PENGARUH IMPLEMENTASI BUDAYA TRI HITA KARANA, EFISIENSI
NIGHT AUDITOR
, DAN KUALITAS TENAGA KERJA TERHADAP
KINERJA HOTEL BERBINTANG DI KABUPATEN BULELENG
1
P. Nopy Krisna Dewi,
1Gede Adi Yuniarta,
2I Putu Julianto
Jurusan Akuntansi Program S1
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
e-mail: {geknovi73@yahoo.co.id, gdadi_ak@yahoo.co.id, putujulianto@undiksha.ac.id}
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris pengaruh implementasi budaya Tri Hita Karana, efisiensi night auditor, dan kualitas tenaga kerja terhadap kinerja hotel. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data primer yang diperoleh dari kuisioner dan diukur dengan menggunakan skala likert. Populasi penelitian ini adalah karyawan bagian akuntansi yang bekerja pada hotel di Kabupaten Buleleng sebanyak 79 orang. Teknik pemilihan sampel menggunakan purposive sampling. Sampel yang digunakan penelitian ini adalah karyawan bagian akuntansi yang bekerja pada hotel di Kabupaten Buleleng yang terbagi ke dalam klasifikasi bintang 3, bintang 4, dan bintang 5 sebanyak 65 orang. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dengan menggunakan IBM SPSS 24.0 for Windows.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara parsial implementasi budaya Tri Hita Karana, efisiensi night auditor, dan kualitas tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja hotel. Secara simultan, implementasi budaya Tri Hita Karana, efisiensi night auditor, dan kualitas tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja hotel.
Kata kunci: implementasi budaya Tri Hita Karana, efisiensi night auditor, dan kualitas tenaga kerja terhadap kinerja hotel.
Abstract
This study aimed to prove empirically the effect of cultural implementation of Tri Hita Karana, night auditor efficiency, and labor quality on hotel performance. This research was a quantitative research using primary data obtained from the questionnaire and measured by using Likert scale. The population of this research were the employees of accounting department who worked at a hotel in Buleleng Regency as many as 79 people. The sample selection technique used was purposive sampling. The sample used in this research were the employees of accounting department who worked at a hotel in Buleleng Regency which was divided into the classification of 3 stars, 4 stars, and 5 stars as many as 65 people. The data analysis technique used was multiple linear regression analysis by using IBM SPSS 24.0 for Windows.
The results of this study showed that partially cultural implementation of Tri Hita Karana, night auditor efficiency, and labor quality had positive and significant effect on hotel performance. Simultaneously, cultural implementation of Tri Hita Karana, night auditor efficiency, and labor quality had significant effect on hotel performance
Keywords: cultural implementation of Tri Hita Karana, night auditor efficiency, and labor quality on hotel performance.
PENDAHULUAN
Bali terkenal memiliki julukan Pulau Dewata atau Pulau Seribu Pura. Hal ini disebabkan oleh keunikan masyarakat Bali mengenai tradisi dan kebudayaan yang mendunia, membuat Bali menjadi ikon pariwisata dunia. Kehidupan sosial kultural masyarakat yang khas dan religius didasarkan atas harmonisme antara sistem beragama yang berpadukan dengan nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Bali itu sendiri. Berdasarkan hasil sebuah survei, dari sepuluh elemen budaya, tradisi yang unik menempati urutan pertama alasan wisatan datang ke Bali (Margi, 2005).
Dengan menyandang gelar sebagai salah satu lokasi wisata, Kabupaten Buleleng berusaha menjadikan para tamunya nyaman. Mulai dari membangun sarana pokok kepariwisataan seperti fasilitas akomodasi hotel dan restaurant.
Data yang diperoleh dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Buleleng (2017), terdapat 14 hotel berbintang, 188 hotel melati, dan 215 pondok wisata serta villa yang tersebar di kabupaten buleleng, meskipun pada tahun 1970 hanya berdiri beberapa pondok wisata. Oleh karena itu, masih adanya jumlah hotel yang sama dalam periode tahun yang berbeda yang menunjukan bahwa obyek wisata yang dimiliki belum mampu dimanfaatkan secara optimal sehingga secara tidak langsung akan berdampak pada kinerja hotel berbintang di kabupaten buleleng, maka rasionalnya apabila wisata berkunjung dan menginap sedikit, maka revenue hotel mengalami penurunan.
Faktor yang mempengaruhi kinerja hotel adalah implementasi budaya Tri Hita Karana. Pengaruh implementasi budaya Tri Hita Karana terhadap kinerja hotel berhubungan dengan teori yang dikemukan oleh Donder (2007) bahwa konsep ajaran Tri Hita Karana menekankan pada nilai-nilai
realitas hidup bersama dalam hal
penanaman nilai-nilai religius,
pembudayaan nilai sosial, penghargaan
gender, penanaman nilai keadilan,
pengembangan sikap domokratis,
penanaman sikap kejujuran, peningkatan sikap dan daya juang, dan pengembangan
sikap tanggung jawab. Implementasi
budaya Tri Hita Karana dapat memperkuat level penalaran moral individu seseorang.
