• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH FARMASETIKA DASAR SERBUK II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH FARMASETIKA DASAR SERBUK II"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

FARMASETIKA DASAR

SERBUK II

Oleh :

Alifia Nokamarta

Dwinidya Yunitami

Nursafitri Kanita

Rayana Jakasurya

Rizka Pratiwi

Yunia Ariani

1B

Kelompok 6

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II

JURUSAN FARMASI

Jl. Percetakan Negara No.23 Jakarta Pusat

2014

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena berkat dan limpahan rahmat-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Berikut ini kami persembahkan sebuah makalah tentang “Serbuk II” yang menurut kami dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajari seluk - beluk

tentang sediaan serbuk.

Makalah ini dibuat guna memenuhi nilai Farmasetika Dasar. Melalui kata pengantar ini kami lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila dalam isi makalah ini ada kekurangan dan tulisan yang kurang tepat.Kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu kritik dan saran para pembaca akan kami terima dengan senang hati demi penyempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.

(2)

Jakarta, 10 November 2014

“Kelompok 6”

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah... 1

1.3 Tujuan Penulisan... 1

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Serbuk... 2

2.2 Cara Pengolahan Serbuk... 2

2.3 Cara Mencampur Serbuk ... 4

2.4 Cara Membungkus Serbuk... 5

2.5 Serbuk Menjadi Basah... 8

2.6 Serbuk-Serbuk Resmi... 9

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan………....10

3.2 Saran………..10

DAFTAR PUSTAKA... …….11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam penggunaannya, obat mempunyai berbagai macam bentuk. Semua bentuk obat mempunyai karakteristik dan tujuan tersendiri. Sediaan-sediaan yang telah beredar saat ini umumnya dibredakan atas sediaan padat, sediaan cair, dan sediaan semi padat. Sediaan padat merupakan sedian yang sudah popular di masyarakat, salah satunya ialah sediaan serbuk. Sediaan serbuk memiliki keunggulan dibandingkan sediaan lainnya.

Sediaan serbuk biasanya diperuntukkan bagi anak-anak, orang tua, maupun orang-orang yang sulit ataupun tidak dapat meminum obat dalam bentuk sediaan lain seperti tablet, pil, ataupun kapsul.

Pulvis atau serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang di haluskan, di tujukan untuk pemakaiam oral atau untuk pemakaian luar. Karena mempunyai luas

permukaan yang luas, serbuk lebih mudah terdispersi dan lebih larut dari pada bentuk sediaan yang di padatkan. Anak-anak dan orang dewasa yang sukar menelan kapsul atau tablet lebih mudah menggunakan obat dalam bentuk serbuk. Biasanya serbuk oral dapat dicampur dengan air minum.

(3)

1. Apa definisi dari serbuk (pulvis) ?

2. Bagaimana cara pengolahan serbuk (pulvis) ?

3. Bagaimana cara mencampur serbuk (pulvis) ? 4. Bagaimana cara membungkus serbuk (pulvis) ? 5. Apa yang menyebabkan serbuk menjadi basah ?

1.3

TUJUAN PENULISAN

1. Mengetahui definisi dari serbuk 2. Mengetahui cara pengolahan serbuk

3. Mengetahui tentang cara mencampur serbuk 4. Mengetahui cara membungkus serbuk 5. Mengetahui penyebab serbuk menjadi basah

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN

Pulvis (serbuk) adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan. Serbuk oral dapat diserahkan dalam bentuk terbagi (pulveres) atau tidak terbagi (pulvis).

Menurut Farmakpoe Indonesia IV, serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakain oral atau untuk pemakaian luar. Serbuk adalah campuran homogen dua atau lebih obat yang diserbukkan.

Serbuk mungkin juga merupakan bagian halus dari sediaa, himpunan suatu produk yang kasar atau suatu produk dengan ukuran partikel menengah. Serbuk dapat dibuat dari bahan tumbuh-tumbuhan yang dikeringkan secara alamiah atau merupakan campuran dua atau lebih unsur kimia murni yang dibuat serbuk dalam suatu perbandingan tertentu. Serbuk dapat mengandung sejumlah kecil cairan yang disebarkan secara merata pada campuran bahan padat atau mungkin juga keseluruhan serbuk terdiri dari bahan padat yang kering.

Beberapa serbuk disiapkan untuk pemakaian dalam (internal), lainnya untuk

pemakaian luar (eksternal). Beberapa serbuk diberikan pada pasien oleh ahli farmasi dalam jumlah besar dan ada juga yang dibagi dalam bagian-bagian terbungkus, pada dasarnya tergantung pada dosis atau potensi dari serbuk tersebut.

2.2 CARA PENGOLAHAN SERBUK

(4)

dengan bagian serbuk yang mampu melalui lubang-lubang ayakan yang telah distandarisasi yang berbeda-beda ukurannya, pada suatu periode waktu tertentu ketika diadakan

pengadukan dan, biasanya pada alat pengaduk ayakan secara mekanis.

Berikut table yang menggambarkan Nomor Standar Ayakan dan masing-masing lubang ayakannya dinyatakan dalam millimeter dan micrometer.

Ayakan untuk menguji dan mengukur bahan farmsi biasanya menggunakan ayakan yang mungkin terbuat dari kawat kuningan, perunggu, atau kawat lain yang cocok atau tidak diberi lapisan.

Serbuk oabat-obatan dari bahan tumbuh-tumbuhan atau hewan ditetapkan dengan nomor sebagai berikut:

 Very Coarse powder (serbuk sangat kasar atau nomor 8), semua partikel serbuk dapat melewato lubang ayakan nomor 8 dan tidak lebih dari 20% melewati lubnag ayakan No.60.

 Coarse powder (serbuk kasar atau nomor 20), semua partikel serbuk dapat melewati lubang ayakan nomor 20 dan tidak lebih dari 40% yang melewati lubang ayakan nomor 60.

