• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MODUL MATERI BENTUK PANGKAT DAN AKAR KELAS X UNTUK PEMBELAJARAN DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN MODUL MATERI BENTUK PANGKAT DAN AKAR KELAS X UNTUK PEMBELAJARAN DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MODUL MATERI BENTUK PANGKAT DAN AKAR KELAS X UNTUK PEMBELAJARAN

DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING

Fitri Amalia Rahmawati*, Cholis Sa’dijah**, dan Lucky Tri Oktoviana***

Universitas Negeri Malang

Email : fitri.amalia.87@gmail.com; lis_sadijah@yahoo.co.id; o.luckytri@yahoo.com

Abstrak : Salah satu alternatif bahan ajar dalam bentuk cetak yang dapat digunakan secara individu oleh siswa yaitu modul. Tujuan pengembangan ini yaitu menghasilkan modul materi bentuk pangkat dan akar untuk siswa kelas X dengan metode penemuan terbimbing yang valid dan efektif. Berdasarkan hasil uji coba, diperoleh kesimpulan bahwa modul yang telah dikembangkan valid dan efektif.

Kata Kunci : modul, bentuk pangkat dan akar, metode penemuan terbimbing

Rangkaian proses belajar mengajar sangat penting dalam kegiatan

pembelajaran. Tahapan-tahapan dalam rangkaian proses belajar mengajar tersebut harus dilaksanakan secara berkesinambungan. Salah satu tahapan penting yaitu tahap persiapan. Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, “pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dan pendidik serta sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Sumber belajar merupakan salah satu elemen penting yang perlu diperhatikan pada tahap persiapan dalam kegiatan pembelajaran. Perbedaan karakteristik siswa tak boleh diabaikan oleh seorang guru dalam menentukan sumber belajar yang akan digunakan. Oleh karena itu, sebaiknya seorang guru mampu menyusun bahan ajar sebagai salah satu sumber belajar dengan memperhatikan perbedaan karakteristik siswa.

Bahan ajar yang mayoritas digunakan dalam kegiatan pembelajaran adalah bahan ajar dalam bentuk cetak. Salah satu bahan ajar dalam bentuk cetak yang dapat digunakan secara mandiri oleh siswa yaitu modul. Modul merupakan salah satu alternatif bahan ajar yang dapat digunakan oleh siswa sesuai dengan

karakteristiknya. Namun, modul yang banyak beredar saat ini hanya memberikan materi secara langsung tanpa melibatkan siswa secara aktif untuk mempelajari konsep yang terdapat dalam modul tersebut. Oleh karena itu, perlu dikembangkan sebuah bahan ajar modul yang dapat membuat siswa lebih aktif dan mandiri dalam kegiatan pembelajaran.

*) Mahasiswa Jurusan Matematika, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Malang

**) Dosen Jurusan Matematika Fakultas MIPA, Universitas Negeri Malang (Pembimbing I) ***) Dosen Jurusan Matematika Fakultas MIPA, Universitas Negeri Malang (Pembimbing II)

(2)

Salah satu materi dalam mata pelajaran matematika yang diajarkan pada kelas X Sekolah Menengah Atas pada semester ganjil yaitu materi bentuk pangkat dan akar. Berdasarkan pengamatan terhadap beberapa siswa Sekolah Menengah Atas, dalam mempelajari materi tersebut, siswa tidak memahami konsep materi bentuk pangkat dan akar yang disebabkan oleh cenderung menghafalkan rumus-rumus materi tersebut. Hal ini berdampak pada kesulitan siswa pada saat

menggunakan konsep materi bentuk pangkat dan akar pada materi lain.

Berdasarkan hal tersebut, diperlukan suatu cara agar siswa tak hanya menghafal rumus saja, melainkan memahami konsep materi secara utuh sehingga lebih melekat dalam ingatan siswa.

