• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN A. TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN A. TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN

A. TINJAUAN PUSTAKA

1. PROSEDUR a. Pengertian Prosedur

Dalam melaksanakan pelayanan kepada masyarakat, kantor harus memiliki prosedur pelayanan yang baik. Prosedur penting digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan perkantoran apalagi dalam era globalisasi saat ini peran prosedur dalam kegiatan suatu perusahaan saat ini sangat penting, karena perkembangan dan kemajuan teknologi sangatlah cepat. Dimana setiap perusahaan memerlukan prosedur untuk dapat bersaing di dunia usaha yang semakin pesat ini. Untuk dapat menunjang kegiatan operasional suatu perusahaan dibutuhkan suatu gambaran dan informasi yang berguna bagi perusahaan. Prosedur merupakan rangkaian tata kerja yang menjadi pola tetap menurut tata

caranya maupun urutan langkah yang dilaksanakan untuk

menyelesaikan kegiatan atau aktivitas, serta dapat tercapainya tujuan yang diharapkan secara efektif dan efisien, serta dapat dengan mudah menyelesaikan suatu masalah secara terperinci menurut jangka waktu yang telah ditentukan. Prosedur yang baik biasanya dirumuskan secara tertulis dan dituangkan dalam sebuah buku pedoman. Untuk lebih jelasnya berikut kutipan pendapat para ahli mengenai pengertian prosedur :

Prosedur menurut Koontz dan Weihrich, (2008:43) dalam buku Ida Nuraida mendefinisikan prosedur sebagai berikut : “Prosedur merupakam bagian dari rencana kantor. Jenis-jenis rencana meliputi

(2)

misi, tujuan, strategi, kebijaksanaan, prosedur, peraturan, program, dan anggaran”.

Prosedur menurut MC. Maryati (2008:43), mendefinisikan prosedur sebagai berikut:

“Prosedur adalah serangkaian dari tahapan-tahapan atau urut-urutan dari langkah-langkah yang saling terkait dalam menyelesaikan suatu pekerjaan untuk mengendalikan pelaksanaan kerja agar efisiensi perusahaan tercapai dengan baik dibutuhkan sebuah petunjuk tentang prosedur”.

Prosedur menurut Moekijat dalam buku Ida Nuraida (2008:43) mengemukakan prosedur sebagai berikut :

“Prosedur perkantoran adalah urutan langkah-langkah (atau pelaksanaan-pelaksanaan) pekerjaan melakukan suatu pekerjaan yang berhubungan dengan apa yang dilakukan,

bagaimana melakukannya, bilamana melakukannya,

dimana melakukannya, dan siapa yang melakukannya”. Menurut Moekijat prosedur tidak lepas dari suatu metode (2008:44), “Metode menunjukkan cara pelaksanaan pekerjaan dari suatu tugas yang terdiri atas satu atau lebih kegiatan yang bersifat tulis menulis oleh seorang pegawai”.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan penulis bahwa prosedur adalah suatu urutan atau bagian kegiatan yang melibatkan beberapa orang atau beberapa bagian dalam suatu departemen yang ditetapkan untuk menjamin agar suatu kegiatan usaha atau transaksi dapat terjadi secara berulang-ulang dan dilaksanakan secara seragam.

(3)

Prosedur merupakan serangkaian tahapan-tahapan atau

urutan-urutan dari langkah-langkah yang saling berkaitan dalam

menyelesaikan suatu pekerjaan. Prosedur penting karena suatu prosedur dapat menjadi suatu alat pengendali pelaksanaan kerja agar pekerjaan yang dilakukan dapat mencapai sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.

Menurut MC. Maryati (2008:43) terdapat manfaat serta prinsip-prinsip dari prosedur perkantoran. Manfaat serta prinsip-prinsip-prinsip-prinsip itu antara lain:

1) Manfaat Prosedur Perkantoran

a) Prosedur membuat pekerjaan kantor dilaksanakan lebih lancar. b) Waktu penyelesaian lebih cepat.

c) Memberikan pengawasan yang lebih baik tentang apa dan bagaimana suatu pekerjaan dilakukan.

d) Prosedur kerja menjadikan setiap bagian berkoordinasi dengan bagian yang lain.