 Moderately coarse powder (serbuk cukup kasar atau nomor 40), semua partikel serbuk dapat melewati lubang ayakan nomor 40 dan tidak lebih dari 40% melewati lubang ayakan nomor 80.

 Fine powder (serbuk halus atau nomor 60), semua partikel serbuk dapat melewati lubang ayakan nomor 60 dan tidak lebih dari 40% melewati lubang ayakan nomor 100.

 Very fine powder (serbuk sangat halus atau nomor 80), semua partikel serbuk dapat melewati lubang ayakan nomor 80 dan tidak ada limitasi bagi yang lebih halus.

(5)

 Serbuk kasar (nomor 20), semua partikel serbuk dapat melewati ayakan nomor 20 dan tidak lebih dari 60% yang melewati ayakan nomor 40

 Serbuk cukup kasar (nomor 40), semua partikel serbuk dapat melewati ayakan nomor 40 dan tidak lebih dari 60% melewati ayakan nomor 60

 Serbuk halus (nomor 80), semua partikel serbuk dapat melewati ayakan nomor 80 dan tidak ada limitasi bagi yang lebih halus

 Serbuk sangat halus (nomor 120), semua partikel serbuk melewati ayakan nomor 120 dan tidak ada limitasi bagi yang lebih halus.

Penentuan ukuran partikel dan percobaan pembagian serbuk dapat dikerjakan dengan pengayakan; yaitu melewati serbuk dengan goncangan mekanis menembus suatu susunan ayakan yang diketahui ukurannya dan berurutan dari ukuran yang besar ke ukuran yang lebih kecil, serta penentuan bagian serbuk yang melewati atau tertahan pada masing-masing ayakan.

2.3 CARA MENCAMPUR SERBUK

Apabila dua atau lebih bahan akan dicampurkan untuk membentuk suatu campuran serbuk yang rata, maka yang paling baik menghaluskan partikel masing-masing bahan sebelum ditimbang dan digerus. Tergantung pada sifat ramuan, jumlah serbuk yang akan diolah dan alat yang tersedia, serbuk dapat diolah dengan memakai spatula, dengan

cara triturasi,dengan cara mengayak, mengguling-gulingkan (tumbling)atau dengan mikser secara mekanik.

Spatulasi, suatu metode di mana sejumlah serbuk dapat digerus di atas selembar kertas atau tatakan pembuat pil dengan gerakan spatula obat. Metode ini umumnya tidak cocok untuk serbuk dalam jumlah besar atau serbuk yang mengandung satu atau lebih bahan-bahan yang potensial sejauh homogenitas hasil gerusan tidak pasti sebagaimana metode lainnya. Terjadi sedikit sekali tekanan dan pemampatan dari serbuk yang dihasilkan dengan metode ini, yang khususnya cocok untuk zat-zat padat yang mencair dan membentuk

campuran eutectic bila satu dan lainnya tercampur dan bersentuhan dalam waktu yang lama. Zat-zat ini meliputi fenol, kamper, mentol, timol, aspirin, fenil salisilat, fenasetin dan bahan-bahan kimia lainnya yang sejenis. Untuk mengurangi sentuhan pengolahan serbuk semacam ini biasanya dicampur dengan bahan pembawa yang inertseperti magnesium oksida ringan atau magnesium karbonat untuk memisahkan unsure yang mengganggu secara fisik.

Triturasi dapat dikerjakan baik untuk menghaluskan atau untuk mencampur serbuk, apabila penghalusan yang diinginkan maka lumpang porselen atau kayu yang permukaan dalamnya kasar lebih disenangi daripada lumpang gelas yang permukaannya halus. Tetapi untuk bahan-bahan kimia yang dapat menodai permukaan porselen atau kayu maka lumpang gelas lebih disukai. Demikian juga apabila campuran sederhana yang diinginkan tanpa ada kekhususan memerlukan penghalusan maka lumpang gelas biasanya lebih cocok, selama lebih mudah dibersihkan sesuai pemakainnya. Untuk tujuan penting menimbulkan efek pemempatan pada serbuk halus yang jumlahnya besar dapat dimanfaatkan pembentukan atau penggerusan yang “berat”. Apabila bahan yang potensial akan dicampurkan dengan sejumlah besar pembawa (seperti dalam sediaan dari10% triturasi obat berpotensial), maka metode umum dikenal sebagaimetode pengenceran geometris yang digunakan agar obat yang potensial menyebar merata.

(6)

Metode pencampuran serbuk lainnya adalah mengguling-gulingkan serbuk yang ditutup dalam suatu wadah besar, biasanya diputar oleh mesin.Penggiling serbuk khusus dirancang untuk mencampur serbuk dengan gerakan jungkir-balik. Pencampuran dengan cara ini merata tetapi memerlukan waktu. Alat penggiling semacam ini digunakan seacra luas salam industri, demikian juga terdapat alat-alat pencampur/pengaduk serbuk dengan volume besar dan pisau-pisaunya digerakkan oleh mesin untuk mengaduk serbuk dalam bejana pencampur yang besar.

2.4 CARA MEMBUNGKUS SERBUK

Pembungkusan serbuk dan diedarkannya oleh ahli farmasi dalam 2 cara umum tergantung pada pemakaiannya, dalam serbuk dengan jumlah besar yang tidak terbagi-bagi atau sebagai serbuk yang terbagi-bagi.