Penemuan terbimbing merupakan salah satu metode pembelajaran inovatif yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Penggunaan metode ini dapat membantu siswa dalam konsep materi lebih baik. Hal ini disebabkan oleh dengan metode ini siswa dibimbing melalui pertanyaan-pertanyaan yang membimbing, sehingga peran siswa cukup besar dalam menemukan konsep materi. Dengan penggunaan metode ini yang membuat siswa berperan aktif, pembelajaran tidak lagi terpusat kepada guru. Dalam hal ini, guru bertindak sebagai fasilitator di mana pada awal kegiatan pembelajaran perlu dijelaskan kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa serta mengkoordinir kelas untuk kegiatan lainnya.

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah menghasilkan modul materi bentuk pangkat dan akat dengan metode penemuan terbimbing untuk siswa Sekolah Menengah Atas Kelas X yang valid dan efektif.

METODE

Model pengembangan yang digunakan dalam pengembangan modul materi bentuk pangkat dan akar ini yaitu model pengembangan Plomp. Model

pengembangan ini terdapat 5 tahap yaitu “investigasi awal; desain; realisasi; tes, evaluasi dan revisi; dan implementasi” (Hobri, 2010:17). Namun, dalam

pengembangan ini, penulis memodifikasi tahapan model pengembangan Plomp dengan menggunakan empat tahap saja, tanpa menggunakan tahap implementasi.

Pada tahap investigasi awal, kegiatan yang dilakukan adalah

mengidentifikasi karakteristik siswa dan menentukan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Tahap ke dua yaitu tahap perancangan, dilakukan perancangan bahan ajar berupa modul dengan metode yang telah dipilih yaitu metode

penemuan terbimbing. Tahap ke tiga, yaitu tahap realisasi. Pada tahap ini dihasilkan sebuah modul materi bentuk pangkat dan akar dengan metode penemuan terbimbing di mana format modul yang digunakan mengacu pada format Suprawoto (2009). Pada tahap terakhir, yaitu tes, evaluasi dan revisi, kegiatan yang dilakukan adalah validasi atau uji coba ahli dan praktisi untuk mengetahui apakah modul yang telah disusun valid atau layak digunakan untuk uji coba kelompok yang melibatkan siswa Sekolah Menengah Atas. Setelah dilakukan kegiatan uji coba ahli dan praktisi modul direvisi kembali dengan memperhatikan saran ahli dan praktisi. Setelah kegiatan tersebut, dapat

dilaksanakan kegiatan uji coba kelompok kecil dengan subjek uji coba sebanyak lima orang siswa Sekolah Menengah Atas.

(3)

Subjek uji coba dalam pengembangan modul ini yaitu, ahli dan praktisi dan kelompok kecil. Subjek uji coba ahli yaitu dosen yang memiliki kualifikasi S2 Pendidikan Matematika maupun S2 Matematika, sedangkan subjek uji coba praktisi adalah guru mata pelajaran matematika yang memiliki kualifikasi S1 Pendidikan Matematika yang telah berpengalaman mengajar materi bentuk pangkat dan akar selama kurang lebih 5 tahun. Sementara itu, subjek coba

kelompok kecil terdiri atas lima orang siswa Sekolah Menengah Atas yang terdiri atas 2 orang siswa kemampuan tinggi, 1 orang siswa kemampuan sedang dan 2 orang siswa kemampuan rendah.

Jenis data pada pengembangan modul materi bentuk pangkat dan akar ini berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Instrumen yang digunakan berupa angket atau kuesioner. Selain menggunakan angket, pengembangan ini juga menggunakan tes awal dan tes akhir untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai serta efektifitas kegiatan pembelajaran.

Analisis data kualitatif dalam pengembangan ini menggunakan analisis kualitatif, sedangkan untuk data kuantitatif digunakan analisis statistik deskriptif yang merupakan perhitungan persentase skor angket. Perhitungan persentase skor angket yang digunakan yaitu sebagai berikut.

∑ Keterangan:

: Persentase Penilaian : Jumlah skor yang diperoleh

: Skor ideal ( ) Dengan mengadaptasi pedoman persentase penilaian menurut Ali, kriteria validitas persentase penilaian sebagai berikut.

