Jurnal Pesona, Volume 4 No.1 (2018) Hlm. 87-98 ISSN Cetak : 2356 - 2080
ISSN Online : 2356 - 2072
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional. Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona
Pesona : Jurnal Kajian Bahasa dan Sastra Indonesia
KEMAMPUAN SISWA MENCERITAKAN
PENGALAMAN MELALUI MODEL COOPERATIF
INTEGREAD READING AND COMPOSITION (CIRC)
A. Rahman
STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Pos-el: rahmanstkip1956@gmail.com
Abstract
This study aims to determine whether Cooperative Integread Reading and Composition (CIRC) learning model can improve the students’ ability in telling impressive experiences. The esearcher used classroom action research design with data retrieval method on the test in the form of test. The learning model used is Cooperative Integread Reading and Composition (CIRC). Subjects in this study are the first semester students of class VII, MTs Negeri Sukoharjo academic year 2017/2018 which amounted to 34 students. From the result of data analysis, it is known that telling impressive experience in writing in cycle I obtained the average value of 72,74 and the complete student reaches 64,7% while in cycle II it is obtained the average 80,55 and student complete 100%. Thus the use of appropriate learning model such CIRC can improve students' learning ability in telling the written story.
Key Words: Cooperative Integread Reading and Composition (CIRC), written story.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran Cooperative Integread Reading and Composition (CIRC) dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menceritakan pengalaman yang mengesankan. Peneliti menggunakan desain penelitian tindakan kelas dengan metode pengambilan data pada pengujian dalam bentuk tes. Model pembelajaran yang digunakan adalah Cooperative Integread Reading and Composition (CIRC). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa semester I kelas VII, MTs Negeri Sukoharjo tahun akademik 2017/2018 yang berjumlah 34 siswa. Dari hasil analisis data diketahui bahwa menceritakan pengalaman mengesankan secara tertulis pada siklus I diperoleh nilai rata-rata 72,74 dan siswa yang tuntas mencapai 64,7% sedangkan pada siklus II diperoleh rata-rata 80,55 siswa lengkap 100%. Dengan demikian penggunaan model pembelajaran yang tepat seperti CIRC dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa dalam menceritakan kisah secara tertulis.
Kata Kunci: Cooperative Integread Reading and Composition (CIRC), cerita tertulis.
88
1. PENDAHULUAN
Mata pelajaran bahasa Indonesia di sekolah formal merupakan mata pelajaran wajib. Tujuan dari pembelajaran tersebut agar siswa dapat berkomunikasi dengan baik. Komunikasi akan berlangsung dengan baik apabila pesan yang disampaikan pembicara atau peneliti dapat diterima dengan baik oleh pendengar atau pembaca. Komunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia akan lancar apabila penggunanya dapat menggunakan dengan baik dan lancar dan sesuai dengan kondisi saat ujaran itu diucapkan. Komunikasi dapat menggunakan bahasa lisan atau tulis. Agar dapat berkomunikasi dengan baik kita harus memiliki kemahiran dalam mempergunakan bahasa. Menurut Tarigan (1992: 1) ” kemahiran bahasa meliputi empat aspek, yaitu 1) Menyimak, 2) Berbicara, 3) Membaca, 4) Menulis. Keempat ketrampilan tersebut memiliki keterkaitan dengan satu yang lainya”.
Keterampilan berbahasa berdasarkan penggunaan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: bahasa lisan dan bahasa tulis. Dalam penggunaan bahasa lisan terkesan lebih mudah dan praktis dibandingkan dengan bahasa tulis. Bahasa lisan tidak ada aturan yang sangat mengikat, apabila terjadi salah pengertian dapat langsung
diperbaiki karena pembicara dan lawan bicara langsung berhadapan, sedangkan berkomunikasi secara tertulis tidak demikian, si penyampai pesan tidak bertemu langsung dengan si penerima pesan. Oleh karena itu, kemungkinan terjadi salah pengertian sangatlah besar. Oleh sebab itu, diperlukan aturan atau kaidah tertentu untuk memperkecil kesalahan tersebut.
