PSIKOSIS FUNGSIONAL :
1.SKIZOFRENIA
2.PSIKOSIS AKUT DAN SEMENTARA 3.PSIKOSIS POST PARTUM
Oleh :
POHON DIAGNOSIS
09/01/19 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ.
DD/ Psikosis Organik akut dan Psikosis Fungsional
Psikosis Organik Akut Psikosis Fungsional
1. Tanda klinis fisik/Zat + 1.
--2. Kesad. menurun/kabut 2. kesad.berubah/ jernih 3. Disorientasi ( + ) 3. Disorientasi ( - )
4. Amnesia ( + ) 4. Amnesia ( - )
Gangguan Jiwa
Terbagi dalam 2 kelompok besar :
Kelompok gangguan jiwa
Psikosis
( ggg jiwa berat )
Kelompok ggg jiwa
Non Psikosis
Psikosis
St. Ggg dgn hilangnya rasa kenyataan (sense of reality) dgn
terganggunya pada
Hidup Perasaan
(
Afek dan Emosi
)
Proses Berpikir
Psikomotor,
dan
Kemauan
sedemikian rupa sehingga tidak sesuai
dgn kenyataan lagi atau
Semua kondisi tentang terdapatnya hendaya (impairment) berat
dalam kemampuan daya nilai realitas (PPDGJ II)
09/01/19 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ.
Psikosis (
Prof. Dr. W.F. Maramis Sp.KJ)
Adalah :
• St. Ggg jiwa yang serius/berat
• Timbul krn penyebab organik ataupun emosional (fungsional)
• Ditandai oleh :
–
Ggg kemampuan berpikir
–
Bereaksi secara emosional
–
Tergggnya daya ingat, berkomunikasi, menafsir
kenyataan dan bertindak sesuai kenyataan /
pembicaraan melantur
–
Kemampuan memenuhi tuntutan hidup terganggu
–
Perilaku regresif / kacau
–
Gaduh – gelisah
–
Hidup perasaan yang tidak sesuai kenyataan
Dengan perkataan lain,
Psikosis
ditandai oleh :• Distorsi pikiran ( Waham ) dan persepsi ( Halusinasi )
–
Waham
kejar; curiga; kebesaran; cemburu; dosa;
nihilistik; bizaar
–
Halusinasi
audit.; optik; olfaktorik; gustatorik;
taktil; kinestetik; viseral.
• Emosi yang tidak patut / tidak serasi; manik; depresi; dangkal
• Pembicaraan yang irrelevan; asosiasi longgar; inkoherensi;
lompat gagasan; sirkumstansial; ekolalia bahkan mutisme dll
• Perilaku yang disorganisasi : gaduh gelisah; agresi; agitasi; wandering/keluyuran; kompulsi ; ekstasi; stupor; inaktivitas; overaktivitas dll
09/01/19 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ.
Angka Kejadian ( Insidensi ) dan Kesakitan ( Morbiditas ) Gangguan Jiwa di Indonesia :
Psikosis Fungsional 4 %
Skizofrenia 0,2% - 0,8 %
Sindrom Otak Organik Akut 0,5% Sindrom Otak Organik Menahun 1 %
Retardasi Mental 2 %
Neurosis 5 %
Psikosomatis 5 %
Penyebab Umum Gangguan Jiwa :
• Somatogenik : di Badan
• Psikogenik : di Psike
• Sosiogenik : di Lingkungan Sosial
• Kultural : tekanan Kebudayaan
• Spiritual : tekanan Keagamaan
• Jarang penybb tunggal, tp tumpang tindih antara somatogenik –
psikogenik – sosiogenik – kultural - spiritual.
• Contoh : seorang yg merasa dikucilkan di lingkungannya menjadi depresi, sehingga nafsu makan turun, sulit tidur, daya tahan tubuh menurun mengalami keradangan tenggorokan.
09/01/19 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ.
