Subprogram set switching: dapat diset dengan menekan tombol 4 pada

keypad. Kemudian sebagai indikator kalau tombol 4 telah ditekan maka

indikator led pada port 2.7 pada IC 74LS245 akan menyala. Lalu kita

(50)

*

3 6 9 # 5 8 0 2 1 4 7 P0.0 P0.1 P0.2 P0.3 P0.4 P0.5 P0.6 P0.7

Setelah semua subprogram telah diset, alat akan menjalankan program utama sesuai dengan subprogram yang telah kita set. Ini merupakan keterangan cara kerja alat secara umum, untuk keterangan perblok akan dijelaskan dibawah.

3.4.1 Tombol Tekan Matriks 3 x 4

Tombol tekan digunakan merupakan jenis tombol tekan matriks. Tiap tombol mewakili nilai biner yang khas berupa kombinasi baris dan kolom yang ditekan, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. berikut ini diperlihatkan gambar hubungan antarmuka tombol tekan dengan pengendali mikro.

Gambar 3.3.

Antarmuka Tekan Tombol (keypad) dengan Pengendali Mikro

Cara kerja tombol matriks secara umum mirip dengan cara kerja saklar yakni bila sebuah tombol ditekan maka akan terdapat hubungan antara satu baris

dengan satu kolom pada tombol kontak tunggal (single contact). Sedangkan pada

tombol tekan kontak ganda (dual contact), satu baris terhubung dengan satu

(51)

tekan matriks kontak ganda. Common Tombol tekan pada pin h adapat

dihubungkan dengan sumber tegangan atau tanah. Tombol tekan dirangkai

sedemikian rupa agar memiliki karakteristik active low, dengan cara

menghubungkan pin h dengan ground sehingga bila tombol ditekan maka baris dan kolom tombol tekan mengeluarkan tegangan berlogika 0.

Tabel 3.1 Kombinasi Tombol Tekan

Tombol g f e d c b a 1 1 1 1 0 1 1 0 2 1 1 1 0 1 0 1 3 1 1 1 0 0 1 1 4 1 1 0 1 1 1 0 5 1 1 0 1 1 0 1 6 1 1 0 1 0 1 1 7 1 0 1 1 1 1 0 8 1 0 1 1 1 0 1 9 1 0 1 1 0 1 1 * 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 # 0 1 1 1 0 1 1

Kombinasi tegangan pada pin tombol tekan inilah yang digunakan sebagai masukan data oleh pengendali mikro. Pin a – c menunjukkan kolom tombol tekan, sedangkan pin d – g menunjuk barisnya. Urutan yang tertera pada tabel 3.1 identik dengan urutan pin pada bagian belakang tombol tekan.

Cara kerja tombol tekan matriks belakang sebagai berikut, port 0 dari

pengendali mikro akan mengecek tombol tekan tersebut apakah ada tombol yang ditekan. Setiap 50 m detik pengendali mikro akan mengecek tombol tersebut apakah ada tombol yang ditekan, jika tidak ada tombol yang ditekan maka akan kembali menjalankan program utama, tetapi jika ada tombol yang ditekan tersebut

(52)

VCC P3.0 P3.1 GND A0 VCC A1 WP A2 SCL GND SDA 5K1 5K1 Mikrokontroler

dibaca merupakan perintah atau angka masukan. Jika merupakan perintah, maka akan dijalankan dan jika angka masukan maka akan ditampilkan pada seven segment.

Tombol tekan yang digunakan adalah tombol tekan matrix yang terdiri dari 3 kolom dan 4 baris. Pada saat mengecek ada atau tidaknya tombol yang

ditekan, kaki dari port 0 pengendali mikro yang terhubung ke bagian kolom akan

diberikan nilai tertentu. Dan pada kaki port 0 pengendali mikro yang terhubung ke

bagian baris akan membaca apakah ada nilai yang berubah , jika ada yang berubah maka ada tombol dari tombol tekan yang tertekan. Cara ini yang digunakan untuk membuat prosedur tombol tekan yang mendeteksi ada atau tidaknya penekanan tombol, dan tombol mana yang ditekan.

3.4.2 Serial EEPROM dengan Mikrokontroler AT89C51

Gambar antarmuka serial EEPROM AT24C04 dengan mikrokontroler AT89C51 dapat dilihat pada gambar 3.4.

