• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF BERBASIS E

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF BERBASIS E"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF

BERBASIS E-LEARNING DENGAN PROGRAM MOODLE DALAM PERKULIAHAN MATERI INTERFERENSI GELOMBANG

1)Delisma Wisnu Adi, 2)Supurwoko, 3)Dyah Fitriana M.

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Jl. Ir. Sutami 36 A, Surakarta, email : delisma_wisnu@yahoo.co.id

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk mengembangkan media pembelajaran yang berbasis e-learning dengan program perangkat lunak moodle materi interferensi gelombang untuk perkuliahan Gelombang dan Optik di Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sebelas Maret ditinjau dari aspek materi dan media pembelajaran. Model pengembangan penelitian ini adalah model prosedural yaitu model yang bersifat deskriptif, menunjukkan langkah-langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan produk berupa media pembelajaran. Prosedur pengembangan yang dilakukan berdasarkan prosedur pengembangan media oleh Borg dan Gall (1983) dan sesuai dengan metode penelitian pengembangan dari Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan Badan Penelitian Dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional. Pembuatan media melalui beberapa tahap yaitu tahap analisis potensi dan kebutuhan, tahap pengumpulan data pendukung, tahap pembuatan desain media, tahap pembuatan media, dan tahap uji coba. Tahap uji coba dilakukan dengan uji ahli, uji lapangan terbatas dan uji lapangan utama. Hasil uji ahli menunjukkan bahwa produk pengembangan media memiliki kriteria sangat baik berdasarkan penilaian kuantitatif oleh ahli materi sebesar 85,45% dan ahli media sebesar 87,78%. Uji lapangan terbatas dan uji langapan utama dilakukan kepada mahasiswa sebagai pengguna produk media, dan diperoleh kriteria sangat baik berdasarkan perolehan skor prosentase penilaian pada masing-masing uji coba sebesar 82,33% dan 76,49%. Berdasarkan analisis data pada penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa hasil pengembangan media berbasis e-learning dengan program Moodle diperoleh kriteria sangat baik ditinjau dari aspek materi dan media.

Kata kunci: fisika, media pembelajaran, e-learning, moodle.

ABSTRACT

The aim of this research is to to develop media-based learning e-learning with Moodle software with matter wave interference for Waves and Optics course Physics Education Departement at the Selebas Maret University review of aspects of materials and instructional media. Development models used in this research is the procedural model is a model which is descriptive, showing the steps to be followed to produce a product in the form of instructional media. Development procedures are performed based media development procedures by Borg and Gall (1983) and in accordance with the development of research methods and Innovation Policy Research Center of Education Research and Development Department of Education. Media production through several phases: analysis of potential and requirement, supporting data collection phase, the design phase of the media, media-making stage, and testing phase. The test phase carried out by expert testing, limited field test and the main field test. The results of the expert testing phase showed that the product development experts have a very good criterion based on a quantitative assessment by subject matter experts at 85.45% and 87.78% of media experts. Limited field tests and main field tests conducted to the students as the users of the product, and obtained excellent criteria based on percentage gains scores on each assessment test at 82.33% and 76.49%. Based on the analysis of the data in this research, it is concluded that the results of the development of media-based e-learning with Moodle software criteria obtained excellent review of aspects of materials and media.

(2)

Juli 2013

PENDAHULUAN

Perkembangan zaman semakin maju memberikan kemudahan dalam melakukan sesuatu termasuk dalam berkomunikasi. Kemudahan komunikasi tidak terlepas dari peran teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang modern. Kemajuan teknologi tersebut memberikan dampak diberbagai bidang termasuk pada bidang pendidikan. Pemanfaatan teknologi informasi ditujukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan (Prasojo&Riyanto,2011:5).

Pemanfaatan TIK telah diarahkan untuk digunakan pada sistem pengelolaan pendidikan di lingkungan program studi (Prodi) Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, selanjutnya disebut Prodi Pendidikan Fisika. Hal tersebut dapat diketahui dengan adanya fasilitas informasi dalam bentuk website untuk menyampaikan info kepada civitas akademik. Hal tersebut didukung dengan adanya fasilitas kampus berupa akses internet berupa jaringan nirkabel (wifi). Internet merupakan kumpulan komputer yang menggunakan jaringan komunikasi di seluruh dunia dan saling berhubungan (Prasojo&Riyanto,2011:178).

Berdasarkan angket analisis kebutuhan yang disebarkan ke beberapa mahasiswa diketahui bahwa sebagian besar mahasiswa telah memiliki komputer atau laptop. Mahasiswa juga sering mengakses internet untuk memperoleh materi untuk mengerjakan tugas

perkuliahan dan sebagai sarana interaksi sosial. Akses internet juga dianggap dapat membantu mahasiswa dalam memahami suatu materi perkuliahan. Dengan adanya fasilitas yang memadai dan kemanfaatan yang dirasakan mahasiswa seharusnya fasilitas internet tersebut dapat dimanfaatkan dengan lebih baik lagi salah satunya sebagai alternatif media pembelajaran.

Berdasarkan angket yang disebarkan ke beberapa mahasiswa yang sedang menempuh mata kuliah Gelombang & Optik pada tahun ajaran 2012/2013. Perkuliahan Gelombang & Optik memang telah menggunakan media berupa presentasi yang ditampilkan menggunakan LCD proyektor. Akan tetapi media tersebut masih mempunyai kekurangan. Hal tersebut dapat diketahui dari uraian saran dalam angket oleh mahasiswa B sebagai berikut :

“Media pembelajaran hendaknya lebih bervariasi, jika hanya ppt saja dan pemberian tugas, bisa berdampak pada kelesuan mahasiswa untuk belajar tentang materi/ mata kuliah yang bersangkutan”

Terlihat dari hasil uraian saran tersebut bahwa media tersebut dianggap kurang efektif dan efisien jika hanya menggunakan presentasi yang ditampilkan LCD. Media tersebut terkesan monoton karena hanya menggunakan media yang sama dan kurang bervariasi. Pemanfaatan TIK dengan baik dapat dikembangkan untuk memunculkan variasi media pembelajaran.

Menurut Arsyad (2011:4) media pembelajaran adalah alat untuk menyampaikan pesan-pesan atau materi pembelajaran. Peran TIK tersebut sebagai media pembelajaran diantaranya berupa media untuk menyampaikan materi kuliah berupa media presentasi yang ditampilkan melalui LCD proyektor maupun media internet untuk menyampaikan materi kuliah. Akan tetapi pemanfaatan TIK sebagai media pembelajaran masih menemui kekurangan diantaranya penggunaan media pada mata kuliah Gelombang & Optik.

Media pembelajaran yang memanfaatkan TIK salah satunya adalah media berbasis e-learning. Media berbasis e-learning merupakan salah satu media dengan bantuan aplikasi internet yang dapat menghubungkan antara siswa dan guru dalam pembelajaran di ruang belajar kelas online (Munir,2009:170). Berdasarkan angket diketahui bahwa sebagian mahasiswa pernah mengakses website berbasis e-learning. Website berbasis e-learning memang sudah tersedia di Prodi Pendidikan Fisika akan tetapi website tersebut masih jarang digunakan untuk menunjang perkuliahan. Hal tersebut dapat diketahui dari banyaknya kelas mata kuliah di website e-learning jumlahnya masih sedikit. Meskipun dibuka kelas mata kuliah tetapi sebagian hanya terisi sedikit materi yang ditampilkan padahal sebagian mahasiswa menganggap bahwa dengan bantuan media tersebut dapat membantu memahami materi perkuliahan. Pada dasarnya Media berbasis e-learning dapat berfungsi sebagai suplemen (tambahan) yang sifatnya opsional, komplemen (pelengkap), dan subtitusi (pengganti) dalam kegiatan pembelajaran sehingga dalam penerapan media menjadi fleksible sesuai kebutuhan dan keadaan proses pembelajaran.

