• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA

1. Ir. H. Aris Suryadi, MT 2. Tantan lesmana, Rismawan

Program Teknik Listrik, Politeknik Enjinering Indorama (1. Dosen Teknik Listrik 2. Mahasiswa Teknik listrik)

Abstrak

Energi surya menjadi salah satu bentuk energi terbarukan yang potensial untuk dikembangkan. Energi surya selain mudah didapatkan dari alam, juga ramah lingkungan yaitu tidak memiliki emisi CO2 sehingga menjadi teknologi andalan di dunia. Selain daripada itu teknologi surya telah dirancang untuk mudah dalam instalasi, operasi, dan perawatan.

Namun kekurangannya adalah teknologi surya ini membutuhkan investasi awal yang lebih mahal dibandingkan generator, tetapi untuk pemakaian jangka panjang penggunaan teknologi surya tetap menjadi lebih hemat. Teknologi surya yang disebut juga dengan photovoltaic dibentuk dalam sebuah modul surya yang terbentuk dari bahan semikonduktor.

Bahan semikonduktor mampu menghantarkan arus listrik ketika ada energi kinetik yang menggerakkan partikel elektron di dalamnya ke pita konduksi. Dalam hal ini cahaya matahari mengandung gelombang elektromagnetik atau energi foton yang mampu menghasilkan energi kinetik untuk melepaskan ikatan elektron pada semikonduktor sehingga menimbulkan arus listrik.

Kata Kunci : Energi Surya, Photovoltaic, Semikonduktor, Pita Konduksi.

I. Pendahuluan

Kebutuhan akan energi listrik terus meningkat dan sumber cadangan minyak bumi, gas, batu bara sebagai bahan bakar pembangkit energi listrik semakin menurun. Hampir semua sektor masyarakat menggunakan energi listrik maupun sumber-sumber energi tersebut. Konsumsi yang berlebihan dan ketergantungan pada salah satu sumber energi seperti pemakaian sumber bahan bakar minyak bumi sangat besar sekali, sementara itu untuk membentuk sumber energi minyak bumi, gas membutuhkan waktu ratusan juta tahun.

Semakin menurunnya cadangan sumber bahan bakar minyak bumi, gas, dan batu bara sebagai bahan bakar pembangkit listrik serta konsumsi yang terus meningkat membuat para ahli memikirkan mencari sumber-sumber energi alternatif dan menggali serta menciptakan teknologi baru yang dapat menggantikan minyak bumi, gas, batu bara dan lainnya sebagai bahan bakar pembangkit listrik.

Pemanfaatan energi matahari sebagai sumber energi alternatif pembangkit energi listrik merupakan terobosan yang sangat luar biasa selain karena matahari adalah sumber energi yang sangat besar, pemanfaatan energi matahari tidak memberi dampak negatif terhadap lingkungan.

Alat ini dinamakan solar cell berupa alat semikonduktor penghantar aliran listrik yang dapat menyerap energi panas matahari untuk menyuplai energi listrik. Pengelolaan sumber daya energi secara tepat kiranya akan dapat memberi kesejahteraan bagi masyarakat umum.

Dengan letak indonesia yang berada pada daerah katulistiwa, yaitu pada lintang 6° LU-11° LS dan 95° BT-141° BT dan dengan memperhatikan peredaran matahari dalam setahun yang berada pada daerah 23,5° LU dan 23,5° LS maka wilayah Indonesia akan selalu disinari matahari 10-12jam dalam sehari. Karena letak Indonesia berada pada daerah katulistiwa maka Indonesia memiliki tingkat radiasi sangat tinggi sehingga pemanfaatan teknologi solar cell sangat cocok dimanfaatkan di Indonesia.

