• Tidak ada hasil yang ditemukan

KERANGKA STRATEGIS PNDANAAN KOTA BEKASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KERANGKA STRATEGIS PNDANAAN KOTA BEKASI"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

KERANGKA STRATEGIS PNDANAAN

KOTA BEKASI

5.1Arahan Kebijakan Pembiayaan Bidang Cipta Karya

Pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya perlu memperhatikan arahan dalam peraturan dan perundangan terkait, antara lain:

1. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah: Pemerintah daerah diberikan hak otonomi daerah, yaitu hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dalam hal ini, Pemerintah Daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang menjadi urusan Pemerintah Pusat yaitu politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional, serta agama.

2. Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah: untuk mendukung penyelenggaraan otonomi daerah, pemerintah daerah didukung sumber-sumber pendanaan meliputi Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, Pendapatan Lain yang Sah, serta Penerimaan Pembiayaan. Penerimaan daerah ini akan digunakan untuk mendanai pengeluaran daerah yang dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah. 3. Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 Tentang Dana

Perimbangan: Dana Perimbangan terdiri dari Dana Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil, dan Dana Alokasi Khusus. Pembagian DAU dan DBH ditentukan melalui rumus yang ditentukan Kementerian Keuangan. Sedangkan DAK digunakan untuk mendanai kegiatan khusus yang ditentukan Pemerintah atas dasar prioritas nasional. Penentuan lokasi dan besaran DAK dilakukan berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis.

(2)

kepada daerah disertai dengan sumber pendanaan, pengalihan sarana dan prasarana, serta kepegawaian sesuai dengan urusan yang didesentralisasikan.

5. Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 2011 tentang Pinjaman Daerah: Sumber pinjaman daerah meliputi Pemerintah, Pemerintah Daerah Lainnya, Lembaga Keuangan Bank dan Non-Bank, serta Masyarakat. Pemerintah Daerah tidak dapat melakukan pinjaman langsung kepada pihak luar negeri, tetapi diteruskan melalui pemerintah pusat. Dalam melakukan pinjaman daerah Pemda wajib memenuhi persyaratan:

a. total jumlah pinjaman pemerintah daerah tidak lebih dari 75% penerimaan APBD tahun sebelumnya;

b. memenuhi ketentuan rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan pinjaman yang ditetapkan pemerintahpaling sedikit 2,5;

c. persyaratan lain yang ditetapkan calon pemberi pinjaman;

d. tidak mempunyai tunggakan atas pengembalian pinjaman yang bersumber dari pemerintah;

e. pinjaman jangka menengah dan jangka panjang wajib mendapatkan persetujuan DPRD.

6. Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur (dengan perubahan Perpres 13/2010 & Perpres 56/2010): Menteri atau Kepala Daerah dapat bekerjasama dengan badan usaha dalam penyediaan infrastruktur. Jenis infrastruktur permukiman yang dapat dikerjasamakan dengan badan usaha adalah infrastruktur air minum, infrastruktur air limbah permukiman dan prasarana persampahan. 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 Tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (dengan perubahan Permendagri 59/2007 dan Permendagri 21/2011): Struktur APBD terdiri dari:

a. Pendapatan daerah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Pendapatan Lain yang Sah.

b. Belanja Daerah meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung.

c. Pembiayaan Daerah meliputi: Pembiayaan Penerimaan dan Pembiayaan Pengeluaran.

(3)

a. Bidang Infrastruktur Air Minum DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses pelayanan sistem penyediaan air minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan kumuh perkotaan dan di perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan. Adapun kriteria teknis alokasi DAK diutamakan untuk program percepatan pengentasan kemiskinan dan memenuhi sasaran/ target Millenium Development Goals (MDGs) yang mempertimbangkan:

- Jumlah masyarakat berpenghasilan rendah; - Tingkat kerawanan air minum.

b. Bidang Infrastruktur Sanitasi DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanan sanitasi (air limbah, persampahan, dan drainase) yang layak skala kawasan kepada masyarakat berpenghasilan rendah di perkotaan yang diselenggara-kan melalui proses pemberdayaan masyarakat. DAK Sanitasi diutamakan untuk program peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan memenuhi sasaran/target MDGs yang dengan kriteria teknis:

- kerawanan sanitasi;

- cakupan pelayanan sanitasi.