2) Prinsip-prinsip Prosedur Perkantoran

a. Prosedur tersebut tidak terlalu rumit dan berbelit-belit. Prosedur kerja yang baik akan mengurangi beban pengawasan, karena penyelesaian pekerjaan telah mengikuti langkah-langkah yang telah ditetapkan.

b. Prosedur tersebut dapat menghemat gerakan atau tenaga. Pembuatan prosedur kerja harus memperhatikan pada arus pekerjaan. Prosedur kerja dibuat fleksibel, artinya bisa dilakukan perubahan jika terjadi hal-hal yang sifatnya mendesak.

c. Manfaat Prosedur Tertulis

Prosedur tertulis sangat bermanfaat bagi tingkat manajerial maupun non manajerial dalam melaksanakan fungsi manajemen pada

(4)

setiap bagian/divisi. Manfaat prosedur tertulis dalam Ida Nuraida (2008:36) adalah:

1) Planning-controling

a. Mempermudah dalam penjapaian tujuan.

b. Merencanakan secara seksama mengenai besarnya beban

kerja yang optimal bagi masing-masing pegawai.

c. Menghindari memborosan atau memudahkan penghematan

biaya.

d. Mempermudah pengawasan yang berkaitan dengan hal-hal yang seharusnya dilakukan dan yang sudah dilakukan, menilai apakah pelaksanaan pekerjaan sudah sesuai dengan prosedur atau tidak. Apabila pelaksanaan pekerjaan tidak sesuai dengan prosedur maka perlu diketahui penyebabnya. Hal ini dilakukan sebagai bahan masukan dalam tindakan koreksi terhadap pelaksanaan atau revisi terhadap prosedur. Dengan adanya prosedur yang telah dilakukan maka dapat disampaikan proses umpan balik yang konstruktif.

2) Organizing

a. Mendapatkan instruksi kerja yang dapat dimengerti oleh bawahan mengenai :

1) Bagaimana tanggung jawab setiap prosedur pada masing-masing bagian/divisi, terutama pada saat pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan baigan-bagian lain. Misalnya, bagian/divisi yang terlibat dalam inventarisasi barang-barang kantor suatu perusahaan adalah bagian sarana dan prasarana serta bagian keuangan.

2) Bagaimana proses penyelesaian suatu pekerjaan.

b. Dihubungkan dengan alat-alat yang mendukung pekerjaan kantor serta dokumen kantor yang diperlukan.

c. Mengakibatkan arus pekerjaan kantor menjadi lebih baik dan lebih lancar serta menciptakan konsistensi kerja.

(5)

3) Staffing-leading

a. Membantu atasan dalam memberikan training atau

dasar-dasar instuksi kerja bagi pegawai baru dan pegawai lama. Prosedur mempermudah orientadi bagi pegawai baru. Sedangkan bagi pegawai lama, training juga diperlukan apabila pegawai lama harus menyesuaikan diri dengan metode dan teknologi yang baru, atau dengan prosedur-prosedur yang baku dalam suatu pekerjaan rutin dikantor yang berisi tentang cara kerja dan kaitannya denga tugas lian.

b. Atasan perlu mengadakan conselling bagi bawahan

yang bekerja tidak sesuai prosedur. Penyebab

ketidaksesuaian harus diketahui dan atasan dapat

memberikan kontribusi yang maksimal bagi kantor.

c. Mempermudah pemberian penilaian terhadap

bawahan. 4) Coordination

a. Menciptakan koordinasi yang harmonis bagi tiap

departemen dan antar departemen.

b. Menetapkan dan membedakan antara

prosedur-prosedur rutin dan prosedur-prosedur-prosedur-prosedur independen.

d. Tahapan Penulisan Prosedur

Selain itu, suatu prosedur harus mampu menciptakan arus kerja yang efisien, sehingga mempermudah dalam pengambilan keputusan pihak yang berwenang dan mempermudah dalam pelaksanaan kegiatan operasional kantor. Menurut Ida Nuraida (2014:50) ada beberapa tahapan yang harus dilalui :

(6)

dengan sistem yang sudah ada.