Tabel 1 Kriteria Validitas Persentase Penilaian Modul

Persentase Kriteria Keterangan Sangat Valid Tidak perlu revisi

Valid Tidak perlu revisi

Cukup Valid Perlu revisi

Kurang Valid Perlu revisi

Tidak Valid Revisi total

(Sumber: Suryaman, 2006:38)

Apabila data hasil uji coba menunjukkan persentase yang dicapai lebih dari atau sama dengan 75%, maka modul dinyatakan valid. Sementara itu, jika hasil persentase penilaian angket kurang dari 75%, maka modul harus direvisi dengan memperhatikan komentar dan saran terhadap modul materi bentuk pangkat dan akar yang diberikan oleh subjek coba ahli dan praktisi. Sementara itu, untuk mengetahui keefektifan penggunaan modul atau untuk mengetahui adanya peningkatan nilai siswa terhadap penggunaan modul ditinjau dari perbandingan nilai gain yang dinormalisasi (normalized gain value). Perhitungan nilai gain yang dinormalisasi dan klasifikasinya digunakan persamaan menurut Hake dalam Meltzer (2003) sebagai berikut.

(4)

〈 〉 〈 〉 〈 〉

〈 〉 〈 〉 〈 〉 Keterangan :

〈 〉 : rata-rata gain yang dinormalisasi 〈 〉 : rata-rata gain aktual

〈 〉 : rata-rata gain maksimum yang mungkin terjadi 〈 〉 : rata-rata skor tes akhir

〈 〉 : rata-rata skor tes awal

Nilai 〈 〉 yang diperoleh diinterpretasikan dengan klasifikasi pada Tabel 2 berikut. Tabel 2 Interpretasi Hasil Rata-Rata Gain yang Dinormalisasi

Gain Klasifikasi

〈 〉 Tinggi

〈 〉 Sedang

〈 〉 Rendah

HASIL

Dalam pengembangan ini diperoleh hasil berupa modul materi bentuk pangkat dan akar dengan metode penemuan terbimbing untuk siswa kelas X Sekolah Menengah Atas. Setelah dihasilkan modul materi bentuk pangkat dan akar dilakukan uji coba. Uji coba yang pertama yaitu uji coba ahli dan praktisi. Uji coba ahli dan praktisi terhadap modul materi bentuk pangkat dan akar ini bertujuan untuk mengetahui apakah modul yang dihasilkan telah valid untuk digunakan dalam pembelajaran. Pada uji coba ahli dan praktisi ini melibatkan 1 orang ahli dan 2 orang praktisi. Data yang diperoleh dari hasil uji coba ahli dan praktisi diambil dari hasil lembar validasi. Berdasarkan uji coba ahli dan praktisi yang telah dilakukan terhadap modul, diperoleh persentase penilaian yang dapat dilihat pada Tabel 3 berikut.

Tabel 3 Data Hasil Uji Coba Ahli dan Praktisi terhadap Modul

Subjek Coba Ahli dan Praktisi Persentase Penilaian Kriteria

Ahli ( ) Sangat valid dan tidak perlu revisi Praktisi 1 ( ) Valid dan tidak perlu revisi Praktisi 2 ( ) Valid dan tidak perlu revisi Pada proses uji coba ahli dan praktisi tersebut, subjek coba ahli memberikan komentar mengenai salah satu konsep materi yang harus direvisi kembali dan penggunaan beberapa petunjuk dalam proses penemuan konsep yang harus ditambah lagi. Selain itu, dari subjek coba praktisi juga memberikan komentar mengenai penggunaan warna dalam teks yang digunakan dalam modul sebaiknya ditinjau kembali karena hasil print outnya kurang begitu maksimal sehingga tulisan atau teks dalam modul tidak jelas terlihat. Setelah diperoleh hasil tersebut, modul direvisi terlebih dahulu sebelum dilaksanakan uji coba selanjutnya untuk memperbaiki kesalahan atau pun kekurangan yang terdapat pada modul.

(5)

Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Tumpang. Pada hasil uji coba kelompok kecil ini, sesuai dengan hasil pengerjaan modul oleh siswa, terdapat beberapa konsep yang harus diperbaiki karena kurang telitinya penulis dalam pembuatan modul. Berdasarkan penggunaan modul serta tes awal dan tes akhir diperoleh hasil pada Tabel 4 sebagai berikut.

