BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Perhitungan
Data material pipa API-5L-Gr.65 ditunjukan pada Tabel 4.1, sedangkan kondisi kerja pada sistem perpipaan pipe lin eSystem di tunjukan pada Tabel 4.2.
Tabel 4.1 Data Material Pipa Sumber: Pipe Date Pro
Parameter Besaran Satuan
NPS 14 in Schedule 80 -Inside Diameter 12,49 in Outside Diameter 14 in Wall Thickness 0.6259 in Corrosion Allowance 0,1181 in Momen of Inertia 1129,06 in Perhitungan
Data material pipa API-5L-Gr.65 ditunjukan pada Tabel 4.1, sedangkan kondisi kerja pada sistem perpipaan pipe lin eSystem di tunjukan pada Tabel 4.2.
Tabel 4.1 Data Material Pipa Sumber: Pipe Date Pro
Parameter Besaran Satuan
NPS 14 Schedule 80 Inside Diameter 12,49 Outside Diameter 14 in Wall Thickness 0.6259 in Corrosion Allowance 0,1181 in Momen of Inertia Momen of Inertia Momen o 1129,06 in
Tabel 4.2 Kondisi Kerja Pipa Pipe Line System
Sumber . Dokumen PT. XXX
Parameter Besaran Satuan
Operating Temperature 150 0F
Pressure 3300 Psi
Fluid Density 16,44 lb/in
1. Isometrik Perpipaan
Beriku adalah isometri dari sitem perpipaan yang dianalisa tegangannya, sistem perpipaan yang di analisa nilai tegangannya dengan menggunakan perhitungan manual diambil 3 segmen. Yaitu Segmen 1 (Node 25-30), Segmen 2 (Node 80-100), Segmen 3 (Node 100-105) untuk perhitungan Sustained Load dan Occasional Load, lalu untuk perhitungan thermal ekspansion yaitu Segmen 1 (Node 25-30), Segmen 2 (Node 100-105) dan Segmen 3 (Node 130-170). Tiap segmen diartikan perhitungan dari support ke
support, yang bisa mewakili kebanyakan routing di pemipaan ini.
Gambar 4.1 Isometrik perpipaan Pipe Line
Beriku adalah isometri dari sitem perpipaan yang dianalisa tegangannya, sistem perpipaan yang di analisa nilai tegangannya dengan menggunakan perhitungan manual diambil 3 segmen. Yaitu Segmen 1 (Node 25-30), Segmen 2 (Node 80-100), Segmen 3 (Node 100-105) untuk perhitungan Sustained LoadSustained LoadSustained Load dan dan Occasional Load
perhitungan thermal ekspansion yaitu Segmen 1 (Node 25-30), Segmen 2 (Node 100-105) dan Segmen 3 (Node 130-170). Tiap segmen diartikan perhitungan dari
2. Tegangan Ijin (Allowble Stress)
Untuk kondisi Sustained Load nilai tegangan ijin ditentukan sesuai persamaan 2.5 hasil perhitungan adalah sebagai berikut.
SSustained = 0,72 x Sy
= 0,72 x 65.000
= 46.800Psi
Untuk kondisi Occasional Load nilai tegangan ijin material sesuai dengan persamaan 2.6 hasil perhitungan adalah sebagai berikut.
