• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Methodist Indonesia berlokasi di Jl. Harmonika Baru Pasar II Tanjung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Universitas Methodist Indonesia berlokasi di Jl. Harmonika Baru Pasar II Tanjung"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penelitian ini mengkaji tentang budaya akademik yang terdapat pada Fakultas Pertanian Universitas Methodist Indonesia, Medan. Fakultas Pertanian Universitas Methodist Indonesia berlokasi di Jl. Harmonika Baru Pasar II Tanjung Sari Medan yang dibangun pada tahun 1978 oleh Yayasan Gereja Methodist Indonesia. Merupakan salah satu universitas swasta yang berada di Sumatera Utara, mempunyai 2 program studi yakni program studi agroteknologi dan agribisnis yang memiliki beberapa dosen tetap dan dosen tidak tetap yaitu 7 dosen tetap pada Program Studi Agroteknologi, 6 dosen tetap pada Program Studi Agribisnis. Sedangkan dosen tidak tetap berjumlah 20 dosen pada tahun ajaran 2012/ 2013.

Berikut ini adalah tabel jumlah mahasiswa di setiap Program Studinya:

Tabel 1

Jumlah Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Methodist Indonesia

Program Studi Agroteknologi Agribisnis Jumlah

2012 97 103 200

2011 60 39 99

2010 48 35 83

2009 29 26 55

Total 234 203 437

(2)

Setiap mahasiswa di Fakultas Pertanian memiliki kompetensi1

Di Fakultas Pertanian ini ada masing-masing ketua jurusan yang mengkoordinasi jalannya kegiatan proses belajar mengajar dari setiap program studi. Selain mereka harus bertanggung jawab terhadap program studi yang dipegangnya, mereka juga tidak menutup diri untuk tetap mengajar pada salah satu mata kuliah yang ada pada program studi tersebut.

yang sangat baik dan dapat mengembangkan diri berdasarkan keahliannya masing-masing untuk mendapatkan pekerjaan dan pendidikan yang lebih tinggi. Sangat bermanfaat jika dengan ilmu pengetahuan dan praktik-praktik yang mahasiswa dapatkan dari dosen yang berpengalaman dapat membuka wawasan yang luas tentang pertanian. Dalam usaha untuk menghasilkan mahasiswa yang berkualitas dan berprestasi, Fakultas Pertanian melengkapi sarana dan prasarana belajar sesuai dengan tuntutan kompetensi belajar.

Ketua jurusan juga berperan aktif dalam mengatur mahasiswanya dalam penyusunan skripsi, seminar proposal, seminar hasil, meja hijau dan selain itu hal-hal yang berkaitan tentang mahasiswa ketua jurusan yang mengaturnya di bawah pimpinan dekan. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Methodist Indonesia adalah bapak Ir. Sihar. Silaen, MP.

1 Kompetensi artinya

kewenangan untuk menentukan (memutuskan sesuatu) (artikata.com/arti-335838-kompetensi.html) (diakses 21 September 2013).

(3)

Foto 1

Dekan Fakultas Pertanian Universitas Methodist Indonesia Medan 2014

Sumber: Fakultas Pertanian Universitas Methodist Indonesia Medan

Kegiatan belajar mengajar diarahkan untuk membentuk kemampuan mahasiswa dalam mengembangkan perolehan belajarnya baik pada aspek pengetahuan, keterampilan, dan tata nilai maupun pada aspek sikap yang berguna untuk menunjang pengembangan potensinya. Oleh karena itu yayasan Methodist mendorong peningkatan program pendidikan jurusan Agroteknologi dan Agribisnis yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang terus berubah.

Banyak kegiatan yang dibuat oleh Fakultas Pertanian seperti paduan suara, KMK (Kebaktian Mahasiswa Kristen), futsal, taekwondo, rindala (rindu alam),

(4)

karate dan fotografi2

Fakultas Pertanian ini juga melakukan praktik di lapangan dan di dalam ruangan. Kegiatan tersebut dapat mempermudah setiap mahasiswa untuk lebih cepat memahami pelajaran dan menjadi terbiasa melakukan praktik pertanian, dan lebih terlatih lagi kalau ada kegiatan praktek di hari-hari selanjutnya. Sehingga setiap mahasiswa pun dapat mengembangkan potensinya berwirausaha di dunia luar atau dirumah masing-masing untuk melatih nilai kemandirian, ketekunan, kepercayaan diri, kedisiplinan dan lain sebagainya.

yang akan berpengaruh pada perkembangan mahasiswa. Dengan demikian keberadaan budaya akademik dibutuhkan dalam setiap organisasi karena dengan adanya budaya tersebut, tiap anggota ataupun mahasiswa dapat memahami kondisi organisasi tempat mereka melakukan kegiatan ataupun belajar sehingga apa yang mereka lakukan dapat tercapai.