Serbuk curah. Setelah pengolahan campuran serbuk, seorang ahli farmasi dapat menyimpannya dalam wadah curah baik untuk pemakaian internal atau eksternal. Di antara serbuk-serbuk yang biasa disimpan dengan cara ini:

a. Serbuk antasid dan laksatif yang umumnya dipakai oleh pasien dengan cara

mencampurkan sejumlah tertentu (biasanya sesendok teh) dalam sejumlah air atau minuman lainnya dan ditelan

b. Serbuk untuk disemprotkan umumnya dilarutkan dalam air hangat oleh si pasien untuk dipakai melalui rahin (vagina)

c. Serbuk yang mengandung obat dan yang tidak untuk pemakaian luar (eksternal)yang penggunaannya menjadi aman dikulit diberikan dalam kaleng yang berlubang-lubang d. Serbuk untuk tapal gigi atau pembersih gigi dipakai pada kesehatan gigi

e. Serbuk untuk gigi palsu sebagian digunakan sebagai tapal gigi dan lainnya sebagai perekat untuk menahan gigi palsu pada tempatnya.

Obat yang diberikan dalam bentuk serbuk curah umumnya terbatas pada bahan-bahan obat yang tidak potensial. Serbuk yang mengandung bahan-bahan potensial atau bahan-bahan yang harus ditata dalam dosis di bawah pengawsan, biasanya diberikan kepada pasien dalam serbuk terbagi-bagi, sedang yang diperuntukkan bagi pemakaian luar harus dituliskan pada labelnya UNTUK PEMAKAIAN LUAR SAJA.

Serbuk terbagi-bagi. (Latin, chartulae (jamak); singkatan charts). Setelah serbuk dicampurkan (diaduk) sepenuhnya dengan memakai metode pengenceran geometri untuk bahan-bahan potensial, serbuk ini dibagi-bagi kedalam unit-unit tersendiri sesuai dengan dosis yang akan ditata atau kedalam jumlah untuk sekali pakai (minum). Masing-masing bagian serbuk tadi ditempatkan di atas sepotong kertas kecil yang kemudian dilipat sebagai pembungkus obat.

Tergantung pada potensial bahan obatnya, ahli farmasi menentukan apakah tiap-tiap bagian serbuk tadi ditimbang sebelum dibungkus dalam kertas terpisah-pisah atau ditaksir rata-ratanya saja per bagian dengan memakai metode yang disebut metode pembagian dan blok. Metode ini hanya digunakan untuk obat yang tidak potensial, ahli farmasi menempatkan seluruh serbuk yang telah diolah di atas suatu permukaan lempeng dari gelas atau porselen atau tatakan pembuat pil atau selembar kertas yang lebar di atas meja untuk menyelesaikan resep dan dengan spatula yang besar meratakan tumpukan serbuk tadi menjadi bentuk segi empat ini dibagi-bagi (digaris-garis) menjadi segi empat kecil tadi merupakan satu unit dosis obat. Lalu segi empat kecil ini masing-masing dipisahkan dengan spatula dan dipindahkan ke atas kertas untuk dibungkus.

Kertas pembungkus serbuk ini mungkin dalam berbagai ukuran yang dapat

(7)

anatar lain ukuran 23/4 x 33/4 inci, 3 x 41/2inci, 33/4 x5 inci dan 41/2 x 6 inci. Kertas-kertas ini terdiri dari :

1. kertas surat sederhana putih atau berwarna

2. kertas perkamen sayuran, suatu kertas tipis semi buram dengan mutu-mutu tertentu tahan kelembapan

3. glassine kertas transparan juga dengan mutu-mutu tertentu tahan kelembapan 4. kertas lilin, kertas berlilin transparah tahan air.

Penentuan jenis kertas sepenuhnya tergantung pada sifat serbuk, apabila mengandung unsur-unsur higroskopis atau mudah mencair, maka kertas berlilin atau tahan air yang harus dipakai. Dalam praktek serbuk semacam itu dibungkus rangkap, pertama dengan kertas lilin lalu untuk penampilan estetikanya dibungkus lagi dengan kertas surat. Kertas glassine dan perkamen mungkin hanya dipakai apabila ada keperluan menahan kelembapan pada batas-batas tertentu. Serbuk yang mengandung komponen-komponen mudah menguap harus dibungkus dengan kertas lilin atau kertas glassine. Serbuk yang tidak mengandung komponen mudah menguap dan juga tidak mengandung ramuan-ramuan yang mudah terganggu oleh udara, biasanya serbuk semacam ini dibungkus dengan kertas surat.

Suatu tingkat keterampilan tertentu diperlukan untuk melipat kertas pembungkus serbuk dan para mahasiswa harus melakukan praktek agar mendapatkan keahlian dalam menyiapkan kertas-kertas yang bersih dan seragam. Pada dasarnya langkah-langkah melipat/ membungkus kertas pembungkus serbuk adalah sebagai berikut:

1. Letakkan kertas rata diatas permukaan yang keras dan lipatkan1/2 inci ke arahmu pada garis memanjang dari kertas yang rata untuk menjaga keseragaman, langkah ini harus dilakukan bersamaan dengan lipatan pertama sebagai petunjuk.

2. Letakkan serbuk yang telah ditimbang atau dibagi-bagi ke tengah-tengah kertas yang telah dilipat satu kali, lipatannya mengarah ke atas sebelah seberang di hadapanmu. 3. Tariklah sisi panjang yang belum dilipat ke atas dan letakkanlah pada kira-kira garis lipatan pertama, ini dilakukan dengan hati-hati agar tidak berceceran serbuknya.

4. Peganglah lipatan dan tekanlah sampai menyentuh dasar kertas dan lipatlah ke hadapanmu setebal lipatan pertama (1/2 inci).

5. Ambillah kertas ke atas dengan lipatannya beradadi sebelah atas dan menghadap padamu, hati-hati agar kedudukan serbuk di dalamnya tidak terganggu, letakkanlah kertas yang baru sebagian dilipat ini pada kotak yang terbuka (yang kemudian akan menjadi wadahnya) sedemikian rupa sehingga kedua sisi kertas pembungkus ini melewati kedua sisi kotak, tekanlah ke bawah sehingga kedua ujung kertas melengkung ke bawah dan membentuk garis pada kedua ujung kertas tersebut. Lalu lepaskan kertas ini dari kotak dan lipat kedua

ujungnya tepat pada tanda garis-garis tadi, sehingga serbuk tidak akan keluar.