9. Peraturan Menteri PU No. 14 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum yang Merupakan Kewenanangan Pemerintah dan Dilaksanakan Sendiri: Dalam menyelenggarakan kegiatan yang dibiayai dana APBN, Kementerian PU membentuk satuan kerja berupa Satker Tetap Pusat, Satker Unit Pelaksana Teknis Pusat, dan Satuan Non Vertikal Tertentu. Rencana program dan usulan kegiatan yang diselenggarakan Satuan Kerja harus mengacu pada RPI2-JM bidang infrastruktur ke-PU-an yang telah disepakati. Gubernur sebagai wakil Pemerintah mengkoordinasikan penyelenggaraan urusan kementerian yang dilaksanakan di daerah dalam rangka keterpaduan pembangunan wilayah dan pengembangan lintas sektor. Berdasarkan peraturan perundangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa lingkup sumber dana kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya yang dibahas dalam RPI2-JM bidan Cipta Karya meliputi:

a. Dana APBN, meliputi dana yang dilimpahkan Ditjen Cipta Karya kepada Satuan Kerja di tingkat provinsi (dana sektoral di daerah) serta Dana Alokasi Khusus bidang Air Minum dan Sanitasi.

b. Dana APBD Provinsi, meliputi dana daerah untuk urusan bersama (DDUB) dan dana lainnya yang dibelanjakan pemerintah provinsi untuk pembangunan infrastruktur permukiman dengan skala provinsi/regional.

(4)

d. Dana Swasta meliputi dana yang berasal dari skema kerjasama pemerintah dan swasta (KPS), maupun skema Corporate Social Responsibility (CSR).

e. Dana Masyarakat melalui program pemberdayaan masyarakat. f. Dana Pinjaman, meliputi pinjaman dalam negeri dan pinjaman

luar negeri.

Dana-dana tersebut digunakan untuk belanja pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaan prasarana yang telah terbangun, serta rehabilitasi dan peningkatan prasarana yang telah ada. Oleh karena itu, dana-dana tersebut perlu dikelola dan direncanakan secara terpadu sehingga optimal dan memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi peningkatan pelayanan bidang Cipta Karya.

5.2Profil APBD Kota Bekasi

Pengelolaan keuangan Kota Bekasi dilakukan dengan mengacu kepada peraturan-peraturan pengelolaan keuangan daerah sebagaimana yang diatur di dalam Undang-Undang No. 31 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah; Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah’ Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Negara; Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Negara yang direvisi pada Permendagri No. 13 Tahun 2006. Pemerintah daerah Kota Bekasi telah melaksanakan kebijakan pengelolaan keuangan daerah sebagaimaa yang telah diatur dalam peraturan perundangan tersebut.

Untuk dapat mengetahui potensi sumber daya keuangan pemerintah daerah kota Bekasi, maka perlu dilakukan peninjauan terhadap kinerja keuangan pemerintah Kota bekasi selama lima tahun ke belakang beserta kebijakan umum yang menjadi acuannya. Kinerja keuangan pemerintah daerah Kota Bekasi terdiri dari tida komponen, yaitu kinerja pengelolaan pendapatan daerah, kinerja pengelolan belanja daerah, kinerja pengelolaan pembiayaan daerah serta neraca daerah.

A. Kinerja Pengelolaan Pendapatan Daerah

Komponen pendapatan daerah Kota Bekasi adalah sebagai berikut :

1. Pendapatan Asli Daerah Kelompok Pendapatan Asli Daerah (PAD) dibagi menurut jenis pendapatan yang terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.

(5)

3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah Kelompok Pendapatan Daerah yang berasal dari Lain-lain. Pendapatan daerah yang sah terdiri dari pendapatan hibah, dana darurat, dana bagi hasil pajak dari provinsi dan pemerintahan daerah lainnya, dana penyesuaian dan otonomi khusus serta bantuan keuangan dari pemerintah provinsi atau daerah lainnya.

