• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakterisasi Reservoir Batuan Vulkanik Rekah Alami Berdasarkan Integrasi Data Sumur dan Atribut Seismik Pada Lapangan Java, Cekungan Jawa Barat Utara, Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Karakterisasi Reservoir Batuan Vulkanik Rekah Alami Berdasarkan Integrasi Data Sumur dan Atribut Seismik Pada Lapangan Java, Cekungan Jawa Barat Utara, Indonesia"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Prosiding Seminar Nasional XI “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2016

Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

Karakterisasi Reservoir Batuan Vulkanik Rekah Alami

Berdasarkan Integrasi Data Sumur dan Atribut Seismik Pada

Lapangan Java, Cekungan Jawa Barat Utara, Indonesia

Ongki Ari Prayoga

1)

, Hill Gendoet Hartono

1)

, M. Taslim

2)

1Departemen Teknik Geologi, Sekolah Tinggi Teknologi Nasional, Yogyakarta

2

PT. Pertamina EP Asset 3 Cirebon, Jawa Barat

Abstrak

Lapangan Java berada di Cekungan Jawa Barat Utara yang merupakan salah satu cekungan prolifik penghasil hidrokarbon di Indonesia. Sebagian besar minyak dan gas bumi di lapangan ini dihasilkan dari reservoir vulkanik Formasi Jatibarang yang tersusun oleh jenis batuan vulkanik seperti tuf, breksi piroklastika dan lava andesit. Rekahan ditemukan pada Formasi Jatibarang sebagai faktor pengontrol porositas dan permeabilitas sehingga hidrokarbon dapat diproduksikan. Untuk mengeksploitasi jenis reservoir vulkanik, penelitian komprehensif harus dilakukan meliputi determinasi distribusi dan orientasi rekahan, migrasi, dan jenis perangkap hidrokarbon pada daerah penelitian. Tujuan adalah identifikasi karakteristik rekahan dan parameter sifat reservoir vulkanik, sedangkan metode dilakukan berdasarkan kajian terintegrasi dari data log sumur, inti batuan, log citra dan atribut seismik.Hasil analisis pada beberapa sumur produksi di Lapangan Java, sebagian besar reservoir produktif merupakan fasies tuf dengan kisaran nilai porositas total 6-18%, indeks porositas sekunder 2-12%, dan permeabilitas rekahan 0,006-236 mD. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa distribusi zona produksi sangat terkait dengan penyebaran rekahan disamping efektifitas perkembangan fasies batuan vulkanik. Analisis pada log citra menunjukan rekahan pada daerah penelitian terbagi menjadi tiga bagian yang berbeda berdasarkan orietasi rekahan dan karakternya serta orientasinya terhadap patahan. Hal ini merupakan sebuah indikasi bahwa rekahan terbentuk oleh beberapa fase tektonik dimulai pada rezim tektonik regangan pada Eosen yang kemudian terreaktivasi pada Pliosen. Identifikasi rekahan produktif

menunjukkan bahwa rekahan konduktif dengan orientasi utara-selatan merupakan rekahan potensial sebagai media penyimpanan serta sirkulasi hidrokarbon. Berdasarkan data tersebut, sehingga diusulkan untuk melakukan pengeboran sumur horizontal dengan arah barat-timur agar dapat memaksimalkan produksi dari rekahan produktif pada daerah penelitian.

Kata kunci:hidrokarbon, vulkanik, reservoir, rekahan, jatibarang

Pendahuluan

Reservoir rekah alami didefinisikan sebagai suatu reservoir yang secara alamiah terbentuk rekahan, atau diprediksikan terdapat rekahan yang terlihat secara jelas dari perubahan signifikan terhadap aliran fluida pada reservoir seperti peningkatan permeabilitas pada formasi (Nelson, 2001). Reservoir batuan vulkanik rekah alami mengarah kepada suatu jenis reservoir rekah alami pada batuan vulkanik dimana pada umumnya dianggap tidak memiliki porositas primer eyang efektif untuk menyimpan hidrokarbon, sehingga rekahan dianggap telah meningkatkan porositas maupun permeabilitas reservoir.Hal inidapat menjadi media penyimpanan dan sirkulasi hidrokarbon. Penemuan cadangan hidrokarbon pada batuan vulkanik Formasi Jatibarang di Lapangan Java,

Cekungan Jawa Barat Utara telah memberikan sebuah tantangan baru bagi seluruh ilmuan

kebumian untuk menemukan

cadanganhidrokarbon pada batuan vulkanik lainnya dengan konsep eksplorasi yang berbeda. Lapangan Java sendiri merupakan salah satu lapangan minyak dan gas bumi di dunia yang memproduksikan minyak dan gas bumi dari reservoir vulkanik rekah alami.

