• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH KOMUNIKASI LISAN DALAM KEGIATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH KOMUNIKASI LISAN DALAM KEGIATAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH KOMUNIKASI LISAN DALAM

KEGIATAN BISNIS

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Komunikasi Bisnis

Dosen : Nanan Nurzaman, SE., MM.

Disusun Oleh:

1. Erlinda Tsamrotul FI

(1158020090)

2. Fajar Bahari

(1158020095)

3. Femmy Nova Reza

(1158020100)

4. Fuad Abdul Ghani

(1158020105)

5. Gina Damayanti

(1158020110)

6. Gungun Gunawan

(1158020115)

7. Hani Nurhaida

(1158020120)

8. Herma S Rosmawanti

(1158020125)

9. Icuk Tri Aziz R

(1158020131)

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya kepada kami sehingga bisa menyusun makalah “Komunikasi Lisan” ini sebagai tugas dari dosen pengampu Komunikasi Bisnis. Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman wawasan tentang Komunikasi Lisan dalam Dunia Bisnis dan sekaligus menjadi tugas mahasiswa dalam mata kuliah Komunikasi Bisnis.

Kami yakin bahwa materi dalam makalah ini masih jauh dari sempurna. Karena itu, masukan dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi perbaikan di masa yang akan datang. Sehingga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bandung, April 2017

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI...iii

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang...1

Rumusan Masalah...1

Tujuan Penulisan...1

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Paradigma Penelitian...2

BAB III PEMBAHASAN

BAB IV PENUTUP

Kesimpulan...11

Saran...11

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari – hari, bahasa dan komunikasi yang baik sangat diperlukan agar kegiatan yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar. Setiap manusia pasti melakukan komunikasi, baik secara verbal maupun non verbal. Komunikasi merupakan kebutuhan dasar manusia. Sejak lahir dan selama proses kehidupannya, manusia akan selalu terlibat dalam tindakan-tindakan komunikasi.

Komunikasi dapat terjadi pada siapa saja, baik antar guru dengan muridnya, orang tua dengan anaknya, pimpinan dengan bawahannya, antara sesama karyawan dan lain sebagainya. Melakukan komunikasi merupakan bagian terpenting dari semua aktivitas, agar timbul pengertian dalam menyelesaikan tugas masing – masing.

Komunikasi merupakan proses penyampaian ide, pemikiran, pendapat dan berita ke suatu tempat tujuan serta menimbulkan reaksi umpan balik. Dalam komunikasi, ada juga komunikasi lisan dan tulisan, komunikasi lisan adalah komunikasi dengan mengucapkan kata-kata secara lisan dan langsung kepada lawan bicaranya, sedangkan komunikasi tulisan adalah komunikasi yang dilakukan melalui tulisan sepertia yang dilakukan dalam surat menyurat melalui pos, telegram, telegaf, fax, e-mail dan sebagainya. Namun dalam makalah kali ini tim penulis akan membahas tentang “Komunikasi Lisan”.

II. Rumusan Masalah

a. Apa itu Komunikasi Lisan?

b. Apa saja Aspek Komunikasi Lisan?

c. Apa pengaruh Komunikasi Lisan dalam Kegiatan Bisnis?

III. Tujuan Penulisan

a. Untuk Memahami Komunikasi Lisan?

b. Untuk mengetahui Aspek Komunikasi Lisan?

c. Untuk Mengetahui Pengaruh Komunikasi Lisan dalam Kegiatan Bisnis?

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

(5)

Setiap hari ternyata Anda banyak melakukan komunikasi dengan sejumlah orang dan dalam berbagai cara. Bertutur sapa, bertelepon, berwawancara, berdiskusi dan surat menyurat. Itu semuanya termasuk ke dalam kegiatan komunikasi. Persoalannya karena komunikasi adalah aktivitas yang tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari. Komunikasi sangat penting artinya dalam kehidupan manusia sejak manusia lahir sampai selama masa hidupnya. Tanpa komunikasi seseorang akan menjadi tertutup dari berbagai informasi.

Hal yang paling sederhana, bila seseorang tidak pernah melakukan komunikasi maka orang tersebut tidak akan dapat berbicara dan pada tahap selanjutnya sudah tentu pula orang tersebut tidak akan dapat belajar sehingga tidak akan dapat membaca dan menulis alias buta huruf. Lebih lanjut, tanpa komunikasi orang tidak akan mendapatkan informasi.