Pertumbuhan pendapatan daerah Kota Bekasi selama lima tahun ke belakang menunjukkan perkembangan yang signifikan. Pertumbuhan rata-rata pendapatan daerah Kota Bekasi selama kurun waktu 2008 hingga tahun 2012 mencapau 22,42 % atau dengan kata lain pendapatan daerah Kota Bekasi pada tahun 2012 meningkat hingga 112 % dibandingkan dengan pendapatan daerah tahun 2008.

Perkembangan pendapatan daerah sebagaimana yang terjadi selama lima tahun ke belakang merupakan sebuah capaian yang baik dimana dalam lima tahun tersebut porsi PAD dapat meningkat 15,20 % terhadap pendapatan daerah pada tahun 2008 menjadi 27,26 % terhadap total pendapatan daerah pada tahun 2012, sedangkan di lain sisi porsi pendapatan daerah Kota Bekasi yang berasal dari dana perimbangan mengalami tren penurunan yang cukup signifikan sejak tahun 2008 yang berkontribusi nsebesar 63,21 % terhadap total pendapatan daerah menjadi hanya sebesar 45,34 % terhadap total pendapatan di tahun 2012, dimana hal ini menggambarkan kemampuan Kota Bekasi untuk semakin mandiri dari tahun ke tahun dan mengurangi ketergantungan terhadap dana permbangan.

Bila dilihat dari pertumbuhan rata-rata setiap tahun dari masing-masing komponen pendapatan daerah, maka dapat terlihat bahwa PAD memberikan kontribusi pertumbuhan rata-rata paling tinggi dibandingkan dengan komponen pendapatan daerah lainnya. Tercatat bahwa selama kurun waktu tahun 2008-2012, PAD Kota Bekasi mengalami pertumbuhan sebesar 57,38 % per tahun. Sedangkan dana perimbangan hanya mengalami pertumbuhan sebesar 10,43 % per tahun dan lain-lain pendapatan yang sah mengalami pertumbuhan rata-rata 33,12 % per tahun, sehingga pendapatan daerah Kota Bekasi delama kurun waktu tersebut mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 22,42 % per tahun. Sebagai catatan, pada tahun 2011 terjadi peningkatan PAD yang cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh terjadinya perubahan peraturan perundang-undangan yaitu ditetapkannya undang-undang NO. 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan retribusi Daerah dimana pada undnag-undang tersebut pengelolaan pendapatan BPHTB dan PBB menjadi kewenangan daerah dan menjadi bagian dari PAD dimana sebelumnya merupakan bagian dari dana perimbangan bagi hasil pajak.

Gambar 5.1

(6)

Gambar 5.2

Pertumbuhan Rata-Rata Pendapatan Daerah Kota Bekasi Tahun 2008-2012

B. Kinerja Pengelolaan Belanja Daerah

Komponen belanja daerah Kota Bekasi terdiri dari :

(7)

2. Belanja langsung yang terdiri dari belanja pegawai, belanja barang dan jasa serta belanja modal.

Pada sisi belanja daerah pada kurun waktu tahun 2008 hingga tahun 2012, Kota Bekasi mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Rata-rata peningkatan belanja daerah Kota Bekasi selama kurun waktu tersebut tercatat sebesar 19,83 % per tahun. Sedangkan bila dilihat dari jenis belanja-nya, peningkatan tertinggi terjadi pada belanja tidak langsung Kota Bekasi adalah sebesar 23,05 % per tahun dimana rata-rata pertumbuhan belanja tidak langsung Kota Bekasi hanya sebesar 16,46 % per tahun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa peningkatan belanja daerah Kota Bekasi lebih banyak dipengaruhi oleh belanja langsung. Bila dilihat dari porsi masing-masing belanja terhadap total belanja daerah Kota Bekasi, terjadi tren penurunan belanja tidak langsung, dimana pada tahun 2008 porsi belanja tidak langsung terhadap total belanja daerah Kota Bekasi adalah sebesar 48,94 % namun pada tahun 2012 belanja tidak langsung hanya memberikan kontribusi sebesar 44,81 % dari total belanja daerah Kota Bekasi. Sedangkan di lain sisi, terjadi tren peningkatan belanja langsung terhadap total belanja daerah Kota Bekasi, dimana pada tahun 2008 belanja langsung berkontribusi sebesar 51,06 % terhadap total belanja daerah dan meningkat menjadi sebesar 55,19 % dari total nelanja daerah Kota Bekasi.