(2)

Kombinasi dari jenis batuan yang getas dan sejarah tektonik yang panjang telah membentuk struktur yang kompleks sebagai sistem hidrokarbon produktif pada reservoir vulkanik rekah alami. Minyak dan gas bumi diproduksikan dari interval vulkanik Jatibarang yang tersusun oleh jenis litologi tuf, breksi piroklastika dan lava andesit dengan agen porositas dan permeabilitas berupa rekahan. Pada penelitian ini digunakan analisis terintegrasi untuk mengidentifikasi rekahan baik itu aspek geometri, orientasi, genesa dan juga identifikasi tegasan insitu untuk memprediksikan rekahan potensial sebagai rekahan produktif dari berbagai parameter data yaitu log sumur, data inti batuan, log citra danatribut seismik. Berdasarkan penelitian ini, model reservoir vulkanik rekah alami daerah penelitian dapat dibangun dengan kombinasi interpretasi sifat petrofisika formasi, karakteristik rekahan pada log citra dan distribusi rekahan pada peta AFE. Tujuan utama pada kajian ini adalah untuk membangun sebuah model sistem hidrokarbon reservoir vulkanik dan deliniasi area prospek untuk pengajuan pengembangan wilayah operasi pengeboran di Lapangan Java, Cekungan Jawa Barat Utara.

Geologi Lapangan Java, Cekungan Jawa

Barat Utara

Lapangan Java merupakan depresi di bagian timur Cekungan Jawa Barat Utara. Cekungan Jawa Barat Utara dibagi menjadi empat bagian sub-cekungan yaitu Sub-cekungan Jatibarang, Sub-cekungan Cipunegara, Sub-cekungan Arjuna, dan rendahan Ciputat (Gambar 1). Lokasi penelitian berada di Sub-cekungan Jatibarang yang dibatasi oleh Tinggian Kadanghaur-Waled di bagian barat dan Tinggian Arjawinangun di bagian selatan. Secara regional Cekungan Jawa Barat Utara merupakan cekungan belakang busur yang berhubungan langsung dengan sistem jalur subduksi Sumatera-Jawa, tetapi proses pemekaran yang terjadi selama Zaman Eosen menunjukan setting tektonik yang berbeda.

Bukti-bukti geologi menunjukan bahwa pada awal pembentukannya Cekungan Jawa Barat Utara merupakan cekungan pull-apart dalam sistem intra busur gunung api yang kemudian berevolusi menjadi cekungan belakang busur pada awal Tersier (Suardana, dkk., 2013). Aktivitas tektonik di cekungan belakang busur

gunung api menyebabkan terbentuknya sesar-sesar besar yang merupakan sesar-sesar normal berarah utara-selatan. Sesar-sesar inilah yang mengontrol permbentukan sub-cekungan yang merupakan sistem horst dan graben pada cekungan belakang busur khususnya pada Cekungan Jawa Barat Utara (Adnan, dkk., 1991). Sub-cekungan Jatibarang merupakansebuah sistem half graben yang dikontrol oleh sesar-sesar normal yang memiliki orientasi utara-selatan dan baratlaut-tenggara. Sub-cekungan Jatibarang sendiri berada pada zona releasing double-bend pada sistem sesar besar yaitu sesar dekstral OO-Brebes (Gambar 2) (Ryacudu dan Bactiar, 2000). Evolusi tektonik yang terjadi mulai dari terbentuknya Cekungan Jawa Barat Utara hingga masa kini terrekam dalam rekaman stratigrafi dari urutan tua ke muda yaitu kompleks batuan dasar, Formasi Jatibarang, Formasi Talang Akar, Formasi Baturaja, Formasi Cibulakan, Formasi Parigi dan Formasi Cisubuh (Adnan, dkk., 1991).

Gambar 1. Konfigurasi Cekungan Jawa Barat Utara (Reminton dan Pranyoto, 1985)

Sistem Minyak Bumi Lapangan Java,

Cekungan Jawa Barat Utara

(3)

Prosiding Seminar Nasional XI “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2016

Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

daerah tinggian, (2) Harus terse induk efektif yang berhubunga sehingga memungkinkan un migrasi, (3) Batuan reservo deformasi oleh tektonik inte Terdapatnya cebakan ata hidrokarbon. Komponen siste pada Lapangan Java secara sp potensial untuk keterdapatan Reservoir vulkanik interval Jatib oleh jenis litologi breksipiroklastik dan basalt, serta sebagian besar kristal, tuf litik, dan tuf gelas). (1997), pada Cekungan Jawa terdapat dua tipe utama batua batulempung lakustrin dan diendapkan pada lingkungan delta Talang Akar dan Formasi Ba penudung pada reservoir vulkanik terdapat dua jenis batuan penudu batulempung dari Formasi Talan oleh ketidakmenerusan suatu rek saling terkoneksi (Suardana, Minyak dan gas bumi bermigra Talang Akar yang berada d disekitar daerah penelitian m pembawa dan patahan hingga m gas tersebut terperangkap. Hid terperangkap ketika melalui terbuka namun tidak saling ter rekahan lainnya ataupun ketika r telah tertutup oleh batulempu (Suardana, dkk., 2013).

