• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan Fisik dan Kognitif Masa Kanak-Kanak Madya (6-12Tahun)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perkembangan Fisik dan Kognitif Masa Kanak-Kanak Madya (6-12Tahun)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Perkembangan

Fisik dan Kognitif

Masa Kanak-Kanak

Madya

(6-12Tahun)

(2)
(3)

Perkembang

an

Fisik

Pertumbuhan fsik anak cenderung

melambat, tidak secepat pada masa

kanak-kanak awal

Jaringan lemak pada anak perempuan

berkembang lebih banyak daripada

anak laki-laki

Pada usia 5 tahun, anak perlu 11 jam

tidur/hari

Pada usia 9 tahun, anak perlu 10 jam

tidur/ hari

Pada usia 13 tahun, anak perlu 9 jam/

hari

Anak yang memiliki masalah tidur,

(4)

Perkembang

an Otak

Perkembangan otak anak usia sekolah lebih cepat,

lebih efsien dalam pemrosesan informasi, dan anak punya kemampuan untuk mengabaikan informasi yang mengganggu.

Hal ini memungkinkan anak untuk dapat

berkonsentrasi saat belajar di sekolah, saat ada lelucon pada pelajaran yang membosankan

Perkembangan otak merupakan gabungan peran

aspek genetik, dan lingkungan.

Perkembangan fungsi kognitif, perhatian, dan

perasaan mencapai puncaknya pada usia 7 tahun (untuk perempuan), dan 10 tahun (pada laki-laki).

Perkembangan kemampuan keruangan dan

perencanaan mencapai puncaknya saat anak

berusia 11 tahun (perempuan) dan 12 tahun (laki-laki)

Pada saat anak berusia 16 tahun, perkembangan

(5)

Perkembangan

Motorik dan

Fisik

Perkembangan motorik terus berlanjut.

Usia 6 tahun: anak sudah dapat melakukan

lompat tali.

Usia 7 tahun: keseimbangan anak sudah baik

dan dapat melakukan ‘

jumping jack

Usia 8 tahun: genggaman anak sudah lebih

bertenaga, usia ini sangat baik untuk anak

terlibat dalam permainan dengan aturan, anak

dapat melompat dengan ritme tertentu, dan

melempar bola sejauh 40 kaki.

Usia 9 tahun: anak laki-laki dapat berlari 16, 5

kaki/detik, dan melempar bola sejauh 70kaki

Usia 10 tahun: anak dapat memperkirakan

jangkauan lemparan bola, anak perempuan

dapat berlari 17 kaki/ detik

11 tahun: anak dapat melakukan lompat jauh

(6)

Lanjutan perkembangan fsik dan motorik

Di USA, anak lebih sedikit menghabiskan waktu untuk kegiatan olah raga dan

kegiatan luar ruangan daripada waktu tahun 80-an. Sekarang kegiatan anak lebih banyak diisi dengan belajar, mengerjakan PR, bermain gadget.

Anak laki-laki lebih suka permainan aktif secara fsik, anak perempuan lebih suka

permainan yang libatkan ekspresi verbal atau menghitung, seperti: bermain lompat tali

Kegiatan di waktu luang dapat meningkatkan pertumbuhan dan kompetensi sosial

untuk menyesuaikan diri di sekolah

Merupakan masa puncak anak memainkan permainan yang kasar dan dapat

menyebabkan cedera (rough and tumble-biasanya disertai dengan berteriak,

menendang, menjatuhkan, mengejar, dan tertawa), anak laki-laki lebih tinggi ‘level’ permainannya daripada anak perempuan ( pengaruh hormon dan sosialisasi)

Manfaat permainan rough and tumble: untuk perkembangan tulang dan otot, anak

berlatih ‘memburu’ dan berkelahi dengan aman, mengalihkan agresi dan kompetisi

Saat anak usia 11 tahun, permainan dapat menjadi sarana untuk menjadi dominan

(7)

Perkembang

an

(8)

Pendekatan

Piaget:

Tahap

Kongkrit

Operasional

Mulai usia 7 tahun anak masuk tahap kongkrit

operasional

Pemahaman anak sudah lebih baik daripada

pada tahap preoperasional, dalam hal

kemampuan keruangan, sebab akibat,

kategorisasi, penalaran induktif dan deduktif,

conservation,

dan angka

Anak sudah dapat menggunakan operasi

mental seperti menalar, memecahkan

permasalahan kongkrit.

