• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

BAB

ARAHAN KEBIJAKAN DAN

RENCANA STRATEGIS

INFRASTRUKTUR BIDANG

CIPTA KARYA

3.1. ARAHAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA DAN

ARAHAN PENATAAN RUANG

3.1.1. Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya

Rencana pembangunan infrastruktur permukiman disusun dengan mengacu pada rencana tata ruang maupun rencana pembangunan, baik skala nasional maupun skala provinsi dan Kota Serang. Dengan memperhatikan kondisi eksisting, perencanaan dan pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya juga mengacu pada amanat pembangunan nasional dan amanat internasional seperti Agenda Habitat, Amanat RIO +20, amanat Milenium Development Goals, dan amanat pembangunan internasional lain. Pembangunan bidang Cipta Karya juga memperhatikan Isu-isu Strategis yang mempengaruhi pembangunan pada suatu wilayah seperti lokasi rawan bencana alam, dampak terjadinya perubahan iklim, faktor daya beli masyarakat akibat kemiskinan, reformasi birokrasi, kepadatan penduduk khususnya pada kawasan perkotaan, serta green economy. Pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dengan melibatkan unsur masyarakat dan stakeholder dari dunia usaha (swasta) supaya tercipta Permukiman yang Layak Huni dan Berkelanjutan.

(2)

Penjabaran rencana pembangunan tersebut akan disusun secara sistematis dengan berlandaskan pada rencana kerangka jangka menengah yang menjadi dasar pada penjabaran rencana kerja bidang Cipta Karya, dan juga mengacu pada Rencana Strategis (Renstra) Cipta Karya. Untuk itu, sesuai dengan yang telah digariskan pada Rencana

Strategis, diperlukan penyusunan rencana yang lebih teknis, yang didasarkan pada skenario pemanfaatan dan perwujudan struktur dan pola ruang yang diwujudkan dalam strategi pengembangan wilayah dan strategi pengembangan sektor. Rencana yang lebih teknis tersebut disusun dalam kerangka jangka menengah dan dijabarkan pada tataran kegiatan yang lebih rinci dari berbagai macam aspek, seperti rencana pendanaan, sumber pendanaan dan kerangka pelaksanaannya.Dokumen perencanaan tersebut diwujudkan dalam bentuk Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) bidang Cipta Karya.

Gambar 3.1

Konsep Pembangunan Bidang Cipta Karya

(3)

Dalam pelaksanaannya nanti RPIJM Bidang Cipta Karya yang merupakan perencanaan investasi jangka menengah, akan menjadi salah satu aspek yang dipertimbangkan dalam penyusunan anggaran atau rencana kerja tahunan, baik di tingkat pusat maupun di tingkat provinsi dan Kabupaten/Kota. Dalam arti bahwa rencana pembangunan dalam RPIJM tersebut harus tertuang dalam rencana kerja/RKP/RKPD.

Dengan demikian jelas bahwa RPIJM Bidang Cipta Karya merupakan perwujudan rencana dari berbagai macam kebijakan yang menyangkut pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya, sesuai dengan sistem perencanaan pembangunan nasional yang berlaku Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Penyusunan Program bidang Cipta Karya merupakan rangkaian aktivitas penyiapan usulan kegiatan ke-Cipta Karya-an di tingkat kabupaten/kota sampai dengan provinsi yang selaras dengan pencapaian sasaran kinerja DJCK dan penanganan isu-isu strategis bidang Cipta Karya bersumber pada dokumen RPIJM.

Dasar penyusunan program DJCK yaitu Renstra Kementerian PU 2010-2014 dan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kab/Kota bidang Cipta Karya. Keluaran proses Penyusunan Program berupa Memorandum Program (MP) Provinsi.

(4)

3.1.2 Arahan Penataan Ruang

Untuk mencapai tingkat kemajuan dan kesejahteraan yang diinginkan, maka arah pembangunan jangka menengah Kota Serang hingga tahun 2017 mendatang Bertujuan penataan ruang Kota Serang adalah untuk mewujudkan Kota Serang sebagai kota pusat pelayanan perdagangan dan jasa, pendidikan, dan pariwisata religi di Provinsi Banten yang produktif dan berkelanjutan serta meningkatkan potensi investasi dalam mendukung Kota Serang sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN).

Arah Pembangunan Kewilayahan Kota Serang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Serang, pada dasarnya berfungsi sebagai matra ruang dalam rencana strategis dan program pembangunan Kota Serang. Oleh karena itu, perumusan konsep pengembangan wilayah tetap mengacu pada tujuan, sasaran serta arah pembangunan jangka panjang yang telah ditetapkan dalam rencana strategis yang menyebutkan bahwa titik berat pembangunan wilayah Kota Serang dalam jangka panjang adalah dalam bidang ekonomi dengan sasaran utama menciptakan struktur perekonomian daerah yang seimbang antar sektor perdagangan dan jasa, industri dengan sektor-sektor lainnya serta menciptakan struktur ruang yang mendukung perkembangan ekonomi kota secara keseluruhan.

Mengacu pada arah pembangunan jangka panjang, maka Visi Pembangunan Jangka

Panjang Kota Serang adalah “Terdepan pendidikan,sebagaiJasa,danPerdaganganPusat

Menuju Kota Serang SMART 2025”. Secara lebih spesif terkandung dalam visi

pembangunan tersebut adalah : Kota Serang terdepan sebagai pusat

pendidikan, jasa dan perdagangan, yang dimaksudkan sebagai kota yang memiliki keunggulan dibandingkan dengan kabupaten/kota lain khususnya di bidang pendidikan, jasa dan perdagangan. Keunggulan dibidang pendidikan difokuskan pada pendidikan tinggi dan pendidikan pesantren. Keunggulan dibidang jasa difokuskan pada pariwisata, maritim (pelabuhan), pemerintahan, dan perbankan. Keunggulan dibidang perdagangan difokuskan pada perdagangan skala regional (antar wilayah).

(5)

3.1.3. ARAHAN WILAYAH PENGEMBANGAN STRATEGIS

Rencana struktur dan pola pemanfaatan ruang Kota Serang tercakup dalam rencana sistem pusat-pusat pelayanan.