METODE PENELITIAN

Metode pendekatan yang dila integrasi dari kombinasi bebe identifikasi yaitu interpretasi atrib log sumur, data inti batuan dan lo 3). Sebagai tambahan, hal ini d kompleksitas karakteristik rese sangat sulit diterapkan untuk mem model geologi dari jenis reservoir itu aplikasi dari metode interpreta dan kuantitatif pada reservoir ko selalu dapat diaplikasikan reservoir vulkanik tanpa adanya inovasi dikarenakan perbedaan je

Prosiding Seminar Nasional XI “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2016

Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

rsediannya batuan gan secara lateral untuk terjadinya delta dari Formasi Banuwati. Batuan anik teridentifikasi dung yaitu berupa lang Akar dan juga rekahan yang tidak a, dkk., 2013). grasi dari Formasi di area depresi a rekahan tersebut pung di atasnya

dilakukan adalah berapa parameter atribut seismik 3D, log citra (Gambar i dilakukan karena eservoir vulkanik embangun sebuah oir ini, di samping retasi log kualitatif konvensional tidak terhadap jenis ya modifikasi serta

jenis batuan.

Gambar 2. Peta struktur domain pada Cekungan Jawa Barat U Bachtiar, 200

Gambar 3. Skema alur

Teknik interpretasi pada berdasarkan metode artificia dibuat untuk mengevaluasi kar Formasi Jatibarang. Interpreta citra dilakukan untuk karakteristik rekahan dan ana rekahan. Identifikasi detail dapat memberikaninformasi pemahaman menyeluruh terh rekahan dan yang paling mengetahui rekahan terbuka fluida sebagai rekahan pro rekahan dan sesar baik seca vertikal telah dipetakan mela koherensi daninsthaneous ph

ditampilkan dalam bentuk rekahan melalui modul AFE

Extraction), sehingga berdasa

data interpretasi seismik, da citra dan juga inti batuan da

Prosiding Seminar Nasional XI “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2016

Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

ain waktu batuan dasar t Utara (Ryacudu dan

000)

lur penelitian

a data log sumur icial neural network karakteristik reservoir etasiterhadap data log k mengidentifikasi analisis geomekanika il terhadap log citra asi rinci mengenai terhadap karakteristik ling utama adalah ka yang dapat dialiri produktif. Distribusi ecara lateral ataupun elalui atribut seismik

phaseyang kemudian

k peta penyebaran AFE (Automatic Fault

(4)

WELL TVDSS

(%) Kf Thick Summary Production (STB)

Java-47 2130 9,8 14 8 26,3 0,96 115 Ltlg : Vtuff,Ltuff, fair Prsty frc, high

Loss, high prospect 209.707,5

Java-48 1911 9 18 12 26,6 4,5 481 Ltlg : Ltuff, Vtuff, high frc, Low Kfrc,

prospect 1.078.769,7

Java-51 2011 16,5 9 2 34,4 0,006 12 Ltlg : Ltuff, Vtuff, Rare fr c, vry high

prospect 0

Java-63 1986 5,7 16 6,6 24,3 0,197 134 Ltlg : Ltuff, Vtuff, breccia, and lava

frac prsty, low Kfrc, low prospect 93.873,2

Java-77 1876 9,6 10 8 15 36,6 76 Ltlg : Vtuff, Ltuff, high frc, good Kfrc,

Sw, high prospect 2.998.398,9

Java-78 2098 8,9 11 8 37,4 0,06 37 Ltlg : Vtuff, CrsTuf, Moderately frct

low Kfrc, vry high Sw, no prospect 230

Java-94 1830 16 16 8 30 0,1 11 Ltlg : Ltuff, Moderately frctrd, low K

prsty frc, low prospect 513.142,4

Java-113 2075 10 9 4,2 33 213 14 Ltlg : Vtuff, Cr ytuff, low prsty frc, g

high prospect 1.026.441,2

Java-149 1897 11 10 4,8 25,5 0,065 57 Ltlg : Brc, Lava, Low frc, low prsty Kf, no prospect

Java-149 2006 12 19 4,6 22,9 0,009 26,5 Ltlg : Ltuff, rare frc,no prospect

Java-176 2089 9 13 4 19,7 236 36 Ltlg : Vtuff, Ltuff, low prsty frc, goo

high prospect 56.132,3

Java-183 1937 12 12 10 35 9,08 7,6 Ltlg : Brc,low frc, low prsty frc, med

prospect 102.009,87

Java-184A 1984 1,9 11 4,8 32,9 15 9 Ltlg : Vtuff, Ltuff, low prsty frc, med

Kf, medium prospect 1.566,9 prospek serta arahan pengemb

pengeboran.