Diagnosis ditegakkan mencakup aspek2
Biogenik
–
Psikogenik
–
Sosiogenik
– Cultural- Spiritual
Diagnosis di bid. Psikiatri menurut DSM III-IV/PPDGJ II-III menggunakan 5 aksis:
• Aksis I : Klinis
• Aksis II : Gangguan Kepribadian / Retardasi Mental • Aksis III : Kondisi medis umum
• Aksis IV : Psikososial dan Lingkungan
Faktor Somatogenik :
Gangguan bisa terjadi pada :
Neuroanatomi Neurofisiologi Neurokimia
Tingkat kematangan dan perkembangan organik Faktor2 pre dan peri-natal
Yang disebabkan oleh : 1. Faktor Keturunan
2. Faktor Endokrin / Hormon 3. Virus
4. Ggg Zat Kimia di Otak
5. Ggg Gelombang Listrik di Otak 6. Perubahan Struktur Jaringan Otak 7. Faktor pre dan peri-natal
09/01/19 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ.
Faktor Psikogenik : • Interaksi ibu-anak
• Peran ayah • Intelegensi • Konsep diri
• Kehilangan yg berarti kecemasan, depresi, rasa malu/salah
• Pola adaptasi
Faktor
Sosio
-budaya :
• Pola mengasuh anak
• Tingkat ekonomi
• Kelompok minoritas
• Pengaruh rasial dan keagamaan diskriminasi • Perumahan perkotaan; pedesaan lingkungan
• Kestabilan harga
• Nilai - nilai
09/01/19 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ.
Kelompok Gangguan Jiwa Non Psikosis
1. Gangguan Neurosis
2. Gangguan Kepribadian 3. Gangguan Psikoseksual 4. Gangguan Penyesuaian
5. Gangguan Stres Pasca Trauma 6. Gangguan Pengendalian impuls
7. Faktor Psikologik yang mempengaruhi kondisi fisik 8. Gangguan Buatan
9. Gangguan Penggunaan Zat
Kelompok gangguan jiwa Psikosis dibagi : 1. Psikosis Organik
2. Psikosis Non-Organik
Psikosis Organik :
Akut : Delirium
Kronik : Dementia
Psikosis Non-Organik :
Skizofrenia
Gangguan Afektif
Gangguan Waham
Gangguan Psikosis Fungsional Akut
09/01/19 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ.
Psikosis Skizofrenia
• Onset ( awitan ) dpt mendadak / per-lahan2
– Sering antara usia 15 – 25 tahun
– Sering didahului dgn gej. Prodromal/fase pra-psikotik dgn meningkat
nya gej. Negatif yg diikuti fase psikotik yg jelas dgn gej. Positif
• Gej. Negatif :
– Apatis
– Respons terhadap stimulus lamban
– Psikomotor melambat
– Senang menyendiri/kurang mau bergaul, isolasi sosial – Emosi yg datar/ blunted afect
– Tidak ada motivasi dan energi
– Kehilangan minat dan kesenangan dlm aktivitas
– Miskin ide dan kurang bicara
Gej. Positif
- Distorsi persepsi halusinasi: dengar; lihat; hidu; kecap; raba.
- Distorsi pikiran waham : kebesaran; kejar; curiga; dosa; cemburu; tak berguna; pikiran siar/sedot; kendali; pengaruh; dirasani
- Perilaku terdisorganisasi perilaku kacau; gaduh gelisah; stupor; katalepsi ; fleksibilitas cerea; manerisme, stereotipik; ekopraksi, kompulsi dll
- Pembicaraan terdisorganisasi kesulitan mengontrol pembi caraan seperti asosiasi longgar; inkoherensi; sirkumstansial; clang asosiasi; flight of idea; perseverasi; verbigerasi;
preokupasi dll
09/01/19 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ.
Perjalanan Penyakit :
• Sebag. Px perjalanan penyakitnya stabil; sebag. Mengal. perburukan yg progresif dgn disabilitas yg berat
Detereorasi :
• Kemunduran fungsi sosial dan fungsi pekerjaan
• Lalai dalam mengurus diri ;
• Mengabaikan tanggung jawab; • Tanpa motivasi;
SKIZOFRENIA
Schizos : pecah belah, Phren : jiwa
Batasan
Skizofrenia : yaitu sekelompok gangguan psikosis
fungsional yg ditandai oleh distorsi pikiran dan persepsi yg mendasar dan khas, afek yg tidak wajar atau tumpul.