(53)

Start Start

SDA

SCL

Stop

Perubahan Data Sah SCL

SDA

Pin Serial Data (SDA) dan pin Serial Clock (SCL) memegang peranan di

dalam mengendalikan kerja dari memori serial AT24C04. Serial data digunakan

untuk mentransfer data dua arah secara serial. Perubahan data pada SDA selama kondisi pin SCL dalam keadaan high menunjukkan adanya kondisi mulai dan kondisi berhenti dari memori. Diagram waktu kondisi mulai bekerja dan kondisi berhenti dari memori dapat dilihat pada gambar 3.6. Selain untuk kondisi mulai dari kondisi berhenti, perubahan data pada pin SDA hanya akan sah apabila pin SCL dalam keadaan kondisi low. Diagram waktu yang menunjukkan kapan perubahan data pada ADA akan sah dapat dilihat pada gambar 3.7.

Gambar 3.5 Diagram waktu untuk kondisi start dan stop pada memori

(54)

Set pin SCL pada level high

Set pin SDA pada level high

Delay selama 2 mikro detik

Set pin SDA pada level low

Delay selama 2 mikro detik

Set pin SCL pada level low

Selesai

(55)

Mulai

Set pin SCL pada level high

Set pin SDA pada level low

Delay selama 2 mikro detik

Set pin SDA pada level high

Delay selama 2 mikro detik

Set pin SCL pada level low

Selesai

(56)

VCC P3.0 P3.1 GND X1 VCC X2 SQW Vbat SCL GND SDA 5K1 5K1 Mikrokontroler

3.4.3 RTC dengan Mikrokontroler AT89C51

Gambar antarmuka RTC DS130 dengan mikrokontroler AT89C51 dapat dilihat pada gambar 3.9.

Gambar 3.9 Antarmuka RTC dengan mikrokontroler AT89C51

RTC digunakan sebagai komponen yang memberikan keadaan waktu yang

tepat dengan pengiriman data secara serial. Rangkaian RTC menggunakan kristal 32,768 KHz sebagai osilator pin SDA dan pin SCL dihubungkan dengan mikrokontroler pada P3.0 dan P3.1 dan memerlukan pulp up.

Karena memiliki hubungan yang sama RTC dan serial EEPROM menggunakan teknik pengiriman data yang sama, serta secara serial. Maka hampir keseluruhan cara, meliputi prose inisialisasi, kondisi mulai dan kondisi berhenti maupun operasi penulisan dan pembacaan data serta diagram alurnya dengan EEPROM, kecuali pola pengalamatannya.

(57)

Gambar 3.10 Diagram register pada RTC DS1307

Cara penulisan data untuk menit dibagi dua bagian, yaitu bagian depan

yang menunjukkan bit pertama dari menit dan bagian belakang yang menunjukkan bit kedua dan menit. Cara penulisan data untuk jam dikatakan ama dengan penulisan data pada menit, hanya berbeda pada bagian depannya saja. Bit ke-6 menunjukkan sistem waktu yang mau digunakan 12 jam atau 24 jam. Karena pada sistem ini kita menggunakan sistem waktu 24 jam, maka bit ini harus bernilai 1. Bila bit ke-5 dan bit ke-5 menunjukkan nilai dari digit pertama dari jam, tetapi pada sistem waktu 12 jam bit ke-5 menunjukkan waktu AM/PM.

(58)

P2.7 P2.6 P2.5 P2.4 P2.3 P2.2 P2.1 P2.0 DIR VCC A1 E A2 B1 A3 B2 A4 B3 A5 B4 A6 B5 A7 B6 A8 B7 GND B8 Mikrokontroler 74LS 245

3.4.4 IC 74LS245 dengan Mikrokontroler AT89C51

Gambar antarmuka 74LS245 dengan mikrokontroler AT89C51 dapat dilihat pada gambar 3.11.

Gambar 3.11 Antarmuka Buffer 74LS45 dengan mikrokontroler AR89C51

IC74LS245 ini digunakan sebagai buffer, jadi keluaran dari IC ini

tergantung pada mikrokontroler. Sebagai buffer, IC ini bisa mentransfer dari data

dari port A ke port B atau dari Port B ke port A, tergantung pada E (enable) dan

DIR. Jika kita ingin membuat IC ini transfer data dari B ke A maka pin E dan pin DIR disambungkan ke ground. Tapi karena pada alat ini kita mentransfer data dari

port A ke port B maka pin E disambungkan ke ground dan pin DIR ditransfer ke

VCC (5 Volt).