(3)

Berdasarkan angket kebanyakan mahasiswa menganggap bahwa tidak semua materi mata kuliah Gelombang & Optik mudah dipahami. Ada beberapa materi kuliah yang sulit dipahami diantaranya materi kuliah Interferensi Gelombang. Disamping itu waktu perkuliahan juga dirasa kurang dibandingkan dengan materi yang harus dipelajari. Hal tersebut diketahui dari uraian komentar oleh mahasiswa E dalam angket sebagai berikut :

“Perkuliahan gelombang optic menurut saya masih kurang jika hanya 3 sks karena memang meterinya yang banyak dan sulit. Ketika memang hanya 3sks perlu adanya pembelajaran di luar kelas contohnya melalui e-learning baik itu pemberian tugas atau ujian. Selain iitu juga materi perkuliahan bias diupload di blog(web yang sumbernya bisa dipercaya (mungkin dari dosennya sendiri) sehingga dapat membantu memahami materi kuliah gelombang dan optik diluar jam kuliah perlu adanya

penggemblengan materi juga untuk gelombang dan optik, karena memang sulit dipahami.”

Terlihat dari uraian komentar tersebut bahwa waktu perkuliahan ynag sebenarnya sudah 3 sks dianggap masih kurang untuk menyajikan materi perkuliahan. Sebagai alternatif materi perkuliahan dapat disampaikan diluar kuliah dengan memanfaatkan media pembelajaran salah satunya media berbasis e-learning. Media berbasis e-learning menyajikan fitur-fitur menarik yang dapat dikelola sesuai kebutuhan pembelajaran yaitu dapat diisi dengan materi pembelajaran berbagai bidang studi. Dengan adanya fitur-fitur tersebut diharapkan mampu mengarahkan mahasiswa untuk belajar diluar kelas.

Dari uraian latar belakang, maka perlu dikembangkan media interaktif berbasis e-learning dengan program Moodle dalam perkuliahan materi interferensi gelombang.

KAJIAN TEORI

E-learning terdiri dari huruf e yang merupakan singkatan dari electronic dan kata learning yang artinya pembelajaran. Dengan demikian

e-learning bisa diartikan sebagai pembelajaran dengan memanfaatkan bantuan perangkat elektronik. Vaughan Waller (2001) dalam Munir (2009:169) menjelaskan bahwa “e-learning adalah proses belajar secara efektif yang dihasilkan dengan cara menggabungkan

penyampaian materi pembelajaran sacara digital yang terdiri dari dukungan dan layanan dalam belajar”. Sedangkan Prasojo dan Riyanto (2010:211) memberikan pengertian e-learning adalah “proses instruksi yang melibatkan penggunaan peralatan elektronik dalam menciptakan, membantu perkembangan, menyampaikan, menilai dan mempermudahkan suatu proses pembelajaran”.

Tujuan dalam penyelenggaraan e-learning dalam pembelajaran menurut Sanaky(2009:204-205) adalah sebagai berikut : a.Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Pembelajar b.Mengubah Gaya Belajar Pembelajar yang Pasif Kepada Budaya Belajar Aktif c.Mengubah Budaya Mengajar Pengajar d.Memperluas Basis dan Kesempatan Belajar untuk Masyarakat e.Mengembangkan dan Memperluas Produk serta Layanan Baru.

Implementasi e-learning harus didukung oleh program komputer. Terdapat banyak penyedia program e-learning diantaranya adalah program LMS Moodle. LMS singkatan dari Learning Management System. Menurut Surjono (2010:3) “LMS adalah perangkat lunak yang digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran dan resources multimedia secara online berbasis web, mengelola kegiatan pembelajaran serta hasil-hasilnya, memfasilitasi interaksi komunikasi, kerjasama antar pengajar dan peserta didik”.

Istilah moodle singkatan dari Modular Object Oriented Dynamic Learning Environment yang berarti lingkungan belajar dinamis dengan menggunakan modul berorientasi objek atau merupakan paket lingkungan pendidikan berbasis web yang dinamis dan dikembangkan dengan konsep berorientasi objek. Dalam penyelenggaraannya Moodle memberikan paket perangkat lunak yang lengkap untuk mendukung pembelajaran.

Kelebihan program Moodle sebagai basis penyelenggaraan e-learning menurut Munir (2009:180), antara lain : a. Penggunaannya tepat untuk kelas online dan hasil belajar relatif sama baiknya dengan belajar secara langsung tatap muka dengan pengajar. b. Pengajar dapat mengubah dan mengatur materi pembelajaran secara langsung. c. Pengoperasian program moodle bersifat sederhana, sehingga mudah, relatif murah, dan efisien sehingga dapat dipelajari oleh siapapun untuk kegiatan pembelajaran. d. Program moodle mudah diinstal pada komputer yang bisa mendukung PHP (Hypertext Preprocessor) dengan hanya membutuhkan satu data-base. e. Setiap pilihan pelajaran dilengkapi dengan penjelasan dan dapat dipilah menjadi beberapa kategori karena moodle mampu mendukung 1000 lebih pelajaran. f. Segi keamanan terjamin dengan baik karena program moodle menyediakan formulir pendaftaran untuk pelajar yang telah diperiksa validitasnya. g. Program moodle dapat diatur untuk berbagai bahasa, sehingga memudahkan setiap pengguna untuk memilih bahasa yang digunakan termasuk bahasa Indonesia.

(4)

Juli 2013

komputer saling terhubung dengan memanfaatkan teknologi komunikasi satelit. Menurut Munir (2009:147) “internet adalah sebuah jaringan besar yang terdiri dari berbagai jaringan yang meliputi jaringan bersifat pendidikan dan riset serta menghubungkan jutaan komputer di dalam jaringan-jaringan tersebut”. Berdasarkan dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa internet merupakan jaringan dari berbagai komputer yang terhubung satu dengan yang lainnya.

Prinsip Superposisi pada Interferensi Gelombang

Banyak fenomena gelombang yang menarik di alam tidak dapat dijelaskan oleh gelombang individu. Sebaliknya, seseorang harus menganalisa persamaan gelombang dalam hal kombinasi perambatan gelombang. Untuk menganalisis kombinasi gelombang tersebut, seseorang dapat memanfaatkan prinsip superposisi “Jika dua atau lebih gelombang perjalanan bergerak melalui media, nilai resultan dari fungsi gelombang pada setiap titik adalah jumlah aljabar dari nilai-nilai dari fungsi gelombang dari gelombang individu”

(Serway,2004:545). Kombinasi gelombang terpisah berada di tempat sama yang menghasilkan perpaduan gelombang disebut interferensi. Berikut akan dijelaskan prinsip superposisi yaitu interferensi gelombang untuk beberapa bentuk perpaduan gelombang. Jika dua gelombang merambat ke kanan dan memiliki frekuensi yang sama, panjang gelombang, dan amplitudo tetapi berbeda dalam fase, memiliki fungsi gelombang masing-masing sebagai berikut

ψ

1

=

A

sin

(

kx−ωt

)