Padahal informasi sangat penting dalam kehidupan ini, sampai ada suatu pendapat yang menyatakan “Bila Ingin Menguasai Dunia, Kuasailah Informasi”. Hal ini menandakan betapa informasi sangat penting artinya. Di samping itu, informasi bisa didapatkan dengan jalan komunikasi.

B. PENGERTIAN KOMUNIKASI

Istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin communicatio yang berakar dari kata communis, artinya sama makna mengenai sesuatu hal. Dengan kata lain, suatu peristiwa komunikasi akan berlangsung apabila orang-orang yang terlibat di dalamnya memiliki kesamaan persepsi atau makna mengenai sesuatu hal yang dikomunikasikan. Sebagai sebuah istilah, komunikasi dapat diartikan sebagai penyampaian dan penerimaan pesan atau informasi diantara dua orang atau lebih dengan menggunakan simbol verbal (bahasa) dan nonverbal. Dengan demikian, mengajar, berpidato, memberi isyarat, menulis surat, membaca berita, dan melihat tayangan televisi, semuanya itu dapat disebut komunikasi. Pendeknya, segala proses kegiatan antar dua orang (dua pihak) atau lebih untuk berbagi informasi, ide, dan perasaan, disebut komunikasi (Hybels dan Weaver, 1992:6).

Bertolak dari pengertian di atas maka tindak komunikasi merupakan aktivitas yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari kita. Disadari atau tidak, sepanjang waktu kita mengirim dan menerima pesan kepada dan dari pihak lain. Sebagai homosocius, makhluk sosial, komunikasi merupakan bagian hidup yang sangat penting dalam bergaul dan berinteraksi dengan orang lain. Setiap sisi kehidupan kita, sejak lahir sampai mati sangat tergantung pada dan dipengaruhi oleh daya komunikasi itu sendiri.

C. PENGERTIAN KOMUNIKASI LISAN

(6)

istilah, komunikasi dapat diartikan sebagai penyampaian dan penerimaan pesan atau informasi diantara dua orang atau lebih dengan menggunakan simbol verbal (bahasa) dan nonverbal. Dengan demikian, mengajar, berpidato, memberi isyarat, menulis surat, membaca berita, dan melihat tayangan televisi, semuanya itu dapat disebut komunikasi. Pendeknya, segala proses kegiatan antar dua orang (dua pihak) atau lebih untuk berbagi informasi, ide, dan perasaan, disebut komunikasi (Hybels dan Weaver, 1992:6).

Komunikasi Lisan adalah komunikasi dengan mengucapkan kata-kata secara lisan dan langsung kepada lawan bicaranya, komunikasi lisan biasanya dapat dilakukan pada kondisi para personal ataupun individu berhadapan langsung, seperti pada saat berkomunikasi dengan tatap muka langsung atau melalui alat berupa komputer yang mempunyai fasilitas konfrensi jarak jauh (computer teleconference) tatap muka melalui televisi sirkuit tertutup (closed cirkit televisi/CCTV).

BAB III

PEMBAHASAN

A. RAGAM KOMUNIKASI LISAN

Sekilas mengenai komunikasi lisan berikut ragamnya, yaitu menyimak dan berbicara. Kemampuan komunikasi dengan ragam lisan ini akan sangat membantu dan mempengaruhi kemampuan Anda dalam berkomunikasi melalui tulisan

(7)

orang yang berperan sebagai pembicara (penyampai pesan secara lisan), dan ada pula yang bertindak sebagai penyimak (penerima pesan lisan). Dalam komunikasi bersemuka (berhadapan) dan dialogis, masing-masing dapat berperan ganda sekaligus, yakni sebagai pembicara dan penyimak.

1) Menyimak adalah keterampilan berkomunikasi yang pertama kali diperoleh dan dikuasai anak. Keterampilan itu memberikan dasar baginya untuk memahami keterampilan berkomunikasi lainnya. Bayi menggunakan menyimak untuk memulai proses belajar memahami apa yang disampaikan orang lain kepadanya, sekaligus sebagai sarana berlatih baginya menghasilkan bunyi-bunyi bahasa, atau berbicara. Dia simak bunyi-bunyi dari lingkungannya, menghadirkan bunyi itu dalam tuturannya, serta secara tidak sadar membangun pengetahuannya tentang bahasa lisan. Berbicara adalah penyampaian pesan yang dilakukan secara lisan. Berbeda dengan menyimak, kegiatan komunikasi ini dapat diamati dan diketahui melalui perilaku serta bunyi-bunyi ujaran yang dihasilkan pembicara. Melalui pendengaran atau penglihatan dan pendengaran, kita dapat menyimak apa yang dibicarakan seseorang, apa tujuannya, dan bagaimana membawakannya. Oleh karena itu dapat kita pahami bahwa pemerolehan kemahiran menyimak seseorang sangat berpengaruh terhadap kemahiran berbicara. Hal ini dapat terlihat pada anak yang terganggu daya dengarnya akan terganggu pula daya bicaranya.