II. Teori Dasar 2.1 Definisi Sel Surya

Sel surya atau fotovoltaik dapat berupa alat semikonduktor penghantar aliran listrik yang dapat secara langsung mengubah energi surya menjadi bentuk tenaga listrik secara efisien. Efek fotovoltaik ini ditemukan oleh Becquerel pada tahun 1839, dimana Becquerel mendeteksi adanya tegangan foto ketika sinar matahari mengenai elektroda pada larutan elektrolit.

Alat ini digunakan secara individual sebagai alat pendeteksi cahaya pada kamera maupun digabung seri maupun paralel untuk memperoleh suatu harga tegangan listrik yang dikehendaki sebagai pusat penghasil tenaga listrik. Bahan dasar silicon.

(2)

pembuatan bila dibandingkan energi listrik yang diproduksi oleh pesawat konvensional.

2.2 Teori Dasar Semikonduktor

Energi radiasi matahari dapat diubah menjadi arus listrik searah dengan menggunakan lapisan-lapisan tipis silikon (Si) murni atau bahan semikonduktor lainnya. Untuk pemakaian sebagai semikonduktor, sislikon harus dimurnikan hingga kurang dari satu atom pengotoran per 1010 atom silicon.

Bentuk kristalisasi demikian akan terjadi bilamana silikon cair menjadi padat disebabkan karena tiap atom mempunyai elektron valensi, demikian terjadinya suatu bentuk kristal dimana tiap atom silikon yang bertegangan saling memiliki salah satu elektron valensinya.

Semikonduktor adalah suatu bahan yang dapat berfungsi sebagai konduktor dan juga dapat bersifat sebagai isolator tergantung tempat dan kondisi bahan tersebut. Semikonduktor terdiri dari dua macam yaitu semikonduktor intrinsik dan semikonduktor ektrinsik. Semikonduktor ini terdiri atas dua jenis tipe, yaitu tipe P dan tipe N.

2.3 Prinsip Kerja Sel Surya

Prinsip kerja sel surya silikon adalah berdasarkan konsep semikonduktor p-n junction. Sel terdiri dari lapisan semikonduktor doping-n dan doping-p yang membentuk p-n junction, lapisan antirefleksi, dan substrat logam sebagai tempat mengalirnya arus dari lapisan tipe-n (elektron dan tipe-p (hole).

Semikonduktor tipe-n didapat dengan mendoping silikon dengan unsur dari golongan V sehingga terdapat kelebihan elektron valensi dibanding atom sekitar. Pada sisi lain semikonduktor tipe-p didapat dengan doping oleh golongan III sehingga elektron valensinya defisit satu dibanding atom sekitar.

Ketika dua tipe material tersebut mengalami kontak maka kelebihan elektron dari tipe-n berdifusi pada tipe-p. Sehingga area doping-n akan bermuatan positif sedangkan area doping-p akan bermuatan negatif.

Medan elektrik yang terjadi pada keduanya mendorong elektron kembali ke daerah-n dan hole

ke daerah-p. Pada proses ini telah terbentuk p-n junction. Dengan menambahkan kontak logam pada area p dan n maka telah terbentuk dioda.

Gambar 1. Cara kerja sel surya silikon Ketika junction disinari, photon yang mempunyai energi sama atau lebih besar dari lebar pita energi material tersebut akan menyebabkan eksitasi elektron dari pita valensi ke pita konduksi dan akan meninggalkan hole pada pita valensi. Elektron dan hold ini dapat bergerak dalam material sehingga manghasilkan pasangan elektron-hole. Apabila ditempatkan hambatan pada terminal sel surya, maka elektron dari area-n akan kembali ke area-p sehingga menyebabkan perbedaan potensial dan arus akan mengalir. Skema cara kerja sel surya dapat dilihat dari gambar 1.