Rencana struktur pelayanan kegiatan Kota Serang dimaksudkan untuk menciptakan keteraturan ruang. Setiap pusat-pusat pelayanan merupakan lokasi terkonsentrasinya fasilitas-fasilitas pelayanan yang berperan sebagai faktor pengikat setiap Pusat Wilayah Pengembangan (WP). Pusat-pusat Wilayah Pengembangan (WP) ini diharapkan dapat memenuhi tuntutan kebutuhan penduduk dalam melaksanakan aktivitas sosial ekonomi. Sedangkan penempatan lokasi beserta daerah pelayanannya yang jelas akan mengarah pada efisiensi dan efektifitas pola pelayanan yang akhirnya mengarah pada efisiensi pemanfaatan ruang. Adapun struktur pelayanan kegiatan Kota Serang direncanakan sebagai berikut :

a. Pusat Pelayanan Kota;

Wilayah Pembangunan (WP) Tengah/Pusat Kota sebagai Pusat Pelayanan Kota dan diarahkan agar mempunyai fungsi utama sebagai:

 Kawasan Central Businsess District/CBD 

 Kawasan pusat pemerintahan/perkantoran  

 Kawasan pusat kegiatan perdagangan dan jasa di Kota Serang skala regional  

 Kawasan pariwisata buatan  

 Kawasan kegiatan pendidikan  

 Kawasan permukiman dan perumahan dengan intensitas tinggi  

b. Sub Pusat Pelayanan Kota;

Wilayah Pembangunan (WP) Barat sebagai Sub Pusat Pelayanan Kota, dan

diarahkan agar berfungsi utama sebagai:  Kawasan perdagangan dan jasa  

 Kawasan pengembangan perumahan dan permukiman  

 Kawasan khusus pergudangan  

 Kawasan khusus militer  

 Kawasan Pengembangan agropolitan  

 Kawasan Pengembangan agribisnis pertanian 

(6)

Wilayah Pembangunan (WP) Selatan sebagai Sub Pusat Pelayanan Kota dan

diarahkan agar mempunyai fungsi utama sebagai:

 Kawasan pengembangan permukiman terutama permukiman dan perumahan skala besar. 

 Kawasan perdagangan dan jasa  

 Kawasan pusat pemerintahan/perkantoran  

 Kawasan kegiatan pendidikan 

Wilayah Pembangunan (WP) Barat sebagai Sub Pusat Pelayanan Kota, dan

diarahkan agar berfungsi utama sebagai:  Kawasan perdagangan dan jasa  

 Kawasan pengembangan perumahan dan permukiman  

 Kawasan khusus pergudangan  

 Kawasan khusus militer  

 Kawasan Pengembangan agropolitan  

 Kawasan Pengembangan agribisnis pertanian 

Wilayah Pembangunan (WP) Timur sebagai Pusat Pelayanan Kota dan dan

diarahkan agar mempunyai fungsi utama sebagai:  Kawasan perdagangan dan jasa 

 Kawasan Pengembangan perumahan dan permukiman skala besar  

 Kawasan pengembangan industri  

 Kawasan pertanian lahan kering 

Wilayah Pembangunan (WP) Utara sebagai Pusat Pelayanan Kota dan diarahkan

agar mempunyai fungsi utama sebagai:

 Kawasan pengembangan Pariwisata Religi dan pariwisata lainnya  

 Kawasan pertanian berkelanjutan  

 Kawasan pengembangan pertanian  

 Kawasan pergudangan dan industri  

 Kawasan fungsi sekunder perumahan  

c. Pusat Pelayanan Lingkungan

 Pusat Pelayanan Lingkungan meliputi: 

(7)

a. Wilayah Serang, mencakup Kelurahan Serang, Kelurahan Cipare, Kelurahan Kota Baru, Kelurahan Lontar Baru, Kelurahan Kagungan, dan Kelurahan Lopang;

b. Wilayah Cipocok Jaya, mencakup Desa Dalung, Desa Tembong, Desa

Karundang, Kelurahan Cipocok, dan Kelurahan Penancangan;

c. Wilayah Kasemen, mencakup Desa Kasunyatan, Desa Margaluyu, Desa Kasemen, Desa Banten, dan Desa Warung Jaud;

d. Wilayah Curug, mencakup Desa Cilaku, Desa Sukajaya, Desa Kemanisan, dan Desa Curug,

e. Wilayah Walantaka, mencakup Desa Walantaka, Desa Kepuren, Desa Kalodran, Desa Kiara, dan Desa Nyapah,

f. Wilayah Taktakan, mencakup Desa Taman Baru, Desa Drangong, Desa Panggungjati, Desa Kuranji, dan Desa Sepang.

Tabel 3.1

Pembagian Wilayah Pengembangan (WP)

NO WP KELURAHAN KECAMA LUAS

NO NAMA

1 Pusat Kota 1 Serang Serang 4,90 1.Central Business District

(20 2 Cipare Serang 1,27 2.Pariwisata buatan

3 Sumurpecung Serang 3,26 3. Perdagangan dan Jasa

4 Cimuncang Serang 1,54 4. Perumahan

5 Kotabaru Serang 0,64 5.Pertanian Lahan Kering

6 Lontarbaru Serang 1,00 6. Pendidikan

7 Kagungan Serang 1,27 7. Pemerintahan/Perkantoran

17 Cipocok Jaya Cipocok 2,43

24 Cipete Curug 4,20 4.Perumahan Skala Besar

(8)

NO WP KELURAHAN KECAMA LUAS

NO NAMA

25 Curugmanis Curug 3,59 5. Pertanian Lahan Kering

26 Sukalaksana Curug 2,97 6.Fungsi Sekunder Agribisnis

27 Sukawana Curug 3,98 7.Pariwiswata Buatan

28 Curug Curug 4,15

32 Lebakwangi Walantaka 2,80 2.Perdagangan dan Jasa

33 Cigoong Walantaka 2,16 3.Industri

34 Tegalsari Walantaka 1,97 4.Pertanian Lahan Kering

35 Pasuluhan Walantaka 2,15

46 Warung Jaud Kasemen 3,83 2.Pariwisata Buatan

47 Mesjid Priyayi Kasemen 3,81 3.Pertanian Berkelanjutan

48 Bendung Kasemen 5,43 4.Perikanan

49 Terumbu Kasemen 7,48 5.Pergudangan dan Industri

50 Sawah Luhur Kasemen 15,28 6.Fungsi Sekunder Perumahan

51 Kilasah Kasemen 4,04

55 Cilowong Taktakan 11,54 1.Resapan air

56 Sayar Taktakan 13,98 2.Agropolitan

57 Sepang Taktakan 4,62 3. Agribisnis Pertanian

58 Pancur Taktakan 4,73 4. Fungsi Sekunder Perumahan 59 Kalang Anyar Taktakan 2,33 5. Perdagangan dan Jasa

60 Kuranji Taktakan 2,05 6.Pergudangan dan Militer

61 Panggungjati Taktakan 1,66

Sumber : RTRW Kota Serang 2010 - 2030

(9)

3.1.4. ARAHAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH

3.1.4.1. VISI DAN MISI PEMBANGUNAN

Sesuai dengan visi dan misi dari Walikota Serang yang terpilih melalui pilkada langsung Kota Serang tahun 2008, maka visi pembangunan Kota Serang sampai dengan tahun 2013, adalah: “TERWUJUDNYA

LANDASAN KOTA SERANG YANG GLOBAL DAN BERWAWASAN

LINGKUNGAN YANG MADANI”

Misi Kota

Untuk mewujudkan visi Kota Serang tersebut, disusun Misi Kota Serang sebagai berikut:

1. Meningkatkan Penyelenggaraan Pemerintahan Yang Baik Dan Pelayanan Publik Yang Prima;

2. Meningkatkan Kualitas Sumberdaya Manusia, Kesehatan Dan Keberdayaan Masyarakat Yang Produktif, Berbudaya Dan Agamis;

3. Meningkatkan Dan Mendorong Pertumbuhan Dan Kualitas Perekonomian Daerah Dan Masyarakat;

4. Mengembangkan Dan Meningkatkan Sarana Dan Prasarana Wilayah Yang Memadai Dan Berkualitas;

5. Meningkatkan Kelestarian Lingkungan Hidup Dan Penataan Ruang Yang Menunjang Pembangunan Berkelanjutan.

(10)

3.1.4.2. ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

Untuk mencapai tingkat kemajuan dan kesejahteraan yang diinginkan, maka arah pembangunan jangka menengah Kota Serang hingga tahun 2017 mendatang Bertujuan penataan ruang Kota Serang adalah untuk mewujudkan Kota Serang sebagai kota pusat pelayanan perdagangan dan jasa, pendidikan, dan pariwisata religi di Provinsi Banten yang produktif dan berkelanjutan serta meningkatkan potensi investasi dalam mendukung Kota Serang sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN).