ψ

2

=

A

sin

(

kx−ωt

+

ϕ

)

dimana k=2π/λ, =2πf, dan φ merupakan beda fase, maka resultan kedua gelombang jika bertemu memenuhi prinsip superposisi memenuhi persamaan :

ψ

1

+

ψ

2

ψ

=

A

sin

(

kx−ωt

)+

A

sin

(kx

−ωt+

ϕ

)

dengan mengingat sifat-sifat trigonometri, maka diperoleh persamaan

ψ

=

2

A

cos

(

ϕ

2

)

sin

(

kx−ωt

+

ϕ

2

)

Jika dari persamaan dianggap bahwa a=

kx

ωt

dan b=

kx

ωt

+

ϕ

maka hasil superposisi diperoleh

ψ

=

2

A

cos

(

ϕ

2

)

sin

(

kx−ωt

+

ϕ

2

)

Rapat energi gelombang menunjukan energi yang dibawa oleh gelombang tiap satuan panjang. Energi yang dibawa tersebut adalah energi kinetik dan energi potensial. Maka energi yang dibawa gelombang dpat dituliskan sebagai :

E=Ek+Ep

maka rapat energi gelombang tiap satuan panjang adalah

e

=

ρ

l

v

2

(

dx

)

2

dimana

ρ

l adalah massa tiap satuan panjang.

Pada gelombang yang tidak mengalami perubahan baik besar maupun bentuknya selama perambatan, maka rapat energi yang dibawa oleh gelombang tersebut adalah

Jika dua buah gelombanng transversal yang mempunyai bidang getar yang sama masing-masing dituliskan sebagai :

ψ

2

=

ψ

0

sin

(

k

2

x

+

ω

2

t

)

(5)

Gelombang tersebut bersuperposisi maka akan menghasilkan gelombang baru E yang dituliskan sebagai maka gelombang hasilnya dapat dituliskan sebagai :

ψ=2ψ0sin

(

k1+k2

maka diperoleh persamaan hasil resultan geolmbang sebagai berikut

ψ=2ψ0sin(kx+ωt)cos(Δ kxΔωt)

b.Gelombang Berdiri / Stasioner

Gelombang berdiri merupakan suatu gelombang yang tidak memiliki pola gelombang (titik simpul dan titik perut) yang muncul untuk bergerak dalam arah yang manapun dalam lintasan gelombang. Untuk menjelaskan gelombang berdiri yaitu menggunakan prinsip superposisi yang menerangkan bagaimana gelombang yang masuk dan gelombang yang direfleksikan bergabung membentuk gelombang berdiri. Untuk menentukan persamaan gelombang berdiri yaitu dengan menerapkan prinsip superposisi dua gelombang dengan amplitudo yang sama, periode yang sama, dan panjang gelombang yang sama dan menjalar dalam arah berlawanan.

Jika diketahui dua gelombang sebagai berikut :

ψ1 = ψ0 sin (kx + ωt) (Berjalan ke kiri)

ψ2 = - ψ0 sin (kx – ωt) (Berjalan ke kanan hasil refleksi)

Fungsi gelombang berdiri merupakan jumlah dari fungsi-fungsi gelombang individu tersebut : ψ = ψ1 + ψ2

ψ = ψ0 sin (kx + ωt) + (- ψ0 sin (kx – ωt))

ψ = (2ψ0 sin kx) cos ωt (Resultan Gelombang Berdiri)

METODE PENELITIAN

Model Pengembangan merupakan dasar untuk mengembangkan produk yang akan dihasilkan. Model pengembangan dapat berupa model prosedural, model konseptual, dan model teoritik. Model pengembangan yang dipakai dalam penelitian ini adalah model prosedural yaitu model yang bersifat deskriptif, menunjukkan langkah-langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan produk berupa media

(6)

Juli 2013

HASIL PENELITIAN

Tahap analisis kebutuhan diperoleh pembahasan materi yang akan ditampilkan adalah interferensi gelombang. Tahap pembuatan desain dan pembuatan media diperoleh rancangan dan produk pengembangan media berupa media berbasis e-learning yang memanfaatkan fitur program Moodle yaitu fitur page, file, assigment, chat, dan forum pada menu Add an activity or a resource dengan menambahkan media berupa presentasi online Prezi dan modul materi berformat portable document format (.pdf). Tahap uji coba dilakukan dengan uji ahli, uji lapangan terbatas dan uji lapangan utama. Uji ahli dilakukan oleh ahli materi dan ahli media. Media yang telah dibuat divalidasi oleh ahli materi bidang ilmu Fisika dan ahli media pembelajaran. Hasil validasi ahli adalah sebagai berikut:

1. Validasi Ahli Materi

Validasi produk media atau uji ahli yang pertama dilakukan oleh ahli materi bidang Fisika. Review ini peneliti percayakan kepada ahli materi mata kuliah Gelombang dan Optik dari lingkup dosen Fisika sendiri. Dari review yang dilakukan oleh ahli materi didapat hasil secara kuantitatif memiliki prosentase 85,45%. Data kuantitatif menghasilkan data kualitatif yang menyatakan produk pengembangan media pembelajaran berbasis e-learning memiliki kriteria baik. Hasil review yang dilakukan ahli media diperoleh kesimpulan sebagai berikut: a) Aspek kesesuiaan materi dengan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan tujuan pembelajaran serta kebenaran konsep materi yang disajikan media diperoleh kriteria baik. b) Aspek sistematika materi dan kelengkapan informasi termasuk keterangan yang diperlukan dan daftar pustaka pada media diperoleh kriteria sangat baik. c) Aspek kemudahan dalam pemahaman konsep dan kontekstualitas materi yang disajikan media diperoleh kriteria baik.

2. Validasi Ahli Media Pembelajaran

Validasi produk media atau uji ahli yang kedua dilakukan oleh ahli media yang menguasai ilmu bidang Fisika. Review ini peneliti percayakan kepada ahli media dari lingkup dosen Fisika sendiri. Hasil review yang dilakukan oleh ahli media didapat hasil secara kuantitatif memiliki prosentase 87,78% dan kemudian menghasilkan data kualitatif yang menyatakan produk pengembangan media pembelajaran berbasis e-learning memiliki kriteria sangat baik. Hasil review yang dilakukan ahli media diperoleh kesimpulan sebagai berikut: a) Produk pengembangan media aspek kesesuaian dan keefektifan jika digunakan dalam pembelajaran diperoleh kriteria baik. b) Produk pengembangan media aspek kemudahan dan kesederhanaan dalam pengoperasian media diperoleh kriteria sangat baik. c) Produk pengembangan media aspek tampilan (layout, warna, tulisan dan bahasa) diperoleh kriteria baik. d) Produk pengembangan media aspek interaktif, dan kesesuaian dengan karakter mahasiswa diperoleh kriteria sangat baik.

