• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tantangan Gereja. Pelajaran dari Gereja-gereja di Akhir Abad Pertama. Naek R. Sijabat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tantangan Gereja. Pelajaran dari Gereja-gereja di Akhir Abad Pertama. Naek R. Sijabat"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Tantangan

Gereja

Pelajaran dari Gereja-gereja di

Akhir Abad Pertama

(2)

2

Tantangan Gereja

(Pelajaran dari Gereja-gereja

di Akhir Abad Pertama)

H

idup memang penuh dengan tantangan. Namun, meskipun demikian, tantangan-tantangan itu justru dapat mendatangkan kebaikan, jika kita tetap teguh dan percaya kepada Dia (band. Roma 8:28). Mereka justru dapat membantu proses pemurnian iman kita, asalkan kita tidak menjadi kecewa dan berputus asa (band. 1 Pet 1:6-7).

Tidak mudah bagi orang Kristen untuk hidup benar di hadapan Allah. Kabut-kabut tantangan seolah menghambat jalan mendekat kepada Dia. Ada tiga alasan mengapa realita ini terjadi. Yang pertama adalah karena lingkungan yang seringkali menggoda dan mencoba mempengaruhi kita untuk berubah dan meninggalkan iman kita. Yang kedua adalah karena ancaman dari pihak-pihak yang antipati dan agresif terhadap kita, yang mengintimidasi demi agenda dan keyakinan yang salah, dan yang ketiga adalah karena keberdosaan kita sendiri, yang cenderung enggan untuk mengikuti kehendak dan kebenaran Allah.

Jemaat-jemaat di akhir abad pertama menghadapi tantangan-tantangan yang seperti itu. Dari antara mereka, ada yang tetap teguh dan setia seperti Antipas, tetapi ada pula yang

(3)

3

meninggalkan Tuhan dan menyangkal iman mereka. Selain itu, ada pula yang terpengaruh dengan ajaran-ajaran yang palsu seperti ajaran-ajaran Bileam, nabiah Izebel, dan ajaran-ajaran dari para pengikut Nikolaus.

Tantangan-tantangan di Akhir Abad Pertama

Jemaat-jemaat di akhir abad pertama menghadapi situasi politik yang tidak menguntungkan. Di masa itu, kaisar Domitianus yang kejam dan narsis mengancam orang Kristen untuk menyangkal iman mereka dan menyembah patung kaisar.1 Hal itu tentu saja tidak dapat dilakukan oleh orang-orang Kristen di masa itu, karena mereka percaya bahwa hanya Yesus saja yang layak dan patut untuk disembah. Dia adalah Tuhan yang telah menjelma menjadi manusia, sedangkan kaisar hanyalah manusia biasa yang berdosa, sama seperti kita. Dalam keadaan yang sulit dan mencekam seperti itu, hadir pula nabi-nabi palsu dengan ajaran-ajaran mereka yang berbahaya bagi iman. Mereka hadir seolah menawarkan obat penenang di tengah situasi yang menyakitkan. Ada yang terhasut, ada pula yang tidak terpengaruh sama sekali, bahkan, di Efesus, pengajar-pengajar sesat tidak berkutik menghadapi kekuatan dan kebenaran jemaat yang ada di sana.

1

Domitianus juga menginginkan supaya patung dirinya juga ditempatkan di dalam Bait Allah milik orang Yahudi. Kaisar pada masa itu menilai dan mengukur kesetiaan terhadap Roma adalah berdasarkan hal-hal tersebut yaitu setia terhadap kaisar dan mau menyembah kaisar dan patung dirinya.