(5)

Foto 2

Lahan Praktik di Lapangan dan di Ruangan Praktik Fakultas Pertanian Universitas Methodist Indonesia Medan

Sumber: Fakultas Pertanian Universitas Methodist Indonesia Medan

Manusia dilahirkan dengan masing-masing kelebihan, diantaranya kemampuan untuk berpikir, berinteraksi, berbicara, berkreasi, bekerja sama, mengarahkan diri, sehingga dapat mengatur dirinya sendiri. Kemampuan yang berbeda-beda inilah yang membuat manusia hidup secara berdampingan dan saling melengkapi. Dalam aktivitas sehari-hari manusia juga harus bisa menghadapi berbagai perkembangan realitas zaman sekarang ini, karena itu sangat diperlukan suatu sistem, yaitu pendidikan3

Dalam pengertian yang sederhana dan umum makna pendidikan adalah sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan, baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada

.

3 Puteri Ananda,”Budaya Pendidikan(Studi Etnografi di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 8

Medan),”(Skripsi Sarjana, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Poliitk Universitas Sumatera Utara, Medan, 2012), hal. 6-7.

(6)

dalam masyarakat. Hal ini dapat kita lihat bahwa tradisi sebagai muatan budaya senantiasa dilestarikan dalam setiap masyarakat dari generasi ke generasi. Hubungan ini tentunya hanya mungkin terjadi bila para pembawa nilai tersebut dapat mengarahkannya kepada generasi muda sebagai generasi penerus dari nilai tersebut. Tanpa disadari sebenarnya proses penyaluran nilai-nilai budaya yang paling efektif dimiliki adalah melalui proses pendidikan.

Penelitian mengenai budaya akademik ini mengupayakan penyusunan laporan penelitian yang berisi konsepsi4

Perguruan tinggi berperan aktif dalam menyiapkan peserta didik untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dalam menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian serta menyebarluaskan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan dan memperkaya kebudayaan nasional.

dan gambaran mengenai budaya akademik yang dapat digali melalui kegiatan akademik dan nilai-nilai budaya pada warga akademik di Fakultas Pertanian. Adapun nilai-nilai budaya itu meliputi penghargaan terhadap pendapat orang lain secara objektif, pemikiran rasional dan kritis, analisis dengan tanggung jawab moral, kebiasaan membaca, penambahan ilmu dan wawasan, kebiasaan meneliti dan mengabdi kepada masyarakat, penulisan (artikel, makalah, buku), diskusi ilmiah, proses belajar mengajar dan manajemen di perguruan tinggi yang baik.

4 Konsepsi artinya pengertian; pendapat (paham) (artikata.com/arti-336027-konsepsi.html)

(7)

Ini berarti Fakultas Pertanian dituntut secara kompetitif5 dengan kualitas kinerja yang unggul, baik yang disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal yang pada akhirnya akan membawa dampak pada perubahan dibidang pendidikan nasional. Fakultas Pertanian juga berusaha untuk mengembangkan nilai-nilai budaya akademik hingga dapat membentuk mahasiswa yang memiliki jati diri dan kompetensi dibidangnya.

1.2. Rumusan Masalah

Budaya tidak bersifat sentral karena fakta yang terjadi adalah setiap individu memiliki budaya sendiri yang mungkin saja berbeda antara satu dengan yang lainnya. Begitu juga dengan budaya yang ada di Fakultas Pertanian, budaya tidak dapat dipandang sebagai bentuk budaya sentral. Artinya, setiap civitas atau warga akademik di Fakultas Pertanian ini, sebelum masuk ke dalam lingkungan fakultas, mereka berbekal dengan kebudayaan mereka sendiri yang mereka bawa dari lingkungannya. Nilai budaya tersebut saling bersentuhan antara satu dengan yang lainnya, yang pada akhirnya menimbulkan budaya baru dan menyebabkan terjadinya situasi budaya akademik.