6. Kertas pembungkus yang telah terlipat itu satu per satu diletakkan pada kotak tadi dalam posisi lipatan berada di sebelah atas menghadapi si pembuat, sedang lipatan ujungnya

membelakangi si pembuatnya.

Kertas-kertas pembungkus yang terlipat harus cukup tepat dalam kotak dengan lipatan yang seragam dan harus sama panjang dan tingginya. Pada lipatannya tidak boleh ada serbuk dan tidak boleh ada yang mungkin berceceran oleh guncangan-guncangan ringan. Kotak-kotak serbuk yang biasanya berengsel dengan cara ditempel dengan lem harus dapat dibuka dengan mudah tanpa menyentuh puncak kertas bungkusan. Label serbuk ini bisa diletakkan pada wadah/kotaknya, tetapi sebagian ahli farmasi membubuhkan label petunjuk pakai pada setiap kertas pembungkus.

(8)

membungkus setiap dosis atau unit serbuk daripada membungkusnya dengan kertas. Sampul ini biasanya tahan lembab dan pemakaiannya menghasilkan produk yang manjur dan indah.

Walaupun serbuk terbagi-bagi umumnya tidak digunakan lagi karena dosis tablet dan kapsul banyak terdapat dan lebih cocok atau nyaman, tetapi tidak jarang terdapat penggunaan serbuk terbagi-bagi ini yang mengandung obat-obat antasida atau sejumlah serbuk yang belum ditakar untuk digunakan pada pembuatan larutan untuk disemprotkan pada vagina. Lebih jelas lagi dalam perdagangan sejumlah sediaan untuk mengurangi rasa sakit seperti serbuk analgesi stanbak dan serbuk kepala B.C. Semuanya dibungkus dalam kemasan satuan dosis.

2.5 SERBUK MENJADI BASAH

Campuran serbuk menjadi basah atau mencair, suatu campuran serbuk menjadi basah atau mencair karena adanya zat yang dapat menyerap air dari udara atau terbebasnya air kristal, hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang meliputi:

 Sifat dari bahan tersebut adalah higroskopis. mengatasinya dilakukan cara yaitu masing-masing bahan dicampur dengan bahan netral dahulu lalu dicampur keduanya. Bahan netral yang digunakan misalnya, Lactosum, Kaolin, Liquiritae Radix, dll. Campuran serbuk yang basah atau mencair disebabkan karena terbebasnya sebagian atau seluruh air kristal dari tiap bahan,hal ini dapat diatasi dengan mengambil bahan yang sudah dikeringkan (exsicatus), bila sekiranya bahan tersebut mempunyai garam exsicatus dengan perbandingan.

Perbandingan zat yang kering dengan zat yang mempunyai air kristal adalah :

 Ferrosi Sulfas dengan eksikatus = 100 : 67 (3:2)

Berikut ini contoh-contoh serbuk resmi yang terdapat dalam USPXXI-NFXVI.

 Compound Clioquinol Powder, USP – dipakai pada vagina insufflationsebagai antitrikomonas.

 Methylbenzenethonium Chloride Powder, USP-antiinfeksi lokal terutama diguankan untuk ruam atau pokok atau lukia pada anak kecil.

 Nystatin Topical Powder, USP-digunakan sebagai serbuk bedak pada kulit khususnya untuk daerah yang lembab-basah pada pengobatan infeksi mikotik.

 Powered Cellulose, NF-bahan pembantu pada obat sebagai pengisis tablet, adsorbensia dan unsur pensuspensi.

(9)

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

 Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakain oral atau untuk pemakaian luar.

 Pengolahan serbuk dapat dikerjakan dengan pengayakan terlebih dahulu dengan tujuan menghaluskan partikel masing-masing bahan sebelum ditimbang dan digerus

 Serbuk dapat diolah dengan memakai spatula, dengan cara triturasi,dengan cara mengayak,

mengguling-gulingkan (tumbling) atau dengan mikser secara mekanik.

 Pembungkusan dan diedarkannya serbuk terbagi dalam 2 cara umum tergantung pada pemakaiannya, dalam serbuk dengan jumlah besar yang tidak terbagi-bagi atau sebagai serbuk yang terbagi-bagi.

 Penentuan jenis kertas sepenuhnya tergantung pada sifat serbuk, ada yang mengandung unsur-unsur higroskopis atau mudah mencair, ada yang perlu untuk menahan kelembapan pada batas-batas tertentu, serbuk yang mengandung komponen-komponen mudah menguap dan serbuk yang tidak mengandung komponen mudah menguap dan juga tidak mengandung ramuan-ramuan yang mudah terganggu oleh udara.

 Serbuk menjadi basah atau mencair karena adanya zat yang dapat menyerap air dari udara atau terbebasnya air kristal.

3.2 SARAN

Dalam penggunaan bentuk sediaan serbuk kita harus lebih cermat dalam mengetahui serbuk apa saja yang dapat dicampur dan yang tidak dapat dicampur (tak terbagi). Serta mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat membuat serbuk menjadi basah dan bagamaimana cara mengatasinya.

DAFTAR PUSTAKA

(10)

FARMAKOPE INDONESIA, 1979, Pulvis

http://ilmu-kefarmasian.blogspot.com/2013/03/serbuk-pulvis-dan-pulveres.html

http://miraagnestiamulawarni.blogspot.com/

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam penggunaannya, obat mempunyai berbagai macam bentuk. Semua bentuk obat mempunyai karakteristik dan tujuan tersendiri. Sediaan-sediaan yang telah beredar saat ini umumnya dibredakan atas sediaan padat, sediaan cair, dan sediaan semi padat. Sediaan padat merupakan sedian yang sudah popular di masyarakat, salah satunya ialah sediaan serbuk. Sediaan serbuk memiliki keunggulan dibandingkan sediaan lainnya.