Uji lapangan terbatas dilakukan dengan pengisian angket online oleh kelompok kecil sebagai pengguna produk pengembangan media yaitu 9 mahasiswa Pendidikan Fisika. Kemudian mahasiswa mengisi angket yang telah tersedia secara online di website e-learning. diperoleh data kuantitatif prosentase penilaian melalui angket sebesar 82,33%. Berdasarkan data kuantitatif tersebut diperoleh data kualitatif yang menyatakan produk pengembangan media pembelajaran berbasis e-learning berada pada rentang kriteria sangat baik Uji lapangan utama (Main Field Testing) dilakukan terhadap kelompok besar pengguna produk yang dikembangkan yaitu 41 mahasiswa Pendidikan Fisika. Uji coba lapangan utama menggunakan metode yang sama dengan uji coba lapangan terbatas yaitu dengan pengisian angket secara online oleh mahasiswa. Perbedaan uji coba kali ini adalah media yang diujikan telah direvisi berdasarkan masukan pada uji coba sebelumnya. Jumlah mahasiswa yang mengisi angket online pada uji kali ini lebih banyak dibandingkan dengan uji coba

sebelumnya. Hasil uji coba lapangan utama diperoleh data kuantitatif sebesar 76,49%. Berdasarkan data kuantitatif tersebut diperoleh data kualitatif yang menyatakan produk pengembangan media pembelajaran berbasis e-learning berada pada rentang kriteria sangat baik. Berdasarkan setiap tahap uji telah dilakukan revisi terhadap media yang dikembangkan untuk mendapatkan media yang lebih baik dari aspek kualitas media. Setiap proses revisi media telah melibatkan ahli materi dan ahli media.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Produk pengembangan media akan memperoleh hasil yang baik dengan melakukan beberapa tahapan yaitu tahap analisis potensi dan kebutuhan, tahap pengumpulan data pendukung, tahap pembuatan desain media, tahap pembuatan media, dan tahap uji coba media yang meliputi uji coba oleh ahli materi dan ahli media serta uji lapangan kepada pengguna media (mahasiswa).

(7)

3. Produk pengembangan media berbasis e-learning dengan program Moodle dengan materi interferensi gelombang untuk perkuliahan Gelombang dan Optik setelah melewati tahap uji lapangan terbatas dan uji coba langapan utama yang dilakukan kepada pengguna (mahasiswa) diperoleh kriteria sangat baik dengan perolehan skor penilaian masing-masing 82,33% dan 76,49%.

DAFTAR PUSTAKA

1. Abas, Liunir, Widiati & Ana. (2009). Pengembangan Media E-learning Building Blocks pada Perkuliahan Kajian Pendidikan Teknologi Kejuruan. Jurnal Pendidikan Teknologi Kejuruan. Diperoleh 15 Januari 2012, dari http://isjd.pdii.lipi.go.id/index. php/Search.html?act=tampil&id=70708&idc=32

2. Alonso, Marcelo. (1992). Dasar-Dasar Fisika Universitas. Jakarta : Erlangga.

3. Angkowo,Robertus dan A.Koasih. (2007). Optimalisasi Media Pembelajaran. Jakarta: PT Grasindo. 4. Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta. 5. Arsyad,Azhar. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

6. Barolli, Leonard., Koyama, Akio., Durresi, Arjan.,& De Marco, Giussepe. (2006). A Web-based E-learning System for Increasing Study Efficiency by Stimulating learner’s motivation. Diperoleh 16 Januari 2012, dari http://www.qou.edu /arabic/researchProgram/eLearningResearchs/webBased.pdf

7. Borg, W. R. & Gall, M. D. (1983). Educational Research: An Introduction Fourth Edition. New York: Longman. 8. Giancoli,Douglas C. (2001). Fisika Jilid I. Jakarta : Erlangga.

9. Hirose, Akira, & Lonngren, Karl E. (1985). Introduction to Wave Phenomena. Kanada : John Wiley&Sons,Inc.

10. El-Sofany, Hosam F., Hasnah, Ahmad M., Al Ja’am, Jehad M., Ghaleb, Fayed F.M.,& El-Seoud, Samir A., (2005). A Web-Based E-learning System Experiment. Diperoleh 15 Januari 2012, dari http://www.ijcis.info/International%20Journal% 20of%20Computing %20and%20Information%20Sciences_files/Vol4N1_EBEL/pp%2022%20-%2029.pdf

11. Munir. (2009). Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung : Alfabeta. 12. Prasojo,Lantip Diat dan Riyanto. (2011). Teknologi Informasi Pendidikan.Yogyakarta: Gava Media.

13. Purwaningsih, Dyah & Pujianto. Blended Cooperative E-learning (Bcel) Sebagai Sarana Pendidikan Penunjang Learning Community. Seminar Nasional UNY dengan tema “Peranan ICT (Information and Communication Technology) dalam Pembelajaran” Diperoleh 25 Juli 2012, dari http://staff.uny.ac.id/sites/ default/files/lain-lain/pujianto-spd-mpd/BLENDED %20Cooperative%20E-LEARNING%20(BCeL)....pdf .

14. Romi Satrio Wahono. (2006). Aspek Dan Kriteria Penilaian Media Pembelajaran. Diperoleh 12 Januari 2012, dari http://romisatriawahono.net/2006/06/21/aspek-dan-kriteria-penilaian-media-pembelajaran/

15. Sanaky, Hujair AH. (2009). Media Pembelajaran. Yogyakarta : Safira Insana Press.

16. Serway, R. A., & Jewett, J. J. W. (2010). Fisika untuk Sains dan Teknik. (diterjemahkan oleh: Chriswan S). Jakarta: Salemba Teknik.

17. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : CV. Alfabeta.

(8)

Juli 2013

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF

BERBASIS E-LEARNING DENGAN PROGRAM MOODLE DALAM PERKULIAHAN MATERI INTERFERENSI GELOMBANG

Delisma Wisnu Adi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Jl. Ir. Sutami 36 A, Surakarta, email : delisma_wisnu@yahoo.co.id

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk mengembangkan media pembelajaran yang berbasis e-learning dengan program perangkat lunak moodle materi interferensi gelombang untuk perkuliahan Gelombang dan Optik di Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sebelas Maret ditinjau dari aspek materi dan media pembelajaran. Model pengembangan penelitian ini adalah model prosedural yaitu model yang bersifat deskriptif, menunjukkan langkah-langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan produk berupa media pembelajaran. Prosedur pengembangan yang dilakukan berdasarkan prosedur pengembangan media oleh Borg dan Gall (1983) dan sesuai dengan metode penelitian pengembangan dari Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan Badan Penelitian Dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional. Pembuatan media melalui beberapa tahap yaitu tahap analisis potensi dan kebutuhan, tahap pengumpulan data pendukung, tahap pembuatan desain media, tahap pembuatan media, dan tahap uji coba. Tahap uji coba dilakukan dengan uji ahli, uji lapangan terbatas dan uji lapangan utama. Hasil uji ahli menunjukkan bahwa produk pengembangan media memiliki kriteria sangat baik berdasarkan penilaian kuantitatif oleh ahli materi sebesar 85,45% dan ahli media sebesar 87,78%. Uji lapangan terbatas dan uji langapan utama dilakukan kepada mahasiswa sebagai pengguna produk media, dan diperoleh kriteria sangat baik berdasarkan perolehan skor prosentase penilaian pada masing-masing uji coba sebesar 82,33% dan 76,49%. Berdasarkan analisis data pada penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa hasil pengembangan media berbasis e-learning dengan program Moodle diperoleh kriteria sangat baik ditinjau dari aspek materi dan media.

Kata kunci: fisika, media pembelajaran, e-learning, moodle.