Pertanyaan yang menjadi masalah utama dalam penelitian ini adalah mengenai bagaimana situasi budaya akademik yang terjadi di Fakultas Pertanian, dan sehubungan dengan itu maka dirumuskan beberapa pertanyaan yang lebih rinci yaitu:

5 Kompetitif artinya berhubungan dengan kompetisi (persaingan)

(8)

1. Bagaimana membangun budaya akademik di Fakultas Pertanian Universitas Methodist Indonesia Medan ?

2. Bagaimana proses penerapan budaya akademik di Fakultas Pertanian ?

1.3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Pertanian tepatnya di Jl. Harmonika Baru, Pasar II, Tanjung Sari, Medan 20132. Alasan penulis memilih Fakultas Pertanian ini sebagai lokasi penelitian adalah karena penulis melihat adanya nilai budaya yang sangat dijunjung tinggi pada fakultas ini yakni nilai keagamaannya, yang membuat penulis sangat tertarik untuk menelitinya, disamping bahwa penulis telah memiliki kedekatan karena ayah penulis merupakan civitas akademik di fakultas ini.

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengungkapkan budaya akademik melalui berbagai hal, proses belajar dan mengajar, kegiatan mahasiswa maupun kedekatan mahasiswa dengan dosen di Fakultas Pertanian dengan tipe penelitian yang bersifat etnografi.

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah terbentuknya pola pikir yang lebih luas dalam melihat budaya akademik. Peneliti maupun tiap warga akademik harus lebih terbuka terhadap permasalahan akademik sehingga dapat menciptakan ide-ide serta konsep-konsep baru mengenai budaya akademik tersebut.

(9)

1.5. Tinjauan Pustaka

Budaya merupakan sekumpulan pengetahuan, keyakinan, seni, moral, hukum, adat, kapabilitas, dan kebiasaan yang diperoleh seseorang sebagai anggota sebuah perkumpulan atau komunitas tertentu. Setiap individu mempunyai berbagai pengalaman budaya6. Mereka selalu menggunakan pengharapan, sentimen, dan rasionalitas yang dimilikinya itu guna menafsirkan dan mendefinisikan berbagai situasi sosial. Mereka melakukan penafsiran dengan cara yang sama oleh ketika ada kesamaan pengalaman sosialisasi dan ekspektasi7

Koentjaraningrat (1990:180) mengartikan kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Oleh karena itu, kebudayaan muncul sebagai hasil belajar, dan bukan hanya sebatas pewarisan nilai-nilai saja, tetapi juga bersifat situasional

.

8

dengan menyesuaikan berdasarkan perkembangan zaman di lembaga pendidikan juga memuat hubungan-hubungan manusia di dalamnya yang berubah dalam kurun waktu tertentu. Kebudayaan juga merupakan suatu keseluruhan yang kompleks9 dan tidak dapat diredusir10 hanya dalam satu atau beberapa nilai saja, misalnya nilai IPTEK11

6 Dijelaskan oleh Mead dalam Maliki, 2008:220.

, kepercayaan saja atau

7 Ekspektasi adalah mengacu kepada tindakan penantian/ pengharapan itu sendiri, menyatakan

tingkat atau intensitas pengharapan (indonesiasaram.wordpress.com/ 2007/ 02/ …/ ekspektasi-atau-ekspekta…)(diakses 3 Mei 2013).

8 Situasional: sesuai (mengenai) situasi yang tepat

(artikata.com/arti-351523-situasional.html)(diakses 21 September 2013).

9 Kompleks artinya mengandung beberapa unsur yang pelik, rumit, sulit dan saling berhubungan

(artikata.com/arti-335846-kompleks.html)(diakses 22 September 2013).

10 Redusir adalah mengurangi (kesukaran, kesulitan), menyederhanakan sesuatu agar lebih

mudah

(10)

seni saja, tetapi merupakan suatu yang kompleks dari nilai-nilai sebagai keseluruhan.

Nilai-nilai kebudayaan beragam, kompleks dan terintegrasi12

Kebudayaan adalah normatif

, maka proses pendidikan tidak dapat dilihat dari satu titik pandang saja tetapi harus menggunakan berbagai bidang ilmu lainnya, seperti filsafat, antropologi, sosiologi, biologi, psikologi dan berbagai disiplin ilmu lainnya.