Kesadaran yg jernih & kemampuan intelektual biasanya tetap terpelihara, walaupun kemunduran kognitif ttt dpt berkembang kemudian. Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)
Teori –teori tentang Etiologi dari Skizofrenia
:
A. Teori Somatogenik
1. Gangguan Endokrin, karena sering terjadi pada saat pubertas;
waktu kehamilan; waktu klimakterium tak terbukti
2. Gangguan Metabolisme : karena penderita tampak pucat/ tidak
sehat; ujung ekstremitas agak sianotik; nafsu makan kurtang dan berat badan turun tidak mendapat dukungan
Pada Skizofrenia terjadi pengurangan volume :
Kortek Frontalis Thalamus
Hippokampus
A.
Teori Somatogenik
lanjutan... Penambahan volume :
Ventrikel III dan Ventrikel Lateralis
Basal Ganglia ( pada Px yg diterapi Neuroleptika)
Sistem Limbik :
Pengurangan ukuran girus2 Amygdala ; Hippokampus ;
Parahippokampus
Transmisi abnormal dari Glutamat di Hippokampus
Fungsi neuron2 di hippokampus mengalami disorganisasi
Pengurangan densitas neuron di daerah :
Korteks frontalis Thalamus
Girus Cinguli
09/01/19 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)
Hipotesa Dopamin
Gangguan Skizofrenia diakibatkan oleh hiperaktivitas DA
(Dopaminergik). Hal ini diterangkan dari kerja obat antipsiko tika yang memblok reseptor DAnergik dan kokain serta amfe tamin (memp. Efek meningkatkan aktivitas DAergik) yg mem beri efek psikotomimetika
Pada Px Skizofrenia densitas reseptor D2 meningkat pada
Striatum dan Nukleus Akumbens
Pada Px Skizofrenia terjadi penurunan jumlah neuron
GABAer gik di Hippocampus (GABA terlibat dalam regulasi DA)
Penurunan aktivitas GABA mengakibatkan hiperaktif neuron2
Hipotesa Glutamat :
Terjadi peningkatan reseptor Glutamat di daerah
Korteks Frontal dan Hippokampus
Pemberian kombinasi Glysin ( bekerja pada reseptor
Glutamat) dan antipsikotika memperbaiki gejala2 positif dan gejala2 negatif serta fungsi kognitif Px Skizofrenia.
09/01/19 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)
Teori –teori tentang Etiologi dari Skizofrenia
:
lanjutanB. Teori Psikogenik
1. Teori Adolf Meyer : suatu reaksi yg salah/maladaptasi,
shg timbul st disorganisasi kepribadian, lama kelamaan org tsb menjauhkan diri dari kenyataan
2. Teori Sigmund Freud : kelemahan ego karena penyebb
psikogenik atau somatogenik, superego dikesampingkan dan tak bertenaga, Id berkuasa dan terjd st regresi ke fase narsisisme, individu kehilangan kapasitas utk transferensi.
3. Teori Eugen Bleuler : Memberi istilah “ Skizofrenia” =
Teori –teori tentang Etiologi dari Skizofrenia
:
Gejala 2 Skizofrenia menurut Bleuler :
1. Gejala2 Primer :
1. Ggg proses pikir ( Asosiasi) 2. Ggg emosi (Afek)
3. Ggg kemauan (Ambivalen))
4. Autisme
2. Gejala2 Sekunder :
1. Waham 2. Halusinasi
3. Gejala Katatonik atau gangguan psikomotor lainnya.
09/01/19 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)
Bleuler menganggap gej. Primer merup. Manifestasi peny.
Badaniah, sedang gej2 sekunder merup. Manifestasi dari usaha Px menyesuaikan diri thdp ggg primer. Sehingga Gej2 sekunder sec psikolgis dapat dimengerti
Diagnosis Skizofrenia sudah boleh ditegakkan bila terdapat
gangguan2 primer dan disharmoni pada unsur2 kepribadian
5. Kurt Schneider : 11 gejala ranking pertama ( First Rank Symptoms ). Diagnosis Skizofrenia sudah dapat ditegakkan bila didapatkan 1 gejala dari kelompok A dan 1 gejala dari kelompok B ( Kesadaran tidak menurun )
A.Halusinasi dengar :
1. Pikiran dapat didengar sendiri
2. Suara2 yg sedang bertengkar
3. Suara2 yg mengomentari perilaku Px
B.Gangguan batas Ego :