HASIL DAN PEMBAHASA

Interpretasi Data Log Sumur

Reservoir vulkanik Forma menunjukan sebuah karakteristik kompleks baik kearah vertikal Dalam tujuannya untuk meng hidrokarbon pada reservoir, mengetahui karakteristik batuan indikasi keterdapatan rekahan Hasil kajian komprehensif dari dan petrografi dari sampel in didukung oleh analisis SEM menunjukkan bahwa pada da terbagi menjadi tiga litofasies b yaitu fasies asosiasi tuf (tuf litik tuf gelas), fasies asosiasi tu piroklastika, serta fasies lava ditampilkan berserta karak petrofisika batuan pada Tabel 1 d

Tabel 1. Ringkasan hasil analisis pe Jatibarang pada Lapangan

Gambar 4. Analisis karakteristik vulkanik pada beberapa paramet

Keterdapatan rekahan pada r diidentifikasi melalui interpretas log sumur, yaitu : (1) pad menunjukkan kondisi washo resistivitas zona terinvasi da terinvasi menunjukan separasi y

WELL TVDSS

(%) Kf Thick Summary Production (STB)

Java-47 2130 9,8 14 8 26,3 0,96 115 igh frc.

209.707,5

Java-48 1911 9 18 12 26,6 4,5 481 Kfrc, 1.078.769,7

Java-51 2011 16,5 9 2 34,4 0,006 12 igh Sw, no

0

Java-63 1986 5,7 16 6,6 24,3 0,197 134 ava low

ect 93.873,2

Java-77 1876 9,6 10 8 15 36,6 76 Kfrc, low

2.998.398,9

Java-78 2098 8,9 11 8 37,4 0,06 37 frcturd, vry

ect 230

Java-94 1830 16 16 8 30 0,1 11 w Kf, poor

513.142,4

Java-113 2075 10 9 4,2 33 213 14 frc, good Kf, 1.026.441,2

Java-119 2211 98 6 4,2 23,6 128 45 f, high

1.385.041

Java-149 1848 12 13 3 30 0,04 28 y frc, no

30.146,5

Java-149 1897 11 10 4,8 25,5 0,065 57 rsty frc, no

Java-149 2006 12 19 4,6 22,9 0,009 26,5

Java-176 2089 9 13 4 19,7 236 36 good Kf,

56.132,3

Java-183 1937 12 12 10 35 9,08 7,6 medium

102.009,87

Java-184A 1984 1,9 11 4,8 32,9 15 9 medium

1.566,9 mbangan wilayah

SAN

r

masi Jatibarang stik reservoir yang al ataupun lateral. engetahui potensi s batuan vulkanik itik, tuf kristal dan tuf dan breksi tasi kualitatif data pada log kaliper shout, (2) log dan zona tidak i yang lebih besar,

nilai kelistrikan formasi, kandungan barium terhada lumpur pengeboran aka pembacaan log PEF dan log d (Gambar 5). Berdasarkan terhadap reservoir vulkanik re Jatibarang pada beberapa s Lapangan Java menunjukkan terbaik adalah fasies asos laboratorium menunjukan fa nilai porositas total batuan yan 8,9%), namun porositas ter berhubungan untuk dapat m formasi.

Gambar 5. Karakteristik log su vulkanik rekah alami sum

Keterdapatan rekahan mem porositas dan juga menjadi utama permeabilitas formasi, tersebut dapat menyimpan da hidrokarbon, sehingga berdas dapat disimpulkan bahwa dist sangat dikontrol oleh d disamping distribusi fasies Hasil analisis karakteristik Jatibarang menunjukkan r memilikikisaran nilai porosita 18%, indeks porositas seku permeabilitas rekahan 0,006 nilai rata-rata 42,90 mD. beberapa sumur produksi m terrekahkan terfokus pada Jatibarang dengan ketebalan meter (Gambar 6). Distribus pada Lapangan Java berkorela distribusi rekahan pada peta AF

