• Tidak ada hasil yang ditemukan

Optimasi Blending Komponen LGO, Heavy Kero dan ADO Pembentuk Solar dan Kerosene Sebagai Pertadex di PT. Pertamina di RU II Dumai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Optimasi Blending Komponen LGO, Heavy Kero dan ADO Pembentuk Solar dan Kerosene Sebagai Pertadex di PT. Pertamina di RU II Dumai"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

126

Optimasi

Blending

Komponen LGO,

Heavy Kero

dan ADO

Pembentuk Solar dan

Kerosene Sebagai Pertadex di PT. Pertamina di RU II Dumai

Muhammad Nur

1

), Nur Intan Permani

2

)

Jurusan Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sultan Syarif Kasim Riau Email : muhammad.nur@uin-suska.ac.id 1)

ABSTRAK

Banyaknya produk off spec pada PT. Pertamina yang hanya disimpan pada tanki dan mengakibatkan berkurangnya kapasitas daya tampung tanki adalah alasan dilakukannya blending. Kegiatan blending merupakan salah satu pemanfaatan produk off spec yang tidak dapat dipasarkan dan tertimbun pada tanki menjadi suatu produk baru yang dapat digunakan dan dipasarkan. Untuk itu perlu dilakukan perhitungan optimasi blending komponen produk untuk mencapai margin yang maksimal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Simpleks. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data produksi hasil blending LGO, Heavy Kero dan ADO menjadi solar, kerosene dan pertadex. Berdasarkan hasil pengolahan data metode simpleks dengan 5 iterasi didapatkan nilai X1 (solar) = 0, X2 (kerosene) = 0 dan X3 (pertadex) = 3,63 ≈ 4 maka dapat

disimpulkan bahwa jika PT. Pertamina ingin mendapatkan keuntungan maksimal dengan memanfaatkan produk off spec, perusahaan harus memproduksi pertadex 4 kali dari produksi awal agar mendapat keuntungan sebesar US$ 776.098.

Kata Kunci :

Blending, Optimasi, Pertadex, Simpleks

PENDAHULUAN

Minyak bumi dan gas alam merupakan senyawa hidrokarbon. Sumber hidrokarbon utama di alam yaitu minyak bumi. Minyak bumi adalah cairan kental, berwarna coklat gelap atau kehijauan yang mudah terbakar yang berada di lapisan atas area di kerak bumi. Minyak bumi terdiri dari campuran kompleks dari berbagai hidrokarbon, sebagian besar seri alkana. Setelah diproses di tempat pengilangan minyak dan dipisah-pisahkan hasilnya berdasarkan titik didih, minyak bumi menghasilkan berbagai macam bahan bakar mulai dari bensin, minyak tanah sampai aspal dan berbagai reagen kimia yang dibutuhkan untuk membuat plastik dan obat-obatan. Sedangkan gas alam adalah bahan bakar fosil berbentuk gas yang terutama terdiri dari metana CH4. LPG merupakan salah satu

produk yang dihasilkan dari gas alam.

PT. Pertamina Refinery Unit II Dumai (Persero) merupakan kilang kedua dari enam kilang Direktorat Pengolahan PT. Pertamina (Persero) dengan kegiatan bisnis utamanya adalah mengolah minyak mentah (crude oil) menjadi produk-produk

Bahan Bakar Minyak (Premium, Kerosene, Solar, Pertadex), Non Bahan Bakar Minyak (LPG, Green Coke), Bahan Bakar Khusus (Avtur) dan produk setengah jadi (Naphta, LSWR, LVGO, HVGO, LCGO, ADO dan UCO).

(2)

127

diproduksi di RU II Dumai awal tahun ini. Bahan

Bakar Pertadex ini di launching pada hari Jum’at tanggal 21 Februari 2014 dihalaman perkantoran Oil Movement (OM) kilang RU II Dumai, yang berhadapan langsung dengan pelabuhan. Pertamina DEX berwarna jernih dan dapat dibedakan secara visual dengan bahan bakar lainnya, memiliki kandungan sulfur 300 ppm. Perpaduan antara teknologi mesin diesel jenis common rail atau

inderect injection dan Pertamina DEX akan

menghasilkan performa mesin yang maksimal karena pembakaran mesin menjadi lebih efektif, lebih bersih dan hemat dalam konsumsi bahan bakar. Pertadex sangat diwajibkan untuk kendaraan bermesin diesel teknologi common rail seperti Mercedez Benz, Toyota Innova diesel dan sebagainya. Selain untuk memenuhi permintaan konsumen yang semakin meningkat, alasan PT. Pertamina RU II Dumai memproduksi Pertadex adalah untuk memaksimasi keuntungan dengan meningkatkan nilai jual produk melalui pengoptimalan proses blending pada intermediete oil.