Tabel 4 Data Hasil Tes Awal dan Tes Akhir terhadap Penggunaan Modul pada Uji Coba Kelompok Kecil

No Data Nilai Subjek Uji Coba

1. Tes Awal (Uji Kompetensi Awal).

2. Tes Akhir (Uji Kompetensi Akhir).

Tabel 5 Hasil Revisi Setelah Uji Coba Isi Apersepsi Materi

Isi Materi Pangkat Nol

Petunjuk Penemuan Konsep

(6)

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil data yang telah diperoleh dari uji coba ahli dan praktisi maupun uji coba kelompok kecil, secara keseluruhan modul materi bentuk pangkat dan akar dengan metode penemuan terbimbing yang telah disusun

memperoleh persentase penilaian rata-rata sebesar . Hal ini menunjukkan bahwa modul yang telah disusun termasuk dalam kriteria sangat valid dan tidak perlu revisi. Namun, pada hasil angket lembar validasi subjek uji coba ahli dan praktisi terdapat penilaian aspek yang kurang, sehingga perlu dilakukan revisi terhadap modul sesuai dengan saran dan komentar yang diberikan oleh subjek coba ahli dan praktisi. Revisi terhadap modul ini dilakukan sebagai upaya perbaikan kualitas modul yang dihasilkan sebelum digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

Selain data yang diperoleh dari hasil lembar validasi terhadap modul oleh ahli dan praktisi, juga diperoleh data hasil angket dari siswa dalam uji coba kelompok kecil. Berdasarkan hasil angket dari uji coba kelompo kecil, diperoleh bahwa lebih dari siswa memberikan respon positif terhadap modul. Selain itu, berdasarkan hasil tes awal dan tes akhir yang telah dianalisis, diperoleh data pada Tabel 6 berikut.

Tabel 6 Data Hasil Tes Awal dan Tes Akhir terhadap Penggunaan Modul pada Uji Coba Kelompok Kecil

No Subjek Uji Coba Data Nilai Keterangan 〈 〉 〈 〉 〈 〉 Keterangan Tes Awal ( ) Tes Akhir ( ) 1. Tinggi Tinggi 2. Tinggi 3. Tinggi 4. Sedang 5. Sedang

Sesuai dengan Tabel 5 tersebut, diperoleh nilai rata-rata gain yang dinormalisasi mencapai . Hal ini menunjukkan bahwa modul yang telah dikembangkan termasuk dalam klasifikasi tinggi. Dengan kata lain modul materi bentuk pangkat dan akar dengan metode penemuan terbimbing efektif. Namun, perlu dicermati bahwa nilai gain yang dinormalisasi untuk perorangan siswa terdapat perolehan bahwa modul cukup efektif untuk 2 orang siswa yang

berkemampuan rendah. Hal ini menunjukkan bahwa modul perlu direvisi kembali sehingga dapat dihasilkan modul yang efektif untuk semua kemampuan siswa.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa sesuai dengan hasil uji coba dan revisi modul dalam penelitian pengembangan ini, modul yang telah

dikembangkan valid dengan persentase penilaian secara keseluruhan aspek sebesar , dan efektif dengan perolehan nilai gain yang dinormalisasi

(7)

mencapai . Dalam pengembangan modul ini, terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari pengembangan modul ini yaitu siswa dapat belajar dengan mandiri dan dilengkapi dengan bahan ajar yang menarik, serta dapat mengekspresikan cara-cara belajar yang sesuai dengan kemampuan serta minat belajarnya. Selain itu, siswa juga dapat mengevaluasi kemampuan dirinya sendiri melalui latihan-latihan serta uji kompetensi yang terdapat pada modul materi bentuk pangkat dan akar dengan metode penemuan terbimbing yang telah dikembangkan. Selanjutnya, kelebihan pengembangan modul ini bagi guru yaitu dapat menjadi bahan ajar alternatif selain buku teks pelajaran serta dapat

membangun komunikasi yang efektif dengan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Selain kelebihan yang telah diutarakan tersebut, terdapat juga kelemahan dalam pengembangan modul ini yaitu dapat menjadikan siswa jenuh dalam kegiatan belajarnya karena merupakan pembelajaran individual. Hal ini dapat disikapi sesuai dengan prinsip motivasi dalam penyusunan modul, bahwa bila siswa mulai merasakan jenuh, guru dapat memberikan waktu lebih banyak kepada siswa yang jenuh dan memerlukan bantuan tersebut.