SOccasional = 0,9 x Sy
= 0,9 x 65.000
= 58.500 psi
Tabel 4.3 Nilai Tegangan Ijin Berdasarkan ASME 31.8 Ch. VIII
Parameter Besaran Satuan
Sh 46800 Psi
Sc 58500 Psi
3. Nilai Tegangan Sustained Load
Sustained load adalah total dari longitudinal stress yang disebabkan oleh tegangan longitudinal tekan, tegangan axial dan tegangan tekuk. Nilai dari tegangan longitudianal tekan adalah sama pada setiap segmen pipa dikarenakan sesuai dengan 2.9. t PDo lp 4 = σ 625 , 0 . 4 14 . 3300 = lp
σ
480 . 18 = lp σ psi sional = 0,9 x Sy = 0,9 x 65.000 = 58.500 psiTabel 4.3 Nilai Tegangan Ijin Berdasarkan ASME 31.8 Ch. VIII
Parameter Besaran Satuan
Sh 46800 Psi
Sc 58500 Psi
Nilai Tegangan Sustained Load Sustained load adalah total dari
Sustained load adalah total dari
Sustained load longitudinal stress yang disebabkan oleh tegangan longitudinal tekan, tegangan axialaxialaxial dan tegangan tekuk. Nilai dari tegangan dan tegangan tekuk. Nilai dari tegangan longitudianal tekan adalah sama pada setiap segmen pipa dikarenakan sesuai dengan
Tabel 4.4 Nilai Longitudinal Tekan
No. Parameter Besaran Satuan
1. P 3300 psi
2. OD 14 in
3. t 0,625 in
4. SL 18.480 psi
Nilai dai akibat gaya axial pada setiap segmen pipa adalah sama dikarenakan gaya axial yang diakibatkan oleh pressure sama pada setiap segmen. Formula yang digunakan untuk menghitung tegangan axial sesuai dengan persamaan 2.7 Hasil dari tegangan akibat gaya axial dapat dilihat pada tabel 4.6.
- Pipa Outside Diameter Ao = 1/4x3,14xdo2 Ao = 1/4x3,14x142 Ao = 153,86 in2
- Pipa Inside Diameter Ai = 1/4x3,14xdi2 Ai = 1/4x3,14x12,492 Ai = 122,46 in2 - Am = Ao-Ai Am = 153,86 – 122,46 Am = 31,4 in2 -
σ
ax = Am Ai P. = 4 , 31 46 , 122 . 3300 = 12.870 psidigunakan untuk menghitung tegangan sesuai dengan persamaan 2.7 Hasil dari tegangan akibat gaya axialaxialaxial dapat dilihat pada tabel 4.6. dapat dilihat pada tabel 4.6.
Pipa Outside Diameter Ao = 1/4x3,14xdo2 Ao = 1/4x3,14x142 Ao = 153,86 in= 153,86 in= 153,86 in2 2
Pipa Inside Diameter Pipa Inside Diameter Pi Ai = 1/4x3,14xdi2 Ai = 1/4x3,14x12,492 Ai = 122,46 in46 in46 in2 2 Am = Ao-Ai Am = 153,86 – 122,46
Tabel 4.5 Nilai Akiat Axial Load
No. Parameter Besaran Satuan
1. P 3300 psi 2. π 3,14 -3. OD 14 in 4. ID 12,49 in 5. Ai 122,46 in2 6. Am 31,4 in2 7. σ ax 12.870 psi
Perhitungan bending stress dihitung setiap segmen dari pipa, maksud dari setiap segmen adalah potongan pipa antar support.
Nilai tegangan akibat beban berat baik berat pipa, berat fluida maupun insulasi (tegangan tekuk) berbeda pada setiap segmen dikarenakan setiap segmen pipa mempunyai panjang yang berbeda dan terdapat beban tambahan sehingga nilai momen bending berbeda, setelah diketahui nilai momen bending dari setiap segmen nilai
bending stress dapat diketahui sesuai dengan Persamaan 2.10. Perbandingan antara hasil
bending stress manual dan CAESAR II Versi 5.1 ditunjukkan pada Tabel 4.7 dan grafik pada Gambar 4.1. Berikut adalah kalkulasi bending stress dari 3 segmen yang telah di tentukan.
• Perhitungan beban merata segmen 1 (Node 25-30)
8 . 2 max L W M = 7. σ ax 12.870 psi
Perhitungan bending stress dihitung setiap segmen dari pipa, maksud dari setiap segmen adalah potongan pipa antar support.
