• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Isu Kejahatan di Ruang Publik Tingkat Kejahatan di Kabupaten Sleman

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Isu Kejahatan di Ruang Publik Tingkat Kejahatan di Kabupaten Sleman"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

Ruang jalan merupakan elemen penting dalam sebuah kota yang berfungsi untuk menghubungkan tempat satu ke tempat yang lain dengan menggunakan berbagai moda transportasi ataupun tidak menggunakan moda transportasi. Ruang jalan merupakan ruang publik yang dapat digunakan siapa saja dan untuk kegiatan apa saja baik itu kegiatan positif atau negatif berupa tindak kejahatan.

Kejahatan adalah hal yang normal di dalam masyarakat, dengan kata lain masyarakat tidak akan mungkin dapat terlepas dari tindak kejahatan karena kejahatan itu sendiri terus berkembang sesuai dengan kedinamisan masyarakat, namun tindak kejahatan merupakan sesuatu yang harus dicegah baik itu sudah terjadi ataupun belum terjadi, sehingga masyarakat tidak merasa takut saat beraktivitas.

1.1.1. Isu Kejahatan di Ruang Publik

Maraknya aksi pembegalan beberapa waktu lalu cukup membuat resah masyarakat, sehingga warga takut beraktivitas pada malam hari karena khawatir menjadi korban pembegalan. Media Online Vivanews mengatakan Aksi pembegalan ini telah marak di beberapa kota di Indonesia, seperti : Lampung, Pandeglang, Depok, Bekasi, Karawang dan Bogor. Dalam kasus ini pembegal mengincar wilayah-wilayah yang penerangan jalannya minim, pos polisi yang tidak ada, dan jalanan yang sepi lalu lintas, Ada pun Jam-jam rawan aksi pembegalan itu rata-rata jam pulang kerja pada malam sampai dini hari, antara pukul 12 malam sampai pukul 5 pagi (2015).

1.1.2. Tingkat Kejahatan di Kabupaten Sleman

Berdasarkan Antara news, kasus kejahatan di Yogyakarta pada tahun 2013 tercatat telah mengalami peningkatan 2,3% dibanding tahun sebelumnya. Berdasarkan Harian Jogja, pada tahun 2015 peristiwa

(2)

tajam dibanding dengan tahun 2014 , total peristiwa gangguan kamtibmas atau kriminalitas selama tahun 2015 menembus angka 6.619 peristiwa. Naik sebanyak 940 kasus atau 16,55% dari 2014 sebanyak 5.679 kasus.

Dari banyaknya peristiwa itu, 2.063 kasus ditangani Polres Sleman, 1.771 kasus Polresta Jogja, 1.120 kasus ditangani Polda DIY, 893 kasus oleh Bantul, 429 kasus di Kulonprogo dan 343 kasus di Gunungkidul. Wilayah Sleman menjadi peringkat pertama soal kerawanan kriminalitas pada tahun 2015.

1.1.3. Pertumbuhan dan Tingkat Kejahatan di Kecamatan Depok

Terdapat tidak kurang 23 perguruan tinggi berada di Kecamatan Depok beberapa diantaranya yaitu : STMIK AMIKOM Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Universitas Islam Indonesia, Universitas Sanata Dharma (USD), Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, dan STIE YKPN. Keberadaan berbagai perguruan tinggi tersebut menghadirkan ribuan mahasiswa dan pendatang yang berdomisili di daerah ini.

