• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PERSPEKTIF PENDIDIKAN KEJURUAN D

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH PERSPEKTIF PENDIDIKAN KEJURUAN D"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PERSPEKTIF PENDIDIKAN KEJURUAN

DI INDONESIA

Mata Kuliah

LANDASAN PENDIDIKAN KEJURUAN (Z2000B001)

Dosen Pengampu : Dr. Ir. Hj. Hasanah Nur, M.T

RINI SAFITRI

162052004002

KELAS B2

PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

(2)

PERSPEKTIF PENDIDIKAN KEJURUAN DI INDONESIA

A. LATAR BELAKANG

Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari gugusan pulau dengan ragam adat – istiadat dan bahasa yang berbeda. Dengan kondisi geografis yang berbeda dan kekayaan sumber daya alam yang melimpah terbentuk masyarakat yang mandiri sesuai kondisi dan situasi wilayah yang mereka tempati. Pola hidup yang terbentuk di tiap wilayah berbeda termasuk dalam hal mendidik dan mempertahankan generasi mereka secara turun-menurun.

Setiap suku memiliki cara tersendiri dalam mendidik dan mengembangkan pola pendidikan terutama dalam pemilihan pekerjaan dan masa depan anak mereka di kemudian hari. Masyarakat hidup berdasarkan wilayah dan potensi sumber daya alam yang terdapat di sekitar mereka, sehingga dalam pemilihan pekerjaan biasanya berdasarkan potensi di wilayah mereka. Akan tetapi seiring dengan perkembangan teknologi dan globalisasi, terjadi pergeseran dan perubahan pola hidup yang menimbulkan ketidaksesuaian pendidikan yang diterima dengan kebutuhan dunia kerja sehingga terjadi peningkatan jumlah pengangguran. Salah satu kebijakan pemerintah dalam mengatasi hal ini adalah dengan membuka Pendidikan Kejuruan khususnya Sekolah Menengah Kejuruan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dituntut untuk mampu mencetak SDM yang berkualitas dan bermoral yang dipersiapkan untuk terlibat dan berkiprah dalam kancah globalisasi.

B. PERMASALAHAN DAN TUJUAN 1. Perumusan Masalah

Perumusan Masalah dalam makalah ini antara lain :

a. Bagaimana Model Penyelenggaraan Pendidikan Kejuruan di Indonesia ? b. Apa kelebihan dan kekurangan Sekolah Menengah Kejuruan ?

(3)

2. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini yakni :

a. Mengetahui Model Penyelenggaraan Pendidikan Kejuruan di Indonesia b. Mengetahui kelebihan dan kekurangan Sekolah Menengah Kejuruan

c. Mengetahui Prinsip Penyelenggaraan Sekolah Menengah Kejuruan di Indonesia menurut Prosser

C. PEMBAHASAN

1. Model Penyelenggaraan Pendidikan Kejuruan

Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan formal pada jenjang pendidikan menengah yang berorientasi pada dunia kerja. Dalam upaya untuk merealisasikan output lulusan yang siap bekerja pada bidang tertentu maka penyelenggaraan pendidikan kejuruan tidak pernah lepas dari tujuan tersebut. Adapun model pendidikan kejuruan yang diterapkan di negara – negara maju menurut Wardiman Djojonegoro [ CITATION Pro98 \l 1057 ] yaitu :

1) Model Sekolah, yaitu pemberian pelajaran sepenuhnya dilaksanakan di sekolah. Model ini berasumsi bahwa segala hal yang terjadi di tempat kerja dapat diajarkan di sekolah dan semua sumber belajar ada di sekolah.

2) Model sistem ganda, yaitu kombinasi pemberian pengalaman belajar di sekolah dan pengalaman kerja sarat nilai di dunia usaha. Model ini menganggap bahwa kombinasi pembelajaran di sekolah dan pengalaman kerja di dunia usaha akan memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna, karena yang diajarkan telah dikemas menjadi bahan pelajaran yang tersistem, terpadu dan lebih konkret.

3) Model magang, yaitu menyerahkan sepenuhnya kegiatan pelatihan kepada industri dan masyarakat tanpa dukungan sekolah.

(4)

2. Kelebihan dan kekurangan Sekolah Menengah Kejuruan

Tujuan dari pendidikan pada Sekolah Menengah Kejuruan tidak lain agar lulusannya memiliki kemampuan, keterampilan serta ahli di dalam bidang ilmu tertentu sehingga mampu dan terampil dalam mengaplikasikannya di dunia kerja. Adapun kelebihan dari Sekolah Menengah Kejuruan yaitu :

1) Memiliki pengalaman kerja dan keterampilan yang memadai sehingga tamatannya diminati oleh perusahaan.

