• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lampiran 1 Indikator dari Pembangunan yang Berkelanjutan (CSD 2001)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Lampiran 1 Indikator dari Pembangunan yang Berkelanjutan (CSD 2001)"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Lampiran 1 Indikator dari Pembangunan yang Berkelanjutan (CSD 2001)

SOSIAL

TEMA SUBTEMA INDIKATOR

Persen penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan Indeks gini dari ketidaksamaan pendapatan

Kemiskinan

Tingkat pengangguran Equity

(Persamaan)

Persamaan gender Rasio upah wanita terhadap upah pria Status nutrisi Status nutrisi anak-anak

Tingkat mortalitas anak di bawah 5 tahun Mortalitas Angka harapan hidup saat lahir

Sanitasi Persen penduduk dengan fasilitas air buangan yang layak Air minum Penduduk dengan akses terhadap air minum yang aman

Persen penduduk dengan akses terhadap fasilitas pelayanan kesehatan primer

Imunisasi untuk penyakit infeksi anak Kesehatan

Pelayanan Kesehatan

Tingkat prevalensi kontrasepsi Tingkat

pendidikan Anak-anak yang mencapai kelas 5 di sekolah dasar Pendidikan

Melek huruf Tingkat melek huruf orang dewasa Perumahan Kondisi tempat

tinggal Area lantai per penduduk

Keamanan Kriminalitas Jumlah kriminalitas yang terekam per 100.000 penduduk Laju pertumbuhan penduduk

Kependudukan Perubahan

penduduk Penduduk di perumahan formal dan informal LINGKUNGAN

TEMA SUBTEMA INDIKATOR

Perubahan iklim Emisi gas rumah kaca

Penipisan lapisan ozon Konsumsi zat-zat penyebab penipisan lapisan ozon

Atmosfer

Kualitas udara Konsentrasi ambien dari polutan udara di area perkotaan

Areal Lahan Pertanian dan Lahan yang dapat ditanami

Penggunaan Pupuk Pertanian

Penggunaan Pestisida

Areal Hutan dalam persen areal lahan Hutan Intensitas pemanenan kayu

Desertifikasi Lahan yang terkena desertifikasi Lahan

Urbanisasi Areal dari Permukiman formal dan informal perkotaan

Konsentrasi alga di pesisir

Zona pesisir Persen jumlah penduduk hidup di pesisir Samudra, laut

dan pesisir Perikanan Tangkapan tahunan dari spesies utama

Kuantitas air Pengambilan air permukaan dan air tanah tahunan sebagai persen dari ketersediaan air BOD dalam badan air

Air tawar

Kualitas air Konsentrasi dari bakteri coli dalam feses di air tawar

Area terpilih dari ekosistem kunci

Ekosistem Area dilindungi sebagai persen dari total area Biodiversity

(3)

EKONOMI

TEMA SUBTEMA INDIKATOR

PDB per kapita Kinerja

ekonomi Share investasi dalam PDB

Perdagangan Neraca perdagangan barang dan jasa Rasio hutang terhadap PDB Struktur

ekonomi

Status finansial Total ODA (Official Development Assistance) yang diterima atau diberikan sebagai persen dari PDB

Konsumsi

materi Intensitas penggunaan material

Konsumsi penggunaan energi per kapita

Share konsumsi dari sumberdaya energi yang dapat diperbaharui

Penggunaan energi

Intensitas penggunaan energi

Tingkat timbulan limbah industri dan rumah tangga Tingkat timbulan limbah berbahaya

Tingkat timbulan limbah radioaktif Tingkat

timbulan dan pengelolaan limbah

Daur ulang dan penggunaan kembali limbah Pola konsumsi

dan produksi

Transportasi Jarak tempuh per kapita berdasarkan moda transportasi INSTITUSIONAL

TEMA SUBTEMA INDIKATOR

Strategi implementasi dari

pembangunan berkelanjutan

Strategi pembangunan berkelanjutan nasional Kerangka

kerja institusi

Kooperasi internasional

Implementasi dari ratifikasi persetujuan global Akses informasi Jumlah pelanggan internet per 1000 pelanggan Infrastruktur

komunikasi Jumlah telepon per 1000 penduduk Sains dan

teknologi Pengeluaran untuk riset dan pengembangan sebagai persentasi PDB Kapasitas institusional Respon dan kesiapan menghadapi bencana

(4)

Lampiran 2 Jumlah Penduduk, Luas Wilayah & Kepadatan Kabupaten Bandung, Kota Bandung dan Kota Cimahi (BPS 2003)

Kecamatan/Kota Luas Wilayah (Ha) Penduduk (Jiwa) Kepadatan (Jiwa/ Ha)

Ciwidey 4984.00 66971 13 Rancabali 14700.00 44446 3 Pasirjambu 23949.36 72047 3 Cimaung 5499.79 64792 12 Pangalengan 19542.36 124780 6 Kertasari 15207.38 61180 4 Pacet 9194.01 89804 10 Ibun 5456.53 66294 12 Paseh 5824.90 102628 18 Cikancung 4053.37 67928 17 Cicalengka 3566.35 93254 26 Nagreg 4859.00 41210 8 Rancaekek 4529.91 140095 31 Majalaya 2535.99 137340 54 Solokanjeruk 2401.00 70898 30 Ciparay 4617.62 130674 28 Baleendah 4182.12 164983 39 Arjasari 6497.79 78971 12 Banjaran 6753.12 145768 22 Pameungpeuk 1462.29 58576 40 Katapang 2116.24 111500 53 Soreang 6737.17 133048 20 Cililin 12817.20 165611 13 Sindangkerta 12034.79 58116 5 Gununghalu 16079.62 66098 4 Rongga 11312.00 50445 4 Cipongkor 7614.65 76013 10 Batujajar 8368.39 100012 12 Margaasih 1796.53 107147 60 Margahayu 1054.34 102212 97 Dayeuhkolot 1102.69 101790 92 Bojongsoang 2733.59 70924 26 Cileunyi 3157.50 112330 36 Cilengkrang 2990.66 36359 12 Cimenyan 5287.12 83298 16 Lembang 9826.54 147986 15 Parongpong 4339.38 78648 18 Cisarua 5536.41 57486 10 Ngamprah 3608.58 122046 34 Padalarang 5157.63 135452 26 Cipatat 12549.69 108553 9 Cipeundeuy 10124.66 70016 7 Cikalongwetan 11207.81 99853 9 Kota Bandung 16729.00 2228268 133 Kota Cimahi 4023.00 483242 120 Total 328122.08 6729092 21

(5)

Lampiran 3 Persentase tingkat pendidikan di Kabupaten Bandung, Kota Bandung dan Kota Cimahi (BPS 2003)

Kecamatan/Kota Tidak Tamat Sekolah Dasar Tamat Sekolah Dasar

Ciwidey 34.48 65.52 Rancabali 45.45 54.55 Pasirjambu 25.47 74.53 Cimaung 9.88 90.12 Pangalengan 13.34 86.66 Kertasari 35.38 64.62 Pacet 25.98 74.02 Ibun 15.11 84.89 Paseh 37.71 62.29 Cikancung 23.68 76.32 Cicalengka 14.64 85.36 Nagreg 18.48 81.52 Rancaekek 16.81 83.19 Majalaya 24.89 75.11 Solokanjeruk 25.23 74.77 Ciparay 20.31 79.69 Baleendah 11.37 88.63 Arjasari 16.42 83.58 Banjaran 19.55 80.45 Pameungpeuk 12.91 87.09 Katapang 13.36 86.64 Soreang 17.06 82.94 Cililin 15.51 84.49 Sindangkerta 23.77 76.23 Gununghalu 30.50 69.50 Rongga 32.87 67.13 Cipongkor 22.69 77.31 Batujajar 10.97 89.03 Margaasih 11.59 88.41 Margahayu 7.35 92.65 Dayeuhkolot 12.21 87.79 Bojongsoang 12.47 87.53 Cileunyi 16.53 83.47 Cilengkrang 13.67 86.33 Cimenyan 24.65 75.35 Lembang 16.11 83.89 Parongpong 16.88 83.12 Cisarua 24.89 75.11 Ngamprah 17.60 82.40 Padalarang 11.79 88.21 Cipatat 28.50 71.50 Cipeundeuy 21.11 78.89 Cikalongwetan 32.92 67.08 Kota Bandung 10.93 89.07 Kota Cimahi 10.93 89.07

(6)

Lampiran 4 Persentase kondisi tempat tinggal rumah tangga di Kabupaten Bandung, Kota Bandung dan Kota Cimahi (BPS 2003)

Kecamatan Persen RT ( rumah milik sendiri) Persen RT (rumah sewa/kontrak) lainnya

Ciwidey 93.75 1.09 5.16 Rancabali 80.00 5.00 15.00 Pasirjambu 92.31 0.89 6.80 Cimaung 97.01 1.20 1.79 Pangalengan 81.62 1.40 16.98 Kertasari 92.64 3.58 3.78 Pacet 94.79 2.01 3.20 Ibun 88.42 7.63 3.95 Paseh 96.23 3.03 0.74 Cikancung 87.24 3.38 9.38 Cicalengka 92.66 2.12 5.22 Nagreg 93.70 2.15 4.15 Rancaekek 87.52 8.22 4.26 Majalaya 82.46 8.06 9.48 Solokanjeruk 97.64 1.38 0.98 Ciparay 84.80 6.25 8.95 Baleendah 77.78 6.25 15.97 Arjasari 90.60 5.99 3.41 Banjaran 92.81 3.54 3.65 Pameungpeuk 80.78 7.39 11.83 Katapang 83.17 5.87 10.96 Soreang 89.37 2.41 8.22 Cililin 93.37 1.56 5.07 Sindangkerta 95.83 2.10 2.07 Gununghalu 98.88 0.28 0.84 Rongga 91.25 2.00 6.75 Cipongkor 99.05 0.95 0.00 Batujajar 89.14 5.74 5.12 Margaasih 85.15 6.85 8.00 Margahayu 81.25 10.71 8.04 Dayeuhkolot 66.21 21.86 11.93 Bojongsoang 84.47 14.22 1.31 Cileunyi 82.86 5.36 11.78 Cilengkrang 92.80 2.86 4.35 Cimenyan 86.04 3.39 10.57 Lembang 81.31 0.97 17.72 Parongpong 81.26 9.35 9.39 Cisarua 90.75 2.50 6.75 Ngamprah 77.33 15.47 7.20 Padalarang 92.44 4.57 2.99 Cipatat 93.41 0.68 5.91 Cipeundeuy 93.53 3.37 3.10 Cikalongwetan 90.74 2.00 7.26 Kota Bandung 62.69 20.71 16.61 Kota Cimahi 62.69 20.71 16.61

(7)

Lampiran 5 Persentase penduduk dengan mata pencaharian di bidang pertanian dan non pertanian di Kabupaten Bandung, Kota Bandung dan Kota Cimahi (BPS 2003)

Kecamatan pertanian non pertanian

Ciwidey 51.34 48.66 Rancabali 82.78 17.22 Pasirjambu 42.08 57.92 Cimaung 25.62 74.38 Pangalengan 45.52 54.48 Kertasari 82.86 17.14 Pacet 50.22 49.78 Ibun 30.37 69.63 Paseh 25.21 74.79 Cikancung 31.13 68.87 Cicalengka 12.71 87.29 Nagreg 25.97 74.03 Rancaekek 10.52 89.48 Majalaya 6.89 93.11 Solokanjeruk 17.28 82.72 Ciparay 30.94 69.06 Baleendah 9.13 90.87 Arjasari 21.28 78.72 Banjaran 19.13 80.87 Pameungpeuk 7.21 92.79 Katapang 13.27 86.73 Soreang 32.29 67.71 Cililin 33.57 66.43 Sindangkerta 47.02 52.98 Gununghalu 62.32 37.68 Rongga 58.86 41.14 Cipongkor 38.18 61.82 Batujajar 29.55 70.45 Margaasih 7.38 92.62 Margahayu 1.61 98.39 Dayeuhkolot 1.94 98.06 Bojongsoang 11.86 88.14 Cileunyi 5.11 94.89 Cilengkrang 31.26 68.74 Cimenyan 12.61 87.39 Lembang 17.61 82.39 Parongpong 36.93 63.07 Cisarua 69.06 30.94 Ngamprah 15.74 84.26 Padalarang 9.39 90.61 Cipatat 32.07 67.93 Cipeundeuy 31.39 68.61 Cikalongwetan 26.85 73.15 Kota Bandung 1.29 98.84 Kota Cimahi 1.02 98.84

(8)

Lampiran 6 Variabel dependen & independen

Variabel Dependen (Terikat)

Penggunaan Lahan Nilai Nama File

Air 0-1 Cov1_0.0

Hutan 0-1 Cov1_1.0

Lainnya 0-1 Cov1_2.0

Kawasan Terbangun 0-1 Cov1_3.0

Perkebunan 0-1 Cov1_4.0 Pertanian Lahan Kering 0-1 Cov1_5.0

Sawah 0-1 Cov1_6.0

Variabel Independen (Bebas)

Sosial ekonomi Nilai / Unit Nama File

Kepadatan penduduk Jiwa/ hektar Sc1gr0.fil Tingkat pendidikan

(penduduk yang mempunyai ijasah sekolah dasar dan menengah)

Persen Sc1gr1.fil Kondisi tempat tinggal

(rumah tangga yang memiliki rumah sendiri)

Persen Sc1gr2.fil Usaha

(penduduk yang bekerja di bidang pertanian)

Persen Sc1gr3.fil Geofisik Jenis Tanah Aluvial C 0-1 Sc1gr4.fil Andosol C 0-1 Sc1gr5.fil Asosiasi 0-1 Sc1gr6.fil Grumosol 0-1 Sc1gr7.fil Kompleks 0-1 Sc1gr8.fil Latosol 0-1 Sc1gr9.fil Geologi Aluvium 0-1 Sc1gr10.fil Aluvium, fasies gunung api 0-1 Sc1gr11.fil

Eosen 0-1 Sc1gr12.fil

Hasil gunung api kwarter tua 0-1 Sc1gr13.fil Hasil gunung api tak teruraikan 0-1 Sc1gr14.fil Miosen fasies sedimen 0-1 Sc1gr15.fil Pliosen fasies sedimen 0-1 Sc1gr16.fil Plistosen sedimen gunung api 0-1 Sc1gr17.fil

Elevasi Meter Sc1gr18.fil Slope Derajat Sc1gr19.fil Aspek Derajat Sc1gr20.fil Aksesibilitas

Jarak dari jalan raya utama Meter Sc1gr21.fil Jarak ke pusat kota Meter Sc1gr22.fil Iklim

(9)

(a) (b)

(c) (d) Lampiran 7 Peta Sosial Ekonomi Wilayah

(a) Peta kepadatan penduduk Kabupaten Bandung (jiwa/hektar)

(b) Peta tingkat pendidikan masyarakat Kabupaten Bandung ditunjukkan dengan persen penduduk usia lebih dari 10 tahun yang telah memiliki ijasah sekolah dasar (SD)

(c) Peta kondisi tempat tinggal masyarakat Kabupaten Bandung dinyatakan denga persen rumah tangga yang memiliki rumah sendiri

(d) Peta mata pencaharian penduduk pada sektor pertanian dinyatakan dalam persen tenaga kerja yang bekerja pada bidang pertanian

(10)

(a) (b)

(c) (d)

(e) (f) Lampiran 8 Peta geofisik, iklim dan aksesibilitas

(a) Elevasi (d) Curah hujan (b) Slope (e) Jarak dari jalan raya (c) Aspek (f) Jarak dari pusat

(11)

Lampiran 9 Peta geologi binari (a) aluvium, (b) alluvium, fasies gunung api, (c) eosen, (d) hasil gunung api kwarter tua, (e) hasil gunung api tak teruraikan, (f) miosen fasies sedimen, (g) pliosen fasies sedimen, (h) plistosen sedimen gunung api

a b

c d

e f

(12)

(a) (b)

(c) (d)

(e) (f) Lampiran 10 Peta binari untuk jenis tanah Kabupaten Bandung

(a) Alluvial C (b) Andosol C (c) Asosiasi (d) Grumosol (e) Kompleks (f) Latosol

(13)

(a)

(b) (c)

Lampiran 11 Spatial policy yang digunakan untuk pemodelan dengan CLUE-s (a) Tidak ada larangan tertentu

(b)Terdapat larangan konversi (alih fungsi) lahan pada wilayah cagar alam

(c) Terdapat larangan konversi (alih fungsi) lahan pada wilayah cagar alam dan kawasan lindung

(14)

Lampiran 12 File Demand.in1

Air Hutan Lainnya Terbangun Kawasan Perkebunan Pertanian Lahan Kering Sawah Tahun 2003 6675.00 67331.25 4968.75 41100.00 7875.00 182118.75 15775.00 Tahun 2004 6675.00 64486.15 4710.41 41809.12 7400.49 185834.15 14928.43 Tahun 2005 6675.00 61704.11 4461.37 42491.10 6948.13 189449.82 14114.22 Tahun 2006 6675.00 58989.09 4221.70 43145.45 6517.57 192962.50 13332.44 Tahun 2007 6675.00 56344.55 3991.44 43771.81 6108.38 196369.56 12583.02 Tahun 2008 6675.00 53773.38 3770.57 44369.98 5720.07 199669.00 11865.75 Tahun 2009 6675.00 51277.97 3559.03 44939.90 5352.11 202859.44 11180.31 Tahun 2010 6675.00 48860.20 3356.74 45481.62 5003.91 205940.03 10526.24 Tahun 2011 6675.00 46521.50 3163.58 45995.33 4674.85 208910.50 9903.00 Tahun 2012 6675.00 44262.80 2979.37 46481.31 4364.29 211771.03 9309.94 Tahun 2013 6675.00 42084.65 2803.96 46939.94 4071.54 214522.31 8746.35 Tahun 2014 6675.00 39987.19 2637.12 47371.70 3795.91 217165.40 8211.43 Tahun 2015 6675.00 37970.18 2478.64 47777.14 3536.69 219701.75 7704.35 Tahun 2016 6675.00 36033.08 2328.28 48156.87 3293.19 222133.14 7224.20 Tahun 2017 6675.00 34175.05 2185.77 48511.57 3064.67 224461.63 6770.06 Tahun 2018 6675.00 32394.96 2050.85 48841.96 2850.44 226689.57 6340.97 Tahun 2019 6675.00 30691.48 1923.25 49148.78 2649.80 228819.47 5935.96 Tahun 2020 6675.00 29063.06 1802.69 49432.85 2462.05 230854.06 5554.05 Tahun 2021 6675.00 27507.97 1688.89 49694.95 2286.51 232796.19 5194.24 Tahun 2022 6675.00 26024.36 1581.55 49935.92 2122.54 234648.83 4855.55 Tahun 2023 6675.00 24610.23 1480.41 50156.60 1969.48 236415.04 4537.00 File Demand.in2

Air Hutan Lainnya Terbangun Perkebunan Kawasan Pertanian Lahan Kering Sawah Tahun 2003 6675.00 67331.25 4968.75 41100.00 7875.00 182118.75 15775.00 Tahun 2004 6675.00 65899.44 4838.45 41456.95 7635.69 183989.42 15348.80 Tahun 2005 6675.00 64482.93 4710.46 41807.18 7401.91 185835.66 14930.61 Tahun 2006 6675.00 63082.27 4584.80 42150.62 7173.62 187656.99 14520.46 Tahun 2007 6675.00 61697.97 4461.47 42487.19 6950.80 189453.00 14118.35 Tahun 2008 6675.00 60330.51 4340.48 42816.84 6733.38 191223.27 13724.30 Tahun 2009 6675.00 58980.31 4221.84 43139.51 6521.32 192967.41 13338.30 Tahun 2010 6675.00 57647.84 4105.56 43455.20 6314.58 194685.28 12960.35 Tahun 2011 6675.00 56333.41 3991.62 43763.82 6113.07 196376.41 12590.41 Tahun 2012 6675.00 55037.57 3880.04 44065.53 5916.78 198041.26 12228.50 Tahun 2013 6675.00 53760.14 3770.79 44359.90 5725.57 199677.88 11874.47 Tahun 2014 6675.00 52501.87 3663.87 44647.33 5539.44 201287.83 11528.40 Tahun 2015 6675.00 51262.87 3559.28 44927.70 5358.29 202870.46 11190.18 Tahun 2016 6675.00 50043.33 3457.01 45200.99 5182.06 204425.59 10859.77 Tahun 2017 6675.00 48843.46 3357.02 45467.25 5010.66 205953.24 10537.10 Tahun 2018 6675.00 47663.42 3259.32 45726.50 4844.02 207453.39 10222.09 Tahun 2019 6675.00 46503.33 3163.88 45978.77 4682.06 208926.05 9914.68 Tahun 2020 6675.00 45363.30 3070.68 46224.09 4524.71 210371.19 9614.78 Tahun 2021 6675.00 44243.41 2979.70 46462.52 4371.87 211788.98 9322.31 Tahun 2022 6675.00 43143.68 2890.92 46694.10 4223.46 213179.38 9037.17 Tahun 2023 6675.00 42064.19 2804.30 46918.89 4079.39 214542.65 8759.27

(15)

Lampiran 13 Matriks Regulasi Tata Ruang (Hasil inventarisasi)

Kelompok Regulasi Penjelasan

Undang-undang Nomor 5 tahun 1960 tentang peraturan dasar pokok-pokok agraria

Undang-undang tentang peraturan dasar pokok-pokok agraria berisi ketentuan hak-hak atas tanah, air dan ruang angkasa serta pendaftaran tanah, juga ketentuan konversi. Dalam undang-undang ini, yang ditetapkan meliputi pendaftaran tanah, hak milik, hak guna usaha, hak guna bangunan, hak pakai, hak sewa untuk bangunan, hak membuka tanah dan memungut hasil hutan, hak guna air, pemeliharaan dan penangkapan ikan, hak guna ruang angkasa, hak-hak tanah untuk keperluan suci dan sosial.

Undang-undang Nomor 24 tahun 1992 tentang Penataan Ruang

Undang-undang ini mengatur penataan ruang yang meliputi perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Penataan ruang yang diharapkan dapat mencapai pemanfaatan ruang yang berwawasan lingkungan dan berkualitas, serta dapat menanggulangi dampak negatif terhadap lingkungan.

Undang-undang

Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah

Undang-undang ini mengatur kewenangan pemerintah daerah baik propinsi mapun kabupaten/ kota. Kewenangan tersebut meliputi antara lain:

− perencanaan dan pengendalian pembangunan;

− perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang;

− penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat;

(16)

Lanjutan Lampiran 13

Kelompok Regulasi Penjelasan

Peraturan pemerintah no 69 tahun 1996 tentang pelaksanaan hak dan kewajiban serta bentuk peran serta masyarakat dalam penataan ruang

Peraturan pemerintah ini mengatur hak masyarakat untuk berperan serta dalam proses perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian tata ruang. Peraturan ini berisi tentang cara memberikan masukan kepada pemerintah dalam penataan ruang.

PeraturanPemerintah nomor 47 tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

RTRWN berisi tujuan nasional pemanfaatan ruang untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pertahanan keamanan; pola pemanfaatan dan struktur ruang wilayah nasional; dan kriteria dan pola pengelolaan kawasan lindung, kawasan budi daya dan kawasan tertentu. RTRWN ini merupakan pedoman bagi pemerintah daerah propinsi, kabupaten dan kota dalam penataan ruang. Peraturan Pemerintah

nomor 15 tahun 2004 tentang Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional

Peraturan ini mengatur tentang Perum Perumnas yang didirikan untuk melaksanakan penataan perumahan dan permukiman bagi masyarakat; dan membantu memenuhi kebutuhan perumahan bagi golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah. Peraturan Pemerintah

nomor 16 tahun 2004 tentang penatagunaan tanah

Penyelenggarakan penatagunaan tanah meliputi pelaksanaan inventarisasi

penguasaan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah; penetapan perimbangan antara ketersediaan dan kebutuhan penguasaan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah menurut fungsi kawasan; penetapan pola penyesuaian penguasaan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah dengan Rencana Tata Ruang Wilayah. Peraturan

Pemerintah

Peraturan Pemerintah nomor 34 tahun 2002 tentang tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan, pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan

Kawasan hutan meliputi: hutan konservasi, hutan lindung, dan hutan produksi.

Pemanfaatan hutan bertujuan untuk memperolehmanfaat yang optimal bagi kesejahteraan seluruh masyarakat secara berkeadilan dengan tetap menjaga kelestarian hutan.dengan memenuhi kriteria dan indikator pengelolaan hutan secara lestari, yang

(17)

Lanjutan Lampiran 13

Kelompok Regulasi Penjelasan

Keputusan Presiden Keputusan Presiden No 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung

Pengelolaan kawasan lindung bertujuan untuk mencegah timbulnya kerusakan fungsi lingkungan hidup. Pemerintah daerah tingkat I menetapkan wilayahnya sebagai kawasan lindung dengan menetapkan peraturan daerah.

Keputusan Presiden No

75 tahun 1993 tentang Koordinasai Tata Ruang Nasional

Koordinasi penataan ruang nasional diselenggarakan dalam sebuah badan yang disebut Badan Koordinasi Tata Ruang Nasional.

Bertugas :

− Melakukan inventarisasi sumberdaya dalam rangka penyusunan dan penyempurnaan strategi nedional pengembangan pola tata ruang serta pola pengelolaannya.

− Mengkoordinasikan pelaksanaan strategi nasional pengembangan pola tata ruang − Menyelenggarakan pembinaan

pelaksanaan penataan ruang daerah. − Merumuskan kebijaksanaan dan

mengkoordinasikan penanganan dan penyelesaian masalah yang timbul dalam penataan ruang (nasional dan daerah), memberikan saran pemecahan kepada Pemerintah.

− Mengkoordinasikan penyusunan peraturan pelaksanaan Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang.

Keputusan Presiden No

34 tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional bidang pertanahan

Merupakan peraturan dalam penyusunan Rancangan Undang-undang Penyempurnaan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria danRancangan Undang-undang tentang Hak Atas Tanah serta peraturan

perundangundanganlainnya di bidang pertanahan.

Sebagai arahan dalam pembangunan sistim informasi dan manajemen pertanahan yang meliputi :

− penyusunan basis data tanah-tanah aset negara/ pemerintah/pemerintah daerah di seluruh Indonesia;

− penyiapan aplikasi data tekstual dan spasial dalam pelayanan pendaftaran tanah dan penyusunan basis data penguasaan dan pemilikan tanah, yang dihubungkan

(18)

dengan government, commerce dan e-payment;

− pemetaan kadasteral dalam rangka inventarisasi dan registrasi

penguasaan,pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah dengan menggunakan teknologi citra satelit dan teknologi informasi untuk menunjang kebijakan pelaksanaan landreform dan pemberian hak atas tanah;

− pembangunan dan pengembangan

pengelolaan penggunaan dan pemanfaatan tanah melalui sistim informasi geografi, dengan mengutamakan penetapan zona sawah beririgasi, dalam rangka

memelihara ketahanan pangan nasional

Keputusan Presiden No

41 tahun 1996 tentang Kawasan Industri

Pembangunan kawasan industri bertujuan: Mempercepat pertumbuhan industri, memberikan kemudahan bagi kegiatan industri, mendorong kegiatan industri untuk berlokasi di kawasan industri

danmeningkatkan upaya pembangunan industri yang berwawasan lingkungan. Pembangunan kawasan industri tidak mengurangi areal lahan pertanian dan tidak dilakukan di atas tanah yang mempunyai fungsi perlindungan sumber daya alam dan warisan budaya. Keputusan Presiden No 150 tahun 2000 tentang Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu.

Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET), merupakan wilayah geografis dengan batas-batas tertentu yang memenuhi persyaratan memiliki potensi untuk cepat tumbuh; dan atau; mempunyai sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi di wilayah sekitarnya; dan atau memiliki potensi pengembalian investasi yang besar.

Referensi

Dokumen terkait

(sesuai dengan Kepres 80 Tahun 2003, persyaratan kualifikasi penyedia barang/ jasa untuk perusahaan tidak kecil harus “memiliki surat keterangan dukungan keuangan dari

Kegiatan ini dapat menjadi sebuah media bagi pihak-pihak terkait khususnya pelaku industri kreatif, perusahaan atau instansi sebagai investor, pemerintah, komunitas (masyarakat)

[r]

conferences, workshop, and provides sponsor or technical support to conferences and workshops, it also publishes high quality academic international journals.. IACSIT membership

40/Permentan/OT.140/6/2012 tanggal 5 Juni 2012 Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari adalah Unit Pelaksana Teknis di bidang perbibitan, berada dibawah dan bertanggung

Data yang tercantum dalam Lembaran Data Keselamatan Bahan didasarkan pada pengetahuan terkini kami dan pengalaman dan menggambarkan produk hanya berkaitan dengan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektifitas 5 jenis rizobakteri pemacu tumbuh tanaman (RPTT) dalam menekan pertumbuhan Athelia rolfsii (Curzi) dan

Jaringan yang mengangkut air dan zat-zat yang terlarut di dalamnya dari akar menuju daun disebut xilem. Xilem terdiri dari beberapa macam sel, yaitu sel