Selain menjadi kawasan yang tumbuhan Kecamatan Depok adanya juga memiliki angka kriminalitas tertinggi di Kabupaten Sleman, bahkan hampir 3/4 kasus kriminalitas di Kabupaten Sleman terjadi di wilayah ini. Berdasarkan Harian Jogja (2013) Polres Sleman masih menempatkan

Kecamatan Depok sebagai daerah dengan angka kerawanan

KAMTIBMAS (Keamanan dan Ketertiban Masyarakat) paling tinggi. Salah satu yang perlu diantisipasi yakni bentrok antarwarga serta tindakan kriminalitas. Diduga kerawanan di Kecamatan Depok terjadi karena wilayah itu dihuni masyarakat dengan latar belakang heterogen. Selain itu Depok termasuk kecamatan menuju metropolitan yang berbatasan langsung dengan Kota Jogja

(3)

1.1.4. Jalan Selokan Mataram

Selokan Mataram merupakan salah satu peninggalan sejarah khususnya bagi warga Yogyakarta pada masa perlawanan melawan kerja paksa romusha yang dilakukan oleh Jepang. Sebelum selokan Mataram dibuat Yogyakarta adalah wilayah pertanian yang gersang dengan hasil pertanian yang sangat minim. Pengairan lahan pertanian di masa itu hanya mengandalkan air hujan karena minimnya sumber air alami. Sungai dan kali ada seperti sungai Code, sungai Winongo dan sungai Gajah Wong tidak bisa diandalkan untuk irigasi karena posisi aliran air berada di dasar jurang, padahal kawasan dataran yang memungkinkan untuk dijadikan lahan pertanian berada jauh di atas aliran sungai tersebut.

Perkembangan jaman dan pembangunan serta perubahan sosial budaya masyarakat yang berada di tepian selokan Mataram tentunya tidak bisa disamakan antara daerah hulu, tengah dan hilir sepanjang aliran irigasi pertanian ini. Perubahan yang sangat mencolok di sepanjang aliran selokan Mataram di mulai dari daerah Desa Sinduadi Mlati hingga Desa Caturtunggal Depok Sleman. Selain itu jalan selokan Mataram yang berada persis di sisi selokan Mataram awalnya merupakan jalan inspeksi yang tidak difasilitasi dengan jalan yang lebar, namun pada tahun 2011 pemerintah kabupaten Sleman memprioritas pembangunan peningkatan dan penataan Jalan Inspeksi Selokan Mataram. Perubahan ini sebagai bentuk konsekuensi pengembangan wilayah pendidikan yang lebih mengarah di Yogyakarta bagian utara dan belahan selatan Kabupaten Sleman. Paska pemindahan Universitas Gadjah Mada dari Kraton menuju kawasan Bulak sumur menjadi titik awal dibangunnya beberapa perguruan tinggi yang berada tidak jauh dari daerah aliran sungai Selokan Mataram. Keberadaan kampus-kampus tersebut ikut merangsang pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui penyediaan berbagai barang dan jasa dengan sasaran mahasiswa.

(4)

1.1.5. Penggal Jalan Affandi/ Gejayan hingga Jalan Nangka III

Ruang jalan Selokan Mataram penggal jalan Affandi/ Gejayan hingga jalan Nangka III merupakan ruang jalan yang berada Kecamatan Depok yang memiliki angka kriminalitas paling tinggi di Kabupaten Sleman dan merupakan ruang jalan yang mengalami perubahan-perubahan penggunaan fungsi lahan yang awalnya berupa lahan pertanian dan perkebunan kini menjadi bangunan hunian maupun komersial, dan perubahan fungsi bangunan yang awalnya berupa rumah tinggal kini menjadi ruang-ruang yang disewakan menjadi ruang usaha yang dilatar belakangi oleh keberadaan perguruan tinggi.

Pertumbuhan yang terjadi di ruang jalan Selokan Mataram penggal jalan Affandi/ Gejayan hingga jalan Nangka III, tidak sepenuhnya memberikan dampak yang baik untuk ruang jalan ini, karena kenyataannya

pertumbuhan di jalan ini lebih cepat dibandingkan dengan

perencanaannya, hal tersebut dapat dilihat di ruang jalan Selokan Mataram penggal jalan Affandi/ Gejayan hingga jalan Nangka III yang tidak memiliki fasilitas ruang jalan yang baik.

