• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI PERBAIKAN TEKNOLOGI BUDIDAYA SAYUR- SAYURAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI LAHAN KERING DI KABUPATEN ENDE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KONTRIBUSI PERBAIKAN TEKNOLOGI BUDIDAYA SAYUR- SAYURAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI LAHAN KERING DI KABUPATEN ENDE"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

KONTRIBUSI PERBAIKAN TEKNOLOGI BUDIDAYA

SAYUR-SAYURAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI

LAHAN KERING DI KABUPATEN ENDE

Made Ratnada, Bambang M. L., Ujang A. S.

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN NUSA TENGGARA TIMUR

ABSTRAK

Petani miskin yang mengusahakan lahan kering masih mungkin ditingkatkan pendapatannya melalui budidaya tanaman sayuran mengingat tanaman sayuran memiliki nilai ekonomis cukup tinggi dan dapat memenuhi kebutuhan gizi petani. Teknologi eksisting budidaya tanaman sayuran yang dipraktikkan petani lahan kering dimaksud masih sangat rendah dengan pengetahuan dan keterampilan seadanya sehingga hasil yang diperoleh juga rendah serta memiliki resiko tinggi gagal panen. Untuk itu perlu perbaikan teknologi sehingga dapat memberikan produksi yang lebih tinggi serta mengurangi resiko gagal panen. Pendekatan yang dapat dilakukan adalah dengan cara menyampaikan teknologi secara langsung kepada petani miskin dimaksud melalui kegiatan gelar teknologi. Gelar teknologi budidaya tanaman sayuran pada lahan kering telah dilaksanakan dari tahun 2005 sampai 2006 di desa Wologai Tengah, Kecamatan Detusoko oleh kelompok tani Kema Sama dengan jumlah anggota 18 orang dengan total luas lahan 9.000 m2 dan di Desa Nduaria, kecamatan Kelimutu oleh kelompok Bunga Mekar jumlah anggota 22 orang dan kelompok Ajax jumlah anggota 20 orang, total luas lahan 21.000 m2.

Hasil yang dicapai yaitu : 1) Produksi tanaman sayuran yang dihasilkan dalam gelar teknologi ini lebih tinggi dibandingkan dengan existing teknologi, 2) Prosentase panen sayuran kol meningkat dari rata-rata 65 % ke rata-rata 80,78 %, dan petsai dari rata-rata 67 % ke rata-rata 85, 79 %, 3) Pendapatan yang diperoleh dari hasil tanaman sayuran dalam gelar teknologi ini lebih tinggi dibandingkan dengan pendapatan dari hasil sayuran eksisting teknologi, 4) Dengan perbaikan teknologi budidaya tanaman sayuran dapat diperoleh tambahan kontribusi pendapatan terhadap pendapatan petani yang berasal dari usahatani tanaman sayuran sebesar Rp. 709.442 (46,26 %) dari pendapatan dengan eksisting teknologi sebesar Rp. 1.692.863. Disarankan bahwa : 1) Guna meningkatkan pendapatan petani miskin di kabupaten Ende, pemerintah daerah setempat diharapkan dapat menyebar luaskan teknologi budidaya tanaman sayuran dimaksud melalui program-program pembangunan pertanian, 2) Untuk lebih mempercepat penyebaran teknologi dimaksud hendaknya lebih meningkatkan peran serta penyuluh pertanian setempat, 3) Guna lebih mendapatkan kepastian pemasaran hasil panen tanaman sayuran agar pemerintah daerah dapat memfasilitasi dalam menciptakan tataniaga atau kondisi pemasaran hasil tanaman sayuran.

(2)
(3)

BAB I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Upaya yang dilakukan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Timur dalam mendukung pengentasan kemiskinan di Kabupaten Ende adalah melalui inovasi teknologi. Melalui inovasi teknologi petani ditingkatkan pengetahuan dan keterampilannya sehingga lebih mampu mengelola sumberdaya alam yang dimiliki untuk memperbaiki kehidupannya.. Salah satu dari upaya tersebut adalah perbaikan teknologi budidaya tanaman sayuran yang disampaikan kepada petani melalui Gelar Teknologi.