Saran

Produk pengembangan modul untuk pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing ini disarankan dipergunakan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun dan mempergunakan modul yang telah dikembangkan sebagai bahan ajarnya. Penggunaan modul dalam

pembelajaran membutuhkan alokasi waktu yang cukup lama, sehingga butuh alokasi waktu yang tepat. Jika modul akan digunakan sesuai dengan alokasi waktu yang terbatas, modul dapat direvisi kembali dan disesuaikan dengan alokasi waktu yang ditentukan. Satu hal yang perlu diperhatikan dalam pemanfaatan modul ini adalah perlu diperhatikan siswa yang telah terlihat jenuh dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan bahan ajar modul tersebut.

DAFTAR RUJUKAN

Hobri, H. 2010. Metodologi Penelitian dan Pengembangan (Aplikasi pada Penelitian Pendidikan Matematika). Jember: Pena Salsabila.

Meltzer, D. E. (2003). Addendum to: The Relationship Between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gain in Physics: a Possible “Hidden Variable” in Diagnostic pretest score. (Online),

(http://www.physics.istate.edu/per/docs/Addendum_on_normalized _gain.pdf), diakses tanggal 8 Juli 2013.

Suprawoto, N. A. 2009. Mengembangkan Bahan Ajar dengan Menyusun Modul, (Online), (http://mii.fmipa.ugm.ac.id/new/), diakses 27 April 2013.

(8)

Suryaman, M. 2006. Teknik Analisis Data, (Online),

(http://www.scribd.com/doc/53187228/28/Teknik-Analisis-Data, diakses tanggal 27 April 2013).

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kemetrian Dalam Negeri. (Online),

(http://www.kemendagri .go.id/media/documents/2013), diakses tanggal 8 Juli 2013.

Gambar

Tabel 1 Kriteria Validitas Persentase Penilaian Modul
Tabel 3  Data  Hasil Uji Coba Ahli dan Praktisi terhadap Modul
Tabel 4  Data Hasil Tes Awal dan Tes Akhir terhadap Penggunaan Modul pada Uji Coba   Kelompok Kecil
Tabel 6  Data Hasil Tes Awal dan Tes Akhir terhadap Penggunaan Modul pada   Uji Coba Kelompok Kecil

Referensi

Dokumen terkait

Studi yang berkaitan dengan hubungan gaya kepemimpinan dengan kepuasan kerja telah banyak dilakukan, diantaranya dilakukan pada tahun 2013 oleh Asri Nur Muin dari STIE-YPUP

Tidak dinyatakan (implied) Pasien tidak menyatakannya, baik secara lisan maupun tertulis, namun melakukan tingkah laku (gerakan) yang menunjukkan jawabannya. Meskipun

“ Memanfaatkan jenis branchless banking untuk meningkatkan faktor efisien dan efektifitas lokasi (W3, O2) ” , hal ini menandakan bahwa strategi tersebut muncul karena adanya

Ekspresi protein Bcl-2 berdasarkan jenis kelamin dari 30 pasien laki-laki ekspresi protein Bcl-2 negatif sebanyak 28 (93.3%) dan 2 (6.7%) yang memberikan hasil positif

Pemberian pemberdayaan oleh NU untuk meningkatkan pendapatan masyarakat pedesaan dan perkotaan pada waktu itu sangat baik seperti membuat gagasan kersama dengan

Pemberian kompos ampas tebu pada peubah jumlah polong per tanaman, jumlah polong berisi per tanaman, bobot 100 biji dan Indeks panen dapat dilihat pada Tabel 2

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah mempertanyakan bagaimana perlindungan sosial yang diberikan

Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan , yang berkaitan dengan materi/gambar yang terdapat pada buku siswa atau