ABSTRACT

The aim of this research is to to develop media-based learning e-learning with Moodle software with matter wave interference for Waves and Optics course Physics Education Departement at the Selebas Maret University review of aspects of materials and instructional media. Development models used in this research is the procedural model is a model which is descriptive, showing the steps to be followed to produce a product in the form of instructional media. Development procedures are performed based media development procedures by Borg and Gall (1983) and in accordance with the development of research methods and Innovation Policy Research Center of Education Research and Development Department of Education. Media production through several phases: analysis of potential and requirement, supporting data collection phase, the design phase of the media, media-making stage, and testing phase. The test phase carried out by expert testing, limited field test and the main field test. The results of the expert testing phase showed that the product development experts have a very good criterion based on a quantitative assessment by subject matter experts at 85.45% and 87.78% of media experts. Limited field tests and main field tests conducted to the students as the users of the product, and obtained excellent criteria based on percentage gains scores on each assessment test at 82.33% and 76.49%. Based on the analysis of the data in this research, it is concluded that the results of the development of media-based e-learning with Moodle software criteria obtained excellent review of aspects of materials and media.

(9)
(10)

Juli 2013

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF

BERBASIS E-LEARNING DENGAN PROGRAM MOODLE DALAM PERKULIAHAN MATERI INTERFERENSI GELOMBANG

1)Delisma Wisnu Adi, 2)Supurwoko, 3)Dyah Fitriana M.

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Jl. Ir. Sutami 36 A, Surakarta, email : delisma_wisnu@yahoo.co.id

ABSTRACT

The aim of this research is to to develop media-based learning e-learning with Moodle software with matter wave interference for Waves and Optics course Physics Education Departement at the Selebas Maret University review of aspects of materials and instructional media. Development models used in this research is the procedural model is a model which is descriptive, showing the steps to be followed to produce a product in the form of instructional media. Development procedures are performed based media development procedures by Borg and Gall (1983) and in accordance with the development of research methods and Innovation Policy Research Center of Education Research and Development Department of Education. Media production through several phases: analysis of potential and requirement, supporting data collection phase, the design phase of the media, media-making stage, and testing phase. The test phase carried out by expert testing, limited field test and the main field test. The results of the expert testing phase showed that the product development experts have a very good criterion based on a quantitative assessment by subject matter experts at 85.45% and 87.78% of media experts. Limited field tests and main field tests conducted to the students as the users of the product, and obtained excellent criteria based on percentage gains scores on each assessment test at 82.33% and 76.49%. Based on the analysis of the data in this research, it is concluded that the results of the development of media-based e-learning with Moodle software criteria obtained excellent review of aspects of materials and media.

Key words: physics, learning media, media-based e-learning, moodle.

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk mengembangkan media pembelajaran yang berbasis e-learning dengan program perangkat lunak moodle materi interferensi gelombang untuk perkuliahan Gelombang dan Optik di Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sebelas Maret ditinjau dari aspek materi dan media pembelajaran. Model pengembangan penelitian ini adalah model prosedural yaitu model yang bersifat deskriptif, menunjukkan langkah-langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan produk berupa media pembelajaran. Prosedur pengembangan yang dilakukan berdasarkan prosedur pengembangan media oleh Borg dan Gall (1983) dan sesuai dengan metode penelitian pengembangan dari Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan Badan Penelitian Dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional. Pembuatan media melalui beberapa tahap yaitu tahap analisis potensi dan kebutuhan, tahap pengumpulan data pendukung, tahap pembuatan desain media, tahap pembuatan media, dan tahap uji coba. Tahap uji coba dilakukan dengan uji ahli, uji lapangan terbatas dan uji lapangan utama. Hasil uji ahli menunjukkan bahwa produk pengembangan media memiliki kriteria sangat baik berdasarkan penilaian kuantitatif oleh ahli materi sebesar 85,45% dan ahli media sebesar 87,78%. Uji lapangan terbatas dan uji langapan utama dilakukan kepada mahasiswa sebagai pengguna produk media, dan diperoleh kriteria sangat baik berdasarkan perolehan skor prosentase penilaian pada masing-masing uji coba sebesar 82,33% dan 76,49%. Berdasarkan analisis data pada penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa hasil pengembangan media berbasis e-learning dengan program Moodle diperoleh kriteria sangat baik ditinjau dari aspek materi dan media.

Kata kunci: fisika, media pembelajaran, e-learning, moodle.

PENDAHULUAN

(11)

dampak diberbagai bidang termasuk pada bidang pendidikan. Pemanfaatan teknologi informasi ditujukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan (Prasojo&Riyanto,2011:5).

Pemanfaatan TIK telah diarahkan untuk digunakan pada sistem pengelolaan pendidikan di lingkungan program studi (Prodi) Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, selanjutnya disebut Prodi Pendidikan Fisika. Hal tersebut dapat diketahui dengan adanya fasilitas informasi dalam bentuk website untuk menyampaikan info kepada civitas akademik. Hal tersebut didukung dengan adanya fasilitas kampus berupa akses internet berupa jaringan nirkabel (wifi). Internet merupakan kumpulan komputer yang menggunakan jaringan komunikasi di seluruh dunia dan saling berhubungan (Prasojo&Riyanto,2011:178).

Berdasarkan angket analisis kebutuhan yang disebarkan ke beberapa mahasiswa diketahui bahwa sebagian besar mahasiswa telah memiliki komputer atau laptop. Mahasiswa juga sering mengakses internet untuk memperoleh materi untuk mengerjakan tugas

perkuliahan dan sebagai sarana interaksi sosial. Akses internet juga dianggap dapat membantu mahasiswa dalam memahami suatu materi perkuliahan. Dengan adanya fasilitas yang memadai dan kemanfaatan yang dirasakan mahasiswa seharusnya fasilitas internet tersebut dapat dimanfaatkan dengan lebih baik lagi salah satunya sebagai alternatif media pembelajaran.

Berdasarkan angket yang disebarkan ke beberapa mahasiswa yang sedang menempuh mata kuliah Gelombang & Optik pada tahun ajaran 2012/2013. Perkuliahan Gelombang & Optik memang telah menggunakan media berupa presentasi yang ditampilkan menggunakan LCD proyektor. Akan tetapi media tersebut masih mempunyai kekurangan. Hal tersebut dapat diketahui dari uraian saran dalam angket oleh mahasiswa B sebagai berikut :

“Media pembelajaran hendaknya lebih bervariasi, jika hanya ppt saja dan pemberian tugas, bisa berdampak pada kelesuan mahasiswa untuk belajar tentang materi/ mata kuliah yang bersangkutan”

Terlihat dari hasil uraian saran tersebut bahwa media tersebut dianggap kurang efektif dan efisien jika hanya menggunakan presentasi yang ditampilkan LCD. Media tersebut terkesan monoton karena hanya menggunakan media yang sama dan kurang bervariasi. Pemanfaatan TIK dengan baik dapat dikembangkan untuk memunculkan variasi media pembelajaran.

Menurut Arsyad (2011:4) media pembelajaran adalah alat untuk menyampaikan pesan-pesan atau materi pembelajaran. Peran TIK tersebut sebagai media pembelajaran diantaranya berupa media untuk menyampaikan materi kuliah berupa media presentasi yang ditampilkan melalui LCD proyektor maupun media internet untuk menyampaikan materi kuliah. Akan tetapi pemanfaatan TIK sebagai media pembelajaran masih menemui kekurangan diantaranya penggunaan media pada mata kuliah Gelombang & Optik.