Nilai tegangan akibat beban berat baik berat pipa, berat fluida maupun insulasi (tegangan tekuk) berbeda pada setiap segmen dikarenakan setiap segmen pipa mempunyai panjang yang berbeda dan terdapat beban tambahan sehingga nilai momen bending berbeda, setelah diketahui nilai momen bending dari setiap segmen nilai
bending stress dapat diketahui sesuai dengan Persamaan 2.10. Perbandingan antara hasil
bending stress manual dan CAESAR II Versi 5.1 ditunjukkan pada Tabel 4.7 dan grafik pada Gambar 4.1. Berikut adalah kalkulasi bending stress dari 3 segmen yang telah di tentukan.
8 91 . 47 . 13 , 57 2 max = M 79 , 16391 max= M lb.in I c M b . = σ 62 . 101 = b σ psi
• Perhitungan beban merata segmen 2 (Node 80-100)
8 . 2 max L W M = 8 709 , 395 . 13 , 57 2 max = M 006 , 1118217 max= M lb.in I c M b . = σ 08 , 1129 7 . 79 , 16391 = b σ 62 . 101 = b σ psi
Perhitungan beban merata segmen 2 (Node 80-100)
2
L W L2 W 2
08 , 1129 7 . 1118217 = b
σ
65 , 6932 = b σ psi• Perhitungan beban merata segmen 3 (Node 100-105)
8 . 2 max L W M = 8 512 , 235 . 13 , 57 2 max = M 87 , 396095 max= M lb.in I c M b . = σ 08 , 1129 7 . 87 , 396095 = b
σ
69 , 2455 = b σ psi 8 2 max L W.L W.L2 W 2 Mmax Mmax = 8 512 , 235 . 13 , 57,13.235,512 57,13.235,5122 57,13.235, 22 57 max = Mmax Mmax 87 , 39609587, 39609587 max= Mmax Mmax lb.in I c M b .c M.c M = σTabel 4.6 Nilai Tegangan Tekuk Akibat Beban Berat NO. Segmen OD (in) ID (in) L (in) W (lb/in) Mb (in-lb) I (in4) C (in) b
σ
(psi) 1. (Node25-30) 14 12,49 47,91 57,13 16391,79 1129,08 7 101,62 2. (Node80-100) 14 12,49 395,709 57,13 1118217 1129,08 7 6932,65 3. (Node 80-100) 14 12,49 235,512 57,13 396095,87 1129,08 7 2455,69Dari ketiga nilai tegangan diatas dapat diketahui total dari sustained load sesuai dengan Persamaan 2.9 yang ditunjukkan pada Tabel 4.8 dibawah ini.
Tabel 4.7 Nilai Tegangan Sustained Load
Segmen Axial Stress (psi) Longitudianal Bending Stress (psi) Longitudinal Pressure Sress (psi) Sustained Load S1 12870 101,62 18480 31451,62 S2 12870 6932,65 18480 38282,65 S3 12870 2455,69 18480 33805,69
Hasil perbandingan antara perhitungan manual dan CAESAR II Versi 5.1
ditunjukkan pada Tabel 4.8 dan grafik pada Gambar 4.1 Tabel 4.9 Hasil Perbandingan Nilai Tegangan Sustained Load Perhitungan Manual dan CAESAR II Versi 5.1.
Tabel 4.8 Perbandingan hasil perhitungan Manual dan Software
Segmen Hasil Hasil Allowable
dengan Persamaan 2.9 yang ditunjukkan pada Tabel 4.8 dibawah ini.
Tabel 4.7 Nilai Tegangan Sustained Load
Segmen Axial Stress (psi) Longitudianal Bending Stress (psi) Longitudinal Pressure Sress (psi) S1 12870 101,62 18480 31451,62 S2 12870 6932,65 18480 38282,65 S3 12870 2455,69 18480 33805,69
Hasil perbandingan antara perhitungan manual dan CAESAR II Versi 5.1
ditunjukkan pada Tabel 4.8 dan grafik pada Gambar 4.1 Tabel 4.9 Hasil Perbandingan Nilai Tegangan Sustained Load Perhitungan Manual dan CAESAR II Versi 5.1.
