• Tidak ada hasil yang ditemukan

(Studi Eksperimen di Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Kota Tasikmalaya)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "(Studi Eksperimen di Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Kota Tasikmalaya)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES BELAJARNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

CONCEPT SENTENCE DAN COMPLETTE SENTENCE PADA SUB KONSEP SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA

(Studi Eksperimen di Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Kota Tasikmalaya) Oleh;

Lina Ainun Sopiah, Rakatika;¹ Rina Riana Rakatika, M.Pd.;²

Diana Hernawati, M.Pd.;³ ABSTRAK

Sistem pencernaan pada manusia merupakan salah satu materi pelajaran biologi yang mempelajari tentang proses pencernaan makanan, organ-organ pencernaan dan gangguan/ penyakit sistem pencernaan pada tubuh manusia. Materi ini diberikan pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA). Materi ini dianggap sulit oleh sebagian siwa dikarenakan siswa kurang dilibatkan dalam berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran yang kurang menarik dapat menimbulkan suatu masalah, yaitu motivasi dan minat belajar siswa yang rendah sehingga berdampak pada hasil belajar siswa yang kurang memuaskan. Model pembelajaran yang dipandang tepat untuk digunakan yang bisa menciptakan interaksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa lainnya adalah model pembelajaran kooperatif tipe concept sentence dan tipe complette sentence. Keunggulan model pembelajaran kooperatif tipe concept sentence adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang mampu mengasah kemampuan siswa dalam belajar. Dalam proses pembelajarannya mendorong siswa untuk berpikir dan kemudian menguraikan kalimat yang sesuai dengan kata kunci yang tersedia. Sedangkan keunggulan model pembelajaran kooperatif tipe complette sentence adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat menumbuhkan kemampuan pemahaman dan komunikasi siswa. Dalam proses pembelajarannya, mendorong siswa untuk berpikir, berbicara dan menulis.

Permasalahan yang timbul adalah “apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang proses belajarnya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe concept sentence dan complete sentence pada sub konsep sistem pencernaan pada manusia ?”. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang proses belajarnya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe concept sentence dan comlette sentence pada sub konsep sistem pencernaan pada manusia. Kata kunci : concept sentence, complette sentence, sistem pencernaan pada

(2)

THE DIFFERENCE STUDENT LEARNING OUTCOMES LEARNING PROCESS USING COOPERATIVE LEARNING MODEL COMPLETTE

TYPE CONCEPT AND SENTENCE SENTENCE IN SUB IN HUMAN DIGESTIVE SYSTEM CONCEPT

(Experimental Study in Class XI Science SMAN 2 Tasikmalaya) Pembimbing

Lina Ainun Sopiah, Rakatika ABSTRACT

Human digestive system is one of the subject matter of biology that studies of the process of food digestion, digestive organs and disorders/ diseases in the digestive system of the human body. This material was given to the high school level . This material is considered difficult by most student because students are less involved in active participation in learning. The use of learning models that are less attractive to pose a problem, namely motivation and student interest is low so the impact on student learning outcomes are less satisfactory. The learning model is deemed appropriate to be used to create interaction between teachers and students and students with students is a cooperative learning model concept complette sentence and sentence types. The advantages of cooperative learning model concept sentence is one of the cooperative learning model that is able to hone students' ability to learn. In the process of learning to encourage students to think and then parse that match the keywords that are available . While the advantages of cooperative learning model complette sentence is one of the cooperative learning model to foster understanding and communication abilities of students. In the learning process, encouraging students to think , speak and write

The problem that arises is "whether there is a difference in student learning outcomes learning process using cooperative learning model concept complete sentence and sub-sentence on the concept of human digestive system?". The study concluded that there are differences in student learning outcomes learning process using cooperative learning model concept comlette sentence and sentence on the concept of sub-human digestive system.

Keywords: concept sentence, complette sentence, the human digestive system, the ……….result of learning.