2) Lulusan SMK dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, sepanjang memenuhi persyaratan baik nilai maupun program studi atau jurusan sesuai dengan kriteria yang dipersyaratkan.

3) Melatih bakat dan kemampuan dalam bidang keahlian yang telah dipilih. 4) Memiliki kurikulum yang fleksibel sesuai perkembangan jaman dan

kebutuhan pasar.

Kelebihan SMK yang lain, tulis Joko Sutrisno [ CITATION Jok06 \l 1057 ], mampu menyiapkan peserta didik yang kreatif, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memiliki kompetensi yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja. Adapun kekurangan SMK, yaitu :

1) Terbatas pilihan jurusan di dunia perkuliahan dikarenakan disiplin ilmu yang diberikan di SMK menjurus pada satu bidang.

2) Pembelajarannya hanya mengarah pada satu bidang keahlian sehingga pengetahuan yang dimiliki sedikit dibandingkan SMA.

3) Tidak semua SMK mencetak lulusan yang sesuai dengan dunia kerja. Hal ini disebabkan ketidaktersediaan fasilitas bengkel atau laboratorium kerja yang layak dan modern, serta membangun kerja sama yang kuat dengan dunia kerja.

4) Dilihat dari aspek tenaga pendidik, banyak guru khususnya guru produktif kejuruan ketinggalan dalam meng-update keahlian dan kompetensi yang dimiliki agar sesuai dengan perkembangan di dunia industri sehingga lulusan yang dihasilkan memiliki kompetensi yang kurang memadai.

(5)

3. Prinsip penyelenggaraan Sekolah Menengah Kejuruan di Indonesia menurut Prosser

Dr. Charles Allen Prosser (1871-1952) adalah seorang praktisi dan akademisi Amerika Serikat yang sering dianggap sebagai bapak pendidikan kejuruan, terutama di Amerika. Di kalangan akademisi pendidikan vokasi dan kejuruan di Indonesia, Prosser cukup dikenal sebagai penyusun 16 Prinsip Pendidikan Vokasi atau sering juga disebut sebagai 16 Dalil Prosser. Dalil Prosser sebagian besar sangat sulit diterapkan dengan baik dalam tatanan sistem pendidikan kejuruan di Indonesia. Berikut analisis penerapan dari Prosser : 1) Pendidikan kejuruan akan efisien jika lingkungan dimana siswa dilatih

merupakan replika lingkungan dimana nanti dia akan bekerja. Salah satu permasalahan adalah keterbatasan sarana dan prasarana terutama fasilitas praktek yang kurang sesuai dengan tuntutan dunia kerja. Diharapkan peran serta dari DUDI untuk membantu dan bekerjasama dengan pihak sekolah dalam pemenuhan sarana dan prasarana.

2) Pendidikan kejuruan yang efektif hanya dapat diberikan dimana tugas-tugas latihan dilakukan dengan cara, alat, dan mesin yang sama seperti yang diterapkan di tempat kerja. Sekolah dituntut untuk menyediakan fasilitas praktikum yang memadai dan mengikuti perkembangan dunia industri. Untuk menutupi kekurangan tersebut, dilaksanakan program Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) dimana siswa ditempatkan magang di DUDI. Di samping itu, pemerintah harus menjalin kerjasama dengan pihak DUDI dalam pengembangan SMK.

(6)

4) Pendidikan kejuruan akan efektif jika dapat memampukan setiap individu mengembangkan minatnya, pengetahuannya dan keterampilannya pada tingkat yang paling tinggi. Sistem pendidikan kejuruan di Indonesia berhasil dalam penerapan pengembangan minat, pengetahuan dan keterampilan serta kompetensi yang dimiliki oleh siswa.

5) Pendidikan kejuruan yang efektif untuk setiap profesi, jabatan atau pekerjaan hanya dapat diberikan kepada seseorang yang memerlukannya, yang menginginkannya dan yang mendapat untung darinya. Calon siswa yang ingin masuk SMK harus mempunyai bakat dan minat sesuai jurusan yang akan dipilih, oleh karena itu perlu sosialisasi tentang jurusan-jurusan yang ada di SMK tersebut.

6) Pendidikan kejuruan akan efektif jika pengalaman latihan untuk membentuk kebiasaan kerja dan kebiasaan berpikir yang benar diulang-ulang sehingga sesuai seperti yang diperlukan dalam pekerjaan nantinya.Keterbatasan sarana dan prasarana praktek di sekolah menengah kejuruan menyebabkan siswa harus bergantian dalam melaksanakan praktikum.