Perhitungan Manunal (psi) CAESAR (psi) Stress (psi) Deviasi S1 31451.62 21617.2 46800 9834,42 S2 38282,65 21719.5 46800 16513,15 S3 33805,69 21389.0 46800 12416
4.1Grafik perhitungan Manual dan Software Sustained Load
Dari grafik pada Gambar 4.1 diatas dapat diketahui bahwa perbandingan antara perhitungan manual dan CAESAR II Versi 5.1, untuk sustained load selisih terendah terdapat pada segmen1 dengan hasil perhitungan manual sebesar 31451,62 psi dan hasil
CAESAR II Versi 5.1 sebesar 21617 psi, sedangkan selisih tertinggi berada pada segmen 3 dengan hasil perhitungan manual 38232,65 psi dan hasil CAESAR II Versi 5.1 21389,0 psi. Walaupun terdapat selisih yang cukup besar antara perhitungan manual dan
CAESAR II Versi 5.1 keduanya masih tetap dalam batasan tegangan yang diijinkan. Selisih hasil disebabkan adanya perbedaan metode perhitungan, untuk perhitungan manual bending stress menggunakan metode simply supported beam sedangankan pada
CAESAR II Versi 5.1 menggunakan metode finite element analysis.
0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 40000 45000 50000 S1 S2 S3 St ress (ps i) Segmen
Grafik
Hasil Perhitungan Manual Hasil Perhitungan Software Allowable stress
4.1Grafik perhitungan Manual dan Software Sustained Load
Dari grafik pada Gambar 4.1 diatas dapat diketahui bahwa perbandingan antara perhitungan manual dan CAESAR II Versi 5.1, untuk sustained load
0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 40000 45000 S1 S2 S3 Segmen
Hasil Perhitungan Manual Hasil Perhitungan Software Allowable
4. Nilai tegangan Occasional Load
Perhitungan nilai tegangan occasional load akibat beban angin sesuai dengan persamaan 2.13. Nilai dari tegangan occasioanal load akibat beban angin sangan kecil sehingga nilainya bisa diabaikan. Hasil perhitungan manual occasional load akibat beban angin di tunjukan pada Tabel 4.10. Contoh kalkulasi occasional load pada Segmen 1 (Node 20-25). Diketahui:
ρ
= 0,062 lb/ft3 V = 91,86 ft/sµ
= 0,00000039 lbf.s/ft2 D = 14 in• Menetukan bilangan Coefficient drag (Cd)
µ
4 , 386 DV Re = 00000039 , 0 . 4 , 386 86 , 91 . 14 = e R 33 , 8578933 = e R Cd = 24/Re = 24/8578933,33 = 0,0000279• Beban yang diterima
2 .V2 q=
ρ
ρ
= 0,062 lb/ft3 V = 91,86 ft/sµ
= 0,00000039 lbf.s/ft2 D = 14 inMenetukan bilangan Coefficient drag (Cd)
µ
4 , 3864, 3864, DV Re = 000039 , 0 . 4 , 386,4.0,00000039 386 00 86 , 91 . 14 = e R 33 , 85789333357893333, 8578933, 8 = e R Cd = 24/Re2 86 , 91 . 0735 , 0 2 = q 106 , 310 = q psf 4 , 386 . .Dq Cd F = 4 , 386 38 , 238 . 14 . 0000279 . 0 = F 00313 . 0 = F lb/in F = 0.00313.47,91 = 0.015 lb
