Afiliasi Politik NU dan Muhammadiyah di Pilgub Jatim 2013
Oleh: Fadh Ahmad Arifan
1Sebentar lagi Pilgub Jawa timur diselenggarakan pada 29 Agustus 2013, tetapi ada problem serius berkaitan dengan surat suara. Dari hasil investigasi sebuah LSM ditemukan jumlah surat suara yang tercetak adalah 33 juta suara, berarti ini melebihi 10% dari DPT yang sudah ditetapkan oleh KPU Jawa timur yaitu 30 juta 34 ribu suara. Ketua KPU Jatim membantah adanya kelebihan surat suara ini dan meminta LSM tersebut menunjukkan data-data yang valid. Hingga kini belum ada tindakan apapun dari Bawaslu terkait problem kelebihan surat suara.2 Jika dibiarkan berlarut-larut, dikhawatirkan akan menguntungkan kandidat tertentu dimana kelebihan surat suara ini bisa digunakan untuk menggelembungkan perolehan suaranya.
Pada mulanya yang akan berpartisipasi di pilgub kali ini hanya tiga pasang kandidat, pihak incumbent Sukarwo-Saifullah yusuf (KarSa), Bambang DH-Said Abdullah dan calon independen Eggy sudjana dan M. Sihat. M. Sihat sejatinya adalah mantan lurah dan camat di Surabaya. Beliau ini telah mengabdi selama lebih dari 30 tahun.3 Khusus pasangan Eggy-Sihat, penulis tidak banyak mengetahui program-program yang diusungnya, ketika penyampaian visi-misi di gedung DPRD jatim, pasangan ini lebih banyak mengkritisi pemerintahan Sukarwo-Saifullah.4 Maka dari itu, penulis memprediksi, pasangan independen ini perolehan suaranya tidak lebih dari 5 persen.
Pasangan yang cukup potensial memberi perlawanan sengit kepada incumbent
seperti Khofifah-Herman tidak diloloskan KPU jatim karena tidak cukupnya syarat minimal untuk dibolehkan maju berlaga di pilgub jatim. Mengetahui dirinya tidak lolos, Khofifah sempat dikabarkan akan mengalihkan dukungan kepada Bambang DH, namun dalam proses selanjutnya dia menempuh jalur hukum ke PTUN dan melayangkan gugatan ke Dewan kehormatan penyelenggara pemilu (DKPP). DKPP akhirnya memutuskan pasangan Khofifah-Herman bisa berlaga dalam pilgub Jatim.5
Di atas kertas, pasangan Sukarwo-Saifullah yusuf alias Gus Ipul di prediksi akan meraih kemenangan kembali karena didukung tiga partai besar yaitu partai Demokrat, Golkar dan PKS. Dengan modal kesolidan serta militansi kadernya, PKS menjanjikan mampu menyumbang dua juta suara kepada Karsa. Alasan PKS mendukung Karsa karena pasangan ini dinilai berhasil memimpin Jawa Timur, kinerjanya bisa dirasakan
1
Penulis adalah alumni MAN 3 Malang dan telah menyelesaikan S2 Studi Islam di Sekolah Pascasarjana UIN Malang. Email: filepenting@yahoo.co.id
2
Metro TV Jatim tgl 21 Agustus 2013 pk 13.20 wib
3
Kompas petang tgl 22 Agustus 2013 pk. 13.45 wib
4
JTV tgl 12 Agustus 2013
5“
oleh masyarakat, serta mampu menjaga suasana kondusif yang didukung komunikasi dengan berbagai elemen.6 Selain tiga partai besar, Karsa mendapat sokongan dari partai PAN, PPP, Gerindra, Hanura dan partai-partai gurem lainnya.
