• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah dan Perkembangan Islam di Peranc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sejarah dan Perkembangan Islam di Peranc"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ISLAM DI PERANCIS

Dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Islam di Eropa, Australia, dan Amerika

Nama Dosen

Saiful Umam, M. A., Ph. D.

Oleh

Ilham Edlian (1113022000029)

PROGRAM STUDI SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H/2015 M

BAB II

PEMBAHASAN

A. Masuknya Islam ke Perancis

(2)

Islam berhasil menyerang Kota Toulouse, dan juga berhasil merebut Autun dan Poitiers. Namun, pasukan muslim berhasil dikalahkan oleh pasukan Karel Martel pada tahun 732 M. Kekalahan tersebut dinilai oleh para sejarawan sebagai penghambat utam perluasan kekuasaan Islam di Eropa1. Dimana pada

masa itu, kekuasaan Dinasti Muawiyah sedang gencar-gencarnya melakukan perluasan wilayah dunia Islam.

B. Migrasi Pra dan Pasca Perang Dunia Pertama

Setelah Perang Dunia Pertama, banyak buruh migran yang mencari penghidupan yang lebih layak di Perancis. Mayoritas imigran berasal dari negara-negara Afrika Utara yang juga merupakan protektorat Perancis, seperti Aljazair, Tunisia, serta Maroko. Jumlah yang paling besar berasal dari Aljazair, pada tahun 1912, sekitar 4000 hingga 5000 pekerja di Perancis berasal dari Aljazair, yang separuhnya bekerja di pabrik pengilangan minyak dan sejenisnya di sekitar Kota Marseille2. Eksodus besar-besaran penduduk Afrika

Utara, khususnya Aljazair ini terjadi akibat pemukiman di negeri mereka semakin terjepit oleh koloni Perancis yang bermukim di daerah perkotaan, sehingga membuat mereka sulit mendapatkan penghasilan. Selain itu, kebijakan kolonial Perancis juga mendukung mereka untuk bermigrasi dalam bentuk izin tinggal dan penduduk Perancis3.

Para imigran tiba pada awal abad ke-18 dan ke-19 karena proses industrialisasi. Hal ini adalah dampak dari penurunan tingkat kelahiran yang mengakibatkan negara kekurangan tenaga kerja. Perancis adalah pengecualian di Eropa Barat selama periode ini. Kebanyakan negara industri lainnya, termasuk Jerman, memiliki tingkat kelahiran yang lebih tinggi dan terutama negara-negara emigrasi. Kekurangan di pasar tenaga kerja Perancis dsemakin buruk sebagai akibat dari penurunan populasi yang dibawa oleh perang 1870-1871 dan 1914-1918. Untuk mengurangi ini, Perancis menmbuat perjanjian perekrutan tenaga kerja dengan Italia (1904, 1906, 1919), Belgia (1906), Polandia (1906) dan Cekoslowakia (1920). Pada awal tahun 1930-an, Perancis

1 Chase F. Robinson, dkk., The New Cambridge History of Islam Volume 1, The Formation of Islamic World Sixth to Eleventh Centuries (Cambridge: Cambridge University Press, 2010), h. 232.

2 Jorgen Nielsen, Muslims in Western Europe, Second Edition (Edinburgh: Edinburgh University Press, 1995), h. 6.

(3)

adalah negara yang paling penting kedua di dunia dalam hal imigrasi setelah Amerika Serikat. Pada saat itu ada sekitar 2,7 juta imigran tinggal di Perancis (6,6% dari total penduduk). Setelah Perang Dunia Kedua dan saat kemajuan ekonomi dari tahun 1950-an dan 1960-an, Prancis sekali lagi merekrut (terutama laki-laki) pekerja dari Italia, Portugal, Spanyol, Belgia, Jerman, Polandia dan Rusia. Pada saat yang sama, imigrasi dari bekas koloni meningkat karena perang pembebasan dan proses dekolonisasi. Sebagai hasil dari Perang Aljazair (1954-1962) dan selanjutnya kemerdekaan Aljazair pada tahun 1962, sebagian besar pemukim Perancis dan Aljazair pro-Prancis pindah ke Prancis4.