3.1.4.3. ARAH PEMBANGUNAN KEWILAYAHAN KOTA SERANG

Arah Pembangunan Kewilayahan Kota Serang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Serang, pada dasarnya berfungsi sebagai matra ruang dalam rencana strategis dan program pembangunan Kota Serang. Oleh karena itu, perumusan konsep pengembangan wilayah tetap mengacu pada tujuan, sasaran serta arah pembangunan jangka panjang yang telah ditetapkan dalam rencana strategis yang menyebutkan bahwa titik berat pembangunan wilayah Kota Serang dalam jangka panjang adalah dalam bidang ekonomi dengan sasaran utama menciptakan struktur perekonomian daerah yang seimbang antar sektor perdagangan dan jasa, industri dengan sektor-sektor lainnya serta menciptakan struktur ruang yang mendukung perkembangan ekonomi kota secara keseluruhan.

Mengacu pada arah pembangunan jangka panjang, maka Visi Pembangunan Jangka

Panjang Kota Serang adalah “Terdepanndidikan,sebagaiJasa,danPerdaganganPusat

Menuju Kota Serang SMART 2025”. Secara lebih spesif terkandung dalam visi

pembangunan tersebut adalah : Kota Serang terdepan sebagai pusat pendidikan, jasa dan perdagangan, yang dimaksudkan sebagai kota yang memiliki keunggulan dibandingkan dengan kabupaten/kota lain khususnya di bidang pendidikan, jasa dan perdagangan. Keunggulan dibidang pendidikan difokuskan pada pendidikan tinggi dan pendidikan pesantren. Keunggulan dibidang jasa difokuskan pada pariwisata, maritim (pelabuhan), pemerintahan, dan perbankan. Keunggulan dibidang perdagangan difokuskan pada perdagangan skala regional (antar wilayah).

(11)

3.1.4.4. Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang Kota Serang

Rencana struktur dan pola pemanfaatan ruang Kota Serang tercakup dalam rencana sistem pusat-pusat pelayanan.

Rencana struktur pelayanan kegiatan Kota Serang dimaksudkan untuk menciptakan keteraturan ruang. Setiap pusat-pusat pelayanan merupakan lokasi terkonsentrasinya fasilitas-fasilitas pelayanan yang berperan sebagai faktor pengikat setiap Pusat Wilayah Pengembangan (WP). Pusat-pusat Wilayah Pengembangan (WP) ini diharapkan dapat memenuhi tuntutan kebutuhan penduduk dalam melaksanakan aktivitas sosial ekonomi. Sedangkan penempatan lokasi beserta daerah pelayanannya yang jelas akan mengarah pada efisiensi dan efektifitas pola pelayanan yang akhirnya mengarah pada efisiensi pemanfaatan ruang. Adapun struktur pelayanan kegiatan Kota Serang direncanakan sebagai berikut :

c. Pusat Pelayanan Kota;

Wilayah Pembangunan (WP) Tengah/Pusat Kota sebagai Pusat Pelayanan Kota dan diarahkan agar mempunyai fungsi utama sebagai:

 Kawasan Central Businsess District/CBD 

 Kawasan pusat pemerintahan/perkantoran  

 Kawasan pusat kegiatan perdagangan dan jasa di Kota Serang skala regional  

 Kawasan pariwisata buatan  

 Kawasan kegiatan pendidikan  

 Kawasan permukiman dan perumahan dengan intensitas tinggi  

d. Sub Pusat Pelayanan Kota;

Wilayah Pembangunan (WP) Barat sebagai Sub Pusat Pelayanan Kota, dan

diarahkan agar berfungsi utama sebagai:  Kawasan perdagangan dan jasa  

 Kawasan pengembangan perumahan dan permukiman  

 Kawasan khusus pergudangan  

 Kawasan khusus militer  

 Kawasan Pengembangan agropolitan  

 Kawasan Pengembangan agribisnis pertanian 

(12)

Wilayah Pembangunan (WP) Selatan sebagai Sub Pusat Pelayanan Kota dan

diarahkan agar mempunyai fungsi utama sebagai:

 Kawasan pengembangan permukiman terutama permukiman dan perumahan skala besar. 

 Kawasan perdagangan dan jasa  

 Kawasan pusat pemerintahan/perkantoran  

 Kawasan kegiatan pendidikan 

Wilayah Pembangunan (WP) Barat sebagai Sub Pusat Pelayanan Kota, dan

diarahkan agar berfungsi utama sebagai:  Kawasan perdagangan dan jasa  

 Kawasan pengembangan perumahan dan permukiman  

 Kawasan khusus pergudangan  

 Kawasan khusus militer  

 Kawasan Pengembangan agropolitan  

 Kawasan Pengembangan agribisnis pertanian 

Wilayah Pembangunan (WP) Timur sebagai Pusat Pelayanan Kota dan dan

diarahkan agar mempunyai fungsi utama sebagai:  Kawasan perdagangan dan jasa 

 Kawasan Pengembangan perumahan dan permukiman skala besar  

 Kawasan pengembangan industri  

 Kawasan pertanian lahan kering 

Wilayah Pembangunan (WP) Utara sebagai Pusat Pelayanan Kota dan diarahkan

agar mempunyai fungsi utama sebagai:

 Kawasan pengembangan Pariwisata Religi dan pariwisata lainnya  

 Kawasan pertanian berkelanjutan  

 Kawasan pengembangan pertanian  

 Kawasan pergudangan dan industri  

 Kawasan fungsi sekunder perumahan  

d. Pusat Pelayanan Lingkungan

 Pusat Pelayanan Lingkungan meliputi: 

(13)

g. Wilayah Serang, mencakup Kelurahan Serang, Kelurahan Cipare, Kelurahan Kota Baru, Kelurahan Lontar Baru, Kelurahan Kagungan, dan Kelurahan Lopang;

h. Wilayah Cipocok Jaya, mencakup Desa Dalung, Desa Tembong, Desa

Karundang, Kelurahan Cipocok, dan Kelurahan Penancangan;

i. Wilayah Kasemen, mencakup Desa Kasunyatan, Desa Margaluyu, Desa Kasemen, Desa Banten, dan Desa Warung Jaud;

j. Wilayah Curug, mencakup Desa Cilaku, Desa Sukajaya, Desa Kemanisan, dan Desa Curug,

k. Wilayah Walantaka, mencakup Desa Walantaka, Desa Kepuren, Desa Kalodran, Desa Kiara, dan Desa Nyapah,

l. Wilayah Taktakan, mencakup Desa Taman Baru, Desa Drangong, Desa Panggungjati, Desa Kuranji, dan Desa Sepang.