(3)

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Upaya peningkatan dalam pembelajaran biologi telah banyak diteliti oleh pakar pendidikan dengan sasaran meningkatkan aktivitas siswa untuk ikut aktif dalam belajar biologi. Tetapi upaya tersebut sampai sekarang masih belum menunjukan hasil yang memuaskan. Kenyataan dilapangan menunjukan bahwa siswa masih pasif dalam belajar dan hanya menerima transfer pengetahuan dari guru, sementara guru hanya menyampaikan informasi pengetahuan semata tanpa melibatkan siswa dalam proses penggalian materinya.

Penggunaan model pembelajaran adalah salah satu alternatif untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif. Tapi, model pembelajaran bukan satu-satunya hal yang dapat memudahkan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Masih ada hal-hal lain yang berkaitan dengan bagaiamana cara guru dalam menyampaikan model pembelajaran agar efektif pada saat proses belajar mengajar berlangsung, dan bagaimana pemilihan model pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran bisa disebut tepat apabila ketika model pembelajaran tersebut dilakukan, akan meningkatkan keaktifan peserta didik, dan pada akhirnya terciptalah interaksi antara peserta didik dengan guru, ataupun peserta didik dengan peserta didik lainnya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru biologi kelas XI SMA Negeri 2 Tasikmalaya, bahwa rata-rata nilai ulangan harian siswa khususnya pada sub konsep sistem pencernaan pada manusia belum optimal yaitu baru mencapai 79,00 sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimalnya (KKM) yaitu 81,00. Walaupun guru telah menerangkan materi dengan baik dengan menggunakan metode ceramah dan diskusi kelompok, hanya saja ketika proses pembelajaran berlangsung siswa terlihat kurang termotivasi dalam memperhatikan materi yang disampaikan guru, hal ini bisa juga disebabkan siswa merasa kurang dilibatkan dalam berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, sehingga pada akhir pembelajaran berlangsung dan diadakan post test didapatkan hasil yang belum optimal.

Model pembelajaran yang dipandang tepat untuk digunakan adalah terciptanya interaksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa lainnya bahkan interaksi yang multi arah adalah model pembelajaran kooperatif. Untuk itu dalam penelitian ini penulis mencoba menggunakan model pembelajaran koopertif tipe concept sentence dan tipe complette sentence karena kedua model ini memiliki karakter yang hampir sama dalam mengaktifkan belajar siswa.

Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan dari latar belakang di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang proses belajarnya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe concept sentence dan complette sentence pada sub konsep sistem pencernaan pada manusia?”.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang proses belajarnya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

(4)

concept sentence dan complette sentence pada sub konsep sistem pencernaan pada manusia.

Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis

sebagai upaya dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya pengembangan model pembelajaran dan dapat menciptakan proses belajar yang kreatif dan terampil khususnya dalam dunia pendidikan; dan

2. Kegunaan Praktis a. Bagi Siswa

Membantu siswa menemukan cara belajar yang baik dalam memahami konsep biologi khususnya pada sub konsep sistem pencernaan pada manusia.

b. Bagi Guru

Sebagai sarana untuk memilih model pembelajaran yang lebih baik dalam proses pembelajaran khususnya pada sub konsep sistem pencernaan pada manusia, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

c. Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan dalam upaya meningkatkan kebijakan penerapan kurikulum sesuai dengan kebutuhan dimasa yang akan datang.

PROSEDUR PENELITIAN Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre experimental, Pada metode pre experimental seringkali dipandang sebagai eksperimen yang tidak sebenarnya. Oleh karena itu, disebut juga dengan istilah quasi-experimental atau eksperimen pura-pura. Disebut demikian karena eksperimen jenis ini belum memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat dikatakan ilmiah mengikuti peraturan-peraturan tertentu.

Variabel Penelitian

1. variabel terikat, dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada sub konsep sistem pencernaan pada manusia; dan

2. variabel bebas, dalam penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe concept sentence dan complette sentence .

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2013/2014 sebanyak delapan kelas dengan jumlah siswa sebanyak 347 orang, yang dianggap homogen dan memiliki karakteristik yang sama dilihat dari rata-rata nilai raport ujian tengah semester pada semester 1. Dalam penelitian ini siswa yang dijadikan sampel sebanyak dua kelas yang diambil dari populasi dengan menggunakan teknik cluster random sampling.

