• Tidak ada hasil yang ditemukan

Product liability FAKULTAS HUKUM UPN VETERAN JAWA TIMUR. kamis, 30 Juni Oleh : FAUZUL A

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Product liability FAKULTAS HUKUM UPN VETERAN JAWA TIMUR. kamis, 30 Juni Oleh : FAUZUL A"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Product liability

Oleh : FAUZUL A

FAKULTAS HUKUM

UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

(2)

 Tanggung jawab produsen di bidang goods (barang) dan bukan jasa, karena pertanggungjawaban jasa telah khusus yaitu Proffesional liability yang

bersandar pada contractual liability.

 Dalam product liability dikenal dua caveat yaitu Caveat Emptor (konsumen berhati-hati) dan Caveat Venditor (produsen berhati-hati)

 pertanggung jawaban produk ini merupakan tanggungjawab produsen kalau produknya menimbulkan kerugian dan merupakan tanggungjawab perdata.

Untuk melindungi konsumen terdapat dua ketentuan yaitu hukum publik

dan hukum perdata, di mana dalam hukum perdata terdiri dari hukum perjanjian dan hukum tentang perbuatan melawan hukum.

 Hukum perjanjian didalamnya terdapat tanggungjawab atas dasar kontrak (contractual liability) sedangkan hukum tentang perbuatan melawan hukum atas dasar Tortius liability (Tanggungjawab atas dasar perbuatan melawan hukum

PERTANGGUNGJAWABAN PRODUK (

PRODUCT

(3)

Hubungan Product Liability dan

Perlindungan Konsumen

CONSUMER PROTECTION

Civil Law

Public Law

Law of Obligations (Perikatan)

Law of Contract (Perjanjian)

Law of Tort (Hk Tentang

Perbuatan Melawan Hukum

Contractual Liability (tanggung jawab

atas dasar kontrak) atas dasar perbuatan melawan hukum Tortius Liability ( Tanggungjawab

Fault Liability (Klasik:

tanggung jawab atas dasar kesalahan Pasal 1365 KUHPerdata

No Fault Liability/ Strict Liability

PRODUCT LIABILITY Building Owner

(4)

Hubungan Product Liability dan

Perlindungan Konsumen

Fault Liability (Klasik:

tanggung jawab atas dasar kesalahan Pasal 1365 KUHPerdata

No Fault Liability/ Strict Liability

PRODUCT LIABILITY Building Owner liability

Vicarious Liability

Bukan atas dasar kontraktual atau perjanjian, tetapi perbuatan

(5)

Pasal 1365 KUHPerdata berbunyi:

“Tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian

kepada seorang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya

menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut.”

bukan mendasarkan kontraktual atau perjanjian tetapi perbuatan

melawan hukum, karena dalam bisnis jarang sekali hubungan

produsen langsung ke konsumen (lihat model pemasaran 2).

Bila melihat bahwa produsen yang bertanggungjawab , maka kita

menggugatnya tidak dengan wanprestasi, karena tidak ada

hubungan kontraktual (Privity of contract, yaitu hubungan yang

langsung dengan konsumen). Jadi bila tidak ada hubungan tersebut

maka menggugatnya harus berdasarkan perbuatan melawan

hukum.

(6)

Kronologisnya hukum perikatan--- hukum perjanjian---

hukum perbuatan melawan hukum.

Bila berdasarkan hukum perjanjian adalah wanprestasi

(contractual liability) sedangkan berikutnya adalah

perbuatan melawan hukum (law of Tort) adalah tortius

liability.

Tortius liability terbagi atas:

Fault Liability menggugat berdasarkan Pasal 1365 KUHPerdata,

berarti siapa yang mendalilkan, dia harus yang membuktikan. Bila

diterapkan dalam kasus biskuit beracun, maka konsumen harus

membuktikan bahwa produsen yang bersalah. Ini tidak

menguntungkan bagi konsumen. Perlindungan terhadap

konsumen menjadi mustahil kalau berdasarkan fault liability,

karena yang mendalilkan harus membuktikan.

(7)

 Isi Pasal 1365 KUHPerdata bila dikaji:

 Perbuatan melawan hukum.

 Kesalahan.