Tabel 4.9 Akibat Occasional Load
segmen D L (in) V V2
ρ
µ
Rn q (psf) q (lb/in) Cd F (lb) F (lb/in) q Software (psi) 1 14 47.91 91,86 8438,25 0,0565 0,00000039 8578933,33 310,106 2.15 0,0000279 0,015 0,00313 0 2 14 395,709 91,86 8438,25 0,0565 0,00000039 8578933,33 310,106 2.15 0,0000279 1,238 0,00313 0 3 14 235,512 91,86 8438,25 0,0565 0,00000039 8578933,33 310,106 2.15 0,0000279 0,737 0,00313 0Tabel 4.10 Perbandingan Hasil Perhitungan Manual dan Software
Segmen Perhitungan Manual (psi) Hasil CAESAR (psi) Allowable Stress (psi) S1 0,00313 0 58500 S2 0,00313 0 58500 S3 0,00313 0 58500 F = 0.00313.47,91 = 0.015 lb
Tabel 4.9 Akibat Occasional Load
men D L (in) V V2 V V2 V V
ρ
µ
Rn q (psf) (psf) ( q (lb/in) 14 47.91 91,86 8438,25 0,0565 0,00000039 8578933,33 310,106 2.15 0,0000279 0,015 0,00313 0 14 395,709 91,86 8438,25 0,0565 0,00000039 8578933,33 310,106 2.15 0,0000279 1,238 0,00313 0 14 235,512 91,86 8438,25 0,0565 0,00000039 8578933,33 310,106 2.15 0,0000279 0,737 0,00313 0Tabel 4.10 Perbandingan Hasil Perhitungan Manual dan Software
Segmen Perhitungan Manual (psi) Hasil CAESAR (psi) Allowable Stress S1 0,00313 0 58500 S2 0,00313 0 58500
4.2 Grafik perhitungan Manual dan Software Occasional Load
Dari Grafik 4.2 di atas dapat disimpulkan bahwa nilai dari tegangan occasional load sangat kecil untuk perhitungan manual diperoleh nilai tegangan akibat beban angin sebesar 0,00313 psi sedangkan saat running pada software CAESAR II Versi 5.1 nilai tegngan adalah 0 psi dan batasan tegangan ijin sebesar 58500 psi, jadi dapat disimpulkan bahwa sistem perpipaan yang terkena beban angin dengan kecepatan rendah dapat diabaikan.
5. Nilai Tegangan Thermal Ekspansi
Perhitungan nilai tegangan Thermal Ekspansi untuk pipa lurus sesuai dengan Persamaan 2.17. hasil perhitungan thermal ekspansi pipa lurus di tunjukkan pada Tabel 4.12.
• Perhitungan segmen 1 (Node 25-30)
- Menentukan defleksi pipa
EI Wl 384 5 4 = ∆ 0 10000 20000 30000 40000 50000 60000 70000 S1 S2 S3 St ress (ps i) Segmen
Grafik
Hasil Perhitungan Manual Hasil Perhitungan Software Allowable stress
0
S1 S2 S3
4.2 Grafik perhitungan Manual dan Software Occasional Load
Dari Grafik 4.2 di atas dapat disimpulkan bahwa nilai dari tegangan
sangat kecil untuk perhitungan manual diperoleh nilai tegangan akibat beban angin sebesar 0,00313 psi sedangkan saat runningrunningrunning pada pada software CAESAR II Versi 5.1
tegngan adalah 0 psi dan batasan tegangan ijin sebesar 58500 psi, jadi dapat disimpulkan bahwa sistem perpipaan yang terkena beban angin dengan kecepatan rendah dapat diabaikan.