Gambar 5.3

Pertumbuhan Rata-Rata Belanja Daerah Kota Bekasi

Tahun 2008-2012

Gambar 5.4

Porsi Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung Terhadap Belanja Daerah Kota Bekasi

(8)
(9)

Tabel 5.5

Rata-Rata Pertumbuhan dan Realisasi Pendapatan Daerah

Tahun 2008-2012 Kota Bekasi

No Komponen

Realisasi Pendapatan Daerah Rataan Pertumbuhan 2008 2009 2010 2011 2012

I Pendapatan Asli Daerah 190.044.512.359,12 231.694.925.185,80 296.046.878.711,90 568.344.298.997,36 735.266.580.800,00 57,38

Hasil Pajak daerah 78.715.128.234,00 99.031.556.174,00 150.822.533.509,00 375.978.082.270,00 497.757.701.597,00 106

Hasil Retribusi Daerah 62.152.761.439,00 69.771.347.679,00 29.159.465.612,00 40.075.055.899,00 46.058.116.333,00 -5,18

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan

3.638.267.307,00 5.338.487.926,00 7.286.273.514,00 7.420.041.890,00 8.701.219.586,00 27,83

Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang sah

45.538.355.379,12 57.553.533.406,80 108.778.606.076,90 144.871.118.938,36 182.749.543.284,00 60,26

II Dana Perimbangan 799.679.143.747,00 854.402.676.930,00 916.219.421.376,00 960.002.856.824,00 1.216.694.015.646,00 10,43

Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak

202.358.158.747,00 208.881.699.930,00 257.961.475.376,00 184.165.626.824,00 256.758.124.646,00 5,38

Dana Alokasi Umum 590.144.385.000,00 630.392.977.000,00 647.082.121.000,00 736.741.305.000,00 935.205.053.000,00 11,69

Dana Alokasi Khusus 7.176.600.000,00 15.128.000.000,00 11.175.825.000,00 39.095.925.000,00 24.730.838.000,00 48,92

III Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang sah

275.393.322.578 390.672.398.047 370.174.784.639 692.004.400.962 731.461.580.009 33,12

Pendapatan Hibah - - - - 3.192.073.260,00 -

(10)

No Komponen

Realisasi Pendapatan Daerah Rataan Pertumbuhan 2008 2009 2010 2011 2012

Dana Bagi Hasil Pajak Dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya

223.046.725.318,00 302.682.912.747,00 189.933.882.139,00 333.566.961.713,00 429.476.609.169,00 18,51

Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus

4.075.458.400,00 16.867.707.000,00 89.423.123.000,00 277.188.149.720,00 174.552.873.000,00 836,60

Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya

45.771.138.860,00 71.121.778.300,00 90.817.779.500,00 81.249.289.529,00 124.240.024.580,00 34,29

Jumlah 1.265.116.978.684,12 1.476.770.000.162,80 1.582.441.084.726,90 2.220.351.556.783,36 2.683.422.176.455,00 22,52

Sumber : Dinas Pendapatan daerah Kota Bekasi, 2013

Tabel 5.6

Realisasi Belanja APBD Kota Bekasi Tahun 2008-2012

No Uraian 2008* 2009* 2010* 2011* 2012** Rataan

Pertumbuhan

I Belanja Tidak Langsung 614.280.969.770,00 697.347.642.408,00 806.633.956.705,00 1.016.853.732.775,00 1.119.940.660.974,00 16,46