 Kerugian

 Hubungan Kausal (sebab akibat)

 membuktikan kesalahan adalah upaya yang paling sulit. Bagaimana agar beban konsumen diperingan?.

 Oleh karena itu unsur kesalahan yang tadinya dibebankan kepada konsumen dialihkan atau dibebankan kepada produsen yang harus membuktikan bahwa dia tidak bersalah. Ketiga unsur lainnya tetap berada pada konsumen.

Ini yang disebut rezim baru yaitu

No fault liability

di mana

dalam

product liability penggugat/konsumen tidak perlu membuktikan

kesalahan produsen, melainkan produsen yang harus membuktikan

bahwa dia tidak bersalah.

(8)

Kesimpulan:

Fault: Penggugat membuktikan.

No fault liability: Penggugat tidak perlu membuktikan.

Strict liability disebut pula No Fault Liability.

Di Indonesia terdapat

Vicaroius liability,

yaitu

perbuatan melawan hukum yang berada dalam

tanggungjawab majikan terhadap pekerjaan

buruhnya (Pasal 1367 KUHPerdata).

Building Owner Liability: pemilik gedung.

Pete’s master Liability: pemilik binatang peliharaan yang

bertanggungjawab.

(9)

Perkembangan/munculnya Prinsip No Fault Liability.

Proses terjadinya menimbulkan polemik dalam hukum, khususnya

terhadap prinsip “Presumption innocence”, di mana harus

dibuktikan terlebih dahulu di pengadilan baru dapat dikatakan

bersalah.

 Awal mulanya terdapat prinsip RES IPSA LOQUITUR (the things speak for itself), artinya fakta telah bicara sendiri, tidak perlu dibuktikan lagi. Hal ini sangat berpengaruh dalam perkembangan no fault liability. Misal: sungai telah tercemar (berbusa) dari industri tersebut.

 Muncul kasus-kasus yang PRIMA FACIE CASE (nyata-nyata tidak perlu diperdebatkan lagi, kejadian telah berbicara sendiri). Misal makan biskuit langsung mati, fakta telah membuktikannya.

Prinsip

No Fault Liability

dipelopori para advokasi/ praktisi

konsumen.

(10)

Hukum Konsumen menurut Mochtar Kusumaatmaja adalah:

 “ Keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah hukum yang mengatur hubungan dan masalah antara berbagai pihak satu sama lain berkaitan dengan barang dan/ atau jasa konsumen di dalam pergaulan hidup.”

Hukum Perlindungan Konsumen adalah:

 “Keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah hukum yang mengatur dan melindungi konsumen dalam hubungan dan masalahnya dengan para penyedia barang dan/ atau jasa konsumen”.

Kesimpulan:

 Hukum konsumen pada pokoknya lebih berperan dalam hubungan dan masalah konsumen yang kondisi para pihaknya berimbang dalam

kedudukan sosial ekonomi, daya saing maupun tingkat pendidikannya.

Hukum Perlindungan Konsumen dibutuhkan apabila kondisi pihak-pihak

yang mengadakan hubungan hukum atau bermasalah itu dalam masyarkat tidak seimbang.

BATASAN HUKUM KONSUMEN DAN

HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

(11)

Kepentingan Fisik konsumen:

 “kepentingan badani konsumen yang berhubungan dengan keamanan dan keselamatan tubuh dan/ atau jiwa mereka dalam penggunaan

barang atau jasa konsumen. Dalam setiap perolehan barang atau jasa konsumen, barang atau jasa tersebut harus memenuhi kebutuhan hidup dari konsumen tersebut dan memberikan manfaat baginya (tubuh dan jiwanya)”.

Kepentingan sosial ekonomi konsumen:

 “Setiap konsumen dapat memperoleh hasil optimal dengan penggunaan sumber-sumber ekonomi mereka dalam mendapatkan barang atau jasa kebutuhan hidup mereka. Untuk keperluan itu, tentu saja konsumen harus mendapatkan informasi yang benar dan bertanggungjawab tentang produk konsumen tersebut, yaitu informasi yang informatif tentang segala sesuatu kebutuhan hidup yang diperlukan.

kepentingan perlindungan hukum:

KEPENTINGAN-KEPENTINGAN

KONSUMEN

(12)

kepentingan perlindungan hukum:

Sampai saat ini masih merupakan

hambatan bagi konsumen atas perarutan yang diterbitkan

bukan tujuan utamanya mengatur dan atau melindungi

konsumen.