3.4.5 IC 74LS245 dengan HD74LS86P

Gambar antarmuka dari IC 74LS86P dengan HD74LS86P dapat dilihat pada gambar 3.12.

(59)

DIR VCC

A1 E

A2 B1

A3 B2

A4 B3

A5 B4

A6 B5

A7 B6

A8 B7

GND B8

1A

1B

74LS

245

74LS

86

Re la y 12V D C S ol enoi d VCC D1 R4 10K T7

Gambar 3.12 Antarmuka IC 74LS245 dengan D74LS86P

Dilihat dari gambar 3.12 kita mengetahui output dari pada port B7 dan port

B8 dihubungkan ke IC HD74LS86P. Pada IC HD74LS86P output dari IC74LS245 ini akan di-XOR-kan. Output dari IC HD74LS86P ini dihubungkan ke rangkaian relay, yang berfungsi output dari alat pemberi makan ikan otomatis ini.

3.4.6 Rangkaian Relay

Pada rangkaian relay ini, digunakan komponen dioda IN4002, transistor BC 547, R4 = 10K dan relay.

(60)

Seperti gambar di atas transistor akan bekerja setelah mendapat output dari mikrokontroler melalui IC HD74LS86P. Setelah transistor aktif, maka relay mulai bekerja yaitu memindahkan saklar yang ada di dalamnya sehingga mengaktifkan solenoid. Solenoid mendapat input 12 Volt untuk mengaktifkannya. Prinsip kerja dari solenoid sangatlah mudah, yaitu setelah diberi input 12 volt, solenoid yang terhubung dengan relai akan menunggu hingga kaki relay terhubung dengan solenoid. Setelah terhubung, solenoid akan bekerja. Kemudian setelah hubungan dengan kaki relay terputus, maka solenoid akan non aktif.

Setelah solenoid non aktif, maka saklar dalam relay juga akan berpindah

dari tutup ke terbuka (keadaan mula / normally open). Hal ini menyebabkan

kumparan pada relai tersebut menghasilkan tegangan balik yang cukup besar, sehingga ditempatkan dioda yang paralel dengan relay. Jadi dioda sendiri berfungsi untuk menjaga agar tidak muncul tegangan Induksi yang sangat besar pada saat perpindahan saklar dari tertutup ke terbuka. Tegangan Induksi tersebut muncul dari kumparan yang ada pada relay dan arah dari tegangan Induksi tersebut adalah berlawanan dengan aliran arus yang berasal dari sumber 5 Volt.

Apabila tidak ditempatkan dioda yang paralel dengan relay, maka pada

saat terjadi perpindahan saklar dari tertutup ke terbuka dalam relay, perubahan

arus ( ΔI ) sangat besar dan terjadi pada waktu yang sangat singkat ( Δt→ 0 ) dan

menyebabkan muncul tegangan Induksi: V = -

t I L

Δ Δ

Tegangan Induksi tersebut akan timbul pada kolektor transistor, dengan

tegangan Induksi yang besar akan membuat transistor rusak. Oleh sebab itu, dioda diletakkan paralel dengan relay, agar tegangan induksi tersebut tidak muncul

(61)

untuk merusak transistor dan arus yang berlebihan akan memutar saja diantara dioda dan relay.

Nilai Vbe dan Vce didapat dari data sheet BC547 (terlampir di halaman belakang).