4. Tubuh dan gerakan2 Px dipengaruhi kekuatan dari luar 5. Pikirannya disedot keluar
6. Pikuirannya dipengaruhi oleh orang lain atau pikiran nya itu dimasukkan ke dalamnya oleh orang lain.
09/01/19 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)
7. Pikirannya diketahui oleh orang lain/ disiarkan keluar secara umum
8. Perasaannya dibuat oleh orang lain
9. kemauannya /tindakannya dipengaruhi oleh orang lain 10.Dorongannya dikuasai orang lain
Gejala Skizofrenia
Meliputi gejala-gejala :
– Insight / Sense of Self / Kesadaran terganggu
– Berbahasa dan komunikasi : Ass. Longgar, Inkoherensi,
Sirkumstansial, Neologisme, miskin ide/isi bicara
– Isi pikiran : tidak logis, distorsi pikiran, Waham
– Persepsi : Halusinasi perintah/komentar/kritik/ diskusi, Ilusi dll – Mood/Afek : tidak serasi, labil, tumpul dll
– Kemauan : ADL, tanggung jawab, hobi menurun – Hubungan dengan dunia luar : Menarik diri menjadi
egosentrik, fantasi/ide tak logis, autistik
– Perilaku motorik : Stupor katatonik, fleksibilitas serea,
katalepsi, furor katatonik, gaduh gelisah, agresif(katatonia agitasi )
Gejala Positif ( CROW 1980) : disebabkan gangguan
regulasi Dopamin, onset akut, potensial reversibel. Berupa Halusinasi, Waham, gangguan Proses Pikir, Perilaku aneh
Gejala Negatif (Crow 1980 ): Disebabkan abnormalitas
struktur otak, dengan gejala Mood/ Suasana perasaan tumpul, Anhedonia, Kemauan menurun, miskin Ide dan Proses
Pemeriksaan dan Diagnosis
Meliputi:
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan fisik & Psikiatrik
3. Kunjungan rumah /sekolah/ tempat kerja
Ad.1. Terdiri dari Heteroanamnesis dan Autoanamnesis Ad.2. Meliputi pemeriksaan :
- Somatik : Internistik, Nerologik, Laboratorium.
- Psikiatrik : Termasuk Wawancara ( Auto/Heteroanam nesis), Observasi dan evaluasi Psikologik
Ad. 3. Untuk memperoleh data tambahan guna membantu menegakkan diagnosis.
09/01/19 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)
Penegakan Diagnosis Menurut PPDGJ III :
Adanya 1 gejala gej. Skizofrenia :
o Thought Insertion; Thought Echo; Thought Broadcasting; Thought Withdrawal
o Delusion of Control; Delusion of Pasivity; Delutional
Perception; Delusion of Influence
o Halusinasi auditorik : mengomentari dirinya;
mendiskusikan dirinya; suara dari salah satu bagian tubuhnya
Penegakan Diagnosis Menurut PPDGJ III :
lanjutan...09/01/19 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)
3 2
Minimal 2 gejala gejala Skizofenia :
Halusinasi jenis apapun yang menetap
Arus pikiran yang terputus atau mengalami sisipan berakibat
Inkoheren; Neologisme
Perilaku Katatonik stupor/ furor
Gejala-gejala negatif : Apatis; gerak motorik yg lamban;
Bicara jarang/Kemiskinan isi pikiran; blunted affect /afek yang tumpul; Menarik diri / Isolasi sosial
Berlangsung paling sedikit 1 bulan atau lebih
Adanya Deteriorasi Aspek perilaku pribadi sehingga
mengganggu fungsi pekerjaan maupun fungsi sosialnya, karena hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu,
Sub tipe Skizofrenia:
Hebefrenik : Ggg di PB, gigling, silly, childish Paranoid : Waham kejar, curiga
Katatonik : Ggg Psikomotor : stupor atau furor Simpleks : Ggg Kemauan
Undifferentiated : Tidak terinci/khas, banyak gejala menonjol Residual : Gejala sisa / Negative symptom
Diagnosis banding :
1. Gangguan Mental Organik
2. Gangguan Mental & Perilaku akibat penggunaan zat
psikoaktif
3. Gangguan Afektif Berat
4. Gangguan Obsesif- Kompulsif 5. Retardasi Mental
Penyulit :
1. Bunuh diri/melukai diri/mutilasi 2. Membunuh/melukai orang lain 3. Menelantarkan diri
09/01/19 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)
Prognosis
Prognosis skizofrenia tgt pada:
1. Usia pertama kali timbul. Makin muda onset, makin buruk
prognosisnya.