2.4 Performansi Sel Surya

Daya listrik yang dihasilkan sel surya ketika mendapat cahaya diperoleh dari kemampuan perangkat sel surya tersebut untuk memproduksi tegangan ketika diberi beban dan arus melalui beban pada waktu yang sama. Kemamuan ini dapat direpresentasikan dalam kurva arus-tegangan (I-V) (gambar 2)

Gambar 2. Karakteristik Kurva I-V pada Sel Surya Ketika sel dalam kodisi short circuit, arus maksimum atau arus short circuit (Isc) dihasilakan, sedangkan pada kondisi open circuit tidak ada arus yang dapat mengalir sehingga tegangannya maksimum. Disebut tegangan open-circuit. (Voc). Titik pada kurva I-V yang menghasilkan arus dan tegangan maksimum disebut titik daya maksimum (MPP). Karakter penting lainnya dari sel surya yaitu fill factor (FF), dengan persamaan.

(3)

Dengan menggunakan fill faktor maka maksimum daya dari sel surya didapat dari persamaan,

Pmax

=

Voc . Isc . FF

(

2

)

Sehingga efisiensi sel surya yang didefinisikan sebagai daya yang dihasilkan dari sel (Pmax ) dalam menentukan kualitas performansi suatu sel surya.

2.5. Pemanfaatan Energi Surya

Energi surya berupa radiasi elektromagnetik yang dipancarkan ke bumi berupa cahaya matahari yang terdiri atas foton atau partikel energi surya yang dikonversikan menjadi energi listrik. Energi surya yang sampai pada permukaan bumi disebut sebagai radiasi surya global yang diukur dengan kepadatan daya pada permukaan daerah penerima. Rata-rata nilai dari radiasi surya atmosfir bumi adalah 1.353 W/m yang dinyatakan sebagai konstanta surya.

Intensitas radiasi surya dipengaruhi oleh waktu siklus perputaran bumi, kondisi cuaca meliputi kualitas dan kuantitas awan, pergantian musim dan posisi garis lintang. Intensitas radiasi sinar matahari di Indonesia berlangsung 4 - 5 jam per hari.

Produksi energi surya pada suatu daerah dapat

E = Energi surya yang dihasilkan (W)

I = Isolasi/Intensitas radiasi surya rata-rata yang diterima selama satu jam (W/m)

A = Luas area (m2)

Energi surya yang dikonversikan menjadi energi listrik disebut juga dengan energi photovoltaic. Pada awalnya teknologi ini digunakan sebagai pembangkit listrik di daerah pedesaan terpencil kemudian berkembang menjadi lampu penerangan jalan berenergi surya, penyediaan listrik di tempat umum seperti rumah peribadatan, pelayanan kesehatan, instansi-instansi pemerintah.

Walaupun awalnya hanya cukup untuk kebutuhan penerangan namun PLTS cukup membantu elektrifikasi di tempat yang membutuhkan. Selain itu telah tersedia pula pompa air tenaga surya, yang digunakan untuk pengairan irigasi atau sumber air bersih (air minum).

Gambar 3. Pembangkit listrik tenaga surya.

III. Prinsip Kerja Teknologi Photovoltaic Cahaya matahari dapat diubah menjadi energi listrik melalui modul surya yang terbuat dari bahan semikonduktor. Bahan semikonduktor, merupakan bahan semi logam yang memiliki partikel yang disebut elektron-proton, yang apabila digerakkan oleh energi dari luar akan membuat pelepasan elektron sehingga menimbulkan arus listrik dan pasangan elektron hole.

Modul surya mampu menyerap cahaya sinar matahari yang mengandung gelombang elektromagnetik atau energi foton ini. Energi foton pada cahaya matahari ini menghasilkan energi

Intensitas cahaya matahari tertinggi diserap bumi di siang hari sehingga menghasilkan tenaga surya yang diserap bumi ada sekitar 120.000 terra Watt. Jenis logam yang digunakan juga akan menentukan kinerja daripada sel surya.

3.1 Komponen Sistem PV

Adapun komponen-komponen yang terdapat dalam Photovoltaic antara lain, dijelaskan berikut ini.