Belanja Pegawai 515.726.051.940,00 596.890.683.755,00 727.377.013.776,00 857.301.301.365,00 984.813.917.433,00 18,19

Belanja Bunga 374.392.650,00 336.973.353,00 300.551.888,00 264.130.432,00 228.307.675,00 -7,80

Belanja Hibah 28.511.188.750,00 49.523.500.000,00 31.930.832.000,00 84.904.101.609,00 111.205.587.773,00 58,01

Belanja Bantuan Sosial 42.125.466.000,00 44.702.638.000,00 39.962.400.000,00 68.403.290.000,00 22.170.129.824,00 -9,47

(11)

No Uraian 2008* 2009* 2010* 2011* 2012** Rataan Pertumbuhan

Belanja Tidak Terduga - - 46.225.000,00 775.896.120,00 850.772.073,00 580,17***

II Belanja Langsung 640.886.754.569,00 804.207.570.395,00 786.813.001.490,00 964.491.068.872,00 1.379.618.882.980,00 23,05

Belanja Pegawai 61.261.178.950,00 94.130.550.008,00 110.005.839.647,00 146.157.871.064,00 144.381.601.000,00 27,14

Belanja Barang & Jasa 274.740.409.015,00 367.573.969.750,00 401.486.211.286,00 494.429.432.257,00 498.051.079.622,00 16,26

Belanja Modal 304.885.166.604,00 342.503.050.637,00 275.320.950.557,00 323.903.765.551,00 737.186.202.358,00 28,36

Jumlah 1.255.167.724.339,00 1.501.555.212.803,00 1.593.446.958.195,00 1.981.344.801.647,00 2.499.559.543.954,00 19,83

Sumber : Bidang Anggaran BPKAD, 30 Januari 2013 * Hasil Audit BPK

(12)

C. Neraca Daerah

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2001 tentang Informasi Keuangan Daerah, neraca daerah adalah neraca yang disusun berdasarkan standar akuntansi pemerintah secara bertahap sesuai dengan kondisi masing-masing pemerintah. Neraca daerah merupakan salah satu komponen yang wajib disertakan di dalam pertanggungjawaban pengelolaan keuangan daerah. Di dalam Permendagri No. 13 Tahun 2006, kode akun neraca terdiri dari kode akun aset, kode akun kewajiban dan kode akun ekuitas dana.

Secara keseluruhan, kondisi aset Kota Bekasi di tahun 2012 mengalami pertumbuhan sebesar 16,06 % dibandingkan tahun 2011. Pertumbuhan aset ini lebih banyak didominasi oleh pertumbuhan aset pada investasi jangka panjang yang meningkat sebesar 17,78 % dan pertumbuhan aset tetap yang meningkat sebesar 17,63 % pada tahun 2012. Sedangkan pada sisi aset lancar yang terdiri dari kas, investasi jangka pendek, piutang dan persediaan mengalami penurunan sebesar 42,72 % pada tahun 2012 dibandingkan tahun 2011. Pada sisi kewajiban, jumlah kewajiban mengalami penurunan yang signifikan dibandingkan pada tahun 201. Pada sisi kewajiban, jumlah kewajiban pada neraca daerah Kota Bekasi tahun 2012 mengalami penurunan yang signifikan dibandingkan tahun 2011 dimana terjadi penurunan kewajiban sebesar 43,38 %. Penurunan jumlah kewajiban ini disebabkan penurunan yang signifikan pada jumlah hutang jangka pendek yang menurun hingga 46,30 % dibandingkan pada kondisi tahun 2011.

Perkembangan neraca daerah Kota Bekasi sebagaimana kondisi di atas menunjukkan kondisi yang sangat baik dimana pada sisi aset terjadi peningkatan yang cukup besar hingga 16,06 % dan pada sisi kewajiban terjadi penurunan yang sangat signifikan hingga mencapai 43,38 %.