Di antara faktor penyebab migrasi penduduk negara protektorat Perancis adalah karena sulitnya hidup di tanah air sendiri dengan konflik yang terjadi dengan bangsa kolonial. Selain itu, Perancis juga sangat membutuhkan pekerja-pekerja kasar yang tidak diisi oleh tenaga kerja dari dalam negeri. Dengan demikian, dinamika yang terjadi di negara-negara protektorat Perancis dalam aspek politik, sosial, dan ekonomi telah berdampak pada pergerakan rakyat yang mulai terdesak oleh kolonialisme.

Pasca Perang Dunia Kedua, imigrasi warga Afrika Utara didominasi oleh penduduk Aljazair. Pada tahun 1957, sekitar 190.000 imigran Aljazair menyeberangi Laut Mediterania, kebanyakan dari mereka berasal dari daerah Tizi Ouzou, Setif, dan Constantine di timur laut Aljazair. Bahkan pada dekade berikutnya jumlah mereka mencapai seperempat juta jiwa5. Pada akhir

1950-an, imigran yang tiba bukan hanya dari Aljazair, namu juga dari Tunisia dan Maroko. Sehingga penduduk imigran di Perancis mencapai jumlah 48.000 pada tahun 19646.

4 “Focus Migration,” artikel diakses pada 30 Maret 2015 dari http://focus-migration.hwwi.de/France.1231.0.html?&L=1

5 Jorgen Nielsen, Muslims in Western Europe, Second Edition (Edinburgh: Edinburgh University Press, 1995), h. 8.

(4)

C. Masjid dan Organisasi Muslim

Posisi Islam sebagai komunitas agama Perancis telah dimuat dalam undang-undang pada 9 Desember tahun 19057. Dalam pasal pertama

undang-undang tersebut berbunyi, “Negara menjamin kebebasan kepercayaan”. Ini menjamin kebebasan dalam menjalankan ibadah, selama tidak mengganggu kepentingan publik. Pasal dua undang-undang tersebut menyebutkan bahwa , “Negara tidak memberikan pengakuan, memberikan gaji, atau menyediakan subsidi bagi agama mana pun8. Dengan demikian, karena Perancis menerapkan

sekularisasi antara negara dan agama, berbagai kegiatan keagamaan legal dilaksanakan, selama tidak mengganggu kepentingan publik. Dalam hal ini, agama Islam yang berkembang di Perancis tidak mendapatkan pengakuan, sebagaimana agama Kristen juga tidak diberikan fasilitas apa pun dalam gereja mau pun kependetaan.

Terdapat kurang lebih 1500 organisasi muslim di Perancis, masing-masing organisasi memiliki masjid tersendiri. Kecenderungan muslim Perancis adalah mereka berafiliasi kepada kelompok etnis atau asal tanah air9. Keadaan ini

adalah dampak dari undang-undang nomor 4 tahun 1905 yang menjamin

7 Jorgen Nielsen, Muslims in Western Europe, Second Edition (Edinburgh: Edinburgh University Press, 1995), h. 12.

8 Ibid..

(5)

kebebasan berorganisasi10. Undang-undang ini menjamin kebebasan

berorganisasi bagi seluruh penduduk Perancis, entah warga negara asli Perancis atau pun penduduk asing. Dengan syarat harus terdaftar resmi dalam pemerintah. Kebebasan ini berdampak pada menjamurnya jumlah organisasi yang didirikan oleh penduduk asing, khususnya yang berlatarbelakang muslim11.

Masjid pertama di Perancis adalah Grande Mosquée de Paris ("Masjid Raya Paris") adalah sebuah masjid yang terletak di arondisemen Ve. Masjid ini didirikan setelah Perang Dunia I sebagai tanda terima kasih Perancis kepada tirailleurs Muslim dari koloni yang turut berperang melawan pasukan Jerman. Masjid ini dibangun mengikuti gaya mudejar. Menaranya memiliki tinggi 33 meter. Masjid ini diresmikan oleh Presiden Gaston Doumergue pada tanggal 15 Juli 1926Pada bulan September 1976, pemerintah mengeluarkan surat edaran melalui Sekretariat Negara Pekerja Imigran yang berisi dukungan untuk meningkatkan kondisi sosial dan menjaga akar dan identitas budaya para pekerja migran12. Dengan adanya surat edaran ini, para buruh migran

mendapatkan bantuan keuangan yang diperuntukkan untuk berbagai tujuan. Dalam hal ini, para imigran muslim memeroleh pengakuan dan bantuan keuangan dari pemerintah Perancis. Mereka mungkin lupa bahwa Islam adalah sebuah unsur integral dari sebuah budaya13.