Media pembelajaran yang memanfaatkan TIK salah satunya adalah media berbasis e-learning. Media berbasis e-learning merupakan salah satu media dengan bantuan aplikasi internet yang dapat menghubungkan antara siswa dan guru dalam pembelajaran di ruang belajar kelas online (Munir,2009:170). Berdasarkan angket diketahui bahwa sebagian mahasiswa pernah mengakses website berbasis e-learning. Website berbasis e-learning memang sudah tersedia di Prodi Pendidikan Fisika akan tetapi website tersebut masih jarang digunakan untuk menunjang perkuliahan. Hal tersebut dapat diketahui dari banyaknya kelas mata kuliah di website e-learning jumlahnya masih sedikit. Meskipun dibuka kelas mata kuliah tetapi sebagian hanya terisi sedikit materi yang ditampilkan padahal sebagian mahasiswa menganggap bahwa dengan bantuan media tersebut dapat membantu memahami materi perkuliahan. Pada dasarnya Media berbasis e-learning dapat berfungsi sebagai suplemen (tambahan) yang sifatnya opsional, komplemen (pelengkap), dan subtitusi (pengganti) dalam kegiatan pembelajaran sehingga dalam penerapan media menjadi fleksible sesuai kebutuhan dan keadaan proses pembelajaran.

Media berbasis e-learning mampu menghubungkan mahasiswa dan dosen untuk berkomunikasi secara virtual dengan fasilitas yang disediakan dalam perangkat penunjang media tersebut. Berdasarkan angket selama ini media yang memanfaatkan internet masih berupa blog/wordpress. Media tersebut dianggap belum mengakomodasi kegiatan interaksi antara dosen dengan mahasiswa maupun antar mahasiswa. Berbeda dengan media berbasis e-learning Implementasinya didukung oleh perangkat lunak berupa system aplikasi website diantaranya yaitu Moodle, Claroline, Atutor dan E-front. Dari beberapa perangkat lunak untuk media berbasis e-learning, program Moodle memberikan kemudahan dalam pengoperasiannya dan menyajikan fitur-fitur penting penunjang pembelajaran tersebut misalnya: tugas, quis, komunikasi, kolaborasi, serta fitur utama yang dapat mengunggah berbagai format materi pembelajaran. Istilah Moodle merupakan akronim dari Modular Object Oriented Dynamic Learning Environment yang berarti lingkungan pendidikan belajar dinamis dengan menggunakan model yang dikembangkan dengan konsep berorientasi (Munir, 2009:180).

(12)

Juli 2013

juga dirasa kurang dibandingkan dengan materi yang harus dipelajari. Hal tersebut diketahui dari uraian komentar oleh mahasiswa E dalam angket sebagai berikut :

“Perkuliahan gelombang optic menurut saya masih kurang jika hanya 3 sks karena memang meterinya yang banyak dan sulit. Ketika memang hanya 3sks perlu adanya pembelajaran di luar kelas contohnya melalui e-learning baik itu pemberian tugas atau ujian. Selain iitu juga materi perkuliahan bias diupload di blog(web yang sumbernya bisa dipercaya (mungkin dari dosennya sendiri) sehingga dapat membantu memahami materi kuliah gelombang dan optik diluar jam kuliah perlu adanya

penggemblengan materi juga untuk gelombang dan optik, karena memang sulit dipahami.”

Terlihat dari uraian komentar tersebut bahwa waktu perkuliahan ynag sebenarnya sudah 3 sks dianggap masih kurang untuk menyajikan materi perkuliahan. Sebagai alternatif materi perkuliahan dapat disampaikan diluar kuliah dengan memanfaatkan media pembelajaran salah satunya media berbasis e-learning. Media berbasis e-learning menyajikan fitur-fitur menarik yang dapat dikelola sesuai kebutuhan pembelajaran yaitu dapat diisi dengan materi pembelajaran berbagai bidang studi. Dengan adanya fitur-fitur tersebut diharapkan mampu mengarahkan mahasiswa untuk belajar diluar kelas.

Dari uraian latar belakang, maka perlu dikembangkan media interaktif berbasis e-learning dengan program Moodle dalam perkuliahan materi interferensi gelombang.

KAJIAN TEORI

E-learning terdiri dari huruf e yang merupakan singkatan dari electronic dan kata learning yang artinya pembelajaran. Dengan demikian

e-learning bisa diartikan sebagai pembelajaran dengan memanfaatkan bantuan perangkat elektronik. Vaughan Waller (2001) dalam Munir (2009:169) menjelaskan bahwa “e-learning adalah proses belajar secara efektif yang dihasilkan dengan cara menggabungkan

penyampaian materi pembelajaran sacara digital yang terdiri dari dukungan dan layanan dalam belajar”. Sedangkan Prasojo dan Riyanto (2010:211) memberikan pengertian e-learning adalah “proses instruksi yang melibatkan penggunaan peralatan elektronik dalam menciptakan, membantu perkembangan, menyampaikan, menilai dan mempermudahkan suatu proses pembelajaran”.

Tujuan dalam penyelenggaraan e-learning dalam pembelajaran menurut Sanaky(2009:204-205) adalah sebagai berikut : a.Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Pembelajar b.Mengubah Gaya Belajar Pembelajar yang Pasif Kepada Budaya Belajar Aktif c.Mengubah Budaya Mengajar Pengajar d.Memperluas Basis dan Kesempatan Belajar untuk Masyarakat e.Mengembangkan dan Memperluas Produk serta Layanan Baru.

Implementasi e-learning harus didukung oleh program komputer. Terdapat banyak penyedia program e-learning diantaranya adalah program LMS Moodle. LMS singkatan dari Learning Management System. Menurut Surjono (2010:3) “LMS adalah perangkat lunak yang digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran dan resources multimedia secara online berbasis web, mengelola kegiatan pembelajaran serta hasil-hasilnya, memfasilitasi interaksi komunikasi, kerjasama antar pengajar dan peserta didik”.

Istilah moodle singkatan dari Modular Object Oriented Dynamic Learning Environment yang berarti lingkungan belajar dinamis dengan menggunakan modul berorientasi objek atau merupakan paket lingkungan pendidikan berbasis web yang dinamis dan dikembangkan dengan konsep berorientasi objek. Dalam penyelenggaraannya Moodle memberikan paket perangkat lunak yang lengkap untuk mendukung pembelajaran.

Kelebihan program Moodle sebagai basis penyelenggaraan e-learning menurut Munir (2009:180), antara lain : a. Penggunaannya tepat untuk kelas online dan hasil belajar relatif sama baiknya dengan belajar secara langsung tatap muka dengan pengajar. b. Pengajar dapat mengubah dan mengatur materi pembelajaran secara langsung. c. Pengoperasian program moodle bersifat sederhana, sehingga mudah, relatif murah, dan efisien sehingga dapat dipelajari oleh siapapun untuk kegiatan pembelajaran. d. Program moodle mudah diinstal pada komputer yang bisa mendukung PHP (Hypertext Preprocessor) dengan hanya membutuhkan satu data-base. e. Setiap pilihan pelajaran dilengkapi dengan penjelasan dan dapat dipilah menjadi beberapa kategori karena moodle mampu mendukung 1000 lebih pelajaran. f. Segi keamanan terjamin dengan baik karena program moodle menyediakan formulir pendaftaran untuk pelajar yang telah diperiksa validitasnya. g. Program moodle dapat diatur untuk berbagai bahasa, sehingga memudahkan setiap pengguna untuk memilih bahasa yang digunakan termasuk bahasa Indonesia.

(13)

komputer di dalam jaringan-jaringan tersebut”. Berdasarkan dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa internet merupakan jaringan dari berbagai komputer yang terhubung satu dengan yang lainnya.