Pasangan lain yang juga tidak boleh dipandang sebelah mata adalah Bambang DH dan Said abdullah. Walaupun hanya diusung oleh PDIP, pasangan ini dibantu oleh Ganjar pranowo, Pramono anung dan Jokowi sebagai jurkam di beberapa daerah basis PDIP seperti Surabaya, Malang, Blitar, Ponorogo dan Ngawi.7 Sewaktu kampanye terbuka di kota Malang, Bambang DH turut serta membawa Ganjar pranowo. Sayangnya, dalam kampanye terbuka tersebut, Panwaslu menemukan pelanggaran kampanye seperti penggunaan 3 mobil dinas oleh tim sukses untuk mengangkut peserta kampanye.8 Jawa timur adalah provinsi ketujuh bagi PDIP mengusung kadernya sendiri. Motif PDIP mengusung kadernya sendiri dikarenakan kepentingan 2014, baik konsolidasi internal partai maupun ingin mengetahui sejauhmana mesin partainya bekerja.9 Ketua umum PDIP, Megawati Soekarnoputri memasangkan Bambang DH dengan Said abdullah dikarenakan realitas Jawa timur yang dihuni dua suku besar yaitu Jawa dan Madura. Boleh dibilang keduanya merupakan representasi dari dua suku besar tersebut.10 Partai ini juga memilih Bambang DH karena dinilai lebih memahami Jawa timur dengan pengalamannya menjadi walikota Surabaya. Bambang DH sendiri yakin bisa mengantongi 5 juta suara dalam pilgub jatim.11
Dalam artikel singkat ini, penulis akan mengulas secara singkat tentang kemanakah dua ormas Islam terbesar seperti NU dan Muhammadiyah memberikan dukungan politiknya dalam pilgub Jatim 2013. Penulis hanya membatasi dua ormas saja karena dipandang memiliki pengikut terbanyak dibanding Ormas Islam lainnya seperti Hidayatullah, FPI dan Majelis tafsir al-Qur’an (MTA). Selain itu, Kader-kader dari dua ormas ini banyak tersebar diberbagai parpol seperti partai Golkar, PDIP, Demokrat, PKS, PAN, PPP hingga PKB.
Meski Ketua PBNU Said Aqil Siraj mengingatkan PWNU Jatim untuk netral dalam menyikapi pemilihan gubernur.12 Tetapi realitanya dalam pilgub jatim 2013, mau tidak mau ormas terbesar di Indonesia ini terseret dalam perhelatan politik yang digelar tiap lima tahun sekali tersebut. Peta politik NU terbelah alias tidak solid mendukung satu pasangan cagub dan cawagub. Para kiainya di berbagai daerah ada yang berkomitmen mendukung Sukarwo dan sebagian lainnya mendukung pasangan Khofifah-Herman
6
Sumber: “PKS Resmi Dukung Pasangan Karsa” inverstor.co.id tgl 8 Februari 2013; “PKS All-Out Dukung Karsa Pada Pilgub Jatim” dakwatuna.com tgl 20 Februari 2013.
7
Cagub jatim, Bambang DH terlihat membawa Jokowi dalam acara tasyakurannya Jumiran pemenang Pilkades di klitik, Ngawi. “Jokowi: Program bambang DH sangat Bagus” dalam koran Surya edisi 19 Agustus 2013
8
Metro TV Jatim tgl 14 Agustus 2013; Koran surya edisi 14 agustus 2013
9“
Setelah Koalisi Ijo-abang Batal” dalam Majalah Tempo edisi 26 Mei 2013
10
Metro TV Jatim, “Kampanye Akbar Bambang DH” tgl 23 Agustus 2013 pk. 14.47 wib
11“
Bambang mundur demi Nyalon Gubernur” dalam Majalah Tempo edisi 19 Mei 2013
12
Sumawireja. Pasangan Sukarwo dan Gus ipul resmi didukung para kiai-kiai Pesantren di wilayah tapal kuda,13 GP Anshor, Fatayat dan sejumlah kiai kharismatik di pulau Madura.14 Pengurus Fatayat jombang ketika disambangi Gus ipul, resmi menyatakan dukungannya. Mereka mendukung Karsa dengan alasan telah merasakan manfaat BOS madrasah diniyah yang dikucurkan oleh Pemprov jatim.15 PCNU Lumajang juga resmi menyatakan mendukung pasangan Karsa. Karsa dipandang peduli pada urusan keagamaan. Pasangan ini dinilai sukses meredam munculnya aliran sesat di Jatim, dengan menerbitkan tentang SK Ahmadiyah. Tak hanya itu saja, Karsa dinilai berhasil menutup sejumlah lokalisasi.16 Hanya lokalisasi dolly di Surabaya yang belum berhasil ditutup, maka dari itu pasangan ini menargetkan maksimal tahun 2015 dolly bisa ditutup untuk selamanya.17