Perkembangan Islam dan masjid di Prancis juga ditulis oleh seorang Islam kini makin mengemuka di negara itu. Islam di Prancis bukan lagi agama yang di masa lalu bergerak secara diam-diam14.

Masjid pertama yang dibangun di Perancis adalah Masjid Paris yang dibangun pada tahun 1926. Istilah yang digunakan oleh pemerintah Perancis

10 Jorgen Nielsen, Muslims in Western Europe, Second Edition (Edinburgh: Edinburgh University Press, 1995), h. 13.

11 Ibid..

12 Ibid., h. 14. 13 Ibid..

14 “Islam di Perancis Terbesar di Eropa,” artikel diakses pada 30 Maret 2015 dari

(6)

untuk mengidentifikasi tempat ibadah umat Islam adalah mosquee, istilah lain juga menyebutkan salles de priere15. Perancis tidak melakukan sensus khusus untuk menghitung jumlah masjid saat ini, Penghitungan ini sifatnya hanya perkiraan yang dilakukan oleh lembaga Legrain16. Sementara itu, menurut

survei yang dilakukan kelompok Muslim Prancis, sampai tahun 2003, jumlah masjid di seantero Prancis mencapai 1.554 buah17. Mulai dari yang berupa

ruangan sewaan di bawah tanah sampai gedung yang dimiliki oleh warga

Namun hingga saat ini, diperkirakan terdapat 1500 tempat ibadah umat Islam, meskipun kebanyakan ukuran sangat kecil dan minim perlengkapan18.

Hal ini tentu sangat bertolakbelakang dengan kebutuhan umat Islam akan tempat ibadah, terutama untuk ibadah sholat Jumat. Selain itu, bukan hal yang mudah untuk membangun sebuah masjid di Perancis, selain proses administrasi yang rumit, dari segi arsitektur pun harus diperhatikan agar sesuai dengan infrastruktur kota. Hingga tahun 2010, diperkirakan jumlah muslim di Perancis telah mencapai lebih dari empat juta jiwa19.

D. Pendidikan

Pada tahun 1980, data statistik menunjukkan bahwa hampir sembilan persen anak-anak di bawah usia 14 tahun adalah imigran. Data tersebut juga

15 Ibid..

16 Jorgen Nielsen, Muslims in Western Europe, Second Edition (Edinburgh: Edinburgh University Press, 1995), h. 15.

17 “Islam di Perancis Terbesar di Eropa,” artikel diakses pada 29 Maret 2015 dari

http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-mancanegara/09/07/27/65037-islam-di-prancis-terbesar-di-eropa

18 “Islam in France,” artikel diakses pada 29 Maret 2015 dari http://www.euro-islam.info/country-profiles/france/

19“Pemerintah Perancis: Ada 4000 Muallaf Setiap Tahun,” artikel diakses pada 29 Maret 2015 pada

(7)

menunjukkan bahwa dua per tiga dari mereka duduk di bangku taman kanak-kanak dan sekolah dasar20. Berikut adalah data jenjang pendidikan imigran di

Perancis.

Sementara itu, dengan semakin meningkatnya populasi muslim di Perancis, kebutuhan akan tersedianya fasilitas pendidikan Islam pun makin bertambah. Menurut peraturan, sekolah swasta tidak mendapat biaya operasional tahunan dari negara. Hambatan lainnya adalah, pada tingkat sekolah dasar pelajaran agama belum mendapatkan tempat di dalam kurikulum sekolah21. Hal ini

tentunya akan mempersulit anak-anak penduduk muslim untuk memeroleh pendidikan agama secara komprehensif.