Keterampilan menulis dapat memperlihatkan kecerdasan, interaktif, kreativitas, menambah keberanian, serta merangsang kemauan dan kemampuan untuk mengumpulkan informasi sesuai denngan tema yang akan dituangkan ke dalam tulisan. Oleh sebab itu, banyak orang yang enggan menulis karena merasa tidak berbakat dalam menulis; tidak tahu untuk apa dia menulis; pelajaran menulis dianggap tidak menarik; kegiatan menulis memerlukan waktu yang tidak sedikit (Akhadiah dkk., 1997:15). Selanjutnya, Tarigan (1992:25) mengantarkan “menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat memahami lambang-lambang grafik tersebut”. Menurut Akhadiah dkk. (1997:16)” Menulis merupakan kegiatan
89 penyampaian pesan (gagasan, perasaan,
dan informasi) secara tertulis kepada pihak lain”. Dengan demikian menulis merupakan kegiatan yang kompleks, yaitu kemampuan mengorganisasikan isi tulisan dan menuangkan dalam ragam bahasa tulis.
Salah satu kompetensi yang dibelajarkan di MTs Negeri Sukoharjo Pringsewu kelas VII semester I ialah mampu menceritakan pengalaman yang sangat mengesankan. Untuk dapat menceritakan pengalaman dengan baik, siswa diminta untuk menuliskan pengalamannya terlebih dahulu berdasarkan kriteria: kesesuaian isi dengan judul cerita, ketepatan urutan peristiwa, pilihan kata dan kata hubung, penggunaan kalimat yang efektif, dan penggunaan tanda baca. Oleh karena itu, peranan guru dalam mengelola pembelajaran sangat menentukan keberhasilan siswa.
Berdasarkan hasil prapenelitian diperoleh data bahwa nilai rata-rata hasil belajar kelas VII semester I pada pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pada kompetensi dasar menceritakan pengalaman yang mengesankan masih rendah. Artinya masih banyak siswa yang hasilnya di bawah standar ketuntasan belajar minimal (SKBM) seperti yang
diharapkan. Hal ini bisa dilihat dari tingkat kemampuan belajar siswa dalam menceritakan pengalaman yang menggesankan secara tertulis dengan kriteria: kesesuaian isi dengan judul, penggunaan tanda baca, ketepatan struktur kalimat masih rendah. Umumnya nilai rata-rata siswa di bawah 67.
Mengingat rendahnya kemampuan tersebut dapat disebabkan oleh pemilihan metode yang kurang tepat atau model pembelajaran yang kurang tepat, hal ini senada dengan Djamarah Bahri dan Zain Aswar (2006:76) bahwa “kegagalan pengajaran salah satunya disebabkan oleh pemilihan metode yang kurang tepat”. Untuk itu perlu digunakan model pembelajaran yang tepat dalam hal ini peneliti memilih model pembelajaran
Cooperative Integread Reading and Composition (CIRC).
Model pembelajaran CIRC atau model pembelajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis merupakan model pembelajaran khusus mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam rangka menentukan ide pokok pikiran atau tema sebuah wacana/kliping (Slavin, 2010). Model pembelajaran CIRC ini dapat dikatagorikan pembelajaran terpadu. Prinsip belajar terpadu ini sejalan dengan empat pilar pendidikan yang digariskan
90 UNESCO dalam kegiatan pembelajaran
empat pilar itu adalah” 1) belajar untuk mengetahui (learning to know). 2) belajar untuk berbuat (learning to do). 3) belajar untuk menjadi diri sendiri (learing to be). 4) belajar untuk kebersamaan (learning to live together)” (Depdiknas 2004).