Sediaan serbuk biasanya diperuntukkan bagi anak-anak, orang tua, maupun orang-orang yang sulit ataupun tidak dapat meminum obat dalam bentuk sediaan lain seperti tablet, pil, ataupun kapsul.

Pulvis atau serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang di haluskan, di tujukan untuk pemakaiam oral atau untuk pemakaian luar. Karena mempunyai luas

permukaan yang luas, serbuk lebih mudah terdispersi dan lebih larut dari pada bentuk sediaan yang di padatkan. Anak-anak dan orang dewasa yang sukar menelan kapsul atau tablet lebih mudah menggunakan obat dalam bentuk serbuk. Biasanya serbuk oral dapat dicampur dengan air minum.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi dari serbuk (pulvis) ?

2. Bagaimana cara pengolahan serbuk (pulvis) ?

3. Bagaimana cara mencampur serbuk (pulvis) ? 4. Bagaimana cara membungkus serbuk (pulvis) ? 5. Apa yang menyebabkan serbuk menjadi basah ?

1.3

TUJUAN PENULISAN

1. Mengetahui definisi dari serbuk 2. Mengetahui cara pengolahan serbuk

3. Mengetahui tentang cara mencampur serbuk 4. Mengetahui cara membungkus serbuk 5. Mengetahui penyebab serbuk menjadi basah

BAB II

PEMBAHASAN

(11)

Pulvis (serbuk) adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan. Serbuk oral dapat diserahkan dalam bentuk terbagi (pulveres) atau tidak terbagi (pulvis).

Menurut Farmakpoe Indonesia IV, serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakain oral atau untuk pemakaian luar. Serbuk adalah campuran homogen dua atau lebih obat yang diserbukkan.

Serbuk mungkin juga merupakan bagian halus dari sediaa, himpunan suatu produk yang kasar atau suatu produk dengan ukuran partikel menengah. Serbuk dapat dibuat dari bahan tumbuh-tumbuhan yang dikeringkan secara alamiah atau merupakan campuran dua atau lebih unsur kimia murni yang dibuat serbuk dalam suatu perbandingan tertentu. Serbuk dapat mengandung sejumlah kecil cairan yang disebarkan secara merata pada campuran bahan padat atau mungkin juga keseluruhan serbuk terdiri dari bahan padat yang kering.

Beberapa serbuk disiapkan untuk pemakaian dalam (internal), lainnya untuk

pemakaian luar (eksternal). Beberapa serbuk diberikan pada pasien oleh ahli farmasi dalam jumlah besar dan ada juga yang dibagi dalam bagian-bagian terbungkus, pada dasarnya tergantung pada dosis atau potensi dari serbuk tersebut.

2.2 CARA PENGOLAHAN SERBUK

Partikel dari serbuk obat mungkin berbentuk sangat kasar dengan ukuran ± 10.000 mikron atau 10 milimikron atau mungkin juga sangat hakus mencapai ukuran koloidal, 1 mikron atau lebih kecil. Agar ukuran partikel serbuk ini mempunyai standar maka USP menggunakan suatu batasan dengan istilah “Very Coarse, Coarse, Moderately Coarse, Fine dan Very Fine” (sangat kasar, kasar, cukup kasar, halus, dan sangat halus), yang dihubungkan dengan bagian serbuk yang mampu melalui lubang-lubang ayakan yang telah distandarisasi yang berbeda-beda ukurannya, pada suatu periode waktu tertentu ketika diadakan

pengadukan dan, biasanya pada alat pengaduk ayakan secara mekanis.

(12)

Ayakan untuk menguji dan mengukur bahan farmsi biasanya menggunakan ayakan yang mungkin terbuat dari kawat kuningan, perunggu, atau kawat lain yang cocok atau tidak diberi lapisan.

Serbuk oabat-obatan dari bahan tumbuh-tumbuhan atau hewan ditetapkan dengan nomor sebagai berikut:

 Very Coarse powder (serbuk sangat kasar atau nomor 8), semua partikel serbuk dapat melewato lubang ayakan nomor 8 dan tidak lebih dari 20% melewati lubnag ayakan No.60.

 Coarse powder (serbuk kasar atau nomor 20), semua partikel serbuk dapat melewati lubang ayakan nomor 20 dan tidak lebih dari 40% yang melewati lubang ayakan nomor 60.

 Moderately coarse powder (serbuk cukup kasar atau nomor 40), semua partikel serbuk dapat melewati lubang ayakan nomor 40 dan tidak lebih dari 40% melewati lubang ayakan nomor 80.

 Fine powder (serbuk halus atau nomor 60), semua partikel serbuk dapat melewati lubang ayakan nomor 60 dan tidak lebih dari 40% melewati lubang ayakan nomor 100.

 Very fine powder (serbuk sangat halus atau nomor 80), semua partikel serbuk dapat melewati lubang ayakan nomor 80 dan tidak ada limitasi bagi yang lebih halus.

Kehalusan serbuk untuk bahan kimia ditentukan sebagai berikut :

 Serbuk kasar (nomor 20), semua partikel serbuk dapat melewati ayakan nomor 20 dan tidak lebih dari 60% yang melewati ayakan nomor 40

 Serbuk cukup kasar (nomor 40), semua partikel serbuk dapat melewati ayakan nomor 40 dan tidak lebih dari 60% melewati ayakan nomor 60

(13)

 Serbuk sangat halus (nomor 120), semua partikel serbuk melewati ayakan nomor 120 dan tidak ada limitasi bagi yang lebih halus.