2. Onset akut/kronik. akut - Prognosis lebih baik
3. Tipe skizofrenia : Katatonik paling baik kmd Paranoid,
sedang Hebefrenik dan Simpleks prognosis paling buruk
4. Cepat, tepat,& teraturnya terapi obat. Semakin dini semaikin
baik
5. Ada/tdknya faktor pencetus. Adanya faktor pencetus,
prognosis lebih baik
6. Ada/tdknya faktor keturunan. Prognosis lebih buruk, bila
Penatalaksanaan
09/01/19 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)
3 7
Prinsip : Holistik Somatoterapi; Psikoterapi/edukatif,
manipulasi lingkungan.
Jelaskan perilaku aneh tsb adalah gej. ggg jiwa, bukan
kemasukan roh / jin, perlu diobatkan ke sarana kesehatan
Libatkan Pasien dlm pekerjaan dan kegiatan se-hari2 ( apabila
sudah mampu ), jgn dikritik/disudutkan/dilecehkan/dikucilkan.
Kurangi stres pd pasien, kita hrs mengerti bahwa perilaku
pasien merup. Gej. ggg jiwa, jgn dikonfrontasi / argumentasi
Bl sangat gelisah dan menggg lingkungan dan membahayakan
1. Somatoterapi
Perbaiki keadaan umum
Pemberian antipsikotik dan monitoring efek samping Neuroleptik tipikal/ konvensional
Dosis besar efektif rendah : Chlorpromazine, Promazine,
Thioridazine.
Dosis kecil efektif tinggi : Haloperidol, Trifluoperazine,
Flufenazine
Preparat depo : Flufenazine decanoat 25mg/4 minggu,
Neuroleptik atipikal / novel
SDAs: Serotonin-Dopamine antagonis: Risperidon; Paliperidon; Olanzapin; Quetiapin; Zotepin
DPAs : Dopamin Partial Agonist : Aripiprazol; amisulpride
SPAs : Serot.Partial Agonist :
o SPA + SDA : Clozapin; Quetiapin; Ziprasidone o SDA+ DPA + SPA : Aripiprazol
o DPA + SPA : Bifeprunox
MARTA : Multi Acting Receptor Targeted Agent :
Clozapine, Olanzapine, Quetiapine
Terapi elektrokonvulsi/kejang listrik: utk Stupor/ Furor kat.
09/01/19 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)
Medikasi
09/01/19 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)
4 1
Antipsikotika dimulai dgn dosis rendah ditingkatkan berta
hap/ start low go slow : Haloperidol 2-3 X 2-5 mg/hari atau
Chlorpromazine 2-3 X 100 – 200 mg , Risperidon 2 X 1-2-3 mg/hari, Quetiapine, Olanzapine, Aripiprazol, Paliperidon,
Clozapine dll
Pasien tidak patuh minum obat injeksi Depo : Haldol
Decanoat 50 mg atau Modecate 25 mg1ampul/bulan
Hrs berobat rutin tiap bulan.
Bebrp efek samping : EPS; BB >>; Neuroleptic Malignan
Obat Anti Psikotika
Antipsikotik tipikal :
Chlorpromazine : 25, 100mg, 200-800 mg/hari oral, 25 mg/x im Haloperidol : 0,5, 1,5, 5 mg,1,5-15 mg/hari oral, 50 mg/3minggu
im
Trifluoperazine : 1, 5 mg, 10 – 15 mg/hari oral
Thioridazine : 50, 100 mg, 150 – 600 mg/hari oral Pimozide : 1, 4 mg, 1 – 4 mg/hari oral
Antipsikotik atipikal
Clozapine : 25, 100 mg, 25 – 900 mghari oral Olanzapine : 5, 10 mg, 5 – 20 mg/hari oral,
Quetiapine : 50, 100, 200, 300 mg, 150 -600 mg/hari oral Risperidon : 1, 2, 3 mg, 1 – 6 mg/hari oral
Monitor efek samping obat antipsikotika :
09/01/19 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)
4 3
Extrapyramidal Syndrome ( EPS ) yang terdiri dari :
Parkinsonisme :
Dystonia : Occulogyric Crisis; Torticolis; Epistotonus; Protusio Lidah
Tardive dyskinesia : fly catching movement; choreo-athetosis; hemi-balismus
Neuroleptic Malignant Syndrome ( NMS ) :
Deman - Kekakuan
Leukositosis - Takikardia, Tensi labil Keringat berlebih/Diaforesis - Psikosis akut
Creatine Phospho Kinase ( CPK ) meningkat
Penanganan EPS : Extra Pyramida Syndrome :
Parkinsonisme :
Turunkan dosis anti psikotika
Pertimbangkan ganti dengan antipsikotika lain, mis.: dari
haloperidol ke klorpromazin
Pertimbangkan pemberian antikholinergik : Triheksifenidil
2-3 X 2 mg oral. Bila akut, hebat dan mengakibatkan
disabilitas diatasi dengan Benzodiazepin / Diazepam 10 mg im atau Difenhidramin 2ml im, Sulfas Atropin 1-2 ampul im. Perhatikan efek samping antikholinergik berupa : sedasi;
konfusi; ggg memori t.u pada usia lanjut.