Adapun pasangan Khofifah-Herman sumawireja (Berkah) disokong ibu-ibu Muslimat NU yang memang sudah lama diketahui sebagai basis massa Khofifah. Dukungan tersebut didapat dengan mudah karena faktor Khofifah yang kini masih tercatat sebagai Ketua umum Muslimat NU. Dukungan lainnya datang dari gus Sholah, Mahfud MD dan KH. Hasyim muzadi. Hasyim saat kampanye di GOR ken Arok mengatakan bahwa NU hanya mengutus Khofifah menjadi Cagub jatim, tidak ada yang lain.18 Dalam debat kandidat gubernur Jatim di hotel Sangrila, Khofifah menjanjikan perbaikan pendidikan dan kualitas indeks pembangunan manusia di jatim.19 Seperti yang penulis lihat pada spanduk-spanduk yang terpasang di sepanjang jalan protokol di Kepanjen, kabupaten Malang. Pasangan ini mengusung jargon “Saatnya kader NU
pimpin Jatim”. Ditempat terpisah, Herman Sumawireja yang menjadi cawagub mendampingi Khofifah juga menjanjikan akan melakukan penataan birokrasi dan mengedepankan transparansi anggaran.20 Khofifah yang notabenenya pernah menjadi salah satu deklarator ormas Nasdem juga mencoba mendekati Partai Nasdem yang kini dipimpin oleh mantan politikus Golkar, Surya paloh. Meski partai Nasdem belum punya fraksi di DPRD jatim, tetapi partai ini punya finansial melimpah dan media televisi yang mumpuni. Sejauh informasi yang berhasil penulis himpun, partai ini secara resmi tidak
13
Tentang keterlibatan para kiai pesantren sebagai aktor, pendukung maupun partisipan politik. Lihat Ahmad Patoni, Peran Kiai Pesantren dalam Partai Politik, (Pustaka pelajar, 2007)
14
Kiai-kiai di madura mendukung Karsa karena program dan kinerjanya sangat peduli kepada
rakyat. Apalagi terhadap pesantren. Lihat “Kiai Madura dukung Karsa” dalam Koran Sindo Jatim edisi 12 Agustus 2013
15
Koran Surya edisi 17 Agustus 2013
16
Koran Surya edisi 19 Agustus 2013
17
Dihadapan warga Nahdliyin di GOR Lamongan, cagub Sukarwo berjanji akan menjadikan dolly sebagai pusat perbelanjaan dan pusat ilmu keislaman. Sumber:”Kampanye Pilkada Jatim, Soekarwo Janji Tutup Lokalisasi Dolly” vivanews.co.id tgl 13 agustus 2013
18
Koran Surya edisi 19 agustus 2013
19
JTV 16 agustus 2013
20
mendukung salah satu cagub. Bebas saja yang penting bisa membawa provinsi Jatim menuju kesejahteraan.21
Idealnya dalam pilgub jatim 2013, seluruh elemen NU kompak mendukung kadernya menjadi gubernur sebagaimana yang dilakukan Jamaah tarbiyah di Jawa barat dan Sumatera utara. Dengan militansi dan kesolidannya, Jamaah tarbiyah berhasil mengantarkan kader terbaiknya menang satu putaran dalam pilkada di dua provinsi tersebut. NU juga harus belajar kepada Nahdlatul wathan di provinsi NTB, yang untuk kedua kalinya berhasil mengantarkan Tuan guru Zainul mahdi menjadi Gubernur NTB. Sungguh ironis apabila di basisnya sendiri NU cuma menjadi alat politik belaka, bukan menjadi aktor politik yang bisa mewarnai politik di rumahnya sendiri.
Muhammadiyah sebagai ormas kedua terbesar di Indonesia juga tak luput jadi sasaran para cagub dan cawagub untuk didekati demi mendulang suara sebanyak-banyaknya. Muhammadiyah sedari awal didirikan memang bukan didesain untuk berpolitik. Sejak kongres ke 18 di Solo, sikap Muhammadiyah tentang urusan berpolitik ialah berpendirian netral. Sayang sekali fakta sejarah menunjukkan kepada kita bahwa ternyata Muhammadiyah tidak pernah sama sekali terbebas dari aktivitas politik.22 Salah satu contohnya dalam pilgub Jatim tahun 2013. Jika dalam perhelatan Pilgub jatim lima tahun silam, Muhammadiyah sedang “puasa politik” alias tidak mendukung cagub dan cawagub manapun.23 Dalam pilgub kali ini, Muhammadiyah telah menentukan sikap dan garis politiknya. Dari Informasi yang berhasil penulis dapatkan, Pengurus Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa timur hanya merekomendasikan dua paket