Berdasarkan perhitungan, dapat kita lihat bahwa:

Diketahui: Vcc = 5 Volt Vbb = 45 volt Vbe = 0 Volt Vce = 250 mVolt R4 = 10K Ω Vbb = vbe + Ib R4 5V = 0 + Ib 10KΩ 5V = Ib 10KΩ Ib = 0,5 mA Vcc = Vce + Ic R relay

Setelah diukur pada relay, maka R relay adalah 90Ω), maka

5V = 25 mV + Ic 90Ω

5V – 250 mV = Ic 90Ω

4,75V = Ic 90Ω

Ic (sat) = 52,7 mA

Dengan di dapat IC dan Ib, maka dapat dicari β

(62)

D3

IC 7805

5 Volt DC

Dari Trafo 7.5 Volt D1 D4 D2 C4 1000uF C5 33 nF C6 100 nF β = 52,7 mA / 0,5 mA β = 105,4

3.4.7 Rangkaian Catu Daya

Rangkaian catu daya merupakan bagian yang sangat penting pada rangkaian karena tanpa catu daya alat tidak dapat bekerja. Alat ini merupakan catu daya yang dapat memberikan tegangan sebesar 5 Volt dc untuk setiap IC.

Fungsi utama dari suatu regulator tegangan (voltage regulator) adalah

untuk mempertahankan suatu level tegangan output yang konstan. Regulator tegangan yang digunakan dalam rangkaian ini adalah dalam bentuk IC yang mengandung sejumlah rangkaian untuk tegangan referensi, alat Pengontrol,

penguat, komparator dan pelindung tegangan berlebihan (overloaded protection).

Jenis regulasi yang bisa dilakukan adalah tegangan positif tetap (fixed positive

voltage), atau tegangan yang dapat diatur (adjustable set voltage). Pada alat

pelindung tegangan lebih, digunakan regulator jenis positif regulator, tipe LM 7805.

(63)

3.4.7.1IC Regulator LM 7805

IC regulator adalah IC yang berguna sebagai pengatur tegangan yang membuat suatu tegangan masuk padanya menjadi tegangan keluaran yang besarnya tertentu sesuai tipe IC tersebut. Dengan menggunakan IC regulator ini maka tegangan keluaran menjadi lebih stabil dan penarikan arus dari rangkaian, biasanya ditambahkan kapasitor yang dipararelkan dengan keluaran IC regulator ini.

IC LM7805 ini merupakan IC regulator yang mengatur tegangan keluaran yang dihasilkan 5V dengan arus keluaran maksimum hingga 1000mA.

Pada rangkaian catu daya ini tidak dilengkapi dengan transformator, sehingga untuk tegangan sumber diperlukan adanya transformator dengan tegangan input yang masuk ke rangkaian sebesar 7,5 volt AC, atau dapat juga dengan menggunakan adaptor dengan keluaran DC 7,5 volt. Tegangan ini digunakan untuk mencatu dioda jembatan bridge dan IC regulator 78L05.

Tegangan 7,5 volt AC tersebut diserahkan oleh dioda jembatan bridge

(IN4002). Pada setengah siklus positif D2 dan D4 aktif. Sedang pada setengah siklus negatif D1 dan D3 yang aktif. Output yang dihasilkan oleh dioda jembatan

tersebut berbentuk gelombang full-wave. Gelombang ini kemudian diratakan oleh

kapasitor 1000μf dan outputnya dihubungkan ke input IC 78L05. Output dari IC

78L05 ini adalah tegangan DC yang stabil yaitu 5 volt. Kapasitor 1000μf ini

berfungsi meratakan tegangan DC hasil penyearah berupa gelombang full-wave

sedangkan kapasitor yang lain berfungsi untuk melindungi osilasi parasik yang tidak diinginkan.

(64)

Transfomator Jembatan

Penyearah Filter Regulator Beban

Besarnya Vripple dapat dihitung dengan persamaan: V dc =Vpeak - ⎟ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ 2 Vrip ………(3.1) Vrip = c . f Ipeak C . f. R ) peak ( V = ………(3.2) Dimana

Vdc : tegangan output dari penyerah dioda

Vrip : tegangan ripple peak to peak

Vpeak : 2 x output transformator

f : frekuensi ripple (2 x f jala-jala)

C : kapasitas kapasitor

Ipeak : arus yang mengalir melalui beban

Main besar harga kapasitor maka Vripple makin kecil.

Gambar 3.15 Bentuk gelombang rangkaian catu daya

3.5 Perancangan Perangkat Lunak

Perangkat lunak alat ini terbagi menjadi beberapa bagian. Pada pengendali

mikro yang berfungsi sebagai program utama, subprogram set jam, subprogram set takaran, subprogram set daya solenoid, subprogram et switching.