Menurut Koch (1992:78) dalam proses berbicara ada lima unsur yang terlibat.

1. Pembicara sebagai penyampai pesan. Gambaran penyimak tentang pembicara sebagai orang yang berkemampuan bagus, terpelajar, bersikap rendah hati, bertutur runtut dan bermanfaat, akan mempengaruhi ketersampaian pesan. Kesan penyimak seperti itu akan membuatnya percaya atas apa yang disampaikan oleh pembicara. Sebagai guru, kita harus mampu memberikan kesan yang baik terhadap siswa agar mereka yakin bahwa kita memang mampu menjadi guru dan layak digurukan oleh mereka. Kesan yang baik muncul karena tampilan mengajar kita baik. Tampilan yang baik hanya akan terjadi kalau kita memang benar-benar siap. Itulah salah satu alasan kenapa persiapan mengajar itu diperlukan.

(8)

Pertama, materi pembicaraan hendaknya bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan penyimak. Bagi kita sebagai mahasiswa, hal ini akan terjadi jika kita memahami apa yang sudah diketahui siswa dan apa pula yang mereka butuhkan. Untuk itulah mengapa pada permulaan pembelajaran kita suka melakukan penilaian awal terlebih dahulu. Hasil penilaian itu akan memungkinkan kita untuk memilah mana materi pelajaran yang perlu disampaikan secara mendalam, sekadarnya saja, atau mana yang tidak perlu. Untuk apa kita menyampaikan sesuatu yang sudah dipahami siswa. Selain membuang waktu, ahl itu akan membosankan mereka.

Kedua, pembicara hendaknya menata bahasanya secara menarik dan jelas. Pengaturan volume suara, penekanan, dan variasi penyampaian yang baik, akan menolong pembicaraan menjadi menarik. Kata-kata yang spesifik dan mudah dipahami akan membuat pesan yang disampaikan menjadi jelas.

3. Saluran atau alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan. Dalam situasiberbicara penggunaan saluran dapat dilakukan dengan melibatkan semua indera penyimak. Maksudnya, pembicara dapat memilih kata-kata yang merangsang pembangkitan kelima indera penyimak, termasuk didalamnya adalah perilaku nonverbal serta alat bantu. Di dalam mengajar, selain menggunakan bahasa lisan atau tulisan, kita juga dapat menggunakan alat bantu lainnya, seperti gambar, ilustrasi, benda atau realita. Ini dimaksudkan agar sajian kita lebih konkret, menarik dan tidak membosankan, dan siswa dapat berkonsentrasi dengan baik.

4. Sasaran pembicaraan atau penyimak. Pembicaraan mesti berpusat pada penyimak. Maksudnya, pertama, sesuaikan isi dan cara pengungkapan dengan kemampuan dan keperluan penyimak. Kedua, hargailah penyimak dengan cara memandang dan memperhatikan mereka sebagai orang yang patut dihargai. Bukan karena posisinya sebagai pembicara lalu menganggap dirinya lebih pandai daripada penyimak. Di dalam mengajar, salah satu cara yang dapat kita lakukan adalah memberikan siswa kesempatan untuk bertanya, berkomentar, atau mengambil keputusan. Kemudian, hargailah apa yang mereka sampaikan dengan cara yang baik.

(9)

apakah sasaran telah merasa diberi informasi, dihibur atau diyakinkan. Setiap kali seorang pembicara menyampaikan pesan kepada pihak lain, kelima unsur itu hadir. Dalam situasi berbicara, kelima unsur di atas saling berinteraksi satu sama lainnya. Secara sederhana, situasi berbicara itu dapat kita ringkas seperti berikut:

a) Pembicara berkeinginan untuk menyampaikan suatu ide, informasi atau perasaan b) Pembicara menyandikan isi pembicaraannya atau pesan yang

akan disampaikannya melalui lambang verbal dan nonverbal. c) Pesan dikirimkan melalui saluran kepada sasaran atau penyimak. d) Penyimak menerima, menafsirkan, dan memahami pesan.

e) Penyimak menanggapi pesan itu; mengerti atau tidak, setuju atau tidak, dan suka atau tidak.