Menurut Kohlberg (1995), individu yang
memiliki level penalaran moral tinggi memiliki motivasi utama bukan untuk kepentingan pribadinya. Dengan demikian, jika level penalaran moral individu seseorang semakin tinggi, maka individu
akan menjalankan peraturan-peraturan
yang berlaku dan menghindari perbuatan kecurangan untuk kepentingan pribadinya. Hal ini yang menunjukkan implementasi budaya Tri Hita Karana dapat membuat tingkah laku karyawan lebih jujur, bertanggung jawab, memiliki daya juang dalam bekerja sehingga karyawan akan lebih cenderung menjalankan pekerjaan sesuai dengan peraturan perusahaan. Jika karyawan bekerja sesuai dengan aturan yang berlaku pada perusahaan, maka kinerja perusahaan akan semakin meningkat.
Pada hubungan implementasi budaya
Tri Hita Karana dengan kinerja hotel, peneliti mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Nariyati (2016), yang menunjukkan bahwa secara parsial implementasi budaya Tri Hita Karana berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja hotel. Jika implementasi budaya Tri Hita Karana semakin tinggi, maka kinerja hotel juga semakin tinggi. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti mengambil hipotesis pertama:
H1: Implementasi budaya Tri Hita Karana berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja hotel.
Faktor lain yang mempengaruhi kinerja hotel adalah efisiensi night auditor. Teori yang mendukung efisiensi night auditor berpengaruh terhadap kinerja hotel dikemukakan oleh Widanaputra dkk (2009), yang menyatakan bahwa night auditor atau auditor malam hari adalah pihak yang bertanggung jawab pada kebenaran dan ketelitian pemasukan data penjualan dalam satu hari. Sugiarto dan Hartadi (2006) menyatakan bahwa fungsi utama auditor malam hari menyeimbangkan data akuntansi dalam menyiapkan ringkasan laporan keuangan sehari-hari. Efisiensi
night auditor disini tercermin dari kepuasan pengguna laporan keuangan yang dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi
pembuatan laporan malam hari. Night auditor memperkecil biaya operasional yang dikeluarkan hotel. Tercapainya tujuan hotel dengan waktu, target, biaya serta tenaga dan pikiran yang seefisien mungkin menunjukkan bahwa kinerja hotel meningkat dengan baik.
Pada hubungan efisiensi night auditor
dengan kinerja hotel, peneliti mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Utami (2017), yang menunjukkan bahwa secara parsial efisiensi night auditor berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja hotel. Jika efisiensi night auditor semakin tinggi, maka kinerja hotel juga semakin tinggi. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti mengambil hipotesis kedua:
H2: Efisiensi night auditor berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja hotel.
Faktor lain yang mempengaruhi kinerja hotel adalah kualitas tenaga kerja. Menurut Matutina (2001), kualitas sumber daya manusia mengacu pada pengetahuan (knowledge), yaitu kemampuan yang dimiliki karyawan yang lebih berorientasi pada: (1) intelejensi dan daya fikir serta penguasaan ilmu yang luas yang dimiliki karyawan, (2) keterampilan (skill), yaitu kemampuan dan penguasaan teknis operasional di bidang tertentu yang dimiliki karyawan, dan (3) kemampuan (abilities), yaitu kemampuan yang terbentuk dari sejumlah kompetensi yang dimiliki seorang karyawan yang mencakup loyalitas, kedisiplinan, kerjasama dan tanggung jawab. Kemampuan pegawai sebagai sumber daya manusia dalam suatu perusahaan sangat penting arti dan keberadaannya untuk peningkatan produktivitas kerja perusahaan. Hal ini sangat diperlukan agar manajemen perusahaan dapat berlangsung secara efektif dan efisien, tidak hanya jumlahnya yang cukup, tetapi juga kualitas tenaga kerja yang harus diukur dengan melihat latar belakang pendidikan, keterampilan, pengalaman kerja, jenjang jabatan dan status kepegawaian. Adanya tenaga kerja yang berkualitas akan mendorong tercapainya kinerja perusahaan yang efektif dan efisien sehingga akan bermuara pada peningkatan kinerja perusahaan.
Pada hubungan kualitas tenaga kerja dengan kinerja hotel, peneliti mengacu
pada penelitian yang dilakukan oleh Nariyati (2016), yang menunjukkan bahwa secara parsial kualitas tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja hotel. Jika kualitas tenaga kerja semakin tinggi, maka kinerja hotel juga semakin tinggi. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti mengambil hipotesis ketiga:
H3: Kualitas tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja hotel.
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti mengambil hipotesis keempat: H4: Implementasi budaya Tri Hita Karana, efisiensi night auditor, dan kualitas tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja hotel.