Tabel 3.2.

Pembagian Wilayah Pengembangan (WP)

NO WP KELURAHAN KECAMA LUAS

NO NAMA

1 Pusat Kota 1 Serang Serang 4,90 1.Central Business District

(20 2 Cipare Serang 1,27 2.Pariwisata buatan

3 Sumurpecung Serang 3,26 3. Perdagangan dan Jasa

4 Cimuncang Serang 1,54 4. Perumahan

5 Kotabaru Serang 0,64 5.Pertanian Lahan Kering

6 Lontarbaru Serang 1,00 6. Pendidikan

7 Kagungan Serang 1,27 7. Pemerintahan/Perkantoran

17 Cipocok Jaya Cipocok 2,43

24 Cipete Curug 4,20 4.Perumahan Skala Besar

(14)

NO WP KELURAHAN KECAMA LUAS

NO NAMA

25 Curugmanis Curug 3,59 5. Pertanian Lahan Kering

26 Sukalaksana Curug 2,97 6.Fungsi Sekunder Agribisnis

27 Sukawana Curug 3,98 7.Pariwiswata Buatan

28 Curug Curug 4,15

32 Lebakwangi Walantaka 2,80 2.Perdagangan dan Jasa

33 Cigoong Walantaka 2,16 3.Industri

34 Tegalsari Walantaka 1,97 4.Pertanian Lahan Kering

35 Pasuluhan Walantaka 2,15

46 Warung Jaud Kasemen 3,83 2.Pariwisata Buatan

47 Mesjid Priyayi Kasemen 3,81 3.Pertanian Berkelanjutan

48 Bendung Kasemen 5,43 4.Perikanan

49 Terumbu Kasemen 7,48 5.Pergudangan dan Industri

50 Sawah Luhur Kasemen 15,28 6.Fungsi Sekunder Perumahan

51 Kilasah Kasemen 4,04

55 Cilowong Taktakan 11,54 1.Resapan air

56 Sayar Taktakan 13,98 2.Agropolitan

57 Sepang Taktakan 4,62 3. Agribisnis Pertanian

58 Pancur Taktakan 4,73 4. Fungsi Sekunder Perumahan 59 Kalang Anyar Taktakan 2,33 5. Perdagangan dan Jasa

60 Kuranji Taktakan 2,05 6.Pergudangan dan Militer

61 Panggungjati Taktakan 1,66

Sumber : RTRW Kota Serang 2010 - 2030

(15)

3.2. Rencana Strategi Infrastruktur Bidang Cipta Karya

3.2.1. Rencana Kawasan Permukiman (RKP)

visi dan misi bidang permukiman dan infrastruktur di Kota Serang, untuk merumuskannya perlu dipahami terlebih dahulu mengenai pengertian dan kriteria dari visi dan misi.

Visi adalah suatu pernyataan tentang gambaran keadaan dan karakteristik yang ingin

dicapai pada jauh dimasa 20 tahun yang akan datang, adapun syarat dari visi adalah:

1. Mencerminikan apa yang ingin dicapai

2. Memberikan arah dan fokus strategi yang jelas

3. Menjadi perekat dan menyatukan berbagai gagasan strategik 4. Memiliki orientasi masa depan

Sedangkan kriteria dari visi adalah sebagai berikut: 1. Rumusannya singkat, padat dan mudah diingat; 2. Bersifat inspiratif dan menantang untuk mencapainya;

3. Sesuatu yang ideal yang ingin dicapai dimasa yang akan datang

4. Menarik bagi seluruh anggota organisasi dan pihak-pihak yang terkait (stakeholders);

5. Memberikan arah dan fokus strategi yang jelas;

6. Memiliki orientasi terhadap masa depan, sehingga segenap jajaran ikut berperan dalam pencapaiannya;

7. Mampu menumbuhkan komitmen seluruh pemangku kepentingan; 8. Memungkinkan untuk perubahan atau penyesuaian dengan

perkembangan/perubahan tugas dan fungsi.

(16)

Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan dalam usahanya mewujudkan visi, syarat perumusan misi adalah:

1. Merupakan sesuatu yang nyata untuk dituju serta dapat pula memberikan petunjuk garis besar cara pencapian visi sebagai dasar untuk memformulasikan kebijakan dan strategis

2. Memberikan arah bagi penyusunan indikasi program

Adapun kriteria dari misi adalah:

1. Rumusannya sejalan dengan visi

2. Rumusannya jelas dengan bahasa yang lugas

3. Rumusannya menggambarkan pekerjaan atau fungsi yang harus dilaksanakan 4. Dapat dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu

5. Memungkinkan untuk perubahan/penyesuaian dengan perubahan visi

Perumusan visi dan misi merupakan suatu upaya untuk merumuskan arahan

pengembangan permukiman dan infrastruktur permukiman yang hendak dicapai di Kota Serang dan akan menjadi landasan bagi penyusunan konsep dan strategi pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang disusun oleh seluruh pemangku

kepentingan dan disepakati bersama dengan masyarakat di daerah.

Guna mendukung visi Kota Serang yaitu “mend dan Berwawasan Lingkungan”, maka

diperlukan infrastruktur Kota Serang,wujudnyaPermukimanyaituKotaSerang“Mendukung

Tahun 2030 Yang Berkelanjutan Melalui Keterpaduan dan Pelayanan Infrastruktur yang Lengkap dan Handal.

(17)

Tabel 3.3

Rumusan Visi dan Misi Bidang Permukiman dan Infrastruktur

KEBIJAKAN

ISU KEBIJAKAN VISI, MISI DAN ARAH

KOTA KEBIJAKAN

Visi Kota Terwujudnya Landasan Kota Visi Pengembangan Permukimn Serang yang Global dan kota : Mendukung Terwujudnya

Berwawasan Lingkungan Permukiman Kota Serang Tahun

2030 yang berkelanjutan melalui

keterpaduan dan pelayanan

infrastruktur yang lengkap,

handal, berwawasan lingkungan

dan berbasis masyarakat

Misi Kota 1. Meningkatkan Untuk Mewujudkan visi tersebut, penyelenggaraan pemerintahan maka arahan pembangunan yang baik dan pelayanan permukiman ditujukan untuk pembangunan berkelanjutan prasarana, sarana dan fasilitas

(18)

KEBIJAKAN VISI, MISI DAN ARAH ISU KEBIJAKAN

KOTA KEBIJAKAN

5. Menyediakan dan

memperbaiki infrastruktur bagi

kawasan kumuh perkotaan.