Perlunya dilakukan perbaikan teknologi mengingat walaupun cukup banyak petani lahan kering dikabupaten Ende yang mengusahakan tanaman sayuran namun teknologi yang diterapkan masih tergolong rendah. Mereka hanya berbekal pengetahuan dan ketrampilan yang sangat minim. Komponen teknologi mulai dari pengolahan lahan sampai pasca panen belum dikuasai dengan baik. Mereka belum dapat membedakan penyakit dengan hama, belum mengerti tentang unsur-unsur hara yang diperlukan tanaman sehingga penggunaan pupuk tidak tepat jenis, dosis, waktu pemupukan. Lebih-lebih lagi tentang pestisida, pengetahuannya sangat rendah yang berakibat pada pengggunaannya dengan jenis, dosis, dan waktu aplikasi yang tidak tepat. Selain itu mereka juga memiliki motivasi yang rendah. Orientasi bisnisnya juga rendah, sebagian besar dari mereka berada pada pertanian semi ekstensif yang mengutamakan aspek sosial dari pada aspek bisnis.

Melalui kegiatan gelar teknologi petani dapat secara langsung mempraktikkan teknologi yang dibimbing oleh pendamping teknologi dari BPTP-NTT dan dari penyuluh setempat. Gelar teknologi merupakan salah satu metode penyuluhan yang memungkinkan petani untuk berpartisipasi secara aktif mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, pengambilan keputusan, sehingga teknologi yang dihasilkan diharapkan sesuai dengan kondisi yang dimiliki petani.

Tulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang pengaruh perbaikan teknologi terhadap peningkatan produksi dan dampaknya terhadap peningkatan pendapatan petani yang bersumber dari tanaman sayuran.

(4)

BAB II. METODA/PROSEDUR KEGIATAN

Untuk mengetahui dampak perbaikan teknologi budidaya tanaman sayuran maka telah dilaksanakan Gelar Teknologi pada tahun 2005, 2006, 2007 di Kabupaten Ende yaitu di Desa Nduaria Kecamatan Kelimutu dan Desa Wologai Tengah Kecamatan Detusoko. Lokasi tersebut ditetapkan dengan mempertimbangkan bahwa lokasi merupakan bagian dari wilayah desa miskin. Petani kooperator yang terlibat tergabung dalam tiga kelompok yaitu kelompok Ajax (jumlah anggota 20 orang) dan Bunga Mekar (jumlah anggota 22 orang) berlokasi di desa Nduaria dengan total luas lahan 21.000 m2, serta kelompok Kema Sama (jumlah anggota 18 orang) berlokasi di desa Wologai Tengah dengan total luas lahan 9.000 m2.

Petani Kooperator ditetapkan dengan mempertimbangkan beberapa hal yaitu petani miskin di desa yang tergolong miskin, memiliki lahan usaha sendiri maupun bukan milik yang telah mendapat persetujuan dari pemilik lahan, menggunakan lahan seluas 200-500 m2 per

petani, mau menerapkan teknologi yang dianjurkan dan mengikuti segala ketentuan yang telah disepakati bersama.

Sebelum pelaksanaann di lapangan, terlebih dahulu dilakukan Sosialisasi/pembekalan teknologi yaang dimaksudkan untuk memberi penjelasan yang mendalam kepada petani tentang seluruh komponen teknologi yang digelar, analisis finansial usahatani dan pemupukan modal. Kemudian pada saat pelaksanaan di lapangan dilakukan pendampingan dan pengawalan teknologi yang dilakukan oleh para penyuluh, peneliti dan staf teknis BPTP NTT serta penyuluh lapangan.

Paket teknologi yang digelar adalah budidaya tanaman sayuran pada lahan kering dengan komponen teknologi sebagai berikut.

Tabel 1. Komponen teknologi budidaya tanaman sayuran untuk lokasi Desa Nduaria, Kecamatan Kelimutu dan Wologai Tengah, Kecamatan Detusoko, Kabupaten Ende.