Dengan demikian, adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut (1) untuk
mengetahui adanya pengaruh
implementasi budaya Tri Hita Karana
terhadap kinerja hotel berbintang di Kabupaten Buleleng; (2) untuk mengetahui adanya pengaruh efisiensi night auditor
terhadap kinerja hotel berbintang di Kabupaten Buleleng; (3) untuk mengetahui adanya pengaruh kualitas tenaga kerja terhadap kinerja hotel berbintang di Kabupaten Buleleng, dan (4) untuk mengetahui adanya pengaruh secara simultan implementasi budaya Tri Hita Karana, efisiensi night auditor, dan kualitas tenaga kerja terhadap kinerja hotel berbintang di Kabupaten Buleleng.
METODE
Penelitian ini dilaksanakan pada hotel dengan klasifikasi bintang 3, bintang 4, dan bintang 5 yang ada di Kabupaten Buleleng. Rancangan penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Variabel bebas penelitian ini adalah implementasi budaya Tri Hita Karana, efisiensi night auditor, dan kualitas tenaga kerja. Sedangkan, variabel terikat penelitian ini adalah kinerja hotel.
Populasi penelitian ini adalah karyawan bagian akuntansi yang bekerja pada hotel di Kabupaten Buleleng sebanyak 79 orang. Metode pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan
purposive sampling. Purposive sampling
merupakan teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu atau disebut
juga dengan penarikan sampel bertujuan (Ikhsan, 2008). Jadi, sampel yang digunakan penelitian ini adalah karyawan bagian akuntansi yang bekerja pada hotel di Kabupaten Buleleng yang terbagi ke dalam klasifikasi bintang 3, bintang 4, dan bintang 5 sebanyak 65 orang.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik kuesioner. Skala yang digunakan dalam penyusunan kuesioner penelitian ini adalah skala likert. Skala likert merupakan skala yang digunakan untuk mengukur, sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2013). Setiap pernyataan disediakan 5 (lima) alternatif jawaban, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (R), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) uji kualitas data meliputi uji validitas dan uji reliabilitas instrumen dan (2) analisis regresi linier berganda dengan uji asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
Hasil uji validitas instrumen menunjukkan bahwa nilai rhitung untuk semua item lebih besar dari rtabel = 0,263 sehingga seluruh item kuisioner implementasi budaya Tri Hita Karana, efisiensi night auditor, kualitas tenaga kerja, dan kinerja hotel dinyatakan valid. Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa semua variabel memiliki Alpha Cronbach lebih besar dari 0,70. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa kuesioner implementasi budaya Tri Hita Karana, efisiensi night auditor, kualitas tenaga kerja, dan kinerja hotel adalah reliabel.
Hasil uji normalitas menggunakan
One Sample Kolmogorov-Smirnov Test
menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,200. Nilai tersebut lebih besar dari 0,05. Berdasarkan kriteria uji normalitas, data berdistribusi normal jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa sebaran data implementasi budaya Tri Hita Karana, efisiensi night auditor, kualitas tenaga kerja, dan kinerja hotel berdistribusi normal.
Hasil pengujian multikolinieritas mengunakan Variance Inflation Factor (VIF) menunjukkan nilai VIF dari variabel implementasi budaya Tri Hita Karana, efisiensi night auditor, kualitas tenaga kerja lebih kecil dari 10 dan nilai tolerance lebih besar dari 0,1. Berdasarkan nilai VIF dan
tolerance, korelasi di antara variabel bebas dapat dikatakan mempunyai korelasi yang lemah. Dengan demikian tidak terjadi multikolinearitas pada model regresi linier.
Hasil uji heteroskedastisitas menggunakan uji Glejser menunjukkan bahwa nilai signifikansi antara variabel bebas dengan absolut residual lebih besar dari 0,05. Dengan demikian, tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi linier.
Karena hasil uji asumsi klasik sudah terpenuhi, maka pengujian hipotesis dengan analisis regresi linier berganda dapat dilanjutkan. Pada penelitian ini diajukan empat hipotesis. Pengujian tiga hipotesis secara parsial menggunakan uji t seperti yang tampak pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Uji t
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 2,629 1,237 2,125 0,038 X1 0,083 0,025 0,342 3,298 0,002 X2 0,170 0,065 0,244 2,620 0,011 X3 0,176 0,043 0,405 4,082 0,000 a. Dependent Variable: Y (Sumber: data diolah 2017)
Berdasarkan hasil analisis koefisien regresi dan hasil uji t pada Tabel 1 dapat diinterpretasikan pengujian hipotesis secara parsial sebagai berikut.