13

karena diarahkan oleh suatu hal yang kompleks, nilai-nilai diakui bersama didalam suatu masyarakat. Adanya keteraturan di dalam kebudayaan, adanya suatu proses humanisasi14 dan visi15

Lembaga pendidikan adalah tempat untuk menyalurkan ilmu pengetahuan dan budaya. Melalui praktik pendidikan, para mahasiswa diajak untuk memahami bagaimana sejarah atau pengalaman budaya dapat ditransformasikan dalam zaman kehidupan yang akan mereka alami serta mempersiapkan mereka dalam menghadapi tantangan dan tuntutan yang ada didalamnya

, maka keseluruhan komponen-komponen tersebut merupakan suatu keseluruhan yang terintegrasi dan saling berkaitan.

16

12 Integrasi artinya pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat

(artikata.com/arti-330868-integrasi.html)(diakses 21 September 2013).

. Lembaga pendidikan juga memuat hubungan-hubungan manusia di dalamnya yang berubah dalam kurun waktu tertentu.

13 Normatif artinya berpegang teguh pada norma; menurut norma atau kaidah yang berlaku

(artikata.com/arti-342428-normatif.html)(diakses 21 September 2013).

14 Humanisasi adalah proses penumbuhan rasa perikemanusiaan, harus ditumbuhkan sejak

seorang anak di bangku pendidikan sekolah yang paling rendah (artikata.com/arti-330230-humanisasi.html)(deiakses 21 September 2013).

15 Visi artinya kemampuan untuk melihat pada inti persoalan

(artikata.com/arti-356302-visi.html)(diakses 22 September 2013).

16 Kangsaviking.wordpress.com/lembaga-pendidikan-sebagai-agen-perubahan(diakses 3 Mei

(11)

Sebagai sistem institusi sosial yang tentunya mengalami kedinamisan17

1. Pengembangan pribadi

seiring dengan adanya perkembangan zaman yang bersifat situasional, menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Lembaga pendidikan memiliki fungsi dan peran dalam perubahan masyarakat menuju ke arah perbaikan dalam segala hal. Dalam hal ini lembaga pendidikan memiliki dua karakter secara umum. Pertama, melaksanakan peranan fungsi dan harapan untuk mencapai tujuan dari sebuah sistem. Kedua, mengenali individu yang berbeda-beda dalam peserta didik yang memiliki kepribadian. Kemudian sebagai agen perubahan lembaga pendidikan berfungsi sebagai alat:

2. Pengembangan warga 3. Pengembangan budaya 4. Pengembangan bangsa

Universitas mencerminkan masyarakat dan waktu serta sistem sosial yang mempunyai suatu proses interaksi antara dua atau lebih aktor yang membentuk semacam konser. Mahasiswa sebagai peserta didik dalam proses pendidikan di universitas memiliki aktivitas untuk belajar yang diperoleh dari seorang dosen. Belajar selalu berhubungan dengan perubahan-perubahan pada diri orang yang belajar, apakah itu mengarah kepada yang lebih baik ataupun yang kurang baik, direncanakan atau tidak. Hal lain juga selalu berkaitan dalam belajar adalah pengalaman, pengalaman yang terbentuk interaksi dengan orang lain atau lingkungannya (Sukmadinata, 2005:155).

17 Dinamis maksudnya mudah menyesuaikan diri dengan keadaan

(12)

Pendidikan merupakan produk dari masyarakat setempat dan kebudayaan adalah kreasi yang disengaja dan penuh makna, penggalian pengetahuan, kemampuan, kecakapan, serta nilai-nilai bersama dan dari suatu konsensus18

Pendidikan juga merupakan proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha untuk mendewasakan manusia melalui upaya pembelajaran dan pelatihan. Proses pendidikan sebagai suatu proses kebudayaan seharusnya melihat mahasiswanya bukan sebagai suatu entitas

tentang harapan-harapan kognitif dan normatif. Nilai-nilai bersama itulah yang selanjutnya menjadi pedoman pilihan orang-orang yang beraksi di dalamnya.