Selama beberapa tahun, sekolah swasta lebih sering disponsori oleh perusahaan-perusahaan swasta yang peduli dengan pendidikan muslim. Hukum Negara mengatur hal ini pada tahun 1959. Terdapat dua pilihan, yaitu kontrak sederhana dan juga kontrak asosiasi22. Pendidikan agama untuk komunitas

muslim lebih signifikan dilaksanakan dalam keluarga, masjid, atau pun organisasi muslim. Sektor pendidikan ini lebih mengutamakan terhadap belajar mengajar al-Qur’an di luar jam sekolah reguler.

Awalnya, sebuah sekolah didirikan di Vitrerie, pinggiran selatan Paris. kurikulumnya disesuaikan dengan kurikulum pendidikan nasional Prancis,

20 Jorgen Nielsen, Muslims in Western Europe, Second Edition (Edinburgh: Edinburgh University Press, 1995), h. 20.

21 “Islam in France,” artikel diakses pada 30 Maret 2015 dari http://www.euro-islam.info/country-profiles/france/

(8)

namun ada tambahan pelajaran khusus muatan lokal tentang keislaman, seperti bahasa Arab dan agama Islam. Education et Savior adalah sekolah kedua yang dibuka di Paris setelah sekolah Reussite di pinggiran Aubervilliers, utara Paris, dan yang keempat di Prancis. Dua sekolah swasta Islam lainnya adalah Ibn Rushd di Kota Lille, utara Prancis, dan Al-Kindi di Kota Lyon23.

E. Kondisi Ekonomi

Mayoritas penduduk muslim Perancis bekerja sebagai buruh pabrik yang terkonsentrasi di kota-kota industri seperti Marseilles, Lyons, Lille, dan tentunya Paris24. Kondisi ini pada masa awal imigran datang terjadi karena

rendahnya pendidikan dan keterampilan para imigran. Dalam jumlahnya yang minoritas, muslim Perancis ternyata mendapat predikat sebagai komunitas muslim dengan tingkat pengangguran terendah di antara negara-negara Eropa bagian barat25. Di antara para pemuda, terdapat pekerja yang memiliki

pendidikan yang cukup tinggi dan dipekerjaan di bidang yang membutuhkan keterampilan khusus. Hingga tahun, 1980, kesulitan ekonomi dan terbukanya lapangan kerja memengaruhi wanita untuk juga ikut bekerja. Namun, hanya wanita keturunan Turki yang menunjukkan kesiapan untuk menangkap peluang ini.

F. Keterlibatan Muslim dalam Masyarakat

Dalam bidang politik, belum ada yang terlibat dalam parlemen negara Perancis. Tetapi, terdapat beberapa perwakilan Perancis di Parlemen Uni Eropa yang berlatarbelakang muslim. Sementara itu, anggota kabinet muslim pertama dalam sejarah Perancis adalah Menteri Kesetaraan, Azouz Begag. Beliau ditunjuk oleh Perdana Menteri Dominique de Villepin hal pada bulan Juni 200526.

Sementara itu, kontribusi muslim dalam masyarakat Perancis terlihat lebih signifikan dalam bidang olahraga. Setidaknya, saat ini terdapat empat pemain beragama Islam dalam Piala Dunia 201427. Banyaknya warga imigran, maupun 23 “Islam di Perancis Terbesar di Eropa,” artikel diakses pada 30 Maret 2015 dari

http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-mancanegara/09/07/27/65037-islam-di-prancis-terbesar-di-eropa

24 Jorgen Nielsen, Muslims in Western Europe, Second Edition (Edinburgh: Edinburgh University Press, 1995), h. 12.

25 Ibid..

26 “Islam in France,” artikel diakses pada 30 Maret 2015 dari http://www.euro-islam.info/country-profiles/france/

(9)

generasi selanjutnya dari para imigran yang tinggal di Perancis, menuntut adanya kesetaraan dalam berbagai bidang. Dalam hal ini, olahraga adalah media yang tepat untuk menunjukkan hak yang sama bagi semua lapisan masyarakat tanpa memandang latar belakang suku, agama, maupun ras.