(5)

Disain Penelitian

Disain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah one shot case study, dimana penelitian hanya mengadakan perlakuan satu kali yang diperkirakan sudah memiliki pengaruh yang selanjutnya diadakan posttest/ evaluasi.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik tes bentuk pilihan ganda dengan lima option dan berjumlah 40 butir soal yang dilakukan setelah proses belajar mengajar. Tujuan dari pelaksanaan tes ini adalah untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan belajar yang telah dicapai siswa.

Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar siswa pada sub konsep sistem pencernaan pada manusia. Bentuk tes berupa soal pilihan ganda dengan lima option dengan jumlah 50 soal. Hasil belajar yang diukur adalah ranah kognitif yang dibatasi hanya pada jenjang mengingat (C1),

mengerti (C2), dan memakai (C3). Kemudian dilakukan uji coba instrumen.

Tujuan dilakukan uji coba instrumen ini adalah untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrument yang akan digunakan. Berikut ini rumus perhitungan validitas dan reliabilitas:

1. Uji Validitas

2. Uji Reliabilitas

Teknik Analisis Data

Setelah data-data hasil penelitian diperoleh, kemudian dilakukan analisis data dengan menggunakan uji t (uji statistik parametrik) untuk mengetahui perbedaan rata-rata hasil posttest dan uji t deskriptif untuk mengetahui apakah hasil posttest sudah mencapai KKM atau belum pada sub konsep sistem pencernaan pada manusia yang proses belajarnya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe concept sentence dan tipe complette sentence.

PEMBAHASAN

Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam model pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran.

(6)

Menurut Slavin, Robert E. (2005:4) “Pembelajaran koopertif merupakan metode pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu-sama lain dalam mempelajari materi pembelajaran”.

Menurut Suprijono, Agus (2010:54) “Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang telah dipimpin oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud”.

Dari uraian pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang mengelompokan siswa dalam setiap kegiatan pembelajarannya untuk saling bertukar informasi mengenai materi pelajaran.

1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Concept Sentence

Menurut Huda, Miftahul (2013:315) “Model pembelajaran kooperatif concept sentence adalah model pembelajaran dimana proses pembelajarannya disediakan kata isian berupa kunci”. Adapun langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe concept sentence dikemukakan oleh Suprijono, Agus (2010:132) sebagai berikut:

a. guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai; b. guru menyajikan materi secukupnya;

c. guru membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen;

d. guru menyajikan beberapa kata kunci sesuai dengan materi yang disajikan;

e. tiap kelompok disuruh membuat beberapa kalimat dengan menggunakan minimal 4 kata kunci pada setiap kalimat;

f. hasil diskusi kelompok didiskusikan kembali secara pleno yang dipandu oleh guru; dan

g. kesimpulan.

2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Complette Sentence

Menurut Huda, Miftahul (2013: 313) “Model pembelajaran kooperatif complette sentence adalah model pembelajaran dimana proses pembelajarannya disediakan blanko isian berupa paragraf atau kalimat yang belum selesai”. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe complette sentence dikemukakan oleh Suprijono, Agus (2010:136) sebagai berikut:

a. guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai;

b. guru menyampaikan materi secukupnya atau siswa disuruh membacakan buku atau modul dengan waktu yang secukupnya; c. guru membentuk kelompok 2 atau 3 orang secara heterogen;

d. guru membagikan lembar kerja siswa berupa paragraf yang kalimatnya belum lengkap;

(7)

e. siswa berdiskusi untuk melengkapi kalimat dengan kunci jawaban yag tersedia;

f. siswa berdiskusi secara kelompok;

g. setelah jawaban didiskusikan, jawaban yang salah diperbaiki, setiap siswa membaca sampai mengerti atau hafal; dan

h. kesimpulan.

Hasil Penelitian Tentang Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Proses Belajarnya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Concept Sentence dan Tipe Complette Sentence pada Sub Konsep Sistem Pencernaan pada Manusia

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang proses belajarnya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe concept sentence dan complete sentence pada sub konsep sistem pencernaan pada manusia.