6. Meningkatkan penyediaan dan

pelayanan air bersih/minum

7. Membangun sistem drainase

kota yg handal

8. Membangun sistem

persampahan yg berwawasan

lingkungan dengan konsep 3R

9. Membangun sistem air limbah

kota yang berwawasan

lingkungan

10. Mewujudkan jaringan jalan

terpadu perumahan dan sistim

jaringan jalan perkotaan

11. Meminimalisasi kawasan

kumuh kota Serang dengan

peningkatan partisipasi

masyarakat

12. Meningkatkan luasan dan

peran RTH di kawasan

permukiman

(19)

3.2.2. Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum

3.2.2.1. Rencana Sistem Pelayanan

Rencana Pengembangan sistem penyediaan air minum di Kota Serang meliputi sistem penyediaan air minum perpipaan, yaitu penyediaan air minum yang diselenggarakan oleh PDAM dan sistem penyediaan air minum non perpipaan, meliputi penyediaan air minum swadaya oleh masyarakat, dan sarana prasarana air bersih skala kecil. Sistem sarana dan prasarana air minum sebagaimana dimaksud meliputi pengembangan sumber daya air permukaan dan sumber air

tanah yang dikembangkan dengan penyediaan air minum melalui sistem

perpipaan. Rencana pengembangan prasarana sumber air minum sebagaimana dimaksud dikembangkan di lokasi Situ Ciwaka Kecamatan Walantaka, Situ

Cikulur Kecamatan Serang, Kecamatan Taktakan, Cilandak Sayar dan Gelam,

pengembangan air bersih dari saluran irigasi Pamarayan Barat. Pengembangan prasarana sumber air tanah untuk air minum dengan melakukan penurapan mata air dan membangun sumur bor, serta pencegahan pencemaran pada Cekungan Air Tanah (CAT) Sistem sarana dan prasarana air minum dijelaskan lebih rinci dalam Peta Rencana Jaringan Air Bersih Kota Serang sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini :

(20)

3.2.2.2 RENCANA PENGEMBANGAN SPAM

Kebutuhan air adalah merupakan jumlah air yang diperlukan secara wajar untuk keperluan pokok manusia (domestik) dan kegiatan-kegiatan lainya yang memerlukan air. Kebutuhan air menentukan besaran sistem dan ditetapkan berdasarkan pengalaman-pengalaman dari pemakaian air.

Kota Serang telah mempunyai sistem pelayanan air bersih perpipaan di bawah pengelolaan

Perusahaan Daerah Air minum (PDAM) Kota Serang. Jumlah penduduk yang telah terlayani

air bersih perpipaan berjumlah 186.298 jiwa, atau 37,5 % dari jumlah penduduk Kota Serang,

sedangkan 62,5 % penduduk lainnya memenuhi kebutuhan air bersih melalui sumber di luar

sistem yang ada. Di samping melalui pelayanan PDAM, sebagian penduduk memenuhi

kebutuhan air bersih dan minumnya dari sumur dangkal yang kualitasnya cukup baik dan

selalu tersedia sepanjang tahun. Sumber air individual tersebut hampir merata di seluruh

wilayah kota terutama di Pusat Kota Serang (Kecamatan Serang dan Kecamatan Cipocok

Jaya).

Gambaran pelayanan air bersih perpipaan di Kota Serang disajikan pada Tabel 3.4.

(21)

Tabel 3.4.

Pelayanan Air Bersih Perpipaan Kota Serang Tahun 2007

No Jenis pemakaian Jumlah Pemakaian air

Sumber : PDAM Serang, 2007

Tabel 3.5.

Jumlah Ketersediaan Air Bersih di Kota Serang

(22)

3 Cipocok jaya 18.454 - - -

4 Curug 10.310 8.315 5.476 65,86

5 Walantaka 24.954 12.461 6.730 55,53

6 Kasemen 22.129 8.496 3.737 43,98

TOTAL 158.273 88.348 56.932 60,84

Sumber : Bappeda Kota Serang, 2008.

Berdasarkan data topografi yang diperoleh ternyata kemiringan di Wilayah Perencanaan relatif datar dan jumlah kebutuhan air bersihnya cukup tinggi, maka dibutuhkan bagunan reservoir yang dilengkapi dengan pompa dan hydrophor agar tingkat pelayanannya dapat mencakup hingga tahap akhir tahun perencanaan.

Sistem pelayanan air perpipaan Kota Serang, masih menginduk ke Kabupaten Serang memanfaatkan mata air Citaman (180 l/dt) dan Sukacai (170 l/dt), serta air permukaan sungai Cibanten (Pengolahan Kenari, 35 l/det) sebagai air baku, yang dialirkan secara gravitasi ke wilayah pelayanan setelah melalui unit aerasi untuk menghilangkan CO2

agresifnya. Kelurahan-kelurahan di wilayah Kota Serang yang telah dilayani sistem distribusi air perpipaan adalah Kelurahan Serang, Cipare, Cimuncang, Lopang, Kota Baru, Kagungan, Lontar, Kaligandu, Sumur Pecung, Cipocok Jaya, Panancangan, Unyur, dan Taman Baru.

Dari hasil demand survey pada tingkat konsumsi air sambungan langsung sekitar 120 liter/orang/hari, kemudian untuk kebutuhan air minum rata-rata tersebut terus bertambah sesuai dengan peningkatan pertumbuhan penduduk, sosial dan ekonomi masyarakat di wilayah perencanaan. Berdasarkan perbandingan hasil perhitungan analisa kebutuhan air bersih dan data sumber air baku yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan air bersih di wilayah perencanaan ternyata jumlah kapasitas penambahan sumber air baku di wilayah perencanaan belum mencukupi jumlah kebutuhan air bersih sehari–hari, sehingga perlu adanya jalan alternatif lain untuk mengatasi hal tersebut, sehingga target pemerintah agar 100% penduduk dapat terlayani oleh jaringan air bersih belum tercapai.

Rencana Kota Serang, akan membuat PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) dengan memanfaatkan air permukaan Sindang Heula di Kecamatan Pabuaran dengan kapasitas 250 liter/detik, dan Sungai Cibanten untuk Suplai Kota Serang bagian Utara.

(23)

Bahwa menurut RTRW Kota Serang dengan jumlah penduduk 763.393 jiwa pada tahun 2028, maka dapat diasumsikan kebutuhan air untuk wilayah Kota Serang dengan jumlah rata-rata 120 liter/orang/hari yang mengacu pada standar sebagai berikut :

Dari pertimbangan yang mengacu pada dasar-dasar diatas, maka kebutuhan air minum pada tahun 2028 sekitar 1.696,43 liter/detik.