Anak dapat berpikir logis karena mereka dapat

mempertimbangkan berbagai aspek dalam

situasi

Namun demikian, pemikiran anak masih

(9)

Aspek-Aspek Kognitif yang Lebih Matang

Hubungan keruangan: anak sudah dapat memahami peta, memahami jalan dari sekolah ke rumah dan sebaliknya, memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk menuju ke suatu lokasi, dan mengingat rute jalan.

Untuk dapat melakukan hal-hal di atas, anak perlu mengalami sendiri 

pengalaman penting karena pemikiran anak masih cenderung kongkrit, here n now

Sebab akibat: semakin bertambah usia anak, kemampuan memahami sebab

akibat semakin baik (contoh: anak usia 12 tahun lebih mampu memahami hubungan keseimbangan dan jarak benda dari titik tumpu)

Kategorisasi: anak sudah dapat melakukan

Seriation (mengatur obyek yang memiliki 1 dimensi atau lebih dalam

urutan-cth: anak sudah mampu mengurutkan foto dirinya mulai dari bayi hingga saat ini)

Transitive inferences (jika a<b dan b<c, maka a<c)

Class inclusion (kemampuan untuk melihat hubungan antara keseluruhan dan

(10)

Lanjutan....

Pemikiran induktif (mengamati sebagian dan menyimpulkan keseluruhan) dan

deduktif (dari pernyataan umum, diaplikasikan pada yang khusus) sudah berkembang

Conservation: semakin besar usia anak conservation-nya lebih sempurna (misal:

Michael sudah dapat mengatakan bahwa bola dan ular yang dibuat dari clay, menggunakan clay dengan jumlah yang sama)

-principle of identity: anak sudah dapat memahami bahwa clay yang digunakan

adalah clay yang sama dengan jumlah yang sama meskipun bentuknya berbeda

-principle of reversibility: anak memahami ‘jika waktu berjalan mundur’ ular

kembali berbentuk bola

-decenter: saat clay berbentuk bola, clay lebih tebal bentuknya daripada saat

berbentuk ular

Angka dan Matematika:

 -usia 6 tahun anak dapat melakukan penambahan sederhana

-usia sekitar 9 tahun anak dapat melakukan penambahan dan pengurangan, anak

juga sudah dapat memecahkan soal cerita.

(11)

Penalaran

Moral

Perkembangan kemampuan kognitif anak

mempengaruhi kemampuan moralnya

3 tahap perkembangan moral menurut

Piaget:

Kepatuhan yang kaku terhadap aturan

usia

anak 2-7 tahun, anak masih berpikir

egosentris dan cenderung melihat hanya dari

1 sudut pandang

Fleksibilitas meningkat: usia anak 7/8 – 10/11

tahun, anak menyadari adanya standard

moral yang absolut, dan mengembangkan

keadilan mereka sendiri berdasarkan perilaku

yang adil terhadap semua pihak

Penalaran formal: anak berpikir mengenai

keadilan dan kesetaraan, dengan

(12)

Pemrosesan

Informasi:

perencanaa

n, perhatian

dan ingatan

Ingatan jangka panjang anak akan masa lalu dapat

membantu anak mengontrol perilakunya saat ini.

Saat anak masuk SD, kemampuan anak untuk

mengatur dan menahan perhatian, memproses dan mempertahankan informasi, merencanakan dan

memonitor perilaku, berkembang baik dan mantap 

terkait dengan perkembangan fungsi eksekutif: kontrol yang disadari mengenai pemikiran, emosi, dan

perilaku untuk mencapai tujuan atau memecahkan permasalahan

Pengetahuan anak yang bertambah menyebabkan

anak menyadari informasi yang penting mereka perhatikan dan ingat

Anak sudah mampu melakukan selective attention:

kemampuan untuk mengarahkan perhatian dan mengabaikan hal yang mengganggu

Working memory pada anak usia sekolah meningkat

(13)

Pendekatan

Psikometri:

Tes

Inteligensi

Alat tes inteligensi yang umum digunakan

adalah WISC (Wechsler Intelligence Scale for

Children)