2. Selaraskan logika prosedur yang akan dibuat dengan seluruh prosedur yang ada diperusahaan.

3. Buat urutan yang paling cocok dan logis. a. Hindarkan penulisan yang panjang lebar.

b. Buat tiap langkah kea rah penyelesaian pekerjaan.

c. Hidarkan keterlambatan, pengulangan, dan back tracking, yaitu pengawasan harus kembali ke tahap awal prosedur lagi apabila mengalami hambatan dari tengah-tengah pelaksanaan suatu prosedur.

d. Cantumkan dengan jelas penanggung jawab pada setiap

kegiatan dalam prosedur tersebut dan sesuaikan dengan kemampuan individu.

Prosedur yang baik dibutuhkan dalam kantor yang dalam penyelesaian tugasnya harus dilakukan berurutan dari satu tahap ketahap yang selanjutnya, prosedur bermanfaat untuk menyelesaikan pekerjaan kantor, jika mempunyai manfaat positif serta efektif, seperti waktu penyelesaian pekerjaan lebih cepat, koordinasi yang baik antar bagian lebih baik, penghematan biaya, dan pengawasan yang lebih mudah. Prosedur yang baik akan dilakukan dan secara terus menerus dijalankan dengan memanfaatkan sumberdaya manusia seopttimal mungkin.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan penulis bahwa Teori Prosedur menurut MC. Maryanti (2008:43) yang mendefinisikan tentang pengertian prosedur sangatlah mengacu pada prosedur pelayanan yang ada di Unit Pelayanan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Sragen karena dalam pengertian yang didefinisikan oleh MC. Maryanti (2008:3) yaitu menjabarkan “prosedur merupakan serangkaian dari tahapan-tahapan atau

(7)

urut-urutan dari langkah-langkah yang saling terkait dalam menyelesaikan suatu pekerjaan untuk mengendalikan pelaksanaan kerja agar efisiensi perusahaan tercapai dengan baik dibutuhkan sebuah petunjuk tentang prosedur”. Karena dalam pelaksanaan penanggulangan kemiskinan khususnya dalam Prosedur Pelayanan Pengajuan Beasiswa Mahasintawati sangat penting dengan adanya tahapan-tahapan maupun urut-urutan dari langkah yang saling terkait guna mewujudkan pelayanan penanggulangan kemiskinan semakin efektif dan efisien.

2. PELAYANAN

a. Pengertian Pelayanan

Pelayanan menurut Ivancevich, Lorenzi, Skinner dan Crosby (1997:448) dalam buku Ratminto dan Atik Septi W yang berjudul “Manajemen Pelayanan” yang mengartikan pelayanan sebagai berikut :

“Pelayanan adalah produk-produk yang tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang melibatkan usaha-usaha manusia dan menggunakan peralatan”.

Pelayanan menurut Ratminto dan Atik Septi W. (2007:2) dalam buku “Manajemen Pelayanan” mendefisinikan pelayanan sebagai berikut :

“Pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimasudkan untuk memecahkan permasalahan konsumen atau pelanggan”.

(8)

Pelayanan Umum” sebagai berikut :

“Pelayanan adalah serangkaian kegiatan, karena itu ia merupakan proses. Sebagai suatu proses, pelayanan dapat berlangsung secara rutin dan berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan orang dalam masyarakat”.

Pelayanan terdiri dari empat layanan yaitu : Pelayanan Publik, Pelayanan Umum, Pelayanan Pemerintah, Pelayanan Perijinan. Pengertian umum pelayanan public menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara Nomor: 63/KEP/M.PAN/7/2004 dalam buku

“Pengembangan Kinerja Pelayanan Publik” oleh Ratminto dan Atik Septi W pada buku yang berjudul “Manajemen Pelayanan” yang mendefinisikan pelayanan umum atau pelayanan publik adalah sebagai berikut:

“Pelayanan umum atau pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi Pemerintahan di Pusat, di Daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Definisi pelayanan publik atau pelayanan umum sebagai segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa yang pada prinsipnya menjadi tanggungjawab dan dilaksanakan oleh Sebagai penerima pelayanan publik adalah orang, masyarakat, instansi pemerintah, dan badan hukum. Sedangkan pelyanan pemerintah atau pelayanan perijinan dapat didefinisikan sebagai segala bentuk jasa pelayanan yang pada prinsipnya menjadi tanggungjawab dan dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di Pusat, di Daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan

ketentuan peraturan perundang-undangan, yang bentuk produk

(9)

b. Karakteristik Jasa Pelayanan

Karakteristik Jasa Pelayanan menurut Ratminto dan Atik Septi W dalam Collins & McLaughlin, (1996 : 559) menjelaskan karakteristik yang baik yaitu :

a. Konsumen memiliki keuangan, pengalaman atau memori tersebut tidak

bisa dijual atau diberikan kepada orang lain.

b. Tujuan penyelenggaraan pelayanan adalah keunikan, setiap konsumen

dan setiap kontak ‘spesial’.

c. Suatu pelayanan terjadi saat tertentu, ini tidak dapat disimpan di gudang atau dikirim contohnya.

d. Konsumen adalah ‘rekanan’ yang terlibat dalam proses produksi. e. Konsumen melakukan control kualitas dengan cara membandingkan

harapannya dengan pengalamannya.

f. Jika terjadi kesalahan, satu-satunya cara yang bisa dilakukan untuk memperbaiki adalah meminta maaf.

g. Moral karyawan berperan sangat menentukan.

c. Hakikat pelayanan publik

Keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun 2004 menyatakan bahwa hakikat pelayanan public adalah pemberian pelayanan prima kepada masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban aparatur pemerintah sebagai abdi masyarakat. Untuk memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pengguna jasa pelayanan harus memenuhi beberapa hal sebagai berikut :

(10)

1. Asas-asas pelayanan sebagai berikut :

a) Akuntabilitas, yaitu dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

b) Kondisional, yaitu sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi

dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan efektifitas.

c) Transparansi, yaitu bersifat terbuka, mudah diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimerngeti.

d) Partisipasif, yaitu mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat.

e) Kesamaan Hak

Tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku, ras, agama, golongan, gender,dan status ekonomi.

f) Keseimbangan Hak dan Kewajiban

Pemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan kewajiban masing-masing pihak.

d. Penyelenggaraan pelayanan publik

Penyelenggaraan pelayanan public menurut Ratminto dan Atik Septi W (2007:21) perlu memperhatikan dan menerapkan prinsip, standar, biaya pelayanan sebagai berikut :

1) Prinsip Pelayanan Publik

(11)

Tahun 2004 disebutkan bahwa penyelenggaraan pelayanan harus memenuhi beberapa prinsip sebagai berikut :

a) Kesederhanaan

Prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan.

b) Kejelasan

Kejelasan ini mencakup dalam beberapa hal diantaranya : 1. Pesyaratan teknis dan administrative pelayanan publik.

2. Unit kerja / pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab dalam memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan / persoalan/sengketa dalam pelaksanaan pelayanan publik. 3. Rincian biaya pelayanan publik dan tata cara pembayan.

c) Kepastian Waktu

Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang ditentukan.

d) Akurasi

Produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat dan sah.

e) Keamanan

Proses produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan kepastian hukum.

f) Tanggung jawab

Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk bertanggungjawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian keluhan/ persoalan dalam pelaksanaan pelayanan

(12)

publik.

g) Kelengkapan sarana dan prasarana

Tersedianya sarana dan prasarana kerja peralatan kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan informatika.

h) Kedisiplinan, Kesopanan, Keramahan

Pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah serta memberikan pelayanan dengan ikhlas.

i) Kemudahan akses

Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah

dijangkau oleh masyarakat dan memanfaatkan teknologi

telekomunikasi dan informatika.

j) Kenyamanan

Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah, dan sehat serta dilengkapi dengan fasilitas pendukung pelayanan, seperti parkir, toilet, tempat ibadah, dan lain-lain.

e. Biaya Pelayanan Publik

Di dalam keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun 2004, diamanatkan agar penetapan besaran biaya pelayanan publik perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a) Tingkat dan kemampuan daya beli masyarakat.