Mendengar berbeda dengan menyimak. Mendengar adalah kegiatan menangkap suara, dan hanya sebagai langkah awal dalam menyimak. Menyimak itu sendiri melibatkan pemaknaan dan pemahaman atas apa yang didengar. Ia adalah suatu proses yang aktif yang melibatkan konsentrasi pikiran. Menyimak itu sebenarnya bersifat abstrak, tak terlihat. Oleh karena itu, wajar apabila dikatakan bahwa menyimak merupakan suatu proses komunikasi yang serius. Karena kegiatan itu bersifat internal, terjadi dalam diri seseorang. Hanya dia yang tahu pasti apakah dirinya benar-benar menyimak atau tidak. Guru sering tidak tahu apakah murid-murid kita benar-benar menyimak apa yang kita sampaikan atau tidak. Sementara itu, kalaupun mereka merespon dengan benar, hal itu tidak selalu menjadi jaminan bahwa tanggapannya itu benar-benar dari simakan yang mereka lakukan. Mungkin saja mereka menjawab pertanyaan kita dengan benar karena mereka telah tahu sebelumnya atau mungkin bertanya dan diberitahu oleh temannya. Kita baru tahu bahwa siswa menyimak atau tidak setelah kepada mereka diajukan sejumlah pertanyaan atau tugas yang dikerjakan berdasarkan apa yang kita sampaikan.

Oleh karena itu, dapatlah kita katakan bahwa menyimak merupakan suatu proses mental berupa pencerapan atau pemerolehan makna atau pesan yang disampaikan secara lisan.

Sebagai proses, kegiatan menyimak paling tidak terdiri atas 3 tahap.

(10)

2. Penyimak memusatkan perhatiannya untuk memilih hal-hal yang dianggapnya penting, dan mengabaikan hal-hal yang tidak penting. Mengapa hal ini harus dilakukan? Begitu banyak ucapan yang disampaikan. Sementara itu, penyimak tidak mungkin hafal atau ingat seluruhnya. Tidak ada pilihan lain bagi penyimak, kecuali memfokuskan perhatiannya hanya kepada hal-hal penting saja. Kegiatan ini tidak mudah. Oleh karena itu, cobalah siswa Anda dilatih secara bertahap dan terus-menerus agar dapat melakukannya dengan baik. Salah satu hal yang dapat Anda lakukan adalah menuliskan ide-ide kunci di papan tulis ketika Anda menjelaskan sesuatu kepada siswa.

3. Penyimak menentukan dan memahami makna atau pesan yang disampaikan pembicara berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya (Wolvin dan Coakley, 1985, dalam Tompkins dan Hoskisson, 1995:83).

Apakah penyimak selalu berhasil memahami apa yang dia simak? Kadangkadang berhasil, kadang-kadang tidak. Penyebab kekurangberhasilan itu sebenarnya dapat dilacak melalui satu atau lebih unsur yang terlibat dalam kegiatan komunikasi lisan: pembicara, pesan, saluran, sasaran atau penyimak atau tanggapan. Meskipun demikian, penyebab utama kegagalan komunikasi ini sebenarnya terletak pada penyimak dan pembicara sendiri. Pembicara mungkin kurang berhasil memperkirakan kemampuan dan kebutuhan sasaran dengan tepat. Ia juga kurang memperhatikan dan kurang dapat memahami dengan baik tanggapan sasaran. Akibatnya, pembicara tidak dapat memperbaiki pembicaraannya sesegera mungkin.

Dari segi penyimak, mungkin ia tidak berkonsentrasi, tidak mampu memilih isi simakan yang penting, malas berpikir, reaksi emosional atau praduga buruk terhadap pembicara, dan kelelahan.

Untuk mengoptimalkan keberhasilan Anda dalam menyimak suatu pembicaraan, paling tidak ada lima kemampuan yang hendaknya Anda miliki.