Berkaitan dengan isu-isu kejahatan di ruang jalan dan tidak meratanya pengaruh perkembangan kawasan terhadap Ruang jalan Selokan Mataram penggal jalan Affandi/ Gejayan hingga jalan Nangka III, dan juga jalan ini cukup diminati pengguna sebagai jalan pintas sehingga cukup ramai, sejatinya ruang jalan yang baik merupakan ruang jalan dapat menjamin penggunanya merasa aman. Hal ini menjadikan ruang jalan ini perlu dikaji dan diharapkan dapat mengetahui pengaruh elemen pendukung keamanan ruang jalan terhadap rasa aman pengguna pada tindak kejahatan serta penataan ruang jalan yang efektif sehingga ruang jalan dapat memberi jaminan rasa aman kepada penggunanya.

(5)

Dalam hal ini pengguna yang menjadi sasaran adalah mahasiswa karena mahasiswa merupakan pengguna dari perguruan tinggi yang menjadi pemicu perkembangan kawasan sekitar.

1.2.Rumusan Permasalahan

Ruang jalan merupakan elemen penting dalam sebuah kota yang berfungsi untuk menghubungkan tempat satu ke tempat yang lain dengan menggunakan berbagai moda transportasi ataupun tidak menggunakan moda transportasi, yang dapat digunakan siapa saja dan untuk kegiatan apa saja baik itu kegiatan positif atau negatif berupa tindak kejahatan.

Bercampurnya semua kegiatan di ruang jalan tentunya berpeluang terjadinya tindak kejahatan, ditambah dengan tidak meratanya pertumbuhan yang terjadi di ruang jalan Selokan Mataram penggal jalan Affandi/ Gejayan hingga jalan Nangka III, mengingat jalan ini memiliki tingkat kepadatan yang cenderung ramai.

Dari rumusan permasalahan di atas dapat ditarik pertanyaan penelitian:

1. Bagaimana pengaruh elemen pendukung keamanan tindak kejahatan di

jalan Selokan Mataram penggal jalan Affandi/ Gejayan hingga jalan Nangka III terhadap rasa aman pengguna?

2. Bagaimana penataan ruang jalan yang efektif sehingga ruang jalan Selokan Mataram penggal jalan Affandi/ Gejayan hingga jalan Nangka III dapat memberi jaminan rasa aman kepada penggunanya?

1.3.Tujuan Penelitian

1. Pengaruh elemen pendukung keamanan tindak kejahatan di jalan

Selokan Mataram penggal jalan Affandi/ Gejayan hingga jalan Nangka III terhadap rasa aman pengguna

2. Memberi arahan penataan ruang jalan yang efektif sehingga ruang jalan Selokan Mataram penggal jalan Affandi/ Gejayan hingga jalan Nangka III dapat memberi jaminan rasa aman kepada penggunanya.

(6)

1.4.Manfaat Penelitian

Penelitian diharapkan dapat menilai secara kritis fenomena yang terjadi di jalan amatan penelitian sehingga dari hasil penelitian ini dapat memberikan rekomendasi dan arahan yang tepat untuk penataan jalan amatan penelitian.

(7)

2.1.Keaslian Penelitian

Tabel 2.1.1 Keaslian penelitian

No Peneliti Judul Tujuan Metode Hasil

1

Vinca Yulintania (2013), Thesis S2

Penataan Ruang Jalan Di Kawasan Ampel Dengan Konsep Livable Street

 Mengetahui konflik apa saja dan faktor-faktor yang mempengaruhi konflik di ruang jalan kawasan Ampel Surabaya

 Mendapatkan arahan pemanfaatan ruang jalan yang livable dan dapat menampung kebutuhan pengguna jalan Kualitatif  Wawancara  Kuesioner  Placed senter mapping

Konflik yang terjadi di ruang jalan dan penataan jalan yang livable

2

Ria Roida Minarta (2013), Tugas Akhir S1

Konsep Daya Hidup Jalan (Livable Street) Pada Jalan Gajah Mada Dan Jalan Hayam Wuruk, Jakarta

 Memverifikasi konsep daya hidup jalan (livable street) pada jalan gajah mada dan Hayam Wuruk Jakarta

 Menilai sejauh apa daya hidup (livability) jalan gajah mada dan Hayam Wuruk Jakarta

Deduktif kualitatif - kuantitatif

Dari hasil memverifikasi, dapat disimpulkan jalan tersebut sudah memiliki daya hidup namun belum Mencapai 100% , yang dinilai dari :

 Jalur pedestrian

 Ruang bagi pengendara umum

 Namun tidak memiliki jalur sepeda 3

Jati Pramono (2013), Tugas Akhir S1

Pengaruh Penataan Ruang Kota Terhadap Tindak Kriminal Malam Hari di Jalan Jalan Seturan Raya Yogyakarta

 Mengidentifikasi ruang-ruang dalam malam hari yang memiliki tindakan kriminal.

 Mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya tindakan kriminal pada pengguna ruang pada malam hari.

Deduktif kualitatif

Hubungan antara pemanfaatan ruang pada malam hari dengan resiko tindakan kejahatan perkelahian, pencurian penjambretan dan perusakan di pengaruhi oleh beberapa faktor: Keragaman aktivitas aksesibilitas pencahayaan dan pengawasan

4

Zakiah Hidayati (2011), Thesis

Hubungan Layout Perumahan dan Faktor Kriminalitas di Perumnas Air Putih Samarinda

Analisis hubungan antara layout perumahan dan

faktor kriminalitas Kualitatif

Hubungan paling erat antara layout perumahan dan faktor kriminalitas:

 Keterhubungan langsung antara rumah dengan akses keluar masuk perumnas air putih dan kedalaman ruang.

 Index axialconnectivity jalan.

 Fungsi bangunan sebagai fungsi hunian saja hunian & komersial komersial saja

 Perletakan fasilitas dengan hunian dalam satu area (mixed-use) 5

Fabiola C K Analisa (2015), Thesis

Arahan desain elemen fisik yang antisipatif terhadap aktivitas kriminal pada malam hari di kawasan Kota Lama Semarang

Hubungan desain lingkungan fisik dan aktivitas kriminal di Kota Lama Semarang dengan lingkup karakter elemen fisik ruang jalan yang mempengaruhi aktivitas kriminal

Deduktif kualitatif

Area rawan aktivitas kriminal di kawasan Kota Lama Semarang, elemen fisik yang berpengaruh dan hubungan dengan aktivitas kriminal di kawasan Kota Lama Semarang

Gambar

Tabel 2.1.1 Keaslian penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Dea Rohmah, D0213030, Seandainya Itu Aku ( Sebuah Video Dokumenter tentang Orang dengan Gangguan Jiwa dan Komunikasi Terapeutik di Griya PMI Peduli Kota Surakarta),

Syarat sahnya perjanjian baik syarat subyektif dan syarat obyektif yang berlaku umum untuk perjanjian bernama maupun perjanjian tidak bernama pada praktek

Koordinator wilayah adalah delegasi yang diutus oleh lembaga kemahasiswaan masing-masing Politeknik yang terpilih dalam MUNAS dan diangkat oleh Sekretaris Jenderal

[r]

(ii) The implementation of collaboration between Local Government of Kendari City, Directorate General of Human Settlements, Directorate General of Housing Provision,

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh profitabilitas, umur listing perusahaan, ukuran dewan komisaris, independensi komite audit dan kepemilikan dispersi terhadap luas

(2) Pemindahtanganan barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, yang tidak memerlukan persetujuan DPRD, apabila : a. sudah

Dari penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh grafik hubungan antara suhu dan waktu reaksi terhadap viskositas biodiesel dan dapat dilihat pada Gambar 3