19

Budaya pendidikan yang dimiliki oleh setiap fakultas tentunya berbeda-beda dan memiliki ciri khas masing-masing. Dalam proses budaya pendidikan, secara aktif peserta didik (mahasiswa) mengembangkan potensi dirinya, melakukan proses internalisasi

yang terpecah-pecah tetapi sebagai individu yang menyeluruh atau sebagai seorang manusia yang seutuhnya. Dalam masyarakat modern proses pendidikan tersebut didasarkan pada program pendidikan secara formal. Oleh sebab itu, dalam penyelenggaraan pendidikan dibentuk kelembagaan pendidikan formal, yaitu universitas.

20

18 Konsensus adalah kesepakatan kata atau permufakatan bersama (mengenai pendapat,

pendirian, dsb) yang dicapai melalui kebulatan suara (artikata.com/arti-336021-konsensus.html)(diakses 22 September 2013).

dan penghayatan nilai-nilai menjadi kepribadian mereka dalam bergaul di dalam masyarakat, mengembangkan kehidupan

19 Entitas adalah sesuatu yang sungguh ada, kesatuan yang lahir

20 Internalisasi artinya penghayatan (artikata.com/arti-330927-internalisasi.html)(diakses 22

(13)

masyarakat yang lebih sejahtera serta mengembangkan kehidupan bangsa dan bermartabat.

Pengembangan pendidikan budaya sangat strategis bagi keberlangsungan dan keunggulan bangsa pada masa yang akan datang. Pengembangan itu harus dilakukan melalui perencanaan yang baik, pendekatan yang sesuai dan metode belajar serta pembelajaran yang efektif. Sesuai dengan sifat suatu nilai dan budaya pendidikan adalah usaha bersama fakultas, olehk karena itu harus dilakukan secara bersama oleh semua dosen, para mahasiswa, staf pegawai dan pemimpin fakultas melalui semua mata kuliah dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari budaya akademik fakultas.

Budaya akademik merupakan budaya universal artinya budaya akademik dimiliki oleh setiap orang yang melibatkan dirinya dalam aktivitas akademik. Membangun budaya akademik bukan perkara yang mudah. Diperlukan upaya sosialisasi kegiatan akademik, sehingga terjadi kebiasaan di kalangan akademisi untuk melakukan norma-norma kegiatan akademik tersebut.

Pemilikan budaya akademik ini seharusnya menjadi idola semua insan akademis perguruan tinggi, yakni dosen dan mahasiswa. Derajat akademik tertinggi bagi seorang dosen adalah dicapainya kemampuan akademik pada tingkat guru besar. Sedangkan bagi mahasiswa adalah apabila ia mampu mencapai prestasi akademik yang setinggi-tingginya. Khusus bagi mahasiswa, faktor-faktor yang dapat menghasilkan prestasi akademik tersebut ialah terprogramnya kegiatan belajar, kiat untuk berburu referensi aktual dan mutakhir, diskusi substansial akademik, dan sebagainya. Dengan melakukan aktivitas seperti itu diharapkan

(14)

dapat dikembangkan budaya mutu (quality culture) yang secara bertahap dapat menjadi kebiasaan dalam perilaku tenaga akademik dan mahasiswa dalam proses pendidikan di perguruan tinggi. Lebih sederhana, budaya akademik berarti apa yang dipelajari oleh mahasiswa selama periode waktu tertentu dari universitas, fakultas atau jurusan.

Perkembangan budaya akademik didasarkan atas dua faktor yang bersifat internal dan eksternal dalam penyelenggaraan pendidikannya. Faktor internal menunjuk pada adanya perubahan sumber daya manusia hasil didikan perguruan tinggi yang semata-mata tidak hanya berdasarkan pada persyaratan penguasaan ilmu dan keterampilan tetapi juga pada persyaratan sikap dan semangat belajar pengenalan di bidang lapangan pekerjaan dan kepercayaan masyarakat terhadap pendidikannya serta adanya semangat otonomi sesuai dengan UU No.32 tahun 2004. Sedangkan faktor eksternal menunjuk pada adanya persaingan tenaga kerja yang global, tuntutan pendidikan tinggi yang humanis, internasionalisasi pendidikan yang bersifat lintas Negara.

Budaya akademik tentu saja merupakan bagian penting perguruan tinggi di dalam mencapai mutu akademik yang sangat baik. Untuk itu maka diperlukan peningkatan SDM (sumber daya manusia) seperti dosen, karyawan, mahasiswa, pengembangan infrastruktur pendidikan (ruang kuliah, laboratorium, perpustakaan dan sarana prasarana lain pendukung pendidikan), pengembangan kinerja aktivitas akademik.