Gambar 1.2 Komponen blending Pertadex Pada Gambar 1.2 menunjukkan komponen yang menjadi feed dan product pada 3 unit produksi yaitu CDU (Crude Distillation Unit), HVU (Heavy Vacuum Unit) dan HCU (Hydrocracker Unit). Unit produksi CDU yang memproses minyak mentah menghasilkan beberapa product intermedia seperti Naphta, kero, LGO, HGO dan LSWR (Low Suplhur

Waxy Residue). Light Gas Oil (LGO) akan

digunakan sebanyak 50% untuk blending pertadex. Berikutnya pada unit produksi HVU dengan feed LSWR dari CDU akan menghasilkan LVGO (Light Vacuum Gas Oil), HVGO (Heavy Vacuum Gas Oil) dan short residue. Sedangkan pada unit produksi HCU dengan feed HVGO dari HVU menghasilkan LPG, Naphta, Light Kero, Heavy Kero, ADO dan

UCO. Blending pertadex akan mengambil 25 %

Heavy Kero dan 25 % ADO (Automotive Diesel

Oil). Beberapa komponen tersebut juga dapat digunakan untuk blending solar dan kerosene. Sebelumnya komponen ini digunakan untuk memproduksi solar dan kerosene saja, namun dengan melakukan blending kini perusahaan memproduksi produk baru yaitu pertadex.

Banyaknya produk off spec pada perusahaan yang hanya disimpan pada tanki dan mengakibatkan berkurangnya kapasitas daya tampung tanki adalah alasan dilakukannya blending. Kegiatan blending merupakan salah satu pemanfaatan produk off spec yang tidak dapat dipasarkan dan tertimbun pada tanki menjadi suatu produk baru yang dapat digunakan dan dipasarkan. Untuk itu perlu dilakukan perhitungan optimasi

blending komponen produk untuk mencapai margin

yang maksimal.

Adapun tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk menentukan Optimasi blending komponen LGO, Heavy Kero dan ADO pembentuk solar dan kerosene sebagai pertadex di PT Pertamina (Persero) Di RU II Dumai.

Pertadex

Pertamina DEX (Diesel Environment Extra) berwarna jernih dan dapat dibedakan secara visual dengan bahan bakar lainnya, memiliki kandungan sulfur 300 ppm. Perpaduan antara teknologi mesin diesel jenis common rail atau

inderect injection dan Pertamina DEX akan

menghasilkan performa mesin yang maksimal karena pembakaran mesin menjadi lebih efektif, lebih bersih dan hemat dalam konsumsi bahan bakar. Pertadex sangat diwajibkan untuk kendaraan bermesin diesel teknologi common rail seperti Mercedez Benz, Toyota Innova diesel dan sebagainya. Spesifikasi Pertadex adalah sebagai berikut:

a. Pertadex memiliki cetane number minimal 53. b. Pertadex juga memiliki kualitas tinggi dengan kandungan sulfur dibawah 300 ppm sampai 330 ppm karena apa bila sulfur tinggi dapat menyebabkan karat yang memungkinkan terjadinya penyumbatan disaluran kecil pada sistem common rail.

c. Pertadex partikulat (indikator bahan bakar bersih) adalah 3,5 mg/liter.

(3)

128

mengganggu kinerja injektor, terlebih pada mesin

modern BMW yang menggunakan sistem, common rail direct injection.

e. Sisa pembakaran mesin diesel yg menggunakan pertadex tidak banyak menghasilkan asap hitam, bahkan asap hitam pada mesin-mesin mobil tertentu yang menjadi cirikhas tidak ada lagi.

f. Performa mesin menggunakan pertadex tidak mengeluarkan asap ngebul sama sekali, tidak ada bau bauan, tenaga lebih responsif dari pada menggunakan diesel biasa.

g. Pertadex juga memiliki efisiensi mekanik yg lebih besar yaitu : 14,79% .

h. Jelaga yang dihasilkan oleh pertadex adalah 15-18%.