Tabel 3.6

Kebutuhan Air Bersih Perpipaan

Di Kota Serang Tahun 2018 dan Tahun 2028

No ANALISIS SATUAN 2018 2028

1 Jumlah Penduduk Jiwa 610.962 763.393

2 Real Kebutuhan Air Bersih * lt/ hari 73.315.440 91.607.160 lt/detik 848,56 1.060.27

2 Target Pelayanan Perpipaan % 75% 100%

3 Target Penduduk Terlayani Jiwa 458.221 763.393 4 Kebutuhan Domestik

Samb. Rumah (120 lt/hari/jiwa) lt/ hari 54.986.580 91.607.040 Samb. Kran Umum ( 20% ) lt/ hari 10.997.316 18.321.408 5 Kebutuhan Non Domestik ( 20% ) lt/ hari 10.997.316 18.321.408 6 Kehilangan Air ( 20% ) lt/ hari 10.997.316 18.321.408 Total Kebutuhan Air lt/ hari 87.978.528 146.571.264

Perpipaan lt/detik 1.018,27 1.696,43

Sumber: RPIJM Kota Serang 2009

* Kebutuhan Air Bersih 120 liter/hari/jiwa

Pemanfaatan sumber air baku yang dapat digunakan sebagai salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan air bersih di wilayah perencanaan adalah sungai Cibanten, dimana debit rata- ratanya sekitar 750 liter/detik. Adapun pemanfaatan sumber air baku yang berasal dari air permukaan/sungai agar mendapatkan hasil kualitas air bersih yang memenuhi syarat kualitas air bersih baik kualitas fisik (bau, warna dll ), kimia (Fe, Al, Mg dll), biologis dan bakteriologis harus melalui suatu pengolahan atau malaui proses sehingga air dapat di konsumsi. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat diagram sistem pengolahan air baku sebagai berikut :

(24)

Gambar 3.1.

Sistem Pengolahan Air Bersih

Air baku Pra Pengolahan Desinfeksi Reservoir

Pra Sedimentasi Netralisasi Distribusi

Aerasi Filtrasi Konsumsi

Fluckulasi Sedimentasi

Keterangan :

 Pra pengolahan : menurunkan sifat fisik air baku.  Pra sedimentasi : mengendapkan sisa-sisa sifat fisik.

 Aerasi : menghilangkan warna, bau dan kadar CO2 agresif.

 Flockulasi : menurunkan sifat kimia air baku.  Sedimentasi : mengendapkan flock hasil flockulasi.  Filtrasi : menyaring Flock yang tidak mengendap.  Netralisasi : menetralisir bahan pembubuh.

 Desinfeksi : menghilangkan sifat biologis air baku.

Reservoir : menampung sementara air hasil pengolahan.

(25)

3.2.3. STRATEGI SANITASI KOTA (SSK)

3.2.3.1. VISI DAN MISI PEMBANGUNAN SANITASI

Tabel 3.7. Persandingan Visi dan Misi Kota dengan Visi dan Misi Sanitasi Provinsi Dan Visi dan Misi Kota Serang

No Visi dan Misi Kota Serang Visi dan Misi sanitasi Visi dan Misi Sanitasi Kota

serang yang global dan

air dan lingkungan sehat

kota serang hidup pada

Meningkatkan Dan Meningkatkan cakupan 3. Meningkatkan Mendorong Pertumbuhan penyehatan lingkungan pengelolaan dan

Dan Kualitas Perekonomian pelayanan sistem drainase Daerah Dan Masyarakat;

Mengembangkan Dan

Mengembangkan peran 4. Meningkatkan kesadaran

Meningkatkan Sarana Dan masyarakat dalam masyarakat dalam prilaku Prasarana Wilayah Yang peningkatan PHBS hidup bersih dan sehat Memadai Dan Berkualitas;

(26)

No Visi dan Misi Kota Serang Visi dan Misi sanitasi Visi dan Misi Sanitasi Kota

Sumber : RPJM D Kota Serang, Renstra AMPL Provinsi Banten dan BPS Kota Serang

(27)

3.2.3.2. TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN SANITASI

Tabel 3.8. Tujuan Umum dan sasaran pembangunan Sanitasi di Kota Serang

Aspek Teknis

Misi 1 : Meningkatkan cakupan layanan air limbah

Tujuan : Meningkatkan cakupan layanan dan pengembangan system

Misi 2 : Meningkatkan layanan pengelolaan Persampahan

Misi 3 : Meningkatkan Pengelolaan dan Sistem Drainase

Tujuan : Meningkatkan pembangunan drainase

Sasaran : Terciptanya sistim drainase kota dan konstruksi bangunan

pengendali banjir di 6 kecamatan

Berkurangnya luas genangan dari 66 ha menjadi 33 ha

Misi 4 : Meningkatkan kesadaran Masyarakat dalam Perilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS)

(28)

Aspek Non Teknis

Misi 6 : Memperkuat kebijakan dan kapasitas kelembagaan dalam

pembangunan sanitasi

Tujuan : Meningkatkan kebijakan dan kapasitas kelembagaan sanitasi Sasaran : Tersedianya Perda tentang Pengelolaan Sampah, Air limbah dan

drainase

Meningkatnya koordinasi dan tupoksi SKPD terkait sanitasi Misi 7 : Menyelenggarakan media komunikasi, informasi dan edukasi kesehatan

lingkungan

Tujuan : Meningkatkan peran media swasta dalam komunikasi dan informasi

kesehatan lingkungan

Sasaran : Tersedianya saluran komunikasi dan informasi dan edukasi

kesehatan lingkungan di media cetak dan elektronik

Misi 8 : Meningkatkan sumber pendanaan dari sector swasta bagi pembangunan

sanitasi

Tujuan : Meningkatkan sumber pendanaan dari APBD dan swasta untuk

pembangunan sanitasi

Sasaran : 1. Meningkatnya pendanaan sanitasi dari APBD dari 5,31%

menjadi 10%

2. Meningkatnya pendanaan sanitasi dari sektor swasta melalui CSR

Misi 9 : Meningkatkan peran serta masyarakat dan akses masyarakat miskin dalam

pembangunan sanitasi

Tujuan : Mendorong partisipasi masyarakat dan swasta dalam pembangunan sanitasi

Sasaran : Meningkatnya kegiatan sanitasi lingkungan berbasis masyarakat

Sumber : Hasil Analisis

(29)

3.2.3.3. KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI

Kebijakan dan Strategi Nasional dan Kota Serang dalam Pengembangan Sistem Pengelolaan drainase dirumuskan sebagai berikut :

Tabel 3.9

Kebijakan dan stategi Pengelolaan Drainase tahun 2008–2013 (RPJMD)

Kebijakan dan Strategi Nasional Kebijakan dan Strategi Kota Serang

Kebijakan Strategi Kebijakan Strategi

Pemantapan Mengembangkan system Memelihara, Peningkatan Daya Keterpaduan perencanaan drainase Merehabilitasi dan Dukung Drainase dan Penanganan utama dan local yang Meningkatkan Daya Pengendalian Banjir pengendalian banjir Terpadu Dukung Drainase dan

dan sector/sub sector Pengendalian Banjir

terkait lainnya Mempertahankan Meningkatkan Penataan dan

Berdasarkan konsep pola aliran alami Pemeliharaan, Pengembangan Jaringan keseimbangan tata air Rehabilitasi dan Irigasi dan Sumber Daya