(13)

c) Rincian biaya harus jelas untuk jenis pelayanan publik yang memerlukan tindakan seperti penelitian, pemeriksaan, pengukuran, dan pengajuan.

d) Ditetapkan oleh pejabat yang berwenang dan memperhatikan

prosedur sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan penulis bahwa Prosedur

Pelayanan adalah serangkaian tahapan yang diberikan sebagai kemudahan bagi masyarakat agar masyarakat dapat dengan mudah dan puas untuk menikmati pelayanan jasa yang selalu diberikan oleh lembaga pemberi jasa yang sangat sederhana tersebut.

3. BEASISWA

a. Pengertian Beasiswa

Beasiswa menurut Siswoyo (2007:121) dalam buku “Pedoman Beasiswa” didefisinikan sebagai berikut :

“Beasiswa adalah tunjangan yang diberikan kepada pelajar atau mhasiswa sebagai bantuan biaya belajar yang masih aktif mengikuti perkuliahan disuatu perguruan tinggi”

Beasiswa menurut Lahinta (2007:56) dalam buku Siswoyo yang berjudul “Pedoman Beasiswa” menuturkan pengertian beasiswa sebagai berikut :

“Beasiswa adalah pemberian berupa bantuan keuangan yang diberikan kepada perorangan yang bertujuan untuk digunakan demi keberlangsungan pendidikan yang ditempuh dan beasiswa dapat diberikan oleh lembaga pemerintah, perusahaan, ataupun yayasan.

(14)

b. Jenis Beasiswa di Unit Pelayanan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Sragen

1) Beasiswa Bantuan

Jenis beasiswa ini adalah untuk mendanai kegiatan akademik para mahasiswa yang kurang mampu, tetapi memiliki prestasi. Unit Pelayanan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Sragen biasanya memberikan beberapa penilaian pada kesulitan ini, misalnya, seperti pendapatan orang tua, jumlah saudara kandung yang sama-sama tengah menempuh studi, pengeluaran biaya hidup sehari-hari dalam kurun waktu satu bulan, dan akan dilakukan survey lapangan jika syarat-syarat dari calon pemerima beasiswa sudah melengkapi berkas syarat yang telah ditetapkan dapat langsung melakukan pengajuan beasiswa yang ada di Unit Pelayanan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Sragen dengan memenuhi perayaratan dan ketentuan Beasiswa dibedakan menjadi dua ketentuan yaitu :

A. KETENTUAN UMUM

1. Terdaftar sebagai mahasiswa regular Perguruan Tinggi Negeri yang berlokasi di pulau Jawa.

2. Fotocopy kartu mahasiswa dilegalisir minimal Dekan.

3. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk dan Kartu Keluarga Sragen dilegalisir oleh Camat.

4. Surat keterangan untuk mencari beasiswa dari Lurah atau Kepala Desa diketahui Camat.

5. Surat keterangan keluarga tidak mampu dari Lurah atau Kepala Desa diketahui Camat.

(15)

7. Surat keterangan sehat dari dokter pemerintah. 8. Pas foto berwarna ukuran 4x6 lima lembar. 9. Surat keterangan penghasilan orangtua :

a) Dari perusahaan (apabila adalah karyawan

perusahaan).

b) Dari Lurah/Kepala Desa (apabila orangtua bukan

karyawan perusahaan).

10.Surat permohonan kepada Bupati Sragen bermaterai Rp.6.000,- (contoh from disediakan).

11.Surat pernyataan tentang kebenaran data permohonan dan kebenaran lampirannya, bermaterai Rp.6.000,- (Contoh form disediakan).

B. KETENTUAN KHUSUS

1. Fotocopy Kartu Hasil Studi (KHS) terbaru.

2. Forocopy pembayaran kuliah semester terbaru.

3. Surat keterangan tidak sedang menerima beasiswa dari pihak manapun, dikeluarkan oleh : minimal ketua Jurusan, bermaterai Rp.6000,-.

4. Kartu Hasil Studi (KHS) tidak terdapat kekosongan nilai kecuali ada keterangan dari Dekan sesuai Program Studi.

5. Bukan mahasiswa semester pendek, mark up atau semester

ulang.