Blending

Dalam kegiatan pengolahan minyak bumi, yang dimaksud dengan blending adalah kegiatan mencampur dua atau lebih komponen minyak, dengan atau tanpa menambah bahan kimia tertentu dengan tujuan untuk memperoleh suatu jenis/grade minyak yang mutunya memenuhi syarat/spesifikasi yang telah ditentukan (on specification/on spec).

Proses yang dilakukan selama pencampuran (blending) merupakan proses fisika, walaupun sesungguhnya terjadi perubahan-perubahan secara kimia akibat terjadi reaksi dari pencampuran tersebut, apalagi jika ditambahkan atau diinjeksikan dengan bahan kimia tertentu ke dalam campuran yang dijadikan sebagai additive untuk meningkatkan mutu dari produk baru tersebut.

Linear Programming

Linear Programming adalah suatu teknik aplikasi matematika dalam menentukan pemecahan masalah yang bertujuan untuk memaksimumkan atau meminimumkan sesuatu yang dibatasi oleh batasan-batasan tertentu, dimana hal ini dikenal juga sebagai teknik optimasi. Linear Programming merupakan suatu model umum yang dapat digunakan dalam pemecahan masalah pengalokasian sumber-sumber yang terbatas secara optimal (Maharahmi, 2011).

Metode Simpleks

Metode simpleks adalah metode yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang memiliki lebih dari dua variabel. Metode simpleks didefinisikan sebagai cara menyelesaikan permasalahan yang memiliki variabel keputusan

minimal dua dengan menggunakan alat bantu tabel. Metode simpleks dibedakan menjadi dua yaitu, metode simpleks maksimasi untuk mencari keuntungan maksimal dan metode simpleks minimasi untuk mencari biaya minimal. Metode simpleks digunakan untuk menyelesaikan masalah optimasi yang melibatkan tiga variabel atau lebih yang tidak dapat diselesaikan oleh metode grafik. Dalam metode ini, model kita ubah kedalam bentuk suatu tabel, kemudian dilakukan langkah-langkah matematis ke dalam table (Dimyati, 2011).

METODE PENELITIAN

Data yang digunakan adalah komponen blending, jenis produk, kapasitas produksi dan keuntungan. Untuk menyelesaikan persoalan program linier dengan metode simpleks untuk maksimasi menggunakan Software QM For

Windows 2 dan manual menggunakan

langkah-langkah berikut ( Dimyati, 2011 ):

1. Konversikan formulasi persoalan dalam bentuk standar

2. Tentukan solusi basis fisibel (BFS)

3. Jika seluruh NBV mempunyai koefisien non-negatif atau semua bernilai positif atau nol pada baris fungsi tujuan (baris Z) maka BFS dikatakan optimal. Jika masih ada koefisien nigatif, buatlah supaya menjadi nol, sampai benar-benar tidak ada lagi koefisien negatif

4. Hitung rasio dari setiap baris pembatas, dicari dengan rumus solusi dibagi dengan entering variabel (EV), variabel basis pada baris pembatas dengan rasio positif terkecil. Pilihlah sebagai leaving variabel (LV).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.2 Jenis Produk Hasil Blending

NO Sumber : PT. Pertamina RU II Dumai, 2014

(4)

129

Model matematis dari Tabel 4.2 :

Solar = X1

Kerosene = X2

Pertadex = X3

Maksimumkan : Z = C1 X1 + C2 X2 + C3 X3 = 434.419,2X1 + 182.578X2

+ 213.660,1X3

Berdasarkan Pembatas :

26.880X1 + 8600X2 + 11.012X3 ≤

45.100

19.200X1 + 8600X2 + 5506X3 ≤

20.000

30.720X1 + 5506X3 ≤

31.000

X1, X2, X3 ≥ 0

Maksimasi Berdasarkan :