Berdasarkan uji normalitas data hasil belajar siswa yang proses belajarnya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe concept sentence diperoleh χ2

hitung = 3,72 dan χ2tabel = 7,81 maka χ2hitung< χ

2

tabel, begitu pula data hasil belajar

siswa yang proses belajarnya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe complete sentence diperoleh χ2hitung = 3,63 dan χ2tabel = 7,81 maka χ2hitung< χ

2 tabel,

dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedua data telah diambil dari populasi yang berdistribusi normal. Untuk mengetahui apakah kedua data hasil tes belajar tersebut variansnya homogen atau tidak, dilakukan uji homogenitas dua varians dengan menggunakan uji Fmaksimum, diperoleh Fhitung = 1,57 dan Ftabel = 1,77 maka

Fhitung < Ftabel, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok data

tersebut variansnya homogen.

Dari pengujian uji t komparatif didapat nilai thitung = -3,13 dan ttabel =

1,995, dimana nilai thitung lebih besar dari ttabel dan berada di daerah penolakan H0,

dengan demikian, hipotesis yang diajukan yaitu terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang proses belajarnya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe concept sentence dan complete sentence pada sub konsep sistem pencernaan pada manusia, dapat diterima.

Selain pengujian dengan uji t komparatif dilakukan juga dengan uji t deskriptif. Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai thitung = 7,51 yang terletak di

daerah penerimaan H0. Dengan demikian, nilai tes akhir siswa kelas XI IPA 4

SMA Negeri 2 Kota Tasikmalaya yang proses belajarnya menggunakan model pembelajaran koopereatif tipe concept sentence pada sub konsep sistem pencernaan pada manusia telah mencapai KKM, yang berarti pula model pembelajaran koopereatif tipe concept sentence dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan hasil belajar siswa yang proses belajarnya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe complette sentence diperoleh nilai thitung = 2,12 yang

terletak di daerah penerimaan H0. Dengan demikian nilai tes akhir siswa kelas XI

IPA 5 SMA Negeri 2 Kota Tasikmalaya telah mencapai KKM, yang berarti pula model pembelajaran koopereatif tipe complette sentence dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

(8)

Berikut ini merupakan diagram rata-rata hasil posttest siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Kota Tasikmalaya:

32 35.08 33.08 30 31 32 33 34 35 36

KKM Kelas XI IPA 4 Kelas XI IPA 5

Concept Sentene Complette Sentence KKM Kelas XI IPA 4 Kelas XI IPA 5

Diagram Rata-rata Posttest Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Kota Tasikmalaya

Dari data hasil statistik disimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang proses belajarnya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe concept sentence dan tipe complette sentence memberikan hasil yang berbeda. Artinya terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang proses belajarnya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe concept sentence dan tipe complette sentence pada sub konsep sistem pencernaan pada manusia.

Model pembelajaran kooperatif yang lebih baik dari kedua model pembelajaran kooperatif tersebut pada sub konsep sistem pencernaan pada manusia adalah model pembelajaran kooperatif tipe concept sentence. Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaraan kooperatif tipe concept sentence siswa dikelompokkan secara heterogen untuk membuat suatu kalimat dari beberapa kata kunci yang telah disediakan. Hal tersebut dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan model model pembelajaran kooperatif tipe concept sentence sebesar 35,08, sedangkan model pembelajaran kooperatif tipe complette sentence mendapat nilai rata-rata sebesar 33,08.

Selain dilihat dari nilai rata-rata dan uji statistik, yang membuat model pembelajaran kooperatif concept sentence lebih baik dari pada model pembelajaran kooperatif complette sentence adalah karena dalam mempersiapkan dan melaksanakannya dapat lebih mempermudah siswa dalam memahami materi mengenai konsep yang sedang didiskusikan sehingga membuat suasana diskusi dalam kelas berjalan lancar dan menarik.

Dalam proses pembelajarannya setiap kelompok harus membuat kalimat berdasarkan kata kunci yang tersedia yang bertujuan agar siswa dapat lebih memahami kata kunci dari materi pokok pelajaran dan juga mendorong siswa untuk lebih memahami materi yang diberikan. Dari kata kunci tersebut setiap siswa bisa membuat lebih dari satu kalimat karena banyak sekali kemungkinan untuk membuat kalimat yang lebih bervariasi, dikarenakan ada empat kata kunci yang tersedia pada satu nomor. Untuk lebih memperjelas pemahaman materi

(9)

Siswa berdiskusi secara pleno dengan anggota lain untuk membahas jawaban dari setiap kelompok, hal ini dapat menambah pengetahuan siswa karena adanya kontribusi pemikiran dari berbagai kelompok.