(65)

3.5.1 Pengendali Mikro AT89C51 3.5.1.1Program Utama

Di dalamnya merupakan bagian program yang diulang terus-menerus. Pada program utama akan dipanggil subprogram-subprogram yang perlu dijalankan dan menentukan aktif atau tidaknya alat secara keseluruhan. Pada 3.16 digambarkan diagram alir program utama yang menggambarkan cara kerja secara umum dan keseluruhan.

3.5.1.2Subprogram Set Jam

Pada subprogram ini terjadi proses pemasukan data jam digital. Pada saat dimana keadaan subprogram set jam maka pengendali mikro akan membuat bit P2.5 = 1. Kemudian indikator output yang berupa ledakan menyala. Dalam

keadaan set jam, maka Port 1 dan Port 3 dari mikro menjadi disable, setelah itu

akan terjadi proses scan keypad. Scan keypad merupakan proses pembandingan alamat data jam yaitu di 38H dengan FF (bila 38H = FF maka akan balik ke proses sebelum masuk scan keypad, yang menandakan belum ada proses penekanan nomor 1 tetapi bila ke proses sebelum masuk subprogram set keypad maka akan lanjut ke proses pemasukan data jam). Setelah data sudah disimpan

maka pengendali mikro akan menclear port 2 dan akan menampilkan set yang kita

masukkan ke media tampilan yaitu: seven segment, setelah itu indikator yang berupa lampu led akan balik ke keadaan semula dan kembali ke program utama. Diagram set jam dapat dilihat pada gambar 3.17.

(66)

3.5.1.3Subprogram Set Takaran

Pada subprogram ini terjadi proses pemasukan set takaran, yaitu pemasukan set berapa kali takaran akan dijalankan (maksimal 9 kali takaran). Pada waktu pemasukan subprogram set takaran maka P2.6 =1, yang menyalakan lampu indikator yang berupa led. Kemudian terjadi proses scan keypad, setelah itu digit ke-2 dari detik menampilkan input dari data yang kita masukkan. Setelah proses pemasukan data selesai maka mikro akan balik ke program utama. Diagram alir set takaran ada pada gambar 3.18.

3.5.1.4Subprogram Set Delay Solenoid

Pada subprogram ini terjadi pemasukan input untuk menentukan delay solenoid, yang merupakan output dari alat ini. Setelah masuk dalam set delay

solenoid maka P2.5 dan P2.6 = 1. Kemudian port 1 dan 3 menjadi disable Lalu ke

scan keypad, setelah itu masukkan input delay yang kita inginkan lalu P3.3 diclear sehingga media tampilan seven segment dapat menampilkan input yang kita masukkan. Prosesnya dapat kita lihat pada diagram alir set delay solenoid pada gambar 3.19.

3.5.1.5Subprogram Set Switching

Di dalam subprogram ini terjadi proses penentuan kapan switching solenoid terjadi (jam dan menitnya) dan berapa kali terjadi switching (dalam 24

jam). Setelah masuk ke dalam pengesetan maka P2.7 = 1, lalu port 1 dan port 3

(67)

switching terjadi dalam 24 jam lalu P3.3 diclear sehingga media tampilan seven segment dapat menampilkan input yang kita masukkan.

Setelah kita masukkan input tersebut terjadi delay 1 detik lalu P3.3 menjadi = 1 baru kita masukkan input (jam dan menit untuk terjadinya switching). Setelah itu program akan balik ke program utama. Diagram alir set switching dapat dilihat pada gambar 3.20.

(68)

Mulai

Inisialisasi dan ambil data dari RTC dan EEPROM

Tampilkan jam, menit, detik pada seven segment

Bandingkan data RTC dan EEPROM

Jalankan solenoid

Input keypad

1. Set jam 2. Set takaran 3. Set Delay solenoid 4. Set switching Selesai Program Utama N Tidak Tidak Ya Ya

(69)

N

Bit P2.5 = 1

Port 1 dan Port 3 disable

Scan Keypad ?

Data disimpan ke RTC Pengisian Data jam, menit, detik

CLR Bit P2.5 mulai Program utama Set Jam Tida k

(70)

N2

Port 1 dan Port 3 disable Bit P2.6 = 1 Scan Keypad ? Pengisian data Clr P3.3 Data disimpan ke EEPROM mulai Program utama Set Takaran Tidak Ya Clr P2.6 Set Bit P3.3

(71)

Tidak

N3

Set Bit P2.5 dan P2.6

Port 1 dan Port 3 disable

Scan Keypad ?

