BAB III
METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA A. Metode Penelitian
1. Sasaran Penelitian
Sasaran penelitian adalah para petani berstatus pemilik maupun penyewa yang
mengusahakan tanaman padi semi organik secara monokultur pada musim
tanam bulan April-September 2011.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini hanya dilakukan di Desa Sawangan, Kecamatan Kebasen,
Kabupaten Banyumas. Pemilihan lokasi ini dilakukan dengan sengaja
(purposive) dengan pertimbangan dikarenakan desa ini merupakan penghasil
tanaman pangan terutama padi semi organik. Adapun waktu penelitian ini
dimulai pada bulan Oktober 2011– Maret 2012.
3. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus deskriptif.
Metode ini dianggap sesuai untuk menggambarkan keadaan petani padi semi
organik di Desa Sawangan
4. Sumber Data
1) Data primer diperoleh dengan cara survey melalui tatap muka langsung
dengan menggunakan alat bantu kuisioner yang berisi daftar pertanyaaan
mengenai identitas responden, input dan output usahatani padi semi
2) Data sekunder diperoleh dari buku – buku atau literatur yang berkaitan
dengan masalah yang diteliti.
5. Cara Pengambilan Sampel
Dalam pengambilan sampel metode yang digunakan adalah metode sensus,
karena objek penelitian bersifat homogen dan serta jumlah petani padi semi
organik yang masih sedikit, yaitu hanya sebanyak 15 orang. Oleh karena itu
dalam metode sensus ini maka semua petani yang berjumlah 15 orang tersebut
ditetapkan sebagai sampel.
6. Teknik Pengambilan Data
a. Wawancara
Wawancara yaitu metode pengambilan data melalui tanya jawab langsung
ke petani sampel yang membudidayakan tanaman padi semi organik
dengan berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan
peneliti (Questioner)
b. Observasi
Observasi yaitu metode pengambilan data dengan cara pengamatan
langsung terhadap kegiatan budidaya padi semi organik, metode ini kita
gunakan untuk memperoleh gambaran umum tentang objek yang kita
teliti.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah kegiatan pengumpulan dan penelaahan data yang
catatan kelompok tani dan studi pustaka yang dapat mendukung
penelitian.
7. Variabel yang Diukur
1) Luas Lahan (X1)
Luas lahan sawah dianggap sebagai faktor produksi yang tetap. Lahan
merupakan tempat dimana petani melakukan usahataninya. Ukuran yang
digunakan untuk menunjukan luas lahan ialah hektar. Biaya korbanan
marginal (BKMX1) yang dihitung adalah pajak lahan atau sewa per hektar
per musim tanam dalam satuan rupiah.
2) Tenaga Kerja (X2)
Tenaga kerja yaitu jumlah tenaga kerja yang digunakan oleh para petani
untuk proses produksi padi. Satuan yang digunakan diukur berdasarkan
satu kesatuan Hari Kerja Orang (HKO), sebagai biaya korbanan marginal
tenaga kerja (BKMX2)
3) Benih (X3)
Benih sebagai faktor produksi yang dipakai dalam proses produksi,
dihitung dalam satuan kilogram. Biaya korbanan marginal benih
(BKMX3) adalah besarnya biaya dalam rupiah yang dikeluarkan petani
untuk membeli benih.
4) Pupuk Organik (X4)
Jumlah pupuk yang digunakan dalam satuan luas usahatani selama satu
pupuk (BKMX4) adalah besarnya biaya dalam rupiah yang dikeluarkan
petani untuk membeli setiap kilogramnya.
5) Pupuk Kimia (X5)
Pupuk kimia yang digunakan dalam usahatani padi semi organik selama
satu kali musim tanam, dinyatakan dalam kilogram. Biaya korbanan
marginal pupuk kimia (BKMX5) adalah besarnya biaya dalam rupiah
yang dikeluarkan petani untuk membeli setiap kilogramnya.
6) Pestisida Hayati (X6)
Pestisida yang digunakan dalam satuan luas usahatani selama satu kali
musim tanam dinyatakan dalam satuan liter. Biaya korbanan marginal
pestisida hayati (BKMX5) besarnya biaya dinyatakan dalam satuan
rupiah, yang dikeluarkan petani untuk membeli pestisida hayati
perliternya.
7) Pestisida Kimia (X7)
Pestisida yang digunakan dalam satuan luas usahatani selama satu kali
musim tanam dinyatakan dalam satuan liter. Biaya korbanan marginal
pestisida kimia (BKMX7) besarnya biaya dinyatakan dalam satuan rupiah,
yang dikeluarkan petani untuk membeli pestisida kimia perliternya
8) Biaya produksi
Biaya produksi yaitu keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk
menghasilkan produksi berdasarkan harga yang berlaku di pasar
9) Produksi padi semi organik
Jumlah produk padi semi organik yang dihasilkan petani dari
usahataninya pada musim tanam April–September 2011, satuannya
kilogram.
10)Pendapatan
Pendapatan usahatani adalah jumlah penerimaan dikurangi biaya produksi
usahatani di lahan sawah selama satu musim tanam, diukur dalam satuan
rupiah.
B. Analisis Data
Pada analisis usahatani, maka tentang penerimaan, biaya dan pendapatan
usahatani perlu diketahui. Cara analisis terhadap tiga variabel ini sering disebut
sengan analisis anggaran arus uang tunai (Soekartawi, 1995).
