Informasi Dokumen
- Penulis:
- Siti Ajar Ismiyanti
- Pengajar:
- Drs. Dharmojo
- Drs. A. Manaduyoka Yobe
- Sekolah: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
- Mata Pelajaran: Kesusastraan Rakyat
- Topik: Putri Surga
- Tipe: Cerita Rakyat
- Tahun: 2016
- Kota: Jakarta
Ringkasan Dokumen
I. Tujuh Burung dari Surga
Bab ini memperkenalkan latar cerita di Papua, khususnya suku Mee di Kabupaten Paniai, menggambarkan keindahan alamnya sebagai latar pendidikan lingkungan dan geografi. Pengenalan tokoh Yokaga, seorang pemburu muda yatim piatu, membangun empati dan nilai kemandirian. Deskripsi kehidupan Yokaga yang sederhana dan keras kerja mengajarkan nilai-nilai kerja keras dan kesederhanaan. Penemuan busa harum di sungai membangkitkan rasa ingin tahu dan mengarah pada legenda Putri Surga, menciptakan ketegangan dan antisipasi bagi pembaca, sekaligus memperkenalkan unsur cerita rakyat dalam konteks pembelajaran budaya dan sastra lisan.
II. Putri Surga
Bab ini merupakan klimaks cerita, di mana Yokaga menemukan tujuh burung cantik yang berubah menjadi wanita setelah melepaskan bulunya. Adegan ini bernilai pedagogis dalam mengajar tentang transformasi dan keajaiban. Yokaga mengambil bulu salah seorang putri, menunjukkan konflik moral dan konsekuensi pilihan. Reaksi Yokaga menggambarkan ambisi dan keinginan manusia, sementara perilaku Putri Sulung yang ditinggalkan saudaranya menekankan nilai persaudaraan dan kesetiakawanan. Kejadian ini kaya dengan simbolisme dan metafora yang dapat dikaji dalam analisis sastra.
III. Epa Wadoka Yagamo Pulang ke Rumah Yokaga
Bab ini menampilkan Yokaga menyelamatkan dan membawa Putri Sulung ke rumahnya. Tindakan Yokaga menunjukkan keberanian dan kebaikan hati. Deskripsi rumah Yokaga yang sederhana tetapi bersih mengajarkan nilai kebersihan dan kepuasan. Interaksi antara Yokaga dan Putri Sulung menunjukkan perkembangan hubungan mereka, memperkenalkan aspek-aspek budaya dan sosial dalam interaksi antar manusia. Peristiwa ini memperlihatkan perkembangan plot dan peningkatan konflik, menyokong pembelajaran nilai kemanusiaan dan empati.
IV. Pernikahan Yokaga dan Putri Sulung
Bab ini mengisahkan pernikahan Yokaga dan Putri Sulung dengan upacara adat suku Mee. Upacara ini memberikan pemahaman tentang budaya dan tradisi pernikahan suku Mee dan nilai-nilai sosial masyarakatnya. Kehidupan mereka yang rukun dan bahagia mengajarkan nilai-nilai keluarga dan perkahwinan yang harmonis. Kehidupan pasca pernikahan mereka menggambarkan kebahagiaan dan kehidupan keluarga yang ideal, memberikan contoh positif bagi pembaca dalam pembelajaran nilai keluarga dan kehidupan bermasyarakat.
V. Rahasia Terungkap
Bab ini mengungkap rahasia tersembunyi bulu-bulu burung yang ditemukan anak Yokaga. Penemuan ini memperkenalkan unsur kejutan dan meningkatkan ketegangan plot. Reaksi Putri Sulung menunjukkan dilema antara dunia manusia dan dunia surga, menyoroti tema pilihan dan tanggung jawab. Peristiwa ini menguji kekuatan ikatan keluarga dan kesetiaan, memberikan pembelajaran tentang dilema moral dan pengorbanan.
VI. Pertolongan Lalat Hijau
Bab ini menjelaskan bagaimana Putri Sulung kembali ke surga dan bagaimana Yokaga mendapatkannya kembali dengan bantuan lalat hijau. Kisah ini mengajarkan tentang keberuntungan dan kepercayaan kepada takdir. Lalat hijau sebagai simbol perantara dan pembantu menekankan unsur mistis dalam cerita rakyat. Akhir cerita yang bahagia mengajarkan nilai ketekunan dan keberuntungan, memberikan pesan positif tentang kesabaran dan kepercayaan diri. Unsur ajaib dalam cerita ini dapat menjadi bahan diskusi dalam konteks analisis sastra.
VII.Biodata Penyadur, Penyunting, dan Ilustrator
Bagian ini menyediakan informasi biografis tentang penyadur, penyunting, dan ilustrator. Informasi ini bermanfaat bagi pembaca untuk memahami kredibilitas dan latar belakang para pembuat buku. Informasi ini berguna untuk pembelajaran tentang pengembangan sumber daya manusia dan profesionalisme. Ini juga menunjukkan kerjasama tim dalam penghasilan buku tersebut.