Input Data Delay Clr P3.3 Data disimpan di EEPROM mulai Program utama Set Delay Ya Clr P2.5 dan P2.6 Set Bit P3.3

(72)

N4

Set Bit P2.7

Port 1 dan Port 3 disable

Scan Keypad ?

Input Banyaknya Max Time Clr P3.3 Disimpan di EEPROM Program utama Set Switching Tidak Ya Tampilkan di Seven Segment 1

(73)

Program utama

1

Delay 1 s dan Setb P3.3

Scan Keypad ?

Pembandingan Data Input Data Jam, Menit, Detik

Tidak

Ya

Mulai

(74)

BAB IV

PENGUJIAN DAN PENGAMATAN

Pengujian terhadap sistem ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah alat yang digunakan dalam sistem bekerja dengan baik dan sesuai dengan keinginan serta memperlihatkan hasil-hasil pengujian. Pengujian yang dilakukan adalah pengujian pada beberapa titik sari rangkaian yang berhubungan dengan pengendalian mikro.

4.1 Pengujian terhadap tombol tekan 4.1.1 Tujuan

Tujuan diadakan pengujian terhadap tombol tekan untuk mengetahui apakah input yang masuk dapat diterima oleh pengendali mikro dengan baik dan dikerjakan sesuai dengan keinginan.

4.1.2 Peralatan yang digunakan

Peralatan-peralatan yang digunakan dalam pengujian tombol tekan ini meliputi:

1. Tujuh buah LED (Light Emitting Dioda). 2. Pengendali mikro yang digunakan pada sistem. 3. Project Board.

4. Suplai 5 Volt DC 5. Tombol tekan (keypad)

(75)

4.1.3 Jalannya Percobaan

Jalannya percobaan adalah sebagai berikut:

1. Pin-pin pada keypad dihubungkan dengan mikrokontroler pada port 1, dan commonnya dihubungkan ke ground.

2. Pin negatif LED dihubungkan ke port 1 mikrokontroler dan kaki – kaki positif LED dihubungkan dengan suplai 5 volt dc. Untuk lebih jelasnya Lihat gmbar 4.1

3. Beri suplai 5 volt dc pada pengendali mikro.

4. Jalankan suplai dan tekan salah satu tombol dari keypad untuk beberapa saat.

5. Pada saat ditahan, perhatikan ketujuh buah LED yang merupakan keluaran dari keypad.

Gambar 4.1 Rangkaian Penguji Tombol Tekan

VCC P1.0 P1.1 P1.2 P1.3 P1.4 P1.5 P1.6 P1.7

*

3 6 9 # 5 8 0 2 1 4 7 1 2 3 4 5 6 7

(76)

4.1.4 Hasil Pengujian

Hasil pengamatan terhadap tombol tekan dapat dilihat pada tebel 4.1. Kondisi LED ketika menyala diberi nilai satu dan ketika pada diberi nilai nol. Data pada tabel dimulai dari MSB.

4.1.5 Analisa Hasil

Setelah dilakukan terhadap tombol tekan dan mengamati keluaran dari masing-masing tombol tekan maka dapat disimpulkan bahwa tombol tekan bekerja dengan baik.

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Tombol Tekan

Tombol keypad yang ditekan Kondisi LED ketika sebuah tombol ditekan

1 1110110 2 1110101 3 1110011 4 1101110 5 1101101 6 1101011 7 1011110 8 1011101 9 1011011 * 0111110

(77)

4.2 Pengujian Terhadap Tampilan Seven Segment 4.2.1 Tujuan

Tujuan diadakan pengujian terhadap tampilan seven segment untuk mengetahui apakah tampilan seven segment masih bekerja dengan baik dan dapat menerima karakter sesuai dengan yang diinginkan.

4.2.2 Peralatan yang digunakan

Peralatan-peralatan yang digunakan dalam pengujian ini meliputi: 1. Project board

2. Seven segment

3. Multitester type YX-360TR

4.2.3 Jalannya Percobaan

Jalannya percobaan adalah sebagai berikut: 1. Set multitester pada kondisi pengukuran tahanan.