Analisis Rekahan Berdasar

dan Atribut Seismik

Deteksi rekahan dan patahan a dalam analisis log citra yan pengamatan inti batuan da

i, dan (4) invasi dap rekahan pada akan menunjukkan g densitas yangtinggi n evaluasi formasi rekah alami Formasi sumur produksi di kan bahwa reservoir osiasi tuf. Analisis fasies tuf memiliki yang cukup tinggi (3-tersebut tidak saling t mengalirkan fluida

sumur pada reservoir umur Java-113.

emberikan tambahan di faktor pengontrol si, sehingga reservoir dan mentransmisikan asarkan data tersebut istribusi zona potensi distribusi rekahan ies batuan vulkanik. k reservoir Formasi reservoir vulkanik sitas total antara 6-ekunder 2-12%, dan 06-236 mD dengan D. Korelasi antara i menunjukkan zona da area Tinggian lan kisaran 50-110 ibusi sumur produktif relasi positif terhadap

AFE.

asarkan Log Citra

(5)

Prosiding Seminar Nasional XI “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2016

Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

(Gambar 7). Semua jenis r karakteristiknya masing-masin dianalisis untuk memahami individual serta hubungan antar r tektonik regional. Pada log diindikasikan oleh kenampakan b atau resistif yang tidakmenunjuk pergeseran. Rekahan terbuka kenampakan konduktif pad dikarenakan adanya invasi lump atau fluida di dalamnya. Rekaha ataupun akibat proses mineralis kenampakan resistif jika minera rekahan tersebut sifatnya resistif kalsit dan kuarsa.

Gambar 6. Korelasi zona potensi re rekah alami Formasi Jatib

Gambar 7. Kenampakan rekahan pa analisis.

Ratusan rekahan telah dilakukan pengidentifikasian pada log memahami jenis rekahan, orie konektifitas, dan juga untuk dila geomekanika formasi. Berdasark pada log citra, rekahan pada d dapat dikelompokan menjad berdasarkan geometri dan respo citra, yaitu rekahan konduktif,

breakout, rekahan tensile, da

Prosiding Seminar Nasional XI “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2016

Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

rekahanmemiliki sing yang bisa i rekahan secara ahan yang tertutup lisasi menunjukan eral yang mengisi stif seperti mineral

i reservoir vulkanik atibarang.

pada berbagai skala

an pengukuran dan log citra guna rientasi, densitas, dilakukan analisis arkan pengamatan daerah penelitian jadi lima jenis sponnya pada log f, rekahan resistif, dan sesar mikro

(Gambar 8). Identifikasi reka enam sumur produksi, terid 351 rekahan konduktif dengan segala arah, namun secara ga dominan rekahan kondukti selatan. Kehadiran rekahan orientasi barat-timur dan barat dijelaskan sebagai rekaha terbentuk pada periode tekton Selain rekahan konduktif, a dan plot pada diagram rose kesamaan orientasi rekahan konduktif. Sebagai hasil dar jenis rekahan resistif pada f orientasi dominan rekahan be baratlaut-tenggara dan tim Rekahan resistif dengan orite merupakan rekahan terbuka mineral sekunder hasil dari ak ataupun diagenesa. Interpretas dan orientasi rekahan pad berkorelasi baik terhadap data analisis log citra maupun lo data peta penyebaran rekaha untuk usulan area pengem pengeboran dengan mend terrekahkan intensif. Pada rekahan menunjukan pen didominasi berada pada Tingg di sekitar zona sesar. Data an rekahan tensile pada analisi produksi menunjukkan arah masing-masing yaituutara-se timur. Breakout dan rekahan hasil interaksi tegasan a terhadap tegasan pada batuan 1979 dalam Rider, 2000). horizontal pada formasi tid arah, maka rekahan-rekahan k dan terlokalisasi terhadap arah minimum (SHmin), sehing

breakout (Bell, 1990 dala

Sedangkan rekahan tensile u pada arah tegasan maksimu tegak lurus terhadap br

mengindikasikan orientasi te kini dan tidak terpengaru kedudukan batuan, ataupun re ada. Secara regional bre menunjukan orientasi teg tektonik antar lempeng Berdasarkan data tersebut d orientasi tegasan insitu horiz

Prosiding Seminar Nasional XI “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2016

Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

kahan konduktif pada ridentifikasi terdapat an orientasi relatif ke garis besar orientasi ktif berarah utara-n koutara-nduktif deutara-ngautara-n ratlaut-tenggara dapat han terbuka yang tonik yang lebih tua. analisis stereografis se juga menunjukkan an terhadap rekahan dari identifikasi 105 a formasi didapatkan berarah utara-selatan, ada atribut seismik ata-data rekahan pada log sumur, sehingga han dapat digunakan gembangan wilayah ndeliniasi area-area a peta penyebaran enyebaran rekahan inggian Jatibarang dan analisis breakout dan lisis beberapa sumur h orientasi dominan -selatan dan barat-an tensile merupakbarat-an akibat pengeboran an (Bell dan Gough, 0). Apabila tegasan tidak sama kesegala n kecil akan terbentuk rah tegasan horizontal ingga menghasilkan alam Rider, 2000). umumnya terbentuk mum (SHmax) yaitu

breakout. Breakout

(6)

(SHmax) masa kini di Sub-cekungan Jatibarang memiliki orientasi utara-selatan, orientasi ini memiliki kesamaan terhadap tegasan utama pada sistem subduksi di Pulau Jawa (Gambar 9).