Penentuan ukuran partikel dan percobaan pembagian serbuk dapat dikerjakan dengan pengayakan; yaitu melewati serbuk dengan goncangan mekanis menembus suatu susunan ayakan yang diketahui ukurannya dan berurutan dari ukuran yang besar ke ukuran yang lebih kecil, serta penentuan bagian serbuk yang melewati atau tertahan pada masing-masing ayakan.

2.3 CARA MENCAMPUR SERBUK

Apabila dua atau lebih bahan akan dicampurkan untuk membentuk suatu campuran serbuk yang rata, maka yang paling baik menghaluskan partikel masing-masing bahan sebelum ditimbang dan digerus. Tergantung pada sifat ramuan, jumlah serbuk yang akan diolah dan alat yang tersedia, serbuk dapat diolah dengan memakai spatula, dengan

cara triturasi,dengan cara mengayak, mengguling-gulingkan (tumbling)atau dengan mikser secara mekanik.

Spatulasi, suatu metode di mana sejumlah serbuk dapat digerus di atas selembar kertas atau tatakan pembuat pil dengan gerakan spatula obat. Metode ini umumnya tidak cocok untuk serbuk dalam jumlah besar atau serbuk yang mengandung satu atau lebih bahan-bahan yang potensial sejauh homogenitas hasil gerusan tidak pasti sebagaimana metode lainnya. Terjadi sedikit sekali tekanan dan pemampatan dari serbuk yang dihasilkan dengan metode ini, yang khususnya cocok untuk zat-zat padat yang mencair dan membentuk

campuran eutectic bila satu dan lainnya tercampur dan bersentuhan dalam waktu yang lama. Zat-zat ini meliputi fenol, kamper, mentol, timol, aspirin, fenil salisilat, fenasetin dan bahan-bahan kimia lainnya yang sejenis. Untuk mengurangi sentuhan pengolahan serbuk semacam ini biasanya dicampur dengan bahan pembawa yang inertseperti magnesium oksida ringan atau magnesium karbonat untuk memisahkan unsure yang mengganggu secara fisik.

Triturasi dapat dikerjakan baik untuk menghaluskan atau untuk mencampur serbuk, apabila penghalusan yang diinginkan maka lumpang porselen atau kayu yang permukaan dalamnya kasar lebih disenangi daripada lumpang gelas yang permukaannya halus. Tetapi untuk bahan-bahan kimia yang dapat menodai permukaan porselen atau kayu maka lumpang gelas lebih disukai. Demikian juga apabila campuran sederhana yang diinginkan tanpa ada kekhususan memerlukan penghalusan maka lumpang gelas biasanya lebih cocok, selama lebih mudah dibersihkan sesuai pemakainnya. Untuk tujuan penting menimbulkan efek pemempatan pada serbuk halus yang jumlahnya besar dapat dimanfaatkan pembentukan atau penggerusan yang “berat”. Apabila bahan yang potensial akan dicampurkan dengan sejumlah besar pembawa (seperti dalam sediaan dari10% triturasi obat berpotensial), maka metode umum dikenal sebagaimetode pengenceran geometris yang digunakan agar obat yang potensial menyebar merata.

Serbuk dapat juga dicampur dengan cara melewatkannya melalui ayakan seperti cara yang dipakai didapur mengayak terigu. Prosesmengayak ini umumnya menghasilkan produk yang agak halus. Umumnya proses ini tidak dapat diterima untuk mempersatukan obat-obat potensial dengan bahan pembawa.

(14)

besar dan pisau-pisaunya digerakkan oleh mesin untuk mengaduk serbuk dalam bejana pencampur yang besar.

2.4 CARA MEMBUNGKUS SERBUK

Pembungkusan serbuk dan diedarkannya oleh ahli farmasi dalam 2 cara umum tergantung pada pemakaiannya, dalam serbuk dengan jumlah besar yang tidak terbagi-bagi atau sebagai serbuk yang terbagi-bagi.

Serbuk curah. Setelah pengolahan campuran serbuk, seorang ahli farmasi dapat menyimpannya dalam wadah curah baik untuk pemakaian internal atau eksternal. Di antara serbuk-serbuk yang biasa disimpan dengan cara ini:

a. Serbuk antasid dan laksatif yang umumnya dipakai oleh pasien dengan cara

mencampurkan sejumlah tertentu (biasanya sesendok teh) dalam sejumlah air atau minuman lainnya dan ditelan

b. Serbuk untuk disemprotkan umumnya dilarutkan dalam air hangat oleh si pasien untuk dipakai melalui rahin (vagina)

c. Serbuk yang mengandung obat dan yang tidak untuk pemakaian luar (eksternal)yang penggunaannya menjadi aman dikulit diberikan dalam kaleng yang berlubang-lubang d. Serbuk untuk tapal gigi atau pembersih gigi dipakai pada kesehatan gigi

e. Serbuk untuk gigi palsu sebagian digunakan sebagai tapal gigi dan lainnya sebagai perekat untuk menahan gigi palsu pada tempatnya.

Obat yang diberikan dalam bentuk serbuk curah umumnya terbatas pada bahan-bahan obat yang tidak potensial. Serbuk yang mengandung bahan-bahan potensial atau bahan-bahan yang harus ditata dalam dosis di bawah pengawsan, biasanya diberikan kepada pasien dalam serbuk terbagi-bagi, sedang yang diperuntukkan bagi pemakaian luar harus dituliskan pada labelnya UNTUK PEMAKAIAN LUAR SAJA.

Serbuk terbagi-bagi. (Latin, chartulae (jamak); singkatan charts). Setelah serbuk dicampurkan (diaduk) sepenuhnya dengan memakai metode pengenceran geometri untuk bahan-bahan potensial, serbuk ini dibagi-bagi kedalam unit-unit tersendiri sesuai dengan dosis yang akan ditata atau kedalam jumlah untuk sekali pakai (minum). Masing-masing bagian serbuk tadi ditempatkan di atas sepotong kertas kecil yang kemudian dilipat sebagai pembungkus obat.