Model pembelajaran CIRC
mempunyai kelebihan, yaitu: 1) pengalaman dan kegiatan belajar anak didik akan selalu relevan dengan tingkat perkembangan anak. 2) kegiatan yang dipilih sesuai, dan bertolak dari minat siswa dan kebutuhan anak. 3) seluruh kegiatan belajar lebih bermakna sehingga hasil belajar anak didik lebih bertahan lama. 4) pembelajaran terpadu akan menimbulkan perkembangan berpikir anak. 5) pembelajaran terpadu dapat menimbulkan motivasi belajar siswa ke arah belajar yang dinamis, optimal dan tepat guna. 6) menumbuhkembangkan interaksi sosial anak seperti kerja sama, toleransi, komunikasi dan respek terhadap gagasan orang lain. Atas dasar ini peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dan berupaya meningkatkan kemampuan menceritakan pengalaman yang mengesankan pada siswa kelas VII semester I MTs Negeri Sukoharjo Pringsewu.
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan di MTs Negeri Sukoharjo Pringsewu tahun pelajaran 2017-2018. Penelitian ini dilakukan sebagai upaya meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menceritakan pengalaman yang mengesakan secara tertulis. Peneliti menggunakan model pembelajaran Cooperative Integread Reading and Composition (CIRC), yaitu dengan mengajak siswa menuliskan cerita pengalaman yang mengesankan. Tugas tersebut dengan bekerja sama atau kerja kelompok dan pengelompokan siswa telah ditentukan bahwa setiap kelompok bersifat heterogen dari siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Tujuan dari pembelajaran ini adalah bekerja sama dalam kelompok dan bertanggung jawab individual. Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Data penelitian ini berupa hasil belajar siswa dalam bentuk kemampuan menceritakan pengalaman yang mengesankan berdasarkan indikator yang ditetapkan. Prosedur siklus penelitian yang dilakukan adalah dengan mengongkretkan hasil belajar siswa. Maksudnya, pelaksanaan setiap siklus disesuaikan atas hasil refleksi siklus yang menjadi acuan.
91
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Data hasil penelitian mengenai upaya meningkatkan kemampuan menceritakan pengalaman yang mengesankan secara tertulis diperoleh dari hasil tes yang dilakukan pada setiap siklus akhir pelajaran dari hasil pengamatan selama penelitian berlangsung diperoleh data bahwa penggunaan model cooperative
integread reading and composition
(CIRC) untuk meningkatkan kemampuan menulis cerita pengalaman yang mengesankan mengalami peningkatan pada tiap siklusnya.
Siklus I
Hasil pengamatan selama kegiatan pembelajaran berlangsung dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1 Lembar pengamatan kegiatan siswa dalam menulis cerita pengalaman
yang mengesankan, siklus I
Nama A B C D E b s k b s k b s k b s k b s k S 1 √ √ √ √ √ S 2 √ √ √ √ √ S 3 √ √ √ √ √ S 4 √ √ √ √ S 5 √ √ √ √ √ √ S 6 √ √ √ √ √ S 7 √ √ √ √ √ S 8 √ √ √ √ √ S 9 √ √ √ √ √ S 10 √ √ √ √ √ S 11 √ √ √ √ √ S 12 √ √ √ √ √ S 13 √ √ √ √ √ S 14 √ √ √ √ √ S 15 √ √ √ √ √ S 16 √ √ √ √ √ S 17 √ √ √ √ √ S 18 √ √ √ √ √ S 19 √ √ √ √ √ S 20 √ √ √ √ √ S 21 √ √ √ √ √ S 22 √ √ √ √ √ S 23 √ √ √ √ √ S 24 √ √ √ √ √ S 25 √ √ √ √ √ S 26 √ √ √ √ √ S 27 √ √ √ √ √ S 28 √ √ √ √ √ S 29 √ √ √ √ √ S 30 √ √ √ √ √ S 31 √ √ √ √ √ S 32 √ √ √ √ S 33 √ √ √ √ √ S 34 √ √ √ √ √