3.1.1.Modul Sel Surya

Komponen utama dari PV yang dapat menghasilkan energi listrik DC disebut panel surya atau modul surya. Panel surya terbuat dari bahan semikonduktor (umumnya silicon) yang apabila disinari oleh cahaya matahari dapat menghasilkan arus listrik lihat pada gambar 6.

(4)

sofware yang dirancang khusus untuk perencanaan listrik tenaga surya (PLTS). Modul sel surya yang dipilih adalah modul sel surya jenis polikristal yang berkapasitas 200 Wp. Ada beberapa parameter keluaran yang dihasilkan oleh Software Pvsyst seperti: hubungan I – V terhadap radiasi matahari (Gambar 4), hubungan I-V terhadap suhu (Gambar 5).

Pada Gambar 4 menunjukkan besarnya arus sangat dipengaruhi oleh besarnya radiasi matahari. Sehingga pada modul 200 watt peak terlihat radiasi matahari sebesar 1000 W/m2 akan menghasilkan arus sebesar 7,68 A dan tegangan sebesar 36,2 V. Sedangkan besar arus dan tegangan yang dihasilkan oleh beberapa variasi radiasi matahari ditunjukkan dalam Tabel 1.

Pada Gambar 5 terlihat bahwa suhu juga mempengaruhi tegangan yang dihasilkan modul sel surya. Semakin tinggi suhu maka semakin rendah tegangan yang dihasilkan. Data hasil simulasi pengaruh hubungan I-V terhadap suhu dapat dilihat pada Tabel 2.

Dengan menggunakan data masukan Voc dan Isc dari Tabel 1 kedalam software Pvsyst , akan menghasilkan parameter modul surya dengan kapasitas 200 Wp. Adapun parameter tersebut ditunjukkan pada Tabel 3.

Gambar 4. Grafik hubungan I – V terhadap radiasi matahari

Gambar 5. Grafik hubungan I-V terhadap suhu.

Tabel 1. Hubungan I-V terhadap radiasi

Tabel 2. Hubungan I-V terhadap Temperatur

(5)

Gambar 6. Panel atau modul sel surya yang terbuat dari bahan semikonduktor.

3.1.2. Penyinaran Matahari

Untuk perencanaan pemasangan PLTS perumahan diperlukan data rata-rata penyinaran matahari supaya daya yang dihasilkan maksimal dan sesuai dengan sistem yang dibutuhkan. rata-rata penyinaran matahari adalah seperti dalam Tabel 4.

Tabel 4. Data rata-rata Penyinaran Matahari

3.1.3. Baterai/Aki

Baterai atau aki adalah penyimpan energi listrik pada saat matahari tidak ada. Baterai yang cocok digunakan untuk PV adalah baterai deep cycle lead acid yang mampu menampung kapasitas 100 Ah, 12 V, dengan efisiensi sekitar 80%. Waktu pengisian baterai/aki selama 12 jam - 16 jam.

Gambar 7. Baterai/aki sebagai penyimpan energi listrik.

3.1.4. Regulator Baterai

Regulator baterai adalah alat yang mengatur pengisian arus listrik dari modul surya ke baterai/aki dan sebaliknya. Saat isi baterai tersisa 20% sampai 30%, maka regulator akan memutuskan dengan beban. Regulator baterai juga mengatur kelebihan mengisi baterai dan kelebihan tegangan dari modul surya. Manfaat dari alat ini juga untuk menghindari full discharge dan overloading serta memonitor suhu baterai. Kelebihan tegangan dan pengisian dapat mengurangi umur baterai. Regulator baterai dilengkapi dengan diode protection yang menghindarkan arus DC dari baterai agar tidak masuk ke panel surya lagi.

Gambar 8. Regulator baterai.

3.1.5. Inverter

(6)

Gambar 9.Inverter untuk mengubah arus DC menjadi AC.

3.1.6. Kabel Instalasi

Kabel yang digunakan untuk instalasi PV adalah kabel khusus yang dapat mengurangi loss (kehilangan) daya, pemanasan pada kabel, dan kerusakan pada perangkat. Spesifikasi kabel yang cocok dapat mengurangi loss 3.