Prinsip Superposisi pada Interferensi Gelombang

Banyak fenomena gelombang yang menarik di alam tidak dapat dijelaskan oleh gelombang individu. Sebaliknya, seseorang harus menganalisa persamaan gelombang dalam hal kombinasi perambatan gelombang. Untuk menganalisis kombinasi gelombang tersebut, seseorang dapat memanfaatkan prinsip superposisi “Jika dua atau lebih gelombang perjalanan bergerak melalui media, nilai resultan dari fungsi gelombang pada setiap titik adalah jumlah aljabar dari nilai-nilai dari fungsi gelombang dari gelombang individu”

(Serway,2004:545). Kombinasi gelombang terpisah berada di tempat sama yang menghasilkan perpaduan gelombang disebut interferensi. Berikut akan dijelaskan prinsip superposisi yaitu interferensi gelombang untuk beberapa bentuk perpaduan gelombang. Jika dua gelombang merambat ke kanan dan memiliki frekuensi yang sama, panjang gelombang, dan amplitudo tetapi berbeda dalam fase, memiliki fungsi gelombang masing-masing sebagai berikut

ψ

1

=

A

sin

(

kx−ωt

)

ψ

2

=

A

sin

(

kx−ωt

+

ϕ

)

dimana k=2π/λ, =2πf, dan φ merupakan beda fase, maka resultan kedua gelombang jika bertemu memenuhi prinsip superposisi memenuhi persamaan :

ψ

1

2

ψ

=

A

sin

(

kx−ωt

)+

A

sin

(kx

−ωt+

ϕ

)

dengan mengingat sifat-sifat trigonometri, maka diperoleh persamaan

ψ=

2

A

cos

(

ϕ

2

)

sin

(

kx−ωt

+

ϕ

2

)

Jika dari persamaan dianggap bahwa a=

kx

ωt

dan b=

kx

ωt

+

ϕ

maka hasil superposisi diperoleh

ψ=

2

A

cos

(

ϕ

2

)

sin

(

kx−ωt

+

ϕ

2

)

Rapat energi gelombang menunjukan energi yang dibawa oleh gelombang tiap satuan panjang. Energi yang dibawa tersebut adalah energi kinetik dan energi potensial. Maka energi yang dibawa gelombang dpat dituliskan sebagai :

E=Ek+Ep

maka rapat energi gelombang tiap satuan panjang adalah

e

=

ρ

l

v

2

(

dx

)

2

dimana

ρ

l adalah massa tiap satuan panjang.

Pada gelombang yang tidak mengalami perubahan baik besar maupun bentuknya selama perambatan, maka rapat energi yang dibawa oleh gelombang tersebut adalah

Jika dua buah gelombanng transversal yang mempunyai bidang getar yang sama masing-masing dituliskan sebagai :

ψ

2

=

ψ

0

sin

(

k

2

x

+

ω

2

t

)

(14)

Juli 2013

Gelombang tersebut bersuperposisi maka akan menghasilkan gelombang baru E yang dituliskan sebagai

ψ=ψ1+ψ2 maka gelombang hasilnya dapat dituliskan sebagai :

ψ=2ψ0sin

(

k1+k2

maka diperoleh persamaan hasil resultan geolmbang sebagai berikut

ψ=2ψ0sin(kx+ωt)cos(Δ kxΔωt)

b.Gelombang Berdiri / Stasioner

Gelombang berdiri merupakan suatu gelombang yang tidak memiliki pola gelombang (titik simpul dan titik perut) yang muncul untuk bergerak dalam arah yang manapun dalam lintasan gelombang. Untuk menjelaskan gelombang berdiri yaitu menggunakan prinsip superposisi yang menerangkan bagaimana gelombang yang masuk dan gelombang yang direfleksikan bergabung membentuk gelombang berdiri. Untuk menentukan persamaan gelombang berdiri yaitu dengan menerapkan prinsip superposisi dua gelombang dengan amplitudo yang sama, periode yang sama, dan panjang gelombang yang sama dan menjalar dalam arah berlawanan.

Jika diketahui dua gelombang sebagai berikut : ψ1 = ψ0 sin (kx + ωt) (Berjalan ke kiri)

ψ2 = - ψ0 sin (kx – ωt) (Berjalan ke kanan hasil refleksi)

Fungsi gelombang berdiri merupakan jumlah dari fungsi-fungsi gelombang individu tersebut : ψ = ψ1 + ψ2

ψ = ψ0 sin (kx + ωt) + (- ψ0 sin (kx – ωt))

ψ = (2ψ0 sin kx) cos ωt

METODE PENELITIAN

Model Pengembangan merupakan dasar untuk mengembangkan produk yang akan dihasilkan. Model pengembangan dapat berupa model prosedural, model konseptual, dan model teoritik. Model pengembangan yang dipakai dalam penelitian ini adalah model prosedural yaitu model yang bersifat deskriptif, menunjukkan langkah-langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan produk berupa media

(15)

HASIL PENELITIAN

Tahap analisis kebutuhan diperoleh pembahasan materi yang akan ditampilkan adalah interferensi gelombang. Tahap pembuatan desain dan pembuatan media diperoleh rancangan dan produk pengembangan media berupa media berbasis e-learning yang memanfaatkan fitur program Moodle yaitu fitur page, file, assigment, chat, dan forum pada menu Add an activity or a resource dengan menambahkan media berupa presentasi online Prezi dan modul materi berformat portable document format (.pdf). Tahap uji coba dilakukan dengan uji ahli, uji lapangan terbatas dan uji lapangan utama. Uji ahli dilakukan oleh ahli materi dan ahli media. Media yang telah dibuat divalidasi oleh ahli materi bidang ilmu Fisika dan ahli media pembelajaran. Hasil validasi ahli adalah sebagai berikut:

1. Validasi Ahli Materi

Validasi produk media atau uji ahli yang pertama dilakukan oleh ahli materi bidang Fisika. Review ini peneliti percayakan kepada ahli materi mata kuliah Gelombang dan Optik dari lingkup dosen Fisika sendiri. Dari review yang dilakukan oleh ahli materi didapat hasil secara kuantitatif memiliki prosentase 85,45%. Data kuantitatif menghasilkan data kualitatif yang menyatakan produk pengembangan media pembelajaran berbasis e-learning memiliki kriteria baik. Hasil review yang dilakukan ahli media diperoleh kesimpulan sebagai berikut: a) Aspek kesesuiaan materi dengan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan tujuan pembelajaran serta kebenaran konsep materi yang disajikan media diperoleh kriteria baik. b) Aspek sistematika materi dan kelengkapan informasi termasuk keterangan yang diperlukan dan daftar pustaka pada media diperoleh kriteria sangat baik. c) Aspek kemudahan dalam pemahaman konsep dan kontekstualitas materi yang disajikan media diperoleh kriteria baik.

2. Validasi Ahli Media Pembelajaran

Validasi produk media atau uji ahli yang kedua dilakukan oleh ahli media yang menguasai ilmu bidang Fisika. Review ini peneliti percayakan kepada ahli media dari lingkup dosen Fisika sendiri. Hasil review yang dilakukan oleh ahli media didapat hasil secara kuantitatif memiliki prosentase 87,78% dan kemudian menghasilkan data kualitatif yang menyatakan produk pengembangan media pembelajaran berbasis e-learning memiliki kriteria sangat baik. Hasil review yang dilakukan ahli media diperoleh kesimpulan sebagai berikut: a) Produk pengembangan media aspek kesesuaian dan keefektifan jika digunakan dalam pembelajaran diperoleh kriteria baik. b) Produk pengembangan media aspek kemudahan dan kesederhanaan dalam pengoperasian media diperoleh kriteria sangat baik. c) Produk pengembangan media aspek tampilan (layout, warna, tulisan dan bahasa) diperoleh kriteria baik. d) Produk pengembangan media aspek interaktif, dan kesesuaian dengan karakter mahasiswa diperoleh kriteria sangat baik.