1. Variabel implementasi budaya Tri Hita Karana memiliki koefisien regresi 0,083 dengan nilai signifikansi 0,002. Nilai signifikansi lebih kecil dari α = 0,05, maka implementasi budaya Tri Hita Karana berpengaruh signifikan terhadap kinerja hotel. Sedangkan, nilai koefisien regresi yang positif menunjukkan bahwa implementasi budaya Tri Hita Karana
berpengaruh positif terhadap kinerja hotel. Jadi, implementasi budaya Tri Hita Karana berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja hotel.
2. Variabel efisiensi night auditor memiliki koefisien regresi 0,170 dengan nilai signifikansi 0,011. Nilai signifikansi lebih kecil dari α = 0,05, maka efisiensi night auditor berpengaruh signifikan terhadap
kinerja hotel. Sedangkan, nilai koefisien regresi yang positif menunjukkan bahwa efisiensi night auditor berpengaruh positif terhadap kinerja hotel. Jadi, efisiensi night auditor berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja hotel.
3. Variabel kualitas tenaga kerja memiliki koefisien regresi 0,176 dengan nilai signifikansi 0,000. Nilai signifikansi lebih kecil dari α = 0,05, maka kualitas tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja hotel. Sedangkan, nilai koefisien regresi yang positif menunjukkan bahwa kualitas tenaga kerja berpengaruh positif terhadap kinerja hotel. Jadi, kualitas tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja hotel.
Pengujian hipotesis secara simultan menggunakan uji F seperti yang tampak pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil Uji F
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 94,833 3 31,611 44,248 0,000 Residual 37,149 52 0,714 Total 131,982 55 a. Dependent Variable: Y b. Predictors: (Constant), X3, X2, X1 (Sumber: data diolah 2017)
Sesuai dengan Tabel 2 ditunjukkan bahwa nilai F sebesar 44,248 dengan nilai signifikansi uji F 0,000. Nilai signifikansi uji F 0,000 lebih kecil dari 0,05. Jadi, dapat disimpulkan secara simultan implementasi budaya Tri Hita Karana, efisiensi night auditor, dan kualitas tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja hotel.
Besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dapat ditunjukkan dengan koefisien determinasi, yang ditunjukkan dengan nilai Adjusted R
Square. Pada penelitian ini menggunakan nilai dari Adjusted R Square karena
Adjusted R Square adalah koefisien determinasi yang disesuaikan untuk regresi yang menggunakan 3 atau lebih variabel independen (Ghozali, 2011). Hasil analisis
menunjukkan bahwa hasil perhitungan koefisien determinasi sebesar 0,702. Hal ini menunjukkan bahwa 70,2% variabel kinerja hotel dipengaruhi oleh variabel implementasi budaya Tri Hita Karana, efisiensi night auditor, dan kualitas tenaga kerja, sedangkan 29,8% dipengaruhi oleh faktor lain.
Pembahasan
Pengaruh Implementasi Budaya Tri Hita Karana Terhadap Kinerja Hotel
Hasil pengujian hipotesis pertama mengenai pengaruh implementasi budaya
Tri Hita Karana terhadap kinerja hotel menunjukkan nilai koefisien regresi 0,083 dengan nilai signifikansi uji t sebesar 0,002. Oleh karena itu, hipotesis pertama dalam penelitian ini diterima. Hal ini menunjukkan
bahwa implementasi budaya Tri Hita Karana berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja hotel. Jika implementasi budaya Tri Hita Karana semakin tinggi, maka kinerja hotel juga semakin tinggi.
Pengaruh implementasi budaya Tri Hita Karana terhadap kinerja hotel berhubungan dengan teori yang dikemukan oleh Donder (2007) bahwa konsep ajaran Tri Hita Karana menekankan pada nilai-nilai
realitas hidup bersama dalam hal
penanaman nilai-nilai religius,
pembudayaan nilai sosial, penghargaan
gender, penanaman nilai keadilan,
pengembangan sikap domokratis,
penanaman sikap kejujuran, peningkatan sikap dan daya juang, dan pengembangan sikap tanggung jawab. Hal ini menunjukkan
bahwa implementasi budaya Tri Hita
Karana dapat memperkuat rasa tanggung jawab dan kejujuran individu untuk melaksanakan setiap tindakan berdasarkan peraturan yang berlaku. Hal ini dipertegas oleh pendapat Robbins dan Judge (2008) bahwa budaya mempermudah timbulnya komitmen pada suatu tujuan yang lebih luas daripada kepentingan diri individual seseorang. Implementasi budaya Tri Hita Karana dapat memperkuat level penalaran moral individu seseorang. Menurut Kohlberg (1995), individu yang memiliki level penalaran moral tinggi memiliki motivasi utama bukan untuk kepentingan pribadinya. Dengan demikian, jika level penalaran moral individu seseorang
semakin tinggi, maka individu akan
menjalankan peraturan-peraturan yang berlaku dan menghindari perbuatan kecurangan untuk kepentingan pribadinya. Hal ini yang menunjukkan implementasi budaya Tri Hita Karana dapat membuat tingkah laku karyawan lebih jujur, bertanggung jawab, memiliki daya juang dalam bekerja sehingga karyawan akan lebih cenderung menjalankan pekerjaan sesuai dengan peraturan perusahaan. Jika karyawan bekerja sesuai dengan aturan yang berlaku pada perusahaan, maka kinerja perusahaan akan semakin meningkat. Hal inilah yang menunjukkan bahwa implementasi budaya Tri Hita Karana berpengaruh positif terhadap kinerja hotel.