(4)

4

Setelah Domitianus2 mati mengenaskan - dibunuh oleh para senator yang membenci dia, Nerva tampil menggantikan kaisar itu dengan membawa angin perubahan yang segar bagi para pejabat kerajaan Romawi.3 Kebijakan-kebijakan Nerva sedikit banyak juga berdampak kepada bangsa Yahudi, dan orang Kristen.4

Namun, meskipun demikian, baik dalam situasi yang mengancam maupun dalam situasi nyaman, keduanya memang sama-sama mengancam iman. Jika dalam situasi yang mengancam, orang-orang menjadi takut, kuatir, kecewa, putus asa, dan menyangkal Kristus, maka di dalam situasi yang nyaman, tidak sedikit pula dari orang-orang Kristen yang menjadi suam-suam kuku, egois, materialistis, dan mencintai dunia dan diri sendiri, yang pada akhirnya bermuara pada kejatuhan ke dalam berbagai-bagai dosa (band. Wahyu 3:15-16). Dan dalam kedua situasi yang berbeda, jemaat-jemaat juga tidak luput dari godaan dan bujuk rayu para pengajar sesat untuk meninggalkan iman dan kebenaran Kristus.

Dosa dalam jemaat… Ketika Alkitab berkata,”Semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.”, itu bukanlah hal yang biasa. Itu berarti bahwa di antara manusia dan Allah terbentang jurang pemisah sangat jauh dan dalam.

2

Wikipedia. Domitianus. 2013. Web. 19 Apr 2013.

3

Wikipedia. Nerva. 2013. Web. 19 Apr 2013.

4

Domitianus menjadi kaisar sejak 81-96 M, sedangkan Nerva sejak 96-98 M. Nerva digantikan oleh Trajan yang kemudian mengangkatnya sebagai dewa.

(5)

5

Manusia tidak dapat mencapai Allah dengan kekuatan dan kemampuan mereka semata, demikian juga bahkan setelah mengalami hidup dan lahir baru, manusia memang tidak luput dari dosa.

Kristus pernah berkata,”Roh memang penurut tetapi daging lemah.” Jiwa dan roh kita memang telah diperbaharui tetapi daging kita adalah daging yang lama, yang akan mati dan musnah, dan akan diganti dengan tubuh yang baru yaitu tubuh sorgawi. Karena itu, hidup Kristen sesungguhnya adalah perjuangan untuk mengikuti keinginan Roh, dipenuhi dan dipimpin oleh Roh, bukan oleh keinginan daging.

Pelajaran dari Tujuh Jemaat di Kitab Wahyu

Tuhan bukan saja memandang dan menilai kita secara pribadi tetapi juga secara jemaat. Dia mengoreksi dan menegur kita sebagai jemaat. Dia mau kita bersatu dan bekerjasama membangun jemaat secara bersama-sama... saling mengasihi, saling menjaga, dan saling memperhatikan (band. Yoh 13:34-35; Ibr 10:24-25).

Jemaat Efesus meski terkesan hebat dan mengagumkan masih saja mempunyai kekurangan dan tidak sempurna di hadapan Allah. Mereka meninggalkan kasih yang semula. Jemaat Pergamus meski setia dan benar dalam Kristus, tetapi di antara mereka ada yang menganut ajaran sesat seperti Bileam. Jemaat Tiatira meskipun terkenal dalam iman, pelayanan, dan keteguhan, namun mereka menolerir nabiah palsu yang membujuk rayu ke dalam imoritas dan penyembahan berhala. Jemaat Sardis meskipun mempunyai reputasi sebagai jemaat

(6)

6

yang hidup namun pada hakikatnya mati. Jemaat di Laodikia adalah jemaat yang suam-suam kuku, dan meskipun mereka kaya secara materi, namun mereka miskin, buta, dan telanjang secara rohani.

Hanya jemaat Smirna dan Filadelfia yang tidak mendapat koreksi atau teguran. Smirna teguh dalam kesusahan, penderitaan, dan penganiayaan, sedangkan Filadelfia, meski mempunyai kekuatan yang kecil, namun teguh berpegang kepada perkataan Kristus dan tidak menyangkal nama-Nya. Di Smirna, ada pemimpin rohani yang terkenal bernama Polikarpus. Dia mati martir dengan cara dibakar dengan meninggalkan perkataan yang menggugah… "Aku telah melayani Kristusku 86 tahun lamanya, namun belum pemah sekalipun Ia berbuat jahat kepadaku. Bagaimana aku dapat mengutuk Kristusku, Juru Selamatku?"5

Antisipasi dari rasul yang terakhir

Yohanes: Dialah yang termuda dan dia pula yang terakhir kali meninggalkan dunia. Ketika Petrus bertanya kepada Yesus tentang Yohanes,”… apa yang terjadi dengan dia ini?”, Yesus seolah melihat ke depan dan mengetahui bahwa Yohanes lah yang akan menjadi paling terakhir mati dari antara rasul-rasul yang lain.