Sumber : olahan peneliti
Keterangan:
A = menemukan (inqury) B = bertanya (questioning) C = masyarakat belajar (learning community)
92 D = refleksi (reflection)
b: baik s: sedang k: kurang
Adapun evaluasi atau tes pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2 Data hasil belajar siswa pada siklus I dalam menuliskan cerita pengalaman yang mengesankan dengan
model pembelajaran CIRC
Kel Nama Skor penilaian Ju mla h Nilai Ket a b c d e f 13 72,22 T 1 S 1 3 2 2 2 1 2 14 77,78 T S 2 3 3 3 2 1 2 13 72,22 T S 3 2 3 2 3 1 3 10 55,55 TT S 4 3 2 2 1 2 2 12 66,67 TT S 5 2 1 2 2 2 3 14 77,78 T 2 S 6 3 2 2 2 3 3 12 66,67 TT S 7 2 2 3 2 1 2 14 77,78 T S 8 3 3 2 1 2 3 11 61,12 TT S 9 2 3 2 1 1 2 13 72,22 T S 10 3 3 2 2 1 2 13 72,22 T S 11 2 2 3 2 2 2 16 88,89 T S 12 3 3 3 2 2 3 14 77,78 T 3 S 13 3 2 3 3 1 2 12 66,67 TT S 14 3 2 2 1 3 1 14 77,22 T S 15 2 3 3 2 1 3 10 55,55 TT S 16 2 2 1 1 2 2 14 77,78 T S 17 2 3 3 2 2 3 13 72,22 T S 18 3 2 2 2 2 2 12 66,67 TT 4 S 19 2 2 2 2 2 2 13 72,22 T S 20 3 3 2 2 1 2 14 77,78 T S 21 2 2 3 2 2 3 12 66,67 TT S 22 2 2 2 2 2 2 15 83,33 T S 23 3 2 3 2 2 3 12 66,67 TT S 24 2 3 1 2 2 2 13 72,22 T 5 S 25 3 2 2 2 2 2 16 88,89 T S 26 3 3 3 2 2 3 15 83,33 T S 27 2 3 3 2 2 3 14 77,78 T S 28 3 2 2 2 3 2 12 66,67 TT S 29 2 3 1 2 2 2 15 83,33 T 6 S 30 3 2 3 2 2 3 12 66,67 TT S 31 2 3 3 2 2 2 12 77,78 T S 32 2 3 3 2 2 2 14 61,11 TT S 33 3 2 2 2 1 1 11 T S 34 2 3 3 2 3 3 14 77,78 Jumla h 8 5 8 3 8 0 6 5 6 0 7 9 43 2 2473,3 8 Skor maksi mal 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 61 2
Sumber : hasil belajar siswa pada siklus I
Keterangan : T : Tuntas TT : Tidak Tuntas
1) a : menentukan pengalaman dan menyusun 3 pokok cerita
2) b-f : mengembangkan pokok-pokok cerita menjadi cerita yang menarik
93 Berdasarkan data diatas maka dapat
persentase kemampuan siswa untuk tap-tiap indikator adalah sebagai berikut: 1. menentukan pengalaman yang
mengesankan jumlah skor siswa : 85 skor maksimal 102.
Kemampuan siswa = x 100% = 83,33%
2. mengembangkan pokok-pokok cerita menjadi narasi atau cerita yang menarik.
a. Kesesuaian judul dengan isi cerita Jumlah perolehan skor siswa : 83 skor maksimal 102
Kemampuan siswa = x 100% = 81,37%
b. Ketepatan urutan peristiwa
Jumlah perolehan skor siswa 80, skor maksimal 102
Kemampuan siswa = x 100% = 78,43%
c. Pilihan kata dan kata hubung
Jumlah perolehan skor siswa 65, skor maksimal 102
x 100% = 63,72% d. Penggunaan kalimat efektif
Jumlah perolehan skor siswa 66, skor maksimal 102
x 100% = 64,70% e. Penggunaan tanda baca
Jumlah perolehan skor siswa 79 skor maksimal 102
x 100% = 74,45%
Dari tabel di atas dapat kita ketahui bahwa upaya meningkatkan kemampuan menuliskan cerita pengalaman yang mengesankan dengan menggunakan
model pembelajaran cooperative
integread reading and composition
(CIRC) diperoleh skor total 432 dari skor maksimal 612 sehingga skor kemampuan siswa dapat dihitung x 100% = 70,58%.