Gambar 8. Hasil pengukuran rekahan pada sumur produksi di Lapangan Java.

Gambar 9. Interpretasi genesa kekar dan sesar serta hubungannya terhadap tektonik regional Cekungan

Jawa Barat Utara.

Analisis

Kinematika

Rekahan

Pada

Lapangan Java, Cekungan Jawa Barat

Utara

Analisis kinematika pembentukan rekahan pada daerah penelitian dibangun dengan mengintegrasikan beberapa analisis data seperti geometri rekahan, orientasi rekahan, dan juga analisis tegasan insitu. Dengan asumsi tegasan insitu horizontal maksimum (SHmax) berarah utara-selatan dan mengacu kepada klasifikasi jenis rekahan tektonik, maka rekahan pada daerah penelitian dapat dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan genesanya yaitu : (1) kekar tensional : rekahan jenis ini memiliki orientasi sejajar terhadap tegasan insitu dengan arah dominan utara-selatan, berdasarkan pada pengamatan log citra rekahan tensional memiliki ciri-ciri kenampakan konduktif atau rekahan terbuka, (2) kekar gerus : rekahan jenis ini memiliki orientasi yang membentuk sudut lancip terhadap tegasan

insitu dengan arah dominan yaitu baratlaut-tenggara dan timurlaut-baratdaya. Kekar gerus memiliki morfologi tertutup/resistif pada pengamatan log citra, (3) kekarrelease: rekahan jenis ini memiliki orientasi tegak lurus terhadap tegasan insitu dengan arah dominan yaitu barat-timur dengan morfologi terbuka pada pengamatan log citra (Gambar 9B).

Namun jika dilihat lebih detail, kekar ekstensional dan kekar gerus pada daerah penelitian memiliki beberapa pola orientasi dan relatif tidak sama terhadap sesar-sesar utama pada daerah penelitian. Hal ini mengindikasikan bahwa rekahan pada daerah penelitian terbentuk pada beberapa fase tektonik. Keterdapatan rekahan konduktif yang berorientasi barat-timur dan baratlaut-tenggara dapat dijelaskan sebagai rekahan terbuka yang terbentuk pada periode sebelumnya dan mengalami reaktivasi pada tektonik Miosen yang mencapai puncaknya pada Pliosen. Interpretasi ini pula didukung oleh analisis seismik stratigrafi pada daerah penelitian. Peta struktur domain kedalaman menunjukkan rekahan memiliki dua arah orientasi dominan yaitu baratlaut-tenggara (relatif utara-selatan) dan timurlaut-baratdaya (Gambar 9A).

(7)

Prosiding Seminar Nasional XI “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2016

Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

batuan dasar hingga Formasi C tidak terdapat adanya penebalan masing sisi sesar. Hal ini menu proses pensesaran terjadi pengendapan formasi pada da telah selesai. Seperti kita ke tektonik pada Sub-cekungan Ja dikontrol oleh pergerakan sesar OO-Brebes, hal ini dikarenakan berada pada sistem zona sesa Brebes. Integrasi antara datastruk penelitian dan tegasan ins maksimum menunjukan bahwa yang berarah baratlaut-tengga reaktivasi menjadi sesar normal Major-2 yang berarah tim mengalami reaktifasi menjadi ses sistem releasing double-bend stru dekstral OO-Brebes (Gambar 9A

Determinasi Area Prospek

Pengembangan

Lapangan

Cekungan Jawa Barat Utara

Evaluasi terhadap sistem hid model reservoir vulkanik rekah Jatibarang menunjukan bah Javamemiliki komponen siste yang lengkap untuk dapat hidrokarbon (Gambar 11C). A produktifitas rekahan pada da dengan mengacu kepada diagra rekahan oleh Sagita (2008), men reservoir vulkanik pada dae memiliki potensi sangat baik se rekah alami yang produktif Estimasi potensi produktifitas re pada beberapa parameter penting tektonik, karakteristik tegasan, lito paragenesis, umur struktur, p breksiasi, dan karakter struktur m Berdasarkan kajian data log citr bahwa rekahan konduktif denga selatan merupakan rekahan po rekahan produktif pada dae Determinasi rekahan produktif sa dikarenakan pemahaman mengen kaitannya terhadap potensi re sebagai reservoir merupakan kun peningkatan eksplorasi dan pro produktif adalah rekahan terbuka kemampuan untuk menga hidrokarbon. Rodgers (2000, dala