Pengembangan Daya Air Dukung dan Kualitas Jaringan Irigasi dan Sumber Daya Air Mewujudkan sebuah

stakeholder yang

melkukan konservasi air Mengembangkan NSPM Berdasarkan

karakteristik dan kondisi tata air

Peningkatan pelibatan Menentukan

(30)

Kebijakan dan Strategi Kota Serang Kebijakan dan Strategi Nasional

Kebijakan Strategi Kebijakan Strategi

seluruh stakeholder kewenangan, peran dan berdasarkan hirarkhi tanggungjawab

system drainase pemerintah, swasta dan masyarakat Peningkatan kapasitas Meningkatkan status dan kelembagaan, peraturan kapasitas institusi

dan perundangan pengelola Meningkatkan alternative pembiayaan sumber pembiayaan

melalui restribusi

(31)

Kebijakan dan Strategi Kota Serang Kebijakan dan Strategi Nasional

Sumber : Permen PU No 21/PRT/M/2006

Kebijakan dan Strategi Kota Serang

3.2.4. RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

3.2.4.1. VISI PEMBANGUNAN

Penataan Bangunan dan Lingkungan adalah Kegiatan Penataan Bangunan dan Lingkungan adalah kegiatan yang bertujuan mengendalikan pemanfaatan ruang dan menciptakan lingkungan yang tertata, berkelanjutan, berkualitas serta menambah

vitalitas ekonomi dan kehidupan masyarakat. Oleh karenanya penyusunan dokumen RTBL, selain sebagai pemenuhan aspek legal‐formal, yaitu sebagai

produk pengaturan pemanfaatan ruang serta penataan bangunan dan lingkungan pada kawasan terpilih, juga sebagai dokumen panduan/pengendali pembangunan dalam penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan kawasan terpilih supaya memenuhi kriteria perencanaan tata bangunan dan lingkungan yang berkelanjutan, meliputi: pemenuhan persyaratan tata bangunan dan lingkungan, peningkatan kualitas

hidup masyarakat melalui perbaikan kualitas lingkungan dan ruang publik, perwujudan pelindungan lingkungan, serta peningkatan vitalitas ekonomi lingkungan Selain hal tersebut RTBL mempunyai manfaat untuk mengarahkan jalannya pembangunan sejak dini, mewujudkan pemanfaatan ruang secara efektif, tepat guna,

spesifik setempat dan konkret sesuai dengan rencana tata ruang wilayah, melengkapi peraturan daerah tentang bangunan gedung, mewujudkan kesatuan karakter dan meningkatkan kualitas bangunan gedung dan lingkungan/ kawasan, mengendalikan pertumbuhan fisik suatu lingkungan/ kawasan, menjamin implementasi pembangunan agar sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan masyarakat

(32)

dalam pengembangan lingkungan/kawasan yang berkelanjutan, menjamin terpeliharanya hasil pembangunan pasca-pelaksanaan, karena adanyarasa

memiliki dari masyarakat terhadap semua hasil pembangunan

Visi penataan bangunan dan lingkungan adalah terwujudnya bangunan gedung dan lingkungan yang layak huni dan berjati diri Peran dan fungsi rencana tata bangunan dan lingkungan sebagai perangkat pengendali pertumbuhan kawasan bernilai strategis akan mampu mengintervensi pengelolaan kawasan sehingga mampu mempertahankan dan meningkatkan eksistensi kawasan sebagai bagian wilayah kota yang memiliki potensi ekonomi, sosio kultural dan ekologi.

3.2.4.2. KONSEP PERANCANGAN STRUKTUR TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

A. Strategi Penataan Bangunan dan Lingkungan

1) Menyelenggarakan penataan bangunan gedung agar tertib, fungsional, andal dan efisien.

2) Menyelenggarakan penataan lingkungan permukiman agar produktif dan berjati diri.

3) Menyelenggarakan penataan dan revitalisasi kawasan dan bangunan agar dapat memberikan nilai tambah fisik, sosial dan ekonomi.

4) Menyelenggarakan penataan bangunan dan lingkungan untuk mewujudkan arsitektur perkotaan dan pelestarian arsitektur bangunan gedung yang dilindungi dan dilestarikan untuk menunjang kearifan budaya lokal.

5) Mengembangkan teknologi dan rekayasa arsitektur bangunan gedung untuk menunjang pembangunan regional/internasional yang berkelanjutan.

B. Kebijakan Penataan Bangunan dan Lingkungan

1) Meningkatkan pembinaan penyelenggaraan Bangunan dan Gedung, termasuk bangunan gedung dan rumah Negara.

2) Meningkatkan pemahaman, kesadaran dan kemampuan masyarakat untuk memenuhi persyaratan Bangunan Gedung dan Penataan Lingkungan Permukiman. 3) Meningkatkan kapasitas penyelenggaraan dalam penataan lingkungan dan

permukiman.

(33)

4) Meningkatkan kualitas lingkungan untuk mendukung pengembangan jatidiri dan produktivitas masyarakat.

5) Mengembangkan kawasan yang memiliki peran dan potensi strategis bagi pertumbuhan kota.

6) Mengembangkan kemitraan antara pemerintah, swasta dan lembaga nasional maupun internasional lainnya di bidang Bangunan dan Gedung dan Penataan Lingkungan Permukiman.

7) Mewujudkan arsitektur perkotaan yang memperhatikan / mempertimbangkan khasanah arsitektur lokal dan nilai tradisional.

8) Menjaga kelestarian nilai-nilai arsitektur Bangunan Gedung yang dilindungi dan dilestarikan serta keahlian Membangun (seni dan budaya).

9) Mendorong upaya penelitian dan pengembangan teknologi rekayasa arsitektur Bangunan dan Gedung melalui kerja sama dengan pihak-pihak yang berkompeten.

C. Program/Kegiatan Penataan Bangunan dan Lingkungan

Kegiatan yang dapat dilakukan dalam Penataan Bangunan dan Lingkungan adalah sebagai berikut:

1) Kegiatan Pembinaan Teknis Bangunan dan Gedung

 Kegiatan diseminasi peraturan perundang-undangan penataan bangunan dan lingkungan. 

 Peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan dan gedung.  

 Pengembangan sistem informasi bangunan gedung dan arsitektur.  

 Pelatihan teknis tenaga pendata bangunan gedung dan keselamatan gedung.  

 Pengelolaan bangunan gedung dan rumah Negara.  

 Pembinaan teknis pembangunan gedung negara.  

 Penyusunan Rencana Induk Sistem Proyeksi Kebakaran (RISPK).  

 Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah (RANPERDA) Bangunan Gedung.  

 Percontohan pendataan bangunan gedung.  

 Percontohan aksesibilitas pada bangunan gedung dan lingkungan.  

 Rehabilitasi bangunan gedung dan Negara.  

 Dukungan prasarana dan sarana Pusat Informasi Pengembangan Permukiman dan Bangunan (PIPPB) 

(34)

2) Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman

 Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).  