Dalam studi kependidikan yang dikaji melalui pendekatan antropologi, maka kajian tersebut masuk dalam sub antropologi yang biasa dikenal menjadi

(15)

antropologi pendidikan. Artinya apabila antropologi pendidikan dimunculkan sebagai suatu materi kajian, maka yang menjadi objek kajiannya adalah penggunaan teori-teori dan metode yang digunakan oleh para antropolog serta pengetahuan yang diperoleh khususnya yang berhubungan dengan kebutuhan manusia atau masyarakat21

Ketika berbicara mengenai budaya akademik maka kita akan berbicara mengenai aktivitas pendidikan secara keseluruhan. Manusia memiliki aktivitas pendidikan yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, untuk itu manusia menciptakan budaya akademik untuk mengatur aktivitas-aktivitas akademik tersebut. Budaya akademik juga harus dipelajari sebagai bagian yang integral dari kebudayaan sebagai keseluruhan dan tidak dianggap sebagai pranata yang otonom

. Dengan demikian, kajian materi antropologi pendidikan, bukan bertujuan menghasilkan ahli-ahli antropologi melainkan menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang pendidikan melalui perspektif antropologi.

22

. Maka dari itu antropologi tidak pernah memandang bahwa budaya akademik itu bersifat sentral23

Dewasa ini bahasan mengenai budaya akademik bukan merupakan hal baru untuk diperbincangkan. Budaya akademik muncul karena adanya berbagai karena fakta yang terjadi saat ini bahwa budaya akademik yang dianut oleh suatu masyarakat bisa saja berbeda dengan masyarakat yang lainnya.

21 Puteri Ananda, “Budaya Pendidikan(Studi Etnografi di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 8

Medan),” (Skripsi Sarjana, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, Medan, 2012), hal. 15.

22 Otonom adalah berdiri sendiri; dengan pemerintahan sendiri: daerah

(artikata.com/arti-343084-otonom.html)(diakses 22 September 2013).

23 Sentral artinya di tengah-tengah sekali: titik; dianggap sebagai pusat

(16)

ragam budaya di lembaga pendidikan. Budaya akademik yang hidup di lembaga pendidikan Indonesia secara teoritis merupakan konfigurasi24

Pada kesempatan ini saya ingin memperdalam penjelasan mengenai budaya akademik. Banyak budaya yang terjadi di lembaga pendidikan memperlihatkan bagaimana budaya akademik tersebut bekerja dalam proses belajar mengajar yang kompleks. Mulai dari cara mengajar, belajar, praktik, dan sebagainya.

budaya. Simbol Bhineka Tunggal Ika adalah bukti nyata budaya akademik di lembaga pendidikan Indonesia yang terdiri dari ragam etnik, ras, suku, agama dan sebagainya. Keragaman inilah yang kemudian membentuk satu himpunan bangsa Indonesia dan dilindungi dalam naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Namun, dalam keberagaman selalu ada perbedaan-perbedaan yang menyimpan potensi konflik, jika tidak dikelola dengan baik maka potensi ini akan berwujud pertikaian yang pada akhirnya mengancam kebudayaan bangsa. Merujuk pada konflik maka kebudayaan harus menjadi senjata dalam mengatasi masalah yang ada di masyarakat. Oleh karenanya perlu dipertanyakan apakah budaya sudah dapat diterima oleh masyarakat yang memiliki keragaman budaya ? Untuk menjawab pertanyaan tersebut diperlukan penelitian yang cukup serius. Namun tidak pada kesempatan ini.

24 Konfigurasi maksudnya yakni bentuk; wujud (untuk menggambarkan orang atau benda)

(17)

1.6. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif serta bersifat etnografi. Penelitian etnografi melibatkan aktivitas belajar mengenai dunia orang yang telah belajar, melihat, mendengar, berbicara, berpikir dan bertindak dengan cara yang berbeda. Tidak hanya mempelajari masyarakat, lebih dari itu etnografi berarti belajar dari masyarakat (Spradley, 1997:10). Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data observasi dan wawancara.