Gambar 10. Skema lengkap teknologi photovoltaic.

3.2 Aplikasi Teknologi PV

Ada beberapa aplikasi teknologi PV yang saat ini sedang dikembangkan di Pulau Saugi antara lain Solar Home System, lampu penerangan tenaga surya, dan pompa air tenaga surya.

3.2.1 Solar Home System

Solar Home System (SHS) biasanya diterapkan pada rumah tinggal, tempat ibadah, puskesmas, dan instansi pemerintah di daerah terpencil seperti pedesaan. Komponen utama yang digunakan adalah modul surya, baterai/aki, regulator baterai, inverter, dan kabel.

Gambar 11.Solar home system

3.2.2. Lampu jalan tenaga surya

Lampu jalan tenaga surya sangat besar manfaatnya dalam rangka penghematan energi listrik PLN yang membutuhkan BBM itu. Adapun komponen utamanya terdiri atas modul surya 50 Wp-100 Wp, baterai, regular baterai, lampu jalan DC, tiang lampu, dan alat control pengatur waktu penggunaan dan intensitas cahaya. Lampu jalan jenis ini sangat cocok untuk daerah terpencil yang jauh dari instalasi listrik PLN.

Gambar 12.. Komponen-komponen lampu jalan bertenaga surya.

Namun ternyata sering terjadi di lapangan lampu penerangan jalan solar panel hanya bertahan selama satu tahun, hal ini disebabkan oleh beberapa hal diantaranya:

 Sistem daya tidak sesuai dengan yang seharusnya, panel 50 Wp untuk lampu 30/40 W.

 Sistem baterai yang tidak sesuai untuk keperluan solar sel sistem.

(7)

a. Pompa air tenaga surya

Sistem ini sangat mudah dalam pemasangan dan pembongkaran tanpa harus memikirkan kabel atau genset.

Gambar 13. Skema rancangan pompa air tenaga surya. diefektifkan apabila pompa yang digunakan adalah pompa AC. Energi listrik oleh motor listrik akan diubah menjadi energi kinetik yang akan menggerakkan pompa sehingga berhasil menimpa air. Debit air yang tersisa ini akan disimpan di tangki penyimpan sementara untuk menghemat penggunaan baterai/aki.

Gambar 14. Aplikasi photovoltaic pada pompa air tenaga surya.

IV.

Perancangan Teknologi PV

Langkah-langkah perancangan teknologi PV adalah sebagai berikut:

1. Mencari total beban pemakaian per hari. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

pakai ℎ) × pakai ����� (� =���� ����

(5)

2. Menentukan ukuran kapasitas modul surya yang sesuai dengan beban pemakaian. Rumus yang digunakan adalah: dalam instalasi dan maintenance, sehingga instalasi teknologi ini tidak membutuhkan waktu lama atau hanya sehari. Hal yang perlu diperhatikan dalam instalasi adalah lokasi pemasangan harus terletak di lapangan terbuka yang tidak terhalangi oleh pohon raksasa atau bangunan tinggi. Posisi instalasi diharapkan miring menghadap ke utara disebabkan karena letak Indonesia di sebelah selatan bumi.

Tabel 5. Posisi kemiringan instalasi panel surya

(8)

 Televisi 21" : @ 100 W x 5 jam sehari = 500 Wh

 Komputer : @ 150 W x 6 jam = 900 Wh

Total kebutuhan daya = 2.600 Watt hour

b. Jumlah panel surya yang dibutuhkan, satu panel kita hitung 100 W.

 Kebutuhan panel surya : (2.600/100 x 5) = 6 panel surya.

c. Jumlah kebutuhan baterai 12 Volt dengan masing-masing 100 Ah:

 Kebutuhan baterai minimum (baterai hanya digunakan 50% untuk pemenuhan kebutuhan listrik), dengan demikian kebutuhan daya kita kalikan 2 x lipat:

2.600 x 2 = 5.200 Wh

= 5.200/12 Volt/100 Amp = 4 batere 100 Ah.