Alat tes ini digunakan untuk anak usia 6-12

tahun

Biasa digunakan untuk tes secara individual

Alat tes IQ yang umum digunakan secara

berkelompok adalah: Otis Lennon School

Abilility Test (OLSAT 8): dapat digunakan mulai

level TK sampai kelas 12

Hasil tes intelegensi pada usia sekolah dapat

digunakan untuk memperkirakan kemampuan

prestasi akademik anak

Hal yang perlu diperhatikan saat mengikuti tes

IQ: harus dalam keadaan sehat, tidak lapar

Faktor budaya, etnis, dan sekolah juga

mempengaruhi IQ

Berkembang juga teori of multiple intelligences

(14)

Perkembang

an Bahasa

dan

Membaca

Anak usia sekolah memiliki kemampuan

yang lebih baik dalam memahami dan

menginterpretasikan komunikasi lisan dan

tulisan, dan untuk membuat mereka

dimengerti

Penggunaan kosakata dan tatabahasa

meningkat terutama dalam hal

perkembangan pragmatik (pemahaman

kalimat dalam konteks sosialnya)

Paling baik, diutamakan perkembangan

bahasa ibu, agar pemahaman bahasa

anak berkembang dulu. Apabila anak

(15)

Anak di

Sekolah

Saat anak pertama kali masuk kelas 1 SD, menentukan

keberhasilan akademik pada tingkatan selanjutnya

Ketertarikan, perhatian, dan partisipasi aktif anak

berasosiasi positif dengan pencapaian skor di sekolah

Pada sebuah penelitian jangka panjang, kegagalan anak

saat kelas I SD disebabkan oleh rendahnya tingkat ekonomi dan sosial, perhatian, dan adanya masalah perilaku

Keyakinan anak akan keberhasilan di sekolah (self efcacy) mempengaruhi keberhasilan akademik anak

Prestasi anak perempuan lebih baik daripada anak

laki-laki

Peran orangtua besar terhadap keberhasilan akademik

anak: keterlibatan orangtua, motivasi, pengajaran sikap terhadap belajar

Penerimaan kelompok sebaya dan ukuran kelas

(16)

Mendidik

Anak

Berkebutuh

an Khusus

3 Masalah utama belajar: ketidakmampuan

intelektual, kesulitan belajar, dan ADHD

Masalah yang banyak terjadi ADHD dan

disleksia (gangguan perkembangan bahasa dimana anak mengalami kesulitan

membaca)

Anak dengan IQ di atas 130, disebut anak

berbakat (gifted)

Anak yang kreatif belum tentu IQ-nya

tinggi, dan sebaliknya

Pendidikan khusus untuk anak berbakat,

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan antara potensi kerja pemulung dengan kondisi barang bekas sebagai hasil mulungnya dan kemitraan dengan pembuatan alat peraga edukatif untuk lembaga PAUD menjadi

Hubungan Hasil U.1i Tusuk Kulit Alergen Nyarnuk Terhadap Keparahan Klinis Dermarftis Atopik di.. RSUP Dr. Moharnmad Hoesin

Dari berbagai indikasi adanya bandar pelabuhan kuna di pesisir tenggara Sumatra, kawasan Teluk Cengal memiliki potensi yang besar sebagai lokasi pelabuhan antara,

Hasil penelitian ini bahwa menunjukkan bahwa pelaksanaan pelayanan perizinan dan non perizinan penanaman modal pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah

dalam mengontrolkan orang yang beragama Islam di Patani selatan Thailand dalam hal ahwal hukum perdata, maka beliau berperan penting dalam mengurangi terjadinya

Berdasarkan data hasil interesterifikasi stearin sawit dengan minyak kemiri ditinjau dari komposisi asam lemak, titik leleh (TL) dan kandungan lemak padat (SFC) untuk pembuatan

Dari hasil pengolahan tersebut dapat diperoleh duakelompok anomali nilai tahanan jenis dan chargebilitas yang diinterpretasikan mewakili tubuh zona mineralisasi yang

Data Hasil Analisis Uji Kestabilan Termal Nanokomposit Karet Alam/Bentonit... Data Hasil Analisis Uji Kestabilan Termal Nanokomposit