Kriteria konsumen dan apa kategori kepentingan konsumen.

Perilaku dari pelaku bisnis yang canggih, sehingga terhadap

perbuatan tersebut undang-undang tidak dapat

menjangkaunya.

Hukum acara yang ada tidak dapat secara mudah

dimanfaatkan oleh konsumen yang dirugikan dalam

hubungannya dengan penyedia barang dan/atau jasa.

KEPENTINGAN-KEPENTINGAN

KONSUMEN

(13)

Beberapa Praktek Niaga Yang Merugikan Konsumen:

Iklan pancingan (bait and switch ad)

iklan pancingan adalah iklan yang sebenarnya tidak berniat untuk

menjual produk yang ditawarkan tetapi lebih ditujukan pada

menarik konsumen ke tempat usaha tersebut. Setelah mereka

datang ditawarkan produk lainnya, karena produk tersebut

sudah habis.

Contoh: analogi iklan: Air Asia dsb.

iklan-klan yang menyesatkan ( mock up ad).

Iklan jenis ini mengesankan keampuhan suatu barang dengan

cara mendomontrasikannya secara berlebihan dan mengarah

menyesatkan. Umumnya menggunakan media televisi.

Contoh: iklan pencukur (shave cream).

Kunjungan penjual dan kiriman langsung

PRAKTEK NIAGA

(14)

Beberapa Praktek Niaga Yang Merugikan Konsumen:

Kunjungan penjual dan kiriman langsung

dilakukan dengan kunjungan penjual (salesman calls) yang selain

menawarkan juga menjual produk tersebut.

Praktek niaga kiriman langsung menimbulkan 2 (dua) masalah yaitu:

 Apakah ia merupakan bagian dari perjanjian antara pengusaha dan konsumen atau tidak;

 siapa yang dibebani kewajiban mengembalikan produk konsumen yang dikirim langsung, apabila tidak terjadi kesepakatan untuk mengadakan hubungan hukum mengenai produk itu.

PRAKTEK NIAGA

(15)

Konstruksi hukum:

Perjanjian

Perbuatan melawan hukum (Pasal 1365 KUHPerdata)

Perbandingan:

Australia: Trade Practises Act 1974/1977

Unsolicited Goods and Services Act 1971

Kesimpulan dari 2 (dua) undang-undang di atas, bahwa

pengiriman barang atau jasa yang tidak dipesan atau diminta

oleh konsumen baik secara tertulis atau lisan merupakan

perbuatan melawan hukum.

Akibatnya tidak dapat meminta pembayaran atas barang

tersebut.

PRAKTEK NIAGA

(16)

Aspek Hukum Privat:

TINJAUAN

ASPEK HUKUM PRIVAT DAN PUBLIK

Asas Hukum

Kaidah Hukum

• Asas Kebebasan Berkontrak (Pasal 1338 ayat 1) •Asas Konsensualitas (Pasal 1320 ayat 1).

•Asas Itikad Baik (Pasal 1338 ayat 3)

Hukum Perjanjian

• Perjanjian dengan syarat2 baku (standard contract).

• Lihat Praktik di Inggris

•“ The Unfair Contrcat Terms Act 1977 • Syarat baku dilarang berkaitan dengan:

• pengecualian tanggungjawab karena wan prestasi.

• Menghindari Tanggungjawab atas kelaikan • barang.

•Pembatasan tanggungjawab ( jumlah gantirugi, •jangka waktu klaim, pemanfaatan hak)

(17)

TINJAUAN

ASPEK HUKUM PRIVAT DAN PUBLIK

Kaidah Hukum

LIHAT PERIKATAN

Perjanjian

(18)

Nyonya Donoghue diajak temannya kr restoran milik Minchella, dan di

sana ia ditraktir temannya itu dengan sebotol minuman “ginger beer”

dan es krim. Botol “ginger beer” itu guram sehingga orang tidak dapat

melihat apa yang ada didalamnya. Minchella menuangkan sebagian

“ginger beer” ke dalam gelas berisi es krim untuk Nyonya Donoghue

dan langsung diminumnya, sedangkan sisanya dituangkan teman

Nyonya Donoghue ke gelas kosong lain yang tersedia, dan kini di dalam

gelas kosong tersebut terlihat keong (snail) dalam bentuk

terpotong-potong. Milihat barang menjijikan tersebut Nyonya Donoghue shock

dan menderita “gastro enteritis”. Atas gangguan kesehatan tubuh dan

kejiwaannya, ia menggugat gantirugi terhadap Stevenson, produsen

“ginger beer” itu.

