Judul DAMPAK PEMBANGUNAN KAWASAN INDUSTRI DI KABUPATEN BEKASI TERHADAP ALIH FUNGSI LAHAN DAN MATA PENCAHARIAN PENDUDUK.
Jurnal Jurnal ilmiah Kajian Teknik Lingkungan
Halaman 1 - 7 pembangunan ekonomi suatu Negara, namun selain itu selain dampak positif juga terdapat dampak negatifnya. Jurnal ini di tulis dengan tujuan untuk meneliti dan memaparkan dampak dari keberadaan industri di kabupaten Bekasi yang berdampak pada beralih fungsi nya lahan dan mata pencaharian penduduk dengan Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta pada akhir-akhir ini mengalami perkembangan pembangunan yang sangat pesat. Berdasarkan kebijakan Pemerintah wilayah –wilayah yang berada di sekitar DKI Jakarta seperti Bekasi , Tanggerang, Cilegon di kembangkan sebagai wilayah pusat/kawasan industri. Tidak kurang dari 5.000 Ha di wilayah di kabupaten Bekasi di peruntukan sebagai wilayah kawasan industri.
lengkapi dengan saluran irigasi baik saluran primer, sekunder, samapi tersier. Oleh karena itu sebagian besar penduduknya hidup dalam sektor pertanian.
Pembangunan sektor industri bagi Indonesia merupakan hal yang harus di lakukan, mengingat jumlah angkatan kerja banyak, yang tidk mungkin dapat di atasi hanya
Tidak ada pembangunan yang tidak memerlukan lahan, setiap pembangunan lebih-lebih pembangunan fisik akan memerlukan lahan. DKI Jakarta sebagai Ibu Kota Negara sudah tidak memungkinkan lagi untuk membangun kawasan industri, karena lahan terbuka di wilayah ini sudah sangat terbatas. Oleh Karena itu wilayah di sekitar Jakarta seperti Bekasi, Tanggerang, Cilegon di jadikan wilayah untuk pengembangan industri. Dengan indusrti yang di kembangkan di wilayah sekitar Jakarta maka penduduk yang ingin masuk ke kota Jakarta dari berbagai pelosok daerah-daerah lain di Indonesia dapat tersalurkan pada daerah sekitar kota Jakarta tersebut. Urbanisasi untuk masuk kota Jakarta dapat berkurang. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujun untuk mengetahui lebih mendalam
tentang pengaruh pembangunan kawasan industri terhadap alih fungsi lahan terutama lahan pertanian serta terhadap usaha/mata pencaharian penduduk kabupaten bekasi itu sendiri.
Ruang Lingkup Penelitian
Wilayah kajian dalam penelitian ini adalah wilyah administrasi kabupaten Bekasi dengan luas 127.388 hektar. Sedangkan ruang lingkup kajian meliputi analisis alih fungsi lahan dan perubahan berbagai sektor usaha/mata pencaharian penduduk serta korelasi perubahan alih fungsi lahan dengan berbagai sektor usaha penduduk yang terjadi di wilayah penelitian. Bahan Penelitian Bahan yang di gunakan dalam penelitian ini adalah data
spasial dan data tabular
Data tersebut meliputi data fisik seperti ;
1. Peta Rupa Bumi skal 1:50.000 produksi BAKO SURTANAL tahun 1987
2. Peta penggunaan tanah Wilayah kabupaten Bekasi 1990 skala 1: 50.000
3. Peta penggunaan tanah Wilayah kabupaten Bekasi 1999 skala 1 : 50.000
Data sosial yang di perlukan meliputi :
1. Jumlah penduduk kabupaten Bekasi tahun 1990-1999
2. Jumlah dan kepadatan penduduk perkecamatan tahun 1990-1999
3. Jumlah penduduk berdasarkan sektor usaha tahun 1990-1999.
Metode Penelitian Mengguunakan metode analisis data , dengan analasisi spatial dan analisis statistic. Analisis data spatial di gunakan utuk mengetahui perubahan luas alih fungsi lahan pada kurun waktu antara tahun 1990-1999 dengan menganalisis peta penggunaan tanah pada tahun-tahun tersebut. Peta alih fungsi tanah 1990-1999 dihasilkan melalui proses overlay. Menggunakan software arch info versi 3.5 dan arch view versi 3.1.