Akatisia diatasi dengan pengurangan dosis Antipsikotika atau
Penanganan EPS : Extra Pyramida Syndrome : lanjutan ..
09/01/19 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)
4 5
Tardive dyskinesia diatasi dengan ganti antipsikotika dgn
atipikal spt Clozapin, Quetiapin, Beta blocker, Klonazepam.
Neuroleptic Malignant Syndrome diatasi dengan
Bromokriptin 2,5-5 mg 3 x /hari oral, Dantrolen
(mencegah kontraksi otot ) 1-5 mg/Kg BB IV
Stop Antipsikotika
Penatalaksanaan
lanjutan...2. Psikoterapi :
Px : untuk memperkuat fungsi ego Agar Px dapat bersosialisasi
3. Manipulasi lingkungan / Psikoedukatif
Keluarga/Lingkungan memahami dan menerima keadaan Px Membimbing Px dalam kehidupan sehari-hari, memberi
kesibukan atau pekerjaan
Komunikasi di antara keluarga dan Px lebih baik
Mengawasi minum obat secara teratur dan membawa Px
kontrol teratur pada waktunya. Kesembuhan Px Skizofrenia :
1. Kesembuhan total ( total recovery ) 2. Kesembuhan sosial ( social recovery )
3. Keadaan kronis yang stabil ( stable chronicity )
Kepustakaan
Bag./SMF Ilmu Kedokteran Jiwa; 2004; Pedoman
Penggolongan Diagnose dan Terapi; edisi III;RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Dirjen Kesehatan Jiwa Depkes RI; 1993; PPDGJ III; Depkes RI
Maramis WF dan Maramis AA; Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa; Ed 2; Airlangga University Press
Rusdi M. : Panduan praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik, ed 1996.
Sadock BJ and Sadock VA, 2007 Kaplan & Sadock’s Synopsis of Psychiatry; 10th ed; Lippincott Williams & Wilkins
Wang W.W.; Comprehensive Psychiatry Review; Cambridge University Press, 2009
09/01/19 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)
SEKIAN
PSIKOSIS AKUT DAN SEMENTARA
Gangguan Psikotik Akut & Sementara
Suatu perubahan dari keadaan tanpa gejala psikosis/normal ke
keadaan psikosis dlm periode 2 minggu atau kurang. berlangsung < 1 bulan.
Dapat terjadi remisi sempurna dan hanya sebagian kecil yang
menetap dan kemudian menjadi gangguan lain
Biasanya didahului oleh stressor yg bermakna bagi penderita
(tapi tidak selalu).
Sumber stres bukan berupa stressor yg berkepanjangan
Tidak ada penyebab organik seperti trauma kapitis; delirium,
Gejala Klinis
• Ada atau tidak adanya gejala2 :
1. Sindrome yang khas berupa gejala polimorfik yaitu gejala yang beraneka ragam dan berubah cepat seperti waham, halusinasi, gejala emosi yang bervariasi dan berubah-ubah dari hari ke hari atau dari jam ke jam. atau
2. Gejala Skizofrenia yang khas = Schizophrenic –like
3. Psikosis yang predominan Waham.
4. Secara klinis Px tampak Gelisah, marah2, ngamuk, merusak barang, mengancam,Was-was, Kebingungan
5. Sebagian / Semua gejala-gejala Psikosis dapat timbul seperti : Halusinasi; Waham ; Pembicaraan aneh/kacau ( Inkoheren,
Assosiasi longgar, Neologisme ) ; Emosi labil dan ekstrim, Agitasi atau perilaku aneh ( bizarre ).