Nilai Tegangan Thermal Ekspansi
08 , 1129 . 25700000 . 384 91 , 47 . 13 , 57 . 5 4 = ∆ 000135 , 0 = ∆ in
- Nilai thermal ekspansi
2 . . . 6 L I E M = ∆ 2 91 . 47 000135 , 0 . 08 , 1129 . 25700000 . 6 = M 81 , 10239 = M lb.in Z iM S = 29 , 161 81 , 10239 . 1 = S 48 , 63 = S psi
• Perhitungan segmen 2 (Node 100-105)
- Menentukan defleksi pipa
EI Wl 384 5 4 = ∆ 08 , 1129 . 25700000 . 384 512 , 235 . 13 , 57 . 5 4 = ∆ 078 , 0 = ∆ in - Thermal ekspansi 2 . . . 6 L I E M = ∆ 2 512 , 235 078 , 0 . 08 , 1129 . 2570000 . 6 = M 32 , 244837 = M lb.in 81 , 10239 = M lb.in Z iM S = 29 , 161 81 , 10239 . 1 = S 48 , 63 = S psi
Perhitungan segmen 2 (Node 100-105)
- Menentukan defleksi pipa
EI Wl 3844EIEI 5 4 = ∆ 08 , 1129 . 25700000 . 384.25700000.1129,08 384 ,08 512 , 235 . 13 , 57 . 5 4 = ∆ 078 , 0 = ∆ in
Z iM S = 29 , 161 32 , 244837 . 1 = S 29 , 1517 = S psi
• Perhitungan segmen 3 (Node 130-170)
- Menentukan defleksi pipa
EI Wl 384 5 4 = ∆ 08 , 1129 . 25700000 . 384 52 , 167 . 408 , 293 . 5 4 = ∆ 103 , 0 = ∆ in
- Nilai thermal ekspansi
2 . . . 6 L I E M = ∆ 2 5 , 167 103 , 0 . 08 , 1129 . 2570000 . 6 = M 989 , 643272 = M lb.in Z iM S = 29 , 161 989 , 643272 . 1 = S 30 , 3988 = S psi
Tabel 4.11 Nilai Tegangan Thermal Ekspansi
Segmen W (lb/in) L (in) E (psi) I (in4) ∆ (in) Z (in3) M (lb.in) Sb (psi) Sb Software (psi) 1 57,13 47,91 25.700.000 1129,08 0,00985 161,29 763764,26 4735,34 3.6 2 57,13 235,512 25.700.000 1129,08 0,078 161,29 244837,32 1517,29 364.1 EI Wl 3844EIEI 5 4 = ∆ 08 , 1129 . 25700000 . 384.25700000.1129,08 384 ,08 52 , 167 . 408 , 293 . 5 4 = ∆ 103 , 0 = ∆ in
- NilaiNilaiNilai thermal thermal thermal thermal ekspansi ekspansi
2 . . . 6 L I E.I. E. . M = ∆ 2 5 , 1675, 1675, 103 , 0 . 08 , 1129 . 2570000 . 6 = M 989 , 643272 = M lb.in Z iM S = 989 , 643272 . 1
3 293,408 167,52 25.700.000 1129,08 0,103 161,29 643272,989 3988,30 1463.6
Tabel 4.12 Perbandingan Hasil Perhitungan Manual dan Software
Segmen Perhitungan Manual (psi) Hasil CAESAR (psi) Allowable Stress (psi) Deviasi S1 63,48 3,6 25700 59,88 S2 1517,29 364.1 25700 1153.19 S3 3988,30 1463,6 25700 2256,4
4.3 Grafik perhitungan Manual dan Software Ekspansion Load
Dari grafik pada Gambar 4.3 diatas dapat diketahui bahwa perbandingan antara perhitungan manual dan CAESAR II Versi 5.1, untuk ekspansi load selisih terendah terdapat pada segmen1 dengan hasil perhitungan manual sebesar 63,48 psi dan hasil
CAESAR II Versi 5.1 sebesar 3,6 psi, sedangkan selisih tertinggi berada pada segmen 3 dengan hasil perhitungan manual 3988,30 psi dan hasil CAESAR II Versi 5.1 nilai 1463,6 psi. Walaupun terdapat selisih yang cukup besar antara perhitungan manual dan
0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 S1 S2 S3 St ress (ps i) Segmen
Grafik
Hasil Perhitungan Manual Hasil Perhitungan Software Allowable stress S3 3988,30 1463,6 25700 2256,4 0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 S1 S2 S3 Segmen
Grafik
Hasil Perhitungan Manual Hasil Perhitungan Software Allowable
CAESAR II Versi 5.1 keduanya masih tetap dalam batasan tegangan yang diijinkan. Selisih hasil disebabkan adanya perbedaan metode perhitungan, untuk perhitungan manual ekspansion load menggunakan metode pernode sedangnkan pada CAESAR II Versi 5.1 menggunakan metode finite element analysis.