Hasil dan Pembahasan Dalam penelitian ini yang menjadi variable penelitinya adalah alih fungsi lahan/perubahaan penggunaan lahan , terutama lahan sawah, perubahan komposisi sektor usaha/mata pencaharian penduduk dan korelasi alih fungsi dengan perubahan komposisi sektor usaha/mata pencaharian penduduk.
a. Alih fungsi lahan
Luas wilayah kabupaten Bekasi 127.388. Berdasarkan hasil anlisis overlay peta penggunaan lahan tahun 1990-1999 terjadi alih fungsi/ perubahan penggunaan lahan seperti terjadinya penurunan jumlah luas lahan sawah seluas 9.385, dan penurunan jumlah luas lahan kering seluas 9.385 hektar. Sedangkan luas lahan terbangun meningkat 11.542 hektar dan luas lahan untuk keperluan lainya mengalami peningkatan 5.595 hektar. Berkurangnya luas lahan sawah beralih fungsi menjadi :
1. Lahan terbangun 8.630 hektar (57,56%) 2. Lahan kering 4.854 hektar (32,38%)
3. Lahan untuk penggunaan lainya 1.509 hektar (10,06%)
Sedangkan berkurangnya luas lahan kering karena beralih fungsi menjadi :
1. Lahan terbangun 7.850 hektar (77,29%) 2. Lahan sawah 2.149 hektar (21,16%)
3. Lahan untuk keperluan lainnya 157 hektar (1,55%).
Alih fungsi lahan terutama lahan sawah banyak terjadi pada wilayah yang di jadikan wilayah industri yaitu di kecamatan tambun, cibitung, cikarang, lemahabang, dan serang. Lokasinya di sepanjang jalur jalan tol.
(3,17%) (16,47%)
usaha/mata pencaharian. Sektor pertanian mengalami penururnan sedangkan sektor lainnya mengalami peningkatan.
c. Korelasi alih fungsi lahan dengan perubahan komposisi sektor usaha/mata pencaharian penduduk.
Dari analisis tingkat asosiasi alih fungsi lahan dengan perubahan jumlah penduduk yang bekerja pada berbagi sektor usaha menggambarkan bahwa makin tingi tingkat asosiasi perubahan luas penggunaan lahan berasosiasi kuat terhadap penururnan jumlah penduduk yang bekerja sebagai petani. Dari hasil analisis korelasi diperoleh dari data perubahan/alih fungsi lahan dengan perubahan jumlah pekerja pada berbgai sektor usaha penduduk di peroleh hasil sebagai berikut :
1. Perubahaan penggunaan lahan sawah berdampak negatif terhadap perubahan jumlah penduduk pertanian dan berkolerasi positif terhadap jumlah pekerja pada sektor lain di luar sektor pertanian.
Industri (r= 0,46)
Jasa (r = 26)
Kesimpulan Dengan di jadikannya wilayah kabupaten Bekasi sebagai kawasan industri mengakibatakan :
a. Terjadinya alih fungsi lahan sawah 9.385 hektar selama kurun waktu sepuluh tahunn terkahir ini. Sebaliknya lahan terbangun termasuk lahan industri meningkat sebanyak 11.542 hektar.
b. Terjadi pergeseran sektor usaha/mata pencaharian penduduk dari sektor pertanian ke sektor industri, perdagangan dan jasa.
pergeseran sektor usaha/mata pencaharian penduduk.
Kelebihan jurnal Di sini penulis berusaha menyajikannya dengan singkat tetapi padat. Sumber referensi penulis pun sangat terpercaya, perihal mengenai jumlah penduduk, dan geografis keadaan lahan di bekasi periode 1990-1999. Kekurangan jurnal Kurang tepat nya spesifikasi mengenai wilayah di
kecamatan mana saj yang di jadikan sektor industri dan jasa. Di sini, penulis menggaris besarkan kawasan industri berada di sepanjang jalur tol. Sedangkan fakta di lapangan, kawasan industri dan jasa tidak hanya berada di sepanjang jalur tol.
Tidak di paparkannya pengaruh perkembangan industri terhadap biota-biota yang hidup di wilayah Bekasi.