Tabel 5.7

Neraca Pertumbuhan Aset Daerah Kota Bekasi

Tahun 2011 dan 2012

c. Piutang 3.967.067.257,50 6.770.831.364,00 -41,41%

d. Piutang Lain-lain 18.390.806.303,37 17.119.574.713,37 7,42%

(13)

No. Uraian

Dalam Rupiah

Pertumbuhan

2012 2011

Jumlah Aset Lancar 55.417.680.259,87 96.745.319.045,37 -42,72%

I.2 Investasi Jangka Panjang

a. Investasi Non Permanen 7.477.131.403,00 12.298.572.674,00 -39,20%

b. Investasi Permanen 107.209.745.548,96 85.076.876.582,69 26,02%

Jumlah Investasi Jangka

Panjang 114.686.876.951,96 97.375.449.256,69 17,78%

I.3 Aset Tetap

a. Tanah 1.250.702.045.849,00 1.232.492.490.825,00 1,48%

b. Peralatan dan mesin 586.982.432.007,04 482.032.016.009,34 21,77%

c. Gedung dan Bangunan 1.205.964.390.540,60 1.082.991.174.192,60 11,35%

d. Jalan, Jaringan dan

Instalasi 1.653.700.805.298,99 1.280.949.596.648,99 29,10%

e. Aset Tetap Lainnya 45.050.869.305,41 35.392.131.900,41 27,29%

f. Konstruksi dalam

Pengerjaan 141.886.554.733,00 38.530.996.415,00 268,24%

g. Akumulasi Penyusutan - - 0,00%

Jumlah Aset Tetap 4.884.287.097.734,04 4.152.388.405.991,34 17,63%

I.4 Dana Cadangan

b. Tagihan Tuntutan Ganti

Kerugian Daerah - - 0,00%

c. Kemitraan dengan Pihak

Ketiga - - 0,00%

d. Aset Tidak Berwujud 6.207.908.840,00 6.207.908.840,00 0,00%

e. Aset Lain-lain 54.308.167.521,57 54.312.567.521,57 -0,01%

Jumlah Aset Lainnya 60.516.076.361,57 60.520.476.361,57 -0,01%

Jumlah Aset 5.114.907.731.307,44 4.407.029.650.654,97 16%

II Kewajiban

(14)

No. Uraian

Dalam Rupiah

Pertumbuhan

2012 2011

a. Utang Perhitungan Fihak

Ketiga (PFK) - - 0,00%

b. Utang Bunga - - 0,00%

c. Utang Pajak - - 0,00%

d. Bagian Lancar Utang

Jangka Panjang 312.369.878,80 312.369.878,80 0,00%

e. Pendapatan Diterima

Dimuka - - 0,00%

f. Utang Jangka Pendek

Lainnya 10.459.792.245,08 19.477.515.776,35 -46,30%

Jumlah Kewajiban Jangka

Pendek 10.772.162.123,88 19.789.885.655,15 -45,57%

II.2 Kewajiban Jangka Panjang

a. Utang Dalam Negeri - - 0,00%

b. Utang Luar Negeri 1.405.664.454,60 1.718.034.333,40 -18,18%

Jumlah Kewajiban Jangka

Panjang 1.405.664.454,60 1.718.034.333,40 -18,18%

Jumlah Kewajiban 12.177.826.578,48 21.507.919.988,55 -43,38%

III Ekuitas Dana

III.1 Ekuitas Dana Lancar

a. Sisa Lebih Pembiayaan

Anggaran (SILPA) 281.109.660.418,61 278.625.024.958,61 0,89%

b. Cadangan untuk Piutang 22.357.873.560,87 23.890.406.077,37 -6,41%

c. Cadangan untuk

Persediaan 19.554.445.070,00 21.007.974.970,00 -6,92%

d. Dana yang Harus

Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek

(10.772.162.123,88) (19.789.885.655,15) -45,57%

e. Pendapatan yang

Ditangguhkan (301.829.986.626,00) 5.981.188.586,00 -5146,32%

Jumlah Ekuitas Dana Lancar 10.419.830.299,60 309.714.708.936,83 -96,64%

III.2 Ekuitas Dana Investasi

a. Diinvestasikan dalam

(15)