Pada siklus pertama ini dapat diketahui dengan menggunakan model pembelajaran cooperative integread
reading and composition (CIRC) 64,7%
atau 22 siswa termasuk pada kategori tuntas dan kata gori tidak tuntas terdapat 35,3% atau sebanyak 12 siswa. Peneliti melanjutkan penelitian dengan memfokuskan pada siswa yang belum mencapai KKM yang diharapkan.
Refleksi
Pembelajaran menggunakan model pembelajaran cooperative inteqread reading and composition (CIRC) pada siklus I belum menunjukkan hasil yang optimal, karena masih terdapat siswa yang belum mencapai KKM. Meskipun demikian model pembelajaran
cooperative inteqread reading and
composition (CIRC) dapat meningkatkan kemampuan siswa jika dibandingkan dengan pembelajaran pada hari-hari sebelumnya. Melihat hasil belajar siswa pada siklus I yang masih belum
94 memenuhi harapan, proses tindakan
pembelajaran harus ada perbaikan. Oleh karena itu tindakan tersebut akan dilakukan ulang pada siklus kedua, dengan beberapa perbaikan di antaranya: a. Memperhatikan alokasi waktu
b. Menjelaskan kembali aturan pelaksanaan model pembelajaran
cooperative inteqread reading and
composition (CIRC)yaitu bekerja
sama dan menyelesaikan tugas yang diberikan. Serta pengarahan kembali ketercapaian kompetensi berdasarkan kriteria yang ditentukan.
c. Meminta siswa agar lebih mengoptimalkan kerja sama mereka dalam menyelesaikan tugas.
Siklus II
Pengamatan evaluasi dilaksanakan dengan mengadakan tes individual di akhir siklus untuk mengetahui pemahaman dan penguasaan setelah proses kegiatan pembelajaran berlangsung lembar pengamatan pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3 Lembar pengamatan kegiatan siswa dalam menulis cerita pengalaman
yang mengesankan, siklus II Nama A B C D E b s k b s k b s k b s k b s k S 1 √ √ √ √ √ S 2 √ √ √ √ √ S 3 √ √ √ √ √ S 4 √ √ √ √ √ S 5 √ √ √ √ √ S 6 √ √ √ √ √ S 7 √ √ √ √ √ S 8 √ √ √ √ √ S 9 √ √ √ √ √ S 10 √ √ √ √ √ S 11 √ √ √ √ √ S 12 √ √ √ √ √ S 13 √ √ √ √ √ S 14 √ √ √ √ √ S 15 √ √ √ √ √ S 16 √ √ √ √ √ S 17 √ √ √ √ √ S 18 √ √ √ √ √ S 19 √ √ √ √ √ S 20 √ √ √ √ √ S 21 √ √ √ √ √ S 22 √ √ √ √ √ S 23 √ √ √ √ √ S 24 √ √ √ √ √ S 25 √ √ √ √ √ S 26 √ √ √ √ √ S 27 √ √ √ √ √ S 28 √ √ √ √ √ S 29 √ √ √ √ √ S 30 √ √ √ √ √ S 31 √ √ √ √ √ S 32 √ √ √ √ √ S 33 √ √ √ √ √ S 34 √ √ √ √ √
Sumber : olahan peneliti
A = Menemukan (inquiry) B = Bertanya (questioning) C = Masyarakat belajar (learning comunitiy)
95 D = Pemodelan (modeling) E = Refleksi(reflection) b: baik s: sedang k: kurang