(16)

skripsi atau istilah lainnya.

Dari semua ketentuan diatas untuk prosedur pengajuan pendaftaran beasiswa, semua berkas harus rangkap lima (satu asli, empat fotocopy), dokumen asli ditunjukkan pada saat pendaftaran atau penyerahan berkas. Penyerahan atau pendaftaran dapat juga dilakukan di perwakilan Unit Pelayanan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan di 20 Kecamatan.

c. Manfaat Beasiswa Pendidikan

1) Membantu siswa yang kurang mampu untuk mendapatkan kesempatan

dalam mendapat kesempatan dalam menempuh pendidikan.

2) Mendorong siswa untuk saling berlomba dalam hal prestasi akademik.

3) Merangsang semangat belajar siswa atau penerima beasiswa agar terbebas dari pencabutan beasiswa tersebut.

4) Memberikan kesempatan kepada lembaga luar sekolah untuk

berpartisipasi dalam proses peningkatan pendidikan.

B. METODE PENGAMATAN

1. Lokasi Pengamatan

Lokasi yang ditentukan penulis dalan pengamatan bertempat di Unit Pelayanan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Sragen, yang beralamat di Jl. Raya Sukowati No. 255 Sragen 57211. Alasan penulis memilih lokasi pengamatan Unit Pelayanan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Sragen merupakan tempat melaksanakan magang. Selain itu hal yang mendorong penulis

(17)

melakukan pengamatan dan magang di Unit Pelayanan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Sragen karena Unit Pelayanan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Sragen merupakan instansi pemerintah yang bergerak dibidang pelayanan kemiskinan diseluruh wilayah Kabupaten Sragen sehingga menarik untuk melakukan pengamatan.

2. Jenis Pengamatan

Pengamatan ini menggunakan jenis atau metode deskriptif kualitatif yang dapat memberikan gambaran atau memaparkan suatu peristiwa. Penulis melakukan observasi berperan aktif yaitu merupakan cara khusus dan penulis tidak bersikap pasif sebagai pengamat tetapi memainkan peran yang dimungkinkan dalam suatu situasi yang berkaitan dengan pengamatannya, dengan mempertimbangkan akses yang diperolehnya yang bisa dimanfaatkan bagi pengumpulan data. (H.B. Sutopo, 2002:67).

Metode deskriptif lebih memusatkan pada penemuan fakta-fakta sebagaimana bentuk aslinya. Dalam hal ini penulis mendeskriptifkan hal-hal terkait dengan judul yang diambil penulis yaitu “Prosedur Pelayanan Pengajuan Beasiswa Mahasintawati Di Unit Pelayanan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Sragen”

(18)

Tahapan untuk mendapatkan sebuah laporan pengamatan yang baik dan tepat, maka diperlukan data yang lengkap dan relevan dengan permasalahan yang dihadapi. Adapun sumber data yang digunakan dalam pengamatan ini menurut H.B. Sutopo (2002:49-54) adalah sebagai berikut:

a. Narasumber (Informan)

Informan adalah orang atau pihak yang memiliki dan memberikan informasi (sumber informasi). Manusia sebagai sumber data terdiri dari beragam individu dari individu juga memiliki beragam posisi mereka terdiri dari pelaku aktivitas, pengamat, perencana. Hal ini dapat menyebabkan adanya perbedaan kelengkapan informasi yang dimilikinya.

Oleh karena itu penulis harus dapat memilih informan yang tepat sesuai dengan kebutuhan pengamatan. Pemilihan informan dilakukan dengan purposive sampling. “Purposive sampling dengan penelitian cenderung dianggap mengetahui informasi dan masalahnya secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap”. (H.B. Sutopo, 2002:56)

Data diperoleh dari hasil wawancara secara langsung kepada pihak-pihak yang memahami hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan dalam pengamatan. Informan di Unit Pelayanan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Sragen adalah:

1) Kepala Sub bagian Pendidikan

2) Pelaksana Penyeleksi Calon Penerima Beasiswa Mahasintawati

3) Penerima Beasiswa Mahasintawati

(19)

5) Pelayanan Informasi pada loket bagian Pendidikan

b. Dokumen dan Arsip

“Dokumen merupakan surat tertulis atau tercetak yang dapat dipakai sebagai bukti atau keterangan, dapat juga diartikan batang cetakan atau paskah karangan yang dikirim melalui pos. sedangkan arsip adalah dokumen tertulis yang mempunyai nilai historis. Disimpan dan dipelihara ditempat khusus untuk referensi”. H.B. Sutopo (2002:54).