Tergantung pada potensial bahan obatnya, ahli farmasi menentukan apakah tiap-tiap bagian serbuk tadi ditimbang sebelum dibungkus dalam kertas terpisah-pisah atau ditaksir rata-ratanya saja per bagian dengan memakai metode yang disebut metode pembagian dan blok. Metode ini hanya digunakan untuk obat yang tidak potensial, ahli farmasi menempatkan seluruh serbuk yang telah diolah di atas suatu permukaan lempeng dari gelas atau porselen atau tatakan pembuat pil atau selembar kertas yang lebar di atas meja untuk menyelesaikan resep dan dengan spatula yang besar meratakan tumpukan serbuk tadi menjadi bentuk segi empat ini dibagi-bagi (digaris-garis) menjadi segi empat kecil tadi merupakan satu unit dosis obat. Lalu segi empat kecil ini masing-masing dipisahkan dengan spatula dan dipindahkan ke atas kertas untuk dibungkus.

Kertas pembungkus serbuk ini mungkin dalam berbagai ukuran yang dapat

menampung sejumlah serbuk yang dibuat, tetapi yang umum dikenal dan terdapat di pasaran anatar lain ukuran 23/4 x 33/4 inci, 3 x 41/2inci, 33/4 x5 inci dan 41/2 x 6 inci. Kertas-kertas ini terdiri dari :

(15)

2. kertas perkamen sayuran, suatu kertas tipis semi buram dengan mutu-mutu tertentu tahan kelembapan

3. glassine kertas transparan juga dengan mutu-mutu tertentu tahan kelembapan 4. kertas lilin, kertas berlilin transparah tahan air.

Penentuan jenis kertas sepenuhnya tergantung pada sifat serbuk, apabila mengandung unsur-unsur higroskopis atau mudah mencair, maka kertas berlilin atau tahan air yang harus dipakai. Dalam praktek serbuk semacam itu dibungkus rangkap, pertama dengan kertas lilin lalu untuk penampilan estetikanya dibungkus lagi dengan kertas surat. Kertas glassine dan perkamen mungkin hanya dipakai apabila ada keperluan menahan kelembapan pada batas-batas tertentu. Serbuk yang mengandung komponen-komponen mudah menguap harus dibungkus dengan kertas lilin atau kertas glassine. Serbuk yang tidak mengandung komponen mudah menguap dan juga tidak mengandung ramuan-ramuan yang mudah terganggu oleh udara, biasanya serbuk semacam ini dibungkus dengan kertas surat.

Suatu tingkat keterampilan tertentu diperlukan untuk melipat kertas pembungkus serbuk dan para mahasiswa harus melakukan praktek agar mendapatkan keahlian dalam menyiapkan kertas-kertas yang bersih dan seragam. Pada dasarnya langkah-langkah melipat/ membungkus kertas pembungkus serbuk adalah sebagai berikut:

1. Letakkan kertas rata diatas permukaan yang keras dan lipatkan1/2 inci ke arahmu pada garis memanjang dari kertas yang rata untuk menjaga keseragaman, langkah ini harus dilakukan bersamaan dengan lipatan pertama sebagai petunjuk.

2. Letakkan serbuk yang telah ditimbang atau dibagi-bagi ke tengah-tengah kertas yang telah dilipat satu kali, lipatannya mengarah ke atas sebelah seberang di hadapanmu. 3. Tariklah sisi panjang yang belum dilipat ke atas dan letakkanlah pada kira-kira garis lipatan pertama, ini dilakukan dengan hati-hati agar tidak berceceran serbuknya.

4. Peganglah lipatan dan tekanlah sampai menyentuh dasar kertas dan lipatlah ke hadapanmu setebal lipatan pertama (1/2 inci).

5. Ambillah kertas ke atas dengan lipatannya beradadi sebelah atas dan menghadap padamu, hati-hati agar kedudukan serbuk di dalamnya tidak terganggu, letakkanlah kertas yang baru sebagian dilipat ini pada kotak yang terbuka (yang kemudian akan menjadi wadahnya) sedemikian rupa sehingga kedua sisi kertas pembungkus ini melewati kedua sisi kotak, tekanlah ke bawah sehingga kedua ujung kertas melengkung ke bawah dan membentuk garis pada kedua ujung kertas tersebut. Lalu lepaskan kertas ini dari kotak dan lipat kedua

ujungnya tepat pada tanda garis-garis tadi, sehingga serbuk tidak akan keluar.

6. Kertas pembungkus yang telah terlipat itu satu per satu diletakkan pada kotak tadi dalam posisi lipatan berada di sebelah atas menghadapi si pembuat, sedang lipatan ujungnya

membelakangi si pembuatnya.

Kertas-kertas pembungkus yang terlipat harus cukup tepat dalam kotak dengan lipatan yang seragam dan harus sama panjang dan tingginya. Pada lipatannya tidak boleh ada serbuk dan tidak boleh ada yang mungkin berceceran oleh guncangan-guncangan ringan. Kotak-kotak serbuk yang biasanya berengsel dengan cara ditempel dengan lem harus dapat dibuka dengan mudah tanpa menyentuh puncak kertas bungkusan. Label serbuk ini bisa diletakkan pada wadah/kotaknya, tetapi sebagian ahli farmasi membubuhkan label petunjuk pakai pada setiap kertas pembungkus.

(16)

Walaupun serbuk terbagi-bagi umumnya tidak digunakan lagi karena dosis tablet dan kapsul banyak terdapat dan lebih cocok atau nyaman, tetapi tidak jarang terdapat penggunaan serbuk terbagi-bagi ini yang mengandung obat-obat antasida atau sejumlah serbuk yang belum ditakar untuk digunakan pada pembuatan larutan untuk disemprotkan pada vagina. Lebih jelas lagi dalam perdagangan sejumlah sediaan untuk mengurangi rasa sakit seperti serbuk analgesi stanbak dan serbuk kepala B.C. Semuanya dibungkus dalam kemasan satuan dosis.