Uji lapangan terbatas dilakukan dengan pengisian angket online oleh kelompok kecil sebagai pengguna produk pengembangan media yaitu 9 mahasiswa Pendidikan Fisika. Kemudian mahasiswa mengisi angket yang telah tersedia secara online di website e-learning. diperoleh data kuantitatif prosentase penilaian melalui angket sebesar 82,33%. Berdasarkan data kuantitatif tersebut diperoleh data kualitatif yang menyatakan produk pengembangan media pembelajaran berbasis e-learning berada pada rentang kriteria sangat baik Uji lapangan utama (Main Field Testing) dilakukan terhadap kelompok besar pengguna produk yang dikembangkan yaitu 41 mahasiswa Pendidikan Fisika. Uji coba lapangan utama menggunakan metode yang sama dengan uji coba lapangan terbatas yaitu dengan pengisian angket secara online oleh mahasiswa. Perbedaan uji coba kali ini adalah media yang diujikan telah direvisi berdasarkan masukan pada uji coba sebelumnya. Jumlah mahasiswa yang mengisi angket online pada uji kali ini lebih banyak dibandingkan dengan uji coba

sebelumnya. Hasil uji coba lapangan utama diperoleh data kuantitatif sebesar 76,49%. Berdasarkan data kuantitatif tersebut diperoleh data kualitatif yang menyatakan produk pengembangan media pembelajaran berbasis e-learning berada pada rentang kriteria sangat baik. Berdasarkan setiap tahap uji telah dilakukan revisi terhadap media yang dikembangkan untuk mendapatkan media yang lebih baik dari aspek kualitas media. Setiap proses revisi media telah melibatkan ahli materi dan ahli media.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

(16)

Juli 2013

2. Pengembangan media berbasis e-learning dengan program Moodle dengan materi interferensi gelombang untuk perkuliahan Gelombang dan Optik setelah melewati tahap uji coba ahli materi dan ahli media, produk yang dihasilkan memiliki kriteria sangat baik berdasarkan penilaian kuantitatif oleh ahli materi sebesar 85,45% dan ahli media sebesar 87,78%.

3. Produk pengembangan media berbasis e-learning dengan program Moodle dengan materi interferensi gelombang untuk perkuliahan Gelombang dan Optik setelah melewati tahap uji lapangan terbatas dan uji coba langapan utama yang dilakukan kepada pengguna (mahasiswa) diperoleh kriteria sangat baik dengan perolehan skor penilaian masing-masing 82,33% dan 76,49%.

DAFTAR PUSTAKA

Abas, Liunir, Widiati & Ana. (2009). Pengembangan Media E-learning Building Blocks pada Perkuliahan Kajian Pendidikan Teknologi Kejuruan. Jurnal Pendidikan Teknologi Kejuruan. Diperoleh 15 Januari 2012, dari http://isjd.pdii.lipi.go.id/index. php/Search. html? act=tampil&id=70708&idc=32

Alonso, Marcelo. (1992). Dasar-Dasar Fisika Universitas. Jakarta : Erlangga.

Angkowo,Robertus dan A.Koasih. (2007). Optimalisasi Media Pembelajaran. Jakarta: PT Grasindo. Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta. Arsyad,Azhar. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Barolli, Leonard., Koyama, Akio., Durresi, Arjan.,& De Marco, Giussepe. (2006). A Web-based E-learning System for Increasing Study Efficiency by Stimulating learner’s motivation. Diperoleh 16 Januari 2012, dari http://www.qou.edu

/arabic/researchProgram/eLearningResearchs/webBased.pdf

Borg, W. R. & Gall, M. D. (1983). Educational Research: An Introduction Fourth Edition. New York: Longman. Giancoli,Douglas C. (2001). Fisika Jilid I. Jakarta : Erlangga.

Hirose, Akira, & Lonngren, Karl E. (1985). Introduction to Wave Phenomena. Kanada : John Wiley&Sons,Inc.

El-Sofany, Hosam F., Hasnah, Ahmad M., Al Ja’am, Jehad M., Ghaleb, Fayed F.M.,& El-Seoud, Samir A., (2005). A Web-Based E-learning System Experiment. Diperoleh 15 Januari 2012, dari http://www.ijcis.info/Interna tional%20Journal% 20of %20Computing%20and%20I nformation%20Sciences_files/Vol4N1_EBEL/pp%2022%20-%2029.pdf

Munir. (2009). Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung : Alfabeta. Prasojo,Lantip Diat dan Riyanto. (2011). Teknologi Informasi Pendidikan.Yogyakarta: Gava Media.

Purwaningsih, Dyah & Pujianto. Blended Cooperative E-learning (Bcel) Sebagai Sarana Pendidikan Penunjang Learning Community. Seminar Nasional UNY dengan tema “Peranan ICT (Information and Communication Technology) dalam Pembelajaran” Diperoleh 25 Juli 2012, dari http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/l ain-lain/pujianto-spdmpd/BLENDED%20Cooperative %20

E-LEARNING%20(BCeL)....pdf .

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I

Pembimbing II

(17)

Romi Satrio Wahono. (2006). Aspek Dan Kriteria Penilaian Media Pembelajaran. Diperoleh 12 Januari 2012, dari http://romisatriawahono.net/2006/06/21/aspek-dan-kriteria-penilaian-media-pembelajaran/

Sanaky, Hujair AH. (2009). Media Pembelajaran. Yogyakarta : Safira Insana Press.

Serway, R. A., & Jewett, J. J. W. (2010). Fisika untuk Sains dan Teknik. (diterjemahkan oleh: Chriswan S). Jakarta: Salemba Teknik. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : CV. Alfabeta.

Referensi

Dokumen terkait

Pada taraf signifikasi a = 0,05 dan dk = 8 maka t hitung > L tabel , dengan demikian H0 ditolak dan Hb diterima, artinya terdapat pengaruh dari perawatan kulit wajah

menyenangkan, bermain dengan kuda dan olahraga, bermain yang menyegarkan atau menontonnya, guyonan yang bukan dusta dan hal-hal lainnya yang menyebabkan keindahan

Karagenan dari ekstrak alga merah yang dikombinasikan dengan madu dapat diformulasikan menjadi wound dressing bentuk hidrogel, formula F1 adalah basis terbaik

Begitu juga dengan Ayam, jika sedang mengerami telurnya supaya bisa menetas maka ayam selalu berhenti makan untuk memanaskan badannya dengan cara puasa dan

 Membacakan cerita kepada kelompok  Siswa melakukan berbagai kegiatan terkait dengan wacana berbentuk naratif di luar tugas tatap muka dan terstruktur yang diberikan guru. 

Hasil penelitian didukung oleh kesimpulan jawaban responden yang menyatakan bahwa anggota organisasi setuju terhadap atmosfer organisasi yang memiliki program dan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) Keterampilan kepemimpinan kepala sekolah, 2) Strategi kepala sekolah dalam peningkatan mutu sekolah. Jenis penelitian ini

Apabila negara merupakan kekuasaan tertinggi (top) sebagai perencana rekayasa sosial keluarga dan masyarakat sebagai unit kecil negara (bottom), maka hubungan ini sangat