1. Biaya Usahatani
Soekartawi (1995) mengemukakan bahwa biaya usahatani adalah semua
pengeluaran yang dipergunakan dalam suatu usahatani. Biaya usahatani
biasanya diklarifikasi menjadi dua, yaitu: biaya tetap (fixed cost) dan biaya
tidak tetap (variable cost). Biaya tetap ini umumnya didefinisikan sebagai
biaya yang relative tetap jumlahnya, dan terus dikeluarkan walaupun produksi
yang diperoleh banyak atau sedikit. Sedangkan biaya tidak tetap atau variabel
biasanya didefinisikan sebagai biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh
produksi yang diperoleh. Pernyataan ini dapat ditulis sebagai berikut:
TC = TFC + TVC
TC = Total Cost atau biaya total
TFC = Total Fixed Cost atau biaya tetap total.
TVC = Total Varaiabel Cost atau biaya variabel total
2. Penerimaan usaha tani
Soekartawi (1995), mengemukakan bahwa penerimaan usahatani adalah
perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Pernyataan ini
dapat ditulis sebagai berikut:
Y .
Yaitu :
TR = Total penerimaan (Total Revenue)
Y = Produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani
Py = Harga Y
3. Pendapatan Usahatani
Soekartawi (1995), juga mengemukakan bahwa pendapatan adalah selisih
antara penerimaan dan semua biaya usahatani, pernyataan ini dapat dituliskan
sebagai berikut :
Pd = TR – TC
Yaitu :
Pd = Pendapatan Usahatani
TR = Total Penerimaan
TC = Total Biaya
Untuk mengetahui besarnya pengaruh penggunaan faktor-faktor produksi padi
semi orgnik dapat dianalisis dengan menggunakan fungsi produksi tipe Cobb–
Douglas (Soekartawi, 1995), dengan cara matematis dapat ditulis sebagai
berikut :
X X 3 3 X 4 4 X 5 5 6 X 7 7+ µ
Fungsi produksi ini kemudian dapat ditulis dalam linear sebagai berikut :
3 3 + 4 4 + 5 5 +
6 6 + 7 + µ
Keterangan :
Y = Produksi
A = Konstanta
1 = Luas lahan
2 = Tenaga Kerja
3 = Benih
4 = Pupuk organik
5 = Pupuk Kimia
= Pestisida Nabati
7 = Pestisida Kimia
Jumlah = 1 2 3 4 5 6 7 menyatakan “return to
scale”
Untuk menguji pengaruh faktor–faktor produksi secara simultan dan menguji
kelayakan apakah suatu persamaan itu layak dipakai sebagai model penduga
pengaruh faktor–faktor produksi secara parsial terhadap produksi padi semi
organik atau tidak, dilakukan Uji F terhadap Analisis of Variance (Anova).
Menurut Supranto (1988) prosedur pengujiannya adalah sebagai berikut:
Fh ESSn k 1SS
Keterangan :
RSS = Regresion Sum of Squares
= Ŷ1 Ȳ
1
2
ESS = Error Sum of Squares
= Ȳ1 Ŷ
1
2
n = banyaknya pengamatan
k = banyaknya variabel penjelas
Kriteria uji dalam pengambilan keputusan menggunakan taraf kepercayaan 95
persen dan 99 persen sebagai berikut:
a. Jika Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada pengaruh
pengggunaan faktor produksi secara bersama–sama terhadap produk padi semi
organik.
b. Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada
pengaruh pengggunaan faktor produksi secara bersama–sama terhadap produk
Besarnya pengaruh perubahan penggunaan faktor–faktor produksi terhadap
naik turunnya produk padi semi organik digunakan koefisien determinasi (R2).
Menurut Soepranto (1988), cara menghitung koefisien determinasi adalah
sebagai berikut:
R2 RSSTSS ∑ ∑ŷ 22
Keterangan :
RSS = Regresion Sum of Squares
= Ŷ1 Ȳ
1
2
TSS = Total Sum of Squares
= 1 Y1 Ȳ 2
Untuk menguji pengaruh masing – masing faktor produksi terhadap produk
padi organik, dilakukan dengan Uji t pada taraf kepercayaan 95 dan 99 persen,
dengan rumus sebagai berikut:
thit
Keterangan :
= koefisien regresi
Se = standart error
Kriteria Uji t dalam pengambilan keputusan :
a. Jika thitung > ttabel, Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada pengaruh
b. Jika thitung ≤ ttabel, Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada pengaruh
penggunaan faktor produksi terhadap produk padi semi organik
6. Efisiensi Penggunaan Faktor-faktor Produksi
Rumus untuk menghitung tingkat efisiensi usahatani :
1 maka 1
Dimana
1 = Nilai produksi ke - X1
1 = Produk fisik marginal ke - X1
= Biaya korbanan marginal ke - X1
Keterangan :
= Elastisitas Produksi
Y = Produk rata – rata
1 = Rata – rata penggunaan faktor produksi ke – X1
Apabila :
= 1 ; berarti penggunaan faktor produksi X1 sudah efisien
≠ 1; berarti penggunaan faktor produksi X1 tidak atau belum efisien.
> 1 ; berarti penggunaan faktor produksi X1 belum efisien , untuk
mencapai efisien maka faktor X perlu ditambah.
< 1 ; berarti penggunaan faktor produksi X1 tidak efisien, untuk
mencapai efisien maka faktor X perlu dikurangi. (Soekartawi,