Komponen Teknologi Kol/Kubis Petsai

Varietas Unggul (Green Koronet, KK

Cross)

Unggul (F-1 Okinawa, Super King)

Kebutuhan Benih 200-300 gr/ha 400-500 gr/ha

Persemaian 5-6 mg (berdaun 4-6 helai) 4 mg (berdaun 4-6 helai)

Jarak Tanam, Ukuran bedeng 50 x 60 cm, Lebar 120 cm 40 x 40 cm Lebar 120 cm

(5)

Pengairan Setiap hari (pagi dan sore) Setiap hari (pagi dan sore)

Penyiangan 2 dan 4 mg st 2 dan 4 mg st

Pengendalian hama, penyakit PHT PHT

Panen KK Cross 60 hst, Green

Coronet dan Grand II 75 hst Umur 55-60 hst

Data yang dikumpulkan meliputi penampilan pertumbuhan tanaman, produksi tanaman, biaya produksi (input), penerimaan (output) dan pendapatan dari budidaya tanaman sayuran pada lahan kering. Data yang diperoleh dinalisis dengan statistik deskriptif dan analisis finansial.

BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Pengaruh Perbaikan Teknologi terhadap Produksi

Produksi sayuran yang dicapai dalam gelar teknologi ini bervariasi. Hal ini mencerminkan perbedaan dinamika petani kooperator itu sendiri disamping hasil tersebut juga ditentukan oleh faktor biofisik di lokasi gelar. Untuk semua jenis sayuran dan pada semua kelompok petani kooperator produksi rata-rata tanaman sayuran yang dihasilkan lebih tinggi dari produksi sayur-sayuran menggunakan teknologi eksisting. Produksi rata-rata tanaman sayuran kol dan petsai yang diusahakan oleh petani kooperator di desa Nduaria dan Wologai Tengah disajikan pada tabel berikut:

Tabel 2. Rerata Produksi Sayuran dalam Gelar Teknologi pada Kelompok Petani Kooperator di Desa Wologai Tengah dan Nduaria.

Kelompok Rerata Produksi Sayuran (crop)

Kol Petsai

A. Kema Sama (Wologai Tengah)

Per luasan tanam (kol 500 m2, petsai 250 m2) 1.463 1.119

Per ha 29.252 44.760

B. Bunga Mekar (Nduaria)

Per luasan tanam (kol 500 m2, petsai 250 m2) 1.297 1.064

Per ha 25.942 42.545

C. Ajax (Nduaria)

Per luasan tanam (kol 500 m2, petsai 250 m2) 1.077 1.034

Per ha 21.532 41.375

D. Kontrol (Nduaria)

Per luasan tanam (kol 500 m2, petsai 250 m2) 1.008 838

Per ha 20.150 33.500

(6)

Tabel 3. Prosentase Panen Sayuran dalam Gelar Teknologi pada Kelompok Petani Kooperator di Desa Wologai Tengah dan Nduaria.

Kelompok/Jenis Sayuran Prosentase Produksi (%)

Rerata Minimum Maximum Kol

A. Kema Sama (Wologai Tengah) 92,39 85,00 97,50

B. Bunga Mekar (Nduaria) 81,94 80,00 92,86

C. Ajax (Nduaria) 68,01 50,00 90,00

D. Kontrol (Nduaria) 65,00 50,00 70,00

Petsai

A. Kema Sama (Wologai Tengah) 89,52 80,00 98,36

B. Bunga Mekar (Nduaria) 85,09 80,00 95,00

C. Ajax (Nduaria) 82,75 80,00 90,00

D. Kontrol (Nduaria) 67,00 60,00 72,00

Melalui kegiatan gelar teknologi ini, petani kooperator telah berhasil meningkatkan prosentase panen tanaman kol dan petsai. Prosentase panen yang dicapai petani kooperator juga bervariasi dan lebih tinggi dibandingkan dengan prosentase yang dicapai petani non kooperator. Secara lebih terperinci prosentase panen yang dicapai petani kooperator dan non kooperator dapat dilihat pada tabel 3.