1. Kemampuan memusatkan perhatian agar dapat memahami bahan simakan secara utuh.

2. Kemampuan menangkap bunyi (kemampuan mendengar).

(11)

4. Kemampuan linguistik atau bahasa untuk menafsirkan dan memahami makna yang terkandung dalam bunyi bahasa.

5. Kemampuan nonlinguistik seperti pengetahuan atau pengalaman mengenai materi yang disampaikan (Tarigan, 1990:21).

2) Gaya berbicara

gaya berbicara adalah cara penampilan diri dalam berbicara. Hal-hal yang perlu di perhatikan adalah :

pakaian

b. sikap badan dan cara berdiri c. pandangan mata pembicara d. sikap jiwa pembicara e. air muka dan tangan f. suara

g. Tulisan

B. PENGARUH KOMUNIKASI LISAN DALAM KEGIATAN BISNIS

Dalam kegiatan bisnis tentunya Komunikasi secara lisan mempunyai kelebihan dan kelemahan. Berikut adalah kelebihan komunikasi lisan:

 Pesan langsung diterima oleh komunikan dengan lebih cepat

 Ditunjang oleh mimik wajah dan gerak tubuh akan memperkuat pesan yg disampaikan sehingga efekti-vitasnya lebih tinggi.

 Umpan balik dapat langsung dilihat dan dirasakan Kelemahan Komunikasi Lisan :

 Adanya hambatan teknis, yang menghalangi secara tenik sampainya pesan, spt suara gaduh, mic mati, kurang pendengaran.

 Jika tidak diberi perhatian, maka kemungkinan beasr poin penting akan hilang

 Audien seringkali menilai isi pembicaraan berdasarkan penampilan fisik, tanpa mendengar dulu apa yang disampaikan

C. KEGIATAN KOMUNIKASI LISAN DALAM KEGIATAN BISNIS 1. Rapat

(12)

Berdasarkan tujuannya rapat dibedakan;

a. Rapat Penjelasan adalah rapat yang bertujuan memberikan penjelasan kepada para peserta. Dalam rapat penjelasan, seorang pemimpin rapat memberikan penjelasan kepada para peserta rapat.

b. Rapat Pemecahan merupakan rapat yang bertujuan mencari pemecahan suatu masalah. Pada rapat pemecahan masalah, peran peserta rapat sangat besar untuk memberikan masukan berupa saran atau pendapat yang akan disimpulkan bersama yang merupakan jalan untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi.

c. Rapat Perundingan adalah rapat yang bertujuan menghindari adanya suatu perselisihan.

Rapat menurut sifatnya dibedakan menjadi 4, antara lain:

a. Rapat resmi (formal meeting)

Rapat resmi adalah rapat yang diselenggarakan untuk membahas masalah-masalah yang sangat penting dan berlaku peraturan keprotokolan yang mengatur kelancaran jalannya rapat. Peserta rapat akan mendapatkan

pemberitahuan terlebih dahulu yang biasanya dilengkapi dengan agenda rapat.

b. Rapat tidak resmi (informal meeting)

Rapat tidak resmi adalah rapat yang diadakan tidak berdasarkan perencanaan yang formal. Rapat tidak memerlukan persiapan istimewa dan rapat ini mendiskusikan suatu hal yang terjadi tiba-tiba.

c. Rapat terbuka

Rapat terbuka adalah rapat yang dapat dihadiri oleh semua anggota dan materi yang dibahas tidak merupakan masalah yang bersifat tidak rahasia.

d. Rapat tertutup

(13)

D. CONTOH KASUS

PT Golden Castle , bergerak dalam bidang konveksi atau textil, mengalami permasalahan antara perusahaan dengan karyawan. Permasalahan ini terjadi yang disebabkan oleh adanya miss communication antara atasan dengan karyawannya. Adanya perubahan kebijakan dalam perusahaan

mengenai penghitungan gaji atau upah kerja karyawan, namun pihak perusahaan belum memberitahukan para karyawan, sehingga karyawan merasa diperlakukan semena-mena oleh pihak perusahaan. Para karyawan mengambil tindakan yaitu dengan mendemo perusahaan, Namun tindakan ini berujung pada PHKbesar-besaran yang dilakukan oleh perusahaan.

Perusahaan manapun pasti pernah mengalami permasalahan internal. Mulai dari tingkat individu, kelompok, sampai unit. .Mulai dari derajat dan lingkup permasalahan yang kecil sampai yang besar. Yang relatif kecil seperti masalah adu mulut tentang pribadi antarkaryawan, sampai yang relatif besar seperti beda pandangan tentang strategi bisnis di kalangan manajemen.