Di masa itu, Yohanes adalah seperti satu-satunya jenderal senior yang tersisa yang memimpin perang melawan kejahatan, kesesatan, penghianatan, dan ketidaksetiaan. Dia telah menjadi tua, tetapi semangatnya tidak pernah padam bagi

5

(7)

7

Allah. Kenangan-kenangan indah dia bersama Kristus dan rasul-rasul yang lain tidak pernah hilang meski waktu 60 tahun telah berlalu. Dia tetap setia.

Seperti halnya Paulus, rasul Yohanes mungkin juga berpikir,”Hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.” Adalah baik dan menguntungkan pergi meninggalkan dunia untuk berada bersama Kristus dan rasul-rasul yang lain di Sorga, namun adalah benar dan mulia juga untuk hidup… bekerja dan melayani jemaat bagi kemuliaan Allah.

Walau sendiri, rasul Yohanes masih terus setia memimpin dan membimbing jemaat. Dia menjaga mereka seperti gembala yang baik yang menjaga domba-domba kepunyaan tuannya yaitu Kristus.

Di tengah kebisingan ancaman dan godaan untuk mengikuti ajaran-ajaran sesat, dalam ketiga suratnya kepada jemaat, rasul Yohanes meneriakkan dua hal penting yang tidak boleh ditinggalkan atau dikompromikan. Yang pertama adalah iman dalam Kristus yang telah berinkarnasi menjadi manusia, dan yang kedua adalah… kasih persaudaraan di antara sesama orang yang beriman di dalam Dia. Iman dan kasih yang sejati memang tidak dapat terpisahkan antara satu dengan yang lain. Dalam kondisi darurat yang seperti itu, rasul Yohanes melakukan antisipasi dengan beberapa cara. Dia membantu jemaat dalam mengidentifikasi antikris sebagai orang yang tidak percaya akan inkarnasi Kristus dan yang tidak teguh setia kepada kepercayaan itu (band. Yoh 2:18-19). Dia juga berpesan kepada jemaat untuk menutup pintu rumah mereka

(8)

8

dari para pengajar yang menentang kepercayaan akan inkarnasi Kristus (band. 2 Yoh 1:10).

Kesimpulan

Gereja memang sarat dengan tantangan. Dalam situasi yang mengancam maupun juga dalam situasi yang nyaman, dosa seringkali mengintip di depan pintu… kalau-kalau kita sedang lemah atau pun lengah secara rohani, dia akan datang mendekat untuk menghampiri dan menggoda kita.

Jagalah hati dan jangan terpengaruh dengan situasi… Situasi tidak selalu dapat kita kontrol karena dia memang seringkali berubah-ubah. Faktor-faktor eksternal di luar kita seperti situasi politik, ekonomi, dan lain sebagainya, biasanya tidak ada dalam kendali tangan kita. Kadangkala itu mungkin tampak menguntungkan kita secara langsung tetapi seringkali juga tampak tidak menguntungkan sama sekali.

Artinya, di dalam segala sesuatu yang sering dan serba berubah-ubah ini, kita harus menjaga apa yang dapat kita jaga yaitu hati kita… iman kita kepada Allah (band. Ams 4:23). Jangan sombong dan berpuas diri tetapi melakukan yang terbaik… Tujuh jemaat yang digambarkan dalam kitab Wahyu adalah alasan mengapa kita harus terus memberi yang terbaik dan jangan pernah menjadi sombong dan berpuas diri.

Di zaman sekarang ini, mungkin tidak ada satu jemaat pun yang berani meng-klaim dirinya sebagai jemaat yang hebat seperti jemaat yang ada di Efesus pada akhir abad pertama. Namun meskipun mereka tampak sempurna dalam berbagai

(9)

9

hal kecuali satu, yaitu bahwa mereka telah kehilangan kasih mereka yang semula.