2. Dampak Perbaikan Teknologi terhadap Pendapatan

Pendapatan yang diperoleh dari usahatani kol dan petsai dalam gelar teknologi di desa Wologai Tengah dan desa Nduaria lebih tinggi dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh dengan teknologi eksisting. Dilihat dari B/C rationya usahatani kol, petsai dengan teknologi anjuran gelar teknologi ini lebih layak atau memberikan keuntungan lebih tinggi dibandingkan dengan usahatani sayuran kol dan petsai menggunakan teknologi eksisting. Hasil analisis usahatani sayuran yang dilaksanakan petani kooperator kelompok Kema Sama, Bunga Mekar, Ajak dan petani non kooperator (control) berturut-turut disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 4. Analisis Usahatani Sayuran Kelompok Kema Sama per luasan tanam dalam Gelar Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran pada Lahan Kering di Desa Wologai Tengah, Kecamatan Detusoko, Kabupaten Ende.

Komponen produksi/biaya

Kol (500 m2) Petsai (250m2)

(7)

- Super ACI 150 ml 14.250 75 ml 7.125

- Curacron 100 ml 22.500 50 ml 11.250

- Decis 50 ml 12.500 25 ml 6.250

- Antracol 80 gr 6.400 40 gr 3.200

- Tenaga Kerja 57,50 HOK 862.500 38,96 HOK 584.325

C. Pendapatan (A – B) 1.470.111 1.226.611

D. B/C ratio (C/B) 1,52 1,92

E. R/C ratio (A/B) 2,52 2,92

Tabel 5. Analisis Usahatani Sayuran Kelompok Bunga Mekar per luasan tanam dalam Gelar Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran pada Lahan Kering di Desa Nduaria Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende.

Komponen

produksi/biaya FisikKol (500 m2)Rp. FisikPetsai (250 m2)Rp.

A. Jumlah Penerimaan 1.297 crop 2.161.863 1.064 crop 1.772.727

B. Jumlah Pengeluaran 967.525 638.400 - Benih 12,5 gr 28.125 12,5 gr 15.625 - Urea 7,5 kg 11.250 3,75 kg 5.625 - SP-36 5 kg 10.000 2,5 kg 5.000 - Super ACI 150 ml 14.250 75 ml 7.125 - Curacron 100 ml 22.500 50 ml 11.250 - Decis 50 ml 12.500 25 ml 6.250 - Antracol 80 gr 6.400 40 gr 3.200

- Tenaga Kerja 57,5 HOK 862.500 38,96 HOK 584.325

C. Pendapatan (A – B) 1.194.338 1.134.327

D. B/C ratio (C/B) 1,23 1,78

E. R/C ratio (A/B) 2,23 2,78

Tabel 6. Analisis Usahatani Sayuran Kelompok Ajax per luasan tanam dalam Gelar Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran pada Lahan Kering di Desa Nduaria, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende.

Komponen

produksi/Biaya FisikKol (500m2)Rp. FisikPetsai (250 m2)Rp.

A. Jumlah Penerimaan 1.077 crop 2.063.495 1.034 crop 1.723.958

B. Jumlah Pengeluaran 967.525 638.400 - Benih 12,5 gr 28.125 12,5 gr 15.625 - Urea 7,5 kg 11.250 3,75 kg 5.625 - SP-36 5 kg 10.000 2,5 kg 5.000 - Super ACI 150 ml 14.250 75 ml 7.125 - Curacron 100 ml 22.500 50 ml 11.250 - Decis 50 ml 12.500 25 ml 6.250 - Antracol 80 gr 6.400 40 gr 3.200

- Tenaga Kerja 57,50 HOK 862.500 38,96 HOK 584.325

C. Pendapatan (A – B) 1.095.970 1.085.558

D. B/C ratio (C/B) 1,13 1,70

E. R/C ratio (A/B) 2,13 2,70

(8)

Tabel 7. Analisis Usahatani Sayuran Petani Non Kooperator Per Luasan Tanam di Desa Nduaria Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende Tahun 2006.

Komponen produksi/Biaya

Kol (500 m2) Petsai (250 m2)

Fisik Rp. Fisik Rp.