 Kebutuhan baterai (dengan pertimbangan dapat melayani kebutuhan 3 hari tanpa sinar matahari):

2.600 x 3 x 2 = 15.600 Wh

=15.600/12 Volt/100 Amp

= 13 baterai 100 Ah.

VI. PENGUJIAN

6.1 Pengujian Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya.

6.1.1 Pengujian

Pada dasarnya setiap alat yang dirancang dan dirakit, harus terlebih dahulu dilakukan pengujian, untuk dapat mengetahui seberapa besar unjuk kerja dan optimasi daya keluaran alat tersebut dalam pemakaian sebenarnya pada beban. Pengujian dilakukan setelah rangkaian selesai dipasang dengan benar. Fungsi alat diuji dengan membuat jumper kabel transmisi dari panel surya ke change control.

Gambar 15. Rangkaian Sistem Solar Cell

Keterangan Gambar

a. Terminal positif panel surya b. Terminal negative panel surya c. Dioda

d. Kabel instalasi

e. Mainboard/voltage regulator

f. Saklar lampu

g. Saklar putar tegangan 6, 9 dan 12 volt h. Terminal unit control change

i. Baterai

6.1.2 Tujuan Pengujian

 Untuk mengetahui unjuk kerja unit PLTS terhadap data-data yang sudah ada dari pabrikannya ( untuk data pembanding ).  Untuk mengetahui tegangan dan arus listrik

yang keluar dari panel surya terhadap beban.  Untuk mengetahui arus, tegangan dan daya, kemudian untuk mengetahui perfomansi atau unjuk kerja dari panel surya.

6.1.3 Prosedur Pengujian

Sebelum dilakukan pengujian pada sistem pembangkit listrik tenaga surya kapasitas 50Wp, yang harus diutamakan adalah kelengkapan instalasi. Apakah telah terpasang dengan benar dan rapih agar dapat dilakukan pengujian dan pengujian dan mencatatnya, untuk mendapatkan nilai atau hasil-hasil yang mendekati sebenarnya. Penggunaan alat ukur perlu diperhatikan dari jenis dan kegunaannyaseperti yang digunakan pada pengujian sistem pembangkit listrik tenaga surya kapasitas 50Wp, alat ukur yang digunakan berupa Amperemeter digital yang berfungsi untuk mengukur arus dan Voltmeter analog yang berfungsi untuk mengukur tegangan.

Ada beberapa prosedur yang harus diperhatikan pada pengujian sistem pembangkit listrik tenaga surya berkapasitas 50Wp :

1. Memeriksa dan mengamati ketelitian dan kecermatan alat ukur yang digunakan pada pengujian.

2. Untuk mengetahui data-data yang akurat dari hasil pengujian digunakan alat ukur berupa.

3. Mencatan data-data hasil pengukuran dari alat ukur yang digunakan dalam pengujian, alat ukur yang digunakan berupa Voltmeter analog 0-30V dan Amperemeter digital 0-20A. 4. Selama pengujian dilakukan, keadaan cuaca

harus benar-benar diperhatikan karena keadaan cuaca sangat berpengaruh pada perfomansi atau unjuk kerja pada panel surya.

(9)

pembuatan tabel dan grafik hubungan antara arus terhadap waktu dan hubungan antara tegangan terhadap waktu.