09/01/19 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)
Pemeriksaan dan Diagnosis
• Melalui Autoanamnesis; Heteroanamnesis; Pemeriksaan fisik
dan mental
• Kriteria Diagnosis menurut PPDGJ III :
1. Onset yang akut, dalam 2 minggu atau kurang gejala psikotik menjadi nyata dan mengganggu aspek2 kehidupan dan pekerja an; tidak termasuk periode prodromal yg gejalanya tidak jelas 2. Sindrom yang khas polimorfik atau mirip gejala skizofrenia
yang khas
3. Tidak selalu ada stres akut yang berkaitan, sehingga
dicirikan oleh penyerta stres akut dan tanpa penyerta stres akut 4. Tidak diketahui berapa lama gangguan akan berlangsung.
Jenis-jenis Gangguan Psikotik Akut dan Sementara :
1. Gangguan Psikotik Polimorfik Akut tanpa Gejala Skizofrenia 2. Gangguan Psikotik Polimorfik Akut dgn Gejala Skizofrenia 3. GangguanPsikotik lir-Skizofrenia Akut
4. Gangguan Psikotik lainnya dengan Predominan Waham 5. Gangguan Psikotik Akut dan Sementara lainnya
6. Gangguan Psikotik Akut dan Sementara Yang Tak Ditentukan
Diagnosis Banding
1. Gangguan Afektif episode Mania 2. Gangguan Afektif episode Depresi 3. Skizofrenia
4. Gangguan Waham
09/01/19 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)
Penyulit
• Gangguan Psikotuk Akut dan Sementara akan mengalami
1. Sembuh sempurna dalam beberapa hari/minggu/ 2-3 bulan 2. Menetap dan menjadi :
1. Skizofrenia
2. Gangguan Waham menetap
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Px Psikosis akut pada dasarnya sama seperti
pada Px Skizofrenia
Jelaskan kpd keluarga perilaku aneh pasien adlh gej. ggg jiwa,
bukan krn kemasukan roh / jin, diggg mahluk halus dll, tapi perlu diobatkan
Sebaiknya di MRSJkan
Beri ketenangan pasien dgn selalu mendampinginya; penuhi
kebutuhan dasarnya; hati2 agar pasien tidak mengalami cedera akibat perilakunya
Kurangi stres dan stimulasi
Hindari berargumentasi dengan pikiran psikosis pasien
Hindari berkonfrontasi atau mengkritik perilaku pasien kecuali
itu membahayakan pasien sendiri
09/01/19 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)
Medikasi :
Antipsikotika : Haloperidol 2-3 X 2-5 mg/hari atau
Chlorpromazine 2-3 X 100-200 mg/hari, upayakan dimulai dari dosis kecil kmd ditingkatkan bila belum tampak efeknya
Kadang dibutuhkan Antianxietas apabila disertai agitasi akut
seperti Lorazepam 2-3 X 0,5-2 mg/hari ( sementara saja, pem berian tidak lebih dari 3 bulan, krn bahaya ketergantungan )
Pemberian Antipsikotika dilanjutkan sekurang-kurangnya 3-6
bulan setelah bebas gejala
Psikoterapi :
Kepustakaan
Bag./SMF Ilmu Kedokteran Jiwa; 2004; Pedoman
Penggolongan Diagnose dan Terapi; edisi III;RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Dirjen Kesehatan Jiwa Depkes RI; 1993; PPDGJ III; Depkes RI
Maramis WF dan Maramis AA; Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa; Ed 2; Airlangga University Press
Rusdi M. : Panduan praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik, ed 1996.
Sadock BJ and Sadock VA, 2007 Kaplan & Sadock’s Synopsis of Psychiatry; 10th ed; Lippincott Williams & Wilkins
Wang W.W.; Comprehensive Psychiatry Review; Cambridge University Press, 2009
09/01/19 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)
SEKIAN
PSIKOSIS POST PARTUM
Psikosis Post Partum(Pasca Persalinan)
Psikosis Pasca Persalinan termasuk jarang dan dpt merup.