2. Hubungkan kaki ground pada peraga tujuh bertipe anoda dengan kutup negatif pada multitester.

3. Kutub positif dari multitester dihubungkan dengan kaki-kaki yang peraga tujuh yang lainnya bergantian satu per satu.

4.2.4 Hasil Pengujian

Hasil pengujian terhadap peraga tujuh yaitu peraga tujuh berjalan dengan baik (nyala dari peraga tujuh sesuai dengan yang diinginkan)

(78)

4.3 Pengujian RTC DS1307

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah RTC bekerja dengan baik dan dapat dipakai. Pengujian yang dilakukan adalah pengujian ketepatan waktu dari RTC dengan cara membandingkan perhitungan jam dari stopwatch. Berikut ini tabel perbandingan perhitungan jam.

Tabel 4.2 Perbandingan Perhitungan jam Stop-Watch Jam dari RTC

Detik ke-0 0 detik

Detik ke-30 30 detik

Detik ke-60 60 detik

Menit ke-2 2 menit

Menit ke-5 5 menit

Menit ke-10 10 menit

Menit ke-20 20 menit

Menit ke-30 30 menit

Menit ke-50 50 menit

Menit ke-60 1 jam

Menit ke-90 1 jam 30 menit

Menit ke-120 2 jam

Jam ke-3 3 jam

Jam ke-4 4 jam

4.4 Pengujian Terhadap Alat Pemberi Makan Ikan 4.4.1 Tujuan

Tujuan diadakan pengujian terhadap alat pemberi makan ikan ini adalah untuk mengetahui berapa berat per takaran yang dihasilkan dari delay solenoid 0, 1s, 5s, dan 1s.

(79)

4.4.2 Jalannya Percobaan

Jalannya percobaan adalah sebagai berikut: 1. Menset jam digital.

2. Menset takaran.

3. Menset delay solenoid.

4. Menset switching alat pemberi makan ikan. 5. Memasukkan pakan ikan (pelat) merek “Beauty”. 6. Menghitung jumlah takaran yang dihasilkan. 4.4.3 Hasil Pengujian

Hasil pengujian terhadap alat pemberi makan ikan ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.3 Pengujian pada pakan ikan sebanyak 100 gram Ukuran Pakan Ikan (Pelet)

(millimeter) Delay Solenoid (Sekon) Banyaknya Takaran 1 2 0,1 0,5 1 0,1 0,5 1 1,28 32 19 108 27 17 4.4.4 Analisa Pengujian

Dari hasil pengujian di atas kita menghitung berat pakan yang akan turun per takaran. Dengan cara membagi berat pakan ikan (yaitu 100 gram) dengan banyaknya takaran yang dihasilkan per-set.

(80)

Tabel 4.4 Berat per takaran yang dihasilkan.

Ukuran Pakan Ikan Delay Solenoid Berat pakan ikan (100 gram) banyaknya takaran

(Milimeter) (Detik) (Gram)

1 0,1 0,5 0,78 3,23 2 1 0,1 0,5 1 5,26 0,93 3,70 5,88

Gambar

Gambar 2.1. Arsitektur Internal Mikrokontroler AT89C51
Gambar 2.2. Konfigurasi Pin Mikrokontroler AT89C51
Tabel 2.1. Fungsi Pengganti Port 3
Gambar 2.4 Led pada Seven Segment common anoda
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran manajemen akan pentingnya peningkatan komitmen terhadap pelaksanaan K3 di tempat kerja, serta kesadaran

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah cabang produktif, jumlah polong per sampel, jumlah polong

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan kepada informan, dapat diketahui bahwa setelah menerapkan IBRA V6 pada proses sirkulasi peminjaman dan pengembalian

Bulan Desember 2020 juga berpotensi didorong dari window dressing di pasar saham, melihat likuiditas yang sangat melimpah di pasar, baik dari sisi domestic maupun dari global.

Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang didukung fungsi operasi organisasi yang

Turner memusatkan pada konflik sebagai suatu proses dari peristiwa-peristiwa atau fenomena yang mengarah pada interaksi yang disertai kekerasan antara dua pihak

Aplikasi tes bilangan prima mengunakan rabin-miller, fast exponentiation , dan GCD dapat dijadikan alternatip pengujian bilangan prima yang besar, aplikasi ini