6.2 Menghitung Panas Radiasi Matahari Menghitung panas radiasi matahari yang diterima oleh panel surya

Diketahui :

Luas permukaan panel x 376 W/m2 menurut data dari Badan Meteorologi dan Geofisika ( BMG ) bahwa nilai radiasi matahari sebesar 376 W/m2 Panjang panel = 63,3 cm = 0,633 m Lebar panel = 57 cm = 0,57 m

= 0,633 m x 0,57 m = 0,36 m2

Jadi luas permukaan panel = 0,36 m2 Maka :

Daya output yang dihasilkan oleh panel surya adalah

Luas permukaan x rata-rata radiasi matahari P = 0.361 m2 x 376 W/m2

= 135,74 W

Jadi Daya output yang dihasilkan oleh panel surya sebesar 135,736 W

Alat ukur yang digunakan Amper Meter 0 – 20 A dan Volt Meter 0 – 30 V.

6.3 Besar arus dan tegangan dari panel surya Besaran arus dan tegangan dari panel surya dapat membaca langsung pada alat ukur amper meter dan volt meter yang hasilnya dicatat dan ditabelkan pada tabel 6.

Tabel 6. Pengujian

VII. KESIMPULAN

1. Teknologi PV adalah teknologi yang memanfaatkan energi surya untuk dikonversikan ke energi listrik dengan

menggunakan peralatan yang terbentuk dari bahan semikonduktor (umumnya silikon). 2. Instalasi teknologi PV terhitung mudah dan

efisien, walaupun membutuhkan investasi awal yang tinggi, disebabkan bahannya masih didatangkan dari luar negeri. Namun apabila dihitung untuk pemakaian jangka panjang maka teknologi PV merupakan teknologi yang lebih murah dibandingkan dengan pemakaian generator.

3. Teknologi PV ini pada awalnya ditujukan untuk menggantikan energi bahan bakar fosil yang suatu saat akan habis dan untuk implementasi di daerah-daerah terpencil. Namun kemudian berkembang menjadi lebih luas dari sumber listrik untuk rumah-rumah sampai sumber energi untuk perangkat satelit telah diciptakan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Suriadi dan Mahdi Syukri, Jurnal Rekayasa Elektrika Vol. 9, No. 2, Oktober 2010

Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya(PLTS) Terpadu Menggunakan Software PVSYST Pada Komplek Perumahan di Banda Aceh..

2. Hasnawiya Hasan. Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan (JRTK) Volume 10, Nomor 2, Juli -Desember 2012

Perancangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Di Pulau Saugi.

3. Junial Heri,ST.MT

Gambar

Gambar 1. Cara kerja sel surya silikon
Gambar 3. Pembangkit listrik tenaga surya.
Tabel 3. Parameter Modul Sel Surya 200 Wp
Gambar 7. Baterai/aki sebagai penyimpan energilistrik.
+5

Referensi

Dokumen terkait

bahwa untuk mempersiapkan dan melaksanakan program tersebut dibentuklah Panitia Nasional Gerakan Cinta Danau Toba 2015 yang ditetapkan dalam keputusan Pengurus

Inilah salah satu kebiasaan Bapak, dengan melalui rute jalan pulang pergi berbeda- beda ketika ke masjid, kata Beliau laporan pencatatan amal kebaikan datang dari 2 malaikat

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan judul

Struktur sosial yang berperan terhadap pembentukan DPL di Bondalem adalah pihak pemerintah dalam hal ini diwakili oleh Dinas Kelautan dan Perikanan, LSM (Reef

Frustrasi dengan jalur diplomasi dan negosiasi yang tidak menunjukkan titik terang dan berlangsung dengan sangat lambat, Carter pun nekat meluncurkan operasi militer

Penelitian yang dilakukan terkait dengan upaya identifikasi dan analisis faktor-faktor utama penyebab tanah longsor, dalam hal ini lokasi yang dipilih adalah 3 kecamatan di

Akan diperoleh kajian yang lengkap untuk pembangunan PLTU mulai dari ukuran daya listrik yang diperlukan dalam beberapa tahun mendatang, jenis mesin yang cocok, pemilihan lokasi

Oleh karena itu, dengan teknik pencampuran yang lebih disempurnakan maka jagung manis dan jagung pulut dapat digunakan sebagai alternatif sebagai bahan baku