Kasih memang tidak dapat dipisahkan daripada iman dan kebenaran. Kebenaran tanpa kasih adalah sia-sia dan kosong (band. Why 2:2-4; 1 Kor 13:2).

Jangan terpesona dengan impresi dan performa… Kehebatan sebuah jemaat juga tidak berdasar atas penilaian manusia. Tidak berarti bahwa kita kehilangan obyektivitas kita yang didasari atas kebenaran Firman. Akan tetapi, kalau kita berpuas diri dan larut di dalam rasa bangga akan kualitas dan kehebatan gereja, tanpa punya hati yang senantiasa rindu untuk terus belajar dan bertumbuh, dan terus melakukan yang terbaik bagi kemuliaan Tuhan, maka mungkin saja kita akan terjatuh seperti jemaat Sardis, yang mempunyai reputasi yang hidup padahal mati di hadapan Allah.

Impresi dan performa bukanlah jaminan meskipun kedua hal itu dapat dijadikan sebagai indikator dari gereja yang sehat dan bertumbuh. Cobalah perhatikan bagaimana Tuhan menilai jemaat Efesus. Dia justru menegor jemaat yang besar itu meskipun mereka mempunyai performa yang hebat. Dia juga menegor Sardis meskipun mereka mempunyai impresi yang mengesankan.

Kita mungkin saja hanya menyangka, mengira, dan menganggap diri kita sebagai jemaat yang hebat dan luar biasa di hadapan Allah hanya karena berdasar atas impresi dan performa yang kelihatan yang dinilai oleh orang lain, akan tetapi, Tuhanlah yang mempunyai pandangan dan penilaian yang sempurna terhadap kita.

(10)

10

Jemaat Smirna yang penuh penderitaan dan Jemaat Filadelfia yang kecil kekuatannya justru disanjung dan dinilai baik oleh Allah. Bukankah itu tidak tampak seperti cara kita pada umumnya dalam melakukan pengukuran dan penilaian terhadap gereja yang hebat?

Secara manusiawi, kita tentunya mempunyai acuan-acuan yang dapat dilihat untuk mengukur dan menilai pertumbuhan gereja. Kita memang perlu melakukan hal itu. Akan tetapi, penting juga bagi kita untuk memperhatikan kualitas-kualitas rohani yang dimiliki oleh jemaat Smirna dan Filadelfia, yang mungkin bukan merupakan data yang menarik bagi para pengamat pertumbuhan gereja, yang cenderung hanya berpikir seperti statistician, marketer, dan para pakar di bidang korporasi.

Karena itu, jangan pernah menjadi sombong dan angkuh dan berpuas diri tetapi mari terus belajar, bertumbuh, dan melakukan yang terbaik bagi kemuliaan Allah.

(11)

11 Work Cited

Wikipedia. “Domitianus”. (2013). Web. 19 Apr 2013. Wikipedia. “Nerva”. (2013). Web. 19 Apr 2013.

Sabda. Biokristi. ”Polikarpus”. (2013). Web. 19 Apr 2013. Lynn, Mac. “The Church to 120 CE”. NU, 2012. Print. Alkitab. Terjemahan Baru. Lembaga Alkitab Indonesia. Print.

(12)

12

Pesan untuk Pembaca

Jika Anda merasa diberkati dengan tulisan ini dan ingin memberikan donasi untuk mendukung pelayanan beritakanfirman.com, Anda dapat menyalurkannya melalui BCA 7660207371. Donasi Anda akan kami salurkan sepenuhnya untuk pelayanan, pengembangan, dan peningkatan beritakanfirman.com

(13)

13

Tentang Penulis

Naek R. Sijabat adalah Gembala Jemaat GKDI Jambi dan juga Dosen Pendidikan Agama Kristen di Universitas Jambi. Pernah bekerja dan melayani Tuhan di bidang multi media Kristen – menjadi editor sejumlah buku, menulis, dan menjadi manager dan produser sejumlah album rohani Kristen. Secara akademis pernah menyelesaikan study Alkitab dan meraih gelar Master di bidang Biblical Studies. Sudah menikah dan dikarunia dua orang anak.

(14)

14

Copyright ©2012. Copyright ©2012. Copyright ©2012.

Referensi

Dokumen terkait