Penelitian sebelumnya yang konsisten dengan hasil penelitian ini dilakukan oleh Nariyati (2016), yang menunjukkan bahwa secara parsial implementasi budaya Tri Hita Karana berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja hotel. Hasil yang konsisten ditunjukkan oleh Riana (2011), yang menyatakan bahwa secara parsial implementasi budaya Tri Hita Karana
berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja usaha.
Pengaruh Efisiensi Night Auditor
Terhadap Kinerja Hotel
Hasil pengujian hipotesis kedua mengenai pengaruh efisiensi night auditor
terhadap kinerja hotel menunjukkan nilai koefisien regresi 0,170 dengan nilai signifikansi uji t sebesar 0,011. Oleh karena itu, hipotesis kedua dalam penelitian ini diterima. Hal ini menunjukkan bahwa efisiensi night auditor berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja hotel. Jika efisiensi night auditor semakin tinggi, maka kinerja hotel juga semakin tinggi.
Teori yang mendukung efisiensi night auditor berpengaruh terhadap kinerja hotel dikemukakan oleh Widanaputra dkk (2009), yang menyatakan bahwa night auditor atau auditor malam hari adalah pihak yang bertanggung jawab pada kebenaran dan ketelitian pemasukan data penjualan dalam satu hari. Tugas auditor malam hari memeriksa semua laporan dari transaksi penjualan yang telah dicatat setiap hari. Sugiarto dan Hartadi (2006) menyatakan bahwa fungsi utama auditor malam hari menyeimbangkan data akuntansi dalam menyiapkan ringkasan laporan keuangan sehari-hari. Pada posisi ini akan dihasilkan informasi jumlah total pendapatan yang dihasilkan pada masing-masing sumber pendapatan pada hari itu dan mengecek setiap transaksi-transaksi untuk meyakinkan bahwa semuanya telah dicatat. Setelah pekerjaan selesai, tugas dari auditor malam hari selanjutnya adalah menyampaikan segera hasil pemeriksaan keuangan kepada audit pemasukan dengan format baik. Biasanya digunakan formulir dari rangkuman pendapatan yang telah tercetak dan laporan yang terperinci bersama dengan data tingkat hunian kamar serta data lainnya. Auditor malam hari
menerima laporan masing-masing kasir penjualan. Laporan awal tentang hari sebelumnya disampaikan kepada audit pendapatan berdasarkan informasi yang diberikan oleh auditor malam hari akan membuat catatan harian penjualan sebagai informasi pada pihak manajemen.
Efisiensi night auditor disini tercermin dari kepuasan pengguna laporan keuangan yang dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi pembuatan laporan malam hari. Hal ini akan berpengaruh terhadap kinerja hotel secara keseluruhan. Dengan meningkatkan efisiensi night auditor, maka semakin tinggi kinerja hotel. Night auditor
memperkecil biaya operasional yang dikeluarkan hotel. Tercapainya tujuan hotel dengan waktu, target, biaya serta tenaga dan pikiran yang seefisien mungkin menunjukkan bahwa kinerja hotel meningkat dengan baik. Hal inilah yang menunjukkan bahwa efisiensi night auditor
berpengaruh positif terhadap kinerja hotel. Penelitian sebelumnya yang konsisten dengan hasil penelitian ini dilakukan oleh Utami (2017), yang menunjukkan bahwa secara parsial efisiensi night auditor
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja hotel.
Pengaruh Kualitas Tenaga Kerja
Terhadap Kinerja Hotel
Hasil pengujian hipotesis ketiga mengenai pengaruh kualitas tenaga kerja terhadap kinerja hotel menunjukkan nilai koefisien regresi 0,176 dengan nilai signifikansi uji t sebesar 0,000. Oleh karena itu, hipotesis ketiga dalam penelitian ini diterima. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja hotel. Jika kualitas tenaga kerja semakin tinggi, maka kinerja hotel juga semakin tinggi.
Menurut Joewono (2003), kualitas adalah sebagai tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai suatu tujuan yang ditetapkan. Suatu pekerjaan dikatakan baik dan sukses jika tujan yang diinginkan dapat dicapai dengan baik. Senada dengan itu, Sutrisno (2011) menyatakan bahwa sumber daya manusia yang berkualitas adalah pegawai yang siap, mampu, dan siaga dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi.