TINJAUAN

ASPEK HUKUM PRIVAT DAN PUBLIK

(19)

TINJAUAN

ASPEK HUKUM PRIVAT DAN PUBLIK

Perbuatan Melawan Hukum

• House of Lord memutuskan:

•Nyonya Donoghue mempunyai alas hak untuk menggugat

Stevenson dan mengabulkan gugatan Nyonya Donoghue.

• Pertimbangan House of Lord

• …. That a manufacturer owner a general duty to take care

to ultimate consumer”

(20)

Aspek Hukum Publik terdiri atas:

 Hukum Administrasi:

 Peraturan yang berhubungan dengan pembinaan dan pengawasan mutu dan keamanan barang.

 Peraturan yang berhubungan dengan praktik penjualan.

 Peraturan yang berhubungan dengan lingkungan hidup.  Hukum Pidana:

 KUHPidanadan peraturan perundang-undangan diluar KUHPidana.terdiri atas KUHAPidana

 Dapat dijadikan dasar untuk menggugat secara perdata (kasus biskuit beracun).

Pasal-pasal penting: Pasal 204, 205 KUHPidana: menyangkut barang-barang

pada umumnya.

 Pasal 382 bis : persaingan curang.

TINJAUAN

(21)

Aspek Hukum Publik terdiri atas:

 Pasal 383: penjual menipu pembeli tentang berbagai barang, keadaan, sifat dst.

 Pasal 386: menyangkut khusus barang makanan, minuman dan obat-obatan.

 Pasal 386 ayat 2: barang makanan, minuman dan obat-obatan palsu yaitu yang harga dan guna obat tersebut menjadi berkurang karena telah dicampur dengan bahan-bahan lain.

 Dst.

Hukum Internasional:

 Yurisdiksi : Hakim mana yang berwenang mengadili gugatan.

Pilihan hukum: hukum mana yang digunakan dalam memeriksa dan

memutus sengketa yang terjadi.

TINJAUAN

(22)

Hukum Konsumen/

Hukum Perlindungan Konsumen

Hukum Perdata

(dalam arti luas

)

Hukum Publik

Hukum Perdata

Hukum Dagang

Hukum Administrasi

Hukum Pidana

Hukum Perdata Internasional

Hukum Acara

Perdata/Pidana

(23)

Referensi

Dokumen terkait

Subtansi hukum (legal substance) dan Budaya hukum (legal culture) disimpulkan bahwa penertiban hewan ternak belum berjalan dengan baik... Perilaku masyarakat tidak

Beban belajar untuk guru Bahasa Arab pada satuan pendidikan MI/ MTS/MA bagi lulusan S-1 pendidikan Bahasa Arab adalah 18-20 sks Adapun Pendalaman Materi (Materikulasi) Bidang

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengoptimalkan fungsi smartphone Android yang dapat digunakan sebagai pusat kendali, mengambil keuntungan dari pengenalan

mendapatkan judul lalu dikonsultasikan ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dari dosen pembimbing 2 serta dosen pembimbing 1, yang telah dipilih dengan

Dari hasil pengamatan Angka Froude aliran pada titik pengamatan di hulu cenderung kecil sehingga aliran yang terjadi adalah aliran subkritis setelah itu kecepatan aliran

Bentuk layanan bimbingan karier di SMK Nuurul Muttaqiin Cisurupan dimulai dengan beberapa tahapan layanan yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Peserta didik yang

Sindrom metabolik berhubungan signifikan dengan riwayat adanya keluarga yang mengalami penyakit degeneratif (risiko meningkat 3.75 kali pada individu dari keluarga

Dari contoh yang telah disebut diatas, maka distribusi peran yang mengisi fungsi sintaksis pada pola kalimat I adalah peran tindakan selalu mengisi fungsi predikat, peran