Sedangkan dalam model pembelajaran kooperatif tipe complette sentence, siswa di kelompokan secara heterogen dan diberi kalimat yang kemudian masing-masing kelompok melengkapi kalimat tersebut. Penggunaan model pembelajaran ini diharapkan siswa dapat lebih memahami materi pokok pelajaran. Akan tetapi pada model pembelajaran complette sentence, siswa hanya terpaku pada pertanyaan yang tersedia hal itu membuat siswa tidak berkembang untuk memahami materi yang diberikan seperti halnya ulangan biasa, mereka hanya menjawab tanpa mengerti makna yang ada pada kalimat tersebut. Selain itu dalam diskusi kelompok siswa terlihat kurang termotivasi untuk mengikuti alur diskusi karena kurang adanya pengembangan jawaban dari setiap kelompok sehingga tujuan dari pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe complette sentence sedikit kurang maksimal bila dibandingkan dengan tipe concept sentence.

Dari hasil pengamatan dilapangan peneliti menemukan beberapa kelebihan dan kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe concept sentence dan complette sentence:

Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Concept Sentence dan Complette Sentence No Model Pembelajaran Kooperatif Kelebihan Kekurangan 1 Tipe Concept Sentence a. meningkatkan semangat belajar siswa; b. membantu terciptanya suasana belajar yang kondusif karena semua siswa dilibatkan dalam proses pembelajaran; c. memunculkan kegembiraan

dalam belajar;

d. kegiatan diskusi mendorong dan mengembangkan proses berpikir kreatif;

e. mendorong siswa untuk memandang sesuatu dalam pandangan yang berbeda; f. lebih memahami kata kunci

dari materi pokok pelajaran; dan

g. siswa yang lebih pandai mengajari siswa yang kurang pandai. a.kecenderungan siswa-siswa yang pasif untuk mengambil jawaban dari temannya. 2 Tipe Complette

a. penyajian materi yang terarah dan sistematis sebab guru

a.kecenderungan hanya sebagian

(10)

No

Model Pembelajaran

Kooperatif

Kelebihan Kekurangan

Sentence terlebih dahulu menjabarkan uraian materi sebelum pembagian kelompok;

b.melatih siswa untuk bekerja sama dan menghargai orang lain dalam berdiskusi;

c. melatih siswa untuk berinteraksi secara baik dengan teman sekelasnya;

d.memperdalam dan

mempertajam pengetahuan siswa melalui lembar kerja yang dibagikan; dan

e. meningkatkan rasa tanggung jawab siswa, karena masing-masing siswa dimintai tanggung jawabnya hasil diskusi.

siswa saja yang aktif dalam diskusi; b.pembicaraan dalam

diskusi sering kali keluar dari materi pelajaran; c.perbedaan tingkat pemahaman dan menghafal siswa atas materi pelajaran; dan d.ketidakmampuan beberapa siswa untuk menyampaikan pendapatnya

dengan percaya diri dalam diskusi kelompok.

Berdasarkan kenyataan dilapangan peneliti menemukan beberapa kendala pada saat pelaksanaan proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe concept sentence dan complette sentence di antaranya:

1. karena kedua model tersebut dalam proses pembelajarannya terdapat sesi diskusi, seringkali pelaksanaannya kurang kondusif;

2. pembahasan materi pada saat diskusi sering keluar dari materi pelajaran; dan 3. terbatasnya waktu dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

Berdasarkan kendala-kendala yang telah dijelaskan tersebut, maka peneliti mengajukan saran-saran sebagai berikut:

1. diperlukan persiapan yang matang dalam melaksanakan pembelajaran, sehingga dalam pelaksanaannya guru dan siswa dapat memaksimalkan langkah-langkah pembelajaran untuk mencapai hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan;

2. guru harus memilih model yang tepat sesuai dengan tingkat kesukaran materi dan perkembangan siswa agar materi yang disampaikan kepada siswa menjadi efektif dan mudah ditangkap; dan

3. guru harus terampil mengefektifkan waktu dalam kegiatan belajar mengajar sesuai dengan tahapan-tahapan pembelajaran dalam model pembelajaran yang digunakan.