7) Pendidikan kejuruan akan efektif jika gurunya telah mempunyai pengalaman yang sukses dalam penerapan keterampilan dan pengetahuan pada operasi dan proses kerja yang akan dilakukan. Pendidik di SMK tidak memiliki pengalaman bekerja di Industri sehingga salah satu solusi mengatasi hal tersebut dengan mendatangkan instruktur dari dunia industri ke sekolah untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan khususnya tentang dunia industri. 8) Pada setiap jabatan ada kemampuan minimum yang harus dipunyai oleh

seseorang agar dia tetap dapat bekerja pada jabatan tersebut. Hal ini seuai diterapkan karena dapat menjadi bekal bagi peserta didik sebelum memasuki dunia kerja.

9) Pendidikan kejuruan harus memperhatikan permintaan pasar. Penyesuaian dengan permintaan pasar akan membantu peserta didik dalam menyesuaikan diri dengan tuntutan di dunia industri.

(7)

Program PRAKERIN merupakan proses pembelajaran di DUDI untuk meningkatkan kompetensi siswa(i) SMK sesuai bidangnya dan dapat menambah pengalaman guna memasuki dunia kerja.

11)Sumber yang dapat dipercaya untuk mengetahui isi pelatihan pada suatu okupasi tertentu adalah dari pengalaman para ahli okupasi tersebut. Prinsip ini sudah diterapkan di SMK dimana sumber belajar bisa diperoleh dari buku ataupun referensi dari sumber yang dapat dipercaya.

12)Setiap pekerjaan mempunyai ciri-ciri isi (body of content) yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Di SMK terdapat bidang keahlian yang dikelompokkan berdasarkan jurusan dan program keahlian.

13)Pendidikan kejuruan akan merupakan layanan sosial yang efisien jika sesuai dengan kebutuhan seseorang yang memang memerlukan dan memang paling efektif jika dilakukan lewat pengajaran kejuruan. Pendidikan kejuruan memberikan pengetahuan dan keterampilan tertentu sesuai dengan bakat dan minat peserta didik.

14)Pendidikan kejuruan akan efisien jika metode pengajaran yang digunakan dan hubungan pribadi dengan peserta didik mempertimbangkan sifat-sifat peserta didik tersebut. Hubungan antara siswa, guru dan orang tua siswa serta sekolah hal ini tergolong baik jika dibandingkan dengan negara lain, dimana siswa secara positif mengembangkan minat dan bakatnya karena hubungan guru-siswa dalam proses pembelajaran berjalan sehat.

15)Administrasi pendidikan kejuruan akan efisien jika luwes. Manajemen administrasi sekolah di Indonesia pada umumnya relatif fleksibel dan tidak kaku. Rasa saling percaya dan keterbukaan yang berhubungan dengan karakter sosial masyarakat masih jadi pertimbangan utama.

(8)

D. PENUTUP 1. Kesimpulan

Tujuan dari SMK tidak lain agar lulusannya memiliki kemampuan, keterampilan serta ahli di dalam bidang ilmu tertentu sehingga mampu dan terampil dalam mengaplikasikannya di dunia kerja. Dalam perjalanannya pendidikan kejuruan tak lepas dari tantangan, diantaranya ketersediaan sarana dan prasarana, tenaga didik yang kurang kompeten dalam bidangnya, daya serap industri dan permasalahan-permasalahan lain yang menuntut untuk segera diatasi. Oleh karena itu dibutuhkan kerjasama baik pemerintah, pihak sekolah dan pihak DU/DI, dan pihak-pihak yang terlibat didalamnya untuk menciptakan sistem pendidikan kejuruan yang lebih produktif dan efesien sehingga bisa mencetak SDM yang bisa bersaing dan memenuhi tantangan dalam pasar global.

2. Saran

Perlunya kesadaran dari pihak sekolah dan peserta didik serta pemerintah akan peran masing-masing sebagai pelaku pendidikan dan diharapkan dapat saling bekerja sama dalam membangun dan mengembangkan sistem pendidikan terutama pendidikan kejuruan dalam hal ini SMK yang produktif dan efesien untuk mencetak SDM yang berkualitas dan kompeten dalam bidangnya.

E. DAFTAR PUSTAKA

Abror, Zafara. 2016. “Kelebihan dan Kekurangan dari SMK”.

http://tekhnikmenarik.blogspot.co.id/ diakses 29 Maret 2017.

Djojonegoro, P. D. (1998). Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta: PT Jayakarta Agung Offset.

Ilham, Muhammad. 2015. "Kelebihan dan Kekurangan SMK". http://cozk.blogspot.co.id/ diakses 3 April 2017

Sutrisno, J. (2006). Penyelenggaraan Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMK Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas.

(9)

Referensi

Dokumen terkait