Prosiding Seminar Nasional XI “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2016

Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

i Cisubuh namun Jatibarang sangat sar besar dekstral n lokasi penelitian al sedangkan sesar imurlaut-baratdaya Analisis potensi daerah penelitian gram produktifitas enunjukan bahwa daerah penelitian sebagai reservoir f (Gambar 10). rekahan mengacu ting seperti sejarah , litologi formasi, pensesaran atau r masa kini. citra disimpulkan

gan orietasi utara-potensial sebagai aerah penelitian. f sangatlah penting genai rekahan serta rekahan tersebut kunci utama dalam produksi. Rekahan uka yang memiliki galirkan fluida alam Claire, 2012)

menjelaskan rekahan dapat m formasi jika rekahan tersebut sejajar terhadap tegasan in penelitian (Gambar 11B).

Gambar 10. Analisis produktif Lapangan Java (Sagita,d

Gambar 11. Analisis rekahan pr dan usulan pengembangan wila Lapangan Java, Cekungan Jawa

Deliniasi area prospek pad dilakukan dengan mempertim aspek seperti intensitas rek terrekahkan terhadap batua ketebalan zona terrekahkan parameter lainnya. Dengan beberapa aspek tersebut, daera menjadi 3 area prospek hidro nama Prospek-1, Prospek-2 Prospek-1 merupakan targ diusulkan untuk dilakukan produksi(Gambar 11A). Hasil keseluruhan analisis pada menunjukan bahwa distribusi AFE berkorelasi baik terhada sehingga data tersebut dapa pertimbangan dalam pengu sumur pengembangan de pengeboran tegak lurus terhad rekahan produktif. Berdasark

Prosiding Seminar Nasional XI “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2016

Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

t mengalirkan fluida ut memiliki orientasi insitu pada daerah

ktifitas rekahan pada ta,dkk., 2008).

produktif, area prospek wilayah pengeboran di

a Barat Utara.

(8)

sehingga diusulkan untuk melakukan pengeboran sumur horizontal dengan arah barat-timur agar dapat memaksimalkan produksi dari rekahan produktif pada daerah penelitian dengan penetrasi sekitar 50 – 100 meter dari puncak Formasi Jatibarang (Gambar 11D).

KESIMPULAN

Batuan vulkanik Eosen Formasi Jatibarang pada Lapangan Java, Cekungan Jawa Barat Utara tersusun oleh jenis batuan vulkanik yang heterogen dan telah terbukti sebagai reservoir vulkanik penghasil hidrokarbon. Produksi minyak bumi pada lapangan ini sejak tahun 1969 dan diproduksikan dari reservoir vulkanik seperti fasies tuf, breksi piroklastika, dan lava andesit. Berdasarkan analisis evaluasi formasi pada beberapa sumur produksi di Lapangan Java menunjukan bahwa reservoir terbaik merupakan fasies tuf dengan faktor pengontrol utama adalah rekahan pada formasi. Distribusi zona produksi sangat dikontrol oleh distribusi rekahan dibanding penyebaran fasies batuan gunungapi. Pada lapangan ini, rekahan memberikan peningkatan kualitas reservoir baik itu porositas maupun permebailitas reservoir sehingga memungkinkan untuk menyimpan dan mengalirkan hidrokarbon. Identifikasi rekahan pada log citra menunjukan rekahan pada daerah penelitian memiliki tiga orientasi utama yaitu utara-selatan, baratlaut-tenggara dan timurlaut-baratdaya yang terbentuk pada beberapa fase tektonik yang berbeda. Rekahan konduktif yang memiliki orientasi utara-selatan merupakan rekahan potensial sebagai rekahan produktif pada daerah penelitian. Hasil akhir dari integrasi beberapa parameter identifikasi mengusulkan untuk melakukan pengeboran sumur horizontal berarah barat-timur agar memotong tegak lurus rekahan produktif dengan penetrasi sekitar 50-110 meter. Hasil penelitian ini dapat dijadikan analogi dalam eksplorasi hidrokarbon dengan target reservoir vulkanik di Indonesia.

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak manajemen PT. Pertamina EP Asset 3 Cirebon atas izinnya untuk menggunakan data-data penelitian menjadi paper penelitian dalam Seminar ReTII ke 11 Tahun 2016. Semoga dengan terpublikasikannya hasil penelitian ini dapat memperkaya pengetahuan pembaca dalam

bidang vulkanologi dan menjadi pembuka bagi para geosaintis untuk mulai mengeksplorasi reservoir vulkanik di Indonesia.