Contoh lainnya dari permasalahan yang relatif besar yakni antara karyawan dan manajemen. Secara kasat mata kita bisa ikuti berita sehari-hari di berbagai media. Disitu tampak permasalahan dalam bentuk demonstrasi dan pemogokan. Apakah hal itu karena tuntutan besarnya kompensasi, kesejahteraan, keadilan promosi karir, ataukah karena tuntutan hak asasi manusia karyawan.

Penjelasan kasus :

(14)

masalah komunikasi antara atasan dan bawahan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya mogok kerja, bahkan demo.

Sehingga untuk mensiasati masalah ini bias dilakukan dengan berbagai cara : 1. Membentuk suatu system informasi yang terstruktur, agar tidak terjadi

kesalahan dalam komunikasi. Misalnya, dengan membuat papan pengumungan atau pengumuman melalui loudspeaker.

2. Buat komunikasi dua arah antara atasan dan bawahan menjadi lancer dan harmonis, misalnya dengan membuat rapat rutin, karena dengan komunikasi yang dua arah dan intens akan mengurangi masalah di lapangan.

3. Beri pelatihan dalam hal komunikasi kepada atasan dan karyawan, pelatihan akan memberikan pengetahuan dan ilmu baru bagi setiap individu dalam organisasi dan meminimalkan masalah dalam hal komunikasi Biasanya masalah timbul karena lingkungan yang kurang kondusif di suatu perusahaan. Misalnya, kondisi cahaya yang kurang, atau sirkulasi yang kurang baik, dan temperature ruangan yang tinggi sangat mungkin untuk meningkatkan emosi seseorang, jadi kondisi dari lingkungan juga harus di perhatikan.

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Komunikasi Lisan adalah komunikasi dengan mengucapkan kata-kata secara lisan dan langsung kepada lawan bicaranya, komunikasi lisan biasanya dapat dilakukan pada kondisi para personal ataupun individu berhadapan langsung, seperti pada saat berkomunikasi dengan tatap muka langsung atau melalui alat berupa komputer yang mempunyai fasilitas konfrensi jarak jauh (computer teleconference) tatap muka melalui televisi sirkuit tertutup (closed cirkit televisi/CCTV).

(15)

Daftar pustaka

 Daryanto.1994, Kamus Bahasa Indonesia Moderen. Surabaya : Apolo.

 M.Hardjana,Agus,2003, Komunikasi Intrapersonal & Komunikasi Interpersonal,Yogyakarta: Kanisius

 https://hazellsqandinavy.wordpess.com/2012/03/09/beberapa-kasus-dalam-perusahaan

 https://ekoriyadi384.blogspot.in/2013/12/konflik-dalam-perusahaan.html?m=1

 http://nurulfb.blogspot.co.id/2015/03/contoh-kasus-komunikasi-bisnis.html

(16)

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahap ini, peneliti menguji cobakan prototipe ke tiga LKS dengan model discovery learning ke subjek penelitian yaitu siswa kelas XI MIA SMAN 1 Indralaya yang terdiri

Penelitian ini merupakan penelitian quasy experiment. Populasi dalam penelitian ini adalah selunJ.b sjs\\'a. kela5 X Prograffi Studi Tetmik Oambar Bangumm di S:MKN 1

Pada penelitian ini, gejala keracunan yang cepat terjadi pada perlakuan H3D2 pencampuran Glifosat 5 ml dengan 5 ml Paraquat dan 1 liter air, dimana pada 1 HSA dapat

mendokumentasikan sistem informasi yang terdapat di Rumah Sakit Cahya Kawaluyan (RSCK), dengan harapan dapat dijadikan sebagai referensi dalam pengembangan di masa

Hal ini ditunjukkan dengan menurunnya beda rata- rata kisaran harga teoritik selama holding period 24 mingguan, sehingga dengan memperpanjang waktu kepemilikan saham,

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Program Simulasi Eksperimen Difraksi

Pada bagian yang diam (stator) merupakan tempat diletakkannya kumparan medan yang berfungsi untuk menghasilkan fluksi magnet diletakkannya kumparan medan yang

Hasil penelitian menunjukkan (1) Sebelum melakukan magang dosen perlu diuji dulu untuk mengetahui kesenjangan kompetensi yang dimiliki, training khususnya untuk