 Bantuan teknis pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH).  

 Pembangunan prasarana dan sarana peningkatan lingkungan permukiman kumuh dan nelayan. 

 Pembangunan Prasarana dan Sarana Penataan LingkunganPermukiman tradisional. 

3) Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat di Perkotaan Bantuan

teknis penanggulangan kemiskinan di perkotaan.

Bantuan penanggulangan kesmiskinan terpadu (PAKET) dan Replikasi

3.2.4.3. KONSEP KOMPONEN PERANCANGAN KAWASAN

A. Penataan Bangunan Gedung

Substansi dibatasi pada Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) di Kota Serang dengan batasan kawasan perencanaan merujuk pada ketentuan/ kriteria sebagai berikut:

a) Kawasan Perencanaan merupakan bagian dari kawasan perkotaan yang ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional sebagai:

 Pusat Kegiatan Nasional yang selanjutnya disebut PKN, yaitu kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala internasional, nasional, atau beberapa provinsi, atau 

 Pusat Kegiatan Strategis Nasional yang selanjutnya disebut PKSN, yaitu kawasan perkotaan yang ditetapkan untuk mendorong pengembangan kawasan perbatasan negara, atau

 Kawasan StrategisNasional,yaituwilayahyangpenataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan

(35)

negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/ atau lingkungan, termasuk wilayah yang ditetapkan sebagai warisan dunia.

b) Kawasan Perencanaan dengan ragam dan karakter sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan, yaitu Kawasan Baru Berkembang Cepat, Kawasan Terbangun, Kawasan Dilestarikan, dan/ atau Kawasan Rawan Bencana.

c) Delineasi (batas kawasan perencanaan) ditentukan berdasarkan rencana tata ruang kota Serang, rencana tata ruang kawasan strategis yang bersangkutan, dan/ atau rencana tata ruang kawasan kota Serang, dengan luas kawasan antara 5‐60Ha ‐ sesuai dengan arahan Pedoman Umum

RTBL dan amanat UU RI No. 28/2002 tentang Bangunan Gedung, dengan mempertimbangkan konteks geografis, bangunan dan lingkungan, daya dukung lahan dan ekonomi serta ragam aktivitas sosial budaya

masyarakat setempat.

Adapun ruang lingkup penyusunan dokumen RTBL adalah sebagai berikut:

a) Melakukan diskusi, koodinasi, dan klarifikasi dengan instansi terkait untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang maksud, tujuan, dan ruang lingkup pekerjaan.

b) Melakukan studi pendahuluan tentang usulan alternatif/rekomendasi lokasi saat ini direncanakan.

c) Melakukan pengumpulan data primer, yang meliputi data-data sebagai berikut :  Pemetaan kawasan 

 Data topografi  

 Jenis tanah dan struktur tanah  

 Kualitas air tanah  

 Kondisi pelabuhan yang telah ada  

 Jarak kawasan terhadap kota pendukung  

d) Melakukan pengumpulan data sekunder, yang meliputi data-data sebagai berikut

:

 Proyeksi kebutuhan investasi khususnya bidang pariwisata terhadap ruang yang ada 

(36)

 Tata guna lahan  

 Kondisi pemanfaatan lahan  

 Bahaya terhadap bencana alam  

e) Melakukan analisa dan evaluasi untuk berbagai alternatif pengembangan kawasan.

Menyusun skenario pengembangan dan perencanaan lokasi kawasan yang akan dikembangankan.

3.2.4.4. Kondisi Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan

Kebijakan penataan ruang Kota Serang meliputi:

1) pengembangan pusat kegiatan secara merata dan berhierarki;

2) penetapan fungsi pusat pelayanan secara spesifik dan memiliki hierarki tingkat pelayanan;

3) pengembangan kawasan permukiman pada masing-masing pusat pertumbuhan yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang; 4) pengembangan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten;

5) pengembangan fasilitas pendidikan regional;

6) penyediaan sarana dan prasarana penunjang di pusat-pusat kegiatan dan antar pusat kegiatan sesuai standar yang berlaku;

7) peningkatan pertumbuhan ekonomi dengan basis ekonomi Kota Serang melalui sektor perdagangan, jasa, pendidikan, dan pariwisata;

8) pengembangan kawasan budidaya yang memiliki nilai ekonomi yang berskala regional dan nasional;

9) pengendalian perkembangan kegiatan budidaya agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan;

10) pelaksanaan konservasi kawasan lindung dan sumber daya air untuk keseimbangan ekologi kota;

11) pengembangan dan penataan wisata religi Banten Lama;

(37)

12) pengembangan konsep ekowisata terhadap potensi-potensi kawasan wisata alam;

13) pengelolaan dan penataan ruang untuk sektor informal; 14) penyediaan ruang dan jalur evakuasi bencana;

15) penyediaan pedestrian di pusat kota;

16) penetapan RTH sebesar 30% (tiga puluh persen) dari luas wilayah Kota Serang; dan peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan Negara.

3.2.5. Matriks Rencana Strategi Infrastruktur Bidang Cipta Karya

No. PRODUK

RENCANA (ADA/TDK) STATUS PEMBANGUNAN ARAHAN PROGRAM/KEGIATAN INDIKASI LOKASI

1 2 3 4 5 6

1 RKP 2 RISPAM 3 SSK 4 RTBL

Sumber data :

Gambar

Gambar 3.1
Tabel 3.1
Tabel 3.2.
Tabel 3.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan pengumpulan bukti audit diperoleh dari hasil wawancara dan hasil check list dengan Bagian IT dan karyawan yang berhubungan dengan sistem informasi persediaan, serta

Madiun memberi ijin kepada Pemohon untuk mengucapkan ikrar talak terhadap Termohon oleh karena rumah tangga Pemohon dan Termohon sejak tahun 2006 telah tidak harmonis sering

Fluktuasi harga saham yang terjadi disekitar hari pengumuman penerbitan obligasi memberikan peluang bagi investor untuk dapat memperoleh return baik dibawah atau diatas return

SISTEM DTMF SEBAGAI PENGENDALI JARAK JAUH PADA RANCANG BANGUN PERANGKAT KERAS ALAT PENGHANCUR SAMPAH ORGANIK PENGHASIL PUPUK PADAT.. (2016 : xvii + 65halaman + 46gambar

Hubungan Sikap dan Norma Subyektif Terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi dengan Intensi Menggunakan Alat Kontrasepsi Setelah Kelahiran Anak Pertama pada Wanita Usia Subur yang

Pada lansia hal yang menjadi sumber stres bisa berupa : kondisi fisik yang semakin menurun sehingga tidak sekuat pada masa muda dulu dan seringkali diikuti dengan

Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi atau untuk pengembangan ilmu pengetahuan di bidang psikologi pendidikan terutama yang menyangkut

Namun, sebagai tanda rahmad-Nya dan sebagai bukti kasih sayang-Nya, Dia telah menjelma kepada manusia para Matahari bimbingan-Nya, para lambang keesaan ilahiah-Nya, dan