Menurut Matutina (2001), kualitas sumber daya manusia mengacu pada pengetahuan (knowledge), yaitu kemampuan yang dimiliki karyawan yang lebih berorientasi pada: (1) intelejensi dan daya fikir serta penguasaan ilmu yang luas yang dimiliki karyawan, (2) keterampilan (skill), yaitu kemampuan dan penguasaan teknis operasional di bidang tertentu yang dimiliki karyawan, dan (3) kemampuan (abilities), yaitu kemampuan yang terbentuk dari sejumlah kompetensi yang dimiliki seorang karyawan yang mencakup loyalitas, kedisiplinan, kerjasama dan tanggung jawab. Senada dengan itu, Ruky (2003) menyatakan bahwa kualitas sumber daya manusia adalah tingkat pengetahuan, kemampuan, dan kemauan yang dapat ditunjukkan oleh sumber daya manusia. Kemampuan pegawai sebagai sumber daya manusia dalam suatu perusahaan sangat penting arti dan keberadaannya untuk peningkatan produktivitas kerja perusahaan. Menurut Koswara (2001), konteks kualias sumber daya karyawan di era otonomi adalah kemampuan professional dan keterampilan teknis karyawan. Hal ini sangat diperlukan agar manajemen perusahaan dapat berlangsung secara efektif dan efisien, tidak hanya jumlahnya yang cukup, tetapi juga kualitas tenaga kerja yang harus diukur dengan melihat latar belakang pendidikan, keterampilan, pengalaman kerja, jenjang jabatan dan status kepegawaian. Adanya tenaga kerja yang berkualitas akan mendorong tercapainya kinerja perusahaan yang efektif dan efisien sehingga akan bermuara pada peningkatan kinerja perusahaan. Hal inilah yang menunjukkan bahwa kualitas tenaga kerja berpengaruh positif terhadap kinerja hotel.
Penelitian sebelumnya yang konsisten dengan hasil penelitian ini dilakukan oleh Nariyati (2016), yang menunjukkan bahwa secara parsial kualitas tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja hotel. Hasil yang konsisten ditunjukkan oleh Juita (2013), yang menyatakan bahwa secara parsial kualitas sumber daya manusia berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
Pengaruh Implementasi Budaya Tri Hita
Karana, Efisiensi Night Auditor, dan
Kualitas Tenaga Kerja Terhadap Kinerja Hotel
Hasil pengujian hipotesis keempat mengenai pengaruh implementasi budaya
Tri Hita Karana, efisiensi night auditor, dan kualitas tenaga kerja terhadap kinerja hotel menunjukkan nilai F sebesar 44,248 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Oleh karena itu, hipotesis keempat dalam penelitian ini diterima. Hal ini menunjukkan bahwa implementasi budaya Tri Hita Karana, efisiensi night auditor, dan kualitas tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja hotel.
Pengaruh implementasi budaya Tri Hita Karana terhadap kinerja hotel berhubungan dengan teori yang dikemukan oleh Donder (2007) bahwa konsep ajaran Tri Hita Karana menekankan pada nilai-nilai
realitas hidup bersama dalam hal
penanaman nilai-nilai religius,
pembudayaan nilai sosial, penghargaan
gender, penanaman nilai keadilan,
pengembangan sikap domokratis,
penanaman sikap kejujuran, peningkatan sikap dan daya juang, dan pengembangan sikap tanggung jawab. Hal ini menunjukkan
bahwa implementasi budaya Tri Hita
Karana dapat memperkuat rasa tanggung
jawab dan kejujuran individu untuk melaksanakan setiap tindakan berdasarkan peraturan yang berlaku. Hal ini dipertegas oleh pendapat Robbins dan Judge (2008) bahwa budaya mempermudah timbulnya komitmen pada suatu tujuan yang lebih luas daripada kepentingan diri individual seseorang. Implementasi budaya Tri Hita Karana dapat memperkuat level penalaran moral individu seseorang. Menurut Kohlberg (1995), individu yang memiliki level penalaran moral tinggi memiliki motivasi utama bukan untuk kepentingan pribadinya. Dengan demikian, jika level penalaran moral individu seseorang
semakin tinggi, maka individu akan
menjalankan peraturan-peraturan yang berlaku dan menghindari perbuatan kecurangan untuk kepentingan pribadinya. Hal ini yang menunjukkan implementasi budaya Tri Hita Karana dapat membuat tingkah laku karyawan lebih jujur, bertanggung jawab, memiliki daya juang
dalam bekerja sehingga karyawan akan lebih cenderung menjalankan pekerjaan sesuai dengan peraturan perusahaan. Jika karyawan bekerja sesuai dengan aturan yang berlaku pada perusahaan, maka kinerja perusahaan akan semakin meningkat. Hal inilah yang menunjukkan bahwa implementasi budaya Tri Hita Karana berpengaruh positif terhadap kinerja hotel.
Faktor lain yang mempengaruhi kinerja hotel adalah efisiensi night auditor. Teori yang mendukung efisiensi night auditor berpengaruh terhadap kinerja hotel dikemukakan oleh Widanaputra dkk (2009), yang menyatakan bahwa night auditor atau auditor malam hari adalah pihak yang bertanggung jawab pada kebenaran dan ketelitian pemasukan data penjualan dalam satu hari. Tugas auditor malam hari memeriksa semua laporan dari transaksi penjualan yang telah dicatat setiap hari. Sugiarto dan Hartadi (2006) menyatakan bahwa fungsi utama auditor malam hari menyeimbangkan data akuntansi dalam menyiapkan ringkasan laporan keuangan sehari-hari. Efisiensi night auditor disini tercermin dari kepuasan pengguna laporan keuangan yang dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi pembuatan laporan malam hari. Hal ini akan berpengaruh terhadap kinerja hotel secara keseluruhan. Dengan meningkatkan efisiensi night auditor, maka semakin tinggi kinerja hotel. Night auditor memperkecil biaya operasional yang dikeluarkan hotel. Tercapainya tujuan hotel dengan waktu, target, biaya serta tenaga dan pikiran yang seefisien mungkin menunjukkan bahwa kinerja hotel meningkat dengan baik. Hal inilah yang menunjukkan bahwa efisiensi
night auditor berpengaruh positif terhadap
kinerja hotel. Penelitian sebelumnya yang
konsisten dengan hasil penelitian ini dilakukan oleh Utami (2017), yang menunjukkan bahwa secara parsial efisiensi
night auditor berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja hotel.
Faktor lain yang mempengaruhi kinerja hotel adalah kualitas tenaga kerja. Menurut Joewono (2003), kualitas adalah sebagai tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai suatu tujuan yang
ditetapkan. Suatu pekerjaan dikatakan baik dan sukses jika tujan yang diinginkan dapat dicapai dengan baik. Senada dengan itu, Sutrisno (2011) menyatakan bahwa sumber daya manusia yang berkualitas adalah pegawai yang siap, mampu, dan siaga dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi. Menurut Matutina (2001), kualitas sumber daya manusia mengacu pada pengetahuan (knowledge), yaitu kemampuan yang dimiliki karyawan yang lebih berorientasi pada: (1) intelejensi dan daya fikir serta penguasaan ilmu yang luas yang dimiliki karyawan, (2) keterampilan (skill), yaitu kemampuan dan penguasaan teknis operasional di bidang tertentu yang dimiliki karyawan, dan (3) kemampuan (abilities), yaitu kemampuan yang terbentuk dari sejumlah kompetensi yang dimiliki seorang karyawan yang mencakup loyalitas, kedisiplinan, kerjasama dan tanggung jawab. Senada dengan itu, Ruky (2003) menyatakan bahwa kualitas sumber daya manusia adalah tingkat pengetahuan, kemampuan, dan kemauan yang dapat ditunjukkan oleh sumber daya manusia. Kemampuan pegawai sebagai sumber daya manusia dalam suatu perusahaan sangat penting arti dan keberadaannya untuk peningkatan produktivitas kerja perusahaan. Menurut Koswara (2001), konteks kualias sumber daya karyawan di era otonomi adalah kemampuan professional dan keterampilan teknis karyawan. Hal ini sangat diperlukan agar manajemen perusahaan dapat berlangsung secara efektif dan efisien, tidak hanya jumlahnya yang cukup, tetapi juga kualitas tenaga kerja yang harus diukur dengan melihat latar belakang pendidikan, keterampilan, pengalaman kerja, jenjang jabatan dan status kepegawaian. Adanya tenaga kerja yang berkualitas akan mendorong tercapainya kinerja perusahaan yang efektif dan efisien sehingga akan bermuara pada peningkatan kinerja perusahaan. Hal inilah yang menunjukkan bahwa kualitas tenaga kerja berpengaruh positif terhadap kinerja hotel.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
(1) Implementasi budaya Tri Hita Karana
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja hotel, yang ditunjukkan dengan koefisien regresi yang positif 0,083 dengan nilai signifikansi uji t 0,002 lebih kecil dari α = 0,05. Artinya, apabila implementasi budaya Tri Hita Karana semakin tinggi, maka kinerja hotel juga semakin tinggi. (2) Efisiensi night auditor berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja hotel, yang ditunjukkan dengan koefisien regresi yang positif 0,170 dengan nilai signifikansi uji t 0,011 lebih kecil dari α = 0,05. Artinya, apabila efisiensi night auditor semakin tinggi, maka kinerja hotel juga semakin tinggi. (3) Kualitas tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja hotel, yang ditunjukkan dengan koefisien regresi yang positif 0,176 dengan nilai signifikansi uji t 0,000 lebih kecil dari α = 0,05. Artinya, apabila kualitas tenaga kerja semakin tinggi, maka kinerja hotel juga semakin tinggi. (4) Implementasi budaya Tri Hita Karana, efisiensi night auditor, dan kualitas tenaga kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja hotel, yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi uji F 0,000 lebih kecil dari α = 0,05. Artinya, apabila implementasi budaya
Tri Hita Karana, efisiensi night auditor, dan kualitas tenaga kerja semakin tinggi, maka kinerja hotel juga semakin tinggi.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut. (1) Bagi pihak manajemen hotel di Kabupaten Buleleng, agar lebih memperhatikan implementasi budaya Tri Hita Karana, efisiensi night auditor, dan kualitas tenaga kerja dalam upaya untuk meningkatkan kinerja hotel. Hal tersebut karena implementasi budaya Tri Hita Karana, efisiensi night auditor, dan kualitas tenaga kerja bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja karyawan, sehingga karyawan mampu meningkatkan kinerja individu yang pada akhirnya membuat karyawan semakin disiplin dalam rangka mendukung terciptanya kinerja hotel yang tinggi. (2) Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk mengkaji aspek yang serupa mengenai pengaruh implementasi budaya Tri Hita Karana, efisiensi night
auditor, dan kualitas tenaga kerja terhadap kinerja hotel diharapkan untuk mengembangkan penelitian ini dengan menggunakan populasi dan sampel yang lebih luas, tidak hanya hotel di Kabupaten Buleleng, tetapi juga di kabupaten lainnya agar hasil penelitian lebih teruji keandalannya. (3) Berdasarkan hasil perhitungan koefisien determinasi sebesar 0,702. Hal ini menunjukkan bahwa 70,2% kinerja hotel dipengaruhi oleh implementasi budaya Tri Hita Karana, efisiensi night auditor, dan kualitas tenaga kerja, sedangkan 29,8% dipengaruhi oleh faktor lain. Dengan demikian disarankan bagi peneliti selanjutnya dapat menggunakan variabel lain yang mempengaruhi kinerja hotel seperti insentif finansial, insentif non finansial, motivasi kerja, kepuasan kerja, dan disiplin kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Donder, I Ketut. 2007. Kosmologi Hindu.
Surabaya: Paramita.
Joewono, Handito Hadi. 2003. Jangan Sekedar Service. Jakarta: Intisari.
Juita, Suci Derma. 2013. Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia, Komitmen Organisasi dan Komunikasi Organisasi terhadap Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) (Studi Empiris pada SKPD Pemerintah Kota Padang). Skripsi. Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Padang. Kohlberg, L. 1995. Tahap-tahap
Perkembangan Moral. Diterjemahkan Oleh John De Santo dan Cremers A. Yogyakarta: Kanisius.
Koswara, E. 2001. Otonomi Daerah Untuk Demokrasi dan Kemandirian Rakyat. Jakarta: Pariba.
Margi, Ketut. 2005. Pariwisata dan Kebudayaan. Singaraja: IKIP Negeri Singaraja.
Matutina, Domi C. 2001. Manajemen Personalia. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Nariyati, Luh Putu. 2016. Pengaruh
Implementasi Budaya Tri Hita Karana, Efisiensi Kerja Pengguna Aplikasi
Sistem Akuntansi dan Kualitas
Tenaga Kerja Terhadap Kinerja Hotel Berbintang di Kabupaten Buleleng.
Skripsi. Jurusan Akuntansi Program
S1, Fakultas Ekonomi, Universitas Pendidikan Ganesha.
Riana, I Gede. 2011. Dampak Penerapan Budaya Tri Hita Karana Terhadap Orientasi Kewirausahaan dan Orientasi Pasar serta Konsekuensinya pada Kinerja Usaha (Studi pada Industri Kecil Menengah Kerajinan Perak di Bali). Jurnal Aplikasi Manajemen, Vol. 9, No. 2, Hal: 601-610.
Robbins, Stephen P. dan Timothy A. Judge. 2008. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.
Ruky, Achmad S. 2003. Sumber Daya Manusia Berkualitas Mengubah Visi Menjadi Realitas. Jakarta: PT Gramedia PustakaUtama.
Sugiarto dan Bambang Hartadi. 2006.
Kasus Pemeriksaan Akuntansi. Yogyakarta: Andi Offset.
Sutrisno, Edy. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana.
Utami, Ni Luh Seri Ayu. 2017. Pengaruh Implementasi Prinsip-prinsip Good Corporate Governance, Pengendalian Internal, Budaya Organisasi dan Efisiensi Night Auditor Terhadap Kinerja Hotel Berbintang di Kabupaten Buleleng. Skripsi. Jurusan Akuntansi Program S1, Fakultas Ekonomi, Universitas Pendidikan Ganesha. Widanaputra, A. A. G. P., Herkulanus
Bambang Suprasto, Dodik Aryanto, dan Ratna Sari. 2009. Akuntansi Perhotelan Pendekatan Sistem Informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.