DaftarPustaka

Adnan, A., Sukowitono, dan Supriyanto, 1991. Jatibarang sub basin – A half graben model in the onshore of Northwest Java, Proceedings of the Indonesian Petroleum Association 20th Annual Convention. Indonesia : Jakarta.

Aguilera, R., 1980. Naturally Fractured Reservoir, PennWell Publishing Company, Tulsa, Oklahoma.

Asquith G., dan Krygowsky, D., 2004. Basic Well Log Analisys, American Association of Petroleum Geologist, Tulsa, Oklahoma.

Claire J. P., 2012. Characterizing fractured basement using the Lewisian Gneiss Complex, NW Scotland : implication for fracture system in the Claire Field Basement. Tesis, Universitas Durham.

Kalan, T., H.P. Sitorus dan M. Eman, 1994. Jatibarang field, geologic study of volcanic reservoir for horizontal well proposal. Proceedings of the Indonesian Petroleum Association 23th Annual Convention. Indonesia : Jakarta.

Moody, J. D., dan Hill, M. J (1956) : Wrench Fault Tectonics, Geological Society of America Bulletin, USA.

Nelson, R. A., 2001. Geologic Analysis of Naturally Fractured Reservoir, Gulf Professional Publishing, Houston, Texas.

Noble, R. A., Pratomo, K. H., Nugrahanto, K., Ibrahim, A. M. T., Prasetya, I., Mujahadin, N., Wu, C. H., dan Howes, J. V. C., 1997. Petroleum system of North West Java Basin, International Conferences on Petroleum Southeasth Asia and Australia Proceeding, Jakarta, Indonesia.

Patmosukismo, S., dan Yahya, I., 1974. The basement configuration of the North West Java Area. Proceedings of the Indonesian Petroleum Association 3rd Annual Convention.

(9)

Prosiding Seminar Nasional XI “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2016

Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

Ryacudu, R., dan Bachtiar, A., 2000. The status of the OO-Brebes fault system, ad its implication to hydrocarbon exploration in the Eastern part of North West Java Basin, Proceedings of the Indonesian Petroleum Association 27th Annual Convention. Indonesia : Jakarta.

Reminton, C. H., dan Pranyoto, U., 1985. A hydrocarbon generation analysis in Northwest

Java Basin using lopatin’s method, Proceedings

of the Indonesian Petroleum Association 14th Annual Convention.Indonesia : Jakarta.

Sagita, R., dkk, 2008. Reservoir Characterization of Complex Basement-Dayung, Proceedings of the Indonesian Petroleum Association 32th Annual Convention.Indonesia : Jakarta.

Gambar

Gambar 1. Konfigurasi Cekungan Jawa Barat Utara(Reminton dan Pranyoto, 1985)
Gambar 3. Skema alurlur penelitian
Tabel 1. Ringkasan hasil analisis peJatibarang pada Lapanganpetrofisika Formasigan Java.
Gambar 6. Korelasi zona potensi rerekah alami Formasi Jatibi reservoir vulkanikatibarang.
+3

Referensi

Dokumen terkait

Nasabah yang memanfaatkan perkreditan di Bank Jateng, saat ini dalam proses pembayaran angsuran kepada bank tidak selalu berjalan sesuai dengan perjanjian kredit yang

Keywords: infants; music perception and cognition; a cappella and accompanied singing; musical texture; early childhood music education.. In the past few

Kopling tetap adalah satu elemen yang berfungsi sebagai penerus daya dan putaran dari poros penggerak keporos yang digerakkan tanpa terjadi slip, dimana sumbu

Oleh karena itu, analisis perhitungan penyusutan ini sangatlah penting agar perusahaan dapat melakukan tindakan atau evaluasi kinerja perusahaan agar lebih memperhatikan dan

Berdasarkan perhitungan dan analisis kelima indikator tersebut dapat disimpulkan bahwa PT Bank Permata Tbk cukup profitable yang dibuktikan dengan peningkatan laba bersih yang

Model Konseling Kognitif-Perilaku untuk Meningkatkan Resiliensi Mahasiswa (Studi Terhadap Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri [STAIN] Ponorogo).. Dibimbing

Demikian untuk menjadikan periksa, dan atas perhatiannya diucapkan terima kasih. Panitia Pengadaan Barang / Jasa Sekretariat DPRD

‘ Kill Me Heal Me’ merupakan sebuah serial 20 episode yang bercerita tentang seorang pemuda penderita DID ( Dissociative Identity Dissorder ) yang menyebabkan tokoh utama