A. Jumlah Penerimaan 1.008 crop 1.931.042 838 crop 1.395.833

B. Jumlah Pengeluaran 986.250 647.763 - Benih 12,5 gr 28.125 12,5 gr 15.625 - Urea 16 kg 24.000 8 kg 12.000 - SP-36 8 kg 16.000 4 kg 8.000 - Gandasil D, B 150 gr 15.000 75 gr 7.500 - Curacron 125 ml 28.125 62,5 ml 14.063 - Decis 50 ml 12.500 25 ml 6.250 - Antracol 0 0 0 0

- Tenaga Kerja 57,50 HOK 862,500 38,96 HOK 584.325

C. Pendapatan (A – B) 944.792 748.071

D. B/C ratio (C/B) 0,96 1,15

E. R/C ratio (A/B) 1,96 2,15

Perbaikan teknologi budidaya tanaman sayuran yang diterapkan dalam Gelar Teknologi ternyata dapat meningkatkan pendapatan dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh dengan menerapkan teknologi eksisting. Dengan meningkatnya pendapatan yang diperoleh maka akan meningkatkan pula kontribusi pendapatan dari usahatani tanaman sayuran terhadap pendapatan petani. Pada tabel berikut dapat dilihat bahwa semua jenis sayuran dan di semua lokasi memberikan peningkatan pendapatan dibandingkan dengan pendapatan dengan teknologi eksisting (kontrol). Tambahan pendapatan total per kelompok per lokasi diperoleh terendah Rp. 488.665 (28,87 %) di kelompok Ajax dan tertinggi Rp. 1.003.859 (59,30 %) di kelompok Kema Sama. Rata-rata tambahan pendapatan secara keseluruhan yang diperoleh adalah Rp. 709.442 (46,26 %) dari kontrol Rp. 1.692.863.

Tabel 8. Analisis Kontribusi Pendapatan yang Bersumber dari Perbaikan Teknologi dalam Gelar Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran pada Lahan Kering di Desa Wologai Tengah, Nduaria, Kabupaten Ende.

Uraian Pendapatan

Tek. eksisting Tek. Perbaikan

Tambahan

Kontribusi Prosentase A. Di Wologai

Tengah

(9)

Kol 944.792 1.194.338 249.546 26,41 Petsai 748.071 1.134.327 386.256 51,63 Total 1.692.863 2.328.665 635.802 37,56 2. Ajax Kol 944.792 1.095.970 151.178 16,00 Petsai 748.071 1.085.558 337.487 45,11 Total 1.692.863 2.181.528 488.665 28,87 Grand Total 5.078.589 7.206.915 2.128.326 41,91 Rata-rata 1.692.863 2.402.305 709.442 46,26

BAB. IV. KESIMPULAN DAN SARAN a. Kesimpulan

1) Produksi tanaman sayuran yang dihasilkan dalam gelar teknologi ini lebih tinggi dibandingkan dengan existing teknologi.

2) Prosentase panen sayuran kol meningkat dari rata-rata 65 % ke rata-rata 80,78 %, dan petsai dari rata-rata 67 % ke rata-rata 85, 79 %.

3) Pendapatan yang diperoleh dari hasil tanaman sayuran dalam gelar teknologi ini lebih tinggi dibandingkan dengan pendapatan dari hasil sayuran existing teknologi.

4) Dengan perbaikan teknologi budidaya tanaman sayuran dapat diperoleh tambahan kontribusi pendapatan terhadap pendapatan petani yang berasal dari usahatani tanaman sayuran sebesar Rp. 709.442 (46,26 %) dari pendapatan dengan eksisting teknologi sebesar Rp. 1.692.863.

b. Saran

1) Guna meningkatkan pendapatan petani miskin di kabupaten Ende, pemerintah daerah setempat diharapkan dapat menyebar luaskan teknologi budidaya tanaman sayuran dimaksud melalui program-program pembangunan pertanian.

2) Untuk lebih mempercepat penyebaran teknologi dimaksud hendaknya lebih meningkatkan peran serta penyuluh pertanian setempat.