1.6.1. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan dan penginderaan. Observasi dalam hal ini digunakan untuk mengamati langsung gejala yang ada pada saat penelitian. Teknik observasi yang dilakukan peneliti guna melihat, mendengarkan dan mencatat kejadian-kejadian serta aktivitas yang terjadi di Fakultas Pertanian dengan masalah penerapan budaya akademik.

1.6.2. Wawancara

Metode wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi dari informan. Informan-informan yang terkait dalam penelitian ini adalah mahasiswa, ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), pegawai, dosen, pegawai kebersihan serta informan lainnya yang mungkin terkait dengan pembentukan budaya akademik di Fakultas Pertanian. Wawancara juga memberi keleluasaan bagi peneliti untuk bertanya tentang apa yang belum dipahami terkait penelitian yang sedang dilakukan.

(18)

Disamping itu peneliti juga menggunakan data sekunder sebagai pelengkap dan penyempurnaan hasil dari observasi dan wawancara. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumentasi yang ada pada fakultas, buku, artikel, surat kabar, jurnal, internet dan lain-lain.

Dalam hal melakukan penelitian juga dibutuhkan suatu alat pendukung untuk merekam dan mencatat serta mendokumentasikan apa yang terjadi di lapangan. Untuk itu peneliti menggunakan catatan lapangan (field note) untuk mencatat segala informasi yang diperoleh di lapangan. Selain itu alat perekam suara dibutuhkan guna merekam setiap informasi yang diberikan oleh informan, kamera dan video digunakan untuk mendokumentasikan kejadian-kejadian yang dianggap penting dalam bentuk foto maupun video. Dengan adanya peralatan-peralatan tersebut mempermudah peneliti untuk mendapatkan data yang lebih lengkap serta menjadi bukti atas apa yang terjadi di lapangan.

Rapport (menjalin hubungan baik dengan informan) menjadi satu hal pokok yang sangat penting ketika melakukan penelitian. Bagaimana seorang peneliti bisa masuk dalam suatu lingkungan dan diterima agar dapat lebih mudah untuk memperoleh informasi dan data yang akurat. Pada penelitian ini, peneliti memposisikan diri sebagai seorang yang tidak memiliki pengetahuan apapun tentang budaya akademik yang terdapat di Fakultas Pertanian, sehingga ingin belajar dari kondisi lapangan dan para informan untuk mengetahui budaya akademik yang terdapat di Fakultas Pertanian. Hubungan baik diciptakan melalui pendekatan dengan informan, bersikap ramah dan terbuka merupakan cara yang efektif dalam mendekatkan diri dengan informan, membangun rasa percaya

(19)

informan bahwa peneliti benar-benar ingin belajar mengenai budaya-budaya akademik di Fakultas Pertanian.

Sehingga dengan hal tersebut diharapkan informan agar lebih terbuka untuk memberikan informasi dan menjelaskan mengenai situasi budaya yang terjadi di Fakultas Pertanian. Disamping itu, peneliti juga akan melakukan kontak dan membangun hubungan dengan informan.

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan sistem informasi peraturan perundang- undangan harus memberikan nilai lebih bagi seorang perancang karena sarana tersebut dapat mempermudah dalam pencarian data

 Penetrasi jaringan listrik yang sangat tinggi, sehingga dapat digunakan untuk penyediaan layanan broadband dengan mudah tanpa harus. membangun

Dari hasil yang memiliki pengaruh positif terhadap ROA, bank bisa saja menyalurkan seluruh dana yang telah dihimpun (likuiditas) dari deposan kepada masyarakat untuk

[r]

Penelitian tentang Pengembangan Media Komik Bermuatan Gender dalam Peningkatan Keterampilan Bercerita Siswa Sekolah Dasar Tingkat Tinggi adalah menggunakan penelitian

Dalam Pelatihan Leadership and Management Skills for New Manager peserta akan mempelajari aspek-aspek kepemimpinan praktis untuk mereka terapkan di fungsi mereka yang baru

19 PERENCANAAN PEMABANGUNAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KABUPATEN ACEH SINGKIL KABUPATEN ACEH SINGKIL 85.250.000,00 Sesuai 20 PERENCANAAN PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA MESJID RAYA

Bagian pertama tentang pendekatan dalam kajian etika komunikasi yaitu pendekatan kultural guna menganalisis perilaku pelaku profesi komunikasi dan pendekatan strukrural