26.880X1 + 8600X2 + 11.012X3 + S1 ≤

45.100

19.200X1 + 8600X2 + 5506X3 +

S2 ≤ 20.000

30.720X1 + 5506X3 + S3 ≤ 31.000

X1, X2, X3 ≥ 0

Formulasi dapat ditulis dalam bentuk Baris 0 Z- 434.419,2X1 - 182.578X2 -

213.660,1X3 = 0

Baris 1 26.880X1 + 8600X2 + 11.012X3 + S1

= 45.100

Baris 2 19.200X1 + 8600X2 + 5506X3 +S2

= 20.000

Baris 3 30.720X1 + 5506X3 + S3

= 31.000

(5)

130

Iterasi 4

Solusi optimal yang dihasilkan : X1 = 0

X2 = 0 X3 = 3,6324 S1 = 6.551 S2 = 0 S3 = 9.554

Jika disubstitusikan ke persamaan awal didapatkan nilai optimal :

Z = 434.419,2X1 + 182.578X2 + 213.660,1X3

= 434.419,2 (0) + 182.578(0) + 213.660,1 (3,6324)

= US$ 776,098,6

(6)

131

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan :

Dari hasil perhitungan optimasi blending komponen Light Gas Oil (LGO), Heavy Kero dan Automotive Diesel Oil (ADO) pembentuk solar dan kerosene sebagai pertadex di PT. Pertamina RU II Dumai dengan menggunakan metode simpleks didapat solusi optimal untuk banyaknya produk yang diproduksi oleh perusahaan agar mendapat keuntungan yang maksimal adalah memproduksi pertadex sebanyak 4 kali produksi. Dengan keuntungan maksimal yang didapat PT. Pertamina RU II Dumai sebesar US$ 776.098.

Saran :

1. Agar perusahaan memaksimalkan keuntungan dengan cara memproduksi produk pertadex sesuai dengan solusi optimal yang telah didapatkan.

2. Sebaiknya perusahaan melakukan sosialisasi secara rinci tentang bahan bakar pertadex agar masyarakat mengerti dan dapat menggunakan pertadex tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Fitriani. Metode Simpleks Linear

Programming. Universitas Pendidikan

Indonesia, Bandung. 2009.

Dimyati, Tjutju. Operations Research. Penerbit Sinar Baru Algesindo, Bandung. 2011. Maharahmi. Analisis dan Perancangan Optimasi

Produksi Aluminium Batang di PT. Indonesia Asahan Aluminium

Menggunakan Metode Linear Programming. Universitas Sumatera Utara, Medan. 2011.

Octaviani, Shanty. Analisis Optimalisasi Produksi Roti Pada Marbella Bakery. Institut Pertanian Bogor, Bogor. 2012.

Gambar

Gambar 1.1 Konfigurasi Refinery Unit II Dumai
Gambar 1.2 Komponen blending Pertadex
Tabel 4.2 Jenis Produk Hasil Blending

Referensi

Dokumen terkait

(BETI SETYORINI) Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan

Hal ini dibahas dalam artikel yang ditulis oleh Mark Simpson, dimana inti dari artikel tersebut mendeskripsikan tentang suatu jenis baru lelaki muda, dan ia juga

Hal tersebut menandakan bahwa kemampuan PT Bank BRI Tbk dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan lebih baik dibadingkan dengan PT Bank Syariah

Pada akhirnya akan dibuktikan bahwa apakah upaya yang dipandang efektif dalam mempengaruhi Perilaku Kerja Inovatif SDM di Balai Diklat Keuangan Yogyakarta melalui

Berdasarkan hasil penelitian ini, memberikan hasil akhir bahwa Bank Syariah Mandiri dalam hal ini sebagai salah satu Bank Umum Syariah di Indonesia, belum menggunakan

Departemen Kesehatan RI, 2007, Pharmaceutical Care untuk Penyakit Hipertensi, Pendoman Konseling Pelayanan Kefarmasian di Sarana Kesehatan.. Direktorat Jenderal

bahwa sebagai amanat dari Keputusan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1529/Menkes/Sk/X/2010 tanggal 20 Oktober 2010 tentang Pedoman Umum Pengembangan Desa Siaga Aktif

Prosiding ini merupakan kumpulan dari artikel ilmiah yang disajikan dalam Seminar Nasional Pendidikan Matematika FKIP Universitas Pattimura dengan Tema “Pengembangan