Adapun hasil tes pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4 Data hasil belajar siswa pada siklus II dalam menuliskan cerita pengalaman yang mengesankan dengan
model pembelajaran CIRC
Kelo
mpok Nama
Skor Penilaian
Jum
lah Nilai Ket a b c d e f 1 S 1 3 3 2 2 3 2 15 83.33 T S 2 3 3 3 2 1 3 15 83.33 T S 3 3 3 2 3 2 3 16 88.84 T S 4 3 3 2 2 2 2 14 77.78 T S 5 2 3 2 2 2 3 13 72.22 T 2 S 6 3 3 3 2 2 2 15 83.33 T S 7 2 3 3 2 3 3 15 83.33 T S 8 3 2 2 2 1 2 14 77.78 T S 9 3 3 2 2 1 2 13 72.22 T S 10 3 3 2 2 3 2 13 72.22 T S 11 3 2 3 2 2 3 16 88.89 T S 12 3 2 3 2 2 2 14 77.78 T 3 S 13 3 3 2 2 1 3 15 83.33 T S 14 2 3 2 3 2 3 14 77.78 T S 15 3 3 3 2 3 3 15 83.33 T S 16 3 3 2 2 3 2 14 77.78 T S 17 2 2 3 2 2 3 14 77.78 T S 18 2 3 3 2 2 3 14 77.78 T 4 S 19 3 3 2 2 2 3 15 83.33 T S 20 2 3 2 2 2 2 13 72.22 T S 21 2 2 3 2 1 3 14 77.78 T S 22 3 3 2 2 2 3 13 72.22 T S 23 3 2 3 2 2 3 15 83.33 T S 24 3 3 2 2 2 2 14 77.78 T 5 S 25 2 3 2 2 2 3 14 77.78 T S 26 3 3 3 2 3 3 17 77.78 T S 27 3 2 3 2 2 3 15 83.33 T S 28 3 3 2 2 2 3 16 88.89 T S 29 3 2 3 2 3 3 16 88.89 T 6 S 30 3 2 3 2 2 2 15 83.33 T S 31 3 3 2 3 3 2 16 88.89 T S 32 3 3 2 3 3 2 15 83.33 T S 33 3 2 2 3 2 2 14 77.78 T S 34 3 3 3 2 2 2 15 83.33 T Jumla h 9 4 9 3 8 3 7 8 7 2 8 4 49 0 2738.8 7 Skor maksi mal 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 1 0 2 61 2
Sumber: hasil belajar siswa pada siklus II
Keterangan T = Tuntas TT = Tidak Tuntas
1.a : menentukan pengalaman dan menyusun 3 pokok cerita 2.b-f : mengembangkan pokok-pokok cerita menjadi cerita yang menarik.
Berdasarkan data di atas maka dapat persentase kemampuan siswa untuk tiap-tiap indikator adalah sebagai berikut.
1) Menentukan pengalaman dan menyusun 3 pokok cerita
96 Jumlah perolehan skor siswa 94,
skor maksimal 102.
Kemampuan siswa = x 100% = 92,15%
2) Mengembangkan pokok-pokok cerita menjadi cerita yang menarik dengan ketentuan.
a. Kesesuaian isi dengan judul cerita Jumlah perolehan skor siswa 93, skor maksimal 102
Kemampuan siswa = x 100% = 91,11%,
b. Ketepatan urutan peristiwa
Jumlah perolehan skor siswa 83, skor maksimal 102.
Kemampuan siswa = x 100% = 81,77%.
c. Pilihan kata dan kata hubung
Jumlah perolehan siswa skor 78, skor maksimal 102.
Kemampuan siswa = x 100% = 76,47%.
d. Penggunaan kalimat yang efektif Jumlah perolehan skor maksimal 72, skor maksimal 102.
Kemampuan siswa = x 100% = 70,58%.
e. Penggunaan tanda baca
Jumlah perolehan skor siswa 84 skor maksimal 102.
Kemampuan siswa = x 100% = 82,35%.