3) Guna lebih mendapatkan kepastian pemasaran hasil panen tanaman sayuran agar pemerintah daerah dapat memfasilitasi dalam menciptakan tataniaga atau kondisi pemasaran hasil tanaman sayuran.

(10)

V. DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1995. Pedoman Pemilihan Metode Penyuluh Pertanian, Departemen Pertanian Pusat Penyuluhan Pertanian, Jakarta.

Anonim, 1995. Petunjuk Pelaksanaan Program/Proyek Badan Litbang Pertanian. Badan Litbang Pertanian. Jakarta.

Anonim, 1999. Panduan Umum Pelaksanaan Penelitian, Pengkajian dan Diseminasi Teknologi Pertanian. Badan Litbangtan, Deptan, Jakarta.

Anonim, 2000. Laporan Lima Tahun BPTP Naibonat, BPTP NTT, Kupang

Anonim, 2001. Dinamika Pembangunan di Nusa Tenggara Timur. Pemda TK. I NTT, Kupang.

Anonim, 2002. Laporan Tahunan Diseminasi, BPTP NTT, Kupang.

Hendro, Sunaryono, 1984. Kunci Bercocok Tanam Sayur-Sayuran Penting di Indonesia. Sinar Baru, Bandung.

Kusumo, Surachmat, Hendro S., 1992. Petunjuk Bertanam Sayuran. Proyek Pembangunan Penelitian Pertanian Nusa Tenggara, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian, Jakarta.

Mardikanto, Totok, 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret University Press. Surakarta.

Prawirokusumo, Soeharto, 1990. Ilmu Usahatani. BPFE, Yogyakarta.

Soekartawi, 2002. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia (UI Press), Jakarta.

Gambar

Tabel 1.  Komponen   teknologi   budidaya   tanaman   sayuran   untuk   lokasi   Desa   Nduaria,  Kecamatan Kelimutu dan Wologai Tengah, Kecamatan Detusoko, Kabupaten Ende.
Tabel 2.  Rerata   Produksi   Sayuran   dalam   Gelar   Teknologi   pada   Kelompok   Petani  Kooperator di Desa Wologai Tengah dan Nduaria.
Tabel 3.  Prosentase   Panen   Sayuran   dalam   Gelar   Teknologi   pada   Kelompok   Petani  Kooperator di Desa Wologai Tengah dan Nduaria.
Tabel  5.  Analisis Usahatani Sayuran Kelompok Bunga Mekar per luasan tanam dalam Gelar  Teknologi   Budidaya   Tanaman   Sayuran   pada   Lahan   Kering   di   Desa   Nduaria  Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende.
+2

Referensi

Dokumen terkait

Jadi, penelitian yang akan dilaksanakan oleh penulis adalah metode yang digunakan untuk peningkatan kualitias membaca kitab kuning dengan judul penelitian Implementasi metode

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan (menghitung dan menetapkan) sendiri besarnya pajak yang terutang dan

Secara terbuka dapat dilakukan dalam suatu acara khusus yang diselenggarakan untuk deklarasi pembentukan PKBM baik dilakukan hanya di lingkungan

Faktor skliza je definiran kao omjer obodne komponente apsolutne brzine fluida koji napušta impeler u odnosu na obodnu brzinu lopatice na izlazu iz impelera. Jedna je od najvažnijih

'13 100 Gunung kidul (DIY) 5 Tenaga Penyuluh Lapangan Pengendalian Penggunaan Bahan Bakar Minyak 1 6 14 Feb.. '13 100 Tegal 7 Tenaga Penyuluh

Untuk menampilkan sumber lain, Anda harus secara manual memilih satu dengan menekan tombol Source di remote atau keypad dan memilih satu dari menu Sumber yang ditampilkan..

Penilaian dilakukan untuk unsur teori dan praktik penilaian kepribadian siswa yang meliputi; disiplin waktu, kemauan kerja dan motivasi, prestasi dan kerja nyata,

Penelitian yang dilakukan oleh Mustika (2017) hasil penelitiannya menyatakan bahwa kualitas pelayanan yang terdiri dari bukti fisik, keandalan, daya tanggap,