No. Uraian

Dalam Rupiah

Pertumbuhan

2012 2011

b. Diinvestasikan dalam Aset

Tetap 4.886.305.421.894,04 4.154.406.730.151,34 17,62%

c. Diinvestasikan dalam Aset

Lainnya (Tidak Termasuk Dana Cadangan)

58.497.752.201,57 58.502.152.201,57 -0,01%

d. Dana yang Harus

Disediakan untuk Pembayaran Hutang Jangka Panjang

(1.405.664.454,60) (1.718.034.333,40) -18,18%

Jumlah Ekuitas Dana

Investasi 5.058.084.386.592,97 4.308.566.297.276,20 17,40%

III.3 Ekuitas Dana Cadangan

a. Diinvestasikan dalam

Dana Cadangan - - 0,00%

Jumlah Ekuitas Dana

Cadangan 0 0 0,00%

Jumlah Ekuitas Dana 5.068.504.216.892,57 4.618.281.006.213,03 9,75%

Jumlah Kewajiban dan

Ekuitas Dana 5.080.682.043.471,05 4.639.788.926.201,58 9,50%

Sumber : BPKAD Kota Bekasi, 2013.

5.3Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dari APBN Dalam 5 Tahun Terakhir

5.3.1 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber Dari APBN dalam 5 Tahun Terakhir

Meskipun pembangunaninfrastruktur permukiman merupakan tanggung jawab pemda, namun Ditjen Cipta Karya juga turur melakukan pembangunan infrastruktur sebagai stimuan kepada daerah agar dapat memenuhi SPM. Setiap sektor yang ada di lingkungan Ditjen Cipta Karya menyalurkan dana ke daerah melalui Satuan Kerja Non Vertikal (SNVT) sesuai dengan peraturan yang berlaku (Permen PU No. 14 Tahun 2011).

Untuk Kota Bekasi sendiri, dana yang bersumber dari anggaran Ditjen Cipta Karya yang terealisasi yaitu :

Tabel 5.8

APBN Bidang Cipta Karya di Kota Bekasi

(16)

Sektor

Alokasi Tahun

2010 2011 2012 2013

Pengembangan Air

Minum - - - -

Pengembangan

PLP 1.535.125.000 1.567.001.000 16.621.370.000 451.516.000

Pengembangan

Permukiman 856.625.000 669.020.000 796.038.000 1.539.689.000

Penataan Bangunan dan Lingkungan

- - 791.052.000 -

Total 2.391.750.000 2.236.021.000 18.208.460.000 1.991.205.000

Gambar

Gambar 5.3 Pertumbuhan Rata-Rata Belanja Daerah Kota Bekasi
Tabel 5.5
Tabel 5.6
Tabel 5.7 Neraca Pertumbuhan Aset Daerah Kota Bekasi
+2

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini adalah (1) pola pengembangan penalaran siswa kelas X4 SMA Negeri 4 Singaraja ketika memberikan tanggapan terhadap wacana kontroversi pada rubrik opini

Untuk perlindungan hukum bagi penerima fidusia dalam hal ini adalah pihak bank, terdapat aturan-aturan hukum yang berlaku jika warga negara asing wanprestasi atau tidak bisa

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kecemasan dalam menghadapi obesitas pada remaja putri, tetapi dalam penelitian ini yang ingin diteliti adalah faktor citra

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meninjau dan meneliti lebih jauh mengenai kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh humas PAMA Tanjung Enim melalui

Penanganan untuk masalah kebosanan customer adalah dengan memberikan hal-hal baru yang dopat membuat customer ingin mendapatkan pelayanan dari Sekoci Resto lagi

Hasil analisis data menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa dengan penerapan metode pembelajaran mind mapping dan media gambar pada materi sistem ekskresi kelas XI SMAN 5

Buat lembaran tipis dengan cara menyaringnya memakai corong Buchner, keringkan di udara terbuka lalu cabik-cabik menjadi bagian kecil-kecil. Dinginkan dalam desikator sampai suhu

Untuk fungsi bernilai himpunan