Dari tabel di atas dapat kita ketahui bahwa upaya mengingkatkan kemampuan menulis cerita pengalaman yang mengesankan dengan menggunakan model pembelajaran cooperative
inteqread reading and composition
(CIRC) diperoleh skor total 490 dari skor
maksimal 612 sehingga persentase kemampuan siswa dapat dihitung sebagai berikut.
x 100% = 80,6%
Pada siklus kedua ini dapat kita ketahui jumlah siswa yang tuntas dan tidak tuntas dalam pembelajaran menuliskan cerita pengalaman yang mengesankan dengan menggunakan model pembelajaran
cooperative inteqread reading and
composition (CIRC. Pada siklus kedua
dengan menggunakan model
pembelajaran cooperative inteqread
reading and composition (CIRC)
ketuntasan siswa mencapai 100% atau sebanyak 34 siswa. Hasil tes pada setiap siklus dapat dilihat pada tabel berikut.
Dari temuan penelitian menggunakan model pembelajaran cooperative
inteqread reading and composition
(CIRC) sebagai upaya meningkatkan
kemampuan siswa dalam menuliskan cerita pengalaman yang mengesankan dapat dibahas dalam masing-masing siklus sebagai berikut.
Siklus I menunjukkan bahwa model pembelajaran cooperative inteqread reading and composition (CIRC) sudah dapat meningkatkan kemampuan menceritakan pengalaman yang mengesankan secara tertulis. Akan tetapi
97 dari 34 siswa masih terdapat 12 siswa
yang memperoleh dibawah KKM. Dengan demikian, penelitian dilanjutkan pada siklus II. Kondisi kegiatan pembelajaran pada siklus II lebih optimal, artinya siswa dalam mengerjakan tugas sudah dapat mengikuti aturan pembelajaran dengan baik. Kemudian dilakukan tes untuk mengetahui hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa sudah menunjukkan peningkatan yang cukup optimal. Siswa yang memperoleh nilai standar KKM mencapai 100% dari 34 siswa. Pembelajaran menggunakan model pembelajaran cooperative integread reading and composition (CIRC) sudah memberikan hasil yang optimal jika dibandingkan dengan hasil belajar siswa pada siklus sebelumnya hal tersebut selain menunjukkan adanya peningkatan juga telah memenuhi indikator keberhasilan hal ini disebabkan siswa sudah dapat mengoptimalkan kegiatan pembelajaran berdasarkan ketentuan yang sudah dijelaskan oleh guru. Hal ini menunjukkan bahwa telah tercapainya tujuan pembelajaran yang dikehendaki. Dengan demikian penelitian tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya.
4. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siswa kelas
VII semester I MTs Negeri Sukoharjo tahun pelajaran 2017-2018 dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
CIRC bisa membantu siswa
meningkatkan keterampilan siswa dalam menceritakan pengalaman yang mengesankan secara tertulis. Hal ini dibuktikan dari peningkatan keterampilan siswa dari siklus I diperoleh nilai rata-rata siswa dalam menceritakan pengalaman yang mengesankan secara tertulis sebesar 72,74. Siswa yang memperoleh nilai ≥ 67 berjumlah 22 siswa dengan persentase ketuntasan mencapai 64,7%. Kemudian pada siklus II diperoleh nilai rata-rata siswa dalam menceritakan pengalaman yang mengesankan secara tertulis sebesar 80,55 dan siswa yang memperoleh nilai ≥ 67 berjumlah 34 siswa dengan persentase ketuntasan mencapai 100%.
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. (2004). Garis-Garis Besar Program Pembelajaran. Jakarta. Sabarti Akhadiah, dkk. (1997). Menulis I.
Jakarta: Universitas Terbuka. Sabarti Akhadiah, dkk. (1997). Menulis I.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Syaiful Djamarah Bahri dan Zain Anwar. (2006). Strategi Belajar Mengajar.
98 Slavin, Robert E. (2010). Cooperative
Learning (Teori, Riset, dan
Praktik). Bandung: Nusa Media. Tarigan, H.G. (1992). Menulis sebagai
suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Winarno Surakhmad. (1986). Pengantar
Metodologi Ilmiah. Bandung: