• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sekali Di Udara Tetap Di Udara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sekali Di Udara Tetap Di Udara"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Sekali Di Udara Tetap Di Udara

PERATURAN DIREKTUR UTAMA

LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA NOMOR : ol( TAHUN 2015

TENTANG

PEDOMAN PEMBERIAN TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK

RADIO REPUBLIK INDONESIA

DIREKTUR UTAMA,

Menimbang a. bahwa dalam rangka menindaklanjuti Peraturan Presiden Nomor 118 Tahun 2015 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia perlu diberikan tunjangan kinerja kepada pegawa1 Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia yang telah melaksanakan reformasi birokrasi;

Mengingat

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, maka Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia perlu menetapkan Keeputusan Direktur Utama tentang Pedoman Pemberian Tunjangan Kinerja Pegawai di lingkungan Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia. 1. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang

Penyiaran;

2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti Pegawai Negeri Sipil;

(2)

4. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2005 tentang Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil; 7. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 118

Tahun 2015 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai Di Lingkungan Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia;

8. Keputusan Presiden Nomor 68 Tahun 1995 tentang Hari Kerja di lingkungan Lembaga Pemerintah;

9. Surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor B/3767 /M.PANRB/ 10/2014 tanggal 10 Oktober 2014 tentang Surat Persetujuan Penetapan Hasil Evaluasi Jabatan di lingkungan Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia;

10. Surat Keputusan Dewan 009/KEP/DEWAS-RRI/2010

Pengawas tanggal 12

Nomor Oktober 2010 tentang pengangkatan Direksi LPP RRI Masa Jabatan 2010-2015;

Peraturan Dewan Direksi Nomor 001 dan 11. 002/PER/DIREKSI/2006 yang telah beberapakali diubah terakhir dengan peraturan Dewan Direksi Nomor 01/PER/DIREKSI/2011 dan Peraturan Direktur Utama Nomor 1 /2012.

(3)

MEMUTUSKAN BABI

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan :

1. Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia yang selanjutnya disebut LPP RRI adalah lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum yang didirikan oleh negara, bersifat independen, netral, tidak komersial, dan berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan masyarakat.

2. Pegawai Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia terdiri dari Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Bukan Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut Pegawai adalah pegawai yang berdasarkan keputusan pejabat yang berwenang diangkat dalam suatu jabatan atau ditugaskan dan bekerja secara penuh pada satuan organisasi di lingkungan LPP RRI.

3. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut PNS adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai Aparatur Sipil Negara secara tetap sebagaimana diatur dalam undang-undang.

4. Pegawai Bukan Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut PBPNS adalah pegawai LPP RRI yang diangkat berdasarkan Surat Keputusan Direktur Utama LPP RRI dengan Perjanjian Kerja.

5. Pegawai Operasional adalah PNS dan PBPNS LPP RRI yang bekerja diluar jam kerja rutin dan libur sesuai pengaturan tersendiri.

6. Pegawai Non Operasional adalah PNS dan PBPNS LPP RRI yang bekerja secara administratif dalam jam kerja rutin dan libur sesuai ketentuan pemerintah.

7. Tunjangan Kinerja adalah tunjangan yang diberikan kepada pegawru yang merupakan fungsi dari keberhasilan pelaksanaan reformasi birokrasi dan didasarkan pada capaian kinerja pegawai tersebut yang sejalan dengan capaian kinerja organisasi dimana pegawai tersebut bekerja.

(4)

8. Jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggungjawab, wewenang, dan hak seorang pegawai di LPP RRI.

9. Kelas Jabatan (grading) adalah tingkatan jabatan struktural, jabatan fungsional tertentu dan jabatan fungsional umum di LPP RRI yang digunakan sebagai dasar pemberian besaran tunjangan kinerja.

10. Penilaian Prestasi Kerja Pegawai adalah suatu proses penilaian secara sistematis yang dilakukan oleh pejabat penilai terhadap Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dan Perilaku kerja Pegawai sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah.

BAB II

TUJUAN DAN PRINSIP TUNJANGAN KINERJA Pasal 2

Tujuan dari pedoman ini :

a. Sebagai dasar dalam pemberian Tunjangan Kinerja Pegawai LPP RRI; dan

b. Untuk mewujudkan tertib administrasi dalam pemberiaan Tunjangan Kinerja bagi pegawai LPP RRI.

Pasal 3

Prinsip-prinsip pemberian Tunjangan Kinerja adalah :

a. Adil, yaitu tunjangan kinerja yang diberikan sesua1 dengan kelas jabatan dan pencapaian kinerja;

b. Transparan, yaitu pemberian tunjangan kinerja dilaksanakan secara jelas dan terbuka;

c. Akuntabel, yaitu pemberian tunjangan kinerja dapat dipertanggung jawabkan secara hukum; dan

d. Tidak diskriminatif, yaitu pemberian tunjangan kinerja dilaksanakan tidak memihak pada suku, agama, ras atau golongan.

(5)

BAB III

PENERIMA TUNJANGAN KINERJA

Pasal 4

( 1) Penerima Tunjangan Kinerja adalah seluruh Pegawai di lingkungan LPP RRI yang telah memiliki ketetapan hukum diangkat sebagai Pejabat Struktural, Pejabat Fungsional Tertentu dan Pejabat Fungsional Umum;

(2) Tunjangan Kinerja diberikan kepada Pegawai LPP RRI setiap bulan dengan besaran dan ketentuan sesuai dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 118 Tahun 2015.

Pasal 5 Tunjangan Kinerja tidak diberikan kepada:

a. Pegawai LPP RRI yang tidak dan/ a tau belum ditetapkan dalam suatu jabatan sesuai ketentuan yang berlaku;

b. Pegawai LPP RRI yang diberhentikan untuk sementara atau dinonaktifkan, dengan ketentuan:

1. bagi Pegawai diberhentikan untuk sementara atau dinonaktifkan karena terkena/terlibat kasus hukum dan/atau sedang menjalani masa penahanan oleh pihak yang berwajib, dikenai pengurangan Tunjangan Kinerja sebesar 100% (seratus persen) terhitung sejak ditetapkan keputusan pemberhentian sementara;

2. jika berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunya1 kekuatan hukum tetap, Pegawai yang diberhentikan untuk sementara atau dinonaktifkan dinyatakan tidak bersalah, Tunjangan Kinerja bagi Pegawai tersebut dibayarkan kembali pada bulan berikutnya.

c. Pegawai LPP RRI yang diberhentikan dari jabatan organiknya dengan diberikan uang tunggu (belum diberhentikan sebagai PNS);

d. Pegawai yang diperbantukan/dipekerjakan pada badan/instansi lain di luar lingkungan LPP RRI; dan

e. Pegawai LPP RRI yang diberikan cuti di luar tanggungan negara atau dalam bebas tugas untuk menjalani masa persiapan pensiun.

(6)

BAB IV

POLA PERHITUNGAN TUNJANGAN KINERJA Bagian Kesatu

Komponen Perhitungan Pasal 6

Tunjangan Kinerja dihitung berdasarkan: a. Kehadiran; dan

b. Penilaian Prestasi Kerja Pegawai.

Bagian Kedua Kehadiran

Pasal 7

(1) Kehadiran pegawai LPP RRI dibedakan atas Hari Kerja Pegawai Non Operasional dan Pegawai Operasional.

(2) Hari kerja Pegawai Non Operasional di LPP RRI ditetapkan 5 (lima) hari kerja dalam satu minggu atau secara akumulasi 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam per minggu.

(3) Pegawai Non Operasional di LPP RRI wajib bekerja dari hari Senin sampai dengan hari Jumat selama 7 ,5 (tujuh koma lima) jam sehari. (4) Waktu masuk kerja dan pulang kerja Pegawai Non Operasional:

a. hari Senin sampai dengan Kamis : Jam masuk kerja = 08.00 Jam istirahat

Jam pulang kerja b. hari Jumat :

Jam masuk kerja Jam istirahat Jam pulang kerja

= 12.00 - 13.00 = 16.30

= 07.30

= 11.30 - 13.00 = 16.30

(5) Ketentuan hari dan jam kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan ayat (3) untuk Pegawai Operasional tidak berlaku pada hari libur nasional dan cuti bersama yang ditetapkan oleh pemerintah;

(7)

(6) Waktu kerja Pegawai Operasional tidak mengikuti ketentuan 5 {lima) hari kerja seminggu namun diperhitungkan dengan memperhatikan giliran waktu kerja {shift) antara lain :

a. 1 {satu) hari ditentukan 2 {dua) sampai dengan 5 {lima) shift, sedangkan waktu jam masuk kerja, jam istirahat, dan jam pulang kerja ditentukan oleh Kepala Satuan Kerja;

b. Kepala Satuan Kerja menetapkan jadwal kerja shift dan libur bagi pegawai operasional secara adil; dan

c. akumulasi jam kerja Pegawai Operasional adalah 37 ,5 {tiga puluh tujuh koma lima) jam per minggu.

Pasal 8

{1) Setiap Pegawai LPP RRI wajib melakukan rekam kehadiran secara elektronik pada setiap kehadiran di satuan kerja masing-masing.

{2) Rekam kehadiran sebagaimana dimaksud pada ayat {1) dilakukan pada waktu masuk kerja dan pada waktu pulang kerja.

{3) Setiap pegawai LPP RRI yang tidak merekam kehadiran dan kepulangan maka pegawai yang bersangkutan dinyatakan tidak hadir. {4) Rekam kehadiran secara manual dapat dilakukan jika:

a. Perangkat dan sistem rekam kehadiran secara elektronik mengalami kerusakan / tidak berfungsi;

b. Terjadi keadaan kahar (force majeure) berupa bencana alam dan/ atau kerusuhan yang mengakibatkan sistem rekam kehadiran secara elektronik tidak dimungkinkan untuk dilakukan; dan/atau c. lokasi kerja tidak memungkinkan untuk disediakan sistem rekam

kehadiran secara elektronik. Pasal 9

(1) Dalam hal keadaan mendesak dan penting, atasan langsung dapat menugaskan Pegawai secara lisan atau tertulis untuk melaksanakan tugas yang dapat melebihi ketentuan hari dan jam kerja.

{2) Dalam hal penugasan diberikan secara lisan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), atasan langsung Pegawai yang ditugaskan harus segera menerbitkan surat tugas.

(8)

Pasal 10

(1) Pegawai yang terlambat masuk kerja pada bulan berjalan, maka pada bulan berikutnya kepada pegawai tersebut dikenakan pengurangan tunjangan kinerja sebagai berikut:

No Keterlambatan Lama Keterlambatan Persentasi

(TL) Pengurangan

1. TL 1 1 Menit s.d. 60 Menit 0,5%

2. TL2 > 60 Menit dan a tau tidak 1,25%

..

daftar hadir masuk meng1s1

kerja

(2) Pegawai yang terlambat masuk kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan kategori TLl atau lama keterlambatan antara 1 menit sampai dengan 60 menit, diwajibkan mengganti sebanyak jumlah menit waktu keterlambatan pada hari yang sama, jika tidak dilaksanakan maka berlaku ketentuan persentasi pengurangan 1,25% (satu koma dua puluh lima persen) pada bulan berikutnya.

(3) Pegawai yang pulang kerja sebelum waktunya pada bulan berjalan, maka pada bulan berikutnya kepada pegawai tersebut dikenakan pengurangan tunjangan kinerja sebagai berikut:

Pulang Lama Meninggalkan Persentasi

No Sebelum Pekerjaan Sebelum Pengurangan

Waktu (PSW) Waktunya

1. PSW 1 1 Menit s.d. 60 Menit 0,5%

2. PSW2 >60 Menit dan a tau tidak 1,25%

..

daftar hadir pulang meng1s1

kerja

(9)

(4) Pegawai yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah pada bulan berjalan, maka pada bulan berikutnya pegawai tersebut dikenakan pengurangan Tunjangan Kinerja sebagai berikut:

a. Sebesar 3% (tiga persen) untuk tiap 1 (satu) hari tidak masuk kerja;

dan

b. Paling banyak 100% (seratus persen) untuk tiap 1 (satu) bulan tidak

masuk kerja.

(5) Pegawai yang sakit dengan dibuktikan surat keterangan dokter

dikenakan pengurangan sebesar 1 % (satu persen). Apabila tidak dapat

membuktikan maka dianggap tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah.

(6) Apabila bukti surat keterangan dokter sebagaimana dimaksud pada

ayat (5) terbukti palsu, maka pegawai tersebut dijatuhi hukuman disiplin ringan berupa pernyataan tidak puas secara tertulis.

(7) Pengurangan Tunjangan Kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

ayat (2) dan ayat (3) tidak berlaku bagi pegawai di LPP RRI yang tidak

hadir bekerj a karena :

a. Mendapat tugas dari p1mp1nan untuk mengikuti pendidikan dan latihan, seminar/ workshop/ sosialisasi a tau tugas belajar;

b. Mendapat tugas dinas dalam negeri maupun luar negeri sesuai

ketentuan yang berlaku; c. Menjalankan cuti tahunan;

d. Mendapat tugas dinas mendadak/ mendesak dari pimpinan di luar ketentuan jam masuk atau jam pulang kerja yang dibuktikan dengan surat perintah tugas atau dokumen lainnya yang sah.