(11)

PENUTUP Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data pengujian hipotesis, maka penulis berkesimpulan bahwa:

1. terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang proses belajarnya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe concept sentence dan complette sentence pada sub konsep sistem pencernaan pada manusia di kelas XI IPA SMA Negeri 2 Kota Tasikmalaya; dan

2. model pembelajaran kooperatif tipe concept sentence mampu menghasilkan hasil belajar yang lebih baik daripada model pembelajaran kooperatif complette sentence yang diterapkan pada sub konsep sistem pencernaan pada manusia dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar siswa.

Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian, maka penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut:

1. model concept sentence sebaiknya lebih diterapkan dan dikembangkan pada pembelajaran sehari-hari, karena memberikan motivasi untuk mengembangkan konsep melalui kata kunci yang diberikan oleh guru mengenai konsep yang dipelajari. Sedangkan pembelajaran kooperatif complette sentence didalamnya terdapat aspek diskusi, model kooperatif ini mampu merangsang motivasi siswa untuk mengembangkan konsep-konsep yang dipelajari dengan melengkapi bagian konsep yang hilang yang disediakan oleh guru sebelumnya; 2. di dalam menyampaikan materi, hendaknya guru pandai dalam menggunakan

model-model pembelajaran kooperatif yang sesuai dengan konsep pelajaran, dan dapat tercapai tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal yang ada;

3. model-model pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran sangatlah banyak, hal itu hendaknya dijadikan motivasi di dalam pemilihan model-model pembelajaran kooperatif dalam kegiatan pembelajaran; 4. guru hendaknya bisa memilih dan memilah model pembelajaran kooperatif mana yang sesuai dengan model pembelajaran yang digunakan, agar hasil yang didapatkan bisa optimal; dan

5. sehubungan penelitian yang dilakukan hanya terbatas pada konsep sistem pencernaan pada manusia, maka penelitian ini hendaklah dilanjutkan untuk memperoleh cakupan yang lebih luas lagi di berbagai konsep bahasan biologi dengan jumlah subjek penelitian yang lebih besar, agar bisa dijadikan acuan kebenaran.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Huda, Miftahul. (2013). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran.Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Slavin, Robert E. (2005). Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa Media.

(12)

Suprijono, Agus. (2010). Cooperative Learning.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

RIWAYAT HIDUP

Lina Ainun Sopiah, adalah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Siliwangi, angkatan 2010 yang sedang melaksanakan penyusunan skripsi untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan (Lulusan tahun 2014).

Referensi

Dokumen terkait

Pada makalah ini diteliti kejadian sel telur teraktifasi dan pengaruh injeksi spermatozoa dengan berbagai tahap kematangan (spermatozoa dari kauda dan kaput

Secara umum dapat dikatakan bahwa pada sawi sendok maupun sawi putih, proses pemasakan menyebabkan perubahan kadar air, meningkatkan kandungan asam askorbat dan aktivitas

Mengacu pada presisi dan reliabilitas desain jaring, maka didapatkan desain jaring optimasi sebagai desain jaring yang optimal dari segi presisi, reliabilitas, dan

Beberapa penyebab stres yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut mempakan hasil dari tuntutan pekerjaan yang terialu tinggi atau justru terialu rendah, konflik peranan, hubungan

Proses Assesmen; kondisi program/ perencanaan program/ pelaksanaan program/ hasil program/ peran dan tanggung jawab warga madrasah telah selesai/ mendukung/ berhasil

Pengkaji memfokuskan kepada bahan bacaan dan kajian yang berkaitan dengan aspek-aspek penting seperti epidemik HIV/AIDS, faktor-faktor jangkitan HIV/AIDS, aktiviti penggunaan dadah

 Each cluster is associated with a centroid (center point)  Each point is assigned to the cluster with the closest centroid  Number of clusters, K , must be specified. 

Kriteria diagnosis utama menurut WHO Morbidity Reference Group adalah diagnosis akhir / final yang dipilih dokter pada hari terakhir perawatan dengan kriteria paling