Ggg mood dan afek(tersering) atau Psikosis Fungsional lain maupun Ggg yg mirip mental organik pasca persalinan
DSM-IV-TR : Gejala psikosis yg timbul dlm 4 minggu
pasca persalinan tanpa gejala mood dan afek digolongkan Ggg Psikosis Akut dgn onset postpartum, bila ggg melebihi 1 bulan diagnosis dipertimbangkan sbg Skizofreniform
Psikosis post partum yg timbul bersamaan dgn gejala mood
diD/ sebagai ggg mood onset postpartum
Epidemiologi
20 – 40% ibu dengan kehamilan normal mengalami ggg
emosional atau disfungsi kognitif atau keduanya pd periode awal pasca persalinan yg disebut Postpartum blues
Faktor resiko
Pernah mengalami psikosis post partum sebelumnya (70%)
Premigravida; tanpa pernikahan; seksio cesarea; riwayat ggg
psikosis dlm keluarga; fetal distress; kelainan anak( Ke lainan neurologik; sianosis; polisitemia neonatal; thrombo sitopenia )
Etiologi
Belum diketahui dengan pasti
Perubahan hormonal pasca persalinan mungkin memegang
peranan, Seperti Penurunan estrogen/progresteron yg tiba2 dan cepat, demikian pula dengan perubahan kadar kortisol darah dan hormon thiroid karena terjadinya ggg pada HPA Aksis
Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)
Diagnosis dan gambaran klinik
DSM IV TR mengenal diagnosis Psikosis Post Partum sbg diag
nosis Ggg Mood (296.2x); Ggg Psikosis Akut (298.8); Ggg
Psikosis Not Otherwise Specified ( NOS) bila onset gejalanya timbul dalam 4 minggu setelah persalinan
Gej. prodromal berupa : insomnia; kelelahan; kesedihan;
iritabel; emosi labil gej. psikosis dpt timbul sec. Dramatis dan tiba2.
Px Post partum dgn gej. Ggg Mood, gej. psikosisnya bisa di
sertai halusin.dengar, waham nihilistik/kebesaran/bersalah
Wanita penderita Skizofrenia dalam Masa nifas dpt disertai
hal.dengar; agitasi; waham kejar/dikendalikan; ggg proses
berpikir; disorientasi dan kebingungan mirip delirium, kesu litan mempertahankan perhatian; recent memory buruk; ka dang
ICD X- PPDGJ III
Tidak lagi menggunakan istilah Psikosis Post Partum,
namun mengklasifikasi kedalam
F53 Gangguan Mental dan Perilaku yang berhu
bungan dengan Masa Nifas YTK
Klasifikasi ini hanya digunakan utk Ggg Jiwa yg ber
hubungan dgn masa nifas ( tidak lebih dari 6 minggu
setelah persalinan) yg tidak memenuhi kriteria di
tempat lain.
Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)
F53 Ggg Mental dan Perilaku yg berhubungan dgn
Masa Nifas YTK
lanjutan..F53.0 Ggg Mental dan Perilaku Ringan yang berhubungan dgn Masa Nifas YTK
Termasuk Post Partum Depression YTT
F53.1 Ggg Mental dan Perilaku Berat yang berhubungan dgn Masa Nifas YTK
Termasuk Psikosis masa nifas YTT
F53.8 Ggg Mental dan Perilaku lainnya yg berhubungan dgn Masa Nifas YTK
Prognosis
Prognosis baik
Namun terjadinya relaps cukup sering
Psikosis Post Partum sering kali memberi pengaruh terhadap
hubungan ibu dan anak, perkembangan anak; kekerasan / pene lantaran kepada anak; bahkan bisa terjadi infanticide
Pengobatan
Anti depresan untuk Px dengan Ggg Mood dan Afek, kalau
perlu terapi kejang listrik
Anti manik Lithium karbonat utk kasus Ggg manik
Antipsikotika tipikal / atipikal untuk kasus Psikosis fungsional
spt Skizofrenia; Psikosis akut
untuk ibu menyusui obat2 diatas sebaiknya tidak diberikan
Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)
Kepustakaan
American Psychiatric Association; 2000; Diagnostic Criteria from DSM-IV-TR; Washington, DC
Bag./SMF Ilmu Kedokteran Jiwa; 2004; Pedoman
Penggolongan Diagnose dan Terapi; edisi III;RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Dirjen Kesehatan Jiwa Depkes RI; 1993; PPDGJ III; Depkes RI
Maramis WF dan Maramis AA; Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa; Ed 2; Airlangga University Press