calon yang dianggap dekat dengan Muhammadiyah. Pertama, Bambang DH-Said abdullah dan yang Kedua, Sukarwo-Saifullah. Alasan PWM jatim mengutamakan Bambang DH ketimbang Sukarwo dikarenakan selama dia memimpin kota Surabaya, dia banyak membantu aktivitas Muhammadiyah. Sedangkan Sukarwo yang jadi alternatif pilihan berikutnya diketahui pernah membantu perluasan rumah sakit Muhammadiyah di Tlogomas, Malang. Menurut Ketua PWM Jatim, Prof. Thohir luth, jelang pilgub jatim akan disebar sms ke 38 pengurus Muhammadiyah se-Jawa timur yang isinya menghimbau agar warga Muhammadiyah memilih dua paket calon tersebut.24
Pasangan Bambang DH-Said Abdullah tidak hanya mendapat dukungan dari elit di PWM Muhammdiyah. Pasangan ini memperoleh Surat dukungan dari Pemuda Muhammadiyah Jatim. Surat diserahkan oleh Ketua Pemuda Muhammadiyah Jawa Timur, Khoirul Abduh, kepada Bambang DH di Jombang. Mesin Pemuda Muhammadiyah, kata Abduh, bergerak sampai tingkat ranting, yakni di level kelurahan hingga pedesaan, di seluruh Jawa Tumur. "Bagi kami, memilih pemimpin itu adalah
21
Jawapos edisi 18 Agustus 2013; Koran surya edisi 17 Agustus 2013
22 “Apakah Muhammadiyah perlu Berpolitik?” dalam Harjanto Y Thohari,
Muhammadiyah dan Pergulatan politik Islam Modernis, (PSAP, 2005)
23“
Sikut-Menyikut Musuh Bebuyut” dalam Majalah Tempo edisi 28 Juli 2013
24
wajib, yakni pemimpin yang amanah dan mampu melakukan perubahan Jawa Timur lebih baik. Dengan pemimpin yang amanah, keadilan bisa dijalankan di provinsi ini," jelas Abduh. Dalam surat dukungan itu, Pemuda Muhammadiyah juga menembusi organisasi-organisasi lain di bawah Muhammadiyah, yakni PP Pemuda Muhammadiyah, Pengurus Wilayah 'Aisyiyah Jawa timur, PW Nasyiatul Aisyiyah Jatim, Pengurus Wilayah IMM Jatim, Ikatan Pemuda Muhammadiyah Jatim, Pimpinan Wilayah Tapak Suci Jatim, serta organisasi Hizbul Wathan di Jatim.25
Terkait ormas Muhammadiyah, penulis memberi tiga catatan diantaranya: Pertama, belum tentu warga Muhammadiyah yang kebanyakan berpendidikan dan warga kelas menengah perkotaan mau mengikuti instruksi dari PWM jatim. Boleh jadi disebabkan warga Muhammadiyah tidak mengenal doktrin sami’na watokna seperti organisasi keagamaan lainnya. Sehingga ketika pemuka agamanya memerintahkan pilih A, mereka belum tentu patuh pilih A. Kedua, belum jelasnya deal-deal dibalik rekomendasi dukungan politik tersebut. Ditambah lagi, pilgub yang akan dilaksanakan pada hari kamis ini rawan tingginya angka golput yang disebabkan apatisme masyarakiat terdidik terhadap parpol. Ketiga, dilihat dari rekomendasi tersebut, Muhammadiyah lebih mendahulukan laki-laki menjadi pemimpin Jawa Timur ketimbang perempuan. Ini berarti Muhammadiyah konsisten kepada hadist yang melarang perempuan menjadi pemimpin suatu kaum.26
Mengakhiri artikel ini, penulis tutup dengan pernyataan dari Prof. Mas’ud Said. Menurut beliau untuk memenangkan pilkada di Jawa timur, seorang calon tidak bisa hanya mengandalkan faktor patronase sosial. Seorang calon harus punya ATM yang tebal, karena ATM sangat berpengaruh dalam pencarian suara dan pembangunan citra positif. Siapa yang banyak memperoleh suara merekalah yang akan memenangkan pilkada. Namun ATM yang dimaksud ialah A=alat peraga kampanye. T=teknologi yaitu penggunaan IT, iklan-iklan di koran maupun televisi. Dan M=manusia alias sang calon. Semakin tinggi daya jual, semakin banyak meraih suara.27Wallahu’allam bishowwab
25 “
Pemuda Muhammadiyah Merapat ke Bambang DH-Said Abdullah” beritajatim.com tgl 11 Agustus 2013
26 “
Selama-lamanya tidak berhasil atau beruntung, suatu kaum yang menyerahkan
kepemimpinannya kepada wanita”. (Hadits shahih riwayat Bukhari, dari sahabat Abu Bakrah)
27 M. Mas’ud said,
Pemilukada dan Pemilih tradisional dan Jawa timur, makalah disampaikan