G. Hambatan Ibadah Muslim di Perancis28

1. Tempat Ibadah

Setidaknya ada 1.500 tempat ibadah Islam di Perancis, meskipun cukup banyak, tetapi sebagian besar masjid tidak memadai kapasitasnya. Membangun masjid baru sangat sulit, dan acap kali mengundang protes dari masyarakat lokal dan peemblokiran oleh otoritas setempat. Namun, ada beberapa tanda-tanda bahwa segala sesuatu telah meningkat selama beberapa tahun terakhir.

2. Pemakaman

Selain pemakaman sekuler, peraturan yang telah dibuat oleh pemerintah daerah telah memungkinkan praktik penguburan Islam. Namun, kurangnya ruang, pemerintah membuat peraturan untuk memberikan hak pemakaman hanya untuk beberapa periode waktu tertentu. Karena ini adalah bertentangan dengan ajaran Islam, kebijakan telah menimbulkan protes dari masyarakat.

3. Penyembelihan Halal

Penyembelihan halal diperbolehkan dalam pemotongan hewan yang ditunjuk dan paling banyak kali tidak kesulitan di Perancis. Namun, ketika permintaan daging sedang tinggi, kapasitas fasilitas penyembelihan konvensional tersebut dapat dialihkan ke praktek penyembelihan halal di tempat-tempat yang ditunjuk. Terdapat masalah terus-menerus dengan label dan distribusi makanan halal. Dewan Eksekutif Muslim telah berjanji untuk mengatasi masalah, tapi banyak masyarakat khawatir bahwa hal itu tidak akan memiliki kewenangan yang cukup luas untuk menerapkan ide-idenya. Pada tahun 2005, sebuah restoran cepat saji baru dibuka di Paris yang direncanakan hanya untuk menyediakan makanan halal. Dalam plesetan dari kata Perancis untuk Arab, ia dinamai "Beurger King Muslim".

4. Hijab

(10)
(11)

DAFTAR PUSTAKA

“Focus Migration,” artikel diakses pada 30 Maret 2015 dari http://focus-migration.hwwi.de/France.1231.0.html?&L=1

“Islam di Perancis Terbesar di Eropa,” artikel diakses pada 30 Maret 2015 dari

http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-mancanegara/09/07/27/65037-islam-di-prancis-terbesar-di-eropa

“Islam in France,” artikel diakses pada 28 Maret 2015 dari http://www.euro-islam.info/country-profiles/france/

“Pemerintah Perancis: Ada 4000 Muallaf Setiap Tahun,” artikel diakses pada 29

Maret 2015 pada

http://www.muslimdaily.net/berita/internasional/pemerintah-prancis-ada-4000-muallaf-di-prancis-setiap-tahun.html

Brazil 2014 FIFA World Cup,” artikel diakses pada 30 Maret 2015 dari http://www.uefa.com/worldcup/season=2014/teams/team=43/index.html Nielsen, Jorgen. Muslims in Western Europe. Edinburgh: Edinburgh University

Press, 1995.

Robinson, Chase F., dkk. The New Cambridge History of Islam Volume 1, The Formation of Islamic World Sixth to Eleventh Centuries. Cambridge: Cambridge University Press, 2010.

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai respon dari keadaan ter sebut, Presiden BJ Habibie sebagai pemegang kekuasaan peme rintahan ad intern saat itu, telah menetapkan Undang Undang No mor 22 Tahun 1999,

[r]

Unique Candle Gifts are popular because its candles last for 14-15 hours and also available in various scented fragrance. The candles that are prepared are not shaped in an

kesempatan. Ketika anak-anak kami masih balita, selama bertahun-tahun kami mengambil waktu setiap hari untuk menceritakan cerita-cerita bergambar dari Alkitab. Mereka tetap

Mereka terus mengingatkan klien mereka bahwa mereka dibutuhkan dengan cara yang halus, "Saya telah menolong Anda pada saat yang kritis itu, tanpa saya, Anda tidak

Pada hari ini Senin tanggal tujuh bulan April tahun dua ribu empat belas , Kelompok Kerja (Pokja) Jasa Konsultansi Unit Layanan Pengadaan (ULP) Barang/Jasa Kota Langsa

Refrigerator water filters are an excellent option for individuals or families that are looking for a way to combine the health benefits of a water filter and the enjoyment of

What have been done in process to improve environmental performance or reduce environmental impact in company?. Details of clean technology introduction within a mill Project