4.3 Pemodelan
4.3.1 Pemasukan Input
Sebelum model dibuat, terlebih dahulu dilakukan pendefinisian system sebagaiamna sebagai berikut ini:
1. Nama Project : ANALISA TEGANGAN PIPA PADA PIPE LINE SYSTEM MILIK PT. XXX
2. Code Perpipaan : ASME B31.8 Ch. VIII
3. Sumbu vertical : Y
4. Sistem satuan Input : Brithis
5. Sistem satuan output : Brithis
Apabila identitas pipa yang akan dimodelkan pada tiap segmen belum didefinisikan pada tahap sebelumnya, secara otomatis program akan meminta input definisi pipa yang akan menggunakan identitas tersebut. Data yang harus dimasukan antara lain adalah diameter luar, schedule pipa, tebal dinding pipa, corrosion allowance, tebal isolasi, jenis material pipa dan rapat jenis isolasi, temperature, pressure, dan berikut properties materialnya
Gambar 4.2 Input Diameter Pipa
Nama ProjectProjectProject : ANALISA TEGANGAN PIPA PADA : ANALISA TEGANGAN PIPA PADA
SYSTEM MILIK PT. XXX
SYSTEM MILIK PT. XXX
SYSTEM
Code Perpipaan : ASME B31.8 Ch. VIII
Sumbu vertical : Y Sistem satuan Input : Brithis
Sistem satuan output : Brithis
Apabila identitas pipa yang akan dimodelkan pada tiap segmen belum didefinisikan pada tahap sebelumnya, secara otomatis program akan meminta input definisi pipa yang akan menggunakan identitas tersebut. Data yang harus dimasukan antara lain adalah diameter luar, schedule pipa, tebal dinding pipa, corrosion allowance
tebal isolasi, jenis material pipa dan rapat jenis isolasi, temperature properties materialnya
Referensi: Program CAESAR II Versi 5.1.
Gambar 4.3 Input Temperature dan Pressure
Referensi: Program CAESAR II Versi 5.1
Gambar 4.4 Input Material
Referensi: Program CAESAR II Versi 5.1.
Gambar 4.5 Input Density
Referensi: Program CAESAR II Versi 5.1.
Gambar 4.3 Input Temperature dan Pressure
Referensi: Program CAESAR II Versi 5.1
4.3.2 Analisa Software CAESAR II Versi5.1
Hasil terpenting dari analisa static adalah informasi besarnya tegangan yang terjadi pada sistem perpipaan.Output analisa tegangan yang diperoleh adalah nilai tegangan (Stress). Sustain Stress, Occational Stress, dan Expansion Stress sesuai batasan masalah dalam tugas akhir.
Berdasarkan output tersebut dapat diketahui system perpipaan yang dianalisa mengacu pada code ASME B31.8. Ch. VIII
Kondisi desain sesuai dengan scope of work conceptually drawing dan mengacu pada Piping Numbering & Material Requirement C-84535-BS-LLO-BOD-GN00-0001.Program yang digunakan untuk analisa adalah CAESAR II Versi 5.1.
4.3.3 Study Kasus
Pemodelan line 14”-PF-E6-30-1011 pada CAESAR II Versi 5.1 setelah memasukan data serta memasukan type support, pada titik node yang telah di tentukan.
Gambar 4.6 Pemodelan Pipa Referensi: Program CAESAR II Versi 5.1.
Kondisi desain sesuai dengan scope of work conceptually drawing
pada Piping Numbering & Material Requirement C-84535-BS-LLO-BOD-GN00-0001.Program yang digunakan untuk analisa adalah CAESAR II Versi 5.1
Study Kasus
Pemodelan line 14”-PF-E6-30-1011 pada CAESAR II Versi 5.1 setelah memasukan data serta memasukan type support, pada titik node yang telah di tentukan.