Dokumen-dokumen yang menjadi sumber data dalam pengamatan ini adalah :

1) Buku profil Unit Pelayanan Terpadu Penanggulangan

Kemiskinan.

2) Standar pelayanan beasiswa pendidikan.

3) Berkas pengajuan permohonan Beasiswa Mahasintawati.

4) Gambar Struktur organisasi Unit pelayanan Terpadu

Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Sragen.

5) Gambar alur prosedur pendaftaran beasiswa Mahasintawati

c. Peristiwa / Aktivitas

“Data atau informasi dapat ditampilkan dari peristiwa, aktivitas atau perilaku sebagai sumber data yang berkaitan dengan sasaran pengamatannya. Peneliti dapat mengetahui proses bagaimana sesuatu terjadi secara lebih pasti karena menyaksikan sendiri secara langsung”. H.B.Sutopo (2002:51)

Sumber data peristiwa atau aktifitas dalam pengamatan ini dilakukan dengan mengamati secara langsung aktivitas kerja pegawai di Unit Pelayanan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan

(20)

Kabupaten Sragen. Kegiatan atau aktivitas yang diamati dalam kaitannya dengan pelayanan pengajuan beasiswa Mahasintawati. d. Riset Pustaka

Penulis telah membaca buku-buku yang ada di Unit Pelayanan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Sragen dan beberapa buku di perpustakaan Universitas Sebelas Maret yang berhubungan dengan topik yang akan penulis jadikan bahan pada lapotan Tugas Akhir ini.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk

mempermudah dan dan membantu penulis dalam mendukung pengamatan ini berdasarkan teknik pengumpulan data menurut H.B Sutopo (2002 : 58-72) yaitu :

1) Wawancara

Pengumpulan data melalui wawancara yang digunakan penulis

guna mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui

komunikasi langsung atau tanya jawab dengan sumber informan yang dapat memberikan keterangan yang menunjang. Dalam pengamatan ini penulis secara langsung mewawancarai karyawan, staff terutama yang ada di bidang pendidikan sesuai dengan pokok permasalahan yang diteliti guna memperoleh hasil data dan informasi yang lengkap.

2) Observasi

Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi dan

(21)

Pengamatan dilakukan pada waktu pelaksanaan kuliah kerja magang di Unit Pelayanan Terpadu Peanggulangan Kemiskinan Kabupaten Sragen guna memperoleh gambaran nyata tentang kondisi yang ada pada kondisi pengamatan.

3) Dokumentasi

Yaitu data secara nyata yang dapat dilihat, yang mencakup tentang masalah yang berkaitan dengan pelayanan pengajuan beasiswa mahasintawati di Unit Pelayanan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Sragen

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi yang berjudul PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER MATA PELAJARAN FIQIH MATERI WUDU DAN TAYAMUM KELAS VII DI MTsN 2 PALANGKA RAYA Oleh:

Hasil: Studi ini menemukan pengaruh hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pada remaja pelaku bullying di SMA Negeri 7 Jakarta (p value=0,000).. Kesimpulan:

Penelitian ini menggunakan metode pemrograman linier untuk mengkoordinasikan relay arus lebih berarah pada jaringan transmisi tenaga listrik Lampung diharapkan dapat

Isu lain adalah untuk mendorong kemajuan kebudayaan, sosial dan ekonomi masyarakat melalui program- program pendidikan yang efektif dan tepat berdasarkan perspektif

dilakukan secara teratur dan berkala (Depkes, 2004). Jadi bila Dinas kesehatan tidak melakukan supervise maka tugas puskesmas menggantikan jadwal Dinas

bangan merupakan suatu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan dan menguji keefek tifan dari produk yang telah dibuat atau yang dihasil kan [11].

[r]