(8) Pengurangan Tunjangan Kinerja berlaku bagi pegawai di LPP RRI

dengan ketentuan apabila pegawai tidak masuk kerja karena cuti besar, cuti bersalin, dan/atau cuti karena alasan penting maka

(10)

Bagian Ketiga

Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Pasal 11

Bagi pegawai yang mencapai Nilai Prestasi Kerja dengan nilai dibawah baik maka pada tahun berjalan kepada pegawai tersebut dikenakan pengurangan Tunjangan Kinerja sebagai berikut:

( 1) Pegawai yang mendapatkan Nilai Prestasi Kerja Cukup dikenakan pengurangan tunjangan kinerjanya sebesar 25% (dua puluh lima persen) dari tunjangan kinerja yang diterimanya;

(2) Pegawai yang mendapatkan Nilai Prestasi Kerja Kurang dikenakan pengurangan tunjangan kinerjanya sebesar 50% (lima puluh persen) dari tunjangan kinerja yang diterimanya;

(3) Pegawai yang mendapatkan Nilai Prestasi Kerja Buruk dikenakan pengurangan tunjangan kinerja sebesar 75% (tujuh puluh lima persen) dari tunjangan kinerja yang diterimanya.

BABV

PENCATATAN DAN PELAPORAN

Pasal 12

(1) Pencatatan kehadiran dan disiplin Pegawai, serta pelaksanaan cuti Pegawai dilakukan secara berkala setiap bulan.

(2) Pencatatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh pejabat atau tim yang menangani rekam kehadiran.

(3) Pejabat atau tim sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diangkat oleh masing-masing Kepala Satuan Kerja.

(4) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) paling rendah dipimpin oleh pejabat struktural eselon IV.

Pasal 13

(1) Pencatatan Nilai Prestasi Kerja Pegawai dilakukan 1 (satu) kali dalam

1 (satu) tahun yang dilakukan setiap akhir Desember pada tahun yang bersangkutan atau paling lama akhir Januari tahun berikutnya.

(2) Pencatatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesua1 dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(11)

-Pasal 14

Pejabat atau ketua tim sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 harus menyampaikan laporan :

( 1) Rekapitulasi daftar hadir pegawai yang berisi informasi akumulasi penghitungan hari dan jam kerja yang dilanggar setiap Pegawai berdasarkan ketentuan dalam Keputusan Direktur Utama ini;

(2) rincian perhitungan pembayaran Tunjangan Kinerja Pegawai secara bulanan berdasarkan pencatatan kehadiran dan pelaksanaan cuti Pegawai, serta rekapitulasi nilai prestasi kerja pegawai.

Pasal 15

(1) Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 disampaikan paling lambat tanggal 6 (enam) pada bulan berikutnya.

(2) Jika tanggal 6 jatuh pada hari libur, laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 disampaikan pada hari kerja berikutnya.

BAB VI

KETENTUAN PENUTUP Pasal 16

Peraturan Direktur Utama ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan Pada tanggal

di Jakarta

3

Nopember 2015

~

Referensi

Dokumen terkait

Rapat anggota dilaksanakan setiap tahun sekali yang biasa disebut dengan RAT (Rapat Anggota Tahunan). RAT bertujuan melaporkan pertanggung jawaban pengurus kepada

JCI mencoba breakout Resistance 5.987, bila berhasil berpeluang melanjutkan penguatan dengan mencoba next Resistance 6.027 dan 6.050. Namun, bila JCI tidak berhasil breakout

4.6.1.2 Kinerja guru SD bersretifikat pendidik dalam administrasi kaitannya dengan pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) meliputi: 1) menentukan

Untuk meningkatkan pemerataan distribusi air dari reservoar ke rumah penduduk banjar Kaja-Kauh desa Sudaji yang mempunyai tofografi wilayah permukiman di perbukitan yang terjal

Pendidikan jasmani dan olahraga pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik (jasmani) dan olahraga untuk menghasilkan perubahan yang lebih

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respons tanaman lidah buaya yang diberi mineral zeolit dan bahan organik guna mendapatkan dosis zeolit dan jenis bahan

(1) self knowledge (pemahaman diri), karakteristik yang ditunjukkan adalah menyadari kebutuhannya, menyadari perasaan dan emosinya, menyadari faktor yang membuat dirinya

Pada kasus ini permasalahan mendasar adalah Penggugat I dan Penggugat II merasa keberatan dengan adanya proses jual beli yang dilakukan oleh Tergugat I, karena