2.5 SERBUK MENJADI BASAH

Campuran serbuk menjadi basah atau mencair, suatu campuran serbuk menjadi basah atau mencair karena adanya zat yang dapat menyerap air dari udara atau terbebasnya air kristal, hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang meliputi:

 Sifat dari bahan tersebut adalah higroskopis.

 Terbebasnya air kristal, yang disebabkan terjadinya reaksi kimia membentuk senyawa garam rangkap yang mengandung air kristal.

 Terbentuknya senyawa baru yang higroskopis.

 Turunnya titik lebur campuran serbuk, misalnya Kamfer dan Mentol.

Bila dua bahan yang dicampur akan membentuk campuran serbuk yang basah, maka untuk mengatasinya dilakukan cara yaitu masing-masing bahan dicampur dengan bahan netral dahulu lalu dicampur keduanya. Bahan netral yang digunakan misalnya, Lactosum, Kaolin, Liquiritae Radix, dll. Campuran serbuk yang basah atau mencair disebabkan karena terbebasnya sebagian atau seluruh air kristal dari tiap bahan,hal ini dapat diatasi dengan mengambil bahan yang sudah dikeringkan (exsicatus), bila sekiranya bahan tersebut mempunyai garam exsicatus dengan perbandingan.

Perbandingan zat yang kering dengan zat yang mempunyai air kristal adalah :

 Ferrosi Sulfas dengan eksikatus = 100 : 67 (3:2)

 Magnesii Sulfas dengan eksikatus = 100 : 67 (3:2)

 Natrii Sulfas dengan Eksikatus = 100 : 50 (2:1)

 Natrii Carbonas dengan Eksikatus = 100 : 50 (2:1)

 Tawas (Aluminii Et Kalii Sulfas ) dengan eksikatus = 100 : 67 (3:2)

2.6

SERBUK-SERBUK RESMI

Berikut ini contoh-contoh serbuk resmi yang terdapat dalam USPXXI-NFXVI.

 Compound Clioquinol Powder, USP – dipakai pada vagina insufflationsebagai antitrikomonas.

 Methylbenzenethonium Chloride Powder, USP-antiinfeksi lokal terutama diguankan untuk ruam atau pokok atau lukia pada anak kecil.

 Nystatin Topical Powder, USP-digunakan sebagai serbuk bedak pada kulit khususnya untuk daerah yang lembab-basah pada pengobatan infeksi mikotik.

 Powered Cellulose, NF-bahan pembantu pada obat sebagai pengisis tablet, adsorbensia dan unsur pensuspensi.

(17)

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

 Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakain oral atau untuk pemakaian luar.

 Pengolahan serbuk dapat dikerjakan dengan pengayakan terlebih dahulu dengan tujuan menghaluskan partikel masing-masing bahan sebelum ditimbang dan digerus

 Serbuk dapat diolah dengan memakai spatula, dengan cara triturasi,dengan cara mengayak,

mengguling-gulingkan (tumbling) atau dengan mikser secara mekanik.

 Pembungkusan dan diedarkannya serbuk terbagi dalam 2 cara umum tergantung pada pemakaiannya, dalam serbuk dengan jumlah besar yang tidak terbagi-bagi atau sebagai serbuk yang terbagi-bagi.

 Penentuan jenis kertas sepenuhnya tergantung pada sifat serbuk, ada yang mengandung unsur-unsur higroskopis atau mudah mencair, ada yang perlu untuk menahan kelembapan pada batas-batas tertentu, serbuk yang mengandung komponen-komponen mudah menguap dan serbuk yang tidak mengandung komponen mudah menguap dan juga tidak mengandung ramuan-ramuan yang mudah terganggu oleh udara.

 Serbuk menjadi basah atau mencair karena adanya zat yang dapat menyerap air dari udara atau terbebasnya air kristal.

3.2 SARAN

Dalam penggunaan bentuk sediaan serbuk kita harus lebih cermat dalam mengetahui serbuk apa saja yang dapat dicampur dan yang tidak dapat dicampur (tak terbagi). Serta mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat membuat serbuk menjadi basah dan bagamaimana cara mengatasinya.

DAFTAR PUSTAKA

Howard C. Ansel, 1985, Pengantar Bentuk Sediaan FARMAKOPE INDONESIA, 1979, Pulvis

(18)

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kepada Tuhan penguasa ruang-waktu atas restu yang telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir penciptaan karya seni ini dengan baik,

Saran yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah: 1 guru SD, sebaiknya dapat mengembangkan media gambar seri dalam pembelajaran mengarang, sehingga memudahkan siswa dalam

Permasalahan yang akan diangkat penulis untuk diteliti adalah tindak tutur persuasif dalam bahasa Jepang dalam pidato kampanye pemilihan umum oleh calon Perdana Menteri

Pengguna hak pilih dalam Daftar Pemilih Khusus Tambahan (DPKTb)/pengguna KTP dan KK/Nama sejenis lainnyta.. Jumlah seluruh pengguna Hak

Business field code is 3-digit, based on the 2000 Indonesian Business Field Standard Classification (2000 KBLI).. This classification is applicable for Susenas 2000

Mendeskripsikan upaya-upaya stimulasi faktor pendukung dan eliminasi faktor penghambat (yang sudah dan masih dilakukan) oleh generasi pendahulu serta suksesor dalam

Nama lokal adalah turi, ciri spesifik yang ditunjukkan biji ini antara lain berwarna coklat hitam, berbentuk lonjong, berukuran kecil, serta kulitnya tipis.Menurut